MEDIA 5 Headline: Sarjana Teknik dari Fakultas Teknologi Pertanian ?
Did you know?
23 Maret 2014
Nanotechnology
Berita Khusus: Kenapa Harus Berubah? Buletin Mahasiswa Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
Pelindung Dekan FTP Penanggung Jawab Ketua Umum LPM Techno Ketua Pelaksana Westra Dwipa Adiluhung Pimpinan Redaksi Ahmad Aqillah Prawira Editor Lala, Mutia Layouter , Bendy, Dea, Syifa, Westra Reporter Ais, Aqil, Arin, Bita, Eka, Fina, Indra, Inmas, Luluk, Nanad, Rista Penulis Lala, Rara, Vina Hiburan Bita, Erlinda, Fina, Sulva Fotografer Ayu, Bagas, Naila, Tsalis
Assalamu'alaikum Salam Semangat-juang Pers Mahasiswa! Alhamdulillah setelah melewati proses panjang dan kerja keras, atas izin Tuhan Yang Maha Esa, media 5 dapat terbit tepat pada waktunya. Terima kasih kepada seluruh tim redaksi atas kerja sama dalam pembuatan media ini. Terima kasih juga kepada seluruh pengurus LPM TECHNO yang telah membimbing dan membagi ilmunya dalam proses pembuatan media 5. Pada edisi April 2014, tim redaksi menyajikan berbagai informasi tentang Fakultas Teknologi Pertanian (FTP). Berbagai isu terkini berkenaan dengan FTP dikemas ke dalam tiga berita utama dari masing-masing jurusan, yakni isu perubahan gelar sarjana untuk prodi TSAL, perbaikan kurikulum jurusan TIP, serta profil mahasiswi THP yang meraih prestasi internasional. Selain tiga berita utama tersebut, kami juga menyajikan informasi menarik lainnya terkait FTP. Media 5 sendiri merupakan buletin pertama yang diterbitkan oleh staff magang LPM TECHNO. Merupakan tujuan diterbitkannya media 5 adalah untuk menyampaikan informasi terkini kepada pembaca. Semoga apa yang tim redaksi sajikan mampu menjadi media inspiratif. Terima kasih telah berkenan membaca media sederhana kami ini. Selamat membaca.
4 7 9 10 12 14 16
Sastra
18 19
Hiburan
MEDIA 5
J
urusan Keteknikan Pertanian (TEP, red) yang berada di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP, red) Universitas Brawijaya memiliki 3 program studi yakni Keteknikan Pertanian murni, Teknik B i o p r o s e s , s e r t a Te k n i k Sumberdaya Alam dan Lingkungan (TSAL, red). TSAL pada khususnya, mempelajari bidang ilmu teknologi pertanian dan lingkungan secara umum, namun pembahasan tentang lingkungan mendapat porsi lebih besar dalam materi perkuliahan dibandingkan
MEDIA 5
fotografer : bagas ilmu teknologi pertaniannya. Hal tersebut memunculkan pertanyaan mengenai kedudukan TSAL dan gelar yang disandang bagi beberapa mahasiswa. Pertanyaan itu kemudian menimbulkan wacana perubahan nama program studi dan gelar. Isu yang tidak diketahui sumbernya hingga pemberitaan ini dilansir (maret 2014, red), selanjutnya dibahas dalam acara lokakarya mahasiswa TSAL yang tujuannya untuk membahas rencana penggantian nama program studi TSAL menjadi Teknik Lingkungan, serta gelar sarjana teknologi pertanian (STP, red) menjadi sarjana teknik (ST, red).
Fakultas Teknologi Pertanian memberikan gelar STP pada mahasiswamahasiswa yang telah berhasil menyelesaikan studi jenjang S1. Begitu juga dengan Fakultas Teknik yang akan meluluskan mahasiswa-mahasiswanya dengan gelar ST. Dekan Fakultas Teknologi Pertanian, Dr. Ir. Bambang Susilo, M.Sc.Agr menuturkan bahwa pada perguruan tinggi di luar Universitas Brawijaya, Teknik Lingkungan memang berada di bawah naungan Fakultas Teknik bukan di Fakultas Teknologi Pertanian. Hal tersebut dikarenakan sistem p e m b e l a j a r a n p a d a Te k n i k Lingkungan tidak hanya membahas persoalan lingkungan pertanian. Tetapi sekarang yang menjadi pertanyaan adalah apakah ada kesamaan antara Universitas Brawijaya dengan perguruan tinggi lain? “Suatu hal yang telah dibangun serta dibuat sejak awal tentunya tidak mudah diganti dan diubahubah semudah membalikkan telapak tangan. Tetapi membutuhkan proses yang sangat panjang dan rumit. Pergantian Sarjana Teknologi Pertanian menjadi Sarjana Teknik adalah masalah yang serius, apalagi hal ini belum terbukti adanya kebenaran,” ujar Bapak Dekan saat dimintai tanggapan mengenai isu tersebut.
Berdasarkan fakta yang kami (reporter TECHNO, red) peroleh, wacana perubahan nama program studi dan gelar tersebut ternyata timbul dari para mahasiswa TSAL. Kabar tersebut mulai beredar luas dan menjadi perbincangan serius berdasarkan hasil lokakarya beberapa waktu lalu. Berdasarkan hasil lokakarya tersebut, terdapat rencana untuk mengganti nama program studi Teknik Sumber Daya Alam dan Lingkungan menjadi Teknik Lingkungan. Hal ini mengingat bahwa program studi tersebut awalnya direncanakan bernama Teknik Lingkungan. Informasi tentang hasil lokakarya tersebut didapatkan dari ketua program studi TSAL Dr. Ir. Tunggul Sutanhaji, MT saat dikonfirmasi oleh mahasiswa TSAL. Hasil lokakarya kemudian disampaikan pada sarasehan TSAL dan mendapat sambutan baik dari para mahasiswa TSAL. Hasil voting dalam sarasehan menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa TSAL menerima rencana perubahan nama program studi dan gelar itu. “Saya juga bingung mengapa Teknik Lingkungan ini malah berada di FTP bukannya di FT dan kebanyakan mahasiswa lain juga berpendapat seperti itu,” menurut salah seorang mahasiswa TSAL angkatan 2013 yang tidak ingin disebutkan namanya. “Saya cenderung
MEDIA 5
lebih bangga jika mendapat gelar ST daripada STP karena teknik sepertinya lebih keren dan familiar. Pasalnya, saat ini masyarakat memandang dan menilai seseorang itu dari gelarnya,” komentar salah satu mahasiswa TSAL angkatan 2013 lainnya . Fahmi, Ketua Pelaksana Sarasehan menguatkan pernyataan mengenai perubahan program studi dan gelar STP menjadi ST. “Memang sebaiknya kita (mahasiswa TSAL, red) bergelar ST ketika lulus nanti, bukan STP. Kalau kita menyandang gelar STP, kita akan mendapat kendala baru ketika masuk dunia kerja, karena semua mata kuliah yang dipelajari selama 4 semester ini, sedikit sekali yang ada sangkut pautnya dengan dunia teknologi pertanian, bahkan bisa dibilang sama sekali tidak ada. Kasus seperti itu terjadi baru-baru ini, dimana kakak tingkat 2011 ketika PKL mendapat tugas untuk mengukur lahan pertanian, tetapi pada faktanya selama kuliah tidak mendapat ilmu tentang hal tersebut”, ujar Fahmi. Fahmi juga memaparkan bahwa perubahan nama program studi TSAL menjadi Teknik Lingkungan hingga saat ini (Maret 2014, red) sedang dalam proses yaitu menunggu surat keputusan (SK) dari Dikti. Beberapa waktu lalu SK dari Dikti memang sudah turun, namun masih diperbaiki karena ada kesalahan. SK yang harusnya ditujukan untuk Universitas Brawijaya Malang, ternyata ditujukan pada Universitas Brawijaya cabang Kampus Kediri. Jika SK tersebut telah turun maka program studi TSAL resmi berganti nama menjadi Teknik Lingkungan yang diikuti pula dengan pergantian gelar menjadi Sarjana Teknik untuk lulusannya.
MEDIA 5
Pergantian tersebut dikhawatirkan menimbulkan polemik baru yaitu masalah akreditasi. Akreditasi program studi TSAL masih begabung dengan TEP yang saat ini berakreditasi A dan ketika SK Dikti tersebut sudah turun, otomatis akreditasi TSAL mengalami perubahan dari A menjadi C. Akan tetapi hal tersebut tidak terlalu dipermasalahkan oleh sebagian besar mahasiswa TSAL. “Mereka lebih khawatir jika mendapat gelar STP, sedangkan ilmu yang didapat selama di bangku kuliah, tidak menyangkut bidang teknologi pertanian,” tambah Fahmi. Menanggapi isu tersebut, Budi, Ketua Himpunan Mahasiswa Keteknikan Pertanian (HIMATETA), menerangkan bahwa permasalahan tersebut sebaiknya dikembalikan kepada pihak dekanat dan rektorat yang lebih mengetahui permasalahan tersebut. “Saya selaku perwakilan mahasiswa TEP tentunya mengharapkan keputusan yang terbaik untuk semua pihak”, ujar Budi. Setiap isu yang beredar di FTP hendaknya dikonfirmasi kepada pihak fakultas yang berwenang untuk memastikan kebenarannya. Jika isu terus berkembang tanpa kejelasan, tentu akan menimbulkan perbedaan persepsi yang berdampak pada semua pihak. Oleh karena itu, klarifikasi dan forum jajak pendapat antar pihak-pihak yang berkaitan perlu segera diadakan. Diharapkan permasalahan TSAL ini segera mencapai titik terang yang menguntungkan semua pihak, bukan hanya mahasiswa tetapi juga seluruh akademika FTP. By: Ais, Indra
www.queensland.ca
Perbaikan Kurikulum TIP
Perbaikan kurikulum terjadi setiap 4 tahun sekali di suatu instansi pendidikan. Menurut Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI, red). Adanya perbaikan kurikulum mengharuskan suatu universitas untuk menyetarakan semua program studi dengan seluruh universitas lainnya di Indonesia. Penyetaraan tersebut juga dilakukan oleh Fakultas Teknologi Pertanian (FTP, red), jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIP, red), Universitas Brawijaya (UB, red). Perbaikan kurikulum dapat dilakukan dengan cara mengurangi dan atau menggabungkan mata kuliah dengan jumlah SKS yang sesuai, ataupun menambahkan mata kuliah yang dianggap perlu. Hal tersebut bertujuan agar tercipta keseragaman output yang dihasilkan oleh jurusan TIP di seluruh Indonesia. Selain itu juga mempermudah proses pembelajaran bagi para mahasiswa pindahan dari universitas lain. Salah satu dampak yang dirasakan akibat perbaikan kurikulum adalah pergeseran waktu pengambilan mata kuliah. Misalnya pada mata kuliah Statistika Industri I (Statind I, red), yang seharusnya diambil pada semester tiga maju ke semester dua pada tahun ajaran 2012-2013. Perubahan tersebut menyebabkan mahasiswa angkatan 2012 yang belum mengambil mata kuliah Statind I baru mengambil di tahun ajaran 2013-2014 bersamaan dengan mahasiswa angkatan 2013. Akibatnya, terjadi kelebihan kuota mahasiswa karena kelas yang seharusnya berjumlah maksimum 60 mahasiswa, kini mengalami penambahan hingga 121 mahasiswa. Kelebihan kuota mahasiswa seharusnya dapat dihindari apabila terjalin koordinasi yang lebih baik antar pihak jurusan dan akademik. Pihak jurusan terlambat memberitahukan kepada pihak akademik mengenai perubahan kurikulum di TIP sehingga bagian akademik fakultas yang sudah mengatur semua jadwal mahasiswa FTP merasa keberatan untuk mengatur ulang jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk menangani masalah tersebut pihak akademik terpaksa memasukkan mahasiswa yang meminta penambahan kuota kelas ke enam kelas yang telah terbentuk. Alasan ini yang menyebabkan kelas mengalami overload. Selain kelas F pada Statind I, ada beberapa kelas lain yang mengalami hal serupa yaitu kelas C, N, P, I, dan L. Dalam kelas tersebut terdapat sekitar 80 mahasiswa.
MEDIA 5
Dr. Ir. Nur Hidayat, MP menerangkan bahwa idealnya kurikulum mengalami perbaikan selama rentang waktu 1-4 tahun untuk meningkatkan sistem kompetensi yang ada. Bagian akreditasi pun ikut andil dalam pengawasan penentuan kurikulum setiap tahunnya dengan melakukan evaluasi, selanjutnya pada tahun keempat akan diambil keputusan. Diharapkan 60% mata kuliah wajib TIP setara dengan universitas lain di seluruh Indonesia. Namun untuk menjalankan program perbaikan kurikulum ini diperlukan pertimbangan yang matang, agar tidak merugikan pihak manapun—baik mahasiswa maupun dosen pengajar. Beliau (Nur Hidayat, red) yang menjabat Ketua Jurusan TIP menyatakan bahwa untuk mata kuliah muatan lokal misalnya materi perkebunan, sistem, teknik, teknologi non-pangan, dan sebagainya tidak mengalami perubahan karena termasuk program-program tambahan yang dicetuskan oleh universitas. “Fakultas telah memberikan pilihan adanya kelas malam untuk mengatasi kelebihan kuota, namun sebagian besar mahasiswa menolaknya”, tutur beliau. Menurut Luvita—mahasiswa TIP 2013—kuota kelas yang melebihi standar (lebih dari 60) sebenarnya merugikan pihak mahasiswa. Kegiatan belajar mengajar menjadi sangat tidak efektif karena suasana kelas tidak kondusif sehingga materi yang disampaikan pun menjadi lebih sulit untuk dipahami. “Perbaikan kurikulum yang dilakukan TIP sebenarnya tidak masalah, namun jangan hanya sekedar dijalankan begitu saja dengan apa adanya. Alangkah lebih baik dipikirkan terlebih dahulu dampak selanjutnya yang akan terjadi dan berikan solusi terbaik untuk mahasiswa serta dosen pengajar, mungkin dengan penambahan kelas. Tidak masalah dengan kelas malam apabila sejak awal sebelum KRS-an sudah disediakan”, ujar Luvi menambahkan. Sementara itu, Alynka—mahasiswa TIP 2011—memiliki pendapat senada terkait kondisi kelas yang kurang nyaman. Para mahasiswa terkadang harus mengambil kursi dari luar karena kursi di dalam kelas tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang menghadiri kuliah. Ia berharap pihak jurusan maupun akademik memiliki koordinasi yang lebih baik, agar arus informasi berjalan lancar dan tidak menimbulkan permasalahan yang dapat mengganggu kenyamanan kegiatan perkuliahan. Setiap kebijakan yang diputuskan dalam lingkup fakultas diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih baik bagi kemajuan FTP. Apabila penerapan kebijakan menemukan kendala, tindakan yang tepat perlu diambil untuk mengevaluasi dan menemukan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi. Ketidaknyamanan yang dirasakan akibat perbaikan kurikulum di jurusan TIP membutuhkan suatu penyelesaian. Tentunya langkah solutif yang diambil membutuhkan dukungan dan kerjasama mahasiswa sebagai pihak yang merasakan langsung dampak perubahan tersebut.
m
e.co www.jamaljivanje
MEDIA 5
FASILITAS FTP... Mimuha, TIP 2013
“Kurang...... Kamar mandi kurang, mushola kurang besar dan banyak. Kalau bisa setiap lantai dikasih mushola. “
Putri , THP 2013
“AC di kelas yang tidak stabil, kadang-kadang mati.”
Laras, THP 2011
“Fasilitas cukup baik dari segi ruang kelas dan ruang lab. Tapi kuota mahasiswa perkelas masih tidak merata. Fasilitas kamar mandi dan mushola juga perlu ditingkatkan. Perpustakaan yang disediakan fakultas sudah cukup baik hanya saja kurang besar dikarenakan perpustakaan tersebut merupakan perpustakaan fakultas dan bukan perpustakaan jurusan.”
Afidha, TIP 2013
“ Fasilitas sudah cukup baik dilihat dari ketersediaan, pelayanan maupun perawatan fasilitas.”
Maya, THP 2013
“Fasilitas kurang terawat. Padahal gedungnya megah tetapi fasilitas pendukungnya tidak sesuai dugaan saya. ”
Dosen FTP
“Ruang dosen tidak sesuai dengan jumlah dosen yang ada. LCD di beberapa kelas ada yang rusak dan terkadang error.”
MEDIA 5
alah satu mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Universitas Brawijaya kembali mengukir prestasi. Asusti, mahasiswa jurusan Teknologi Hasil Pertanian angkatan 2011 berhasil menjuarai ASEAN Enterprenuer Youth Leader Exchange 2014 di Singapura. Perempuan yang kerap disapa Ara tersebut memperoleh juara pertama melalui gagasan kreatifnya “BIC (Build Innovative Communicate) with Smartphone Projector�. Ide tersebut berupa konsep rancangan smartphone dilengkapi dengan proyektor, bertujuan memudahkan seseorang untuk melakukan presentasi hanya dengan memanfaatkan gadget.
S
MEDIA 5
“Dalam memudahkan seseorang mengemukakan suatu pendapat biasanya dilakukan dengan cara presentasi. Namun presentasi itu harus didukung dengan berbagai peralatan seperti proyektor dan LCD. Nah dengan BIC ini kita tidak lagi membutuhkan proyektor dan LCD karena display bisa ditampilkan pada dinding, langit-langit, atau bidang apa saja yang datar,” ujarnya. Selain menjabat sebagai Vice President of Exchange Program IAAS World periode 2013-2014, Ara juga aktif di organisasi Internasional seperti IAAS (International Association of Students In Agricultural and Related Sciences), AIESEC (Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales),dan AYLE (ASEAN Youth Leader Exchange). Semangat untuk terus belajar, membuatnya mahir berbahasa Inggris serta kemampuan lain seperti berpidato, menulis, berdebat, menguasai alat musik (drum, bass, gitar) dan masih banyak lagi. Banyaknya prestasi non akademik tersebut, tidak membuat mahasiswa kelahiran Banjarmasin ini mengabaikan kegiatan akademiknya. Hal itu terbukti dengan IP cumlaude yang diraihnya semester 5 kemarin (2013,red), yaitu 3,7. Ada 3C dalam prinsip hidup seorang Ara (CHOICE, CHANCE, CHANGE) “Never afraid of making choice to take chance or my life will never change”. Motto tersebut sangat mencerminkan pribadi yang profesional dan bertanggungjawab. Kepribadian seperti itulah yang sudah sepantasnya menjadi panutan bagi mahasiswa lain dalam meraih kesuksesan. Diharapkan mahasiswa-mahasiswa berprestasi FTP dapat menjadi motivator bagi calon penerus bangsa lainnya. By: Bita, Nanad
MEDIA 5
? N
anoteknologi dalam bidang pangan adalah manipulasi dan pengubahan warna, rasa serta tekstur makanan pada ukuran nano. Sehingga perkembangan nanoteknologi, umumnya diterapkan untuk pangan fungsional dan inovasi olahan pertanian terbaru. Adapun teknik-teknik pengolahan pangan yang telah menerapkan nanoteknologi antara lain: Nano Filtrasi Nano filtrasi adalah proses yang berkaitan dengan tekanan, dimana terjadi pemisahan berdasarkan ukuran molekul. Teknik ini terutama diterapkan untuk menghilangkan zat-zat organik, seperti polutan mikro dan ion multivalen. Saat ini, penerapan utama dari nano filtrasi terdapat pada proses pemurnian air, seperti water softening, decolouring dan penghapusan polutan mikro. Pada proses industri, nano filtrasi diterapkan untuk menghilangkan komponen-komponen tertentu, seperti zat pewarna. Teknik Enkapsulasi Enkapsulasi merupakan sebuah proses, dimana partikel kecil pada material inti dikemas dalam sebuah dinding untuk membentuk kapsul. Aplikasi teknik ini berpotensi pada bidang industri farmasi dan makanan. Metode enkapsulasi dikembangkan untuk melindungi komponen bioaktif (polifenol, mikronutrien, enzim, dan antioksidan), untuk melindungi dari lingkungan yang merugikan dan juga untuk mengontrol rilis pada target yang dituju.
MEDIA 5
Struktur pada nanosphere dan nanokapsul
Kemasan Pangan Kemasan pangan menjadi salah satu target komersialisasi dari nanoteknologi. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Helmut Consultancy dilaporkan bahwa, pengaruh nanoteknologi meningkat pesat pada industri kemasan makanan dan minuman dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2002, kurang dari 40 produk kemasan di pasaran yang melibatkan zat yang menggunakan nanoteknologi (nanopackaging), dan pada tahun 2005 angka ini meningkat menjadi lebih dari 250 produk. Penjualan produk tersebut sekitar 860 juta US$ pada tahun 2004, dan diprediksi selama satu dekade, pangsa pasar nanopackaging akan menjadi sekitar 30 milyar US$. Nanoteknologi memungkinkan perancang untuk merubah struktur material pada skala molekuler, untuk mendapatkan material dengan sifat yang diinginkan. Tren nanoteknologi pada kemasan pangan di pasaran saat ini antara lain dirancang untuk dapat meningkatkan tampilan dari material kemasan, memperpanjang masa simpan (shelf life), kemasan antimikroba dan kemasan interaktif.
Sumber : 타 http://www.lenntech.com/nanofiltration-and-rosmosis.htm#ixzz2xIdUBHvH 타 http://masterfoodscience.blogspot.com/2013/07/nanoenkapsulasi.html 타 http://www.pipimm.or.id/last_update.php?view=1&id=9
MEDIA 5
P
Pimba FTP 2014
ekan Ilmiah Mahasiswa Baru (Pimba, red) adalah sebuah perlombaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM, red) yang dikhususkan untuk mahasiswa baru UB. sumber: ub.ac.id Pimba ini bertujuan untuk mengasah kemampuan mahasiswa baru dalam berkreasi dan menciptakan ide yang bermanfaat untuk masyarakat. Awalnya, pimba dilakukan di tingkat jurusan, kemudian di fakultas dan puncaknya di tingkat universitas. Di Fakultas Teknologi Pertanian (FTP, red) sendiri, pimba diadakan dengan dua tahap. Pertama yaitu melalui lomba yang dilakukan saat Orientasi Pengenalan Jurusan dan Himpunan (OPJH, red) dimana anggota kelompok mahasiswa baru (maba, red) dan jenis PKM yang akan diikuti diorganisir oleh panitia OPJH. Kedua adalah maba bebas memilih sendiri kelompok dan jenis PKMnya. PKM yang lolos dari kedua seleksi selanjutnya diperlombakan pada tingkat fakultas dan tingkat universitas. Tahun ini (2014, red) FTP mengirim 14 perwakilan ke pimba tingkat universitas. PKM-M (pengabdian masyarakat), PKM-T (teknologi), PKM-P (penelitian), PKM-KC (karya cipta), PKM-K (kewirausahaan) masing masing mengirim dua perwakilan sedangkan PKM-GT (gagasan tertulis) mengirim empat perwakilan. Beberapa saat sebelum Pimba universitas digelar (5 maret 2014, red), tim Techno sempat mewancarai Hana, ketua LKM ARSC untuk menanyakan persiapan FTP dalam menghadapi perlombaan. Menurut Hana, persiapan Pimba telah dilakukan sejak liburan semester ganjil kemarin (2013, red). Pertama mereka mengadakan upgrading dan sharing tentang kendala-kendala yang peserta hadapi, seperti masalah anggota yang kurang aktif atau masalah proposal yang belum lengkap. Selain itu juga dibentuk SPV (pendamping) dan dosen pembimbing untuk membantu peserta menyiapkan proposal dan presentasi. Beberapa hari menjelang acara Pimba juga diadakan monitoring dan evaluasi (monev, red) untuk mengkaji kekurangan yang masih dimiliki peserta.
MEDIA 5
Pimba kemudian diadakan pada 8-9 maret 2014, namun ternyata hasil Pimba yang didapat FTP belum sesuai dengan target yang diharapkan. FTP hanya mampu kembali menempati posisi ketiga secara umum, tepat di bawah Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK, red) dan Fakultas Pertanian (FP, red). FTP hanya mengumpulkan satu emas lewat PKM-P dan dua perunggu dari PKM-KC dan PKM-T. Kegagalan ini mungkin disebabkan karena kurang intensifnya pembimbingan dari supervisor (SPV, red). Pembimbingan tidak dilakukan secara terstruktur dengan jadwal yang jelas, sehingga komunikasi antara peserta dan SPV kurang terjalin dengan baik. Selain itu, acara monev yang hanya diadakan 3 kali selama persiapan, masih kurang membantu peserta dalam menghadapi perlombaan. Kedua hal tersebut menyebabkan persiapan peserta menjadi kurang maksimal. Demi kesuksesan di perlombaan Pimba tahun selanjutnya, sebaiknya persiapan lebih dimatangkan dan diintensifkan lagi untuk peserta. Ada baiknya pembimbingan ke SPV dibuat rutin dan terjadwal, sehingga komunikasi antara peserta dan SPV terjalin dengan baik. Acara monev pun harus lebih sering diadakan, setidaknya lima atau enam kali selama persiapan. Dengan demikian, diharapkan persiapan peserta lebih matang dan kekompakan juga semakin erat sehingga target FTP untuk menjadi juara umum Pimba universitas dapat terpenuhi. By : Rista, Luluk, Tzalist
sumber : m.okezone.com
MEDIA 5
MEDIA 5
MEDIA 5
Bahan Kulit : 250 gram tepung terigu protein sedang 50 gram tepung maizena 3 kuning telur 1 sdm gula ½ sdt garam 500 ml susu UHT plain 1 sdm margarin, cairkan 1 sdm parutan kulit jeruk, opsional Bahan Isi : sumber:bunbriels-kitchen.blogspot.com
500 ml whipped cream non dairy, kocok kaku 1 buah durian montong atau durian medan matang, daging buah, haluskan CARA MEMBUAT : 1. Ayak terigu, maizena, garam dan gula. 2. Tuangkan susu sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga kekentalan adonan tidak terlalu encer dan juga tidak terlalu kental. 3 . Masukkan kuning telur dan margarin cair, aduk dengan whisk hingga rata. 4. Buat dadar tipis-tipis di atas wajan dengan api sedang. 5. Ambil selembar dadar tipis lalu beri isi dengan whipped cream secukupnya 6. Tambahkan daging durian kemudian lipat berbentuk amplop. 7. Dinginkan sebentar dalam lemari es dan sajikan. Tips : 1. Adonan kulit akan lebih mudah didadar jika menggunakan wajan kwalik. Ketebalannya akan lebih rata. Namun jika tidak ada, wajan dadar teflon biasa juga bisa digunakan. 2. Pilih durian yang benar-benar sudah matang sehingga rasanya lebih manis. Biasanya, durian yang sudah matang berwarna kuning keemasan alias tidak pucat. 3. Bagi yang tidak terlalu suka rasa durian yang kuat, langsung aduk/campurkan adonan durian yang sudah dihaluskan dengan whipped cream. Sumber: http://resepmasakankreatif.blogspot.com/
MEDIA 5
MEDIA 5
MEDIA 5