D'Journal Reguler Edisi 51

Page 1

Edisi 51 | XI | 2011 | www.lpmjournal.com Liputan :

Bicara Jadwal Bicara Keterbatasan Di Balik “Pesta Topeng” Expo


O

rang tua dan anak adalah satu kesatuan. Saling melengkapi dan berbagi. Orang tua memberi teladan dan ngemong anakanaknya. Anak-anak berbakti agar membanggakan orang tuanya. Jika terjadi perbedaan pandangan, harusnya mereka berbagi tempat duduk, bertukar suara, menemukan jalan tengah bersama. Mungkin semakin indah jika ditemani secangkir teh, seperti salah satu iklan teh celup di layar televisi. Lembaga dan mahasiswa seyogyanya dapat membangun rasa memiliki. Namun perlu diingat, rasa memiliki di sini bukan hanya tentang penghargaan, namun juga tentang keterbukaan. Buletin D'Journal kembali hadir di tengah persiapan Expo pertengahan November ini. Expo merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mengakrabkan diri dengan Organisasi Mahasiswa (Orma) di STMIK Amikom Yogyakarta. Dengan tema “Masquerade”, tentu ada filosofi yang tersirat dan layak diketahui. Are we really happy here? With this lonely game we play. Looking for words to say. Searching but not finding. Understanding anywhere. We're lost in a masquerade.

D’Journal Redaksi Buletin D'Journal menerima kiriman pembaca dalam rubrik Wacana, Pojok Sastra dan Seputar Teknologi Informasi. Buletin D'Journal juga terbuka untuk hak jawab, saran, dan kritik berkaitan dengan konten ataupun tampilan dari buletin D'Journal. Tulisan dapat dikirim ke alamat: redaksilpmjournal@gmail.com

Selamat menikmati Buletin D'Journal Edisi 51 ini. Menikmati dengan segelas teh panas atau segelas teh dingin. Kawan-kawan pasti mengerti. Salam pers mahasiswa!

DITERBITKAN OLEH : LPM Journal STMIK Amikom Yogyakarta. PELINDUNG : Drs. M. Idris Purwanto, M.M. PEMBINA : Jaeni, S. kom. PIMPINAN UMUM : Ika Nurindah P. WAKIL PIMPINAN UMUN : Deni Dwi K. SEKRETARIS UMUM : Melinda Detya R. PIMPINAN REDAKSI : Ilham Bagus P. PIMPINAN PRODUKSI : Fery Eka A. REDAKTUR PELAKSANA : Satrio Rizki D, Sugiarti. REDAKTUR : Ilham Bagus P, Tirta Hadi Pranata. REPORTER : Deni Dwi K, Sugiarti, Meilinda Detya R, Ngaliman, Nurhapsoro Triyowibowo, Zani Noviansyah, Adam Ghifari, Ika Nurindah P. FOTOGRAFER : Adam Ghifari. LAYOUTER : Fery Eka A. ALAMAT REDAKSI : Ruang sekretariat bersama, STMIK Amikom Yogyakarta, JL. Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. EMAIL : lpmjournal@gmail.com. WEBSITE : www.lpmjournal.com . TELP : (0274) 7013524 .


Ilustrasi : Journal | Ilham

Menemukan Duri Bersama Perlu kekompakan dari lembaga dan dosen serta masukan konkret dari mahasiswa untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi terbaik.

denganku. Dan sekarang butuh waktu beberapa menit untuk menunggu terselesaikannya obrolan Rahma—biasa dia disapa—dengan Rum M. Andri, Pembantu Ketua I. Aku menghabiskan waktu menunggu dengan berbincang ringan dengan salah seorang satpam. Cuaca siang 02 November di STMIK Kawan perjalananku pamit untuk Amikom Yogyakarta sedikit petang. Bulan ini meninggalkan tempat. Tidak lama berselang aku memang banyak membawa bekal air hujan dipersilahkan untuk menemui Rahma di ruang sebanyak mahasiswa yang berjubel di kantin. Puket II. Di dalam, aku disambut oleh salah seorang Sebanyak kendaraan bermesin di wahana parkir staf. Dipersilahkan duduk. Tidak butuh waktu lama, Amikom. Sedang aku berada di Basement Unit V Rahma menemuiku. Wanita kelahiran 1967 ini yang lengang. Tidak ada kendaraan bermain di sini tersenyum di hadapanku. Menawari minuman. Dia sekarang. sedikit mencurahkan kelelahannya pasca akreditasi Penunjuk waktu digital di telepon di STMIK Amikom Yogyakarta, Purwokerto dan genggamku menandakan pukul 14.03. Tidak sabar Solo. Akreditasi ini memakan waktu satu bulan. rasanya. Aku bersama seorang kawan menyusuri Di sampingku sebotol teh, di samping Rahma dominasi warna ungu menuju satu tempat. Tempat segelas kopi. Perbincangan dibuka dari penerimaan di mana segelintir mahasiswa sibuk mengurus mahasiswa tahun ini. Dia menjelaskan tentang administrasi. Tempat di mana segelintir mahasiswa pembatasan mahasiswa di Amikom masih berada duduk mengobrol apa saja. Lantai satu Unit IV. pada batasan atas. Batasan atas yang dimaksud Kami sampai tanpa keringat yang berarti. adalah hampir sama dengan tahun kemarin. Tahun Memandang beberapa waktu lalu mendekatkan diri ini penerimaan mahasiswa 2540. Tidak berbeda dengan tiga orang satpam di timur laut. Aku jauh dengan tahun kemarin yang berjumlah 2470. menyebut satu nama yang akan kutemui, Rahma “Walaupun dengan penerimaan tersebut Widyawati. Dia adalah Pembantu Ketua II Kampus menimbulkan masalah, kelas sudah terisi sekitar 95 Ungu. Hanya butuh waktu sekitar dua minggu persen, laboratorium lebih tinggi lagi,�jelasnya. Hal sampai dia mempunyai waktu untuk bertatap muka ini menyulitkan mencari kelas pengganti jika dosen


yang mengajar berhalangan hadir. Permasalahan bertambah dengan semakin banyaknya mahasiswa yang menggunakan kendaraan pribadi. Di satu sisi sangat riskan jika mahasiswa baru dibatasi dalam penggunaan kendaraan bermotor. Gelaran acara Amikom Cycling juga kurang mendapat apresiasi dari mahasiswa. Padahal, acara ini dimaksudkan dalam rangka membentuk kesadaran bersama untuk bersepeda sehingga wahana parkir yang ada bisa dimaksimalkan. Dengan senyum yang tidak pernah surut, Rahma menjelaskan perihal fasilitas yang siap dan sedang dipersiapkan Amikom. berkaitan dengan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB), praktis hanya gedung Organisasi Mahasiswa (Orma) yang dapat dan sedang dibangun menjadi Student Centre. Dome Amikom juga belum dapat diowah-owah karena masih bersifat sewa. Keinginan membeli dome juga terkendala belum jelasnya kepemilikan tanah. “Mahasiswa banyak di samping berkah, juga cobaan,” canda Rahma kepadaku. Aku tersenyum. Walaupun demikian, Rahma tetap menekankan kualitas dalam bidang akademik. Dia juga berharap mahasiswa dapat berperan aktif untuk membantu mengontrol perkuliahan. “Dosen harus mengajar sesuai Satuan Acara Pengajaran (SAP),” imbuhnya. Rahma berharap jangan sampai dosen jarang masuk. Beralih ke kantin. Menurut Rahma, “idealnya kantin terletak di atas, bukan di basement”. Patut melihat bagaimana kantin yang penuh sesak, pengap dan penuh asap rokok. Persoalan ditambah tidak adanya kipas angin sebagai penyelamat. Namun untuk saat ini belum memungkinkan untuk dilakukan pembangunan kembali. Rencana yang sudah dicanangkan sering tidak match dengan anggaran. Dia menyayangkan sering dilanggarnya peraturan untuk tidak merokok di dalam kantin. Selanjutnya Rahma berharap agar peraturan di kantin dilaksanakan. Masih berlanjut. Perbincanganku dengan Rahma memasuki babak baru. Kemahasiswaan. Memang dilematis ketika berbicara tentang

04

kemahasiswaan pada mahasiswa. Walaupun sarana belum mendukung sepenuhnya, Rahma menghimbau agar mahasiswa dapat mengoptimalkan kegiatan sebaik mungkin. Dia mengambil contoh gelaran Expo yang akan dimulai pertengahan November ini. “Bisa saja panitia mencari sponsor dari perusahaan-perusahan yang berelasi dengan Amikom ,” ujarnya bersolusi terkait kekurangan dana yang dialami panitia Expo. Lembaga dan mahasiswa harus memiliki interaksi yang bagus, misal dengan transfer knowledge. Dengan demikian akan tumbuh rasa memiliki antara mahasiswa dan lembaga. Di samping Rahma duduk seorang staf, perempuan juga. Dan dia mengingatkanku untuk tidak lupa meminum teh botol di sampingku. Aku seakan lupa kalau tenggorokanku kering tertawa sepanjang obrolan. Aku meneguk setengahnya dan cerita belum akan selesai. Ketetapan M. Suyanto—selaku Ketua STMIK Amikom Yogyakarta—terkadang tidak didukung fasilitas yang ada. Ini menyebabkan kesan keponthalponthal bagi pengembangan kampus. Selain terkendala lahan yang sulit mendapat IMB—praktis hanya Student Center yang dapat dibangun, proses penganggaran juga menjadi masalah. Sedang program tembusan tidak bisa dilakukan tiba-tiba. Ada hal yang sempat ditanyakan Rahma padaku, juga pada mahasiswa-mahasiswa sepertiku. Aku sudah siap mendengarkannya. “Apakah fasilitas yang ada sudah dimaksimalkan mahasiswa?”. “Perlukah jam malam untuk Orma?”. Berbincang ringan di luar jalur. Tertawa bersama lembaga terasa menyenangkan. Semoga masih akan menyenangkan. Waktu menunjukkan pukul 15.47, aku tidak mau terlalu nyaman duduk di sandaranku. tertawa sebentar lalu berpamitan. Melanjutkan langkah ke tempat seharusnya aku berada. Kampusku memang menyajikan banyak cerita. Seru, juga sendu. Menatap langit senja dan aku tahu petang pasti akan beralih terang. Ilham


KOMPLIKASI RAWWWR!!!

55 ngan rua

fasilitas?

Ja Pa dw da al t To tal > 70 m 0 ah 0 as isw a

Penumpukan kendaraan

8 vs 102 as l ke

< La 10 % ha n H ija u

Satrio

Frans

05


Problem-problem Terkait Jadwal Kuliah Oleh : Isnaini Rahmawati (09.01.2556)

Hal yang paling dinanti mahasiswa tiap

mengetahuinya? Banyak yang tidak ikut

awal semester adalah jadwal kuliah. Selain untuk

berpartisipasi terhadap penjadwalan ulang ini.

mengetahui waktu perkuliahan, jadwal tersebut

Sebagian mahasiswa yang ingin memperbaiki

juga dibutuhkan mahasiswa yang bekerja untuk

jadwal terkendala server www.amikom.ac.id yang

membuat penyesuaian jadwal. Namun di

down.

semester ganjil ini jadwal baru keluar dua hari

Kekecewaan juga dirasakan oleh

sebelum perkuliahan. Mungkin karena jumlah

mahasiswa S1. Beberapa dari mereka tidak bisa

mahasiswa yang tidak sebanding dengan kelas

kuliah hanya karena tidak mendapat kelas.

dan laboratorium, membuat penyusunan jadwal

Kesalahan mereka tidak input KRS pada hari

menjadi rumit dan lama.

pertama. Namun hari ke

Keluarnya jadwal yang

berapapun mereka

mendadak ini tidak hanya merugikan

menginputkan KRS,

mahasiswa, tetapi dosen juga. Ketika

seharusnya tetap berhak

jadwal mengajar dengan jadwal

mendapatkan kelas bukan?

kegiatan di luar kampus bentrok,

Kelas tambahan diusahakan

mengakibatkan

tapi tetap masih ada

beberapa dosen

mahasiswa “menganggur”

mengosongkan perkuliahannya. Tidak masalah

dan menanti tahun depan untuk mengambil mata

ketika diadakan jadwal pengganti dan tak perlu

kuliah tersebut.

mengelak ada yang senang jika kuliah kosong.

Banyak pertanyaan yang muncul, banyak

Tapi bagaimana dengan mahasiswa yang

pula jawaban “mungkin” yang kadang kita

terkendala jarak antara kampus dengan

simpulkan sendiri. Semuanya karena kurangnya

rumahnya?

komunikasi yang membuat keluhan di sana sini.

Ketika itu saya dan beberapa kawan

Saya berharap kejadian ini tidak selalu berulang

dari D3TI menginputkan 4 mata kuliah wajib

tiap semesternya. Meningkatnya “kuantitas”

yang ditawarkan, tapi saat jadwal keluar hanya

diharapkan juga terjadi peningkatan “kualitas” di

satu yang muncul. Banyak mahasiswa yang

Amikom, karena kami mahasiswa bukan hanya

memilih untuk tidak mengikuti kuliah pada

sesuatu yang dapat dihitung tapi kami mahasiswa

minggu pertama. Kemudian ada perbaikan

juga permata yang ingin selalu diasah sehingga

jadwal. Tapi apakah semua mahasiswa

bisa menjadi mahasiswa yang berkilau.

06


Bicara Jadwal Bicara Keterbatasan Papan Digital Amikom menampilkan Jadwal dan ruang perkuliahan (10/11/2011) Journal | Ilham

Secara teknis jadwal perkuliahan di STMIK Amikom Yogyakarta' disusun oleh Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK). Penyusunan dimulai dari ketua jurusan (kajur) yang menawarkan pengisian formulir mata kuliah (makul) berikut kesanggupan waktu mengajar kepada dosen Amikom yang mengajar lebih dari satu universitas. Sedangkan untuk dosen dari Amikom, pembagian waktu mengajar ditentukan oleh kajur. Data tersebut diserahkan ke BAAK untuk diolah dengan sistem. Data yang sudah diolah tidak langsung dijadikan acuan, melainkan kembali disosialisasikan kepada kajur dan dosen apabila perlu direvisi. Jika masing-masing pihak sudah menyetujui maka jadwal akan dikirim ke basis data Innovation Center (IC) untuk kemudian disosialisasikan. Permasalahan yang timbul terkait jadwal antara lain, jarangnya dosen masuk dengan tidak adanya konfirmasi dari dosen yang bersangkutan, jadwal perkuliahan antara mata kuliah wajib dan konsentrasi yang saling 'bertabrakan' serta waktu perkuliahan yang menurut mereka tidak efisien. “Merepotkan kalau sehari ada kuliah pagi dan sore dan itu jedanya lama, apalagi saya nglaju,” ujar Nunun Siti Rochimah mahasiswi S1 Sistem Informasi (SI) angkatan 2010 yang tinggal di Moyudan, Kulon Progo (3/11). Persoalan lain ketika sudah saatnya mengisi Kartu Rencana Studi (KRS), mahasiswa terlambat mengisi dan jadwal tidak muncul. Hal itu menyebabkan saat perkuliahan, mahasiswa yang

tidak mendapat kelas itu masuk ke kelas terakhir. “Untuk Amikom kayaknya masalah jadwal masih rancu atau masih perlu dirombak, kadang masalah mengisi KRS makulnya tidak muncul dan harus lapor lagi , kadang database eror,” kata Andi Rizal mahasiswa S1 SI angkatan 2009. Menanggapi permasalahan tersebut kepala bagian BAAK Achmad Fauzi mengatakan bahwa penyusunan jadwal butuh kecermatan dan ketelitian. Penjadwalan berarti mengolah variabel ketersediaan ruang, jumlah mata kuliah dan kelas yang cukup banyak. “Hari Sabtu kita mengusahakan tidak ada kuliah. Namun dengan keterbatasan ruang kelas dan laboratorium, Sabtu tetap ada kuliah namun hanya praktikum,” tambahnya. Sri Ngudi Wahyuni— salah satu staf BAAK— juga menambahkan bahwa lembaga selalu menjadikan mahasiswa sebagai prioritas. Namun menurutnya mengolah variabel keterbatasan bukan perkara mudah. “Ada 1028 jumlah total kelas dari semester 1 sampai 7 dengan kapasitas yang ada 40 ruangan teori dan 15 ruang praktek. Perbandingan tersebut menjadi pertimbangan utama,” ujarnya. Mengenai masalah dosen terkait penjadwalan, Sudarmawan selaku kajur Teknik Informatika mengatakan bahwa dosen yang berhalangan hadir atau ingin pindah jadwal kuliah dengan alasan lain hendaknya mendiskusikan terlebih dahulu kepada mahasiswa (4/11). Hal ini dimaksudkan agar keputusan yang diambil tidak sepihak dan merepotkan mahasiswa nantinya. Frans|Satrio|Mey

07


FESTIVAL TAKBIR MAHASISWA LUAR DAERAH

Eratkan Persatuan dengan Gema Takbir Foto dan teks: Adam Ghifari N.

Siang di akhir pekan dengan cuaca mendung itu, sekelompok mahasiswa sibuk di halaman sebuah rumah kos di Jalan Nangka nomor 3, Condongcatur, Depok, Sleman. Banyak bahan hasil kreasi di tempat itu, seperti potongan gabus dan beberapa helai kain. Perkakas seperti palu dan gergaji pun nampak di genggaman beberapa orang kawan. Gotong royong yang mereka lakukan ini tak lain adalah sebuah usaha membawa nama Maluku—provinsi mereka berasal—untuk tampil sebaik mungkin saat mengumandangkan takbir di malam harinya bersama mahasiswa dari daerah lain. Festival takbir Idul Adha 1432 H yang diselenggarakan oleh Ikatan Mahasiswa Kepulauan Riau di Yogyakarta—pertama kalinya ini—adalah upaya mempererat persatuan dan persaudaraan mahasiswa dari berbagai daerah yang menuntut ilmu di Yogyakarta.

Selengkapnya, kunjungi http://www.lpmjournal.com/journal-foto/fotofestival-takbir-mahasiswa-luar-daeraheratkan-persatuan-dengan-gema-takbir Tabuh Irama.

08


Jalan Nangka Nomor 3

Ornamen Khas Maluku

Ekspresi(f)

Berkumandang

Perkakas

Gabus Bagus

Semacam Plat Nomor

Harmoni Takbir

09


Di Balik “Pesta Topeng” Expo

Expo merupakan agenda tahunan Amikom yang merupakan ajang unjuk gigi Orma. Rencananya akan diadakan pada 17-19 November 2011 di Basement unit 5 STMIK Amikom Yogyakarta. Bertema pesta topeng “Masquerade”(Pesta Topeng) yang berfilosofi perwujudan bahwa Orma-Orma itu ada “wajah” artinya Orma-Orma menunjukan wajah mereka melalui topeng. “Mungkin sangat ironis topeng dan wajah, topeng menyembunyikan wajah. Tapi justru itulah, kita ingin memperlihatkan wajah melalui topeng,” Mulyan Nuarsa selaku Ketua Panitia Expo 2011 (4/11). Expo merupakan ajang yang sangat penting bagi orma yang ada di STMIK Amikom, pasalnya pada saat inilah Orma membuka pendaftaran bagi calon mahasiswa yang ingin bergabung pada Orma yang diminatinya. “Menurut saya ya penting karena untuk perekrutan anggota baru,” kata Rini Lestari wakil ketua Manggar (2/11). Sampai H -7 menjelang pelaksanaan expo panitia penyelanggaraan dibingungkan dengan konsep yang belum fix. Hal ini terkait dengan dana yang dikucurkan oleh pihak lembaga dirasa panitia terlalu sedikit dan adanya perubahan rencana dari lembaga. Lembaga mematok alokasi dana untuk Expo kali ini sebesar 5 juta. Menurut Mulyan, lembaga tidak bisa mengubah keuangannya. Senat juga tidak bisa mengubah rancangan keuangan Orma. Tapi lembaga memberikan opsi agar diadakannya iuran untuk seluruh Orma. Panitia tidak terlalu berharap banyak pada

10

sponsorship. Mengingat acara ini bersifat intern, akan sulit untuk pihak sponsor mau mengeluarkan dana banyak. Untuk mencari solusi dari permasalahan dana pihak panitia dan Orma mengadakan pertemuan pada hari Sabtu, 5 November 2011 yang dihadiri lima Orma yaitu Onegai, Fossil, Kempo, Ikna dan ABBC. Hasil dari pertemuan itu memutuskan bahwa Orma sepakat untuk iuran yang uangnya dialokasikan sebagai biaya partisipasi yang besarnya Rp 280.000,-/stan. Namun ada lima Orma yang yang mengajukan untuk mendapat keringanan dan Orma tersebut hanya dibebani Rp 100.000,-/stan untuk biaya partisipasi. Selain itu yang menjadi permasalahan adalah pelaksaan waktu Expo yang dikonsep lembaga dilaksanakan setelah Entrepreneur Day (ED). Nurfata Aliem Prabowo selaku koordinator sie acara Expo 2011 mengatakan lembaga mengonsep seminggu entrepreneur day dan Expo. Kemarin kita sudah berkomunikasi dengan temanteman dari pihak ED namun tidak ada hasil. Kemungkinan terburuk, Expo-nya teman-teman Orma bisa mulai loading barang jam 2 pagi setelah acara ED selesai dilaksanakan. Sampai berita ini diturunkan D'Journal belum bisa menemui pihak lembaga yang berkaitan dengan event ini. Namun panitia dan Orma berharap agar Expo tahun ini dapat berjalan sukses dan berbeda dari tahun lalu. Frans | Sugi | Adam


Dari Terbaik Menuju yang Terbaik 22 Oktober kemarin STMIK Amikom Yogyakarta Amikom melaksanakan Wisuda Periode ke-40 bertempat di Graha Sarina Vidi, Yogyakarta. Wisuda ini diikuti 400 peserta dari program Diploma, Sarjana dan Pasca Sarjana. Untuk periode ini wisudawan terbaik dari yang terbaik adalah Anozi Mada. Berikut wawancara singkat dengan Mada—biasa dia disapa—disela istirahat kerja Mada sebagai Junior Programmer di PT. Time Excelindo (15.16). Tepat pada hari Kamis, 03 November 2011 di Unit III lantai tiga. Bagaimana perasaan anda ketika mendapatkan predikat wisudawan terbaik? Bingung dan kaget. Pada waktu wisuda saya bingung mengapa hanya saya yang tidak mendapatkan samir —medali wisuda—. Saya bertanya ke panitia, katanya yang penting masuk. Pada waktu pengumuman wisudawan terbaik , ternyata nama saya yang dipanggil. Apa kriteria wisudawan terbaik ? Setahu saya dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Tetapi tidak hanya IPK saja sepertinya. Ada juga yang IPK bagus namun lewat masa studinya, sehingga tidak terpakai. Saya sendiri menempuh studi 3 tahun—enam semester—tapi setiap semester harus mengambil 24 sks dengan IPK 3,86. Dan alhamdulillah saya belum pernah ikut semester pendek. Apa usaha yang anda lakukan selama menempuh pendidikan di Amikom? Saya suka mengeksplorasi sendiri dan autodidak. Tidak bergantung pada materi kuliah di Amikom. Bidang apa yang anda sukai ? Dulu saya ingin menjadi game programmer. Namun saya akhirnya lebih fokus ke

sistem informasi dan membuat produk-produk software. Kesibukan anda selain kuliah? Magang di Time Excelindo (TE). Awalnya memang susah membagi waktu antara kuliah dan kerja. Bagi saya kuliah tetap yang utama, jika ada jam kosong saya langsung masuk kerja. Apa judul skripsi anda? Mengapa memilih judul tersebut? “Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Kehadiran pada PT. Time Exelindo”. Saat itu saya bekerja magang di TE. Ketika saya bertanya apa yang dibutuhkan, TE meminta untuk membuat sistem kehadiran. Kurang lebih satu bulan skripsi saya sudah selesai. Rencana anda selanjutnya? Dalam waktu dekat saya akan resign dari TE dan mencoba mencari pekerjaan yang lebih besar di Jakarta. Apakah beasiswa dari Amikom akan diambil tahun ini? Acuan saya saat ini adalah ke Jakarta untuk mencari pengalaman. Jika survive di sana dan sukses, mungkin saya akan melepaskan beasiswa tersebut. Namun jika gagal, saya akan kembali untuk melanjutkan studi S2 dulu. Pesan untuk adik angkatan dan teman-teman yg sedang skripsi ? Untuk adik angkatan, materi kuliah dipelajari dan lebih diperdalam lagi. Percuma jika hanya lulus-lulusan saja. Untuk teman-teman yang sedang skripsi, jangan mudah menyerah jika dosen pembimbing agak susah. Tetap semangat kawan! Ilham | Deni Nama TTL NPM Jurusan

: Anozi Mada : Sleman, 05-03-1990 : 08.12.3065 : Sistem Informasi

Alamat

: Jl. Kaliurang Km. 14, Gang Kangguru 10A, Sleman, Yogyakarta

Tanggal Lulus : 25 Agustus 2011 Judul Skripsi : Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Kehadiran pada PT. Time Excelindo

11


Inovasi QR Code Sumber : www.okaygeek.com

Mungkin Anda sudah tak asing lagi dengan sebuah gambar yang bentuknya seperti kumpulan kotak kecil dan besar yang tidak beraturan. Kali ini rubrik seputar IT akan berbagi tentang hal tersebut. Gambar tersebut bernama Quick Response Code (QR Code), yaitu kode respon cepat yang merupakan evolusi barcode dari satu dimensi menjadi dua dimensi. Barcode hanya mampu menyimpan informasi secara horizontal, sedangkan QR Code mampu menyimpan informasi secara vertikal dan horizontal. Sehingga QR Code memiliki kapasitas lebih tinggi dalam data pengkodean. QR Code mampu menyimpan semua jenis data, seperti data numerik, alfabetis, kanji, kana, hiragana, simbol, dan kode biner. Secara spesifik, QR Code mampu menyimpan data jenis numerik sampai dengan 7.089 karakter, data alphanumerik sampai dengan 4.296 karakter, kode binari sampai dengan 2.844 byte, dan huruf kanji sampai dengan 1.817 karakter. Selain itu QR Code memiliki tampilan yang lebih kecil dari pada barcode sehingga makin ringkas. Dalam QR Code juga dapat ditanamkan informasi berupa alamat URL, nomor telpon, teks dan sms. Untuk dapat membaca QR Code dibutuhkan ponsel yang memiliki aplikasi pembaca QR Code dan memiliki akses internet untuk menghubungkan ponsel dengan situs yang ada dalam QR Code. Pengguna harus mengaktifkan aplikasi pembaca QR Code selanjutnya mengarahkan kamera ke QR Code. Secara otomatis aplikasi pembaca QR Code akan

12

memindai data yang tertanam dalam QR Code tersebut. Aplikasi yang dapat membaca QR Code antara lain misalnya “Kaywa Reader� yang dapat diinstal pada ponsel Nokia, iMatrix untuk iPhone dll. Teknologi QR Code biasa digunakan sebagai alat promosi suatu produk atau jasa. Namun oleh Dynotag, QR Code digunakan sebagai tools pelacak barang hilang. Dynotag, sebuah startup yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat, merilis sebuah layanan yang memungkinkan penggunanya membuat QR Code secara gratis dan kodenya akan merujuk ke halaman web personal. QR Code yang telah dibentuk berupa tag (label) ini dapat dicetak dan diletakkan di barang/benda yang berpotensi hilang. Misalnya anda membuat QR Code untuk tas/koper. Jika suatu saat tas ini tertinggal atau hilang, siapapun dapat memindai QR Code anda dan akan langsung diarahkan pada halaman web anda. QR Code juga dapat diaplikasikan untuk objek yang lain, seperti hewan piaraan. Tinggal cetak tag QR Code tersebut dan gantungkan di kalung atau leher hewan. Dynotag dirancang untuk dapat mengirim sebuah email atau teks notifikasi pemilik tag ketika tag dipindai oleh seseorang, juga dengan lokasi tag berada bila perangkat yang digunakan untuk memindai dilengkapi dengan GPS. http://www.tekno.kompas.com|http://www.tre naudiovideo.com|Andri


Manusia muda Oleh : Nurhapsoro Triyo Wibowo

“Turunkan presiden…!! basmi koruptor… !! tegak kan keadilan...!!” teriak segerombolan manusia berpakaian serepkan bercorak dan berlogo senada yang mencerminkan suatu univeritas elit di daerah saya. Ya. Teriak penuh semangat manusia muda yang enggan melihat tatanan kehidupan terporak porandakan akibat oknum yang bejat. Kemudian berlalu sambil seutas senyum dan semangat timbul dibenak saya sebagai manusia muda untuk sedikit ikut berjuang meluluhlantahkan sitem kacau balau negara. Walaupun hanya dengan teriak – teriak yang entah apa mungkin didengar oleh oknum yang “diatas” sana. “bang kopi susunya 1 donk”, “oke den” kata saya di sambut tukang angkringan.

mahasiswa disana “Mau ikutan demo kayak meraka” kata paijo dengan ekpresi serius “iya bang, emang ada yang aneh yah kalo ikutan begituan? Kan asik bisa ikut menyuarakan perubahan” Tanya saya balik Gak sih den, hanya mereka tu mahasiswa tipu – tipu” Hah? Mahasiswa tipu – tipu? Maksudnya? Dengan tampang polos tanda tidak mengerti ucapan paijo

“dah lama jualan disini bang?”

“Iya den, tu mereka kebanyakan hanya mahasiswa yang dibayar, kalo aden gak percaya lihat aja nanti dipojokan lampu merah sana 30 menit lagi pasti ada mobil mercy item datang”

“lumayan den, udah sekitar 5 tahun”

“Ah abang bercanda nih”

“Semangat sekali jualan disni?”

“Saya serius den, berani sumpah deh, pasti ntar tu mas – mas yang pake bandana kuning sama tas ijo nike pasti masuk ke mercy item. Saya sering kok denger cerita tukang ojek disana kalo orang yang ada di mercy item itu suka bayar orang buat demodemo atau masa buat kampanye bupati kemaren”

“Ya mau gimana lagi den, hanya dengan begini kulo saget urip” ujar abang angkringan sambil terkekeh. Pembincangan pun mengalir hingga ak pun mengenal nama si abang angkringan yaitu paijo asli wonosabo berusia sekitar 57 tahun. “Oh ya bang, ngmong-ngmong semangat sekali ya orang-orang disana? Pengen deh ikutan gabung kesana” ujarku sambil menatap mahasiswa-

Plak!! Sebuah tamparan mengena di fikiran ku, semangat yang kuat seakan sirna sudah mendengar omongan paijo. Semangat manusia muda yang benci dengan ketidak beresan negara “besar” ini.

Bersambung….!!!

13


Hamparan luas pesisir pantai

Apa yang kalian cari?

Membujur dari timur ke barat

Apa yang kalian inginkan?

Tempat kami berladang

Apa yang kalian mau?

Demi sesuap nasi

Kembali saja kalian semua! Kami tak mau melepasnya

Makmur, tentram, nyaman dan sejahtera

Itu lahan kami

Namun itu dulu

Penghidupan kami

Sekarang?

Masa depan kami

Orang-orang serakah mengincarnya Ingin menguasai semua yang kami punya

Kami tak mau apa yang kalian berikan

Merebut dari kami yang menggantungkan hidup-

Kami tak mau apa yang kalian janjikan Karena kami tau itu hanya janji kosong

padanya

Kosong Kami berontak! Kami tidak mau ladang kami direbut kalian

Kami tak mau hidup kami sengsara

Kami berontak!

Kami tak mau tanah kami dijajah

Kami tidak mau anak cucu kami sengsana

Karena kami sudah nyaman dengan keadaan ini

Kami berontak!

Tak perlu kalian datang

Enyah saja kalian dari muka bumi ini Melawan atau ditawan? Jelas kami melawan Siapa kalian yang seenaknya merampas lahan- kami? Tak sejengkal pun kami berikan Oleh : Ika Nurindah Perwitasari

Amikom Expo 2011 tanggal tempat acara

: 17-19 November 2011 : basement V : live performence orma, open recruitment orma, performance dance

Lomba Fotografi Jurnalistik (Expo Kimia 2011) tanggal pendaftaran tanggal pengumpulan biaya pendaftaran tempat CP

14

: 17 Oktober - 17 November 2011 : 5 - 21 November : Rp 50.000,: HIMA Kimia FMIPA UNY : 085643499493(Fitra)


Judul Penulis Penerbit Tebal

: Negeri Van Oranje : Wahyuningrat, Adept Widiarsa, Nisa Riyadi, Rizki Pandu Permana : Bentang Pustaka, 2009 : viii + 478 halaman

Aliansi Amersfort Gara-gara Badai di Netherlands (Aagaban) beranggotakan lima mahasiswa asal Indonesia yang terdampar kuliah di Belanda untuk mendapatkan gelar S2. Perkenalan lima mahasiswa ini bermula saat sebuah badai mempertemukan mereka di Amersfort Belanda. Aagaban menjadi wadah persahabatan Lintang, Wicak, Geri, Banjar, dan Daus. Novel ini menggambarkan kehidupan mahasiswa Indonesia di Belanda. Kekurangan uang saku, tugas kuliah menumpuk, rela mengayuh sepeda setiap hari ke kampus, dan bahkan linting wae (rokok melinting sendiri) mereka lakukan. mereka tetap bertahan di Belanda demi menggapai impian serta berani melakukan hal yang sulit dengan keteguhan dan keberanian cinta yang mereka miliki. Novel dengan tema persahabatan ini menggunakan bahasa yang ringan sehingga mudah dimengerti. Walau banyak juga istilah-istilah dan kalimat dengan bahasa Belanda tapi cukup mudah memahaminya. Lintang dan teman-temanya seperti berbagi tips bertahan hidup di Belanda. Pembaca akan merasa diajak berkeliling dan mengunjugi tempat-tempat menarik di Eropa ala backpacker. Jangan penasaran dengan novel ini sebelum membacanya. Ngaliman

Judul Penulis Penerbit Tebal

: Misteri Rubaiyat Omar Khayyam : Amin Maalouf : Serambi, 2008 : 514 halaman

Novel yang menyajikan proses penulisan naskah Rubaiyat yang juga dikenal dengan naskah Samarkand oleh seorang filsuf, astronom, ahli matematika dan kedokteran, Omar Khayam. Serta petualangan Benjamin yang “terjebak” dalam menemukan kembali naskah asli yang sempat hilang akibat penyerangan bangsa Mongol. Berlatar belakang daratan timur tengah, pengarang menyajikan wawasan, ilmu pengetahuan, sejarah dan menghadirkan lembar-lembar kalimat seakan bergambar imajinasi menarik, sehingga mengundang detik demi detik lamunan mencoba menerjemahkannya dalam kepala. Cerita yang berbalut intrik politik, perebutan kekuasaan, pertarungan keyakinan berdarah pada awal abad 11, menjadikan pesan-pesan tentang ambisi kekuasaan menjadi relevan hingga kini. Kisah yang romantis menjadikan novel ini novel yang bercerita indah. Tokoh-tokoh yang hadir dengan perbedaan situasi zaman selang beberapa abad menjadikan cerita dalam novel berjudul asli Samarcande - terbitan Jean Caude Lattes, Paris tahun 1988- ini misteri yang tak mudah tertebak. “Kau Tanya dari manakah nafas hidup kita, Jika lautan disingkat sebuah cerita yang terlalu rinci, Akan kukatakan munculnya dari dasar samudra, Lalu tiba-tiba samudra menelannya kembali.” Seperti kutipan naskah yang ditulis Omar Khayyam diatas. Kumpulan naskah berwujud kitab itupun tenggelam bersama kapal pesiar Titanic yang mewah nan megah pada awal abad 20. Benjamin dan Syirin menjadi saksi “menyepinya” kitab tersebut. Zani

15



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.