2 minute read

CATATAN KAKI

Next Article
RESENSI

RESENSI

Kiblat Status Baru Kampus

Oleh: Zulfaa Afiifah

Advertisement

Oleh : Hesty Safitri

“Pada tanggal 6 Oktober 2020, Presiden Jokowi telah menandatangani PP UNS PTN-BH.” Sepenggal ucapan Prof. Jamal kala jumpa pers tempo lalu berhasil membuat saya yang awalnya tidak ingin tahu lebih dalam menjadi ditimpa kemelitan. Menurut Mulyandani (2021), PTN-BH merupakan perguruan tinggi yang memiliki entitas hukum yang mandiri, transparan dan akuntabel, serta memi- liki kemandirian dalam bidang akademik dan nonaka- demik. Status baru dengan tuntutan delapan Indikator Kinerja Utama (IKU) ini tentu menjadi tantangan yang tidak bisa dianggap sepele oleh Universitas Sebelas Maret. Mulai dari pene- rimaan peserta didik baru yang menjadi 50% untuk jalur Mandiri, yang seolah-olah hanya demi komersialisasi kampus, hingga membuat para pejuang pendidikan lanjut jalur SBMPTN menuju kampus biru ini menjadi resah, terutama bagi mereka dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Keadaan ini seakan mengecilkan hati mereka untuk memperbaiki kualitas diri dan hidup. Tujuan serta harapan yang sudah dimantapkan pun kini kembali meragu dan ciut.

Gambar: Rozaq Nur Hidayat

Mimpi mereka makin mirip angin, tak terlihat, hanya berlalu sekilas tanpa bisa digenggam. Kalaupun mereka berhasil terdaftar sebagai “mahasiswa” di kampusku ini, beban di pundak mereka akan sungguh berat, layaknya Raju dalam film 3 Idiots. Kekhawatiran akan nasib keuangan keluarga hingga harapan yang tinggi pada dirinya, bukan tidak mungkin menjadi tekanan yang akan memengaruhi produktivitasnya di dunia perkuliahan.

Kalau dipikir-pikir, kampusku ini mulai berubah sejak me- nyandang “status” baru itu.

Gambar: Rozaq Nur Hidayat

Belum lagi mengenai aset kampus. Aset perguruan tinggi memang sangat penting untuk menunjang operasional kegiatan kampus, baik dalam bidang akademik maupun nonakademik. Bata demi bata mulai disusun untuk menambah beberapa aset yang “dirasa” dibutuhkan. Rumor pembangunan SPBU dan Tower kampus cukup membuat gempar. Dalam hati saya pun berta- nya, “Apakah bangunan-bangunan itu memang kami butuhkan?” Sederhananya, tengok saja satu per satu fakultas yang ada di kampus, terlihat jelas ada kesenjangan kualitas di antara mereka. Mulai dari ruang-ruang kelas dengan kapasitas yang sungguh bertolak belakang hingga beberapa fasilitas sederhana seperti lahan parkir dan kamar mandi. Bukankah perbaikan penunjang suasana belajar tersebut yang lebih dibutuhkan mahasiswa? Selain hal-hal di atas, beredar pula rumor tentang “militer masuk kampus”. Hal ini kembali membuat saya ragu, ragu akan pro- fitable para angkatan bersenjata itu di dalam kampus. Setahu saya, memang mereka ditugaskan untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Akan tetapi, tidak pernah terpikirkan sekali pun dalam benak saya, bahwa sebagai mahasiswa, saya akan dilindungi sedekat itu oleh para angkatan bersenjata. Saya merasa kita bagaikan anak pejabat yang mungkin saja dapat dibunuh atau diculik sewaktu-waktu. Di sisi lain, saya juga merasa, kita para mahasiswa, sebagai salah satu yang mungkin akan mengancam bangsa. Boleh jadi, ilmu yang kita dapat di kampus bisa setiap saat kita salah gunakan untuk menghancurkan bangsa sehingga harus diawasi dan dijaga saat sedang menuntut ilmu. Beberapa rumor dan dampaknya itu membuat saya kembali mempertanyakan arah dan tujuan kampus dengan status baru PTN BH ini. Tiba-tiba semua serba baru dan menggegerkan.

Iquam, tor

LPM Kentingan

Gd. Graha UKM UNS Lt. 2, Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan, Jebres, Kota Surakarta Surel: email@saluransebelas.com Laman: saluransebelas.com

72 KENTINGAN XXVIII 2021

This article is from: