Lembaga Pers Mahasiswa Journal
Perlu proses yang serius dalam arti 'menggali’
Kejayaan Teknologi Tanpa Seminar IT
#2 Khusus
Oleh: Ndaru Kurniawan (12.02.8327) Oleh: Ngaliman (Alumni 2014) Penggalian Potensi Mahasiswa (PPM) merupakan wahana berproses bersama bagi seluruh penggerak aktifitas di AMIKOM, bukan hanya diprtuntukan bagi mahasiswa baru, tapi berlaku juga bagi semua pihak terkait yang ada di AMIKOM dalam pelaksanaan setiap kegiatan. Penggalian potensi merupakan cara melihat dan memunculkan potensi, ini sekedar wahana untuk menampakkan. Tentunya tak mudah dan tak instan potensi ini terasah. Perlu proses yang serius dalam arti 'menggali'. Dimana menggali ini bukan sekedar ajang unjuk kebolehan tapi juga proses menerapkan kemampuan dalam hal positif untuk menjadi lebih baik. Penggalian ini pastilah dengan ilmu. Dan keseriusan berproses adalah caranya. “Ngelmu iku kelakone kanthi laku” , yang dalam pemaknaannya ilmu itu terlaksana dengan jalan. Jalan ini adalah keseriusan dan ketekunan berproses. Potensi merupakan titik dimana kita mengetahui apa yang bisa dan akan kita lakukan. Jadi penggalian potensi ini menjadikan kita untuk tetap berproses. PPM diharapkan akan menjadi pemicu gerak agar usaha yang dilakukan akan tetap berproses.
Glory of Technology, never ending! Seru peserta Penggalian Potensi Mahasiswa (PPM) 2014 di Dome STMIK Amikom Yogyakarta. Pada dasarnya, PPM bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa baru dengan lingkungan kampus. PPM harus menjadi awal untuk menggali atau setidaknya menemukan potensi yang ada pada diri mahasiswa. Dalam pelaksanaannya, PPM lebih ditekankan pada penyampaian ceramah untuk para peserta. Sebenarnya, kegiatan pengenalan kampus seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia termasuk PPM mengacu pada buku Panduan Umum Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru. Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi dan Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan ini merekomendasikan penyampaian materi dengan metode ceramah. Ditambah dengan melihat kebutuhan dan kondisi kampus saat ini untuk menentukan konsep PPM. Saat ini, mahasiswa baru memerlukan hal yang lain selain mendengarkan ceramah untuk menggali potensinya. Ditambah lagi, dengan pelaksanaan PPM yang lebih dipadatkan dari tahun sebelumnya. Seminar IT dan enterpreneur yang menjadi pokok dari tema yang diangkat harus diselenggarakan diluar agenda PPM tahun ini. Pertimbangan pengurangan waktu pelaksanaan merupakan keputusan yang terlalu beresiko untuk diambil untuk saat ini. Karena PPM menjadi titik awal peserta memulai tahap baru mereka sebagai mahasiswa. Peserta selayaknya mendapatkan porsi yang diperlukan untuk menggali potensinya.
KARIKATUR
Edisi
PPM
3 September 2014 www.lpmjournal.com
OPINI
SALAM REDAKSI Penyelanggaran PPM hari pertama telah usai. Meski belum usai, namun setidaknya sudah ada ilmu atau cerita yang bisa kita bawa pulang dan membaginya bersama kawan atau saudara. Pada pelaksaan hari pertama, tentu ada halhal menarik yang layak untuk kita perbincangkan bersama. Seperti halnya fasilitas, dalam penyelenggaraan yang melibatkan hingga ribuan peserta, sudah seharusnya fasilitas menjadi hal yang diprioritaskan oleh panitia. Namun menilik pada PPM tahun lalu—dimana sejumlah peserta mengeluhkan soal fasilitas—apakah hal serupa akan terjadi lagi? Bagaimana antisipasi pantia soal ini? Kepada kawankawan Maba, kami ucapkan selamat datang pada kampus “Ungu”. Semoga dengan mengikuti kegiatan yang cukup melelahkan ini, ada hal yang bisa dipetik. Salam Pers Mahasiswa!
Prof. Dr. M Suyanto M.M selaku ketua STMIK Amikom Yogyakarta secara simbolis membuka PPM 2014 diatas panggung acara yang disaksikan seluruh peserta.(2/8) Journal | Urfa
TOPIK UTAMA www.lpmjournal.com
@LPMJournal
fb.com/lpmjournal
MUKA DUA
?
Lingkungan “ “PeduliKenapa Tidak
Keredaksian DITERBITKAN OLEH: LPM Journal STMIK Amikom Yogyakarta. PELINDUNG: Drs. M. Idris Purwanto, M.M. PEMBINA: Jaeni, S. Kom. PIMPINAN UMUM: Ndaru Kurniawan. WAKIL PIMPINAN UMUM: Fregy Damara SEKRETARIS: Ali Fatur R. BENDAHARA: Geslin Ardhana R.
Ganes (12.12.6895)
PIMPINAN REDAKSI: Govinda Al A. PIMPINAN PRODUKSI: Handayani Ekaningtyas. REDAKTUR PELAKSANA: Tutur Larasati, Ayu Nathania, M. Urfa N. REDAKTUR: Morita Puspita S. REPORTER: Riski Dian A.K , Yoga Patria P, Asih Wulan S, Sintya Permata S, Geslin Ardhana R, Rony Prasetya N, Ahmad Shodiq. FOTOGRAFER: Yusuf Dwi P, M. Urfa N. KONTRIBUTOR: Ndaru Kurniawan, Ganes Budi B, Ngaliman. LAYOUTER: Fregy Damara. ALAMAT REDAKSI: Gedung BSC Ruang VI.3.9, STMIK Amikom Yogyakarta Jl. Ringroad Utara, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. EMAIL: lpmjournal@gmail.com. WEBSITE : www.lpmjournal.com.
Beberapa peserta PPM yang dirawat di Pos P3K.(2/8) Journal | Kiki
Penggalian Potensi Mahassiswa (PPM) tidak terlepas dari fasilitas untuk menunjang acara berlangsung.Panitia telah menyediakan berbagai fasilitas untuk peserta PPM. Teguh Rahayu (13.21.0739) selaku ketua PPM menjelaskan fasilitas yang ada tahun ini sangat memadai dan sangat memanjakan peserta. Dengan konsep yang sesuai dengan tema. Fasilitas untuk acara memang dibuat sekreatif mungkin agar peserta tidak jenuh atau tertekan mengikuti PPM. Fasilitas yang diberikan antara lain fasilitas pengenalan Amikom, pengenalan organisasi mahasiswa (Orma), serta untuk tempat ibadah, panitia sudah menyediakan tempat. Untuk seksi P3K mereka memfasilitasi obat–obatan serta menyiapkan dokter sebanyak dua orang bagi yang memiliki penyakit seperti maag, bronchitis dan jantung. Sejauh ini P3K masih bisa menanggulangi peserta yang sakit karena dome yang
penuh oleh peserta sehingga menjadi panas. P3K sendiri sudah dibekali dengan pelatihan khusus PMI. Mereka kebanyakan dulu sudah pernah mengikuti PMR. Saat diwawancarai mengenai tanggung jawab panitia keamanan tentang barang sitaan yang hilang, Teguh menjelaskan panitia bukannya tidak bertanggung jawab tetapi hal itu dilakukan agar peserta tertib dan tidak mengulangi membawa barang yang tidak diwajibkan selama PPM berlangsung. Teguh mengatakan PPM tahun ini sudah jelas sangat meningkat dari segi fasilitas, tema dan acara. Untuk pembayaran PPM sudah sepadan dengan apa yang mereka dapatkan selama PPM. Hal senada juga diungkapkan oleh Barka Setya selaku ketua umum lembaga. Pembayaran PPM dengan fasilitas yang didapatkan oleh peserta sudah sesuai. Fasilitas seperti tas kain bertuliskan STMIK Amikom, jas almamater dan kaos sudah standar di kampus. Anggaran tahun ini memang mengalami kenaikan dua kali lipat dari tahun kemarin tetapi untuk pembayaran PPM bagi setiap peserta dari tahun ke tahun tetap. Waris Pramono (12.11.5898) selaku koordinator perlengkapan PPM menjelaskan, fasilitas yang ada atau disediakan dari mereka antara lain panggung, pengeras suara dan semua peralatan yang berbau multimedia. Fasilitas yang ada saat di PPM ini bisa digunakan untuk semua peserta, panitia PPM dan seluruh masyarakat PPM yang telah disediakan koordinator perlengkapan agar acara tetap berjalan dengan lancar. Mereka menyesuaikan rundown yang ada. Fasilitas di PPM tahun ini juga ditambah kuotanya. Misalnya dari PPM tahun lalu air wudhu kurang, di tahun ini kuota air wudhu sudah bekerja sama dengan PDAM. Juliandro Da Gere N.H (14.11.8421) salah satu peserta
LIPUTAN
LPM JOURNAL
PPM saat diwawancarai mengenai fasilitas yang telah disediakan oleh panitia mengatakan, sejauh ini panitia telah cukup membantu “ ... karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, menginformasikan kelengkapan barang bawaan peserta. Ia akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari.” mengatakan sejauh ini fasilitas yang terlihat jelas dan sangat - Pramoedya Ananta Toer membantu mahasiswa baru adalah P3K. “Tetapi masih terlihat komunikasi yang kurang terkoordinasi antar panitia” ujarnya (2/9). Juliandro merasa kurang nyaman dalam mengikuti PPM. Juliandro berharap agar panitia lebih bisa memaksimalkan waktu agar peserta tidak terlalu lama duduk. “Karena terlalu lama duduk lesehan sehingga membuat punggung saya menjadi sakit, ini harus menjadi koreksi bagi panitia dalam meningkatkan kenyamanan peserta selama PPM.” ungkapnya. Berbeda dengan pendapat Juliandro, Lis Anisa Fazrin (14.11.7667) mengatakan di PPM 2014 fasilitas yang diberikan oleh panitia sudah membuat Lis Anisa nyaman, karena menurutnya panitia sudah mengarahkan dan memberikan penjelasan agar semua peserta tertib. Morita|Wulan|Kiki|
Kurangnya Pemahaman Maba Akan Barang Bawaannya
Kenalkan Amikom Lewat Tugas
Seorang Mahasiswa baru (Maba) STMIK Amikom Yogyakarta Munawaroh (14.12.8110) mengatakan barang bawaan yang diperuntukkan maba lumayan ribet. “Aku masih agak bingung sama clue yang diberikan panitia,” tambahnya(2/9). Selain itu Munawaroh mengaku agak kesulitan mencari barang bawaan dikarenakan waktu kepulangan yang lama. Hal ini juga dirasakan Uni Nur Rita (14.02.8864), “Sebenarnya barang bawaannya gak susah, cuma saat mencari saja yang ribet karena masih bingung sama cluenya,” ungkapnya. Moh. Rozan(11.12.5692) selaku Koordinator Acara saat ditemui di selasela kesibukannya mengatakan barang bawaan peserta tahun ini dibuat tidak terlalu ribet. Diberikan kebebasan dan kenyamanan untuk mencari barang bawaan mereka sesuai perintah. “Kami sudah memberikan tugas yang ringan, yang membuat mereka kesulitan mungkin karena kurang pemahaman saja,” tambahnya.|Geslin
Mahasiswa (PPM) adalah salah satu persyaratan yang diberikan oleh panitia. Hal ini dilakukan agar mahasiswa baru mengetahui lebih awal isi dari buku panduan. “Sebenarnya tujuan tugas tersebut agar peserta PPM hafal dan paham terlebih dahulu, kemudian pada saat hari H mereka tidak bingung dan lebih mengerti isiisi nya,” jelas Moh. Rozan (11.12.5692) selaku Koordinator Sie Acara(2/9). Walaupun tugas itu tidak ada hubungannya dengan tema yang diangkat tahun ini yaitu “Glory of Technology” , tetapi menurut Rozan hal itu penting untuk peserta. Tindak lanjut dari tugas tersebut akan diolah oleh pihak lembaga. Tetapi sebelum sampai ke tangan Lembaga, pihak panitia mengumpulkan terlebih dahulu lewat para pemandu untuk diarsipkan. Sintya
Ada Himbauan, Seksi Keamanan Ikut Menerapkan
Bergabunglah bersama Kami www.lpmjournal.com @LPMJournal fb.com/lpmjournal
HARI PERTAMA Oleh: Yusuf Dwi P(13.12.7435)
Syarkawi – Banjarmasin S1 Teknik Informatika Kegiatan PPM seperti Ospek tetapi lebih santai. Pertama datang agak takut karena ada barang yang tidak dibawa, tetapi saat sudah kumpul terasa senang.
M. Urfa N(11.11.5341)
Para peserta melakukan login pada pagi buta sekitar pukul 05.00 WIB terlihat suasana kampus yang masih gelap dan beberapa lampu hidup. Beberapa mahasiswa ada yang berlarian guna menyusul kelompoknya dan begitu sebaliknya. Journal | Putra
Alasan mahasiswa baru terkena hukuman Panitia keamanan menghukum beberapa Mahasiwa baru (Maba) yang terlambat atau tidak menaati tata tertib pada acara Penggalian Potensi Mahasiwa (PPM), Selasa (2/9). “Hukuman itu sudah sewajarnya, kata Reza maba jurusan Manajemen Informatika. Menurutnya, ia dihukum lantaran tidak membawa barang bawaan. “Sebenernya membawa barang bawaan tetapi dititipkan ke teman,” tambahnya. Hal senada dikatakan Haidar mahasiswa jurusan Teknik Informatika, mereka terlambat karena rumah atau kos yang jauh dan transportasi yang sulit. Akibatnya mereka terlambat masuk. Mereka berharap semoga pada rundown acara ada perbaikan jam masuk. Yoga
SUARA MABA
FOTO JOURNAL
Penyelenggaraan hari pertama Penggalian Potensi Mahasiswa 2 September 2014 telah dimulai. Acara rutin tahunan STMIK Amikom Yogyakarta kali ini diikuti oleh sebanyak 1.700an peserta. Acara yang dijadikan ajang pengenalan, adabtasi, pembentukan karakter dan menumbuhkan potensi mahasiswa ini diikuti oleh sebanyak 1.700an peserta. Ada beberapa peserta yang menikmati acara dengan senang dan ada beberapa juga yang sebaliknya.
Seksi keamanan Penggalian Potensi Mahasiswa (PPM) STMIK Amikom Yogyakarta tahun ini mengurangi tingkat tegas dan volume sanksi untuk mahasiswa yang mengikuti PPM. Hal ini dikarenakan adanya himbauan dari Amikom untuk menerapkan 3S (Senyum, Sapa dan Salam). Menurut Barka Satya selaku Ketua umum dari pihak Lembaga, seksi keamanan pada tahun ini lebih ringan dibanding tahun lalu. "Jika ada anggota seksi keamanan yang melanggar langsung saya tegur ditempat," tegas Invantri Rettob (11.12.6267) selaku koordinator seksi keamanan (2/9). Brian Fajar K (14.12.8283) berpendapat bahwa seksi keamanannya cukup tegas dan peraturannya cukup ketat. Rony
Tugas merangkum isi buka panduan Penggalian Potensi
Yolita – Belitung S1 Teknik Informatika Walau disuruh jalan kaki jauh karena lewat pintu masuk yang salah, tetapi acaranya tidak membosankan dan menambah semangat, panitianya juga seru. Peserta PPM 2014 menunjukkan barang bawaan untuk dicek kesesuaian yang telah disebutkan saat Breafing pada hari Senin, 1 September 2014. Journal | Urfa
Pagi ini lapangan baseket ball dipenuhi oleh peserta PPM guna melakukan inspeksi oleh Sie Kemanan. Para peserta berbaris dan menunjukkan barang bawaan yang disebutkan oleh Sie Keamanan guna keperluan dan kepentingan peserta sendiri nantinya. Journal | Putra
Lanang – Kudus S1 Teknik Informatika Pembawa acaranya komunikatif dengan audien, sound system nya bagus, dan videovideo yang ditampilkan keren. Panitia keamanan bagus karena selalu mengawasi, tetapi panitia medisnya terlalu santai. Aziz – Pemalang D3 Teknik Informatika Yang paling mengesankan adalah motivasi dari Pak Yanto dan petinggipetinggi Amikom yang lain. Keamanannya menakutkan tapi menyenangkan dan hiburannya juga asik.
Para peserta PPM sedang menikmati hiburan konser yang dihadirkan di pagi hari oleh panitia. Terlihat antusiasme para peserta dalam menikmati lantunan musik yang dihadirkan di atas panggunng dengan ikut bernyanyi dan berjoget. Journal | Putra
REVIEW Kenang Langit Judul buku : Kenang Langit Jumlah halaman : 316 Halaman Pengarang : Kinara Kejora Penerbit : Zettu ISBN : 6021298098 “Kami berteman tanpa memandang atau mendengar, namun dengan merasa” Namanya Kenang. Ia dengan keterbatasan, menderita retardasi memiliki sahabat yang selalu menjaga dan menjadi penyemangat baginya. Langit dengan sifat tempramentalnya sering membentak Kenang. Sebenarnya Langit hanya ingin mengarahkan sifar tegasnya dalam mengambil keputusan, tidak pengecut menjadi lakilaki. Hanya saja caranya kasar, begitulah Langit. Seorang Kenang dengan segala keterbatasan dapat menyelamatkan Langit. Ia menunjukan bahwa keterbatasan tidak menjamin seseorang tidak bisa berbuat apaapa. Mereka yang memiliki keterbatasan tidak patut mendapatkan remeh. Novel ini penyemangat bagi siapa saja. Ringan makna dengan bahasa luwes menyentuh. Pembaca diajak ikut merasakan pengalaman mereka. Disertai dengan cinta monyet Langit dan Keiko. Perpisahan yang dihadapi keduanya saat Langit menempuh pendidikan dokter. Menanti apakah mereka akan bertemu kembali setelah Langit mendapat gelar dokter? Kenang Langit. Tulisan dalam secarik kertas yang ditulis Kenang untuk Langit. Tak berbalas kepada Kenang. Terselip kutipan oleh pengarang Kirana Kejora yang merangkum makna novel ini “Mereka dilahirkan untuk tidak menjadi beban, tetapi menjadi teman. Terkadang kita tidak menyadari, mereka guru kita untuk melatih kesabaran.” | Laras