Kamu tak berubah. Selalu mencari celah. Lalu semakin parah. Tak ada jalan tengah. Apakah ini?
Sedikit bersenandung dengan Efek Rumah Kaca. Yang berhasil saya simpulkan dari tembang “Mosi Tidak Percaya” adalah ketidakpercayaan rakyat pada penguasanya. Tembang yang menggoda. Mengernyit dahi. Terus terang saya bingung membedakan lembaga sebagai pengontrol dan sebagai pengambil keputusan. Kalau memang fungsi kontrol yang diapungkan, panitia PPM dari pihak mahasiswa seharusnya memiliki perahu karet yang bisa dikembangkan sendiri. Lembaga lebih bersifat mengarahkan dan sebagai evaluator. Cerita menjadi lain kalau perahu karet yang sudah siap bertransformasi menjadi kapal perang diharuskan menjadi kapal barang. Lalu sekarang, siapa yang tidak percaya? Jangan sampai ada kepentingan terselubung di balik kerja keras panitia PPM. Penolong yang tidak tertolong. Kamu, ciderai janji. Luka, belum terobati.
Keredaksian
Kredibilitas Mahasiswa Diragukan
Kredibilitas Mahasiswa Diragukan
Ilustrasi : Adam
lembaga dibantu mahasiswa. Hal itu tertuang dalam Buku Panduan Umum Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru yang dikeluarkan Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan, Tahun 2003. Serta surat edaran dari Kementerian Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Nomor : 1016/E/T/2011 tertanggal 15 Juli 2011 yang ditunjukan kepada Pimpinan Perguruan Tinggi. Acara berbeda dari tahun kemarin, ada perubahan dikarenakan Amikom akan berubah menjadi universitas jadi PPM dibedakan tiap jurusan dan pada hari ketiga digabungkan keseluruhan. Panitia terdiri dari lembaga dan mahasiswa. Dari lembaga sekitar 54 orang dan sisanya dari mahasiswa. Total keseluruhan panitia ada sekitar 350-an. Berkaca pada PPM tahun lalu untuk biaya dari pelaksaan sampai pasca PPM semua yang memegang kendali lembaga. Alokasi dana dari lembaga ada Rp 87.500.000,-. Sampai berita ini dimuat, Eny Nurnilawati selaku bendahara dari pihak lembaga belum berhasil diwawancarai mengenai keuangan PPM oleh reporter LPM Journal karena reporter belum berhasil mendapat persetujuan liputan dari Erik Hadi Saputra selaku Kabag Humas Amikom. I Made Deni Artika Kurniawan menjelaskan untuk PPM kali ini campur tangan dari lembaga cukup banyak seperti dalam hal pencairan dana. Untuk mencairkan dana koordinator tiap seksi berkoordinasi dengan pendamping dari pihak lembaga.
Berdiri berjajar, rapi sekali. Berbaris dari ujung ke ujung. Persis, tak ada yang berbeda satu sama lain. Dan akhirnya bertemu di satu titik.
Aku berhenti di belakangmu ketika langkahmu tersendat. Kau temukan mendung berserak di tanah. Kau temukan air beriak menembus wajah. Bukan apa-apa bagimu.
Kami bergerombol layaknya pasukan perang. Berlarian, jongkok, berteriak-teriak. Hingga salah satu dari kami terkapar tak berdaya. Belum tahu juga apakah ini.
Melayu di sela pepohonan. Amati dedaunan dan gerak keresahannya. Jatuhnya sebentar lagi. Kamu bergegas menempa kaki. Pergi.
Mereka orang-orang di depan sana, menamai kami, Dituliskan pada sebuah papan, yang berdiri tegak di setiap barisan ini. Tak terjawab juga. Riuh suara keramaian menggetarkan jiwa-jiwa baru. Teriakkan selamat tinggal abu-abu, Keras sekali.
Aku pun berhenti. dekatkan jemari dengan daun di lembab tanah yang kamu tangisi. Terduduk lama di sela pepohonan. kali ini tidak ada dedaunan dan keresahannya. Tidak ada apa-apa di dekat sana. Pandangan kosong melayu.
Apakah ini, yang dimaksud manusia tanpa tanda jasa saat abu di raga. Awalah sebuah perjalanan, sebelum resmi abu-abu kami tanggalkan.
Berdiri, berlari memotong jarak dari jejak. Semoga masih ada bercak.
(Ida)
(Ilham)
Nanti pendamping yang akan mencairkan ke bendahara lembaga. Pencairan dilakukan sesuai kebutuhan. Untuk belanja sebagian langsung dikelola panitia dari mahasiswa, sisanya dikelola lembaga. “Tiap seksi beda, tergantung pendampingnya. Yang jelas karena ini langsung berhubungan dengan lembaga harusnya lebih cepat. Dana PPM kan sudah sama bu Eny,“ jelas Salmuasih selaku koordinator bendahara panitia mahasiswa. Deni juga menjelaskan bahwa sponsor tidak boleh komersil. Sponsor hanya dengan relasi yang sudah bekerja sama dengan Amikom. Dikarenakan proposal untuk sponsor baru jadi seminggu sebelum acara, minggu kemarin Humas kejar setoran. Untuk sekarang Humas tidak bisa menargetkan dapat berapa. “Fresh money baru dapat Rp 6.900.000,- dan itu langsung masuk ke rekening Amikom,” jelas Heriadi selaku koordinator humas pihak mahasiswa. Humas sudah jalan terlebih dahulu dan mencari sponsorship yang tidak komersil sesuai kebijakan dari lembaga. Kebanyakan sponsor dibatalkan karena mereka menginginkan menjual produk. Mengenai pengambilan keputusan, Deni juga tidak bisa memutuskan secara langsung, harus koordinasi dulu dengan pihak lembaga. Hal ini menyulitkan dalam pengambilan keputusan apabila ada hal mendadak karena dari lembaga tidak bisa sewaktu-waktu dihubungi. Mei | Sugi | Ngaliman | Adam
Iklan
Andi Sunyoto selaku Ketua Panitia Penggalian Potensi Mahasiswa (PPM) 2011 mengatakan konsep PPM 2011 adalah Kuliah dan Organisasi. Bertujuan supaya mahasiswa selain memiliki kemampuan akademis juga memiliki kemampuan berorganisasi yang nantinya mengarah pada pembangunan karakter mahasiswa menjadi lebih baik. Pengenalan dan pemahaman terkait kebangsaan juga. Serta ada pengenalan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Dalam penyelenggaraan,
PIMPINAN REDAKSI : Ilham Bagus P. PIMPINAN PRODUKSI : Fery Eka A. REDAKTUR PELAKSANA : Ika Nurindah P. REDAKTUR :Ilham Bagus P, Meilinda Detya Rensi, REPORTER : Sugiarti, Zani Noviansyah, Nurhapsoro Triyowibowo, Ngaliman, Deni Dwi K, Sandwi D. Andri, Satrio Rizki D, Fuaddany Septian S, Riski Asward Arbie. FOTOGRAFER: Riza Hadi Kusuma, Adam Ghifari, Ewaldus A Tukan. LAYOUTER : Fery Eka A. ALAMAT REDAKSI : Ruang sekretariat bersama III, STMIK Amikom Yogyakarta, Jl. Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. EMAIL: lpmjournal@gmail.com . WEBSITE : http://www.lpmjournal.com . TELP. (0274) 7013524
Berjalan di belakangmu. Ketika kamu memilih sendirian. Tanpa teman, akar, dahan, ranting juga buah-buahan. Kosongkan jalan yang biasa berteriak jalang. Biarkan langkahmu tetap tenang.
tulang sekitar dua minggu yang lalu. Dia mengaku ingin mengembangkan potensi diri lewat seminar yang menjadi bagian dari kegiatan PPM. Lebih lanjut dia mengharap waktu penyelenggaraan PPM ke depan lebih lama dan lebih variatif. Dia tidak menjadikan kondisinya sebagai penghalang untuk mengikuti rangkaian acara PPM.
Persembahan sulap yang dilakukan panitia melibatkan mahasiswa baru (28/09/2011) Journal | Bowo
P3K Hari Kedua Hingga pukul 12 siang, bagian P3K mencatat 37 peserta yang harus beristirahat pada hari kedua PPM STMIK Amikom Yogyakarta (28/09). Jumlah ini masih mungkin bertambah mengingat kegiatan berjalan hingga pukul lima sore. Perlu diketahui, jumlah peserta PPM yang dirawat pada hari pertama mencapai 47. Menurut Yuni Sugiyati sebagai salah seorang anggota P3K, sebagian besar keluhan yang tercatat adalah asma, maag, pusing dan sakit pasca operasi. Berkaitan dengan perlengkapan, bagian P3K telah menyiapkan oksigen, obatobatan umum. Beberapa peserta dilaporkan belum sarapan sehingga dimintakan konsumsi dari bagian konsumsi. Bukan Penghalang Potensi Menarik melihat seorang peserta PPM yang membawa alat bantu berjalan di hiruk pikuk kegiatan PPM hari kedua (28/11). Muhammad Hasbi, peserta dari jurusan MI ini mengalami patah
PPM “Proyek” Tahunan Amikom Oleh : Wasitya Dwi Anggoro (Steering Comittee PPM 2011)
Orientasi Pengenalan Mahasiswa (Ospek) adalah masa orientasi siswa untuk menuju ke jenjang Perguruan Tinggi. Berbeda dengan kampus-kampus lain, Ospek di Amikom disebut Penggalian Potensi Mahasiswa (PPM). PPM merupakan acara puncak dari penerimaan mahasiswa baru, dibantu oleh mahasiswa. Tentu banyak kendala yang dialami oleh dua kepanitiaan ini yaitu dualisme kepanitiaan (lembaga dan mahasiswa). Kendala yang belum bisa diatasi selama ini adalah “tempat” di mana tidak ada tempat yang dapat menampung mahasiswa baru. Tahun 2011 Amikom menerima kurang lebih 2.500 dan yang mengikuti PPM tahun ini 2.468 orang. Amikom sendiri tidak memiliki ruang yang mampu menampung mahasiswa sebanyak ini. Pintu birokrasi semakin panjang dan juga sering terjadi miss communication antara pihak lembaga dan mahasiswa. Seperti yang terjadi dalam kepanitiaan. Hari ini proyektor yang diberikan oleh kerumahtanggaan lembaga tidak sesuai dengan permintaan pihak mahasiswa di mana pihak mahasiswa menginginkan proyektor dengan 7000 lumer tapi hanya diberi dua proyektor 5000 lumer bahkan satu proyektor bocor. Alhasil tayangan di multimedia screen tidak dapat terlihat dan acarapun kurang bersemangat. Dan masih banyak hal lainnya. Meskipun demikian demi terciptanya mahasiswa Amikom yang sesuai dengan visi dan misi Amikom maka seluruh kepanitiaan lembaga dan mahasiswa akan berusaha sekuat tenaga untuk membuat PPM menjadi funtastic. Sesuai dengan brand pada PPM 2011 “PPM 2011 Funtastico”.
Sulap dan Misi Penghilang Jarak Salah satu performance panitia menampilkan sulap parodi. Adalah Nugruho Tri Sanyoto, anggota kesekretariatan PPM yang menerbangkan ide untuk menampilkan sulap. Latar belakang aksi sulapnya kali ini adalah ucapan selamat datang kepada mahasiswa baru sekaligus ucapan kepada tiga peserta yang berulang tahun. Mereka adalah Muhammad Gea Al-Rasyid, Rina Kusumawati dan Anita. Aksi ini dirasa penting untuk menghilangkan jarak antara mahasiswa baru dan senior. Nugroho mengaku belajar sulap sejak awal 2010 di Demian Magic Academy (DMA). Menyorot Tajam Pukul 10.00 WIB (28/09), dua layar proyektor yang terbentang di sisi kanan dan kiri panggung diganti dengan proyektor berspesifikasi outdoor. Pada hari pertama (27/09), keluhan terhadap dua proyektor mengemuka setelah hasil shoot tidak jelas dikarenakan spesifikasi proyektor tidak sesuai dengan kondisi medan. Diakui Octa Putra Cahyadi selaku koordinator perlengkapan, bagian perlengkapan juga memasang kain hitam di belakang panggung sebagai penghalang sinar matahari yang masuk. Kain tersebut dipasang pada dini pukul 02.00 WIB dini hari tadi. Ilham|Satrio|Andri
Para Mahasiswa Penolong
Para Mahasiswa Penolong
Mencatat identitas pasien, memberikan minum teh hangat atau air putih, membantu dengan tabung oksigen adalah beberapa pelayanan yang diberikan petugas P3K kepada mahasiswa yang terkendala dengan kesehatan fisiknya. Kerja keras mereka patut dihargai, karena dalam masa PPM 2011 ini peserta maupun panitia memerlukan bantuan petugas P3K jika ada kendala dengan kesehatan dalam tugas. Selengkapnya, lihat di http://www.lpmjournal.com/journal-foto/fotopara-mahasiswa-penolong
"Tabung Oksigen" (28/09/2011) Journal | Adam
"Terbaring" Situasi di pos P3K. (28/09/2011) Journal | Adam
Biarkan PPM Jadi Milik Mahasiswa Oleh : Roy Ekanala (Ketua Senat Mahasiswa Periode 2008/2010)
Konsep Ospek ala STMIK Amikom Yogyakarta dikemas dalam paket Penggalian Postensi Mahasiswa (PPM), secara perlahan tidak lagi berorientasi pada mahasiswa. Semakin besarnya intervensi lembaga membuat PPM terkesan hanya sebagai kegiatan ceremonial belaka. Lembaga nampaknya sudah lupa bahwa PPM adalah ajang kreatifitas bagi mahasiswa, baik bagi mahasiswa baru maupun mahasiswa lama yang menjadi panitia. Bagi mahasiswa baru, PPM seharusnya menjadi kenangan indah dengan berbagai kegiatan yang menyenangkan dan menantang. Sementara bagi mahasiswa lama khususnya pengurus organisasi, PPM merupakan ajang pembuktian eksistensi mereka dan juga kesempatan langka yang melatih mereka berkerja dalam tim untuk menyukseskan sebuah proyek besar. Dan saya yakin itu jauh lebih bermanfaat daripada kuliah di kelas yang hanya mendengarkan ceramah dari dosennya. Lembaga seharusnya menempatkan diri sebagai pengawas/pengontrol dan memberi kesempatan pada mahasiswa untuk mengekspresikan kreatifitas mereka di semua lini kepanitiaan, mulai dari acara hingga networkingnya. Saya yakin mahasiswa dapat menyelenggarakan kegiatan yang jauh lebih menyenangkan, penuh tantangan dan tanpa kekerasan, jika intervensi lembaga bisa dikurangi. Jangan sampai PPM hanya seperti kampanye partai politik di lapangan atau ajang promosi sponsor besar yang diselingi dengan hiburan. Bagaimana bisa kampus mencetak seorang profesional jika mahasiswanya hanya dijadikan robot yang berjalan sesuai dengan perintah?
Judul : Into The Wild Sutradara : Sean Penn Pemeran : Emile Hirsch, Vince Vaughn, Kristen Steward
Distributor
"Reaksi Cepat". Seorang petugas P3K bersama dua petugas keamanan menggotong peserta PPM yang pingsan. (28/09/2011) Journal | Riza
FILM
: Paramount Vantage
Diangkat dari buku berjudul sama karya Jon Krakauer. Menceritakan kisah nyata Christopher McCandless tentang penolakannya terhadap hidupnya yang tenang namun menurutnya penuh kepalsuan. Penolakannya berlanjut pada tekadnya menemukan pembebasan sejati dengan kembali ke alam. Membuang semua kemewahan yang ia miliki dan memutuskan Alaska adalah tujuannya. Dalam perjalanannya ia bertemu orangorang yang tanpa ia sadari telah membangun kekosongankekosongan dalam dirinya selama ini, dan ternyata Alaska bukanlah sesuatu yang mudah untuk ia taklukkan. Satrio Judul : Bilangan Fu Penerbit : Kepustakaan Populer Gramedia, 2008 Penulis : Ayu Utami Tebal : 536 Halaman
BUKU
Sebuah novel karya Ayu Utami menawarkan sebuah pemikiran yang berbeda pada kebanyakan novel spritualisme. Buku ini menawarkan sisi lain dari itu. Ketika banyak masyarakat indonesia melaksanakan ajaran – ajaran leluhur berupa sesajen dan pemujaan tetapi penulis mengatakan dari sisi lain. Melalui novelnya ia ingin mengatakan, “Agama-agama langit telah gagal menyelamatkan alam. Agama bumilah yang secara sistematis memelihara alam. Sayangnya agama-agama bumi ini telah terlindas nilai-nilai baru : modernisme dan monoteisme.” Novel yg ditulis secara menarik tetapi “membingungkan”. Bowo
"Konsultasi". Mahasiswa baru diberi pengobatan oleh tenaga medis dari klinik kampus. (28/09/2011) Journal | Adam