4 minute read
INOVASI
TikTok Life Hack Campus: Innovative and Efficient Cara Cepat untuk Mempersingkat Alur Suatu Proses
Oleh: Michelle Eugene Zalika Mukarim
Advertisement
Pada masa pandemi virus Covid-19 seperti sekarang ini, TikTok merupakan platform yang banyak digunakan oleh masyarakat. Ramainya media baru ini memunculkan inovasi berupa konten yang mengandung berbagai hal. Salah satunya adalah life hack campus yang banyak dibutuhkan oleh mahasiswa. Lebih menariknya, pembuat konten tersebut berasal dari kalangan mahasiswa sendiri sehingga isi kontennya bisa relate dengan masalah modern yang dihadapi. Life hack memiliki pengertian sebagai segala cara, jalan pintas, keterampilan, atau metode baru yang meningkatkan produktivitas dan efisiensi waktu. Istilah ini sering digunakan oleh para ahli komputer yang menderita kelebih- an informasi atau mereka yang memiliki rasa ingin tahu yang menyenangkan tentang cara untuk mempercepat alur kerja dengan cara selain pemrograman. Ketika TikTok kembali viralkarena pandemi, kontennya banyak memberikan hibur- an dan manfaat terlepas dari pendapat orang yang menganggap aplikasi tersebut tidak jelas. Variasi konten TikTok sekarang sangat bera- gam, setiap pesan yang termuat di dalamnya dapat memenuhi ekspektasi dari pengguna media sosial di masa kini. Selain memuat informasi yang bermanfaat, konten di platform video pendek tersebut juga menyuguhkan hiburan yang digandrungi para penggunanya sehingga membuat TikTok meledak kembali. Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Monika Sri Yuliarti menyebutkan bahwa pengguna TikTok di- dominasi oleh generasi Z. Umur 15–30 tahun awal merupakan pasar sasaran TikTok. Jika dilihat dari data pengguna, platformTikTok ini sangat bermanfaat. Hal itu karena orang dapat menemukan sesuatu yang ia cari, semisal tips dan trik dari konten yang ada di platform tersebut. Ada keterkaitan antara pesan yang tersedia di aplikasi TikTok dengan kelompok usia atau kelompok masyarakat yang menjadi sasaran konten platform tersebut. Dewasa ini, teknologi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan mengakibatkan banyak perubahan tips dan trik. Jika dilihat dari keadaan sekarang, dengan sekali klik orang dapat menemukan cara mempersingkat pekerjaan, tidak seperti zaman dahulu yang sangat sulit dan terbatas. Model life hack juga berbeda. Sebelumnya, seseorang ha- nya bisa menerima tips dari orang terdekat- nya. Dengan kata lain, orang tersebut adalah
Gambar: Bagi mahasiswa, TikTok menjadi sumber informasi webinar dan perlombaan (03-08)-Riza Noermala/LPM Kentingan
orang yang dipercaya dan dirasa memiliki kesamaan. Sementara sekarang, tren untuk pencarian tips dan trik ini tidak melulu harus dari orang yang dikenal, tetapi bisa dari media lain, dari platform mana saja. “Menurut saya, ini adalah salah satu inovasi yang positif, karena ketika sebagian orang menggangap aplikasi TikTok tidak berguna, ternyata ada konten yang me- ngandung hal-hal positif. Jadi, kita juga tidak bisa menganggap TikTok sebagai aplikasi yag tidak berguna, walaupun sampai sekarang masih ada konten yang tidak jelas. Akan tetapi, dengan adanya konten-konten seperti life hack yang di- sampaikan dengan kemasan yang berbeda-beda, style yang berbeda juga, begitu pula dengan bahasa, jadi kebermanfaatan sangat esen- sial di era sekarang ini,” jelas Monika.
Menyaring konten dalamTikTok sangat diperlukan dan ini menjadi salah satu kelemah- an media sosial. Ketika mendapatkan informasi dari media sosial, penikmat media sosial membutuhkan keterampilan untuk memilah dan memilih mana konten yang benar, sesuai, serta dapat dipertanggungjawabkan dan mana konten yang tidak teruji keabsahannya. Konten yang dibuat dan dipublikasikan di media sosial itu tidak memiliki gate keeper atau penyaring. Hal ini berbeda dengan informasi yang disampaikan di media massa konvensio- nal seperti televisi, radio, dan surat kabar. Di media tersebut, sebelum informasi muncul banyak alur yang harus diikuti. Sementara informasi di media baru, yang dipublikasikan dengan keterlibatan internet seperti TikTok, pengguna sebagai pemilik akun yang akan menulis/membuat life hack merancang konten tersebut sendiri sehingga hampir tidak ada gate keeper di sana. Ketika seseorang mengonsumsi informasi dari media sosial, ia harus lebih bijak, seperti yang diistilahkan sebagai literasi digital, yaitu kecakapan seseorang dalam mengonsumsi atau menggunakan media sosial. Di luar dari banyaknya konten-konten menarik yang ada di TikTok, entah itu tentang materi perkuliahan atau informasi pengetahuan tetap harus dipastikan bahwa informasi tersebut valid karena tidak ada proses gate keeper pada informasi di media sosial tersebut. Ada beberapa cara menjadi content creator yang baik, entah dari segi penyampaian maupun informasi yang diangkat dalam konten. Pertama, pesan yang ada dalam konten tidak boleh terlalu banyak karena ada keterbatasan waktu, semisal satu poin saja yang dipakai. Kemudian yang kedua adalah mengemas pesan tersebut sesuai dengan kelompok yang menjadi pasar sasaran. Ketiga, selipkan candaan yang sesuai dengan pasar sasaran dan jangan sampai menyinggung kelompok tertentu. Keempat, variasikan berbagai aspek visual, seperti model video bergerak dengan huruf yang lucu. Cara terakhir adalah musik yang dipakai dalam konten bisa musik populer, tetapi harus tetap disesuaikan dengan pesan yang dibawa.
Gambar: Mahasiswa memanfaatkan TikTok sebagai acuan untuk melakukan suatu kegiatan melalui konten tutorial yang diunggah oleh kreator (03-08)-Riza Noermala/LPM Kentingan