Lembaga Pers Mahasiswa Journal
D’Journal Mewartakan Realita
Edisi 49 | V | 2011 | www.lpmjournal.com
Menyoal Orma Bukan UKM
Liputan
- Dony Yakin Materi 'Boncengan' Bukan Penyimpangan - Kajur Tak Permasalahkan Perbedaan Materi Kuliah antar Dosen
Salam Redaksi Salam Redaksi
K
by: Journal Fery
urikulum tentu tidak 'diciptakan' oleh pendidik pada saat mengigau. Ini adalah keputusan penting dari banyak pertimbangan yang seharusnya matang. Pembuat kurikulum tidak sedang bercanda ketika mengumumkan rangkaian mata kuliah yang harus dilaksanakan dalam proses akademik bukan? Segala bentuk penyimpangan materi kuliah oleh dosen –sekalipun dengan kesepakatan mahasiswa- seharusnya tidak dapat dibenarkan. Ataukah memang ada pembenaran? Kalau begitu, bagaimana jika mahasiswa dan dosen sepakat untuk memboncengi mata kuliah Filsafat Ilmu dengan materi Ilmu Ternak Unggas? Anda boleh memprotes bahwa kedua hal tersebut tidak bisa diperbandingkan sebab terlalu ekstrem. Nah, di situ point pentingnya. Sejauh mana batas agar sebuah penyimpangan boleh dibenarkan? Saya kira harus ada kesepakatan tertulis mengenai hal ini. Anda bisa berkelit dengan mengklaim bahwa mata kuliah yang direncanakan di kurikulum terkadang kurang praktis, dan bahwa mahasiswa butuh sesuatu yang lebih realistis dari teori. Tapi, jangan lupa bahwa kurikulum punya target. Setelah lulus dari mata kuliah tertentu, mahasiswa harus paham tentang apa? Interaksi Manusia dan Komputer tentu lebih substansial kaitannya dengan ilmu informatika. Dan bahwa seseorang tak harus kuliah secara khusus untuk bisa berhasil menjadi ahli SEO. Jika memang dirasa bahwa ada mata kuliah yang tidak bermanfaat, lebih adilnya, hapus saja dari kurikulum. Tapi, masalahnya berikutnya adalah, bisakah Anda menemukan kata kunci 'Menghasilkan Dollar dari Internet' di antara nama mata kuliah yang diakui di Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED)? Kata kunci tersebut malah lebih populer di Google, di mana orang tak perlu kuliah untuk bisa membuka laman Google. Salam Google, salam pers mahasiswa!
LPM Journal
Keredaksian PELINDUNG : Drs. M. Idris Purwanto, M.M. PEMBINA : Jaeni, S.Kom PIMPINAN UMUM : Ngaliman WAKIL PIMPINAN UMUM : Ika Nurindah P. SEKRETARIS UMUM : Af Idatun Khoiriyah BENDAHARA : Meilinda Detya Rensi PIMPINAN REDAKSI : Arleta Fenty PIMPINAN PRODUKSI : Sugiarti REDAKTUR PELAKSANA : Arleta Fenty, Riski Anis Nur Awalin REDAKTUR : Senja Permata Dewanti, Deni Dwi Kurniawan, Ilham Bagus P REPORTER : Misbah Zainul Mustofa, Riza Hadi Kusuma, Sandwi D. Andri, Satrio Rizki D., Tirta Hadi Pranata, Af Idatun Khoiriyah, Meilinda Detya Rensi, Riski Asward Arbie ARTISTIK: Fery Eka A Alamat Redaksi : Ruang sekretariat bersama III, STMIK Amikom Yogyakarta, Jl. Ringroad Utara, Condongcatur, Sleman, Yogyakarta Email : lpmjournal@gmail.com Website : http://www.lpmjournal.com Telp. 0274 7013524
2
Topik Utama
Menyoal Orma Bukan UKM
-Fery-
Di setiap universitas, biasanya terdapat organisasi mahasiswa (orma) yang didirikan sebagai wadah untuk menyalurkan berbagai bentuk kegiatan yang diminati mahasiswa. Organisasi-organisasi tersebut tentu saja bermacam-macam. Tergantung mahasiswa dan kegiatan yang aktif di dalamya. Di STMIK Amikom Yogyakarta pun terdapat banyak orma, bahkan banyak pula yang telah berprestasi dan membawa nama baik Amikom. Menurut Panji Tri Nur Trisno, Ketua Umum Senat Mahasiswa, di Amikom terdapat lebih dari 30 orma. Namun, tidak semuanya berstatus Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). “Pembangunan sistem tidak hanya sebentar, butuh waktu sekitar lima tahun untuk itu (pengakuan orma menjadi UKM, red)”, jelas Panji saat dimintai keterangan mengapa ada orma yang tidak diakui menjadi UKM. Tidak sedikit orma bukan UKM yang merasa telah aktif dan produktif membangun organisasinya untuk menjadi lebih baik, namun keaktifan itu sendiri belum bisa merubah status orma bukan UKM menjadi UKM. Masih ada banyak hal yang perlu dilaksanakan agar usaha untuk menjadi UKM bisa segera terlaksana. Hal tersebut juga tergantung dari kerja keras orma yang ingin organisasinya
berstatus UKM. Usaha Untuk Menjadi UKM Kebanyakan orma bukan UKM tentu saja sangat menginginkan organisasinya segera berubah menjadi UKM. Masing-masing organisasi juga telah aktif mengadakan kegiatan-kegiatan dan eventevent. Misalnya Ikatan Keluarga Nasrani Amikom (IKNA) yang sering mengadakan acara-acara rutin, seperti acara-acara kerohanian dan ibadah bersama. “Kami juga mengadakan acara Paskah bareng, Natalan rutin, dan lain-lain”, jelas Fata. Beberapa waktu yang lalu, Onegai Shelter juga membuat Haunted House Festival yang notabene-nya adalah event Rumah Hantu terbesar dan terlama di Jogja. Selain itu, Onegai juga sering mengadakan pelatihan-pelatihan, seperti pelatihan Bahasa Jepang, pelatihan Bahasa Korea, pelatihan membuat animasi, komik, desain, dan kegiatankegiatan lain di luar kampus yang pastinya membawa nama Amikom. Proses Diakui Menjadi UKM Pada dasarnya lembaga menganggap semua orma adalah UKM, namun sebagai pihak yang mengurusi kemahasiswaan, Drs. Mohammad Idris Purwanto, MM, mengatakan, “Untuk diakui menjadi UKM, organisasi mahasiswa tersebut harus sesuai dengan buku pemberdayaan mahasiswa, mempunyai anggota, pengurus, dan terdapat kegiatan-kegiatan.” 3
Topik Utama
Sementara, adanya undang-undang orma bukan untuk membatasi organisasi tersebut, tapi undangundang dibuat untuk seleksi orma-orma yang berhak menjadi UKM. Walaupun ingin segera diakui sebagai UKM, masing-masing orma tidak memiliki suatu kecemburuan terhadap organisasi lain yang statusnya sudah menjadi UKM. “Kecemburuan, sih, nggak ada, soalnya kami masih diakui sebagai organisisasi resmi”, ujar Recka. Namun mereka tetap berharap agar organisasi mereka dapat segera menjadi UKM. “Nama UKM lebih baik, peminjaman alat dan fasilitas juga lebih mudah”, jelas Yuli Nugrayanti yang juga menginginkan IKNA segera menjadi UKM. -FeryBentuk Perhatian Meskipun tidak semua organisasi berstatus UKM, perhatian dari lembaga akan tetap diberikan kepada orma-orma bukan UKM. Menurut Drs. Mohammad Idris Purwanto, MM, UKM di Amikom tidak harus sama seperti UKM di universitas lain. Asalkan tidak ada tumpang tindih antara kegiatan yang satu dengan kegiatan yang lainnya, bisa membawa manfaat untuk semua pihak kampus, tidak menyimpang dari garis-garis besar edukatif, maka semua UKM akan mendapat dukungan dari lembaga. Bentuk dukungan dan perhatian tersebut berupa beasiswa yang akan diberikan kepada mahasiswa yang berprestasi di UKM. UKM di Amikom sendiri dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu UKM Keilmuan (KOMA, AEC, Journal, dll), UKM Minat dan Bakat (Manggar, Mayapala, dll ), dan UKM Kerohanian (UKI, IKNA). “Semuanya (UKM dan orma bukan UKM, red) harus diberi dukungan. Namun UKM keilmuan mendapat prioritas lebih. Tapi, dengan porsi dana yang proporsional”, ujar Drs. Mohammad Idris Purwanto, MM saat ditemui di sela-sela kesibukannya. 4
Masalah Dana Sebagai organisasi yang aktif, setiap orma memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) untuk mendukung kegiatankegiatan yang mereka laksanakan. Untuk mengadakan event-event atau acara-acara khusus yang berhubungan dengan organisasi, masing-masing orma mendapat suntikan dana dari lembaga. Lain halnya dengan Onegai yang mendapat masukan dana dari Himpunan Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika (HMJTI). Hal tersebut dikarenakan, Onegai adalah BSO, seperti Fossil yang juga di bawah naungan HMJTI. Namun, orma-orma tersbut tidak hanya berpusat pada satu dana yang diberikan oleh lembaga. Tidak jarang masing-masing orma mengumpulkan dana sendiri dari luar kampus. IKNA misalnya, mereka mengumpulkan dana dengan cara mengamen, mengupulkan barang bekas, catering, dan mencari sponsor. “Tidak jarang kami patungan untuk modal bikin acara”, ujar Recka, Ketua Umum Onegai Shelter. Harapan Dengan adanya UKM, lembaga mengharapkan lulusan AMIKOM nantinya mampu menjadi seorang pemimpin, mampu mengikuti kompetisi global, dan mempunyai wawasan wirausaha yang luas. Senat Mahasiswa pun berharap agar jangan sampai ada organisasi yang tidak aktif. Organisasi yang masih berbentuk komunitas diharapkan bisa menjadi BSO, organisasi yang masih berstatus BSO diharapkan bisa menjadi UKM, bukan malah sebaliknya. “Kalau membuat organisasi jangan hanya asal buat, lihat kondisi kampus, jangan hanya karena hobi saja. Prospek ke depan juga harus bagus, tekat awal juga harus besar”, jelas Panji memberi solusi. Senja|Andri|Ilham
Karya Ngelantur UU orma Amikom
-frans-
Unggul dalam tren teknologi
-frans5
Wacana Bingung Oleh: Nurhaporo Triyowibowo Mahasiswa S1 TI 6A (08.11.1925)
Disebut kejanggalan bukan kejanggalan, disebut benar toh nyatanya jika ditelisik tidak benar. Mungkin seperti itu yang dirasakan oleh sebagian mahasiswa yang berkuliah di sini. Ketika suatu mata kuliah tidak sesuai dengan kurikulum atau silabus mata kuliah tersebut bahkan ada beberapa yang judulnya sendiri tidak sama dengan apa yang akan diajarkan. Perngalaman saya berkata tidak adanya keserasian antara dosen satu dengan dosen lain tentang satu mata kuliah. Contoh : mata kuliah “Bunga Mawar” kelas A sampai F diajarkan tentang seluk beluk bunga mawar, bagaimana dia tumbuh dan berkembang dan sebagainya. Akan tetapi kelas G – M malah diajarkan tentang bunga melati. Nah di sini terjadi perbedaan yang sangat mencolok dengan tujuan semula dari yang seharusnya. Di sini dirasakan perlu adanya penejalasan dari kepala jurusan kepada dosen–dosen yang mengajar tentang kompetensi yang ingin dicapai. Perlunya ada persamaan persepsi sehingga tidak ada miscommunication antar dosen. Tidak lucu kan jika materi kuliah yang diampu dosen satu dengan yang lainnya berbeda, padahal jurusan sama, semester sama, cuma berbeda kelas saja. Akan lebih baik juga jika mahasiswa diberi penjelasan tentang materi yang akan diajarkan terlebih dahulu sehingga mereka akan lebih mengerti. Entah pemikiran ini sudah benar atau tidak, akan tetapi perlu adanya keserasian antara apa yang diberikan dengan apa yang diajarkan. Sehingga kualitas atau kompetensi yang ingin dihasilkan sesuai dengan tujuan semula.
6
Situasi Mahasiswa-Mahasiswa “No Idea!”, Siapa yang Paling Bertanggungjawab? oleh: Riski Anis Nur Awalin Salah satu mahasiswa aktif tingkat akhir
“...Dear Diary, Hampir tiga tahun sudah, aku menenteng label 'mahasiswa' di jidatku. Lebih dari lima ekor sapi yang dipelihara dengan penuh cinta oleh ayah, ku pastikan telah jadi tumbalnya. Sementara itu, aku masih saja tak yakin, kapan aku bisa melepas label keren yang tertempel erat ini. Sama sekali belum terlintas di otakku cerita apa yang nantinya akan ku tuliskan di musim scriptsweet untuk mengantarkanku ke pakaian yang disebut toga itu. Kerap ada ketakutan ketika mendengar kabar dari kakak-kakak tingkat, bahwa musim itu kan berganti menjadi musim scriptshit, yang tiada akhir..." Inti curhatan seorang 'aku' di atas, sedikit banyak tak jauh beda dengan percakapan antara Si A dan Si B. Berucaplah Si A, "B, ga terasa ya, kita sudah semester VI. Sudah ada bahan skripsi belum? Aku masih bingung, tar mau bikin apa." "Belum. No idea!," Si B menggapi, singkat. Bukan lagi rahasia, bahwa mahasiswa tingkat akhir yang fokus ingin segera lulus banyak mengalami dilema tentang masa skripsinya. Jika ditanya “Mengapa?”, kebanyakan jawabnya karena belum mendapatkan ide atau bahan. Dan jika ditanya “Bagaimana bisa?”, pastilah teramat susah untuk menjawabnya karena akan ada banyak pihak yang akan menjadi sumber penilaiannya. Enam atau tujuh semester bukanlah sebuah masa yang singkat. Dengan lebih dari 50 mata kuliah, ironis sekali jika yang terdengar kemudian adalah, “No idea!” untuk menyusun sebuah skripsi. Dan tentunya, akan ada banyak pertanyaan yang kemudian akan muncul. Misalkan, “Lalu, apa yang selama ini sudah diperoleh?”. Lebih ironis lagi, ketika akan ada sebuah jawaban yang justru berbalik bertanya, seperti ini, “Dapat apa, ya?” Dengan jawaban yang demikian, pastilah pula akan ada semakin banyak pertanyaan. Salah satu di antaranya, “Siapa yang paling bertanggungjawab atas situasi mahasiswamahasiswa “No idea!” tersebut?”. Selamat berpikir!
Liputan Dony Yakin Materi 'Boncengan' Bukan Penyimpangan
Dony Ariyus mengakui penggantian materi kuliah yang diajarnya, Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) dengan materi lain, atas kesepakatan dengan mahasiswanya. Materi 'boncengan' yang dimaksud adalah teori aplikatif penerapan Google Adsense. “Saya sudah menawarkan kepada mahasiswa. Kebanyakan menyetujui saya untuk mengajarkan web saja,” tuturnya. Ia mengatakan bahwa penilaian mahasiswa diperoleh dari hasil pengelolaan web mereka. Mulai tahun 2008, Dony mewajibkan pemakaian web hosting dan domain yang berbayar. Hal ini juga diakuinya sesuai dengan kesepakatan dengan mahasiswa. Sebelumnya saat ia masih menganjurkan mahasiswanya menggunakan fasilitas gratis, ternyata tidak menghasilkan pundi-pundi dollar seperti yang diharapkan. “Jika mahasiswa mengeluh karena terlalu berat untuk membeli, saya yakin itu hanya terjadi pada mahasiswa yang pemalas atau jarang masuk,” kata Dony. Menurutnya hingga saat ini para mahasiswanya yang tergolong rajin tidak pernah mengeluh untuk membeli fasilitas tersebut. Ia juga meyakini adanya provokasi dari beberapa mahasiswa yang tidak benar-benar mengikuti mata kuliah yang ia berikan. “Mereka tidak merasakan manfaat yang benar-benar real,” tambahnya. Menurutnya, materi yang diajarkannya tidak menyalahi kurikulum yang disusun Ketua Jurusan (Kajur), karena web termasuk media interaksi manusia dan komputer. “Pelajaran yang
telah saya berikan itu manfaatnya sangat terasa, bahkan sebelum mahasiswa bekerja, karena biasanya manfaat IMK itu hanya terasa jika mahasiswa sudah berada di dunia usaha,” ujarnya. Rizqi Sukma Kharisma yang juga dosen mata kuliah IMK tidak dapat menyimpulkan bahwa Pak Doni menyalahi kurikulum. “Mata kuliah IMK itu sendiri penjabarannya masih sangat luas. Dan salah satunya seperti yang diajarkan pak Doni mengenai pembuatan sebuah web,” ujarnya. Berbeda dengan Doni, ia mengajar cenderung memberi materi secara umum, agar pada akhir mata kuliah mahasiswa bisa memilih ke arah mana mahasiswa ingin berkonsentrasi lebih lanjut. “Namun di balik itu mungkin Pak Doni ingin menunjang mahasiswanya agar menjadi enterpreneur seperti yang diharapkan oleh Amikom sendiri,” ujar Rizqi (6/5). Rizqi juga mengungkapkan bahwa mahasiswa bisa membuat perjanjian pada dosen di awal mata kuliah. “Jika di awal kuliah dosen dan mahasiswa menyetujui untuk mempelajari tentang pembuatan web, maka Pak Doni tidak bisa dibilang membuat materi sendiri atau melenceng,” tambahnya. Hal itu dibenarkan oleh Kajur D3 TI Yang Melaksankan Tugas (YMT), Sudarmawan. Menurunya, Kajur tidak bisa memaksakan semua dosen memberi materi kuliah yang sama persis. Sebaliknya, Kajur memberikan kebebasan strategi pengajaran dan penyampaian materi ke mahasiswa, sesuai dengan perkembangan ilmu dosen masingmasing. Ia juga mengharapkan mahasiswa tidak memiliki satu sudut pandang saja pada satu mata kuliah. “Walaupun ketika dosen membuat SAP (Satuan Acara Pengajaran) yang berbeda, namun tujuan yang diharapkan Kajur adalah harus tetap sama,” ujarnya (6/5). Sementara itu, Dony mengatakan bahwa dia akan berhenti memberikan materi yang berkaitan dengan Google Adsense. “Kemungkinan tahun ajaran berikutnya, saya cuma akan memberikan pelajaran tentang toko online saja,” ujarnya (19/05). Deni | Diska 7
Foto Journal
Hari Bumi
Peserta mengadakan aksi dengan mengecat tubuhnya dan salah satu peserta merangkul bola yang berbentuk bumi menggambarkan bahwa bumi kita harus dijaga dan dilestarikan(22/4). (Journal/Irwan)
Memperingati Hari bumi nasional seluruh komunitas sepeda mengadakan konfoy dan membawa poster yang bertuliskan “stop nuclear save earth� berkeliling disekitar Yogyakarta(22/4). (Journal/Reza)
8
Foto Journal
yang kotor(22/4). (Journal/Reza)
Hari Bumi
Peserta konfoy memakai masker untuk menutupi hidungnya supaya dapat menyaring asap kendaraan
Peserta aksi turun kejalan di persimpangan jln. Malioboro dengan membawa spanduk untuk memeriahkan hari bumi nasional yang bertujuan untuk megajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan(22/4), (Journal/Irwan)
9
Liputan Kajur Tak Permasalahkan Perbedaan Materi Kuliah antar Dosen
Bambang Sudaryatno, Ketua Jurusan
terkomputerisasi sehingga tidak bisa diubah.
(Kajur) Sistem Informasi STMIK Amikom
Sebagai Kajur yang merangkap dosen
Yogyakarta membantah kurangnya koordinasi
Sistem Informasi Manajemen (SIM), Bambang
antar dosen berkaitan dengan perbedaan materi
menjelaskan bahwa setiap dosen boleh memilih
pada mata kuliah yang sama (11/05). Seperti yang
modul pengajaran secara individu. Dengan
dikeluhkan oleh mahasiswa, beberapa dosen
demikian standar soal yang dimiliki setiap dosen
memberi materi yang berbeda walaupun
juga berbeda. Hal itu menurutnya tidak menjadi
mengampu mata kuliah yang sama. Selain itu,
masalah selama materi yang disampaikan tidak
jadwal yang bertabrakan dan sistem pemberian
melenceng dari kurikulum. Dia juga mengimbau
nilai juga dikeluhan.
mahasiswa untuk melapor apabila menemukan
Ditemui di ruang dosen, Bambang
materi yang melenceng dari kurikulum.
menjelaskan bahwa tidak mungkin seorang dosen
Cara mengajar dosen dengan standar
mengajar seluruh kelas. Harus ada pendistribusian
soal ujiannya yang berbeda menimbulkan
dosen dalam satu jurusan. Namun, dia
perasaan iri sebagian mahasiswa. “Kalau
meyakinkan, setiap dosen yang mengajar mata
dosennya nggak enak, ya pasti ada iri sama kelas
kuliah sama sudah saling berkoordinasi. Selain itu,
lain,� keluh Yesiana, mahasiswi tingkat satu
setiap Kajur memiliki Satuan Acuan Pengajaran
Sistem Informasi. Namun dia memahami bahwa
(SAP) sebagai alat kontrol terhadap dosen.
tidak mungkin pola mengajar setiap dosen
Menanggapi persoalan
jadwal yang
dibuat serupa. Hal ini juga diamini oleh Sefiana,
bertabrakan antara mata kuliah wajib dan mata
mahasiswi tingkat dua Teknik Informatika.
kuliah konsentrasi, Bambang menyarankan
“Untuk mengatasi kesenjangan sosial ya harus
mahasiswa untuk mengutamakan mata kuliah
menjadi mahasiswa yang aktif mencari materi
wajib terlebih dahulu. Sedang untuk mata kuliah
yang nggak sama dengan materi yang
konsentrasi dipersilahkan untuk mengambil jam
disampaikan oleh dosen kita. Harus jadi
pengganti di kelas lain. Ini menurutnya,
mahasiswa yang bermutu dan mengurangi
dikarenakan sistem pembagian kelas sudah
subjektifitas,� ujarnya. Ilham | Satrio
10
sumber : Reza (journal)
Wawancara
Sudarmawan, M.T.
Perubahan materi mata
dari dosen maupun mahasiswa tentang kurikulum,
kuliah secara frontal
sehingga mendapatkan feedback dan dapat
menimbulkan pertanyaan,
diperbaharui terus.
adakah kontrol yang jelas
Lalu adakah sanksi untuk penyimpangan-
dari Ketua Jurusan terhadap
penyimpangan tertentu?
dosen untuk mengawasi
Sanksi awalnya dengan peringatan. Apabila belum
pelaksanaan kurikulum?
dilaksanakan maka akan ada pengurangan beban kuota
Riza Hadi Kusuma, reporter
mengajar. Apabila belum dilaksanakan lagi, akan
LPM Journal berkesempatan
dikurangi gajinya, dan yang terakhir tidak lagi dipakai
memperbincangkan hal ini
sebagai dosen.
dengan Sudarmawan, M.T.,
Apakah ada evaluasi tentang penyampaian materi
Pelaksana Harian dari Ketua
dari Kajur kepada dosen?
Jurusan (Kajur) S1 TI, Abas
Sebenarnya evaluasi itu menunggu feedback dari
Ali Pangera, Ir., M.Kom dan
mahasiswa atau HMJ (Himpinan Mahasiswa Jurusan, -
Ketua jurusanD3 TI.
red.). Kalau ada masukan kami langsung melakukan
Apakah ada proses kontrol terhadap jalannya kurikulum yang telah dibuat? Ada, dari aspek kurikulum menggunakan SAP (Satuan Acara Perkuliahan, -red.). Dosn baru menanyakan SAP-nya bagaimana, kemudian di-breakdown menjadikan satuan pengajaran termasuk strategi pengajaran. Tergantung dosennya mengajarnya dengan sistem gimana. Ada dosen yang membuat kesepakatan dengan mahasiswa-mahasiswanya untuk mengubah total materi dalam mata kuliahnya. Bagaimana pendapat Anda? Itu tergantung dosennya. Sebenarnya kurikulum itu bersifat generik, secara garis besarnya saja. Tidak mungkin Kajur mengontrol secara detail bagaimana dosen mengajar. Jadi, ketika ada dosen yang memutuskan
evaluasi sama yang bersangkutan. Sehingga tidak ada lagi kendala sistem belajar mengajar di kelas. Dasar-dasar pembuatan kurikulum di STMIK Amikom mengacu pada apa? Dasar kurikulum mengacu pada Computing Curricula 2005, pedoman dari Aptikom, Cisco untuk netwoking, dan setiap empat bulan sekali mendatangkan pembicara untuk melakukan seminar, sehingga terupdate terus kurikulumnya. Ada juga dengan studi banding, contohnya kemarin ke ITS. Kapan kurikulum dirasa harus diperbaharui? Sebenarnya yang berwenang untuk memperbarui kurikulum adalah Ketua (Ketua STMIK Amikom, Prof. Dr. M. Suyanto, M.M., -red.). Ketua Jurusan hanya sebagai perantara saja, dan menjelaskan kepada Ketua bahwa sistem kurikulum yang diperbarui kaya gini. Yang menyetujui hanya Ketua Amikom karena itu
membuat lebih baik, kenapa tidak? Masalahnya
visi dari lembaga. Bagaimana sebenarnya kewenangan pelaksana harian? Hanya sebatas administrasi saja. Kalau masalah mengganti kurikulum adalah Ketua Jurusan, yaitu Pak Abbas.
teknologi itu berkembang terus, tidak mungkin terpaku
Apakah Anda merasa pelaksanaan kurikulum di
kepada kurikulum terus. Dan yang terutama mata
Amikom sudah cukup dikontrol?
kuliah konsentrasi yang harus mengikuti tren masa
Kurikulum di Amikom ini sudah bagus. Kalau tidak
kini.
bagus Amikom tidak seperti ini. Tapi pelaksanaanya
Berarti pencapaian target yang direncanakan saat
yang harus ditingkatkan. Sehingga memudahkan dosen
pembuatan kurikulum juga melenceng dong?
dan mahasiswa untuk melakukan proses belajar
Semua itu tercantum di SAP. Jadi nanti ada laporan
mengajar.
menyimpang dari kurikulum yang sudah dibuat, apakah itu sah-sah saja? Sah-sah saja. Asal tidak menyimpang terlalu jauh dan
11
Seputar Teknologi Informasi Teknologi Perkembangan Web
Web adalah suatu ruang informasi. Teknologi web ini juga mengalami perkembangan dari jaman ke jaman. Mulai dari Web 1.0, 2.0, 3.0, dan kemungkinan kedepannya 4.0. Web 1.0 dikembangkan untuk pengaksesan informasi yang sedikit interaktif, sifatnya adalah read. Tak lama muncullah Web 2.0 yang merupakan revolusi bisnis di industri komputer yang disebabkan oleh penggunaan internet sebagai platform, yang juga merupakan suatu percobaan untuk memahami aturan untuk mencapai keberhasilan platform baru. Sifat Web 2.0 adalah read-write. Kehadir Web 2.0 kemudian menggantikan Web 1.0. Dimana interaksi sosial di dunia maya sudah menjadi kebutuhan wajib. Era Web 2.0 ini memiliki beberapa ciri mencolok yaitu share, collaborate dan exploit. Seperti blog, jejaring sosial, Sumber : http://thepaisano.files.wordpress.com Myspace, Youtube, dan Fickr. Perbedaan Web 2.0 dan Web 1.0 adalah pada keterbatasan Web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk mengunjungi situs tersebut dan melihat satu persatu konten di dalamnya. Sedangkan Web 2.0 memungkinkan pengguna internet dapat melihat konten suatu website tanpa harus berkunjung ke alamat situs yang bersangkutan. Selanjutnya adalah Web 3.0, jika dunia seluler dikenal istilah 3G, maka di Internet ada yang namanya Web 3.0. Web 3.0 adalah generasi ketiga setelah Web 1.0 dan 2.0. Konsep ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001, saat Tim BernersLee (penemu World Wide Web) menulis sebuah 12
artikel ilmiah yang menggambarkan Web 3.0 sebagai sebuah sarana bagi mesin untuk membaca halaman-halaman web. Hal ini berarti bahwa mesin akan memiliki kemampuan membaca web sama seperti yang manusia dapat lakukan sekarang ini. Web 3.0 berhubungan dengan konsep Web Semantik, yang memungkinkan isi web dinikmati tidak hanya dalam bahasa asli pengguna, tapi juga dalam bentuk format yang bisa diakses oleh agenagen software. Beberapa ahli bahkan menamai Web 3.0 sebagai Web Semantik itu sendiri. Keunikan dari Web 3.0 adalah konsep dimana pengguna dapat berkomunikasi dengan mesin pencari. Kita bisa meminta web untuk mencari suatu data spesifik tanpa bersusah-susah mencari satu per satu dalam situs-situs web. Web 3.0 juga mampu menyediakan keterangan-keterangan yang relevan tentang informasi yang ingin kita cari, bahkan tanpa kita minta. Konsep ini dapat diandaikan sebuah website sebagai sebuah intelektualitas buatan (artificial intelegence). Saat ini adaptasi Web 3.0 mulai dikembangkan oleh beberapa perusahaan di dunia seperti Secondlife, Google Co-Ops, bahkan di Indonesia sendiri juga sudah ada yang mulai mengembangkannya, yaitu Li'L Online (LILO) Community. Ind Sumber : http://039randy.wordpress.com http://id.wikipedia.org http://netsains.com http://bayusyerli.com
Pojok Sastra Mushola Tua Itu (Bagian Tiga) Masih dalam ingatan Awalnya niat baik warga agar mushola itu
sering meminjam Iqra'-nya dan sampai-sampai dia relakan Iqra'-nya untukku
menjadi lebih nyaman untuk tempat beribadah tak
“Iksan, kamu tau ndak, mushola ini terlalu asing
menjadi soal. Tapi berselang beberapa waktu ternyata
bagiku,” dia mencoba mengingatkan kenangan masa
hanya sesumbar ini itu supaya realisasi kemegahan
kecil dulu. “Asing bagaimana maksudmu?” aku coba
bisa terwujud dan mushola sebagai simbol yang
meladeni perbincangan.
mencermikan warganya agamis. Kini mushola sudah
“Ya, kamu lihat saja. Dulu gelap menjadi indah dengan
menjadi bangunan apik, dengan dinding warna-warni,
cahaya rembulan. Nah, sekarang malam terasa berlalu
beratap genting impor, berkarpet mahal, dan memiliki
biasa saja,” dia coba mengenang kembali.
pengeras suara, di mana harapan warga, mushola itu
“Iya juga ya, dulu kalau bulan purnama tiba orang-
akan jauh lebih ramai dikunjungi.
orang keluar rumah untuk sekedar duduk-duduk di
Memang itu semua niat baik yang tidak bisa
teras rumah, anak-anak sehabis mengaji berhamburan
ditolak, walau nyatanya kini tempat ibadah itu
keluar mushola. Nah sekarang mushola juga malah
keseringan lengang. Setelah sholat maghrib tak ada
sepi,” aku mencoba menanggapi. ”Hahaha... Iksan,
anak-anak kecil berlomba untuk antri ngaji. Suara
iksan masih ingat juga dirimu,” kata Hamid sambil
hafalan ayat-ayat Tuhan nampak diam kalah dengan
tertawa. Hamid sempat bercerita panjang lebar
volume televisi di rumah setiap warga. Sebulan sekali
bagaimana mushola yang berdiri megah saat ini ada,
aku meluangkan waktu untuk pulang kampung. Aku
dari ada yang membuat aku kecewa ketika tau dengan
ingat ketika pulang bertemu teman-teman masa
dibangunnya mushola itu kini malah warga jarang ke
kecilku yang dulu kami masih bersenda gurau, kini
mushola. Anak-anak kecil sekarang jarang mengaji
mereka ada yang sudah mengemban amanah jadi
seperti dulu. Hamid pernah berkata, “Anak-anak
orang tua. Beberapa di antara teman masih ada satu
sekarang sudah asik dengan televisi, waktu untuk
dua orang yang bergerilya mencari penghidupan
mengaji malah diganti untuk nonton televisi.”
menaikan status sosial menjadi kaum terdidik seperti diriku.
Bagi diriku bukan salah warga mengapa harus membangun mushola mewah tapi hanya dijadikan
Ada seorang teman yang dulu satu kelas di
simbol agamis, menyalahkan televisi yang sudah menggantikan peran forum-forum musyawarah warga,
bapak. Dalam benakku bangga karena dia sudah
anak-anak kecil yang jarang mengaji, atau aparatur
mencoba menjadi teladan bagi anaknya. Hamid biasa
desa yang juga ikut nonton televisi. Memang sampai
aku menyapanya, kami sempat bertemu dan saling
saat ini perkembangan ilmu dan teknologi modern jika
berbagi cerita. Waktu itu sehabis sholat Isya kami
tidak diimbangi dengan kepedulian diri maka pengaruh
duduk di teras mushola dan bercerita banyak hal, dari
buruk terhadap lingkungan akan kentara, itulah yang
mulai ketika kami TK hingga kenapa dia akhirnya
coba aku jadikan renungan.Selesai.
-fery-
Madrasah Ibtidaiyah kini dia sudah menjadi seorang
berkeluarga. Dia juga masih ingat ketika dulu aku
-imaen13
Pojok Sastra
Taman Pesakitan Warna mencolok terlihat dari kejauhan pandang
Taman yang menghasilkan para pujanggapujangga bilangan
Dengan sosok kesatria berperisai jemawa sedang berbaring
Nyata, taman itu dikerubungi lalat-lalat resah Yang nyaman karena udara dingin persegi panjang
Arus penghidupan dan kehidupan dari arah mata angin yang pincang
Terbius oleh sinar dari kotak yang menyerupai kelelawar aneh
Ini taman kata mereka, itu juga taman mereka kata Taman dengan taman-taman yang singkat pengucapannya
Yang hanya menghasilkan teriakan dalam hati Produk imitasi menjadi jargon-jargon pembutaan Taman pesakitan yang berusaha meninggalkan nurani
Taman-taman sedang disesaki martir yang tersesat
Taman pesakitan yang terus lari berlalu dan melaju
Berjalan lunglai bercampur beribu olah logika
Menggilas semua suara-suara sumbang Taman-taman itu sekarang menuju ilusi
Martir-martir itu terpukau
Taman yang berhias akan kehangatan bara argumen Taman itu bergelimang prasangka dan pembatasan
fery
Teks-teks pembenaran terpampang maya di setiap sudut dan halaman taman
Ilusi yang harus mengubah setiap tumbuhannya Agar taman ramah kepada dunia Bukan taman dongeng-dongeng saja Bukan taman sirkus cendekia belaka Zani Noviansyah
Agenda Pelatihan TA dan Skripsi Penyelenggara hari / tanggal Waktu tempat
:Himmsi : Sabtu, 28 Mei 2011 : 08.00 - 15.00 : Ruang Citra 2
Workshop "Membuat Presensi dengan Visual Basic 6" Penyelenggara :AMCC Hari, Tanggal : Sabtu, 28 mei 2011 Waktu : 12.30 - 16.00 WIB
Karier Dan Prospek Dibidang Digital
Dialog Bulanan Mahasiswa Jurusan TI
Penyelenggara Hari, Tanggal Waktu Tempat 14
Penyelenggara Hari, Tanggal Waktu Tempat
:Fossil : Sabtu, 28 mei 2011 : 08;00 - 11.00 WIB :Ruag Citra1
:HMJTI : Sabtu, 28 mei 2011 : 08;30 - 11.30 WIB :Ruag 5.2.4
Referensi Musik
Artis :The Trees and The Wild Album :Rasuk Produksi :Lil'Fish Records, 2009
Ambil cangkir, masukkan aksen vokal John Mayer, beri campuran post rock ala Sigur Ros yang lembut tapi meledak-ledak, taburkan identitas nasional, aduk dengan irama folk Kings Of Convenience, tambahkan gula, cokelat, susu, krim manis dan semangat. Kira-kira begitulah gambaran musik The Trees and The Wild. Remedy Walony (vocal,Gitar Akustik), Andra B. Kurniawan (Bass elektrik) dan Iga Massardi (Gitar Elektrik) adalah tiga pemuda yang bertanggung jawab atas kecerdasan aransemen dalam album debut mereka "Rasuk�. Keseluruhan track dalam album ini memiliki kekuatan masing-masing. Intro riang, petikan akustik yang melodius untuk tiba-tiba tergradasi ke bebunyian elektrik, perkusi dan beberapa instrumen etnik, latar suara perempuan yang terdengar seksi, chorus yang anthemic, hingga aransemen keroncong dengan irama ukulelenya yang melompat-lompat. Menjadi bukti bahwa mereka tidak lantas memaksakan apa yang mereka mainkan. Pendekatan yang lembut, berempati dengan apa yang kita rasakan, baru kemudian membelai dengan kenyamanan, kesederhanaan, kejujuran, rasa manis dan optimisme. Persis seperti judul album mereka. Satrio
Buku Judul Penulis Penerbit Tanggal terbit Bahasa
: Harry Potter and The Sorcerer’s Stone : J.K.Rowling : Gramedia Pustaka Utama : September 2000 : Inggris (Amerika Serikat)
Harry Potter merupakan salah satu seri novel fantasi mengenai seorang anak laki-laki bernama Harry Potter. Kisah dibuka dengan keadaan tak terkendali di dunia sihir (yang biasanya merupakan komunitas yang rahasia) setelah bertahun-tahun mengalami teror oleh Lord Voldemort. Pada malam sebelumnya, Voldemort telah menemukan tempat perlindungan rahasia keluarga Potter, dan membunuh James dan Lily Potter. Namun demikian, ketika ia mengarahkan tongkat sihirnya kepada bayi mereka, Harry, kutukan pembunuh yang dikeluarkannya malah membalik kepada dirinya sendiri. Arwah Voldemort tercabik dari tubuhnya sendiri yang hancur, menghilang dari dunia sihir, tapi tidak mati. Sementara itu, satu-satunya hasil dari kutukan yang gagal itu meninggalkan bekas yang khusus di dahinya, cacat berbentuk sambaran kilat. Kekalahan misterius Voldemort memberikan Harry sebutan khusus di kalangan dunia sihir, "Anak Laki-Laki yang Bertahan Hidup". Sebutan ini khususnya dikarenakan tidak ada penyihir yang diarah oleh Voldemort dapat bertahan hidup melawannya. Meilinda D.R. 15
by: Journal Ngaliman
D’Journal