SINOVIA MEMEDIASI KOMUNIKASI YANG SEHAT SINO AKSI Pimpinan Umum Rifqi Wardana Nasruddin
Buletin Bulanan Edisi 8 Januari 2021
Cerdas Lawan HOAX di Era New Normal
Pemimpin Redaksi Eka Hesti Hastuti Divisi Keredaksian Indah Chairunnisa Catherine Laura Johansyah Dwi Rahmah Sari HR Fitriani Irene Anastasya Mantong Irwansyah Nurin Afrina Nurwahidah Amir Yemima P. Reporter Irwansyah Nurul Lutfiah Yemima P. Sumber : Lady Maria, S.Ked
Editor Indah Chairunnisa Dwi Rahmah Sari HR Layouter Nurul Mughnii
Kamis (26/11/2020), mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (PPD FK Unhas) dari Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat (IKM) dan Ilmu Kedokteran Pencegahan (IKP) mengadakan webinar kesehatan online melalui aplikasi Zoom Meeting dengan mengusung tema “Cerdas Lawan HOAX di Era New Normal�, terkait hoax atau fakta dari pandemi COVID-19.
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
1
SINO AKSI Webinar yang diadakan ini terbuka untuk umum sehingga semua orang dari berbagai kalangan dapat memperoleh informasi yang akan lebih membantu dalam membaca dan menyaring informasi yang real terkait COVID-19. Tidak hanya itu, pemateri yang diundang dalam acara ini tentunya sangat ahli pada bidangnya yakni dr. Arif Santoso, Sp.P yang merupakan dokter spesialis paru dan Richard Holman Matanta, S.Ked yang merupakan mahasiswa klinik FK Unhas. Kegiatan ini dipandu oleh Lady Maria, S.Ked sebagai moderator. Acara dimulai dengan sambutan hangat yang dibawakan oleh dr. Joko Hendarto Ph.D selaku perwakilan dari Departemen IKM dan IKP FK Unhas. Beliau sangat mengapresiasi kegiatan yang digelar dengan persiapan yang baik ini dan tak lupa beliau juga memberikan informasi terkait kasus COVID-19, bahwa saat ini kasusnya mulai kembali meningkat dan masih
banyak masyarakat yang menganggap hal ini dibuat-buat sampai muncul teoriteori konspirasi yang tidak masuk akal. Hal-hal tersebut yang bisa membuat masyarakat semakin tidak peduli dengan pandemi sekarang ini, padahal sudah banyak dokter yang menjadi korban dari COVID-19 di seluruh indonesia. Di akhir sambutan, beliau berpesan agar masyarakat tetap melakukan aktivitas sesuai dengan protokol kesehatan yang ada agar pandemi ini cepat tertangani dengan baik, sehingga tidak akan ada lagi muncul bibit-bibit suspect baru yang lebih meresahkan. Sesi pertama dimulai dengan pembawaan materi “The New Normal Life�oleh Richard Holman Matanta, S.Ked yang dibawakan dengan sangat apik dan lugas. Beliau menerangkan bahwa hampir di seluruh media sosial maupun media online penuh akan berita kehidupan normal baru dan COVID-19. Pada kesempatan itu, beliau
Sumber : freepik.com
2
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
SINO AKSI menjelaskan bahwa new normal adalah tatanan kehidupan normal yang baru yang berbeda dengan masa sebelum COVID-19. COVID-19 ini nyata dan membawa perubahan akan hal-hal yang mempengaruhi kehidupan kita. Dalam penjelasannya, sejauh ini di Makassar sendiri sudah ada 10.011 pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19. Jumlah ini akan selalu diperbarui jika terjadi perubahan jumlah, untuk informasi terpercaya mengenai COVID-19 di Makassar bisa dilihat di website. Pemateri juga menjelaskan COVID-19 adalah virus yang menyerang sel epitel yang banyak di paru-paru, sehingga gejala-gejalanya berhubungan dengan pernapasan, demam, batuk, sesak napas, serta gangguan napas. Hampir semua pandemi baik itu Severe Acuute Respiratory Syndrome (SARS), Middle East Respiratory Syndrome (MERS), hingga Ebola Virus Disease (EVD) dapat dikalahkan bukan hanya dengan obat tetapi dengan pencegahan. Sehingga diharapkan kita bersama-sama dapat mencegah penyebaran dengan menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, mengenakan masker dan menjaga jarak atau biasa disebut dengan jargon 3M. Meskipun COVID-19 belum ada obatnya tetapi pencegahannya sangat mudah untuk kita lakukan yaitu cukup dengan menerapkan 3M tadi. New normal adalah kenormalan
baru di tengah-tengah masyarakat dan peraturan mengenai tatanan hidup baru tersebut sudah diatur dalam peraturan yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan sebanyak 37 halaman. Untuk beradaptasi dengan lingkungan di tengah pandemi COVID-19, ketika keluar rumah kita harus tetap memperhatikan protokol kesehatan, tetap menjaga jarak dan jika pulang kembali ke rumah kita harus membersihkan diri agar tidak membawa virus ke orang-orang di dalam rumah. Setelah pembawaan materi, ada sesi pemberian kuis untuk melatih pengetahuan para peserta terkait hoax dan fakta dari new normal, antara lain :
1
Apakah selama new normal COVID-19 sudah tidak ada ?
Pemateri menegaskan bahwa hal tersebut salah. Karena dalam pandemi ini grafiknya bisa saja naik dan semakin banyak yang terinfeksi, jika sudah landai kurvanya maka pemerintah sudah boleh melakukan new normal namun harus secara hati-hati. Meskipun kita sudah bisa keluar rumah secara bebas, tetapi penderita COVID-19 yang tidak diketahui masih ada kemungkinan terjadi kontak yang tidak disadari sehingga kita harus tetap perhatikan protokol kesehatan dan seminimal mungkin keluar rumah. Pada orangorang yang tanpa gejala secara fisik
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
3
SINO AKSI
memang tidak kelihatan tetapi di paru-parunya ada virus COVID-19 ini.
2
Pada era new normal, saya aman dari COVID-19 asalkan sudah menggunakan masker?
Menurut pemateri hal tersebut salah karena masker hanya menurunkan resiko tertular tetapi tidak menutup kemungkinan terjadinya infeksi. Dalam suatu pandemi harus ada beberapa interfensi seperti social distancing, gunakan masker, dan menutup mulut jika batuk. Tetapi interfensi ini tetap ada kekurangannya karena tidak ada metode yang sempurna.
3
Kita sebaiknya mengurangi menggunakan masker karena dapat sebabkan gangguan napas?
Pemateri menegaskan bahwa statement tersebut salah, karena tidak ada hubungan antara sesak napas dengan menggunakan masker. Masker tidak akan mengungi kadar oksigen di dalam darah kita, sehingga jangan percaya kalau masker itu mengganggu kesehatan. Setelah sesi pertama selesai, acara kemudian dilanjutkan dengan sesi kedua yakni terkait “Hoax atau Fakta� terkait COVID-19 oleh dr. Arif
4
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
Santoso, Sp.P. Melalui materi ini beliau mengatakan bahwa COVID-19 sudah menjadi berita sejak awal 2020, banyak klaim yang menyebutkan bahwa COVID-19 tidak akan masuk Indonesia, bahkan pimpinan-pimpinan percaya jika tidak ada penyakit tersebut di Indonesia, inilah yang menjadi hoax pertama COVID-19. Sekarang apakah COVID-19 itu hoax atau fakta? COVID-19 itu adalah fakta dan keberadaannya memang ada. Dr. Arif menjelaskan bahwa evolusi dari virus COVID-19 sendiri bukanlah coronavirus pertama, karena virus ini sudah ditemukan sejak 1200. Pada tahun 2000 sudah pernah terjadi SARS-CoV, yang merupakan sindrom pernapasan dengan gejalagejala berat, kemudian pada tahun 2012 muncul lagi Mers-CoV. Virus ini bertahan sejak dulu mulai dari suhu dingin saat kejadian SARS di China hingga suhu panas saat kejadian MERS di Arab. Virus ini bisa disebut pintar karena bisa memperbarui dirinya sejak ratusan tahun lalu sehingga klaster dari coronavirus ini sangat banyak termasuk yang terakhir kita kenal sebagai COVID-19 ini. COVID-19 sendiri menurut pemateri mengalami berbagai mutasi, dan varian-variannya banyak serta bisa beradaptasi di berbagai negara mulai
SINO AKSI
Sumber : freepik.com
Amerika, China hingga Indonesia.Pada masa pandemi flu burung tidak ada bukti dari transmisi manusia ke manusia melainkan dari unggas ke manusia, sehingga mudah di identifikasi apabila ada unggas yang sakit maka segera di musnahkan. Data COVID-19 di dunia keparahannya sebenarnya tidak terlalu mengkhawatirkan tetapi tetap menyebabkan kematian. Menurut dr. Arif, Mortalitas dari penyakit ini akan semakin meningkat jika ada penyakit komorbid seperti hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung. Beliau menambahkan, protokol kesehatan di rumah sakit adalah untuk mencegah transmisi dengan memisahkan pasien COVID-19, bukan dengan istilah “mengcovidkan� seperti yang tersebar di masyarakat dan inilah hoax yang selanjutnya tersebar di masyarakat. Indonesia saat ini kasusnya sekitar
500.000 kasus, tes per satu juta penduduk di Indonesia sangat kecil yaitu hanya sekitar 19.000 dan Indonesia berada di urutan 159 berdasarkan tes per satu juta penduduknya. COVID-19 punya gejala dan variasi yang luas, virus ini juga pintar menyamar seperti gejala Tuberkulosis (TBC). Orang yang terinfeksi COVID-19, pemeriksaan X-ray nya akan tampak infiltrat konsolidasi bilateral, tampak juga bagian-bagian yang inflamasi dimana jika nanti bagian ini semakin luas maka penderitanya akan semakin sulit bernapas. Gold standart pemeriksaannya adalah tes Polymerase Chain Reaction (PCR), apabila menggunakan tes rapid bisa saja ada kemungkinan negatif palsu dalam hal ini rapidnya bisa negatif padahal sudah ada virus di dalam tubuhnya. Sedangkan untuk
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
5
SINO AKSI
vaksin yang diinjeksikan ke manusia, nanti akan masuk ke dalam sirkulasi dan ditangkap oleh sistem imun. Sebagai pengenalan awal, vaksin akan dimakan oleh makrofag dan muncul pertahanan kita dengan “kode”, sehingga jika virus masuk maka sudah dikenali dan mengaktifasi dari sistem imun yang lain. Jadi dengan vaksin imun kita bisa memiliki kode dari virus sehingga kita sudah memiliki sistem imun yang sudah kenali virus tersebut sehingga sudah punya respon yang baik terhadap virusnya. Namun, orang yang di vaksin masih bisa terjadi reinfeksi. Sedangkan isu-isu di rumah sakit, terkait “pengcovidan” pasien menurut dr. Arif adalah hoax terbesar, karena faktanya uang 800 triliun yang diberitakan untuk penanganan COVID-19 hanya 20,72 triliun yang disalurkan. Jadi mengenai pasien yang “dicovidkan” karena anggaran pasien COVID-19 itu besar adalah hoax karena nyatanya dari ratusan triliun hanya beberapa yang disalurkan. Acara berlangsung dengan sangat interaktif ditambah respon dari peserta juga baik. Di akhir sesi para peserta diberikan waktu untuk memberikan tanggapan ataupun pertanyaan terkait materi yang telah disampaikan oleh kedua pemateri lalu dilanjutkan penyerahan sertifikat kepada pemateri. (IRW, YEM)
6
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
SINO AKSI
Sumber : Lady Maria, S.Ked
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
7
SINO INFO
Mitos dan Fakta Te
MITOS Coronavirus adalah buatan manusia.
MITOS Pengobatan rumahan dapat mencegah coronavirus.
MITOS Menggunakan disinfektan pada permukaan kulit dapat membunuh virus.
8
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
FAKTA Para peneliti telah mengidentifikasi bahwa virus tersebut berasal dari kelelawar dan telah menular ke manusia, saat ini menyebar dari orang ke orang.
FAKTA Bawang putih sebagai antimikroba dan vitamin C hanya dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh, namun tidak ada bukti bahwa pengobatan rumahan ini dapat melindungi orang dari virus corona baru.
FAKTA Namun jika virus sudah ada di tubuh anda, meletakkan zat tersebut di kulit atau di bawah hidung anda tidak akan membunuhnya dan bisa berbahaya.
SINO INFO
Terkait Virus Corona
MITOS Gigitan nyamuk dapat menularkan virus corona.
MITOS Pengering tangan membunuh virus corona.
MITOS Lampu desinfeksi ultraviolet membunuh virus corona baru.
FAKTA Sampai saat ini belum ada bukti yang menunjukkan bahwa gigitan nyamuk menularkan virus ini. Coronavirus baru adalah virus pernapasan yang menyebar terutama melalui tetesan yang dihasilkan dari orang yang terinfeksi.
FAKTA Menurut WHO pengering tangan tidak efektif dalam membunuh virus. Tangan harus dibersihkan menggunakan alkohol atau cuci dengan sabun dan air.
FAKTA Lampu desinfeksi ultraviolet tidak dapat membunuh virus baru karena dapat mengiritasi kulit atau bagian mana pun yang terpapar radiasi UV.
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
9
SINO INFO
Mitos dan Fakta Te
MITOS Orang yang terkena virus corona akan mati.
MITOS Anak-anak tidak dapat tertular virus corona.
MITOS Antibiotik membunuh virus corona.
10
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
FAKTA COVID-19 hanya berakibat fatal bagi sekitar 2% orang. WHO melaporkan sekitar 80% orang akan mengalami penyakit ringan.
FAKTA Infeksi dapat menyerang siapa saja dari segala usia, kebanyakan orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya dan mereka yang kekebalannya lemah lebih rentan terhadap infeksi serius.
FAKTA Antibiotik dimaksudkan untuk bakteri; tidak ada antibiotik yang dapat membunuh virus. Pasien yang dirawat di rumah sakit dengan COVID-19 menerima antibiotik karena mereka memiliki kemungkinan koinfeksi bakteri.
SINO INFO
Terkait Virus Corona
MITOS Panas dan dingin dapat membunuh virus.
Membilas hidung dengan larutan garam.
Lampu desinfeksi ultraviolet membunuh virus corona baru.
Tidak ada bukti bahwa cuaca dapat membunuh virus baru. World Health Organization (WHO) menyebutkan, COVID-19 dapat menular di semua wilayah.
FAKTA
MITOS
MITOS
FAKTA
Sesuai WHO, tidak ada bukti bahwa membilas hidung dengan garam secara teratur akan melindungi orang dari infeksi virus corona.
FAKTA Ini bukan virus flu biasa yang bermutasi. SARS-CoV-2 memang memiliki kesamaan dengan virus corona lain, empat di antaranya dapat menyebabkan flu biasa. Namun, empat virus korona dingin bernama 229E, NL63, OC43 dan HKU1 semuanya memanfaatkan manusia sebagai inang utama mereka. SARS-CoV-2 berasal dari kelelawar yang berbagi sekitar 90% materi genetiknya dengan virus corona dan kemudian ditularkan ke manusia.
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
11
SINO INFO
FAKTA
MITOS Pengukur suhu dapat mendiagnosis virus corona.
MITOS Hewan peliharaan dapat menyebarkan virus corona baru.
Pengukur suhu dapat mendeteksi orang-orang yang mengalami demam dan kondisi lain seperti flu musiman. Namun, mereka tidak dapat mendeteksi orang yang terinfeksi COVID-19 tetapi belum sakit demam.
FAKTA Faktanya adalah sebaliknya; anjing mungkin rentan tertular virus dari manusia. Seekor anjing di China mengalami "infeksi tingkat rendah" dari pemiliknya, yang memiliki kasus COVID-19 yang dikonfirmasi. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hewan tersebut dapat menginfeksi manusia. (NL)
Referensi : Sheerin, F., Divya, S. and Kandaswamy, D. (2020) ‘CORONA VIRUS DISEASE-19: THE MYTHS AND FACTS’.
med.unhas.ac.id/sinovia @tbr6748d @lpmsinovia
@LPM_Sinovia LPM Sinovia
Sekretariat Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10 Gedung Student Center (Lt.2) Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Buletin Bulanan Edisi 8 LPM SINOVIA
12