TABLOID LPM RED LINE EDISI XVII

Page 1


Ukir Semesta, Tuntas Akurat Memberitakan!

S

engaja pekikan jargon pembangkit semangat milik abang dan neng yang tergabung dalam Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Red Line Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare kami serukan diawal perjumpaan, dengan harapan semangat juang yang kami kobarkan juga dapat dirasakan oleh para pembaca, syahdu. Tabloid yang merupakan terbitan pertama di tahun 2020 ini akan menjadi kumpulan informasi yang mengulas permasalahan mahasiswa selama masa pandemi yang tersaji

dalam rubik utama, juga sejumlah tulisan opini dan beberapa rubrik menarik lainnya. Dalam setiap karya, LPM Red Line berusaha menghadirkan pemberitaan yang mengambil wacana ideal untuk menganalisa dinamika positivif. Oleh karena itu kami senantiasa berusaha ekstra untuk mampu merealisasikan antara riset lapangan dan riset pustaka yang kami kemas dalam konteks pemberitaan. Semoga perubahan yang diharapkan terjadi kian mendekatkan paradigma dengan para pembaca serta disambut kritik konstruktif sebagai pembangkit semangat LPM Red

Line kedepannya. Tidak lupa kami haturkan terima kasih kepada seluruh pihak yang berkontribusi dalam pembuatan tabloid kali ini. Tanpa kalian, kami belum lengkap, terima kasih. Akhir kata kami ucapkan selamat membaca, semoga informasi yang kami sajikan dapat ditelaah dengan baik. Sungguh, dalam setiap karya yang kami terbitkan terselip doa dan harapan agar kelak akan ada kebermanfaatan untuk kita semua. Amiin. Tertanda, Ummul Khatimah Pemimpin Redaksi LPM Red Line 2020


Dibawah Komando Muhammad Saleh, Satgas Covid-19 IAIN Parepare Bersatu Lawan Corona Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare telah membentuk Tim Satgas (Satuan Tugas) penanggulangan Covid-19 s e s uai dengan surat ke putus an Rektor tentang Antisi-

pasi Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare, diputuskan beberapa kebijakan sehubungan dengan upaya pencegahan dan penanganan Covid-19 ini dilingkungan civitas akademika juga kepada masyarakat yang bermukim di sekitar wilayah kampus, (18/05). Tim inti Satgas terdiri dari Pimpinan IAIN Parepare, Dosen, Karyawan, Senat Mahasiswa, dan Dewan Eksekutif Mahasiswa dalam lingkup IAIN Parepare. Berikut beberapa tugas dari Satgas Covid-19 IAIN Parepare : 1. Menyiapkan sarana dan prasarana terkait pencegahan penularan Covid-19 misalnya disinfektan, alat penyemprot, Hand Sanitizer, masker dan alat cuci tangan. 2. Melakukan penyemprotan disinfektan. 3. Membagikan Hand Sanitizer dan masker.

4. Berbagi sembako kepada mereka yang terdampak, baik mahasiswa maupun masyarakat sekitar yang bermukim di sekitar kampus. Muhammad Saleh selaku Wakil Rektor III yang merupakan Ketua Tim Satgas Covid-19 IAIN Parepare saat dihubungi via WhatsApp mengungkapkan beberapa program sudah terlaksana diantaranya penyemprotan disinfektan di area kampus dan rumah warga serta pembagian Hand Sanitizer, masker dan sembako sebagai bentuk kepedulian sosial. Muhammad Saleh berharap agar pandemi Covid-19 cepat berlalu agar semua bisa kembali ke kondisi normal. "Semoga wabah ini cepat berlalu sehingga program kerja yang telah dirumuskan awal tahun dapat direalisasikan, kampus kembali ramai dengan aiktivitas pembelajaran," ungkapnya. Reporter : Nurfadillah Redaktur : Winda Astuty Mursalim


Wawancara Khusus dengan Wakil Rektor II Terkait Problematika UKT di IAIN Parepare

T

erhitung sejak dihentikannya kegiatan perkuliahan di IAIN Parepare dikarenakan virus corona telah menimbulkan banyak masalah. Selain kuliah online yang dianggap tidak efektif, masalah lain yang muncul adalah tentang Uang Kuliah Tunggal (UKT), mahasiswa mengeluh dan merasa kesulitan membayar UKT semester depan dikarenakan kegiatan ekonomi orang tuanya terdampak virus corona sehingga mereka meminta untuk UKT semester depan digratiskan atau setidaknya diberi diskon. Tuntutan ini tentu wajar, mengingat dampak pandemi yang menyebabkan ekonomi mahasiswa lemah, belum lagi kebutuhan akses internet berupa kuota dan pulsa yang harus dipenuhi sendiri oleh mahasiswa mengingat tidak adanya tunjangan yang diberikan pihak terkait. Menanggapi hal tersebut, Tim Redaksi LPM Red Line menghubungi pihak pimpinan untuk memberikan klarifikasi terkait kejelasan UKT yang ada di IAIN Parepare. Berikut hasil wawancara kami via WhatsApp dengan Wakil Rektor II IAIN Parepare Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Dr. H. Sudirman L, MH. Bagaimana tanggapan bapak terkait dengan tuntutan mahasiswa mengenai pemotongan UKT untuk semester ganjil dari minimal 10% menjadi 50% dengan pertimbangan mahasiswa sudah 3 bulan tidak menggunakan fasilitas perkuliahan ? "Masalah UKT itu ditetapkan berdasarkan Keputusan

Menteri Agama untuk seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN), seandainya ada kebijakan terkait pemotongan 10-50% dari menteri agama tentu pihak PTKIN akan melaksanakannya." Dalam dialog bersama Pimpinan dan Sema-I, disampaikan bahwa akan ada perpanjangan pembayaran UKT kepada mahasiswa, apakah benar kebijakan tersebut akan diterapkan? dan seperti apa pertimbangan dalam memutuskan kebijakan tersebut ? "Saya sampaikan bahwa penentuan UKT tetap berdasarkan dengan Keputusan Menteri Agama (KMA), maka payung hukumnya harus ada dari Menteri Agama, apakah memerintahkan Rektor untuk itu, jika iya tentu Rektor sebagai bawahan akan mematuhi hal tersebut." Jika nantinya kebijakan perpanjangan UKT diputuskan, apakah berpengaruh dengan besaran UKT yang dibayarkan atau tetap pada ketentuan jumlah yang dibayarakan seharusnya (mengikut dari pembayaran semester sebelumnya) ? "Kalau kebijakan banding UKT yang diterapkan maka akan ada yang berpengaruh dalam jumlah pembayarannya, dengan catatan syarat dan ketentuan banding UKT berlaku. Kesimpulannya begini, pimpinan akan memihak ke mahasiswa sesuai dengan yang disampaikan pada dialog kemarin dengan pihak Sema dan Dema-I, untuk saat ini kami masih menunggu keputusan menteri agama sebagai dasar

hukum." Te r k a i t d e n g a n pendistribusian kuota sebagai penunjang dalam pembelajaran Daring, informasi terak hir yang kami p erol eh adalah

pendistribusian tersebut dibatalkan, diganti dengan kelonggaran pembayaran UKT/ SPP, apakah benar seperti itu ? "Sambil menunggu surat keputusan menteri, Rektor telah memerintahkan ke Wakil Rektor III untuk menjajaki Provider yang bisa bekerja sama dalam hal tersebut."

himbauan ataupun harapan ? "Tentu saya berharap kepada seluruh mahasiswa agar tetap bersabar dalam suasana seperti sekarang ini, karena pasti memberi dampak yang tidak sedikit kepada semua pihak, terutama kepada mahasiswa. Semoga suasana ini segera berakhir dan kita kembali membangun kampus yang kita cintai secara bersama-sama."

Terakhir, apakah ada hal yang ingin bapak sampaikan Reporter : Andi Aisyah kepada seluruh mahasiswa Redaktur : Marwan Prajayana IAIN Parepare yang bersifat


Kisah Mahasiswi IAIN Parepare Asal Desa Latimojong Kabupaten Enrekang Panjat Pohon di Atas Bukit Demi Cari Sinyal untuk Kuliah Online

W

Ket: Suasana Salah Seorang Mahasiswi Saat Mengikuti Perkuliahan Jarak Jauh

abah virus corona di Tanah Air membuat aktivitas sekolah dan perkuliahan secara tatap muka dihentikan sementara waktu, sebagai penggantinya, sekolah maupun kampus melaksanakan kegiatan belajar mengajar maupun perkuliahan dengan sistem online. Tentunya bagi masyarakat perkotaaan, Work From Home (WFH) ataupun perkuliahan secara online tidak jadi masalah karena sarana dan prasarana pendukung terutama jaringan internet sudah terpenuhi. Namun bagi masyarakat yang tinggal di daerah pedalaman, tentunya jaringan internet menjadi kendala tersendiri. Para mahasiswa atau pelajar harus berjuang ekstra untuk bisa mendapatkan sinyal. Hal itu pula yang dialami oleh Widyastuti, Mahasiswi Semester Enam Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare. Surat edaran Rektor Nomor B 370/ In.39/PP.00.9/2020 tentang Maklumat Corona Virus Disease-19 (Covid-19) pada tanggal 16 Maret 2020 untuk mengganti sistem perkuliahan tatap muka dengan sistem Daring/Online dan perkuliahan jarak jauh menggunakan aplikasi yang berlaku hingga batas waktu yang tidak ditentukan. Mahasiswi asal Desa Latimojong, Dusun Angin-Angin, Kecamatan Buntu

Batu, Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan ini bahkan harus rela menempuh perjalanan hingga berjam-jam lamanya dan memanjat pohon hanya demi mendapatkan sinyal, anjuran pemerintah untuk tetap di rumah saja ia kesampingkan, demi mengikuti kuliah berbasis online yang memerlukan akses internet yang memadai. "Tapi apa boleh buat kami harus melanggar aturan tersebut, untuk perjalanan dari rumah ke lokasi yang tersedia jaringan internet, kurang lebih kami memerlukan waktu selama 1 hingga 2 jam dengan berjalan kaki naik turun gunung," ungkapnya. Belum lagi ketika cuaca buruk, area terjal dan bebatuan yang terdapat di kaki gunung menjadi tantangan tersendiri, terlebih dirinya adalah seorang perempuan yang harus melewati medan sulit untuk sampai ke lokasi yang memiliki akses jaringan. "Kita harus tetap semangat, tetap jaga kesehatan, walaupun terkadang kami sampai kehujanan demi mengikuti kuliah online. Namun itu semua kami lakukan demi kelancaran aktivitas perkuliahan yang saat ini berbasis online, kami mencoba ikhlas menjalani ini semua," ungkapnya saat dihubungi via WhatsApp. Selain medan berat yang harus dilalui, terkadang demi menyelesaikan tugas kuliah, mereka harus tetap bertahan di tempat tersebut hingga larut malam. "Walaupun sudah berada di puncak gunung, jaringan masih terkadang lambat loading

belum lagi kuota internet tidak memadai," ujar Widyastuti. Aqbar Alqadri selaku Ketua Umum Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu (HPMM) Korwil Parepare mengungkapkan perjuangan para mahasiswa yang berada di desa perlu diacungi jempol. "Secara pribadi saya mendukung pelaksanaan perkuliahan online ini demi memutus mata rantai penyebaran Covid-19, bagi teman-teman mahasiswa yang di desa tentu mereka akan kesulitan dalam mengakses internet disebabkan jaringan yang tidak memadai, beberapa dari mereka bahkan harus naik turun gunung demi jaringan agar tidak ketinggalan mengikuti kuliah online, namun semangat mereka patut kita acungi jempol," ungkapnya saat dihubungi Via WhatsApp. Aqbar berharap agar para Dosen bisa memahami kondisi setiap mahasiswanya jika terkendala jaringan saat mengikuti kuliah online. "Dosen seharusnya tidak acuh tak acuh terhadap Background Mahasiswanya, setidaknya mereka tau kondisi geografis dan kualitas jaringan suatu daerah agar jika ada kendala yang dialami mahasiswanya mereka bisa memahami," harapnya. Reporter : Slamet Febrianto


Kesulitan Mahasiswa Rantau Ditengah Pandemi Covid-19

M

enjadi seorang mahasiswa yang menimba ilmu di tanah rantau memang menghasilkan kisah-kisah unik dan pengalaman hidup menarik, terlebih ditengah pandemi Covid-19 sejumlah kampus memilih untuk meniadakan perkuliahan tatap muka dan menggantinya dengan kuliah daring. Banyak mahasiswa yang akhirnya memilih untuk pulang ke kampung halamannya masing-masing. Meski demikian, tidak semua mahasiswa perantau pulang ke asalnya, sebagian memilih untuk tetap bertahan di perantauan. Di masa pandemi ini, sebagian besar dari mereka mengalami dilema di antara dua keputusan, yakni memilih mudik atau menetap di perantauan. Jika memutuskan mudik, maka mereka harus siap mengikuti prosedur karantina selama 14 hari. Belum lagi, rasa khawatir menjadi pembawa virus yang dapat membahayakan keluarga jika nekat mudik . Ketika mudik, seseorang bisa saja terpapar ratusan hingga ribuan orang selama perjalanan pulang. Kita tidak bisa mengenali siapa saja yang positif Covid-19. Tak hanya itu, seseorang bisa tertular Covid-19 jika menyentuh benda yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh mata, hidung, atau mulut tanpa mencuci tangan. Salah seorang Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare bernama Mulyadi mengungkapkan, dirinya memilih tidak

pulang ke kampung halamannya karena takut akan menjadi beban orang tua. "Saya tidak mudik karena takut jika nanti sampai di kampung halaman malah jadi beban orang tua, apalagi ditengah kondisi pandemi saat ini," ungkap Mahasiswa asal Batulicin Kalimantan Selatan tersebut. Kepada tim redaksi LPM Red Line, Mahasiswa Semester Empat Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam ini menceritakan bahwa pekerjaan orang tuanya di

kampung hanyalah sebagai tukang batu yang upahnya tidak seberapa. "Bapak saya sebagai tukang batu hanya bekerja kalau ada tetangga atau orang yang mau memperbaiki rumahnya dan selama pandemi Covid-19 ini tidak bekerja lagi," tuturnya. Ditengah kondisi yang serba susah, Mulyadi tetap berharap dirinya dapat bertahan hidup serta membiayai kuliahnya walaupun kondisi ekonomi saat ini yang sangat sulit terlebih dirinya tinggal jauh dari orang tua. "Untuk biaya hidup sehari-hari saja

saat ini sudah susah apalagi kalau mengenai uang kuliah untuk semester depan, tapi saya tetap berusaha agar bisa lanjut kuliah," ungkapnya. Terkahir Mulyadi berharap agar kedepannya kondisi segera membaik dan pandemi yang terjadi segera berakhir. "Saya berharap semuanya bisa normal seperti biasanya, dan untuk pihak yang terkait agar bisa lebih memperhatikan kami anak rantau yang tidak mudik," harapnya. Reporter : Hasan Azhari


Dari Relawan untuk Indonesia Bebas Covid-19

B

eberapa bulan terakhir ini dunia internasional di gemparkan oleh mewabahnya penyakit sebut saja namanya Covid-19 (Corona Virus Disease) dan 19 merupakan simbol bahwa awal mula munculnya virus tersebut di tahun 2019 tepatnya di akhir tahun pada bulan desember di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Bermula dari sana sampai virus tersebut menjajah beberapa negara-negara yang ada di dunia tak terkecuali Indonesia. Kini Covid-19 telah menyebar keseluruh elemen masyarakat dan menewaskan kurang lebih 80.000 jiwa. Di Indonesia sendiri, kurang lebih 18.010 jiwa telah terkena dan dinyatakan positif covid-19, yang sembuh sekitar 4.324 jiwa, meninggal 1.191 jiwa, orang dalam pantauan (ODP) sekitar 45.047 jiwa dan pasien dalam pengawasan sekitar 11.422 jiwa (data dari Kementerian Kesehatan RI, update tanggal 18 Mei 2020). Telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah mulai dari pusat sampai daerah untuk memotong mata rantai dari virus tersebut, mulai dari Social distancing, Physical distancing, isolasi mandiri, karantina wilayah, larangan mudik, penjagaan perbatasan antar daerah, sampai pada penerapan Pembatasan Sosial

Berskala Besar (PSBB) dan tak terkecuali relawan yang mengabdikan diri untuk membantu pemerintah dalam memotong mata rantai virus tersebut. Relawan yang saya maksud bukan hanya mereka yang berprofesi sebagai tim medis, Perawat, TNI, Polisi namun mereka yang berada di kampung-kampung atau desa yang memiliki semangat tinggi, kepedulian terhadap sesama yang saya fikir patut diacungin jempol, mulai dari penutupan kampung (akses jalan) dan hanya memberlakukan akses satu pintu, yang rela menjaga selama 1x24 jam agar masyarakatnya terhindar dari virus tersebut. Meskipun tanpa APD yang memadai dan hanya bermodalkan alat pelindung yang sederhana, seperti masker, anti septik, sabun cuci tangan dan lain-lain. Namun semangat untuk antisipasi dan memutus mata rantai virus sangatlah tinggi. Perlu kita ketahui bahwa upaya yang dilakukan oleh masyarakat adalah satu langkah maju agar dapat kembali melihat wajah indonesia tersenyum, indonesia yang bahagia, meskipun tidak bisa dipungkiri dalam hitungan detik, menit, jam, hari, ada saja korban yang berjatuhan

akibat virus ini, namun kita yakin bahwa dengan semangat dan kesadaran yang

Adi Irwandi Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam IAIN Parepare

kita miliki, kita bisa menghadapi masa pandemi ini dengan baik, tentunya dengan menjadi relawan covid-19. Menjadi relawan bukan hanya yang berprofesi sebagai tim medis, perawat, TNI, Polisi dan lain-lain, namun dengan cara mematuhi anjuran pemerintah, dengan tetap menjaga kesehatan, menjaga jarak sosial (sosial distancing), physical distancing, mencuci tangan dan sebagainya, itu sudah lebih dari cukup untuk menjadikan diri kita sebagai relawan. Kita bisa karena kita sadar,

kita bisa melewati masa pandemi ini, terhindar dari wabah covid-19, karena kita sadar bahwa segala sesuatu yang dapat mengakibatkan kita terkena virus, maka harus kita cegah dan hindari, agar tidak menjadi salah satu korban covid-19 Semoga dengan hadirnya kita sebagai relawan, dapat membantu pemerintah untuk memutus mata rantai covid-19, agar Indonesia dapat bebas dari covid-19 dan Indonesia kembali pulih serta masyarakat dapat melakukan aktivitas kembali seperti sediakala.


Pandemi Corona dan Efek Domino

B

anyak fenomena yang sulit dipahami, beribu tanya yang timbul tanpa landasan dan jawabnya usang dimakan waktu. Minggu pertama januari, ledakan petasan dan semburan kembang api masih menyembur langit dan memporak-porandakaan dunia. Semua peristiwa menjadi tanggung jawab bersama namun mirisnya sikap tidak peduli dan saling menyalahkan yang ditampakkan. Acap kali fenomena ini dianggapnya bagian resesi dunia bahkan menjadi hal yang sangat tabu. Kini awal tahun 2020 kembali diresahkan dengan munculnya virus corona atau pendemi covid-19 di berbagai negara. Perhatian publik sangat berfokus pada kehadiran dan cara mencegah wabah ini. Sejak awal mewabahi negara dengan sekejap mata, corona ini menimbulkan banyak masalah. Tidak hanya kesehatan masyarakat, tetapi juga masalah ekonomi, sosial, bahkan ritual keagamaan pun turut diganggunya. Pemerintah dan masyarakat serta tenaga medis turut berpendapat agar suara mereka terdengar. Informasi ini beredar diberbagai media cetak maupun elektronik yang menjadi konsumsi publik. Permasalahan yang sering kali dibicarakan adalah imbauan pemerintah pada masyarakatnya untuk menghindari virus ini. Metode yang diterapkan berupa Sosial Distancing ( menjaga jarak sosial) dan Physical Distancing ( menjaga jarak fisik) dengan cara tetap dirumah. Namun hal ini tak semudah yang dibayangkan, masyarakat bereaksi pada pemerintah untuk meminta jaminan makanan atau kebutuhan lainnya efek Sosial Distancing yang belum mendapat kepastian. Tak ketinggalan para tim medis meminta perlengkapan

fasilitas untuk melayani pasien covid yang setiap hari bertambah dengan pesat. Keresahan setiap negara terhadap corona ini semakin memuncak. Selain merenggut nyawa juga arena penyebaran virusnya yang begitu cepat. Hal ini membuat masyarakat takut dan cemas. Kabar terbaru dari Koran Tempo, edisi 6404 (06/04/20) ialah terdapat 24 dokter meninggal dunia dalam sebulan karena tertular virus pada pasien yang ditanganinya. Kini perekonomian Indonesia menurun drastis sebab sejumlah perusahaan tidak lagi melakukan kegiatan produksinya hingga pembayaran utang terhambat. Sehingga, pembayaran kredit-kredit tidak dapat dibayar. Disusul secara drastis konsumsi rumah tangga yang menurun diperkirakan 3,2% hingga 1,6% dari kisaran 5%. Selanjutnya, kekurangan pangan pada masyarakat yang mendesak. Angka ini jauh dari target APBN (Anggaran Pengeluaran Belanja Negara) di tahun 2020, yang menetapkan pertumbuhan APBN sebesar 5%, dilansir Kompas.com oleh Mutia Fauzi (01/04/2020). Berbagai media massa mengabarkan pertikaian ini karena menganggap semua orang membutuhkan transparansi data (keterbukaan) dengan maksud mampu menemukan solusi secara bersama. Atensi lainnya tertuju pada Negara Italia yang mengalami angka kematian tertinggi di dunia. Terdapat 105.792 kasus positif dan yang meninggal mencapai 12.428, dilansir Tirto. id oleh Fitra Firdaus (01/04/20). Berdasarkan data Worldometer jumlah kasus possitif covid-19 di dunia mencapai 1.203.932 pasien. Sebanyak 64.787 pasien yang telah meninggal dunia. adapun yang berhasil sembuh

mencapai 247.301 orang. Kini Perlindungan Diri) ke rumah Amerika Serikat, Spanyol, dan sakit yang membutuhkan. KeItalia menempati daftar 3 nega- giatan ini gencar dilakukan unra kasus covid terttinggi di dun- tuk mengurangi beban korban ia, dilansir Tirto.id oleh Addi M dan pihak yang membutuhIdhom (02/04/20). kan. Antusias para tokoh-toDikenalnya virus corona ini koh dan masyarakat serta akpertama kali pada akhir 2019 tivis lainnya turut membantu lalu, ketika China (Tiongkok) dengan mengambil perannya menyampaikan adanya pu- masin-masing. luhan orang yang terpapar Wabah ini menjangkcovid-19. Khususnya di Kota it lebih dari 200 negara dan Wuhan hingga hampir mel- setiap negara punya cara ingkupi seluruh negara di dun- masing-masing untuk memia. Perlu dipahami virus coro- eranginya. Salah satu negara na ini disebut dengan “Crown� yang berhasil dalam penangan yang artinya mahkota sebab corona ini adalah Korea Selaketika di mikroshop elektron tan (Korsel). Pemerintah Korbentuknya terlihat seperti ma- sel sigap menangani penyebhkota. Awalnya ditemukan aran virus sejak dini dengan pada tahun 1960 dengan nama layanan Drive-Thry-Clinics. Corona Viridi/Coronaviridae. Layanan ini dikembangkan Banyak yang mengatakan vi- oleh perusahaan bioteknologi rus ini dapat berpindah dari korea dengan tujuan menguhewan ke manusia, mengutip rangi beban rumah sakit dan di artikel “Dampak Virus co- mengurangi resiko kesehatan rona� oleh syekh Atha Abu Ra- medis serta meminimalisirkan sytah. penularan wabah ini. Penularan virus corona ini Memahami semua yang termelalui lendir (Droplet) ma- jadi menjadi pembelajaran bagi nusia positif covid-19 yang semua manusia tanpa terkecmeloncat ke manusia negatif. uali. Amukan bumi yang genDiilustrasikan lendir itu ter- car, manusia terkekang keterciprat saat manusia yang posi- batasan, dan corona memasung tif covid sedang bersin, batuk, gerakan mendandakan dunia atau ketika berbicara lalu ter- sedang menyerang. Untuk itu, kena orang lain yang negatif kesadaran diri dan persatuan covid-19. Selain itu, virus ini yang mampu menjawab semua paling banyak tertular melalui tanya dan menyelesaikan setiap tangan. Untuk itu, diimbau rintangan. seluruh masyarakat menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan menggunakan sabun pada air mengalir sebelum melakukan kegiatan apapun. Solusi yang dilakukan oleh berbagai negara pun sebagai bentuk upaya memerangi pendemi covid-19. Maraknya pembagian masker untuk para tim medis, hand sanitizer untuk Siti Tri Insani Mahasiswi Fakultas Ushuluddin Adab dan masyarakat umum, AndiDakwah Program Studi Jurnalistik Islam IAIN Parepare dan donasi APD (Alat


Konstitusionalitas Pembatasan Hak Beribadah Ditengah Covid-19 Indonesia sebagai negara berdaulat tidak lepas dari permasalahan-permasalahan yang sangat kompleks baik dibidang penegakan hukum, politik, ekonomi, maupun kesehatan. Salah satu permasalahan yang sangat krusial dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah corona virus disease 2019 (covid-19). Covid-19 telah ditetapkan sebagai pandemi oleh World Health Organization (WHO) dan telah menjadi musuh bersama. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak berwenang guna memutus rantai penyebaran virus corona termasuk menghimbau masyarakat melakukan physical distancing (jaga jarak fisik), work from home (kerja dari rumah), dan sebagainya. Konsekuensi logis dari adanya himbauan tersebut adalah ruang-ruang publik yang dulunya menjadi episentrum keramaian dibatasi untuk sementara waktu sehingga tidak heran jika tempat ibadah pun menjadi sepi dan masyarakat dihimbau agar beribadah di rumah saja. Namun, himbauan Pemerintah agar “beribadah di rumah” dinilai sebagai bentuk pencideraan terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) yakni hak beribadah. Hak beribadah dalam konteks HAM merupakan fundamental rights (hak dasar) yang merupakan konsekuensi atas kebebasan beragama. Penjaminan kebebasan beragama dan beribadah pun dijamin oleh Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945) sebagai konstitusi Indonesia yang menunjukkan betapa pentingnya hak beribadah dalam suatu negara hukum. Tapi, apakah hak beribadah di tempat ibadah dapat dibatasi atau justru sebaliknya ? Secara filosofis, sila pertama Pancasila menyatakan bahwa “Ketuhanan Yang Maha Esa” yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara integralistik yang menyatukan antara nilai-nilai agama dan nilai-nilai sosial. Sedangkan Pasal 1 ayat (3) UUD NRI 1945 menetapkan bahwa “Indonesia merupakan negara hukum”, salah satu hal yang paling prinsipil dalam konsep negara hukum menurut Frederich Julius Stahl adalah adanya penjaminan dan pemenuhan terhadap HAM. Status a quo kedua dasar penyelenggaraan negara di atas memiliki relevansi antara satu dengan yang lain yakni

mengenai tanggung jawab negara untuk melakukan pemenuhan terhadap hak-hak warga negara dalam konteks beragama dan beribadah. Sedangkan secara yuridis konstitusional, Pasal 28E ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, ....” serta Pasal 29 ayat (2) yang menyatakan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu”. Berdasarkan kedua ketentuan tersebut, maka dapat dipahami bahwa konstitusi mendikotomi antara kebebasan beragama dan kebebasan beribadah. Walaupun keduanya merupakan satu kesatuan tak terpisahkan tetapi keduanya memiliki sifat yang berbeda dalam aspek pengelompokkan HAM. Konsep HAM mengelompokkan hak-hak ke dalam dua bagian yaitu derogable rights (hak yang dapat dibatasi) dan non derogable rights (hak yang tidak dapat dibatasi). Perlu dipahami secara konseptual bahwa hak beragama merupakan non derogable rights sehingga tidak memungkinkan untuk dibatasi sedangkan hak beribadah merupakan non derogable rights sehingga memungkinkan untuk dibatasi. Tetapi, pembatasan hak beribadah dilegalkan secara terbatas. Legalitas pembatasan HAM dapat ditemui di dalam UUD NRI 1945 melalui Pasal 28J ayat (2) yang menyatakan “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis”. Ketentuan tersebut secara eksplisit mengamanahkan bahwa UUD NRI 1945 tidak hanya menganut konsep perlindungan, penjaminan, penegakkan, dan pemenuhan terhadap HAM, tetapi UUD NRI 1945 juga menganut konsep pembatasan HAM. Artinya, hak-hak setiap warga negara yang diatur di dalam konstitusi dapat di-

batas i dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pun ketika menggunakan penafsiran sistematis, Pasal 28J ayat (2) UUD NRI 1945 berkedudukan sebagai lex specialis terhadap ketentuan-ketentuan mengenai HAM di dalam konstitusi. Artinya, kendatipun hak beribadah dijamin oleh konstitusi melalui Pasal 28E ayat (1), tetapi ketentuan tersebut dapat dikecualikan oleh Pasal 28J ayat (2). Menurut mantan Hakim Konstitusi periode 2013-2017 Patrialis Akbar, BAB XA tentang Hak Asasi Manusia dalam konstitusi sejatinya telah dikunci oleh Pasal 28J ayat (2) sebagai bagian dari hak negara untuk membatasi hak-hak setiap orang dalam keadaan-keadaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hak-hak setiap orang dalam konstitusi pada dasarnya dapat dibatasi termasuk hak beribadah. Pertanyaan selanjutnya adalah kapan dan bagaimana syarat-syarat pembatasan HAM termasuk hak beribadah ? Secara yuridis, syarat pembatasan hak dapat ditemui di dalam Pasal 28J ayat (2) UUD NRI 1945 dan BAB VI tentang Pembatasan dan Larangan di dalam UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Kedua ketentuan tersebut menetapkan bahwa negara dapat melakukan pembatasan hak dengan alasan: (1) untuk menghormati hak dan kebebasan

orang Wiwin Mahasiswa Fakultas lain; Syariah dan Ilmu Hukum ( 2 ) Islam Program Studi Hukum Tata Negara IAIN Parepare k e s usilaan; (3) ketertiban umum; dan (4) kepentingan bangsa dengan memperhatikan pertimbangan nilai-nilai agama, moral, keamanan, ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis. Covid-19 yang telah merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi alasan kuat untuk melakukan pembatasan hak beribadah guna untuk menjaga keselamatan dan kepentingan bangsa serta ketertiban umum ditengah pandemi. Hamat penulis, pembatasan hak beribadah merupakan hal yang konstitusional dan sejalan dengan salah satu tujuan hukum yaitu kemanfaatan. Pembatasan hak beribadah harus dipandang sebagai langkah strategis demi kepentingan dan keselamatan bersama sebab salus populi supreme lex (keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi).


Kuliah Daring, Berikut Aplikasi Sahabat Mahasiswa Dikala Pandemi

L

aju perkembangan media online saat ini lebih pesat dibanding perusahaan percetakan. Selain mudah diakses, kelebihan media online juga cepat dalam penyebaran informasinya serta data yang disajikan lebih mudah dipahami karena lebih banyak menggunakan gambar, audio dan video.Mewabahnya Virus Corona menimbulkan budaya baru seperti isolasi diri di rumah yang membuat semua kalangan harus bekerja, berbelanja hingga belajar dari rumah masing-masing. Hampir seluruh elemen yang ada saat ini dilaksanakan melalui sistem Dalam Jaringan (Daring). 1) WhatsApp WhatsApp menjadi aplikasi chat paling populer saat ini, aplikasi ini kabarnya digunakan oleh 1,5 miliar pengguna diseluruh dunia. Bahkan menurut laporan Sensor Tower, WhatsApp menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di Play Store dan App Store selama 2019, bahkan pada 2013, WhatsApp mengklaim memiliki 400 juta pengguna aktif bahkan pada 2013, WhatsApp mengklaim

Tak ayal membuat semua penduduk dunia hanya menggantungkan hidupnya lebih banyak kepada Smartphone atau perangkat elektronik lainnya demi mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Bukan hanya informasi mengenai Corona Virus Disease 19 yang terus menggerogoti dunia, mereka juga memanfaatkan gadget untuk memperoleh informasi lain seperti misalnya mahasiswa yang harus menjadikan media online sebagai pemenuhan kebutuhan untuk tetap mengikuti pembelajaran yang ada. Namun, nyatanya hal ini memberi pengaruh buruk bagi sebagian mahasiswa, mulai dari dampak kesehatan yang memungkink-

memiliki 400 juta pengguna aktif. Hasmira yang merupakan mahasiswi Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam mengungkapkan bahwa selama proses kuliah online, dirinya lebih nyaman menggunakan aplikasi WhatsApp. Menurutnya sistem operasi setiap smartphone ten-

an akan menurun hingga dukungan Space Storage atau penyimpanan pada smartphone yang sangat minim untuk mengunduh aplikasi belajar online. Meski demikian, kewajiban untuk mengikuiti kuliah daring tetap dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa di negeri ini. Tidak sedikit dari mereka yang mendapat kendala saat mengikuti proses perkuliahan baik yang disebabkan oleh kondisi lingkungan atau bahkan kendala terkait media online yang mereka gunakan. Berikut beberapa aplikasi yang populer digunakan para mahasiswa saat mengikuti kulian berbasis online.

tu berbeda, ini membuat beberapa smartphone tidak mampu untuk mengunduh aplikasi dengan kapasistas yang besar. Namun, tidak semua aplikasi belajar tergolong berat, WhatsApp Mes-

2)Zoom Cloud Meetings Dilansir dari laman tirto.id, Zoom merupakan aplikasi komunikasi dengan menggunakan video, aplikasi tersebut dapat digunakan dalam berbagai perangkat seluler, desktop, hingga telepon dan sistem ruang. Pada umumnya, para pengguna menggunakan aplikasi ini untuk melakukan meeting hingga konferensi video dan audio. Aplikasi yang berkantor pusat di San Jose, California, Amerika Serikat ini didirikan sejak 2011 lalu dan digunakan oleh berbagai organisasi dan perusahaan untuk mengakomodir para karyawan dari jarak jauh. Dalam proses perkuliahanan online,

penggunaan salah satu aplikasi belajar online seperti Zoom Meeting bukanlah hal yang mudah, mencari stabilitas jaringan yang memadai dirasa sangat sulit bagi mahasiswa yang bermukim di daerah terpencil bahkan mereka yang berada di kota, terlebih lagi penggunaannya yang memerlukan banyak pekat kouta. “Penggunaan Zoom Meeting juga membuat paket data internet lebih cepat terkuras akibat fitur audio dan video yang ada didalamnya, tentu menberatkan apalagi ditengah kondisi ekonomi saat ini yang tidak stabil akibat Covid-19,” Muhammad Aksa Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

3) Google Clasroom Selain WhatsApp dan Zoom Meeting, aplikasi yang paling banyak digunakan untuk pembelajaran sistem Daring adalah Google Classroom. Selain memiliki fitur yang cukup lengkap, aplikasi ini juga mudah digunakan bahkan bagi pemula. Muh Ishar salah seorang mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah mengaku Google Classroom atau GC adalah aplikasi yang paling sering digunakan pada perkuliahan berbasis online. Namun menurutnya aplikasi ini tidaklah efektif mengingat GC hanya bisa chatting tidak menyediakan fitur Voice Note

ataupun video. “Idealnya, perkuliahan harus tatap muka untuk melihat aktivitas mahasiswa selama mengikuti pembelajaran, dengan demikian kita bisa melihat mahasiswa yang benar-benar belajar menggunakan literatur yang diberikan oleh dosen atau hanya sekedar copy paste dari Google,”.

senger atau biasa disingkat WA adalah salah satu aplikasi chatting yang tergolong mudah digunakan, hal ini dibuktikan dengan banyaknya pengguna WhatsApp yang telah mencapai lima milyar lebih. “Menggunakan WhatsApp untuk kuliah daring lebih mudah karena koneksinya yang cepat. Meskipun ada beberapa aplikasi yang lebih baik seperti Zoom Meeting, namun tidak semua smartphone bisa mengaksesnya,”.

4) Telegram Kata Telegram terdiri dari dua kata yaitu tele yang berarti “jauh” dan gram artinya “tulisan” atau “tanda” atau “bentuk”. Secara umum, pengertian Telegram adalah tanda-tanda, tulisan, atau berita yang dikirim dan jarak jauh dengan bantuan pesawat Telegram. Alat untuk mengirim telegram disebut Telegraf. Aplikasi buatan Rusia ini tergolong masih baru dan terdengar asing bagi sebagian mahasiswa. Mutmainnah salah seorang mahasiswi yang menggunakan Telegram membenarkan bahwa saat ini hanya sedikit kalangan yang memanfaatkan Telegram sebagai media pembelajaran, menurutnya Telegram lebih efektif dibanding dengan WhatsApp Messanger. “Meski hampir sama, fitur Telegram lebih berfokus pada chatting saja, tidak ada ruang untuk melihat pembaharuan status pada kontak, selain itu kontak dan user name menggunakan tema yang berbeda memudahkan kita untuk mencari teman,”.


Zulrahman, Owner jempol Preneur dengan Visi dan Misi yang Mulia

Ket: Zulrahman Founder jempol Preneur

Z

ulrahman adalah salah seorang Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, iamerupakan seorang web desainer dan Founder dari komunitas Jempol Preneur. Zulrahman adalah anak pertama dari duabersaudara. Mengenai komunitasnya, ia mengungkapkan sudah sejak lamamemulai untuk jualan. "Dari kelas 1 SMK, ini semua berawal dari pesan guru saya yang mengatakan sekarang itu sudah eranya internet, kalau kamu mau apa-apa cari saja di internet bahkan termasuk juga kalau kamu mau berpenghasilan cari saja di internet contohnya seperti bisnis online sudah banyak sekali diminati,". Sepulangnya dari sekolah tanpa fikir panjang dirinya kemudian mengakses internet dan memulai mencoba peruntungan di dunia bisnis online, beraneka ragam jenis bisnis online yang sudah ia ikuti dan jalankan."Sampai sekarang saya kuliah masih lanjut dan selalu berganti-ganti tidak menetap ke satu bisnis online saja,saya juga mengikuti sejumlah pelatihan, seminar, workshop tentang bisnis, sayajuga suka membaca buku bisnis,". Akhir tahun 2019 dirinya mulai dapat pola bisnis untuk cenderung ke jualan produk digital,berangkat dari hal tersebut dirinya sudah mulai menjual produk-produk digital yangterinspirasi darisosok yangdianggap guru, Dewa Eka Prayoga. Beberapa waktu kemudian, dirinya bertemu dengan Nurbatinyang juga berjualan produk melaluionline shop, juga rekannya yang berjualanbarang yang sama. "Saya

lihat mereka semua aktif jualan dan disitu kita mulai sharing-sharing,". Zulrahman menceritakan, saat kondisipandemi banyak yang mengeluh, setelah bertukarfikiran, mereka kemudian menggabungkan gagasannya dan memutuskanuntuk membuat komunitas."Jadi mulailah saya berukumpul apa yang bisa kita buat, saya di web desain, Nurbatin di olshop dan Irsan Jaya di bisnis affiliate,masing-masing kita membuatkan tutorialnya dan kita gabung jadilah komunitas ini namanya Jempol Preneur karena valuenya memang bagaimana kita mengumpulkan orang-orang yang ingin berbisnis hanya dengan bermodalkan jempol, tidak perlu lagi membuka toko dan keluar rumah,". Tujuan komunitas Jempol Preneur adalah berbisnis yang betul-betul hanya di rumah saja dan semua ilmu bisnis nantinya akan kami berikankemudian di share ke komunitas tersebut, tujuan masuk komunitas ini adalah untuk belajar bisnis. "Saya berpikir jika kita hanya membuat komunitas saja seperti pada komunitas pada umumnya tentu akan sulit bertahan lama karena setiap orang punya kebutuhan masing-masing, tidak bisa hanya mengurus komunitas saja tanpa penghasilan yang di dapat,". Zulrahman memulai dengan memrumuskan konsep, menurutnya seperti strategi marketing yang mereka gabungkan seluruh tutorial bisniskemudian dijadikan satu paket yang masuk di dalam aplikasi JPMobile. Mereka yang ingin bergabung di komunitas tersebut hanya perlu untuk membeli paket panduan bisnis tersebut. Adapun harga untuk membeli pake panduan bisnis itu adalah 350.000. "Harga ini sudah sangat murah karenameliputipemembuatan web desain yang harganya sangat mahal, strategi yang saya lakukan agar ini cepat menyebar yaitu menggunakan sistem pasukan reseller, jadi jangan menjual sendiri cari orang yang bisa menjual,". Setelah itu mereka kemudian membuat sistem agar orang yang membeli produknya bisa menjualnya kembali, karena produk digital yang tidak perlu hpp atau pengeluaran sehingga bisa diberikan komisi yang tinggi. Kaomunitas inijuga memberikan komisi 70%untuk orang agar bisa masuk di komunitas ini dan harus membeli produk tersebut. "Dia dapat ilmunya kemudian setelah dia belajar dia juga bisa menjualnya kembali panduan bisnis ini setelah itu dia akan dapat komisi 70%, berjalan sekitar berapa hariorang yang melakukan penjualan hanya menjual

saja, jadi makanya saya buat lagi strategi bagaimana caranya supaya orang yang pernah menjual panduan bisnisnya ini dia bisa membimbing orang yang membeli tadi dari dia juga akan mendapatkan komisi sebesar 15% jika dia membimbing orang yang sudah membeli panduan bisnisnya,". Komunitas ini memang ditargetkan untuk anak-anak muda yang sudah mengerti teknologi dan ingin berpenghasilan dan juga ditargetkanuntuk mahasiswa karena sangat membantu kebutuhan mereka. Cara kerjanya juga mudah karena hanya menggunakan handphone dan tidak akan mengganggu aktivitas mahasiswa tapi tetap bisa berpenghasilan. Zulrahman mengatakan bagi orangorang saat ini yang belum terjun ke dunia bisnis agar segera memulai suatu bisnis apapun itu tidak harus yang di komunitas JP ini. Karena menurutnya terutama bagimahasiswa perlu diketahui di era tahun 2020 ini persaingan sangat ketat, diantara ribuan lulusan sarjana peluangnya sangat kecil untuk mendapatkan pekerjaan, hanya beberapa persen saja yang bekerja sisanya itu pengangguran. Beda dengan dulu yang banyak peluang kerja dan sedikit tenaga kerjanya sehingga peluang untuk bekerja itu sangat besar. Zulrahmanberpesan agar jangan ketergantungan dengan ijazah, yang belum memulai segera memulai dan untuk yang sudah memulai usaha kalau mau usahanya semakin maju ada beberapa hal yang harus dimiliki yaitu pertama membangun sebuah relasi dalam dunia bisnis sangat penting, harus punya koneksi yang luas karena kalau tidak punya koneksi bagaimana cara kita menjual produk-produk kita sendiri. Kedua bagi yang sudah punya bisnis perbaiki hubungan dengan relasinya ini termasuk membangun personal brand, kita harus selalu mempromosikan produk apa saja yang dijual, kemudian jangan pernah berhenti belajar, memang bisnis itu hanya sekedar menjual tetapi ilmu menjual itu sangat luas karena setiap orang yang berbisnis pasti punya target penghasilang masing-masing."Adapun yang sudah saya dapatkan selama gabung di komunitas ini yaitu seperti tujuan saya untuk membangun komunitas ini yaitu pertama saya mendapat banyak relasi, kemudian saya memiliki kebanggaan tersendiri ketika ada orang yang sudah belajar dan dapat hasil dari komunitas Jempol Preneur ini,". Reporter : Sulastri


CORONA

Aku bahkan sulit percaya.

Kini rana menjadi konsumsi nyata. Tak ada tawa disekitar dermaga. Sunyi, senyap. Kau minta kami mengurung raga. Bukan perihal mala sebab tak bisa kemana-mana. Bekerja. Menuai nafkah untuk keluarga dirumah. Bersua dengan saudara di taman-taman bumi yang indah.

Penulis : Hestiana Mahasiswi Program Studi Jurnalistik Islam Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Parepare Teruntuk kau yang berhasil menitip lara. Menorehkan perih pada saudara yang tak bersalah. Kasihanilah mereka. Merubah dunia hingga sulit rasanya kembali sedia kala. Bagai mimpi yang dibangun bersama.

Ku tanya sampai kapan kau hukum kami dengan lara ? Kami tak begitu hebat menanggung luka. Hanya saja kami tetap berusaha. Agar kami kuat hadapi semua. Corona. Apa belum puas sampai disini kau berkelana? Ku mohon dengan sangat. Cukupkan lah. Kami rindu sedia kala. Bersua dan bergurau bersama.

Kini temu adalah sesuatu yang begitu berharga. Bak sulit menjadi nyata. Ku mohon. Kami begitu rindu bumi kami yang dulu. Yang aman tanpa wabah dan bencana. Maafkanlah kami yang berbalut salah hingga kau hukum dengan duka. Doa dan harap menjadi bahasa baku saksama dilangitkan bersama. Kami yakin bahwa kau hanya bertandang di bumi kami yang kini menjadi malang. Sulit percaya bukan berarti tak terima. Kami terima. Namun, ku minta hentikanlah sudah. Pulanglah dan kembali keasalmu semula. Terimakasih atas segala hikmah. Dan untuk semua yang kau cipta. Pulanglah. Mu mohon. -Salam dari kami penghuni bumi yang menjadi malang.-

Segalanya bahkan di karantina. Masa pulih menjadi harapan semata.

Ket: Kunjungan Media di Redaksi Harian Fajar Makassar (20/02/2020)

Ket: Diklat Jurnalistik Tigkat Dasar (DJTD) (18/04/2019)

Ket: Musyawarah Kerja LPM Red Line (18/01/2020)

Ket: Journalistic Camp (JC) (25/07/2018)


Bagaimana Dampak Covid-19 Terhadap Organisasi Kemahasiswaan IAINParepare ?

C

ovid-19 benar-benar memaksa kami para fungsionaris lembaga untuk memutar otak, program kerja yang telah disusundan dijadwalkan sebagaimanamestinya akhirnya banyak yang diundur bahkan ditunda pelaksanaanya, menyesuaikan dengan situasiserta mengikuti protokol kesehatan dari kampus danpemerintah. Untuk LPM Red Line alhamdulillah sejauh ini berjalan dengan lancar, karena memang sebelumnya kami sudah biasa dengan beberapa program yang dilaksanakan via daring,tapi yang namanyakesulitan pasti ada saja, apalagi program kerja yang harus dilaksanakan dengan tatap muka. Namun terlepas dari adanya Pandemi ini, banyak pelajaran yang bisa diambil, salah satunya adalah kepercayaan sesama anggota yang terhitung sejak beberapa bulan lalu benar-benar hanya mengandalakan komunikasi via daring untuk berdiskusi. Saya berharap semangat dan niat kita untuk memajukan organisasi tetap pada niat awal, kami fungsionaris lembaga tidak ingin melewatkan masa bakti kami begitu saja, walau ditengah badai covid-19. (Ummul Khatimah Pemimpin Redaksi LPM Red Line) Covid-19 sangat berdampak bagi organisasi kemahasiswaan, baik dari segi kegiatan, pengadaan infrastruktur, bahkan pengembangan intelektual anggota organisasi. Terkhususnya di Racana Makkiade-Malebbi’ saya sekalu Ketua Dewan Racana dan pengurus yang lain harus memutar otak sehingga racana ini tidak fakum dan tetap menjalankan program kerja, pengembangan intelektual dan tidak merugikan warga racana itu sendiri. Bahkan salah satu kegiatan besar kami yang tujuannya untuk memperkenalkan nama baru Racana IAIN Parepare ke perguruan tinggi dan sekolah-sekolah menjadi terhambat akibat Covid-19. Menyikapi hal tersebut saya selaku Ketua Dewan Racana mengadakan pertemuan online dengan Ketua Dewan Racana dari Perguruan Tinggi lain dan membahas apaapa yang dilakukan perguruan tinggi lain untuk racana mereka dan saling bertukar solusi, kami juga tidak lepas dari purna-purna untuk ditempati meminta solusi apa yang baik dilakukan. Terkadang ada juga dari anggota yang mengajukan saran mengenai kegiatan dan pelathan anggota. (Syahrul Agriansyah Ketua Dewan Racana) Terkait dampak dari covid-19 terhadap organisasi tentunya banyak hal yang seharusnya kita telah laksanakan akan tetapi terkendala khususnya program kerja yang telah kami rencanakan sebelumnya apalagi ada beberapa program kerja yang seharusnya turun ke masyarakat dan juga seharusnya kader LDM akan dibagi ke beberapa masjid untuk menyampaikan dakwah. Untuk menyikapi hal ini kita perlu melakukan beberapa hal khususnya dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas organisasi mau tidak mau tetap di upayakan untuk melakukan beberapa pertemuan atau pelatihan secara daring (online), walaupun hal tersebut belum terlalu efektif karena terbatasnya fasilitas internet khususnya teman-teman yang sulit akan jaringan internet, dan tentunya kita juga tetap selalu berharap dan berdoa agar wabah ini secepatnya berhenti, sebagai hamba Allah kita hanya bisa berusaha dan berdoa serta berserah diri

kepada-Nya. (Muh Efendy Ketua LDM Al-Madani) Dampaknya tentu berimbas kepada program kerja yang telah di susun di rapat kerja, apalagi kegiatan besar yang di undur akibat covid-19 dan tidak tau sampai kapan hal ini terjadi. Akan tetapi ada juga program kerja yang berjalan ditengah pandemi ini seperti kami melakukan pembagian masker dan melaksanakan program kecil lainnya. Menyikapi hal tersebut, tidak semua program kerja dilaksanakan harus menunggu pandemi ini selesai baru proker bisa terlaksana, namun ada juga beberpa proker yang bisa dilaksanakan ditengah pandemi. Kita sebagai ketua organisasi kemahasiswaan harus lebih pintar dalam hal manajemen terkhususnya di tengah pandemi. Harapan saya semoga semua lekas membaik dan bisa kembali seperti semula. Kegiatan organisasi bisa di jalankan dan semua organisasi bisa berkumpul serta saling merangkul satu sama lain. (Muh. Fahril Siddik. S Komandan Resimen Mahasiswa) Dampak covid-19 terhadap organisasi khususnya Aliansi Mahasiswa Seni (ANIMASI) yang bergelut dibidang seni adalah memberikan banyak pelajaran baru, karena semenjak pandemi ini saya perhatikan tiap-tiap devisi masing-masing berfikir untuk bagaimana tetap bisa berkarya lewat media, hal tersebut saya fikir mampu memunculkan ide-ide baru untuk perkembangan mereka kedepannya. Namun ada pula beberapa program kerja yang sifatnya pertemuan harus di cancle dan dipertimbangkan ulang untu dilaksanakan. Melihat situasi saat ini kita perlu memanfaatkan beberapa aplikasi untuk menjadi wadah dalam pelatihan, serta beberapa anggota dari devisi yang memerlukan alat diberikan tanggungjawab untuk menguasai dan merawat alat yang dipercayakan. (Nurjannah Ketua Umum Animasi) Dampak covid-19 terhadap organisasi sangat besar dari segala kegiatan baik formal maupun non formal. Khususnya di Porma event/turnamen menjadi terhambat dan juga latihan-latihan yang seharusnya dilakukan tidak berjalan, hal ini mengakibatkan kader-kader menjadi kurang skillnya. Tak banyak juga dari kader yang merasa jenuh dengan adanya covid-19 ini. Menyikapi hal ini kami diberi support dan masukan dari senior-senior, serta kami juga berusaha melakukan agenda untuk menunjang kader-kader dari segi minatnya. (Kasli Ketua Porma) Alhamdulillah kita masih diberikan ujian dan cobaan oleh karena itu marilah kita tentang apa yang kita jalani dan apa yang kita hadapi detik-detik ini, tentang adanya covid-19 yang berdampak terhadap lembaga/organisasi kami. Bukan hanya lembaga/organisasi internal kampus melainkan semua lembaga-lemabaga kecil bahkan besar sekaligus terkena dampaknya. Kita kenal mapala itu kegiatannya dilapangan atau istilahnya autdoor, karena adanya covid-19 ini semua kegiatan tertunda. Akan tetapi, banyak lembaga yang menjalankan proker secara online. Namun lembaga kami tidak melakukan program online karena kita semua tau bertatap muka secara langsung itu menyenangkan daripada bertatap muka di media sosial. Untuk menyikapi dampak covid-19 tentutnya kami akan

patuhi anjuran pemerintah, membantu berbagai pihak dengan menjadi relawan dikampung masing-masing dan kami tetap waspada terhadap kebijakan-kebijakan tentunya, semoga saja alam tetap lestari seperti yang kita harapkan. (Jamaluddin Ketua Mispala Cosmosentris) Dampak pandemi Covid-19 memang sudah dirasakan sejak 2 bulan belakangan ini setelah kampus meliburkan mahasiswanya. Imbas terhadap organisasi selain mogoknya beberapa program kerja adalah kesulitan dalam membantu pasien RS mencari darah, dikarenakan masa pandemi membuat paradigma masyarakat terkait donor darah berubah, Padahal hubungan donor darah dan covid tidak ada keterkaitannya.Menyikapi hal tersebut, bukan berarti kita berdiam diri. Adapun Kegiatan yg kami lakukan selama masa pandemi adalah membantu palang merah Indonesia cabang kota parepare, untuk melakukan penyemprotan disinfektan rutin 1 kali dalam 1 minggu dibeberapa titik perumahan warga menggunakan sprayer. Kemudian kami juga tetap memfasilitasi para pasien RS yang membutuhkan donatur darah melalui media sosial. Dan yang terakhir melakukan promosi kesehatan (PROMKES) dengan orang" Terdekat maupun melalui media social. (Indra Albar Amsary Komandan KSR-PMI Unit 01) Terkait dampak dari covid-19 ini tentunya menurut saya sangat berpengaruh terhapat organisasi, sebagaimana yang saya ketahui organisasi-organisasi yang ada di dalam kampus IAIN Parepare, hampir setiap program kerja masing-masing organisasi terkendala dalam pelaksanaannya dan bahkan mungkin banyak kegiatan-kegiatan organisasi yang di undur akibat dampak covid-19 ini. Di LIBAM itu sendiri ada beberapa program kerja yang di laksanakan melalui media online/virtual dan bahkan ada beberapa program kerja yang harus di undur akibat covid-19 ini. Yang paling penting adalah jenjag kaderisasi, karena kader adalah generasi penerus yang akan melanjutkan tongkat estafet kepengurusan di dalam sebuah lembaga organisasi. Akan lebih sulit rasanya menjabat di dalam sebuah organisasi tanpa di bekali ilmu pengetahuan organisasi itu sendiri.Kami sebagai pengurus LIBAM menyikapi hal ini tentunya selalu mencari cara bagaimana agar progaram kerja yang telah di usung oleh pengurus tahun ini bisa terlaksana. Melihat situasi sekarang maraknya virus saat ini sehingga pemerintah membatasi aktivitas kita di luar rumah, bukan berarti spirit edukasinya itu berkurang dan kesadaran berlebaga/organisasi itu hilang. Sebagai kader organisasi harus pandai-pandai memanfaatkan momentum saat ini dalam membangun jiwa sosialnya dan semangat belajar.Tentunya harapan kami semoga wabah virus corona ini dapat cepat berlalu, sehingga aktivitas-aktivitas organisasi bisa berjalan seperti biasanya. Dan di tengah wabah virus ini para pemimpin kampus IAIN Parepare tetap memperhatikan organisasi-organisasi yang ada di sekitaran kampus itu sendiri. (Fadil Muhammad Ketua LIBAM) Selama ini yang terjadi tentunya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya mulai dari kegiatan-kegiatan yang ada di perkemi itu sendiri yang seharusnya di laksanakan di kampus sekarang tertunda

akibat wabah ini,namun ada beberapa kegiatan yg di lakukan dengan sistem online, banyak tantangan-tantangan baru yg di hadapi mulai dengan latihan di rumah masing-masing mengikuti kegiatan yg bersifat online, dll. Menyikapi hal tersebut kami sebagai pengurus periode ini tetap mengadakan kegiatan-kegiatan positif yang bisa di lakukan pada situasi saat ini dengan salah satu kegiatan milad perkemi itu sendiri yang di rangkaikan dengan kajian online dan Kenshi berbagi, terlepas dari itu kami juga sharing dengan senpai atau senior-senior kami mengenai kegiatan apa yang bisa di laksanakan dengan situasi sekarang dan mencari referensi bagaimana melakukan kegiatan secara online yang efektif dan efisien di saat sekarang ini. (Muh. Wira Srikandi Z Ketua Kempo) Dampak dari pandemi covid-19 telah membuat berbagai rangkaian kegiatan menyesuaikan dgn keadaan dimana program kerja yang telah di rencanakan harus stagnan dan mengalami permasalahan (penundaan) dan juga terhambat lantaran ada beberapa proker yg di tunda atau diubah bentuk kegiatan nya dan mempersempit gerakan kita sebagai pengurus ormawa khusus nya (SEMA-I). Cara menyikapi dampak polemik tersebut dengan penyederhanaan program kerja dan reschedule ulang agenda program kerja kemudian nantinya pada masa awal pelaksaanaan proker kepengurusan bisa mengarahkan pada kerja administratif dan koordinasi terlebih dahulu sembari menunggu keadaan membaik untuk bisa eksekusi langsung pelaksanaan program kerja tersebut. Kemudian langkah yang bisa dilakukan pengurus ormawa saat ini walaupun dihimbau dengan tetap dirumah saja adalah turut berperan aktif melawan Covid -19, melalui agitasi narasi – narasi penyemangat untuk meredakan gangguan psikis masyarakat terhadap Covid-19 karena informasi-informasi hoaks yang beredar dari sisi dampak bagi bangsa Indonesia, pendidikan, ekonomi, kesehatan, merumuskan ide – ide hingga solusi kedepannya. (Suwardi Wakil Sema-I) Secara fungsional berdampak pada tertundanya beberapa program-program pengembangan yang sebelumnya telah direncanakan pada saat raker. Kendati demikian berimbas kepada BOP Ormawa yang kena pemotongan dalam rangka relokasi untuk penanggulan covid-19.Hadirnya pandemi organisasi mahasiswa tidak boleh berlaku surut, fase inilah kreativitas fungsionaris itu diuji dan diperlukan. Begitu banyak alternatif yang bisa ormawa lakukan untik beradu sehat dalam mengembangkan kampus. Sebagai mahasiswa tidak lari dari kritikan membangunnya, sebab apatis disaat genting saat ini, menandakan hilangnya perjuangan. Persoalan anggaran, semuanya bisa dicari sesuai kreativitas, tanpa anggaran pun organisasi bisa hidup membahu, sekiranya bukan jadi soal. Mata kita dibuka lebar-lebar kepada masyarakat atau mahasiswa yang butuh uluran tangan kita, yang harus kita bantu seksama. (Riecardy Ketua Dema-I) Penangung Jawab : Ummul Khatimah Tim Liputan : Sulastri


Tuntut Dispensasi UKT, Aliansi Mahasiswa IAIN Parepare Gelar Aksi Demonstrasi

S

Ket: Aliansi Mahasoiswa IAIN Parepare menggelar Aksi Demokrasi di Depan Gedung Rektotr IAIN Parepare

ejumlah Mahasiswa yang mengatasna- harapkan segera ditindak lanjuti oleh Rekmakan dirinya Aliansi Mahasiswa In- tor," ungkapnya. stitut Agama Islam Negeri (IAIN) PareMerespon tuntutan tersebut, Ahmad pare menggelar Demonstarsi secara damai di Sultra Rustan selaku Rektor IAIN Parepare depan Gedung Rektorat IAIN Parepare. mengungkapkan bahwa dispensasi UKT saat Adapun 4 tuntutan yang mereka ini masih menunggu terbitnya KMA (Kepulayangkan kepada Rektor IAIN Parepare Ah- tusan Menteri Agama). "Terkait mengenai pemberian dispensasi UKT kami memiliki mad Sultra Rustan adalah : 1) Segera merealisasikan dispensasi Uang 2 konsep, yakni perpanjangan waktu pemKuliah Tunggal (UKT) untuk selurih Maha- bayaran UKT dan memberikan mahasiswa waktu untuk menyicil pembayarannya, kami siswa. 2) Menerbitkan SK Rektor terkait kriteria menyiapkan konsep itu apabila KMA dalam waktu dekat ini belum diterbitkan," ungkappenetapan UKT berdasarkan KMA 1995. 3) Merealisasikan Paket Internet (Kuota) un- nya. tuk seluruh Mahasiswa. Ahmad Sultra Rustan menjelaskan, 4) Menolak Pemangkasan Anggaran Organiterkait pengelompokan UKT bagi kelompok sasi Mahasiswa. 1-5 untuk mahasiswa baru sudah terinput Faizal Basira selaku Kordinator Lapa- oleh sistem sebagai dasar penetapan kelomngan mengungkapkan agar Rektor IAIN pok. Menurutnya dalam penetapan tersebut Parepare segera merealisasikan tuntutan telah dilakukan beberapa pertimbangan diyang diberikan. "Agar sekiranya Pimpinan antaranya melihat beberapa kriteria semisal dalam hal ini Rektor IAIN Parepare segera penghasilan orang tua, pembayaran listrik memberikan dispensasi UKT, merealisasikan dan kondisi rumah. pengadaan paket internet kepada seluruh Sedangkan untuk paket internet, RekMahasiswa dan sejumlah tuntutan yang kami

tor IAIN Parepare mengungkapkan telah menyiapkan anggaran sebesar 300 juta rupiah. "Aggaran tersebut disiapkan untuk 6.800 mahasiswa yang aktif kuliah dan besaran kouta yang diberikan yakni 9 Tera data yang akan didistribusikan ke mahasiswa sebanyak 5 GB perindividu yang akan berlaku selama satu bulan," jelasnya. "Terkait pemangkasan anggaran organisasi kemahasiswaan sebenarnya kami bukan menetapkan secara sepihak akan tetapi memang permintaan dari Kementerian Keuangan untuk melakukan pemangkasan anggaran, namun kami berupaya mempertahankan sebanyak 55 % anggaran untuk Ormawa agar tetap bisa digunakan setelah mengajukan proposal," tutupnya.

Reporter : Hamriana/Andi Aisyah


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.