38 - Kampung Tua Warisan Penduduk Asli

Page 1

1

Dengan Velg Mobil Jadi Gaya

otomotif Bantu yang Sakit Cari Info di Koran

kiprah

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

EDISI 38, Minggu Iv oktober 2013

http://majalah.batampos.co.id


2

statistika

7

Intalasi Pengolahan Air (IPA) yang tersebar di Kota Batam

1 Baloi Selesai dibangun pada tahun 1977. Pertama kali beroperasi pada tahun 1978. Saat ini IPA Baloi mampu memproduksi air sebanyak 30 liter per detik.

2 Nongsa Selesai dibangun pada tahun 1978. Ber­ operasi pada tahun 1979. Saat ini mamapu memproduksi air 110 liter per detik.

3 Harapan Selesai dibangun pada tahun 1978. Di­ o­perasikan pada tahun 1979. Produksi air mencapai 210 liter per detik.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

4 Ladi Selesai dibangun pada tahun 1985. Ber­ operasi pada tahun 1986. memproduksi air sebanyak 270 liter per detik.

5 Mukakuning Selesai dibangun pada tahun 1990. Ber­ operasi pada tahun 1991. Memproduksi air sebanyak 310 liter per detik.

6 Piayu Selesai dibangun pada tahun 1999. Ber­ operasi pada tahun 2000. Memproduksi air sebanyak 375 liter per detik.

7 Duriangkang Selesai dibangun pada tahun 2000. Ber­ operasi pada tahun 2001. Produksi air 2.200 liter per detik.

sumber: atbbatam.com


indeks

3 edisi 38, minggu 20 Oktober 2013

fokus peristiwa

8

Ada 33 Kampung Tua yang tersebar di Batam. Sejarah serta sengketa mewarnai penetapan lokasi kampung tua.

creatrep

kutubkhanah

Hal yang menakutkan kaum hawa di usia 30 tahunan soal kecantikan bisa diatasi dengan teknologi laser.

Berawal menjadi seorang satpam, Mayor akhirnya memiliki usaha jasa pengamanan sendiri.

Kisah Tuhfat alNahfis versi panjang ditemukan di Istana Terengganu, Malaysia.

tourism

otomotif

media

Velg bisa dipakai media modifikasi dan prestise sebuah mobil.

Radio berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

trend

27

41

Menikmati sajian seafood dengan pemandangan hutan mangrove.

31

49

37

62

digistyle

64

LIPI menelurkan ponsel pintar pertama BandrOS.

kiprah

70

Ramuan tradisionalnya telah menyebuhkan beberapa penyakit.

tingkap

82 84

tips101 Cara menarik perhatian kaum wanita.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

Desa terapung yang enggan pindah ke daratan.

history

76

Saudi Binladin Group menjadi kontraktor tetap tanah suci di Arab Saudi.

gada-gadu

73

Nadine rela menjadi pengumpul tiket bekas.


sekilas

4

p e r i s t i w a

Noah Konser di Batam

Vokalis Noah, Ariel saat tampil di Swiss-BelHotel, Jumat (18/10) malam.

G

rup band Noah menggelar konsernya yang pertama di Swiss-Belhotel Harbour Bay, Jumat (18/10) malam. Sang vokalis Ariel mengajak se­ mua penonton bergoyang hingga jejingkrakan. “Noah! Noah! Noah!” Teriakan itu terdengar kencang dan berulang-ulang. Para penonton konser Noah sudah mulai tak sabar. Waktu sudah hampir menyentuh pukul 20.00 WIB, namun panggung utama Grand Ballroom Swiss-BelHotel Harbour Bay masih gelap. Tak lama kemudian, sepasang muda-mudi datang menyambangi panggung. Lampu putih lurus menyorot mereka. Duo MC itu mendapat tugas membuka acara. Dan teaser film Noah menjadi pembuka konser tunggal band yang dirilis resmi 2 Agustus setahun lalu. Lebih dari 2.000 pasang mata menatap lekat dua layar yang terbentang di kiri-kanan panggung. Meski, tetap, sesekali mata mereka beralih ke panggung. Seakan takut kecolongan idolanya sampai duluan di panggung. Film selesai diputar, duo MC kembali datang. Tak lagi mengurai waktu, keduanya mengumandangkan nama Noah keras-keras. Dan penonton yang sudah ‘haus’ itu berteriak histeris dibuatnya. Sekelebat bayangan berlari dari ujung kanan panggung. Kemeja kotak-kotak birunya melambai kanan-kiri. Gera­ kannya terhenti di bagian belakang sebelah kiri pang­ gung. Di sana sudah menunggu dua pasang keyboard. David, itu pasti dia.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

FOTO: satria widjaya

Bersamaan dengan David yang memasuki panggung, Reza pun sudah sampai di singgasananya di bagian be­ lakang sebelah kanan panggung. Bersama mereka mulai membuat iringan musik. Berturut-turut, Uki, Ihsan, dan Lukman, masuk panggung sambil membawa gitar ma­ sing-masing. Melodi lagu Jika Engkau, single ke-empat dari album Seperti Seharusnya mulai terdengar. Ariel yang kali itu mengenakan setelan kaos polo abu-abu dan celana jeans hitam yang dipadu dengan jas hitam langsung berjalan menuju ujung lidah panggung. Di sana sebuah stand mike menunggu. Ariel-lah magnet malam itu. Begitu sampai Ariel di ujung lidah itu, berduyun-duyun orang menghampiri. Awalnya malu-malu karena kawasan itu adalah kawasan ‘elit’, kawasannya para pemegang tiket VIP dan VVIP. Na­ mun, hanya berselang beberapa detik, bagian depan Ariel itu mulai menyemut. Sejumlah hits Noah yang dibawakan mendapat sambu­ tan meriah. Antara lain Separuh Aku, Mungkin Nanti dan lainnya. Dari tujuh belas lagu yang rencananya akan dibawakan, Noah ternyata menambah satu lagu lagi. Dan setelah ditilik-tilik, semua lagu yang Noah bawakan malam itu memiliki tempo yang cepat. Goyangan dan lompatan itu semakin menjadi-jadi di tiga lagu terakhir Noah. Ada lagu Hidupku Untukmu Matiku Tanpamu (H.U.M.T) dari album Seperti Seharus­ nya, Tak Bisakah dari album OST Alexandria (2005), dan Topeng dari album Taman Langit (2003). (yunus)


sekilas

5

p e r i s t i w a

Andi Mallarangeng

Ditahan KPK

J

anji Ketua KPK Abraham Samad untuk menahan Andi Mallarangeng akhirnya ditepati. Mantan Menteri Olahraga itu Kamis sore (17/10) resmi menjadi penghuni rumah tahanan KPK. Andi mengaku siap menerima keputusan itu dan berharap kasusnya segera bisa disidangkan. Sebelum ditahan, pria kelahiran Makassar itu kemarin memang diperiksa sebagai tersangka oleh penyidik KPK. Andi yang datang sekitar pukul 10 bersama kuasa huku­ mnya mengaku sudah siap jika KPK memutuskan harus menahan dirinya. “Iya saya dipanggil sebagai tersangka. Kalau memang hari ini harus ditahan ya saya siap. Sudah ada koper di mobil saya,” ujar mantan Juru Bicara Presi­ den SBY itu. Setelah diperiksa sekitar enam jam, akhirnya Andi ke­ luar gedung KPK sekitar pukul 16. Dia keluar mengguna­ kan rompi oranye tanda statusnya resmi sebagai tahanan KPK. Pada sejumlah wartawan yang telah menunggu di pintu keluar gedung KPK, Andi berupaya masih terse­ nyum. Dia pun mengaku menerima penahanannya. “Hari ini saya memulai penahanan sesuai ketentuan KPK. Saya harus menerima ini sebagai proses untuk mempercepat penuntasan kasus ini,” paparnya. Dia berharap perkaran­ ya itu bisa segera dibawa ke persidangan. “Saya berharap disidang seadil-adilnya sehingga tahu yang salah dan yang benar,” paparnya. Andi sempat dibawa dengan mobil KPK menuju pintu

tahanan yang hanya berjarak sekitar 50 meter. Tak lama kemudian sejumlah orang membawa koper dan masuk melalui pintu gerbang tahanan. Ada enam koper dan tas yang dibawa untuk bapak tiga anak itu. Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan setelah di­ lakukan pemeriksaan beberapa kali, penyidik akhirnya memutuskan perlu menahan Andi Mallarangeng. Pena­ hanan Andi itu dilakukan untuk 20 hari pertama. “Yang bersangkutan ditahan di Rutan Cipinang cabang KPK,” papar Johan. Johan sendiri tidak menjelaskan secara spesifik kenapa Andi baru ditahan hari ini. Menurut dia kewenangan penahanan ada pada penilaian subyektif dan obyektif pe­ nyidik. Yang pasti penahanan Andi dilakukan karena KPK telah memperoleh alat bukti yang cukup. Andi menghuni sel yang sebelunnya ditempati anak buahnya, Dedy Kusdinar (Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kementerian Olahraga). Lantaran perkara yang membelit Andi dan Dedy Kusdinar sama, maka pe­ nahanan keduanya dipisahkan. Dedy saat ini dititipkan ke tahanan Polres Jakarta Selatan. “Disamping karena faktor perkara yang sama, tahanan kita juga sudah penuh. Saat ini ada 13 orang yang ditahan di Rutan KPK,” jelas Johan. Johan mengatakan dengan ditahannya Andi bukan berarti kasus Hambalang berhenti pada orang-orang yang kini telah dijadikan tersangka saja. Seperti diketahui dalam perkara Hambalang, KPK telah menetapkan empat tersangka. (jpnn) FOTO: MUHAMAD ALI/JAWAPOS

Andi Mallarangeng yang sudah menjadi tersangka, Kamis (17/10) ditahan di Rutan KPK setelah menjalani pemeriksaan selama 6 jam.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


6

sekilas p e r i s t i w a

Eka (baju putih) menangis histeris setelah melihat foto-foto suaminya, Iknoriansyah, salah satu korban yang tewas ditembak Polisi Diraja Malaysia, Minggu (13/10). Dalil Harahap 5.JPG

Empat TKI Ditembak

P

olisi Diraja Malaysia (PDRM) menambak empat orang Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Empat orang meninggal dengan cara mengenaskan, bertelan­ jang dada sambil mengenakan sarung, celana pendek maupun levis. Satu orang TKI bernama Hery Setiawan bahkan ditembak di dalam toilet. Peristiwa naas yang terjadi di Blok B-15-7 Ampang Hilir Pinggiran Jalan Ampang Putra, Kula Lumpur, Malaysia, Jumat (11/10) siang lalu dianggap janggal oleh keluarga korban. Keluarga Besar warga Sumbawa Nusa Tenggara Barat (NTB) di Batam berkumpul di Pertokoan Ruko Sevare, persis di belakang BCA, Jodoh untuk menanggapi penem­ bakan itu. Isak tangis isteri korban menghiasi pertemuan itu, apalagi setelah melihat foto suami serta keluarga mereka yang tewas mengenaskan. Pihak keluarga meminta pemerintah mengusut tun­ tas kasus penembakan yang menyebabkan empat orang TKI tewas yakni Wahyudi, 28, Iknoriansyah, 25, Hery Setiawan, 33, dan Hafat, 44. “Suami saya bukan peram­ pok, kalau dia (Hery Setiawan) merampok keluarga kami sudah kaya, punya rumah dan mobil sendiri,” ungkap Nurhadiyah, istri Hery Setiawan ditemui di Pertokoan Ruko Sevare, Jodoh, Minggu (13/10). Namun lanjut Nurhadiyah, keluarganya hingga kini masih tinggal di rumah kontrakan Perumahan Mang­ sang Blok C 8 Nomor 2, Tanjungpiayu. “Makan saja kami susah,” ungkap wanita berkerudung ini. Karena itu Nurhadiyah tidak menerima suaminya di­ tuduh merampok dan ditembak mati pihak PDRM. “Kami meminta pemerintah membantu pengusutan EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

kasus ini hingga jelas dan terang benderang. Suami saya tulang punggung keluarga kami, siapa yang akan mem­ beri makan saya dan kedua anak saya,” ujarnya sambil meneteskan airmata. Menurut pengakuan Nurhadiyah suaminya itu me­ mang sering pulang pergi Malaysia-Batam. “Bukan merampok tapi mencari nafkah sebagai kuli di perkebu­ nan Sawit Malaysia, sebulan pergi kemudian balik lagi ke Batam,” terangnya. Terakhir , suaminya itu pergi ke Malaysia 28 Septem­ ber 2013 menggunakan paspor pelancong bukan pekerja. “Satu hari sebelum insiden penembakan suami saya tele­ pon sekedar menanyakan kabar anaknya,” katanya. Eka, istri Iknoriansyah juga menuturkan hal serupa, kalau lelaki yang dinikahinya empat tahun lalu itu bek­ erja sebagai kuli bangunan di Malaysia. Menetap di Malaysia satu bulan, kemudian pulang ke Batam selama satu bulan. “Kalau ada borongan, suami saya balik lagi ke Malaysia,”ungkapnya. Terkhir, Iknoriansyah pergi ke Malaysia pada tanggal 29 September 2013 bersama Wahyudi. Ternyata kepergi­ annya kali ini untuk yang terakhir, Eka tidak menyangka suaminya tewas dengan cara mengenaskan. “Berdasarkan informasi yang kita peroleh dari PDRM dalam rumah itu ada delapan TKI, empat TKI ditembak mati, empat lainya berhasil kabur,” beber Dino Nur­ wahyudin. Koordinator Fungsi Konsler dan Ketua Satgas Perlindungan WNI Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Malaysia. (yunus)


spash

7

sedia payung sebelum hujan

Cornelis H

ukum adat adalah hukum asli bangsa Indonesia. Sumbernya adalah peraturanperaturan hukum tidak tertulis yang tum­ buh dan berkembang dan dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya. Karena tidak tertulis, maka hukum adat memiliki kemampuan me­ nyesuaikan diri dan elastis. Adalah Cornelis van Vollenhoven, seorang antropolog Belanda kelahiran Dordrecht, Belanda, 8 Mei 1874, yang mengenalkan karyanya “Hukum Adat” di Hindia-Belanda sehingga ia dijuluki “Bapak Hukum Adat”. Cornelis masuk universitas Leiden pada usia 17 tahun dan memperoleh gelar magister di bidang hukum pada 1895. Usia 27 tahun, ia diangkat sebagai Guru Besar Hukum Konstitusi dan Administrasi Daerah-daerah Seberang Lautan Belanda serta Hukum Adat Hindia Belanda (Indonesia sebelum merdeka) di Universitas Leiden. Kebanyakan masa hidupnya difokuskan untuk mem­ pelajari hukum adat Indonesia dan kemudian mengam­ panyekan pelestariannya. Tulisan-tulisannya umumnya berkaitan dengan hukum adat. Mahakaryanya adalah kumpulan tulisan yang berjilid-jilid Het Adatrecht van Nederlandsch-Indië (“Hukum Adat Hindia Belanda”) yang berisi kajian dan kumpulan hukum adat dari 19 lingkungan adat di Hindia Belanda yang berbeda dari tradisi adat kaum pendatang (Vreemde OosterlingenKaum Timur Asing, seperti suku Arab, Tionghoa, dan India). Yang mengagumkan adalah kenyataan bahwa sebagian besar karyanya dikerjakan di Leiden. Van Vol­ lenhoven hanya dua kali mengunjungi Hindia-Belanda, yaitu pada 1907 dan 1923. Menurut Cornelis, hukum adat adalah keseluruhan aturan tingkah laku positif yang di satu pihak mempu­ nyai sanksi (hukum) dan di pihak lain dalam keadaan tidak dikodifikasi (adat). Tingkah laku positif memiliki makna hukum yang dinyatakan berlaku di sini dan seka­ rang. Sedangkan sanksi yang dimaksud adalah reaksi (konsekuensi) dari pihak lain atas suatu pelanggaran terhadap norma (hukum).

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

Salah satu yang ada dalam hukum adat yakni meng­ atur soal hak ulayat. Hak ulayat adalah kewenangan yang dimiliki oleh masyarakat hukum adat atas wilayah tertentu yang merupakan lingkungan warganya, dimana kewenan­ gan ini memperbolehkan masyarakat untuk mengam­ bil manfaat dari sumber daya alam, termasuk tanah, dalam wilayah tersebut bagi kelangsungan hidupnya. Masyarakat dan sumber daya yang dimaksud memiliki hubungan secara lahiriah dan batiniah turun temurun dan tidak terputus antara masyarakat hukum adat terse­ but dengan wilayah yang bersangkutan. ***


fokus

8

p e r i s t i w a

FOTO-FOTO : YERMIA RIEZKY

Kampung Tua,

Warisan Penduduk Asli Editor: YERMIA RIEZKY

email : majalah@batampos.co.id

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

Sejarah kampung tua di Batam berawal dari bukti grand atau surat tanah yang diterbitkan oleh Kera足 jaan Riau-Lingga. Kemudian budaya perkawinan Melayu, joged, dan pekerjaan sebagai nelayan tradis足 ional juga dijadikan patokan penetapan lokasi seba足 gai perkampungan tua. Tak hanya itu, tinggi pohon kelapa juga ikut berperan.


9

L

ibur perayaan Idul Adha 1434 Hijriah, 15 Oktober 2013, mengubah wajah Kampung Tua Nongsa Pantai meski hanya sehari. Kam­ pung nelayan yang setiap harinya sepi, diban­ jiri pengunjung sejak pagi hingga matahari terbenam. Ribuan warga memenuhi bibir pantai yang berhadapan langsung dengan perairan internasional itu. Sembari berenang dan bermain di atas pasir, mereka memandang kapal pengangkut peti kemas, kapal pe­ siar, atau feri yang melintas di perairan internasional. Di sebelah timur, resort mewah berdiri kokoh, berundak di bukit yang lerengnya mengarah ke pantai. Pengunjung pantai melepas penat mereka di akhir libur empat hari itu. Dari balita sampai para sepuh ber­ baur. Keluarga membentangkan tikar di atas pasir, me­ nikmati bekal atau sekedar duduk bercerita. Menikmati kebersamaan yang berbeda dari hari-hari biasa, dimana kumpul keluarga selalu berlangsung di rumah. Remajaremaja datang bergerombol. Beberapa kelompok meny­ etel musik yang diikuti gerakan para remaja mengikuti irama musik yang menghentak. Keramaian di Kampung Tua Nongsa Pantai memang hanya terjadi di hari-hari tertentu, khususnya saat libur hari raya, seperti yang terjadi minggu lalu. Warga luar kampung juga sering datang pada hari Minggu, namun tak seramai hari-hari raya. Kesempatan ini selalu menja­ di berkah bagi penduduk setempat. Ratusan ribu hingga jutaan bisa didapat satu keluarga dari parkir, rumah makan, sampai penyewaan ban. Selain pantai dan hidangan rumah makan yang men­ jajikan masakan sea food-nya, ada hal lain yang dikenal dari Nongsa pantai. Itu adalah makam zuriat (keturunan) Raja Nong Isa. Oleh masyarakat Melayu Batam, Nong Isa

fokus p e r i s t i w a

dipercaya sebagai orang pertama yang datang ke Pulau Batam sekitar 184 tahun yang lalu. Ia membuka lahan di Pulau Batam dengan izin yang didapat dari Kerajaan Riau-Lingga-Johor-Pahang yang ketika itu menjadi pen­ guasa Pulau Batam. Sementara makam keturunannya berlokasi di Nongsa Pantai, makam Nong Isa sendiri tidak pernah ditemukan. Hanya, asma Nong Isa kemudian dinobatkan sebagai nama lokasi pertama kali ia mendarat dan membuka perkampungan, Nongsa. Dalam perkembangannya, Nongsa tak sekedar nama kampung yang saat ini dikenal sebagai Nongsa Pantai. Para tetua di Nongsa Pantai mengingat, sebelum pem­ bangunan Batam yang dikerjakan Otorita Batam, Nongsa menjadi pusat satu kepenghuluan yang saat ini wilayah­ nya meliputi daerah Nongsa hingga Jodoh. Kini Kampung Nongsa Pantai berada dalam wilayah kelurahan Sambau. Nama Nongsa sendiri digunakan sebagai kecamatan yang meliputi wilayah dari Nongsa Pantai hingga Kam­ pung Telaga Punggur. Keberadaan makam tua di Nongsa Pantai ini dipercaya berusia lebih dari lima puluh tahun. “Saat saya kecil, makam itu sudah ada di sana,” kata Abas Sofyan, salah satu dari sedikit sesepuh di Nongsa Pantai. Abas lahir di Nongsa Pantai pada tahun 1953. Sebelum dirinya, kakek dan ayah Abas lebih dulu menempati wilayah tersebut. Di masa remajanya, Kampung Nongsa Pantai ramai dengan warga. Ia memperkirakan, tak kurang dari 200an kepala keluarga mendiami wilayah itu. Abas men­ genang kampung Nongsa Pantai sebagai pusat kegiatan saat itu, terutama di wilayah kampung Nongsa hingga Jodoh. Perahu jadi pilihan utama moda transportasi warga. Makam zuriat raja nong isa di kampung tua nongsa pantai.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


10

fokus p e r i s t i w a

Selatan. Orang Bugis memang memiliki talian yang erat dengan kerajaan Riau-Lingga. Keluarga Sultan Riau -Lingga banyak yang menikah dengan keturunan Bu­ gis. Menurut sesepuh dan Wakil Ketua Pengurus Masjid Raya Sultan Riau di Pulau Penyengat, Tanjungpinang hasil perkawinan keturunan Kerajaan Riau Lingga dan perantau bugis menghasilkan keturunan yang namanya didahului dengan Raja. Dalam silsilah yang tertulis di depan pintu masuk menuju makam zuriat, Raja Nong Isa merupakan keturunan dari Raja-Raja Bugis. Salah satu keturunan Bugis-Selayar yang menetap di Kampung Nongsa Pantai adalah Hamzah Jamuddin. Orangtuanya merantau ke dari Selayar ke Batam saat usianya baru lima tahun di tahun 1958. “Orang tua saya sudah mendapat banyak cerita soal Batam, itu yang mendorong mereka merantau kemari,” kata Hamzah. Hamzah menambahkan, orang tuanya ingin merantau menyusul kerabat yang ada di Batam. Namun, saat sampai di Kampung Nongsa, kerabat itu sudah tidak ada. “Mereka sudah pindah ke Malaysia,” terang dia. Sekolah perta­ Pilihan itu tak lain karena mayoritas Seperti Abas, Hamzah mengingat, penduduk adalah berprofesi sebagai kampung itu telah dihuni ratusan mayang berdiri nelayan. Belum ada jalan yang men­ kepala keluarga. Mayoritas bekerja di Batam adalah ghubungkan satu kampung ke kam­ sebagai nelayan. Mereka juga mena­ Sekolah Rakyat pung lainnya. Jika ingin mengguna­ nam kelapa di wilayah pesisir Kam­ Nongsa. kan jalur darat, penduduk menyusur pung Nongsa. Rumah-rumah warga pantai. Abas menceritakan, langkah masih didominasi dengan rumah pang­ itu diambil penduduk yang bergerak gung dari kayu. dari Kampung Nongsa menuju Kampung Abas mengatakan, sekolah pertama yang Punggur. Di tengah perjalanan, mereka harus berdiri di Batam adalah Sekolah Rakyat Nongsa. menyeberang Sungai Nongsa yang lebarnya lebih sekitar Ia mengingat letaknya di berada di selatan rumahnya, 100 meter dan dalam. hanya terpisah jalan. Di sekolah itulah Abas, Hamzah dan “Kalau ada perahu, kami naik perahu. Tapi saya lebih anak-anak seumurannya menimba ilmu. sering berenang,” ujar Abas. “Sekolah itu masih ada pada masa Kepeng­huluan Selain suku Melayu, Kampung Nongsa juga ditempati Nongsa dijabat Mahmud Mahadi sekitar akhir 1960-an,” oleh orang-orang Bugis dari Pulau Selayar, Sulawesi terang dia. Abas menambahkan, Mahmud yang juga

FOTO : humas pemko

Rumah adat melayu di nongsa.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


11

fokus p e r i s t i w a

Masjid At-Atqwa yang baru dibangun pengganti masjid lama yang digusur.

mertuanya, menjabat Kepala Kepenghuluan selama 36 tahun. “Rata-rata kepenghuluan dijabat selama itu.” Sekolah itu kemudian dipindahkan ke Kavling Sambau oleh Otorita dan namanya berubah menjadi SD Negeri 001 Nongsa. Saat Batam Pos mengunjungi bekas lokasi pendirian sekolah, tak ada lagi bekas pondasi gedung. Lahannya sendiri sudah dibangun rumah warga. Selain sekolah, bangunan lain yang lekat dengan war­ ga adalah masjid At-Taqwa. Sebelum lokasinya masjid yang berdiri saat ini, bangunan lama masjid berdiri sekitar 400 meter di timur. Masjid itu dibongkar dan dipindah pada tahun 2011 karena lahannya telah lama dialokasikan Badan Pengusahaan Kawasan Batam, kelan­ jutan Otorita Batam. Perusahaan pemilik alokasi lahan membangun masjid baru sebagai di lahan Kampung Tua Nongsa Pantai. “Saat pembongkaran masjid, kami mendapati tulisan di pintu ‘1902’. Kami tidak tahu apakah itu tahun pem­ bangunannya. Tapi masjid itu memang sudah berdiri saat kami kecil,” terang Hamzah. Saat ini, lokasi masjid lama sudah menjadi puing. Di sampingnya berdiri tembok yang memisahkan lahan itu dengan kawasan wisata Nongsa Beach. Kumpulan khazanah di Kampung Nongsa Pantai yang usianya mencapai ratusan tahun membuat kawasan itu EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

ditunjuk oleh Pemko Batam sebagai salah satu perkam­ pungan tua pada 2004. Saat ini, di pulau Batam terdapat 33 titik Kampung Tua. Sebelumnya, ada 36 titik, namun penduduk di tiga lokasi perkampungan tua harus dipin­ dah dengan alasan pembangunan. Salah satunya adalah proyek DAM Tembesi di Sei Beduk. Oleh pemerintah, perkampungan tua diberi tanda sebuah tugu dan gapura berwarna kuning. *** Wacana pembentukan kawasan yang memiliki iden­ titas warga asli Batam menyeruak pada 2004. Hal itu dipicu sebuah tulisan di media bahwa sebelum Otorita Batam masuk dan membangun Batam, pulau ini hanya hutan. Warga yang menempati perkampungan yang dianggap berusia ratusan tahun pun berang. Kemarahan mereka disebabkan wacana itu tidak ses­ uai dengan kenyataan yang ada di perkampungan mer­ eka. Makam-makam di kampung mereka usianya lebih tua dari kedatangan Otorita pertama kali pada 1971. Itu menjadi bukti utama untuk mengacu usia komuni­ tas yang berkembang di Pulau Batam. Selain itu, sulit mencari bukti otentik lain yang mengatakan satu lokasi merupakan perkampungan yang berumur puluhan atau bahkan ratusan tahun. Jarang sekali ditemukan rumah


fokus

12

p e r i s t i w a

panggung. Satu yang saat ini jadi cagar budaya adalah monumen rumah Limas Potong di Kampung Tua Melayu, Nongsa. Sejarawan dan pakar budaya Melayu, Aswandi Syahri mengatakan, salah satu bukti adalah grand atau surat tanah yang diterbitkan oleh Kerajaan Riau-Lingga. Saat keberadaan kerajaan itu dihapus oleh Belanda sekitar tahun 1913, negara penjajah itu juga menerbitkan surat tanah pengganti. “Bukti grand itu tak dapat terbantahkan. Sayangnya, sangat sedikit yang masih memiliki itu. Saya malah mendapatkan grand itu dari penjual barang antik di Tan­

Suasana pantai kampung tua Nongsa pantai saat Idul Adha.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

jungpinang,” kata Aswandi. Tak bukti fisik yang merupakan hasil budaya, warga menerangkan dengan menggunakan tanda-tanda alam. Salah satunya menggunakan tinggi pohon kelapa. “Kelapa yang tingginya lebih dari 20 meter itu di­ tanam puluhan sampai seratus tahun yang lalu,” terang Hamzah. Budaya perkawinan Melayu, joged, dan pekerjaan sebagai nelayan tradisional juga dijadikan patokan penetapan satu lokasi sebagai perkampungan tua. Cerita juga dijadikan dasar. Misalnya di Kampung Tua Belian di Batam Kota berasal dari cerita kayu belian yang dulu banyak tumbuh di sana. Saat ini tak ada lagi kayu terse­ but di kampung tua itu. Dorongan warga membuat Wali Kota Batam saat itu, Nyat Kadir menerbitkan Surat Keputusan Walikota nomor 105/HK/IV/2004 pada 23 April 2004. Dalam lampirannya, Walikota menetapkan 58 lokasi perkam­ pungan tua. Belakangan, melalui SK Bersama Walikota dan Kepala Otorita Batam, dibentuk tim inventarisasi yang merekomendasikan 36 lokasi perkampungan tua di Pulau Batam. Penetapan saat itu bersifat politis, tanpa kajian akade­ mis. Nyat Kadir menegaskan penetapan itu untuk meles­ tarikan warisan sejarah. Salah satunya adalah saat Nong Isa ditunjuk sebagai wakil Sultan Riau -Lingga sekitar 184 tahun lalu. “Benda dan komunitas di perkampungan tua menjadi bukti bahwa pulau Batam tidak kosong,” tegas Nyat, Kamis minggu lalu. Penetapan perkampungan tua juga untuk menjaga ko­ munitas warga yang sudah terbentuk sebelum masuknya Otorita. Nyat menganggap, komunitas tersebut bisa musnah karena dilindas pembangunan. Ia menyebutkan penggusuran sebagian warga Kampung Nongsa Pantai yang pada sekitar 1992 karena lahan mereka dialokasi­ kan untuk pembangunan sarana olahraga golf dan wisata pantai.


13

Bekas pondasi masjid At-Taqwa lama.

fokus p e r i s t i w a

“Warga menolak penggusuran itu karena mereka su­ Pascaterbitnya SK yang menetapkan lokasi perkam­ dah tinggal secara turun temurun,” kata Nyat. pungan tua, keberadaan kampung tua dikuatkan den­ Keinginan warga juga dipicu oleh semangat kebe­ gan Peraturan Daerah (Perda) Rencana Tata Ruang Kota basan. Pasalnya, selama masa orde baru, mereka terkeka­ Batam 2004-2014. Dalam Perda tersebut diterangkan, ng oleh kebijakan Otorita yang merupakan perpanjangan perkampungan tua sebagai kelompok rumah yang ber­ tangan dari pemerintah pusat. Sikap otoriter pemerintah fungsi sebagai lingkungan tempat tinggal penduduk asli saat itu, diakui warga, tampak jika ada yang tidak setuju sebelum tahun 1970 saat Batam mulai dibangun, yang dengan kebijakan Otorita. mengandung nilai sejarah, budaya tempatan, dan atau “Kami yang tidak setuju, dihadapkan dengan aparat agama yang perlu dijaga dan dilestarikan keberadaan­ baju hijau,” kata Abas merujuk pada aparat Tentara Na­ nya. Perda tersebut juga menggolongkan Kampung Tua sional Indonesia. “Kalau bukan baju hijau, ya kami dih­ sebagai kawasan cagar budaya. adapkan ke meja hijau,” terang dia. Perda menegaskan tujuan kampung tua dimaksudkan Penggusuran sebagian Kampung Nongsa Pantai pada untuk melindungi keberadaan, adat istiadat, budaya, ar­ 1992 diakui Abas tak lepas dari sikap otoriter yang di­ sitektur bangunan, pemakaman, dan lingkungan tempat tunjukkan Otorita saat itu. Hamzah menjadi salah satu tinggal penduduk asli Kota Batam sebelum 1970. korban penggusuran. Selama lima tahun ia menempati Penyebutan kampung tua sebagai cagar budaya dalam kavling seluas 9x15 meter. Namun, lima tahun berlalu, Perda RTRW 2004-2014 secara hukum tak sesuai dengan seiring tumbangnya orde baru, ia berkeras kembali ke ketentuan yang termuat dalam Undang-Undang nomor lahannya yang berlokasi di sekitar Masjid At-Taqwa 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya. Dalam lama. “Itu tanah warisan turun temurun,” undang-undang itu, benda dan kawasan cagar terang dia. Ketika itu, lahannya sudah dia­ budaya ditetapkan melalui Peraturan lokasikan ke investor, namun tak kun­ Pemerintah. Penentuan suatu kawasan Kami yang tidak setu­ jung dibangun. atau benda sebagai cagar budaya juga ju, dihadapkan dengan Tahun 2011, ketika terdengar kabar melalui penelitian. investor pemilik hak pengelolaan Aswandi mengatakan, penentuan aparat baju hijau. Ka­ lahan akan membangun lahan terse­ nilai sejarah Kampung Tua tak bisa lau bukan baju hijau, but, Hamzah bersedia pindah. Salah kaku seperti undang-undang. Ter­ ya kami dihadapkan satu alasannya karena ia mendap­ lebih tekanan pembangunan men­ ke meja hijau atkan lahan pengganti di batas barat desak karakter asli dan peninggalan Kampung Tua Nongsa Pantai. yang telah berumur puluhan tahun di

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


14

fokus p e r i s t i w a

Batam. “Jangan sampai seperti Singapura, mereka menghabis­ kan kampung-kampung, sehingga orang Melayu kehi­ langan identitas,” terang Aswandi. Dari sisi sejarah, Aswandi mengatakan kampung-kam­ pung yang ada di Batam telah tercatat dalam peta buatan Belanda. Aswandi mengirimkan peta karya JG Schot yang dimuat dalam artikelnya yang berjudul De Batam Archi­ pel (Kepulauan Batam) dalam jurnal Indische Gids, 1882. Dalam peta itu tercatat lokasi yang namanya tak asing

dian kepala daerah menetapkan lokasinya. Meski menganggap kajian akademis tidak wajib, hal itu tetap penting. Persoalannya, ketika menentukan suatu cagar budaya perlu dasar, agar tak menjadi persoalan. “Kajian akademis itu menjadi kunci karena menjadi acuan menggolongkan suatu cagar budaya, karena tidak semua orang tahu alasannya,” terang dia. “Kajian itu jadi alasan, ketika menentukan itu dasarnya apa, biar tidak menjadi masalah. Persoalannya, jika ada yang meneliti bahwa cagar budaya tidak mengandung

dengan telinga masyarakat Batam modern seperti Telok Djodo, Kampung Nongsa, Kampung Batu Litjic, Kam­ pung Blian, Tandjung Batoe Hadji. Arkeolog dan ahli cagar budaya Universitas Gadjah Mada, Daud Aris Tanudirjo menjelaskan nilai historis suatu kawasan sehingga bisa ditentukan menjadi cagar budaya melalui cerita atau tradisi. Hal itu, kata Tanudirjo, disebut Associate Landscape. “Kalau dengan cerita, ada ketentuan secara khusus. Namun, akan lebih kuat jika disertai bukti fisik. Kalau tidak ditemukan di permukaan, bisa melalui penggalian,” kata Tanudisjo saat dihubungi Kamis pekan lalu. Ia tidak mempersoalkan jika penunjukan cagar budaya melalui keputusan politik. Namun, berbeda dengan ka­ sus di Batam, seharusnya Perda lebih dulu terbit kemu­

nilai historis, statusnya bisa dibatalkan,” ujar Tanudirjo.

Peta Batam tahun 1882 yang dibuat JG Schot

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

**** Munculnya Perda RTRW 2004-2014 menurut Nyat Kadir sebagai satu penanda bahwa Otorita Batam tidak mempersoalkan sebagian lahan pulau Batam dijadikan perkampungan tua. Pasalnya, sebelum perda diteken, Pemko, Otorita Batam, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Batam sudah duduk dan sepakat soal hal itu. Asyari Abbas yang saat penetapan perkampungan tua menjabat sebagai Asisten Bidang Pemerintahan Kota Batam mengatakan, Otorita menginginkan agar la­ han diukur sesegera mungkin. Setelah menentukan 36 perkampungan tua, pengukuran dimulai pada 2004.


15

fokus p e r i s t i w a

BP Batam belum memberikan tanggapan soal hal itu. Hasilnya, banyak pendatang yang masuk ke kampung Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Hubungan tua. Bangunan pun tak lagi berbentuk panggung atau Masyarakat BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho mengaku limas potong, melainkan berarsitektur minimalis dan sedang berada di luar Batam. Ia menyarankan Batam Pos modern. Beberapa kios dan ruko mulai muncul. menghubungi Direktur Perencanaan dan Pembangunan Asyari Abbas mengamati, sampai sekarang belum ada BP Batam, Istono. Jumat, pekan lalu Istono yang sedang aturan yang jelas mengatur perkampungan tua. Perda rapat dengan DPR RI mengirim pesan singkat, “Perlu RTRW yang terbit pada 2004 dan 2008 hanya menunjuk diketahui masing-masing kampung tua di Batam status lokasi. permasalahannya berbeda-beda,” kata Istono singkat. “Kita belum tahu batasan-batasan apa yang arus Tak sedikit persoalan perkampungan tua yang muncul diberlakukan di perkampungan tua. Misalnya apakah setelah ditetapkan. Persoalan paling anyar adalah saat tidak yang tinggal harus penduduk pewaris lahan atau ribuan penduduk yang mengaku berasal dari Kampung berapa lantai batas bangunan. Persoalan lahannya boleh Tua Tanjung Uma, Jodoh berdemo di depan Kantor BP dijual belikan atau tidak, karena itu cagar budaya, belum Batam di Batam Centre. Demo yang berakhir dengan ada,” terang Asyari. pengrusakan sejumlah fasilitas di kantor BP Batam itu, Nyat Kadir melihat, keterbukaan terhadap pendatang itu dipicu karena persoalan batas Kampung Tua Tanjung sebagai sala satu warisan sejarah penduduk asli Batam. Uma yang berbeda antara Pemko Batam, BP Batam, Batam sebagai masyarakat madani menerima semua dan masyarakat melalui Rumpun Khazanah suku yang datang. Namun, sebagai salah satu Warisan Batam (RKWB). penggagas, Nyat mengharapkan adanya “Belum ada titik koordinat yang Perda khusus terkait tata ruang. Pasal­ sama,” kata Wakil Wali Kota Batam, nya tanpa Perda itu, terbuka peluang Batasnya harus Rudi yang dihubungi terkait perso­ bagi lembaga-lembaga yang terkait alan batas Kampung Tua Tanjung dengan perkampungan tua di Batam. tegas agar tidak Uma, Jumat minggu lalu. Beberda dengan Ketua Rumpun terjadi tumpang Aturan-aturan yang terkait Khazanah Melayu Batam, Machmur tindih status lahan. perkampungan tua memang belum Ismail, mengaku sedikit khawatir jelas. Sampai sekarang, warga masih dengan masuknya pendatang yang belum mengetahui status tanah mer­ memiliki lahan di perkampungan tua. eka. Meski mengaku memiliki tanah di Percampuran itu menurutnya bisa melun­ kampung tua turun temurun, mereka belum turkan tradisi dan identitas masyarakat asli memiliki hak atas tanah mereka karena belum Batam. memiliki sertifikat. Yang membedakan mereka dari “Tapi sekarang ada LAM (Lembaga Adat Melayu) seba­ tanah warga Batam yang ada di luar perkampungan tua gai penjaga budaya. Selain itu di Kampung Tua juga sudah adalah warga kampung tua tak perlu membayar Uang tertanam budaya dan tatanan kehidupan,” terang dia. Wajib Tahunan Otorita (UWTO) yang harus dibayarkan Di mata Machmur, perkampungan tua berpotensi tiap 30 tahun sekali. Mereka juga tidak membayar Pajak meningkatkan perekonomian warganya. Salah satunya Bumi dan Bangunan (PBB). jika dijadikan sebagai obyek wisata. “Mungkin saat, sudah bersertifikat, baru kami bayar Soal itu, Aswandi, meski menurutnya kajian akade­ PBB,” kata Asyari yang kini Deputi bidang Pelayanan mis perkampungan tua tidak wajib, ia menyarankan Badan Pengusahaan Batam tersebut. kajian itu dilakukan jika perkampungan tua ingin serius Tidak memiliki sertifikat cukup membuat warga was­ menjadi objek wisata. Alasannya, sebagai cagar budaya, was jika BP Batam tiba-tiba mengalokasikan lahan pada perkampungan tua di Batam berbeda dengan Pulau investor. Perlindungan mereka hanya pada tugu dan Penyengat yang memiliki banyak situs sejarah. Ini mem­ gerbang kampung tua yang dibangun Pemko Batam. buat pulau itu ditetapkan sebagai cagar budaya nasional Satu hal yang menarik, meski tidak memiliki sertifikat, oleh pemerintah pusat. di beberapa kawasan perkampungan tua, pemilik lahan Sebelum melangkah lebih jauh, Aswandi mengingat­ dapat menjual lahannya kepada pihak lain. Hal ini terjadi kan agar persoalan batas perkampungan tua di Batam di beberapa kampung tua seperti di Belian, Batu Besar, benar-benar jelas dan tuntas. dan perkampungan tua di Bengkong. Tuntutan kebutu­ “Batasnya harus tegas agar tidak terjadi tumpang han akan lahan tinggal dan tingginya harga lahan mem­ tindih status lahan. Kejelasan batas akan memberikan buat pemilik melego sebagian lahannya meski belum kekuatan pada legalitas Kampung Tua. Ini dapat mendu­ memiliki sertifikat. kung aspek ekonomi,” terang dia. *** EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


fokus

16

p e r i s t i w a

FOTO : r yusuf hidayat

Kampung Tua Tanjunguma

Antara Tuntutan Warga & Fakta Hukum G

eliat Tanjunguma sudah tampak sejak pagi, Kamis (17/19) lalu. Warganya sibuk berkemas-kemas. Anak-anak berangkat ke sekolah, karyawan berangkat ke pabrik, dan pegawai menuju kantor masing-masing. Geliat paling tampak di pasar Tanjunguma di Kampung Agas. Penjual menjajakan dagangan hingga ke pinggir jalan. Jalan Kampung Agas yang lebarnya dua rentang tangan orang dewasa terasa makin menyempit dilalui. Pengen­ dara motor dan warga yang sedang belanja harus sal­ ing memberi jalan. Para pedagang di pasar itu menjual kue-kue panganan, di antaranya panganan khas melayu, sayur, ikan hasil tangkapan nelayan dan kebutuhan lain­ nya. Pasar tradisional ini menjadi pusat kegiatan ekonomi warga Tanjunguma. Pasar ini berubah menjadi pusat keramaian ketika bulan Ramadan. Warga dari berbagai penjuru Batam datang dan menyemut mencari pangan­ an tradisional dan hasil melaut nelayan.Heterogenitas warga Tanjung Uma, menjadikan sajian kuliner Ramadan di pasar tersebut sangat beragam. Mereperesentasikan ciri kuliner dari daerah asal para pedagang. Suasana mulai lengang saat beranjak tengah hari. Ped­ agang mulai menutup lapaknya hingga hanya toko-toko dan kedai permanen yang tersisa. Jalan pun menjadi len­ gang, apalagi matahari begitu terik. Warga Tanjunguma memilih berada di dalam rumah atau bersenda gurau di beranda rumah. Begitu pula penghuni rumah-rumah

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

pelantar yang berdiri di atas laut. Sore hari, suasana kampung nelayan ini kembali hidup. Anak-anak bermain di jalan dan lalu lalang. Saat suara azan berkumandang dari masjid, orang-orang tua bergegas menuju masjid. Suasana hari raya qur­ ban masih terasa pada hari ketiga. Usai salat Ashar berjamaah, mereka mengumandangkan takbir hingga menggema nyaris di seluruh kampung. Tanjung Uma disebut-sebut kampung nelayan per­ tama dan tertua di Kota Batam. Satu-satunya kampung tua yang berada di Kelurahan Tanjunguma, Kecamatan Lubukbaja. Kelurahan yang berhadapan langsung den­ gan Singapura ini memiliki lanskap khas masyarakat nelayan. Rumah-rumah kayu, alat-alat penangkap ikan yang berjejer di sekitar rumah serta pompong tertambat di bawah rumah. Deretan rumah kayu tersebut, berjajar acak di atas laut. Pemukiman di atas laut ini masih diper­ tahankan hingga kini meski Batam telah berkembang dan warga Tanjunguma sebagian besar memilih mem­ bangun rumah di daratan. Oleh Pemerintah Kota Batam, keberadaan pemukiman nelayan di Tanjunguma masuk dalam kategori cagar budaya. Secara geografis, Kelurahan Tanjunguma membentang dari Taman Kota Mas Baloi hingga Pasar Induk Jodoh. Dari tanjakan Kampung Pisang hingga laut Singapura. Luasnya sekitar 340 hektare. “Luas Tanjunguma ini ada yang secara geografis dan berdasarkan kampung tua. Secara geografis ini, wilayah


17 dan batas-batasnya sangat unik,’’ ujar Lurah Tanjunguma, Zulkifli di kantornya. Zulkifli mengemukakan, area yang masuk wilayah Tanjunguma adalah Taman Kota Mas Baloi, kampung nelayan, perumahan Palm Beach, Tanjungtritip, Tanjun­ guma, Bukit Timur, hingga pasar Induk. Tetapi Baloi Centre, gapura, dan Kampung Pisang tidak masuk wilayah Kelurahan Tanjunguma. “Itu masuk wilayah Baloi Indah. Di situlah uniknya Tanjunguma, ada wilayahnya yang sedikit terpisah,’’ kata Zulkifli lagi. Dengan luas sekitar 340 hektare, Tanjunguma dihuni 2.677 orang. Penduduknya sangat heterogen. Mulai penduduk asli, Melayu, kemudian Bugis, Minang, Flores, Jawa, Batak, hingga suku Banjar Tembilahan. Pekerjaanya, buruh, karyawan, pegawai negeri sipil, dan nelayan. Nelayan semakin sedikit. Hanya seratusan orang saja. Itu pun warga yang sudah tua-tua. Warga Tanjunguma yang semakin banyak mengenyam pendidikan tinggi, lebih memilih menjadi karyawan atau pegawai negeri sipil. Perlahan-lahan, warga yang bermatapencaharian ne­ layan berkurang. ‘’Anak-anak Tanjunguma kan sudah banyak yang seko­ lah tinggi, ada yang kuliah di Batam ada juga yang ku­ liah hingga ke Jawa. Jadi semakin banyak yang memilih pekerjaan yang lebih baik,’’ jelas Zulkifli. Warga Tanjunguma hingga kini masih mewarisi bu­ daya asli Melayu Batam dalam keseharian mereka. Kias pantun dan logat Melayu lazim ditemui. Meski pen­ duduknya sangat heterogen, tidak ada riak-riak. Mereka rukun. Bahkan warga pendatang menyatu dengan warga asli Melayu dan bercakap-cakap dengan aksen Mel­ ayu. Tanjunguma selalu tenang dan tenteram. Namun ketenangan warga sempat terusik dua pekan yang lalu. *** Senin pagi (7/10), ribuan warga Tanjunguma berg­ erak dari rumah mereka menuju Batam Centre. Mer­ eka menggunakan mobil dan motor. Kantor Wali Kota Batam dan DPRD Kota Batam tujuannya sekitar pukul 08.00 WIB. Ribuan warga ini berunjuk rasa di depan kantor Wali Kota Batam dan DPRD Kota Batam. Orasi dikumandangkan. Mereka menuntut legalitas kampung tua Tanjunguma seluas 108 hektare segera dan mem­ inta pembatalan pengalokasihan lahan untuk PT Cahaya Dinamika Harum Abadi (CDHA) yang berada di wilayah EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

fokus p e r i s t i w a

FOTO : wijaya satria Tanjunguma. Mereka resah karena lahan yang disebut masuk kam­ pung tua itu sebagian sudah dipagar oleh PT CDHA. La­ han itu dialokasikan BP Batam. “Sebelum ada BP Batam, Tanjunguma sudah ada. Jadi dengan tegas kami meno­ lak kampung kami jadi lahan komersil,” kata Haji Raja Harum, kala itu. Wakil Walikota Batam, Rudi terkejut begitu datang ke kantornya di Gedung Pemerintah Kota Batam di Batam Centre, Senin dua minggu lalu. Di depan kantornya sudah berkerumun ribuan warga. Dari informasi yang di dapatkan Rudi, mereka berasal dari wilayah Kampung Tua Tanjung Uma, Jodoh. Rudi tak bisa masuk kantor lewat pintu depan. Ia terpaksa masuk lewat pintu belakang yang menghadap Dataran Engku Puteri. Mengetahui Rudi datang, pengunjuk rasa mulai merangsek ke pintu masuk gedung dan menggoyang-


18 goyangkan pintu yang terbuar dari kaca tebal. Berupaya menenangkan mereka, Rudi menghampiri. Rudi yang dihubungi Jumat minggu lalu mencerita­ kan, warga yang datang waktu itu meminta penjelasan mengenai status tanah mereka di Kampung Tua Tan­ jung Uma. Menurut mereka, lahan kampung tua sudah dialokasikan untuk PT Cahaya Dinamika Harum Abadi (CDHA). “Saya saat itu mengatakan pada mereka, kalau bicara lahan, wewenangnya ada di BP Batam. Pemko saat itu hanya mengeluarkan SK Walikota penetapan perkam­ pungan tua,” terang Rudi. Mendapat penjelasan semacam itu, pengunjuk rasa pun mengajak Rudi bersama mereka ke Kantor BP Batam. Rudi awalnya enggan menuruti itu. Namun, war­

fokus p e r i s t i w a

bang. Saling dorong aparat dan warga pun terjadi. Entah dari mana datangnya, botol air mineral melayang ke arah polisi yang berjaga. Warga lainnya pun menyusul melemparkan botol air mineral ke arah polisi. Kapolres Barelang Kombes Karyoto tidak luput dari aksi lempar botol air mineral itu. Teriakan meminta pintu gerbang dibuka kemudian terdengar. Teriakan itu disertai ancaman. “Tolong buka gerbangnya, atau akan ada kericuhan,” teriak seorang warga. Rudi sempat naik ke atas atap mobil untuk menenang­ kan warga. “Saya coba menenangkan mereka karena saat itu belum ada keputusan sebelum Kepala BP Batam, Mustofa Widjaja, ada di Batam,” kata Rudi. Aparat kepolisian dan Ditpam BP Batam lantas mem­

FOTO : cecep mulyana ga memaksa karena Rudi yang ketika itu sebagai pelak­ sana tugas walikota dianggap sebagai pembela warga. Setelah berkonsultasi dengan Kepala Polresta Batam Rempang Galang (Barelang) Kombes (Pol) Karyoto, Rudi mengukuti ajakan warga. Setengah jam kemudian, warga Tanjunguma yang berujuk rasa bergerak menuju BP Batam yang tak jauh dari Kantor Walikota Batam. Unjuk rasa berangsur memanas. Warga memaksa masuk halaman Kantor BP Batam. Mereka mencoba menerobos penjagaan aparat kepolisian. Namun, petugas tidak membuka pintu ger­ EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

buka pintu pagar BP Batam karena suasana semakin memanas. Mobil pick up yang membawa pengeras suara dan orator diperbolehkan masuk ke halaman parkir BP Batam. Tetapi batasnya sampai dekat pos Ditpam saja. Perwakilan warga diberi kesempatan bertemu pihak BP Batam. Warga yang tadinya sudah panas berangsur mereda. Perwakilan warga Tanjunguma dan BP Batam mengge­ lar pertemuan kecil. Tetapi akhirnya pertemuan tersebut tidak membuahkan hasil. Tuntutan warga Tanjunguma meminta legalitas lahan kampung mereka akan dijawab

Demo warga Tanjunguma di depan Permko Batam, 7 Oktober lalu.


19

fokus p e r i s t i w a

FOTO : cecep mulyana langsung oleh Ketua BP Batam Mustofa Widjaja. Seki­ tar pukul 12.00 WIB, pihak BP Batam menyampaikan Mustofa sedang berada di Jakarta, dan baru tiba di Batam pukul 18.00 WIB. Warga Tanjunguma memutuskan menunggu sampai Mustofa datang. “Kami akan tetap di sini menunggu pak Mustofa. Kami minta lahan kami tidak dijual ke pengusaha,” kata Raja Harum, tokoh masyarakat Tanjunguma dan koordinator unjuk rasa. Tetapi hingga pukul 18.00 WIB, Mustofa belum juga muncul. Kesabaran warga lepas. Ribuan warga itu berteriak-teriak dan mengancam menduduki BP Batam. Beberapa orang kemudian membakar kardus di hala­ man parkir BP Batam. Puluhan titik api dibuat sebagai bentuk kekesalan. Kondisi kembali ricuh. Warga seperti membabi buta. Pohon palem dan bunga dicabut, pagar dirobohkan, dan lampu taman dihancurkan. Komputer, meja dan sejumlah fasiltas lainnya yang ada di pos penjagaan kantor BP Batam juga jadi sasaran kemarahan warga Tanjunguma. Ketika itu Mustofa sedang berada di Jakarta. Ia kemu­ dian bergerak ke Batam menggunakan penerbangan pu­ kul 17.00 hari itu. Kapolresta mengabarkan hal itu pada Rudi yang dilanjutkan Rudi pada pengunjuk rasa. Namun malam hari pengunjuk rasa sepertinya tidak sabar lagi. EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

Entah siapa yang menggerakkan, mereka mulai melaku­ kan pengrusakan. Lampu taman dipecahkan, pagar pem­ batas dirusak dan dirobohkan. Beberapa titik api muncul. Suasana di kantor BP Batam mencekam karena petugas Direktorat Pengamanan BP Batam tak bisa mencegah beberapa orang masuk ke kantor. Mustofa muncul sekitar pukul 20.30 dan menggelar pertemuan. Dalam pertemuan yang berlangsung singkat dengan perwakilan ia setuju memenuhi tuntutan pen­ demo untuk mencabut izin pengelolaan lahan PT CDHA. Keesokan harinya, BP menganulir putusannya. Peru­ sahaan itu kembali mendapatkan hak atas lahan yang sudah dialokasikan pada mereka sejak 2003. BP Batam beralasan, mencabut izin pengalokasian lahan perusa­ haan yang membayar UWTO pada 2003 dapat berakibat tuntutan hukum. Sikap plin plan BP Batam membuat warga yang ka­ dung menelan janji lembaga itu marah. Mereka beren­ cana menggelar unjuk rasa memprotes sikap BP Batam itu. Namun, hampir dua minggu berlalu, demonstrasi tak kunjung berlangsung. *** Alokasi lahan untuk PT CDHA berada di mulut jalan menuju Tanjunguma. Tepatnya ditanjakan setelah Kam­

Demo warga Tanjunguma di Kantor DPRD Kota Batam, 7 Oktober lalu.


fokus

20

p e r i s t i w a

pung Pisang menuju bukit Tanjunguma. Lahan itu berada di sebelah kanan jalan atau lereng bukit dan di sebe­ lah kiri jalan. Lahan itu memanjang hingga mendekati gapura selamat datang yang bertuliskan Kampung Tua Tanjunguma. Lahan itu dibatasi dengan pagar beton. Di lahan itu terpasang papan penanda bahwa lahan itu milik PT CDHA. Melihat peta geografis Kelurahan Tanjunguma, la­ han untuk PT CDHA itu hampir berada di tepi wilayah Tanjunguma. Bahkan lahan yang berada di sebelah kiri jalan yang biasa disebut warga Baloi Danau, nyaris tidak masuk wilayah Kelurahan Tanjunguma. Informasi yang diperoleh Batam Pos, PT CDHA dimiliki seorang pengusaha daging asal Batam. Ia telah mendapat alokasi lahan tersebut dari Otorita Batam sejak tahun 2004 lalu. Bahkan pembayaran UWTO untuk 30 tahun telah dilunasi. Namun sejak mendapat alokasi dari 2004 sampai sekarang, pemilik lahan belum melakukan pem­ bangunan apapun di lokasi tersebut. Lahan inilah yang memicu protes warga Tanjunguma. Mereka menilai BP Batam telah menjual lahan kampung tua untuk kepentingan komersil. Kala unjuk rasa, Raja Harum mengatakan BP Batam tidak profesional. Demi keuntungan pribadi, menjual kampung tua kepada pengusaha. Sehari setelah unjuk rasa itu, Direktur PTSP dan Humas BP Batam Dwi Djoko Wiwoho menyebutkan lahan kampung tua di Tanjunguma, sesuai pengukuran BP Batam hanya sekitar 24 hektare. Versi warga Tanjunguma, luas kampung tua adalah 108 hektare. Artinya tidak semua wilayah Kelurahan Tan­ junguma berstatus kampung tua karena luasnya secara geografis 340 hektare. Meski demikian belum jelas batas kampung tua dan luasnya secara pasti. Dalam lampiran Surat Keputusan Walikota Batam Nomor : KPTS.105/HK/ III/2004 tentang Penetapan Wilayah Perkampungan Tua di Kota Batam tidak ada disebutkan luasnya. Pada ko­

lom keterangan tertulis belum diukur. Hal ini berbeda dengan beberapa kampung tua lainnya yang juga belum diukur tetapi luas lahan sudah tertulis. Contohnya, Kam­ pung Melayu, tertulis luas lahannya 120 hektare. Dwi Djoko Wiwoho juga mengungkapkan BP Batam belum mencabut izin PT CDHA di Tanjunguma meski saat unjuk rasa warga Tanjunguma, Ketua BP Batam memenuhi tuntutan warga. Menurut Dwi Djoko Wi­ woho, Ketua BP Batam menandatangani tuntutan warga untuk meredam emosi warga dan mencegah kericuhan semakin meluas. Djoko mengatakan tuntutan ribuan warga Tanjungu­ ma masih dalam proses. BP Batam akan membentuk tim khusus terkait permasalahan tersebut. “Kalau kita mem­ batalkan izin prinsip PT Cahaya, mereka bisa menuntut balik secara hukum. Maka malah akan lebih rumit,” katanya. Kepala Badan Pertanahan Daerah Kota Batam yang juga ditunjuk sebagai Ketua Tim Penyelesaian Kampung Tua Batam, Aspawi Nangali mengatakan Tanjung Uma merupakan lima kampung tua yang diverifikasi batasbatasnya pada 2012. Selain Tanjung Uma, perkampungan tua lain yang diverifikasi adalah Nongsa Pantai, Batu Besar, Panau, dan Tanjung Riau. “Di empat kampung tua lain, verifikasi berjalan cukup lancar. Memang ada sedikit diskusi terkait batas dan ganti rugi lahan warga yang ternyata berada di luar batas kampung tua dan sudah dialokasikan ke investor,” kata Aspawi, Jumat minggu lalu. Sumber Batam Pos di Tim Penyelesaian menyebutkan, dalam kasus Tanjung Uma, belum ada kesepakatan luas kampung tua. Perwakilan masyarakat yang ditunjuk Rumpun Khazahah Warisan Batam (RKWB) menyebut­ kan angka 108 hektare, Pemko Batam mengatakan 55,8 hektare, sementara versi BP Batam hanya 24 hektare. Aspawi enggan menanggapi hal itu. “Soal Tanjung Uma, memang masih belum klop. Kami masih mengukur, memverifikasi, dan membahasnya dengan elemen tim. Selasa (23 Oktober 2013) baru saya sampaikan hasilnya,” ujar Aspawi, berjanji. (Ahmadi dan Yermia Riezky)

Pasar rakyat Tanjunguma. EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

FOTO : wijaya satria


fokus

21

p e r i s t i w a

foto-foto : arrazi aditya

Kampung Tua Belian

Hanya Punya Alas Hak T

ulisan Kampung Tua Belian menyambut begitu menjelang gapura. Gapura itu seder­ hana. Hanya dua tiang beton tanpa ornamen di sisi kiri dan kanan kemudian di atasnya melintang besi. Gapura inilah satu-satunya pintu ger­ bang untuk memasuki Kampung Belian setelah melalui jalan tanah dari ujung jalan Engku Putri, Batam Centre. Mulai dari gapura itu, jalan kembali beraspal. Dari gapura itu pula di sebelah kiri jalan berjejer warung makan, kedai, dan bengkel. Warung itu buka mulai pagi hingga menjelang tengah malam. Kerap menjadi tem­ pat berkumpul warga sehingga suasana malam sedikit ramai. Sementara di sebelah kanan adalah rumah warga dan rumah kos. Rumah kos ada yang bertingkat hingga tiga tingkat. Mereka yang menyewa rumah kos itu adalah karyawan yang bekerja di sekitar Batam Centre, seperti karyawan yang bekerja di Mega Mall dan karyawan yang bekerja di Pelabuhan Batam Centre. Beberapa pemilik rumah kos itu tidak tinggal di rumah tersebut. Mereka memercayakan pengelolaannya kepada orang lain. Deretan warung makan, kedai, dan rumah kos itu ter­ masuk bangunan baru. Jadi hingga dua ratus meter set­

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

elah gapura tidak ditemukan bangunan yang menandai Kampung Belian adalah kampung tua. Selepas deretan warung makan dan kedai, baru lah tampak tanda kam­ pung tua berupa tugu berornamen melayu berwarna hijau dan kuning. Warna khas Melayu. Hanya saja tugu ini juga terbilang baru, karena dibangun beberapa tahun yang lalu. Setelah terbitnya surat keputusan Walikota Batam tentang Kampung Tua. Peninggalan yang masih ada hingga kini dan bisa disebut penanda kampung tua adalah kuburan yang berada persis di belakang tugu kampung tua. Di kuburan itu disebutkan ada yang sudah berusia hampir seratus tahun. Melewati kuburan, lagi-lagi bangunan atau rumah warga yang sebagian besar telah direnovasi atau benarbenar baru dibangun. Masjid salah satunya bangunan yang terbaru. Masjid itu menggantikan masjid lama yang terbuat dari kayu. Masjid baru tepat di sebelah barat masjid lama. Di ujung Kampung Belian ada sekolah dasar negeri. Di depan sekolah ini adalah kapling-kapling yang belum dibangun tetapi sudah beralih kepemilikan dan hutan bakau. Bangunan terujung lainnya adalah rumah kos dan tempat pembuatan papan reklame.


22 Kampung Belian terdiri dari tiga rukan tetangga (RT) dan satu rukun warga (RW). Masing-masing RT pal­ ing sedikit 80 kepala keluarga (KK). Warga Kampung Belian majemuk. Selain warga asli Melayu, juga ada warga pendatang dengan ragam suku seperti Jawa, Minang, dan Bugis. Bah­ kan Ketua RT, warga pendatang dari Jawa. Kampung Belian, salah satu dari dua tit­ Belum ada ser­ ik kampung tua yang telah diukur secara tifikat. (Warga) penuh. Salah satu cuma punya peta dari lima titik kam­ secara umum saja. pung tua yang telah Belum dibagi-bagi diukur sebagian dan keseluruhan. Luas dan batas Kampung Tua Belian sudah jelas. Luas­ nya 20,69 hektare. Wilayah Kampung Tua Belian dimulai­ dari gerbang yang bertuliskan Kampung Tua Belian hingga satu ki­ lometer arah ke timur yang berbatasan dengan hutan bakau. Batas di sebelah utara Kampung Tua Belian ada­ lah laut dan sisi selatan perumahan-perumahan menen­ gah hingga perumahan mewah. Pengukuran Kampung Tua Belian disusul dengan penataan kapling dengan penerbitan site plan. Meski telah dilakukan pengukuran dan site plan serta peta HPL

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

fokus p e r i s t i w a

sudah ada, warga Kampung Belian belum memiliki sertifikat tanah dari Badan Pertanahan Nasional (BPN). ‘’Belum ada sertifikat. (Warga) cuma punya peta secara umum saja. Belum dibagi-bagi,’’ ujar B Wahyudi, salah satu warga Kampung Belian. Pemilik rumah kos dan kapling di Kampung Belian, Bagong juga mengakui lahannya belum bisa mendap­ atkan sertifikat dari BTN. Hingga kini ia hanya memiliki alas hak berupa surat perjanjian alokasi tanah kapling yang dilengkapi berita acara pengukuran kapling, Surat Keputusan Walikota Batam tentang Penetapan Wilayah Perkampungan Tua di Kota Batam, peta HPL, peta Kam­ pung Tua Belian, dan site plan Kampung Tua Belian. ‘’Belum bisa untuk mendapatkan sertifikat. Hanya alas hak itu saja,’’ katanya. (Ahmadi)


fokus

23

p e r i s t i w a

36 Kampung Tua Sudah Diukur foto-foto : arrazi aditya

V

erifikasi terhadap lahan kampung tua di­ lakukan oleh tim verifikasi yang beranggota­ kan sekitar 60 orang dari BP Batam, Pemko Batam, Rumpun Khazanah Warisan Batam (RKWB), dan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kantor Batam. Tim itu dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Bersama Walikota Batam dan Kepala BP Batam tentang Pembentukan Tim Penyelesaian Kampung Tua Batam. Surat Keputusan itu terbit pada tahun 2012. Salah satu tugas Tim Penyelesaian adalah mengecek kembali batas-batas perkampungan tua setelah pengu­ kuran yang dilakukan terhadap 36 kampung tua sejak 2004 hingga 2009. Dalam perjalanannya proses pemban­ gunan menuntut Kampung Tua Sungai Kasam (Nongsa), Ketapang (Sagulung), dan Setenga (Sei Beduk) digusur, sehingga jumlah perkampungan tua tinggal 33. Selain jumlah itu, ada 101 perkampungan tua yang tersebar di pulau-pulau sekitar Batam. “Semua sudah diukur,” kata Kepala Sub Bidang Pena­ taan Kawasan Tertentu Badan Pertanahan Daerah Batam, Azhari, Kamis minggu lalu. Ia menunjukkan sejumlah album peta kepada Batam Pos yang menggambarkan batas seluruh perkampungan tua di Kota Batam. Azhari mengatakan, Tim Penyelesaian mengecek kembali koordinat batas perkampungan tua karena pada pemetaan awal hanya mengukur zona kampung-kam­ pung tua. Saat pengukuran berlangsung belum mem­ pertimbangkan lokasi Pengalokasian Lahan (PL) yang sudah diberikan Otorita Batam sebelum SK Walikota

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

tentang penetapan perkampungan tua terbit pada 2004. Ketua RKWB Machmur Ismail menerangkan, peran mereka dalam Tim Penyelesaian adalah menunjuk koordinator di setiap kampung tua. Koordinator itu yang menunjuk batas kampung tua. Sementara Rudi men­ erangkan salah satu fungsi RKWB adalah menentukan apakah suatu lokasi yang diverifikasi masih layak disebut Kampung Tua. “Di dalamnya sudah ada tokoh-tokoh LAM (Lembaga Adat Melayu, red),” ucap Rudi. Machmur mengakui tidak banyak benda bersejarah yang jadi patokan yang menyebutkan satu kampung layak mendapatkan status Kampung Tua. Yang utama adalah adanya makam, pohon maupun kebun tua. “Kadang ada juga warga yang berusia lebih dari 60 tahun yang memiliki surat tebas dari pejabat setingkat lurah, sebelum pembangunan oleh Otorita,” terang dia. Kepala Badan Pertanahan Daerah Kota Batam yang juga ditunjuk sebagai Ketua Tim Penyelesaian Kampung Tua Batam, Aspawi Nangali menjelaskan, sebagai per­ wakilan dari masyarakat asli Batam, keberadaan RKWB cukup membantu kerja Tim Penyelesaian. Ia mencontoh­ kan bagaimana lahan di Kampung Tua Batu Besar yang luasnya berkurang cukup banyak dari hasil pengukuran tahun 2007. Itu tak lepas dari peran RKWB yang mem­ bantu tim memberikan pengertian pada warga. Azhari menerangkan, salah satu yang membuat penyelesaian tak menimbulkan masalah di empat kampung yang selesai di verifikasi pada 2012 adalah ganti rugi yang set­ impal dan diterima oleh warga yang tanahnya ternyata


24

fokus p e r i s t i w a

berada di luar lokasi kampung tua. pengukuran batas-batas oleh tim, akan dirumuskan Proses verifikasi batas perkampungan tua yang lu­ bagaimana status lahannya terkait dengan kepemili­ asnya mencapai 1700 hektar atau empat persen dari kan warganya sesuai kriteria kampung tua berdasarkan luas Pulau Batam, yang mencapai 41.500 hektar, peraturan yang ada,” terang Istono melalui pesan diperkirakan Azhari berlangsung hingga singkat saat ditanya status lahan usai veri­ 2015. Untuk tahun 2013, ada tujuh kam­ fikasi. Ia tak menjelaskan peraturan apa pung tua yang diverifikasi. Aspawi yang dimaksud. Setelah diveri­ mengatakan hasilnya akan diumum­ Sementara itu, Aspawi tidak menu­ kan begitu verifikasi batas rampung tup kemungkinan hasil kerja Tim Pe­ fikasi, BPN akan dikerjakan. nyelesaian bermuara pada kepemi­ turun melakukan “Setelah diverifikasi, BPN akan likan lahan di perkampungan tua penataan dan turun melakukan penataan dan ser­ oleh warga. “Ada arah ke sana (lahan sertifikasi tifikasi,” kata Aspawi. menjadi milik warga,red),” terang­ BP Batam selaku pemilik lahan nya. belum secara tegas menyebutkan sta­ “Hanya kami juga harus membahas tus lahan jika pekerjaan Tim Penyelesaian ketentuan-ketentuannya. Misalnya pemilik kelar. Direktur Perencanaan dan Pembangunan lahan memang warisan turun temurun. Kami BP Batam Istono mengatakan, masih ada pembicaraan juga akan mempertimbangkan apakah lahan kampung lebih lanjut. tua tak boleh dijual ke pihak yang bukan keluarga,” ujar “Setahu saya status kampung tua setelah selesai Aspawi. (Yermia Riezky)

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


25 Kampung Tua di Pulau Batam

Kecamatan Nama Kampung Tahun Perkiraan Luas Pengukuran menurut SK 105/HK/IV/2004 (Hektare) Nongsa Nongsa Pantai 2004 45,9 Batu Besar* 2007 Panau 2005 86,95 Melayu 2006 120 Tengah 2006 50 Tanjung Memban 2007 100 Jabi 2007 100 Panglong 2007 100 Teluk Mata Ikan 2007 50 Telaga Punggur 2006 15 Bakau Serip 2005 10 Tareh 2006 15 Sungai Kasam 2007 8 Teluk Nipah 2006 10 Batam Kota Belian 2004 20,69 Lubuk Baja Tanjunguma** 2006 Sagulung Dapur 12 2005 20 Tembesi 2006 40 Tiawangkang 2007 25 Tanjung Gundap 2006 100 Sei Binti* 2010 Sei Lekop* 2010 Bangkong Bengkong Sadai 2004 37,55 Bengkong Laut 2005 4 Tanjung Buntung 2005 4 Batu Ampar Tanjung Sengkoang 2005 9 Teluk Air Batu Merah 2005 13,6 Sei Tering 2006 5,411 Sei Beduk Tanjung Piayu Laut 2005 100 Bagan 2006 70 Setenga 2007 20 Sekupang Patam Lestari 2005 4,5 Tanjung Riau 2005 6 Cunting 2007 6 Keterangan: 1. Pemko Batam belum mempublikasikan luas perkampungan tua yang dikerjakan pada 2004-2010. 2. Selain Kampung Tua Bengkong Sadai, Sungai Tering, Belian, Nongsa Pantai, dan Panau yang sudah diukur, luas lainnya adalah perkiraan Pemko Batam. * Kampung Tua Batu Besar, Sei Binti, dan Sei Lekop tak terdaftar dalam SK Walikota 105/HK/IV/2004. ** Luas Kampung Tua Tanjung Uma belum diperkirakan dalam SK Walikota 105/HK/IV/2004. Sumber: 1. Surat Keputusan Walikota Batam 105/HK/IV/2004 2. Badan Pertanahan Daerah Kota Batam

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


26

karikata

-Henry Ford-

Saat kamu bisa memimpikan, itu artinya kamu bisa mewujudkan. -Zig Ziglar-

Saat semua hal menyerangmu, ingatlah pesawat terbang dengan melawan angin bukan sebaliknya. -Audrey Hepburn-

-Benjamin Franklin-

-Norman Vincent Peale-

Tak ada yang tidak mungkin katakan, “Aku mungkin�.

Menulislah sesuatu yang berharga atau lakukan sesuatu yang berharga untuk ditulis.

Ubah cara berpikirmu selanjutnya kamu bisa mengubah dunia

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


27

trend

Teknologi Kecantikan

Atasi Masalah Kulit dengan Sinar Laser Editor: Fenny Ambaratih email : majalah@batampos.co.id

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

Setelah menginjak usia 30 tahun, seorang wanita bisa mengalami “hal yang paling menakutkan’ yaitu munculnya garis halus, kulit kurang elastis, hingga masalah pigmentasi. Kini, dengan teknologi canggih sinar laser, semua permasalahan kulit tersebut bisa menjadi sirna.


28

trend bertujuan mengurangi produksi minyak dan menekan pertumbuhan bakteri. Sedangkan untuk memperbaiki bekas luka jerawat, digunakan teknologi laser dengan panjang gelombang 2,940 nm untuk merangsang petum­ buhan kolagen. Masalah kulit yang tidak kalah memusingkan adalah keriput dan kekenduran kulit. “Biasanya pengenduran kulit dimulai pada usia 35 tahun, namun sekarang ban­ yak anak muda yang masih berusai 20 tahunan sudah mengalaminya,” tutur Ida. Menurutnya, hal ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup anak muda sekarang yang akrab dengan alkohol serta asap rokok. Dengan menggu­ nakan alat bernama Miracle Trimax Rejuvenation Sys­ tem, keluhan kekenduran kulit pun mendapatkan solusi yang ampuh. “Kulit bisa nampak lebih cerah, kencang, dan bebas kerutan halus,” terangnya. Pernah mendengar istilah flek? Flek merupakan salah

S

inar laser sudah lama digunakan dalam ber­ bagai bidang seperti industri, optik, sains, dan militer, termasuk diantaranya adalah kedok­ teran dan kecantikan. Laser adalah singkatan dari bahasa Inggris; Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation, merupakan mekanisme suatu alat yang memancarkan radiasi elektromagnetik, bi­ asanya dalam bentuk cahaya yang tidak dapat dilihat maupun dapat lihat dengan mata normal, melalui proses pancaran terstimulasi. Pancaran laser biasanya tunggal, memancarkan foton dalam pancaran koheren. Di dunia kecantikan, sinar laser bisa digunakan untuk menyamarkan tanda-tanda penuaan yang disebut den­ gan anti-aging. “Dengan menyetel panjang gelombang­ nya, laser dapat menembus lapisan kulit tertentu yang menjadi target permasalahan kulit,” ujar Ida Widiastuti, Aesthetic Consultant Miracle di bilangan Batam Center. Problematika kulit pertama yang sering muncul adalah jerawat. Jerawat meradang dapat diatasi dengan mengkombinasikan blue light dan radio frequency yang

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


29

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

trend


30

trend

foto-foto : arrazi aditya

satu masalah pigmentasi yang biasanya disebabkan oleh paparan sinar matahari dan proses penuaan. Problem pigmentasi kulit dapat diatasi dengan teknologi sinar Miracle Elos SR dan Miracle MD Laser yang bisa masuk ke dalam lapisan kulit yang lebih dalam. “Ada sebagian wanita yang kurang percaya diri dengan pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan,” tutur Ida tentang pasiennya. Rambut-rambut tersebut biasanya terletak pada bagian ketiak, tangan dan kaki, serta garis bikini. Dengan menggabungkan Miracle Elos dan pain­ free hair removal, rambut-rambut tersebut bisa dising­ kirkan tanpa rasa sakit. Lalu bagaimana prosedural aplikasi sinar laser pada kulit? “Pertama pasien akan dibersihkan kulitnya dari sisa-sisa kosmetik,” terangnya lagi. Setelah pembersihan, kulit pasien akan diberi krim anastesi atau semacam obat bius pada kulit. Krim tersebut dibiarkan menyerap hingga 30-40 menit. Kemudian, dipasangkan penutup mata khusus untuk menghindari kerusakan mata. Tahap selanjutnya, wajah diolesi gel dan diberikan sinar laser

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

pada area wajah, leher, area mata, serta kerutan di seki­ tar dahi dan garis senyum. Orang yang diberi paparan sinar laser akan mendapat­ kan sensasi dingin. Padahal biasanya sinar laser bisa mem­ berikan efek panas pada kulit. “Kami memiliki teknologi laser yang lebih canggih, jadi pengaplikasiannya jauh lebih mudah dan nyaman,” ujar wanita berambut pendek ini. Proses penyinaran memakan waktu yang relatif singkat, yakni sekitar 30 menit. Hasilnya pun bisa dilihat secara langsung. Perbedaan hasil bertahap terlihat setelah mengi­ kuti 2-3 kali sesi. Karena memberikan efek yang langsung dan tidak terkesan ‘ribet’, tak ayal perawatan ini menjadi primadona diantara banyak perawatan kulit lainnya. Namun demikian, ternyata tidak semua wanita yang bisa mendapatkan perawatan sinar laser ini. Ada kondisi-kondisi tertentu yang tidak memperbolehkan seseorang untuk dipaparkan radiasi elektromagnetik ini, yaitu wanita yang sedang hamil, sensitif terhadap cahaya, baru melakukan treatmen botox, dan oran yang kulitnya sedang mengalami infeksi. ***


31

creatrep creativity & entrepreneur

Mayor, Pemilik Sergap 17

Pengamanan dengan

Sistem Kekeluargaan Dalam pelaksanaan tugasnya, anggota Satpam (Satuan Pengamanan/ Security Editor: YUNUS SUCHARI Guard) berperan email : majalah@batampos.co.id sebagai unsur pembantu pimpinan institusi/proyek/badan usaha di bidang keamanan dan ketertiban lingkungan kerja. Selain itu, satpam juga berpesan sebagai unsur pembantu Kepolisian Negara di bidang penegakan hukum dan waspada keamanan (security minded) di lingkungan kerjanya.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


32

creatrep creativity & entrepreneur

D

alam pengelolaannya, satpam dikoordinir secara profesional oleh Badan Usaha Jasa Pengamanan (BUJP) yang merupakan perusa­ haan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dan telah mendapatkan izin operasional dari Kapolri. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengamanan di Batam ini adalah Sergap 17. Di bawah pimpinan Mayor, Sergap 17 telah eksis sejak 2006 silam. Seiring perjalanan di usianya yang ke-7 tahun ini, Sergap telah memiliki sekitar 450 orang satpam. “Sergap 17 bergerak di bidang jasa spesial sekuriti sejak tahun 2006. Sampai saat ini ada sekitar 38 perusa­ haan yang menggunakan jasa pengamanan dari Sergap 17. Antara lain pengamanan pabrik, kawasan industri, gudang, galangan kapal, perkantoran, perumahan dan lainnya. Intinya kami siap menyediakan jasa penga­ manan tergantung di mana orang minta, termasuk juga pengamanan untuk pribadi,” ujar Mayor, belum lama ini. Dikatakan Mayor, 60 persen dari jumlah tenaga seku­ riti di Sergap 17, sudah mengikuti pelatihan Garda Prata­ ma. Garda Pratama adalah pendidikan dasar keamanan yang harus dimiliki oleh setiap anggota sekuriti. Salah satu cara agar mendapatkan sertifikat satpam dan men­

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

jadi satpam yang profesional adalah dengan mengikuti pelatihan satpam. Dengan mengikuti pelatihan Garda Pratama, maka seorang sekuririti itu akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan sebagai satpam karena sudah memiliki sertifikat satpam secara resmi. “Dengan mengikuti pelatihan Garda Pratama, maka satpam itu akan mendapatkan sertifikat dan kartu tanda anggota (KTA) dari kepolisian. Sebaiknya, setiap tenaga sekuriti harus mempunyai KTA, agar terdaftar secara resmi,” ungkap Mayor.

FOTO-FOTO : YUNUS SUCHARI


33

creatrep creativity & entrepreneur

Adapun minat mendirikan usaha di bidang jasa pengamanan ini, menurut Mayor, karena ia melihat pe­ luang bisnis yang cukup menjanjikan. Berawal dari men­ jadi seorang satpam, pria asal Palembang ini, lalu tertarik untuk mendirikan usaha di bidang jasa pengamanan. “Saya dulu awalnya adalah seorang satpam. Saya masuk ke Batam pada tahun 1990. Waktu itu saya gagal jadi polisi di Pekanbaru pada tahun itu, lalu saya menjadi satpam di Batam. Pertama kali saya jadi satpam di PT Timsco, perusahaan adiknya Habibie (mantan Presiden RI, red). Waktu itu saya menjaga Mukakuning itu hanya lima orang. Lalu, setelah dua tahun kemudian saya men­ jadi komandan regu yang memimpin sekitar 250 orang satpam,’’ papar pria yang pernah menjabat sebagai chief security di Hotel Lucy Plaza Batam itu. Saat memulai usahanya itu, sepak-terjang Mayor tak terlepas dari seorang atasannya, Nuke Kosasih. “Waktu itu, beliau (almarhum Nuke Kosasih, red) menjalankan usaha penyaluran jasa pengamanan hingga air. lalu, saya mendirikan CV,” kenang Mayor. Walaupun hanya berbekal modal pas-pasan, namun tekad Mayor untuk mendirikan sebuah CV tidaklah men­ jadi kandas. Dengan cara meminjam uang dari temantemannya, akhirnya ia bisa membuat suatu izin badan

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

usaha. “Saat itu, saya belum punya kantor. Mau ngetik aja harus pergi ke warnet. Sedangkan mau ketemu orang, ngobrolnya di lobi hotel,” terang Mayor sambil terse­ nyum. Seiring perjalanan waktu, Mayor sempat balik ke Palembang pada 1990 dan sekembalinya ke Batam lagi,


34

creatrep creativity & entrepreneur

Mayor lalu mendirikan Sergap 17 yang hingga kejahatan, maka akan mendapatkan sanksi kini berkantor di Pasar Mega Legenda Blok berat. 2 No. 35, Batam Kota. “Perusahaan tidak akan melakukan Sergap itu Dalam menjalankan roda usahanya pembelaan jika ada anggota yang singkatan dari Sekuriti itu, Mayor tidak khawatir dengan se­ terlibat dengan masalah hukum. jumlah perusahaan yang bergerak di Biar kepolisian yang menanganinya Gagah Perkasa. bidang yang sama. Menurutnya, ada langsung. Tapi, kalau kesalahannya Sedangkan sekitar 81 perusahaan yang bergerak kecil, masih bisa kita tolirir. Kita 17 itu lebih pada angka di bidang jasa pengamanan di Batam. lihat juga kesalahannya seperti apa,’’ keramat saja “Saya tidak terlalu khawatir dengan ucap Ketua Pemuda Panca Marga jasa pengamanan yang lain di Batam ini. (PPM) tiga periode ini. Sebab, jasa pengamanan yang kami jalank­ 40 Satpam Wanita an menggunakan sistem pengawasan melekat. Bekerja sebagai satpam, tidak saja didominasi Artinya, secara 24 jam, kami selalu mengawasi anggota pria, namun juga diminati oleh kaum wanita. Ada sekitar kami, dan juga perusahaan yang menyewa jasa penga­ 40 orang wanita yang mengabdi di Sergap 17. Kebanya­ manan dari Sergap 17. Dalam menjalankan bisnis ini, kan dari mereka bekerja di perusahaan industri. kami juga menganut sistem kekeluargaan, baik terhadap “Mereka bilang kerja sabagai satpam, lebih enjoy, dan perusahaan yang memakai jasa kami, juga pada setiap tidak terlalu banyak tekanan seperti karyawan industri anggota. Istilahnya, yang kami jual adalah jasa kekeluar­ lainnya. Walaupun demikian, mereka (satpam wanita) gaan,” jelas Mayor. bekerja dengan secara profesional,” ucap Mayor. Tugas pokok satpam adalah menyelenggarakan Sesuai dengan namanya Sergap, yang artinya Sekuriti keamanan dan ketertiban di lingkungan/kawasan kerja Gagah Perkasa, maka anggota Sergap siap menjalankan khususnya pengamanan fisik (physical security). Lalu, tugasnya dengan penuh dedikasi dan profesional. fungsi satpam adalah segala usaha dan kegiatan melind­ “Sergap itu singkatan dari Sekuriti Gagah Perkasa. ungi dan mengamankan lingkungan/kawasan kerjanya Sedangkan 17 itu lebih pada angka keramat saja,” tutur dari setiap gangguan keamanan dan ketertiban serta Mayor. pelanggaran hukum (umumnya preventif). Ada beberapa syarat, ungkap Mayor, jika ingin ber­ Lalu, bagaimana jika anggota Sergap 17 melakukan gabung di Sergap 17. Antara lain umur antara 20-43 kesalahan? Sebelum menjadi anggota Sergap 17, calon tahun. tinggi tak kurang dari 167cm, badan tidak gemuk, satpam itu sudah menandatangani agreement dengan harus tamat SMA/ sederajat. pihak manajemen. Jika melakukan kesalahan atau tindak

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


35

creatrep creativity & entrepreneur

Sergap 17 telah mendulang beberapa prestasi gemilang di kategori Badan Usaha Jasa Pengamanan

Untuk pengembangan diri para anggotanya, Sergap 17 kerap melakukan beberapa kegiatan. Di antaranya ceramah agama, pembekalan pengetahuan umum, pelatihan kemampuan memberikan pelayanan, psikologi masa dan negosiasi penangkapan dan penggeledahan, hingga belajar bahasa Inggris, dan lainnya. Seiring perjalanan karirnya, Sergap 17 telah men­ dulang beberapa prestasi gemilang di kategori Badan

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

Usaha Jasa Pengamanan. Yakni, juara II se-Kepri tahun 2012, juara I se-Kepri tahun 2013. Adalah Apnol, anggota Garda Utama Sergap 17 terpilih men­ jadi sekuriti terbaik se-Kepri pada 2012 lalu. “Ke depannya, saya ingin mengembang­ kan usaha jasa pengamanan ini ke beberapa daerah. Dalam waktu dekat ini kami akan buka cabang di Palembang, baru kemudian tempat lain meny­ usul,” tegas Mayor. ***


36

creatrep TIPS

Kode Etik Satpam yang Perlu Diperhatikan: 1. Kesetiaan (Loyalty)

4. Kejujuran (Honesty)

Terhadap perusahaan, pekerjaan, atasan dan pe­ gawai Anda harus memiliki kesetiaan yang tinggi. Oleh karena itu Anda harus memberikan perhatian yang penuh kepada setiap orang tanpa terkecuali sehingga semua merasa tidak ada yang dibeda-be­ dakan.

Hal ini merupakan sifat dasar yang harus anda miliki yaitu kejujuran. Dengan memiliki sifat keju­ juran maka Anda akan dipercaya oleh perusahaan Anda untuk menjalankan setiap tugas tanpa ada perasaan khawatir dari atasan Anda serta orangorang di dalamnya.

2. Memberikan Teladan yang Baik (Exemplary Conduct)

5. Disiplin (Self Discipline)

Anda dalam melaksanakan tugas akan menerapkan peraturan terhadap apa yang akan Anda lindungi, oleh karena itu Anda harus menjadi orang yang per­ tama kali memberikan contoh dan teladan dalam melaksanakan peraturan yang Anda terapkan seh­ ingga orang akan turut mematuhi peraturan yang Anda terapkan.

3. Keselamatan dan Keamanan (Safety and Security) Perasaan aman harus mampu Anda berikan ke­ pada perusahaan dan orang-orang di dalamnya. Oleh karena itu Anda harus mampu meyakinkan bahwa Anda akan mampu mengamankan segala aset, orang dan kegiatan sehingga keselamatan dan keamanan terjamin.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

Kedisiplinan merupakan hal yang wajib Anda mi­ liki saat bertugas sebagai seorang satpam. Dengan disiplin Anda akan bisa menjalankan tugas dengan baik dan meminimalisasi kesalahan yang akan terjadi saat melaksanakan tugas.

6. Keadilan tanpa Prasangka (Prejudice) Dalam bertugas Anda memang harus tetap was­ pada, akan tetapi perlakuan kewaspadaan harus Anda terapkan kepada setiap orang tanpa menan­ dang srtata dan status dari orang tersebut. Hal ini akan membuat orang tidak merasa diperlakukan tidak adil. (dari berbagai sumber)


37

kutubkhanah

Tuhfat al-Nafis Naskah Terengganu Iluminasi pada halaman pertama facsimle Tuhfat al-Nafis Naskah Terengganu

N

askah Tuhfat al-Nafis karya Raja Ali Haji tersebar dalam format versi pendek dan panjang. Tahun 1986 sebuah naskah Tuhfat al-Nafis versi panjang ditemukan di Terengganu. Ada ‘desasdesus’ itulah Tuhfat al-Nafis ‘versi Melayu’ sebagai ‘lawan tanding’ Tuhfat al-Nafis yang pro-Bugis. Bernarkah? *** EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

Oleh: Aswandi Syahri


38

kutubkhanah

Disalin di Karimun

Hampir semua manuskrip karya Raja Ali Haji yang telah diketahui keberadaan adalah korpus karya-karya besar yang mampu meretas zaman: termasuk Tuhfat al-Nafis. Setiap penemuan kembali karya-karya pujangga besar Alam Melayu ini, setelah sekian lama tersuruk di almari-almari perpustakaan, arsip, dan koleksi peroran­ gan, adalah sesuatu yang selalu mencuri perhatian para filolog, sejarawan, dan orang awam. Demikianlah, pada bulan Juli 1986, dunia naskah kuno Melayu dan para pakar peneliti Raja Ali Haji dikejutkan dengan hadirnya sebuah naskah Tuhfat al-Nafis karya Raja Ali Haji yang telah sekian lama tersuruk di Istana Terengganu, Malaysia. Keberadaan karya Raja Ali Haji yang kemudian dikenal sebagai Tuhfat al-Nafis Naskah Terengganu ini terungkap setelah sang pemilik, Tengku Ismail bin Tengku Su dari Istana Terengganu, memperlihat sebuah naskah Tuhfat al-Nafis yang sebelumnya tidak pernah diketahui kepada Shaharil Talib dari Jabatan Pengajian Asia Tenggara, Uni­ versiti Malaya. Pada ketika itu, tepatnya sejak tahun 1971 hingga1982, dunia naskah kuno Melayu hanya mengenal enam buah naskah Tuhfat al-Nafis yang tersebar dalam format versi panjang dan pendek melalui kajian Encik Khalid Saidi (1971) dan Virginia Matheson (1982). Tuhfat al-Nafis naskah Terangganu adalah sebuah salinan versi panjang kitab Tuhfat al-Nafis yang disalin untuk Istana Terengganu. Namun yang menarik, seperti tertera pada halaman terakhir (halaman 288) ini, ianya telah disalin oleh seorang bernama Alwi Katib di Pulau Karimun, Kepulauan Riau, pada 8 Zuhijah 1303 H bersa­ maan dengan 6 September 1886. “Telah selesai faqir illallah-ta’ala daripada sejarah dan siarah ini di dalam Pulau Karimun kepada 8 hari bulan Zulhijah hari Isnin pukul tiga berbetulan pada tahun dal awal hijrah xxx Alwi Katib 1303”.

Koleksi Istana Terengganu

Diantara naskah Tuhfat al-Nafis versi pendek dan versi panjang yang telah dikenal pasti, maka Tuhfat al-Nafis naskah Terengganu adalah sebuah salinan yang paling indah dan kemas. Shaharil Talib, Ilmail Hussein, dan Michiko Nakahara (1991) yang pertamakali memperkenan naskah ini kepada khalayak yang lebih luas, memberikan perihal keindahan naskah ini sebagai berikut: “Manuskrip Terengganu yang indah ini dijilid dengan kulid hitam yang diperindahkan lagi dengan hiasan tim­ bul berperada emas. Hiasan kelarai di tengah-tenganya EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

mengandung bentuk mendalion timbul yang berasaskan pending tradisional Melayu dikeliling oleh lapan kuntum motif bunga tabor emas. Rekabentuk ini diulang sepan­ jang tepi kulit manuskrip ini.” Begitu juga dari segi teknik penulisan dan penggu­ naan khat, Tuhfat al-Nafis naskah Terengganu juga jauh mengungguli naskah-naskah Tuhfat al-Nafis yang telah dikenal sebelumnya. Shaharil Talib dan kawan-kawan mendeskrikannya sebegai berikut: “Khatnya jauh lebih bermutu daripada manuskri [Tuhfat al-Nafis] yang lain-lain yang disalin untuk pe­ gawai-pegawai asing [dari Inggris dan Belanda]. Motif [iluminasi] yang elegan menghiasan dua lembaran per­ tama teks tersebut. Kalam yang dipergunakan diperbuat dari lidi kabung dan dakwat warna diperbuat daripada Fahrasat atau daftar dalam facsimile Tuhfat al-Nafis Naskah Terengganu


39

kutubkhanah

bahan pencelup asli. Ramuan untuk asas dakwat hitam yang amat indah ini untuk pertamakalinya dipublikasi­ termasuklah abu kertas, arang belang dan cuka nipah. kan dalam bentuk facsimile atau salinan utuh naskah Kulit hitamnya dipekatkan lagi dengan mencampurkan aslinya dalam tulisan jawi atau Arab-Melayu. getah dari jangus kepada campuran asalnya. Warna ungu Facsimile naskah setebal 295 halaman ini diterbitkan yang berbeza-beza dalam motif hiasannya itu diperolehi oleh The House of Tengku Ismail pada tahun 1991. Se­ daripada biji kundang dan asam jawa, sementara war­ jak itu, berkembang ‘desas-desas’ bahawa inilah Tuhfat nah merah menyala yang menandakan noktah di dalam al-Nafis ‘versi Melayu’ atau yang ‘pro-Melayu’ dari segi manuskrip itu dirah dari buah kesumba keeling.” kandungan isinya, karena ianya bersal dari istana Mel­ Menurut Shaharil Talib dan kawan-kawan, naskah ayu, Kerejaan Terengganu. Tuhfat al-Nafis yang Ada ‘rumor’ inilah indah itu telah disalin naskah Tuhfat al-Nafis untuk disimpan di Istana yang merupakan ‘la­ Kesultanan Terengganu wan-tanding’ beberapa sebegai bagian pen­ naskah-naskah Tuhfat gakuan (legitimasi) keg­ al-Nafis yang dikenal emilangan kerabat diraja sebelumnya; yakni lima Melayu Terengganu dan naskah versi panjang kerajaannya, pada masa dan versi pendek yang pemerintahan Sultan dicap sebagai his­ Zainal Abidin Muzam toriografi pro-Bugis Shah III yang memerin­ dalam tradisi penulisan tah tahun 1881 hingga sejarah di kerajaan 1918. Riau-Lingga-Johor-dan Setelah Sultan Zainal Pahang. Benarkah se­ Abidin Muzam Shah III mua ‘desas-desus’ itu? mangkat, naskah Tuhfat Sebuah kajian awal al-Nafis itu telah diwar­ terhadap naskah ini iskan sebagai pusaka yang dilakukan oleh turun-temurun Istana Mardiana Nordin Terengganu kepada putra (2004), paling tidak da­ sulungnya Sultan Mu­ pat memberikan jawa­ hammad (1919-1920), ban untuk pertanyaan yang terus menyimpan­ tersebut. nya sehinggalah beliau Berdasarkan anali­ mangkat pada 11 April sis perbandingan gaya 1956. dan tata bahasa dalam Kemudian naskah ini Tuhfat al-Nafis naskah beberapa kali berpin­ Terengganu dengan dah tangan. Mula-mula naskah Tuhfat al-Nafis disimpan oleh kakaknya versi panjang dan yang bernama Tengku Ngah Aisyah. pendek yang dipergunakan oleh Vir­ Cerita ke- 26 halaman 82 facsimile Tuhfat Kemudian berpindah pula ke tangan ginia Matheson dalam kajiannya (1982), al-Nafis naskah Terengganu: Dari Hal Sultan Sulaiman di Negeri Riau Tengku Su ibni Tengku Husin yang men­ Mardiana Nordin berkesimplan bahwa jabat sebagai pemegang amanah harta Tuhfat al-Nafis naskah Terengganu pusaka putera-puteri Sultan Terengganu. adalah salah satu versi panjang Tuhfat al-Nafis. Tepatnya Naskah berharga dari Istana Terengganu ini diwarisi versi yang lebih panjang, menurut istilah Shaharil Talib oleh Tengku Ismail bin Tengku Su yang kemudian mem­ dan kawan-kawan (1991). perkenalkannya kepada khalayak luas melalui Shaharil Tentang esensinya, lebih jauh Mardiana menyimpul­ Talib, Ismail Hussein, dan Michiko Nakahara. kan, “Keseluruhannya, Tuhfat al-Nafis naskah Tereng­ ganu mempunyai jalan cerita dan pengisahan yang benar-benar sama dengan Tuhfat al-Nafis versi-versi Pada tahun 1991, Tuhfat al-Nafis naskah Terengganu yang lain. Perbezaan dari segi tata bahasa, ayat, bunga

Versi Melayu?

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


40

kutubkhanah

bahasa, imbhan dan gelaran-gelaran pastinya atas fak­ tor penyalinan yang berlaku beberapa kali sejeka ia siap dikarang. Namun ini tidak mengubah sama sekali jalan cerita yang asal.” Namun bagaimanapun, dari beberapa hal Tuhfat al-Nafis naskah Teranggnu jauh ‘lebih maju’ dari dari naskah Tuhfat al-Nafis yang lainnya. Naskah ini telah di­ lengkapi dengan sebuah fahrasat atau daftar isi memuat 89 judul ‘kisah’ yang sangat membantu dalam mema­ hami dan membaca kandungan isinya. Diawali dengan ‘kisah’ berjudul “Yang pertama dari hal ketuturan raja-raja sebelah Bugis”, dan diakhiri dengan bagian yang berjudul “Kesudahan kitab Tuhfat al-Nafis”. Awal semuah ‘kisah’ dan ‘cerita’ selalu dimulai dengan ‘judul’ yang ditulis tebal tebal menggunakan khat yang indah. Berbeda dengn naskah Tuhfat al-Nafis versi lainnya, pada Tuhfat al-Nafis naskah Terengganu terdapat be­ berapa lampiran yang ditempatkan terpisah teks utama Tuhfat al-Nafis. Lampiran pertama adalah 19 halaman folio silsilah Upu-Upu Bugis sejak dari La-Madusalat hingga Raja Maimunah saudarah Mahum Janggut atau Daeng Kemboja. Salinan silsilah berjudul: Sejarah Pera­ turan Raja Bugis di Negeri Luwuk.

Lampiran kedua adalah silsilah Sultan Terengganu sejak Sultan Muhammad, Sultan Johor keturunan Sultan Melaka yang mangkat di Kota Tauhid, Johor Lama. Lampiran terakhir dalam naskah ini adalah salinan Kitab al-Qanun al-‘Urus al-Daulat al-Karim yang men­ jelaskan adat-istiadat bagi pengantin raja yang besar di kerajaan Riau-Lingga-Johor dan Pahang. Salah satunya dari aturan istiadat itu menjelaskan peraturan Istiadat Mengarak Mempelai Raja Berusung, yang baru-baru ini dihidupkan kembali, dan ditampilkan sebagai pawai pembuka dalam Perhelatan Tamadun Mel­ ayu Ke-1 di Tajungpinang, Kepulauan Riau. Semua lampiran itu telah disalin oleh Haji Abdul Rahman ibni Encik Long (1834-1914), imam mesjid Seberang, Bukit Tumbuh, Kuala Terengganu pada 15 Zulhijah 1318 bersamaan dengan 4 April 1901. *** Profil Sultan Zainal Abidin III dari Terengganu Tahun 1900 EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

Lampiran silsilah dalam facsimile Tuhfat al-Nafis naskah Terengganu


41

tourism where & out

Kelong Melayu Jawa

Nikmatnya Bersantap di Depan Hutan Manggrove Makan siang di restoran-restoran yang ada di tengah kota sudah biasa. Yang tidak biasa adalah Anda rela sedikit ‘berkeringat’ menelusuri jalan hingga ke ujung Pulau Batam demi mendapatkan aneka masakan seafood yang sangat lezat.

Editor: Fenny Ambaratih email : majalah@batampos.co.id

FOTO-FOTO : ARRAZY ADITYA EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


42

J

alan menuju rumah makan di Piayu laut ini memang agak berliku. Tidak jarang tikungan tajam akan Anda jumpai selama perjalanan. Memerlukan waktu sekitar 30 menit berkend­ ara dari Mukakuning ke daerah ini. Awalnya jalan beras­ pal cukup mulus, namun sekitar 100 meter menjelang kelong, masih berupa jalanan kerikil yang belum diaspal. Sepanjang perjalanan Anda akan disuguhi pemandangan yang begitu indah. Lautan yang berkilau terhampar saat Tim Majalah Batam Pos menuruni jalan setapak yang menurun. Di Piayu laut ini terdapat 4 kelong atau rumah pang­ gung kayu yang berdiri kokoh diatasnya. Rumah makan yang kami tuju adalah rumah makan Jawa Melayu yang dimiliki oleh RW setempat yang bernama Pak Munir. Kelong Pak Munir ini terkenal dengan masakannya yang lezat dengan harga yang sangat miring. Maka tidak heran jika kelong ini selalu dikunjungi banyak orang. Restoran ini memiliki kapasitas sekitar 300 orang, dilengkapi dengan meja kursi yang terbuat dari kayu dan plastik. Beberapa kipas angin tersanding di beberapa sudut, namun tampaknya tidak ada yang menyala satu­ pun. “Listrik disini baru menyala jam 6 sore, maklum di daerah terpencil” ujar Munir seraya tersenyum tipis. Jadi, pastikan Anda mencari tempat duduk di pinggir hingga bisa menikmati semilir angin lembut sebagai ganti kipas angin. EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

tourism where & out


43

tourism where & out

Di hadapan rumah makan, terhampar lebat hutan manggrove yang telah membentuk sebuah pulau kecil yang disebut pulau Calang. Pulau tersebut tidak berpen­ ghuni dan menyuguhkan pemandangan hutan bakau dengan keanekaragaman flora dan fauna khas hutan tropis. Biasanya setelah bersantap wisatawan diperbole­ hkan mengunjungi pulau tersebut dengan menggunakan perahu kecil yang disebut dengan ‘Pacung’. Pihak rumah makan yang menyediakannya, Anda cukup membayar sekitar Rp10 ribuan untuk diantar jemput ke pulau terse­ but. Setelah menemukan tempat duduk yang strategis, Anda bisa langsung mengunjungi ‘calon santapan’ yang tersedia di keramba-keramba di samping rumah pang­ gung. Ada kepiting, udang, siput gonggong, dan aneka jenis ikan-ikan lainnya. Harga dipatok lumayan murah, kepiting ranjungan Rp45 ribu perkilo, sotong Rp35 ribu perkilo, Ikan Karang Rp35 ribu perkilo, dan Ikan Kerapu hitam Rp120 ribu perkilo. Cukup murah bukan? Anda tinggal menambah Rp25 ribu untuk meminta makanan­ an tersebut dimasak. Sambil menunggu masakan tiba, Anda bisa memesan kelapa muda segar untuk mengusir gerah cuaca siang yang lumayan terik saat itu. Sayup-sayup terdengar suara orang menumbuk alu yang berasal dari dapur bumbu. Di dalamnya terdapat sekitar 10 orang wanita

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


44 paruh baya yang tengah menumbuk rempah. Suasananya terasa begitu hangat karena mereka saling berceloteh. “Saya memiliki pegawai sekitar 30 orang,” ujar Mu­ nir menimpali. Dengan jumlah yang tidak bisa dibilang sedikit itu, ia membaginya dalam beberapa kelompok. “Yang ini bagian penyediaan bumbu,” ujarnya. Ternyata semua proses memasak di rumah makan ini benar-benar tradisional alias nyaris tanpa bantuan alat elektronik seperti halnya menumbuk bumbu. Biasanya restoran modern tidak jarang menggunakan blender untuk menghaluskannnya. Menurut Munir inilah yang menjadi rahasia lezatnya masakan di rumah makannya. Munir punya cerita. Dulunya rumah makan ini dirin­ tis sejak tahun 2004. Ia sendiri yang merupakan putra melayu yang beristrikan orang Jawa, memutuskan untuk menamai usaha rumah makannya tersebut dengan ‘Jawa Melayu’. Dengan demikian, masakan yang lezat ini mungkin saja perpaduan antara kedua kebudayaan tersebut. Masakan pun telah tersaji, yakni Ikan Lebam Asam Pedas, Kepiting Saos, dan Gonggong Cabe Hijau. Ini adalah menu favorit yang paling sering dicari oleh para penggemar seafood di rumah makan tersebut. Yang pal­

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

tourism tourism wwh he er re e & & o ou ut t

ing mengesankan adalah kepiting saosnya yang dimasak secara sempurna. Rasa saosnya yang asam manis ber­ campur dengan gurihnya bumbu rempah yang dimasak oleh koki handal. Hasilnya, Anda akan semakin terpacu untuk menghabiskan makanan tersebut dalam waktu singkat. Selamat menikmati! ***


45

segantang minda

BUNDA, RENTE, DAN PEMBURU oleh: Muchid Albintani

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

Sehabis bangun tidur tanpa sadar, HP Saya berbunyi menandakan SMS masuk. Ketika dibuka pesannya begini, “Sekarang ada dua presiden yang saling berhadap-hadapan, saling berbantah-bantahan dan saling mer­ espon yakni, Presiden Soesilo Bambang Yudoyono dan mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Lutfi Hasan Ishaq (LHI). Keduanya saling melemparkan dan menolak keberadaan Bunda Putri. Justru Gubernur Kepulauan Riau, Muhammad Sani menjadikan Kepulauan Riau sebagai Bunda Tanah Melayu.”


46

segantang minda

D

alam Segantang Minda ini sengaja secara utuh Saya tampilkan isi SMS yang berasal dari seorang kawan tersebut. Penyebabnya ialah, walaupun terkesan bergurau, tetapi mempunyai pesan yang sangat esensial terkait ke­ beradaan Bunda tersebut. Beberapa hari ini, kata Bunda menjadi pemberitaan hangat hampir diseluruh media di negeri ini. Hubungan imbal-balik antara sosok seorang presiden dan mantan presiden partai berinteraksi dengan seorang pengusaha yang sekaligus makelar yang disebut ‘Bunda Putri’. Lebih lanjut sosok sang Bunda Putri ini, Saya mengistilahkan atau menyebutnya dengan pemburu. Yang menjadikan interaksinya menjadi penting dan menarik, oleh karena sang Bunda berada pada pusaran utama kekuasaan (istana) dalam sebuah negara yang perjalanan reformasinya terlunta-lunta tak berujung dan berpangkal. Realitas inilah menurut hemat Saya yang mengabsahkan (membenarkan) jika perkataan atau konsep Bunda, panggilan untuk seorang ibu, berubah menjadi panggilan ‘mesra’ dari seorang lelaki (suami) kepada isterinya. Sementara pada konteks lainnya, penihilan (pe­ niadaan) keberadaan seorang Bunda yang menjadkan isu ini dinilai strategis atau justru menjadi genit (seksi) untuk diperbincangkan. Ini disebabkan sosok Bunda te­ lah berubah menjadi realitas konsep yang dapat didekati dari pelbagai sudut atau dimensinya yang berbeda-beda. Bagi Saya, secara spesifik paling minim isu menarik terkait fenomena Bunda ini dalam konteks perburuan rente di lingkaran kekuasaan (kenegaraan) dapat dideka­ ti dari beberapa sudut pandang berikut ini. Pertama, seorang Bunda merepresentasikan katak­ berdayaan lembaga yang disebut Badan Intelijen Negara (BIN). Minim atau ketiadaan pasokan informasi yang lengkap tentang Bunda kepada kepala negara (seorang presiden), jujur sungguh sangat memalukan. Sehingga memunculkan praduga atau pertanyaan yang meng­ gelisahkan: apakah agen-agen yang tidak dilibatkan (mendekat), atau justru mereka menjauh, karena terkait langsung pusat kekuasaan? Ini merupakan pertanyaan retorik (yang tak perlu jawaban) khusus bagi Saya. Se­ mentara, bagi Anda silakan mencari jawabannya. Kedua, seorang Bunda mempertontonkan begitu be­ sarnya proteksi yang diberikan oleh lingkaran kekuasaan bagi para pemburu rente. Upaya perlindungan (proteksi) bagi para pemburu rente bukan kali ini saja terjadi. Pelbagai kisah para pemburu rente yang menyentuh atau melibatkan pusat kekuasaan (istana), pada ghalibnya selalu hilang, entah ke mana rimbanya! Saya meyakini jika Anda dapat membuat kalkulasi secara akurat terkait proteksi ini.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

seorang Bunda mempertontonkan begitu besarnya proteksi yang diberikan oleh lingkaran kekuasaan bagi para pemburu rente. Ketiga, seorang Bunda mencerminkan bahwa negara ini dikuasai oleh para mafia. Sosok Bunda ialah refleksi empirik cara berpikir yang meyakini jika semua aktivitas perburuan kekuasaan memerlukan pembiayaan yang besar. Seolah-olah tanpa kos yang besar, kekuasaan tidak dapat diraih. Pada logika ini, karena mencari modal yang halal sangat tidak memungkinkan, maka memunculkan pentingnya peran seseorang untuk dijadikan alat sebagai pemburu materi yang umumnya berada pada proyekproyek besar terkait anggaran negara. Bagaimana proses ini berlangsung, selain pelbagai sumber telah menjelas­ kannya, Saya meyakini Anda sudah mengetahui jawa­ bannya. Keempat, seorang Bunda kehadirannya menunjukkan ketiadaan karakter ketauladanan. Bunda yang diasosiasi­ kan sebagai sosok ‘pemburu rente’, sungguh menunjuk­ kan bahwa di negeri ini sepanjang perjalanan sejarah kenegaraan dipastikan belum memiliki seorang pun ‘negarawan’ teristimewa dalam konteks kepemimpinan formal (kepala negara). Saya meyakini Anda pasti setuju. Namun kalau pun tidak, silakan Anda membantah den­ gan mencari perbandingan jawabannya. Kelima, seorang Bunda keberadaannya membuktikan bahwa kerusakan ‘mental’ pemimpin bangsa ini pada level yang sangat mengkhawatirkan. Sudut pendang kelima ini ingin menegaskan bahwa para pemimpin di negeri ini tampak tidak meyakini (‘mengimani’) lagi jika sebuah kejujuran menjadi kontraproduktif terhadap per­ olehan kekuasaan. Logika yang mengedepan ialah den­ gan cara-cara yang jujur ‘tidak mungkin’ seseorang dapat menduduki puncak pimpinan (kekuasaan). Sehingga cara berpikir ini menelurkan tesis, “tidak ada makan siang yang gratis.” Berdasarkan kelima argumentasi terkait sosok sang Bunda ini, menjadi benar jika reformasi hanya meng­ hasilkan para pemburu rente ‘kekuasaan’. Realitas dari hasil ini membenarkan apa yang telah dikhawatirkan oleh sang peramal, “bahwa umur negeri ini yang tak akan sampai seratus tahun.” Setuju atau pun tidak, terserah Anda!


47

bugar

Alat Kontrasepsi Aman dari Kanker Sejak anak bungsunya lahir 6 tahun lalu, Angel, 40, langsung memilih alat kontrasepsi pil. Pilihan itu juga atas saran dokter kandungan yang menangani persalinan Angel. Karena saat itu, Angel masih menyusui, ia harus memakai pil KB khusus untuk ibu menyusui. Selama memakai alat kontrasepsi ini Angel tidak mengalami masalah kegemukan atau flek di wajah. Hanya menstruasi yang datang setiap 3 bulan sekali saja. Dan beberapa waktu belakangan ini, Angel merasa nyeri dibawah payudara sebelah kirinya. Angel sangat khawatir hal buruk terjadi. Muncul rasa takut, dengan pil KB yang sudah dipakainya. Ia khawatir gara-gara alat kontrasepsi ini muncul penyakit kanker. Benarkah itu? Lalu bagaimana cara memilih alat kontrasepsi yang tepat ?

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

Editor: Agnes Dhamayanti email : majalah@batampos.co.id


48

bugar

T

ernyata pemakaian alat kon­ trasepsi tidak bisa disamakan pada setiap orang. Belum tentu yang ideal untuk kita bisa cocok dengan yang lain. ‘’Karena itu perlu komunikasi atau konseling yang teliti demi keinginan atau harapan pasien atau pasangan suami dan istri, ‘’kata dr Suyanto SpOG. Dr Suyanto pun mencontohkan pasan­ gan baru menikah yang masih berumur 25 tahunan dan ingin menunda ke­ hamilan 1 tahun ke depan. Ia pun me­ nyarankan agar pasangan itu memilih alat KB yang cukup efektif tetapi dapat mengembalikan kesuburan dengan cepat, misalnya; kondom, pil KB kombinasi. Jangan memilih IUD, karena risiko terjadi infeksi dalam rahim cukup tinggi dan bila ingin cepat hamil, malah tidak bisa hamil bahkan risiko man­ dul. Contoh lain pada pasangan yang sudah dikaruniai anak 2-3 dan ingin KB yang aman jangka panjang, kar­ ena pasangan itu tidak mau hamil lagi. Maka pilihannya adalah jenis KB yang bersifat jangka panjang dan sangat efektif, seperti steril , atau IUD; dan contoh lain bila pasangan yang sudah punya anak 1 dan ingin menjaga jarak dengan kehamilan berikut sekitar 2-4 tahun. Maka pilihan KB nya adalah yang bersifat cukup efektif dan dapat mengembalikan kesuburan , pilihannya seperti pil KB kombinasi/ atau pil khusus menyusui dan suntik KB . ‘’Yang paling penting di sini adalah konsultasikan keinginan pasangan kepada petugas atau dokter kand­ ungan anda agar tidak salah memilih alat/ jenis kontrasepsi,’’ tambah dr Suy­ anto. Jadi, kata dr Suyanto, Setiap alat kontrasepsi pasti ada risikonya, akan tetapi tidak selalu muncul pada pe­ makaiannya misal: kondom, efeknya alergi, bila bocor tentu bisa hamil, dan men­ gurangi rasa nikmat saat berse­

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

tubuh, tetapi efek baiknya adalah bisa menjaga penu­ laran infeksi. Efek dari KB suntik 3 bulanan yaitu dapat menimbulkan perubahan metabolisme sehingga bisa menambah berat badan, dapat menimbulkan flek-flek di wajah dan mengganggu keteraturan siklus menstruasi. Efek dari suntik 1 bulanan justru lebih ringan dari sun­ tik 3 bulanan. Efek pil KB kombinasi adalah darah haid menjadi sedikit, dan bila lupa minum, dapat menyebab­ kan kehamilan. Bila KB IUD efeknya akan mempermudah infeksi kandungan, terutama bagi pasangan yang masih seks aktif dan kecenderungan tidak setia pada pasangan. Lalu, tentang efek berbahaya KB hormonal pada dampak terjadinya keganasan/ kanker, sampai saat ini kata dr Suyanto tidak terbukti. ‘’Toh bila itu terjadi, maka ada faktor-faktor utama lain. Karena itu, pemakaian alat kontrasepsi hormonal masih aman karena kadar yang digunakan adalah kadar minimal tetapi efektif untuk mencegah kehamilan. Juga perlu diperhatikan, bahwa jangan memakai KB tanpa konsultasi dengan ahlinya, karena bagaimanapun bila salah memilih KB juga akan menjadi masalah kesehatan pasien itu sendiri. Mengenai penggunaan pil KB menyusui pada ibu yang sudah tidak menyusui lagi, dr Suyanto menjelaskan bahwa masih bisa ditolerir asalkan mengerti bahwa sik­ lus haidnya akan terganggu. ‘’Alangkah rasionalnya bila sudah tidak menyusui menggunakan KB lainnya sesuai rasionalisasi pemakaian kontrasepsi,’’ katanya. Lalu timbulnya nyeri di payudara pada penggunaan KB hormonal itu bukan berarti terkena kanker, melainkan hormon-hormon sedang bekerja di jaringan payudara. ‘’Memang kadang- kadang dapat mengganggu akseptor KB hormonal. Tetapi tetap harus melakukan pemerik­ saan atas timbulnya nyeri ini. ***


49

otomotif

Dengan

Velg Mobil Jadi

Gaya

Sekarang urusan velg tak hanya bagian dari kelengkapan sebagai Editor: YUNUS SUCHARI email : majalah@batampos.co.id penopang ban mobil. Melainkan juga telah menjadi bagian dari gaya sehingga velg mobil sekarang ini mencerminkan gaya dan style pengendaranya. Velg juga bisa dipakai sebagai media modifikasi dan prestise. Banyak pemiliki mobil terutama anak muda sering melakukan gonta-ganti velg dan roda mobil.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


50

otomotif

K

enyamanan kendaraan roda empat tak hanya ditentukan oleh shockbreaker, tetapi juga kondisi sistem kaki-kaki yang antara lain menyangkut bushing arm, tierod, karet-karet sasis dan juga velg. Ketepatan menggunakan velg sesuai dengan ukuran dan spesifikasi di dalam manual, akan semakin menambah kenyamanan. Namun belakangan khusus mengenai velg mobil tak sekadar memperhi­ tungkan ketepatan ukuran dan spesifikasinya, melaink­ an pula telah menjadi bagian utama dari gaya. Tidak mengherankan bila beragam jenis velg gaya ini berteba­ ran di toko-toko band dan spare part. Salah satu toko yang menyediakan jasa penjualan/ pemasangan velg dan ban ternama di Kota Batam adalah Autoban Workshop. Toko yang terletak di Jalan Duyung, C 1 No 04 ini Baloi Danau ini menyediakan berbagai aneka merek velg dan band terkenal. Untuk velg terdapat merek HRE, SSR, XXR, K-Speed, Rota, BBS dan lainnya. Sedangkan untuk ban mobil, di Autoban menyediakan merek Toyo, Bridgestone, Dunlop, Achilles, GT, dan lain­ nya. Dikatakan Manajer Autoban Hendra, untuk saat velg yang paling banyak diminati adalah merek Vossen dan Volk Racing. Selain model/ desainnya yang menarik, kedua velg ini juga lebih tampak elegan saat disanding­ kan dengan ban mobil. “Velg itu ibarat sepatu di kaki kita. Velg berfungsi se­ bagai alat pijak ke permukaan jalan. Jika ukurannya tidak pas, maka dapat mengganggu kenyamanan saat melaju di jalan raya. Selain dapat memperindah kendaraan itu sendiri, fungsi velg juga agar laju kendaraan lebih stabil,” ujar Hendra. Dalam memilih velg, tidaklah boleh sembarangan. kebanyakan konsumen awam melihat velg berdasarkan

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

motif, jika dia suka langsung dibayar. Tapi, berbeda jika calon pembelinya adalah seorang pecinta modifikasi mo­ bil, yang mengerti soal velg. Kebanyakan mereka lebih bijaksana dalam memilih. Untuk itu terdapat 3 aspek yang perlu diperhatikan sebelum membeli velg yaitu perhatikan spesifikasi velg, material serta gaya modifikasi. Pertama, spesifikasi velg. Tiap velg mobil memiliki ukuran PCD (Pitch Centre Diameter) yang berlainan. Ukuran PCD velg ditetapkan dari jarak antara lubang baut satu dengan yang lainnya. Ukuran PCD ini dapat di­ lihat pada spesifikasi yang tertera di velg misalnya pada velg tertulis 4×100 berarti velg terdiri dari 4 hole dengan PCD 100 mm. Lalu yang kedua offset adalah ukuran jarak antara bagian dalam tengah velg dengan permukaan mounting (dudukan) velg pada kaki-kaki mobil. Ukuran offset menentukan jarak keluar atau masuknya bibir luar velg dari fender mobil, ini karena dipengaruhi ketebalan lingkaran tengah pada bagian dalam velg yang akan bersinggungan dengan permukaan mounting velg mobil. Semakin kecil nilai offset maka bi­ bir luar velg semakin keluar dari fender, dan sebaliknya


51

otomotif

semakin besar nilai offset berarti kan hal yang penting. Tak dapat dipung­ ...konsumen dituntut bagian depan velg akan semakin kiri, model suatu velg dapat mening­ harus jeli saat memi­ ke dalam fender. katkan keanggunan dan gaya mobil. lih velg yang akan Selanjutnya, juga harus mem­ Untuk itu sebaiknya sesuaikan dengan dipasang pada ban perhatikan ukuran diameter dan kebutuhan dan selera. Berdasarkan itu, mobilnya. Jangan asal lebar velg sebab tiap mobil memi­ dapat memilih aliran off road, tour­ pasang.... liki ukuran velg maksimal. Oleh ing, sporty look atau elegance. Saat ini karena itu jika Anda memutuskan di pasar aftermarket, tersedia berbagai mengganti velg dengan ukuran lebih pilihan model velg ada yang berbentuk satu besar dari sebelumnya, maka sebaiknya bagian (one piece) hingga tiga bagian (three peningkatan ukuran velg yang di toleransi pieces). Namun kedua jenis velg tersebut memiliki adalah sebanyak 3 tahap atau dikenal dengan istilah up kelebihan dan kekurangan. size +3. Begitu juga dengan lebar velg harus disesuaikan Model one piece biasanya lebih tahan lama karena dengan batas maksimal mobil. modelnya hadir dalam bentuk utuh. Tapi, model ini Kedua, material velg. Velg aftermarket biasanya biasanya memiliki bobot lebih berat dan tidak banyak memiliki material yang beraneka macam lazimnya pilihan motif. Sedangkan, model three pieces unggul da­ terbuat dari jenis logam ringan sebut saja billet steel, lam hal komponen pengganti. Jadi bila salah satu bagian forged alloy, atau magnesium. Velg dari bahan tersebut velg rusak, dapat diganti dengan yang baru. Dengan kata memiliki berat utuh yang lebih ringan dibandingkan velg lain tidak perlu repot mengganti seluruh roda. Selain itu, standar yang umumnya terbuat dari material baja (lebih velg model 3 potong ini terkenal memiliki bobot ringan berat). sehingga dapat mendukung kinerja mobil. Sementara Dengan menerapkan velg yang lebih ringan di mobil, kelemahannya adalah tidak sekokoh model one piece. diyakini bisa mengurangi bobot keseluruhan mobil tanpa “Dalam hal ini, konsumen dituntut harus jeli saat mengesampingkan daya tahan velg itu sendiri. Den­ memilih velg yang akan dipasang pada ban mobilnya. gan keseluruhan nilai berat mobil yang berkurang tadi Jangan asal pasang, tapi tidak tahu soal keberadaan velg otomatis berpengaruh juga pada kerja mesin yang tidak itu sendiri. Untuk itu kami siap memberikan layanan terlalu berat dalam memutar roda. atau arahan kepada konsumen agar mereka merasa ya­ Ketiga, model velg. Memilih model velg juga merupa­ kin dan puas,â€? jelas Hendra.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


52

otomotif

...Kami selalu melakukan inovasi. Autoban selalu menghadirkan velgvelg keluaran terbaru....

Jasa apa saja yang disediakan Au­ toban kepada konsumennya? Hendra menjelaskan, antara lain spooring 3D, balancing, service velg racing, nitor­ gen station, ganti aki dan oli. Dengan tujuh orang karyawannya, Autoban bisa tetap eksis di tengah per­ saingan bisnis otomotif di Kota Batam. “Kami selalu melakukan inovasi. Autoban selalu menghadirkan velg-velg keluaran terbaru. Selain itu juga kami juga melakukan terobosan terbaru untuk para konsumen. Antara lain tambal ban dengan menggunakan sistem tip-top mesin, agar lebih kuat, begitu pula dengan penggantian oli yang menggunakan sistem mesin. Dari segi pelayanan, kami mengedepankan cara cepat dan ramah. Untuk harga relatif terjangkau, serta kerja yang profesional,â€? papar Hendra. ***

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


53

otomotif tips

TIPS MERAWAT

VELG MOBIL Velg mobil yang berdesain dengan jari-jari memang sangat indah saat dilihat, tetapi untuk membersihkannya pun bukanlah hal yang mudah, karena memiliki celah-celah yang sulit untuk dapat di jangkau dengan menggunakan tangan. Agar dapat selalu terlihat bersih kita harus memberikan perhatian yang lebih. Untuk itu kami ingin berbagi sedikit Info mengenai cara-cara merawat velg mobil agar selalu terlihat bersih dan mengkilap dan dapat tahan lama.

Pertama: Apabila kita baru saja menggunakan mobil maka jangan terburu-buru untuk mencucinya. Karena, velg yang masih panas dapat menimbulkan jamur jika langsung disiram dengan air. Oleh karena itu tunggu­ lah sampai velg menjadi dingin dahulu.

Kedua: Bersihkan juga ruangan di bagian dalam fender agar kotoran yang berada di dalam fender tidak jatuh dan menempel pada velg mobil.

Ketiga: Barulah giliran velg mobil yang harus di bersihkan. Setelah velg disiram, bersihkan velg dengan sham­ po. Untuk velg yang berwana krom, sebaiknya kita menggunakan sampo khusus velg krom agar dapat menghindari risiko terjadinya pengelupasan cat pada velg mobil.

Keempat: Untuk membersihkan sudut-sudut velg mobil yang sulit untuk dijangkau, gunakanlah kuas yang lembut atau sikat gigi. Apabila masih terdapat noda atau ko­ toran yang menempel di velg mobil, maka sebaiknya basahi dulu velg kemudian diamkan beberapa saat, kemudian velg kita bersihkan lagi sampai semua noda pada velg menghilang(bersih).

Kelima : Apabila terdapat bercak-bejak aspal yang menempel pada velg, maka noda ini tidak akan bias di hilangkan jika hanya dibersih­ kan dengan sampo. Untuk itu, kita gunakan sedikit bensin atau minyak tanah. Selanjutnya, bersihkan velg dengan menggunakan bantuan kompon agar sisa-sisa dari bensin tidak mening­ galkan noda pada velg. Dan untuk tahap terakhir: jika sudah yakin velg mobil sudah bersih, keringkanlah velg dengan lap chamois (lap kusus untuk mobil). Khusus untuk mobil yang menggunakan velg krom, sebaiknya setelah velg dibersihkan maka taburilah be­ dak, kemudian gosok dengan dengan menggunakan lap bersih. Akan tetapi, Anda juga dapat membersihkan vegl krom dengan menggunakan wax khusus warna krom agar warna tetap terlihat seperti baru. ***

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


54

matabola

Demi Indonesia dari Erdeka Muda Oleh: Ade Adran Syahlan

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

Jika Anda membaca tulisan ini pada hari Minggu (20/10), Insya Allah saya masih berada di Tanjungpinang. Mengi足 kuti Rapat Kerja (Raker) PSSI membahas Kompetisi Divisi 3 Zona Kepulauan Riau (Kepri). Sabtu malam (19/10) dijad足 walkan, Erdeka Muda FC yang saya wakili bersama pengu足 rus tujuh klub lain membahas masa depan sepak bola Ke足 pri bahkan mungkin Indonesia.


55

B

etapa tidak, ini adalah kompetisi resmi usia muda (U-21) pertama yang digelar usai bersatunya PSSI. Saya baru tahu, sekarang ini ada istilah Asosiasi PSSI. Mungkin itu untuk menunjukkan persatuan tersebut. Tahun lalu, Divisi 3 di Kepri ini digelar dua kubu. Roma Ardadan dan Endy Maulidi. Kali ini semua bersatu, di bawah naungan Ketua Asosiasi PSSI Kepri Endy Maulidi. Saat menulis kolom ini Jumat (18/10), saya sempat meminta konfirmasi Endy soal munculnya satu klub lain yakni PS Putra Kundur. Padahal sebelumnya beliau menyebutkan hanya tujuh yang bakal ikut. Peserta Divisi 3 yang lama ada empat klub: Persidas Dabosingkep, YSK 757 Karimun, PS Tanjungpinang, dan PS Bintan. Lalu tiga klub baru, PS Anambas, PS Natuna dan Erdeka Muda FC. Berarti, dengan masuknya PS Putra Kundur, maka selain menggenapkan delapan klub Divisi 3, sekaligus menjadi­ kan ada dua klub baru yang dari “swasta”. PS Putra Kundur kabarnya didukung oleh PT Timah. Mereka bahkan sempat mempunyai wacana dengan langsung ke Divisi 2. Caranya, bermerger dengan salah satu klub asal Kalimantan atau Sulawesi. Tapi karena sesuatu hal, akhirnya hal tersebut gagal. Sedangkan Erdeka Muda FC bermula dari Sekolah Sepak Bola (SSB) Erdeka Muda yang dimiliki oleh Batam Pos Grup. SSB ini memulai latihan perdananya sejak 5 Juli 2011 dan diresmikan pada 16 Juli 2011. Hanya pelatih kepala Yudi Candra yang bukan orang Batam Pos Grup. Selebihnya, dari asisten pelatih hingga ofisial adalah karyawan Batam Pos Grup sendiri. Erdeka Muda bisa dikatakan menjadi SSB pertama yang memiliki klub Divisi 3 Liga Indonesia untuk Provinsi Kepri dan Riau. Bahkan bisa jadi di Sumatera. Saya sampaikan itu kepada Rida K Liamsi, Chairman Riau Pos Grup yang menaungi Batam Pos Grup. Beliaulah yang menginginkan Batam Pos Grup punya perhatian pada olahraga khususnya sepak bola. Nama Erdeka sendiri diambil dari kode dirinya saat jadi reporter seka­ ligus singkatan namanya, RDK. Lalu RDK itu dijabarkan hurufnya tapi bacaannya sama, Erdeka. Muda ditambah­ kan dalam kata Erdeka, agar lahir pemain-pemain muda pengganti dirinya Pak Rida yang pernah menjadi kiper handal di Kabupaten Lingga. Dari awal Pak Rida memang menginginkan SSB Erdeka Muda menghasilkan satu atau dua pemain yang bisa masuk tim nasional. Karena itulah, pengurus Erdeka sejak dari awal mempersiapkan langkah-langkah ke arah itu. Baru beberapa hari SSB dibentuk, sudah mulai mendekati notaris Markus Gunawan untuk dibuatkan berbagai akte. Bukan hanya akte SSB-nya, tapi juga akte yang lain. Termasuk Erdeka Muda FC, futsalnya, bahkan ada klub wanitanya. Meskipun saat itu belum dilaksana­ EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

matabola kan latihannya, tapi aktenya sudah jauh hari dibuat. Erdeka Muda FC sendiri bahkan sudah diurus adminis­ trasinya ke PSSI Pusat sejak awal 2012 lalu. Bahkan telah mendapatkan surat diprosesnya Erdeka sebagai calon anggota PSSI dari Sekjen PSSI saat itu, Halim Mahfud pada 20 Desember 2012. Tapi baru diterima faxnya, 7 Januari 2013. Karena saat itu PSSI terbagi dua, pengurus pun malas mengurus kelanjutannya. Bingung, entah mana yang mau diikuti. Rekomendasi Erdeka saat itu sebelum mengajukan permohonan ke PSSI Pusat didapat dari Ketua PSSI Kepri, Roma Ardadan. Setelah sebelumnya membawa rekomendasi dari PSSI Batam yang saat itu diteken oleh Ketua Harian Marzuki. Kadang jadi ingat, candaan Endy Maulidi. “Itulah mengapa tak dari dulu. Kalau tak, Erdeka sudah tahun lalu ke Divisi 3.” Jika sudah masuk Divisi 3 ini, maka peluang SSB Erde­ ka Muda mencapai misinya bakal punya jalan. Salah satu misi Erdeka yang selalu ditampilkan di webnya www. erdekamuda.com adalah, menjadi sekolah sepak bola yang paling produktif menyalurkan pemain-pemainnya ke klub-klub sepak bola papan atas nasional. Nah, jika Erdeka Muda FC bisa tampil bagus pada Divisi 3, bukan tak mungkin bisa lolos ke Divisi 2. Lalu seterusnya naik Divisi 1, Divisi Utama, hingga Indonesia Super League (ISL). Jadi jalan pertama menyalurkan pemain SSB Erde­ ka Muda adalah ke klubnya sendiri, Erdeka Muda FC. Hal itu sudah dilakukan oleh SSB Villa 2000 (berkas di Pamulang) dengan Villa 2000 FC-nya yang tahun depan sudah promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia. Pada­ hal, Villa 2000 bersama PS Batam merintis dari Divisi 3. Kedua tim pernah bertemu di kompetisi 2010. Tahun depan, Villa 2000 bermain di level kedua liga di Indone­ sia. Sedangkan PS Batam, kemungkinan di level terendah karena tahun ini tak bisa mengikuti Divisi 2. Bisa jadi, malah Erdeka Muda FC bertemu PS Batam di Divisi 3 tahun depan memperebutkan juara Kepri. Bila mengingat pelatih tim nasional (timnas) U-19 Indra Sjafri yang katanya akan keliling Indonesia untuk mencari pemain, maka Divisi 3 ini jadi ajang peman­ tauan yang mantap juga. Karena banyak pemainnya, justru jauh dari usia 21. Banyak yang 18 tahun. Bahkan Erdeka, cikal bakal pemainnya untuk Divisi 3 ini malah pemain U-16. Itu berarti, peluang untuk terpilih menjun­ jung nama Indonesia, terbuka pula bagi pemain Divisi 3 nantinya. Jadi, demi bisa menjunjung nama Indonesia, Erdeka Muda sudah membuka jalan bagi anak asuhnya. “Urus sepak bola itu baik-baik. Kalau sukses, kan itu juga kontribusi Batam Pos Grup. Sekarang, susah cari orang yang peduli sepak bola. Selamat berjuang dan tetap semangat. Ok. Tks.” Begitu pesan Pak Rida diemail­ nya yang selalu memotivasi pengurus Erdeka Muda. ***


pix

56

fotografia

Pesona Pasar Malam TanjungBalai Karmun sebagai wisata kuliner

foto dan narasi : TRI HARYONO

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


pix

57

fotografia

Kedai kopi Mesir tetap bertahan dengan ornamen zaman dulu

B

elum lengkap rasanya, saat berkun­ jung ke Kota Karimun kalau tidak mampir ke pasar malam yang ter­ letak dijantung kota. Lokasi cukup strategis berdekatan dengan pusat kota dan pelabuhan, serta hotel-hotel dan pengina­ pan melati yang relatif terjangkau harganya. Salah satu wisata kuliner pasar malam ini selalu menyajikan berbagai menu makanan tradisional, hingga asesoris dan pakaian menjadi daya tarik tersendiri dan mewar­ nai wisata kuliner Tanjungbalai Karimun. Dengan nuansa kesederhanaan yang dibalut dengan warna-warni lampu hias, sehingga membuat betah para pengunjung untuk duduk-duduk santai sambil menikmati ja­ janan rakyat dan minum secangkir kopi atau teh. Pasar malam yang dibuka mulai pukul17.00 hingga 22.00 WIB sejak pada 1956 silam, menjadi daya tarik tersendiri bagi pelancong yang berkunjung ke Karimun. Bahkan, warga negera Malaysia dan Singapur selalu da­ tang ke pasar malam tersebut hanya ingin menikmati ja­ janan rakyat serta minum secangkir teh atau kopi. Pasar malam ini sudah ada sejak Karimun merupakan keca­ EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

Tempat duduk pendek akau

matan hingga menjadi Kabupaten Karimun dan Provinsi Kepulauan Riau, saat ini tetap diminati warga. ‘’Dulu, pasar malam ini menjadi favorit tempat tong­ krongan bagi para pekerja untuk melepas lelah usai bekerja seharian, tempatnya hingga saat ini tidak pernah dipindahkan. Panjangnya sekitar 50 meter dan jumlah kedai kopi sekitar 7 hingga sekarang,’’ ujar Zul, warga Karimun.


58

pix fotografia

Pangkalan tukang ojek di pasar malam

kalangan warga biasa hingga orang nomor satu di Karimun duduk sambil menikmati makanan dan minuman di Kedai Kopi Mesir,’’ ungkapnya lagi. Dan pada tahun 2010 pemerintah daerah melakukan perehaban pasar malam tersebut Pernak pernik pedagang yang dipinggir lorong masuk pasar malam dengan ditambah selasar dan gerobak-gerobak dibikin bagus hingga menarik perhatian kepada Konon dahulunya pasar malam tersebut ada berbagai para pengunjung di pasar malam tersebut. Di kanan-kiri fasiltas yang ada Bioskop Mutiara, panggung joget yang pasar malam Tanjungbalai Karimun ada terdapat gerobak sekarang dijadikan pujasera dengan menggunakan kursipenjual yang jumlahnya 84 gerobak dengan berbagai macam kursi dan meja-meja pendek. Sangat enjoy apabila buat jualan dari makanan hingga masakan yang dimasak secara nongkrong usai melaksanakan aktivitas seharian. sederhana namun rasanya mak nyos dan nikmat. ‘’Pertama-tama kedai yang buka adalah Kedai Kopi Cahaya-cahaya redup yang berasal dari lampu-lampu et­ Mesir, lalu dengan perkembangan zaman maka bertam­ nik, membuat kawasan pasar malam Tanjungbalai Karimun bah kedai-kedai kopi yang berjumlah 7 kedai kopi hing­ terlihat eksotis dan terkesan kaya akan art. Membuat kita ga sekarang. Yang datang ke pasar malam tersebut dari seolah-olah enggan beranjak dari lokasi tersebut. *** EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


pix

59

fotografia

Lorong pasar malam

Pengrajin perak ketika mengerjakan pesanan pembeli.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


pix

60

fotografia

Jajanan rakyat

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


61

Makanan tradisional

Aneka juice

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

pix fotografia


62

Radio 2.0

R

adio memiliki perjalanan sejarah yang pan足 jang sebelum menjadi sebuah platform me足 dia massa seperti yang kita kenal saat ini. Dr Lee De Forest (1873-1961) dari Amerika Serikat dianggap sebagai pelopor ditemukannya radio pada tahun 1916. Di Indonesia, teknologi radio menjadi salah satu alat perjuangan. Pidato dan orasi tentang perjuangan pun disebarkan melalui radio meski harus dilakukan di bawah tanah.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

media


63 Kemerdekaan RI pun dipicu oleh radio. Para pejuang mendengar kejatuhan pasukan tempur Jepang, yang kala itu menjanjah Indonesia di tangan sekutu. Para pejuang pun mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan RI. Proklamasi itu pun disiarkan melalui radio sehingga menyebar ke seluruh pelosok tanah air. Pada masa merdeka radio menjadi alat komunikasi dan hiburan rakyat yang murah meriah. Cukup modal pesawat radio, dan batere siaran radio bisa didengar dimana saja berada. Masa kejayaan radio di tanah air adalah pada tahun 1980-an. Sandiwara radio merajai siaran radio di berba­ gai stasiun penyiaran. Tentu masih ingat Tutur Tinular kan? Sebuah sandiwara radio yang berdurasi panjang dan menjadi kegemaran semua orang. Kini gemerlap siaran radio memudar. Dimulai tahun 1995-an ketika siaran TV swasta mulai ada, kini malah disusul siaran TV swasta daerah. Gem­ puran terhadap stasiun radio belum berakhir, gadget. Tahun 2005-an gadget atau ponsel mulai canggih, di­ lengkapi dengan sarana mendengarkan musik. Cukup dengan satu alat, bias menelepon dan mendengarkan musik.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

media

Tak lama muncul gadget canggih, terjadi ledakan in­ ternet. Ditambah lagi munculnya situs jejaring sosial. Jumlah orang mendengarkan radio semakin sedikit, tempo yang dihabiskan pun makin menyusut. Survei 2011, radio hanya didengarkan 2 jam per hari. Dengan internet di genggaman orang bisa mengakses aneka info. Omong-omong dalam tempo lima tahun ini pernah­ kan Anda membeli pesawat radio transistor?! Tak berhenti di situ. Pemasang iklan pun mulai ber­ pikir untuk beriklan di radio. Apa sebab? Iklan tak ter­ pantau, disiarkan atau tidak. Tidak terpantau pula berapa kali iklan ditayangkan. Tentu saja awak radio tidak tinggal diam. Mereka terus bertahan dan berinovasi menemukan jalan untuk tetap menjadi bagian riuhnya perkembangan media massa. Mereka telah menemukan jalan itu. Radio 2.0 demiki­ an disebut. Sebuah terobosan dengan semangat kekin­ ian. Sebuah siaran yang menggabungkan antara siaran analog dan digital. Langkah digitalisasi antara lain dipelopori BBC ini un­ tuk meningkatkan jumlah penduduk Inggris yang mend­ engarkan radio lewat online. Radio tak lagi hanya bias didengar melalui pesawat transmisi, radio tak lagi produksi sekilas, radio pun bisa didengar melalui situs jejaring sosial. Satu hal lagi, radio masih bias diengar dengan cara tradisional, radio transis­ tor. (putut ariyotejo)


64

digistyle ponsel

BandrOS

Ponsel Cerdas Asli Indonesia

H

arapan terhadap munculnya produk smart­ phone karya anak bangsa terbit pada penghujung Agustus lalu. Tepatnya ketika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian (Puslit) Informatika me­ luncurkan smartphone bernama BandrOS. Smartphone BandrOS ini tidak seperti barang sejenis yang mengklaim buatan Indonesia, tetapi operating system (OS)-nya bikinan luar negeri. Entah itu menggu­ nakan OS Android, iOS, BlackBerry, Windows Phone, atau sejenisnya. Pada teknologi smartphone, posisi OS ibarat nyawa pada manusia. Sementara chasing atau perangkat keras handphone ibarat badan. Meskipun perangkatnya dibuat di Indonesia, tetapi jika menggunakan OS impor, tidak sah disebut karya anak bangsa. Khusus BandrOS ini benar-benar produk lokal. Se­ muanya dibuat orang Indonesia. Khusus perangkat tele­ ponnya mendapatkan suntikan ide dari PT INTI, selaku produsen pesawat telepon dan telepon genggam lokal. Sedangkan “nyawa” smartphone ini dikembangkan dua peneliti LIPI Ana Heryana dan Sahrul Arif, yang akhirnya EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

diberi nama BandrOS. BandrOS ialah akronim dari Band­ ung Raya Operating System. Smartphone ini saat diluncurkan di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek) Serpong sudah berbentuk prototipe (produk contoh). Sejumlah pihak seperti Kepala LIPI Lukman Hakim mendapatkan satu unit prototipe BandrOS. Dari tampilan fisiknya, BandrOS ini hampir mirip dengan smartphone yang sekarang beredar di pasaran. Peranti ini menggunakan teknologi full touch screen dengan layar 3,5 inci. Aplikasi dan fungsi di dalamnya juga tidak jauh berbeda dengan smartphone lainnya. Di antaranya bisa dipakai untuk menelepon, SMS, intern­ etan, multimedia, game, GPS, dan fitur-fitur terupdate yang lain. Penelitian BandrOS dimulai pada 2010. Penamaan BandrOS diberikan bukan asal-asalan. Di tempat kelahirannya, Bandung, istilah bandros itu adalah nama salah satu makanan khas setempat. Kue bandros berasa gurih dan bentuknya seperti kue pukis. Kue ini memiliki nama lain kue pancong. Dengan dasar tadi, BandrOS diharapkan lebih bernuansa lokal. (jpnn)


65

tekstasi c e r p e n

Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa Maggie Tiojakin

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


66

R

oket tersebut meluncur bebas di tengah langit pekat sesak bintang sebelum akhirnya tergelincir di atas lautan abu, terseret hingga puluhan kilometer dan meninggalkan jejak depresi yang cukup dalam—memanjang seperti parit. Kabut tebal terbentuk di sekeliling pesawat ulang-alik yang terbaring dengan hidung tertanam di undakkan pasir kelabu. Engsel-engselnya bergetar sesaat, ke­ mudian pintunya tersentak dari dalam, dibuka secara paksa. Satu per satu, awak kapal melompat keluar, tubuh mereka berbalut setelan seragam berwarna perak. Kabut abu yang menggantung serta-merta jatuh menghujani mereka. “Sudah kubilang, jangan ambil koordinat itu!” gerutu salah satu awak kapal sambil mengibas tangan ke atas setelan seragam. “Lho, mana aku tahu?” sahut awak yang lain. Kakinya terendam dalam tumpukkan abu monokromatik. “Aku hanya mengikuti instruksi dari pusat!” “Cukup!” gertak Sang Kapten seraya mengambil lang­ kah lebar-lebar melintasi hamparan abu. Ia menutup mulut dan hidung dengan sebelah tangan. “Sekarang kita harus menemukan jalan untuk kembali ke Bumi.” “Negatif, Kapten,” ujar Koveer, yang memegang kedudukan sebagai tangan kanan Sang Kapten. “Jarak dari Merkurius ke Bumi sekitar sembilan puluh satu juta kilometer. Rasanya lebih aman bagi kita untuk mencoba kembali ke Stasiun Luar Angkasa Internasional.” “Baiklah,” angguk Sang Kapten. “Kalau gitu kita harus menemukan jalan untuk kembali ke Stasiun Luar Ang­ kasa Internasional.” Koveer terdiam. “Apa lagi?” tanya Sang Kapten tak sabaran. “Roket kita sudah rusak total,” kata Koveer. “Bagaima­ na caranya kita—” “Aku tidak tahu!” balas Sang Kapten. “Heran, apa se­ muanya harus dijawab sekarang?” Keempat prajurit-astronot itu berdiri berjauhan antara satu dengan yang lain. Di sekeliling mereka gunduk­ kan abu menghampar sejauh mata memandang den­ gan lingkaran kawah terbuka di mana-mana. Ada yang sebesar mangkuk, ada yang melebar sampai radius ratusan kilometer. Langit di atas membentang pekat dan menampilkan kilau bintang gemerlap. Tak ada atmosfir. Bola panas yang mereka kenali sebagai matahari meng­ gantung gagah di langit, jauh lebih besar dari matahari di Bumi, dengan bias cahaya yang mengantarkan hangat dan nyaris membutakan—seperti berada di ruang studio yang terus-terusan disinari lampu sorot raksasa. Angin panas berembus dari segala arah, namun masih dalam batas toleransi: menerpa wajah dan membuat tubuh mereka berkeringat. Dengan susah-payah mereka beru­ EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

tekstasi c e r p e n

saha berjalan melewati gundukkan abu yang merendam kaki sampai setengah betis. “Sekarang kita kemana?” tanya Sang Kapten. Koveer mengeluarkan sesuatu dari saku seragam. “Aduh, jarum kompas ini tidak mau berhenti berputar.” Sang Kapten menggeleng. “Kompasmu tak ada gu­ nanya di sini.” “Kalau begitu aku tidak tahu kita harus ke mana. Tanpa kompas, kita buta.” Sang Kapten menunjuk ke depan. “Maju.” Dua awak kapal lainnya—Yureko dan Abatul—mengi­ kuti dari belakang, siaga dengan senapan laser terselem­ pang di balik punggung dan pistol di tangan. Mereka melangkah pelan penuh kehati-hatian. Sang Kapten di depan. Koveer di belakangnya. Yureko di urutan ketiga. Dan Abatul di baris terakhir. Mereka membentuk satu kolom dan masing-masing memegang senjata pilihan. Kawah-kawah yang bertebaran sungguh banyak dan dalam beragam ukuran. Matahari berpijar terang. Walau belum terlalu jauh melangkah, keringat sudah memban­ jir. Dan mereka terus berjalan. Pada titik tertentu, Sang Kapten menoleh ke belakang. Bangkai roket yang kandas tak lagi ada dalam jarak pandang. Gurun abu tempat mereka memijakkan kaki seolah tak bertepi. Di kejauhan, berotasi mengelilingi matahari, mereka bisa melihat Bumi—seukuran uang logam—memancarkan cahaya biru keputihan. “Tunggu,” kata Koveer. Ia mengangkat sebelah tangan di udara dengan jemari terkepal. “Aku mendengar se­ suatu.” Keempat prajurit-astronot itu diam, membuka telinga dan berusaha mendengarkan suara-suara di sekeliling mereka. “Aku tidak dengar apa-apa,” kata Yureko. “Aku juga,” timpal Abatul. Sang Kapten mengerutkan dahi. Hening. Lalu— “Komet!” Mereka mendongak: puluhan batu kerikil dalam berbagai ukuran jatuh bagai hujan dari kedalaman langit pekat, berwarna kemerahan seperti bara, dan mening­ galkan jejak asap di udara. Yureko melompat ke samp­ ing dan mengubur diri di bawah timbunan abu. Abatul melebarkan langkah kakinya dan bergerak sedikit lebih cepat menjauh dari sana. Sang Kapten tengkurap. Koveer hanya bisa menengadah dan menatap keindahan itu. Gerombolan kerikil jatuh ke atas gundukkan debu, menimbulkan desis panas. Awalnya, satu per satu. Lantas bersamaan. Kabut tebal kembali terbentuk di udara. Kawah-kawah baru mulai bermunculan. Lantas— “Gempa, gempa, gempa!” Guncangan itu datang tidak lama setelah kerikil terakhir jatuh ke atas hamparan abu. Mereka berpegang


67 pada senjata masing-masing–terendam dalam abu. Kabut di sekitar mereka semakin tebal, semakin tinggi membumbung di udara, semakin padat. Sinar matahari membakar punggung mereka. Selama lebih dari lima be­ las menit, mereka pasrah. Tertimbun abu. Hanya kepala mereka yang masih menyemul di akhir guncangan terse­ but. Koveer adalah yang pertama berhasil membebaskan diri. Ia bergegas menarik yang lain dari timbunan abu. Wajah mereka coreng-moreng. Mulut mereka penuh abu. Keempatnya meludah ke sana-sini. Sang Kapten menoleh ke belakang, terkejut. “Lihat!” Bangkai roket yang mereka tinggalkan beberapa kilometer sebelumnya kini berada di belakang mereka. Seolah mereka tak pernah pergi. “Mungkinkah?” tanya Koveer. “Roket itu berguling sampai sini. Tepat searah dengan kita di permukaan luas ini?” “Diamlah, Abatul.” Sang Kapten melirik ke arah prajurit-astronot keper­ cayaannya. “Catat di bukumu,” katanya. “Tandai sebagai kontraksi pertama.” Mereka mulai berjalan lagi, menjauh dari bangkai roket. “Kontraksi?” tanya Abatul seraya mengejar keting­ galannya dengan berjalan di samping Sang Kapten. “Apa maksudnya?” “Planet ini sedang mengalami proses penyusutan,” kata Sang Kapten. “Biasanya, setiap seratus kontraksi, radius planet bisa berkurang sampai dua ribu kilometer.” “Hubungannya dengan kita?” Yureko menepuk kepala Abatul. “Sudah kubilang, diam saja!” “Aku penasaran!” “Gara-gara kau kita ada di sini!” “Bukan salahku!” “Kalian berdua diam!” bentak Koveer. “Atau kutembak di tempat.” Abatul mendorong pundak Yureko sambil bersungut. Koveer menepuk kepala Yureko, “Kau juga. Cari garagara terus!” Maka selama perjalanan selanjutnya, jarak yang terbentang antara keempat prajurit-astronot tersebut semakin lebar. Abatul memimpin di depan, diikuti oleh Koveer, diikuti oleh Sang Kapten—yang diikuti oleh Yureko. Selain kawah-kawah yang semakin banyak mer­ eka temukan tertanam di bawah tumpukkan abu, mere­ ka juga menemukan susunan bebatuan granit yang men­ julang ke langit dalam bentuk tak beraturan. Melebar, memanjang, menggapai angkasa. Permukaan planet pun cenderung semakin curam. Keempat awak kapal itu berjalan lama sekali, berhari-hari, ditemani sinar ma­ tahari. Bila mengantuk, mereka tidur di atas timbunan EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

abu, berbaring dalam posisi menghadap langit, kaki yang satu menopang kepala yang lain (karena abu itu cukup panas dipanggang sinar matahari) dan begitu seterusnya, membentuk segi empat. Setiap dua orang tidur, dua lain­ nya berjaga. Namun lelah itu tak kunjung sirna. Suatu saat, Sang Kapten dan Koveer bertugas jaga sementara Yureko dan Abatul terlelap. Sambil menguap berkali-kali, Koveer merogoh ke dalam tas ransel yang dibiarkan tergeletak di sampingnya, di atas undakkan abu. “Makan, Kapten?” Sang Kapten menatap langit di atasnya. “Sepertinya aku tambah keriput,” ujar Sang Kapten. “Mungkin karena udara kering.” “Atau waktu yang bergerak kelewat cepat di sini.” “Seandainya matahari lekas terbenam.” “Kita harus menunggu seratus hari lebih untuk itu.” “Sudah berapa lama kira-kira kita terdampar di sini, Kapten?” “Entahlah. Jamku tak berfungsi.” Koveer merogoh lagi ke dalam tas ranselnya yang di­ lapisi bahan alumunium. “Bekalmu masih ada?” “Tinggal dua kaleng ikan tuna dan ayam rica,” jawab Koveer. “Mau?” “Tidak,” kata Sang Kapten. “Aku juga masih ada.” Menggunakan jari, Koveer mencungkil isi kaleng dan memasukkannya ke dalam mulut dengan lahap—masih dalam posisi berbaring. Sang Kapten mengangkat kepal­ anya sebentar untuk melihat ke arah Koveer yang tengah susah payah menyuap makanan ke mulut tanpa tercecer ke bawah. “Sebelum berangkat, aku sempat berjumpa dengan se­ orang Letnan dari Divisi Galaksi Biru,” ujar Sang Kapten. Mulut Koveer penuh makanan. “Lalu?” “Dia baru saja kembali dari Venus.” Koveer berhenti menyuap isi kaleng ke dalam mulut­ nya. “Venus?” “Dia kembali seorang diri,” kata Sang Kapten. “Semua awak kapalnya mati.” Koveer menatap tangannya yang kotor. “Sebabnya?” “Dua awak kapal meninggal begitu roketnya jatuh terdampar. Sisanya ada yang tersambar petir. Ada yang dibunuh oleh sesama awak kapal karena mendadak mengalami katatonia. Dan ada yang bunuh diri.” Koveer tiba-tiba hilang selera makan. Ia menutup ka­ leng di tangan, membungkusnya dengan kertas alumu­ nium dan menyimpannya kembali ke dalam tas ransel. “Dia sempat cerita soal Venus?” “Katanya di tempat itu hujan tak pernah sedetik pun berhenti mengguyur. Pagi, siang, sore, malam. Hujan lebat tak ada akhir. Mereka bahkan tak bisa tidur. Air di


68 mana-mana.” Koveer membuka sebuah termos berwarna metalik dan dengan kepala sedikit ditegakkan menenggak isi termos. Setelah itu, ia menyeka bibir dengan punggung tangan. Belepotan. “Aku rela mengorbankan apa saja untuk melihat hujan sekarang,” katanya. “Aku juga,” sahut Sang Kapten. “Kurasa lebih baik terdampar di Venus daripada di neraka jahanam ini. Setidaknya, di sana masih ada harapan.” “Banyak yang bilang harapan bisa membunuh,” kata Koveer. “Tapi alternatifnya sama saja.” Sang Kapten mengangguk. Kemudian ia memikirkan istrinya, nun jauh di sana, jutaan kilometer darinya—dan waktu yang telah mereka jalankan bersama. Tanpa sadar, ia menangis. Namun tangis itu hanya berupa perasaan saja. Wajahnya berkontraksi dengan mulut melebar dan mata menyipit dan hidung membesar—persis seperti orang menangis. Tapi tak ada airmata yang keluar. Tu­ buhnya tidak punya cukup kandungan air untuk itu. “Kapten,” panggil Koveer. “Hmm.” “Menurutmu kita bisa selamat dari sini?” Sang Kapten tidak langsung menjawab, membiarkan jeda itu tumbuh sesaat. “Entahlah,” jawabnya kemudian. “Aku belum siap mati,” kata Koveer. “Berapa usiamu, Koveer?” “Dua puluh tiga.” “Punya pacar?” “Belum, Kapten.” “Apa saja yang kau lakukan selama ini?” “Belajar untuk jadi prajurit-astronot.” “Lihat hasil pelajaranmu sekarang,” kata Sang Kapten. Koveer merasakan mulutnya kering. “Oh, sial.” “Kenapa?” tanya Sang Kapten. “Aku harus buang air kecil.” Pemuda itu mengangkat kepalanya dari ujung kaki Sang Kapten dan bangkit berdiri. Angin panas berem­ bus lagi, mengantar udara padat yang terasa memba­ kar. Untungnya, angin itu tidak bisa menyentuh tanah. Mengapung bebas di atas kepala Sang Kapten dan kedua awak lain yang tengah lelap. Tidak begitu halnya bagi Koveer yang berdiri agak jauh dari posisi mereka dengan risleting celana terbuka. Wajahnya menghangat diterpa angin panas. Tak ada cairan yang keluar. Semua itu hanya firasat kosong. Ia buru-buru angkat celana, kembali ke posisi semula. Sang Kapten menarik napas panjang, berusaha agar tetap terjaga. *** Perjalanan yang mereka tempuh sungguh melelah­ kan, persediaan air pun kian menipis. Bahkan sekarang EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

tubuh mereka sudah berhenti berkeringat, meski panas matahari terus menyengat. Dan tenggorokan mereka selalu tercekat. Sang Kapten berusaha menelan ludah­ nya sendiri untuk menanggulangi rasa haus; namun itu mustahil. Mulutnya kering. “Aku tidak tahan lagi,” gerutu Yureko suatu hari. Kulit­ nya legam terpanggang sinar matahari. Wajahnya gelap berbalut abu. Bibirnya pucat, pecah-pecah. “Aku akan minum air seniku sendiri kalau itu memungkinkan. Tapi aku tidak bisa buang air kecil!” Abatul menunjukkan ekspresi orang yang sedang menangis, namun tentunya tak ada airmata yang keluar. “Aku juga tak tahan lagi,” rengeknya. “Mimpiku anehaneh. Semalam aku melihat hantu gendut duduk di atas singgasana mewah terbuat dari manisan buah! Aku sudah mau gila!” Sang Kapten dan Koveer saling bertukar tatapan. Lan­ tas Yureko bangkit berdiri. Matanya cekung dengan bola mata yang seolah hendak mencuat keluar dari kepala. “Kapten,” ujarnya tegas. “Aku minta ijin kembali ke Bumi.” “Jangan macam-macam, Yureko,” kata Sang Kapten. “Kau mau ke Bumi naik apa?” Yureko menunjuk ke arah Bumi yang berpendar cerah di kejauhan. “Aku bisa terbang ke sana,” ujarnya yakin. “Seperti Superman.” Abatul mendongak, menatap ke arah Yureko dengan mulut menganga. “Yureko, jangan gila,” kata Sang Kapten. “Tidak,” sahut Yureko. “Aku punya kekuatan khusus yang tidak diketahui siapa-siapa.” Ia menarik napas panjang, kemudian menurunkan nada bicaranya dengan dramatis. “Aku bisa terbang.” Abatul bertepuk tangan. “Wah, wah, wah!” “Hentikan!” sergah Koveer. “Apa yang kau tepuki?” Abatul menunjuk ke arah Yureko. “Dia Superman.” Sang Kapten bangkit berdiri. “Yureko,” katanya. “Ten­ anglah dulu. Kita hadapi ini bersama.” Sayang, sudah terlambat. Halusinasi itu, dipicu oleh dehidrasi, telah mencengkeram erat realita yang dih­ adapi Yureko; dan membuatnya kelewat yakin bahwa ia bisa terbang ke Bumi layaknya seorang superhero. Lan­ git pekat di atas mereka menghadirkan biasan cahaya penuh warna; mengundang imajinasi dan membuat lupa mana yang nyata dan mana yang tidak. Bintang dan komet bersinar. Yureko tak buang waktu. Ia berlari dan melompat sekuat tenaga melintasi gurun abu yang semakin panas. Kemudian, tepat di mana abu bertemu gugusan bintang—prajurit-astronot itu hilang entah ke­ mana. Blip. Abatul menyaksikan semua itu bagai seorang anak kecil yang baru saja melihat aksi pahlawan favorit­ nya. Ia tertawa, berguling-guling sampai nafasnya sesak.


69 Lalu ia melambai tinggi ke langit pekat, “Dah, Yureko! Sampai jumpa! Sampai jumpa!” Kini mereka tinggal bertiga. Hari-hari yang mereka lalui tanpa kehadiran Yureko tak semuanya mulus. Petaka demi petaka kian rajin menghampiri mereka. Gempa, hujan meteor, badai abu dan angin panas terus menempa keseharian ketiga prajurit-astronot tersebut. Dan Planet Merkurius pun menciut di hadapan mereka. Sejauh apapun mereka ber­ jalan, roket yang mereka abaikan terus menghantui tidak jauh di belakang. Nampaknya, mereka berjalan di tempat dan berputar di lokasi yang sama. Akhirnya, mereka menyerah. Mereka kembali ke lokasi awal, memanjat dinding roket dan merangkak ke dalam. Mereka duduk berdesakkan menghadap ke arah panel mesin yang sudah lama mati, tak lagi berfungsi. Udara di dalam roket terasa membakar. Pintu dibiarkan terbuka. “Aku haus sekali,” kata Abatul dengan suara lemah. “Aku mau minum.” Sang Kapten tidak merespon. Semua bekal air mereka sudah habis tak bersisa. Dalam waktu dekat, organorgan tubuh mereka akan berhenti bekerja dan mereka akan meninggal dalam tidur. Tak lama lagi. “Kapten,” panggil Koveer. “Hmm.” “Punya cerita?” “Cerita apa?” “Apa saja.” Sang Kapten berpikir keras. Semampunya mengingat koleksi cerita yang merupakan perpaduan pengalaman teman-teman sejawatnya tentang planet dan sistem tata surya dan bintang dan komet dan cahaya polaris. Lantas dia teringat. Lalu dengan suara lirih— “Hujan itu terus mengguyur,” Sang Kapten memulai ceritanya. “Hujan itu deras dan tanpa akhir, mengantar­ kan kabut dan embun…” FL

#CATATAN: > Kisah ini ditulis dalam Bahasa Indonesia oleh MAG­ GIE TIOJAKIN dan merupakan bagian dari koleksi ceritacerita absurdnya yang bertajuk “Selama Kita Tersesat di Luar Angkasa”. Koleksi ini terbit pada 6 JULI 2013. >> Cerita ini ditulis sebagai ‘pendamping’ atau tie-in dari sebuah cerita klasik karya RAY BRADBURY, berjudul The Long Rain atau Hujan Berkepanjangan. >>> 2013 © Fiksi Lotus dan Maggie Tiojakin. EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


70

kiprah

Sinse Aleng, Pakar Pengobatan Tiongkok Kuno

Bantu yang Sakit Cari Info di Koran Editor: Agnes Dhamayanti email : majalah@batampos.co.id

Baginya membantu orang lain lebih penting dari materi. Ia mau mendatangi dan membawakan ramuan secara cuma-cuma

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


71 71

S

kiprah

ebuah map berisi ratusan kliping koran diam­ jukkannya lagi sebuah berita dengan foto seorang wanita bilnya dari rak lemari di ruang tengah rumah bertubuh kurus dan wajah yang pucat. Dan satu lagi, tempat tinggal yang juga sekaligus tempat foto wanita berambut panjang dengan senyum mengem­ praktiknya. Dibukanya map tebal berwarna biru bang dengan tubuh yang lebih berisi. dongker itu dan diperlihatkannya sebuah guntingan ‘’Dia ini Magdalena, sakit mioma uteri atau kanker ji­ koran Harian Batam Pos edisi Jumat, 11 Oktober lalu. nak di mulut rahim. Sewaktu saya datang dia hanya bisa Tampak foto seorang wanita paruh baya, berambut tidur-tiduran saja. Katanya darah keluar terus, ‘’ cerita putih, duduk di atas tempat tidurnya. Dalam berita itu, pria kelahiran Bengkalis 53 tahun lalu. dituliskan bahwa wanita bernama Sujinah ini menderita Kembali sinse Aleng menelpon seseorang. Suara sakit kanker payudara stadium 3. Sudah empat bulan wanita terdengar dari speaker handphonenya. ‘’Alham­ lamanya, ia mengalami sesak nafas karena pengaruh dulillah, badan saya sudah sehat. Gak tidur-tiduran lagi. kanker itu. Dalam berita itu, sinse Aleng datang mengan­ Gak sempoyongan seperti dulu lagi. Berat badan saya tarkan ramuan khusus untuk mengobati penyakit kanker juga naik jadi 12 kg sejak minum ramuan sinse,’’ kata payudara. Magdalena dengan suara riang. ‘’Saya ingin selalu bisa membantu orang lain. Karena itu saya selalu cari tahu dari koran. Biasanya yang diberi­ Khasiat Minyak Brajamusti takan adalah orang-orang yang tidak mampu. Sembilan tahun sudah sinse Aleng mengo­ Kalau orang mampu pasti sudah berobat bati penderita tumor, kanker juga penyakit sejak mulai sakit,’’ kata sinse Aleng. ringan lainnya. Menggelar pengobatan Setelah menunjukkan berita itu, gratis di beberapa tempat di Kota ...Banyak sekali sinse Aleng mengambil handphone Batam. Bahkan ia mau menyeberang yang akhirnya sembuh, Samsungnya. Dan ia menghubungi ke Tanjungbalai Karimun khusus setelah minum sebuah nomor. ‘’Apa kabar bu. Ba­ membantu bantu orang sakit yang ramuan tradional gaimana kondisinya. Oh, syukurlah. tidak mampu. Jadi sesaknya sudah tidak ada lagi ya ‘’Saya berangkat pagi pulang yang saya bu. Obatnya masih ada? Saya belum sore,’’ kata pria yang belajar sinse racik sendiri sempat antar obat lagi bu. Oh boleh.. pada A Cuan, pamannya di Bengkalis. boleh, ke sini saja ambil obatnya,’’ kata Sinse Aleng mengaku ingin selalu sinse Aleng menjawab obrolan itu. mendermakan diri, membantu menyem­ Setelah menutup telepon, wajah sinse Aleng buhkan berbagai penyakit warga Batam dan terlihat gembira. ‘’Banyak sekali yang akhirnya sembuh, sekitarnya. Bahkan sampai ke negeri tetangga, Malay­ setelah minum ramuan tradional yang saya racik sendiri sia dan Singapura pun baginya tak masalah. ‘’Hidup itu dari resep pengobatan tradisional Tiongkok ini. pilihan, Dan sekarang saya lebih memilih menjadi sinse Seperti Sujinah, walau baru minum ramuan itu satu saja. Menolong orang sakit tanpa dipungut biaya satu sen minggu, ia sudah merasakan perubahan. Pengobatan itu pun,’’ katanya. jodoh-jodohan. Maksudnya, kalau si penderita percaya Bagi pasien yang mengidap penyakit kencing manis, dan yakin, biasanya sembuh. Walau sudah stadium 4 pun asam urat, stroke ringan, wasir, kolestrol, jantung ko­ bisa sembuh. Asal jaga makanan juga ya,’’ tutur Sinse roner, darah tinggi dan sejenisnya, ia memberikan yang juga teman akrab suhu Acai ini. ramuan khusus dari Cina. Namun bagi pasien yang Sinse Aleng pun menunjukkan satu bundel kertas mengidap penyakit seperti keseleo, sakit gigi, batu pilek, berwarna hijau. Tertulis ramuan U Hua Chao, beserta sakit tenggorokan, sakit pinggang, linu-linu, rematik, khasiatnya, cara minum dan pantangan makanan yang kebas, oto kaku, sering pusing,digigit serangga hingga tidak boleh dikonsumsi seperti semua jenis daging, ikan masuk angin, cukup dioles dengan minyak Brajamusti. laut, ikan tawar, jeroan, seafood, telor, terasi, mentega, ‘’Minyak ini cukup ampuh, Cukup diolesi di tempat susu, coklat, santan, kacang tanah, tauge, emping, tape, yang sakit, terasa panas. Lalu ditepuk-tepuk, sakit lang­ petai, jengkol, nangka, alpokat, durian, salak, sirsak, sung hilang,’’ kata sinse Aleng. Minyak ‘sakti’ ini ramuan makanan pedas, minyak makan, alkohol, gorengan, sawi dari Jawa Tengah. Jika ada yang ingin membeli, ia jual putih, kangkung, semua minuman dalam kemasan, pe­ perbotol Rp 100 ribu. Di Singapura per botol 20 dolar warna, bumbu masak dalam kemasan. Singapura. Sinse Aleng kemudian membuka lagi lembaran plastik Saat ini, katanya, penyakit yang paling menakutkan yang membungkus kliping-kliping koran itu. Dan ditun­ adalah jantung. Ia pun menganjurkan agar tidak sering-

38, Minggu EDISI 38, Minggu IVEDISI oktober 2013 IV oktober 2013


72

sering makan seafood. ‘’Darah bisa kental, ini yang menyebabkan penyum­ batan pembuluh darah,’’ jelasnya. Sinse Aleng pun membuka rahasia kesegaran tubuh­ nya. ‘’Sinse juga manusia. Bisa mati. Namun kita bisa memperlambat kematian dengan menjaga kesehatan. Saya ini seperti kambing. Makan daun hijau. Maksud­ nya makan sayur aja. Saya juga rajin minum ramuan yang saya buat sendiri. Saya tanam sendiri tumbuhantumbuhan itu di belakang rumah. Sekaligus olahraga. Tanaman-tanaman itu ada yang dari Cina juga Jawa. Lalu saya racik sendiri. Resep turun menurun dari paman, A Cuan,’’ katanya. Ternyata menjadi sinse harus memiliki bakat. ‘’Dua adik saya gak sanggup. Katanya gak bisa seperti saya. Dulu paman yang liat saya punya bakat. Katanya saya rajin bantu buat obat,’’ cerita Sinse Aleng. Sebelum menjadi sinse, Aleng pernah menjadi suhu EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

kiprah

mengobati dengan cara gaib atau supranatural. Teman akrabnya adalah suhu Acai, paranormal kondang yang terkenal hingga Istana Presiden RI dan sederetan pejabat juga selebriti Indonesia. Setelah lama berkecimpung di dunia supranatural, ia kemudian memilih jalan hidup menjadi seorang sinse saja. Ia menciptakan U Hua Chao, ramuan utk mencegah tumbuhnya sel tumor dan kanker di dalam tubuh. Terdiri dari 17 macam ramuan herbal, yaitu daun dewa, keladi tikus, rumput mutiara, kayu angin juga daun Siao Fei Yang dari Tiongkok. Dan ia membuka praktik di Simpang Kara, Centre Park Batam, Perumahan Cemara Garden Blok O no 6 Batam Centre. Dari tiga anaknya, Jennyfer, 20, yang sedang kuliah semester 3 di Singapura, Jessika, 11, dan Jackson, 7, ia berharap salah satunya dapat menurunkan kepiawannya dalam mengobati penyakit. Kini ia masih dibantu Noriah, istrinya. ***


73

gadagadu gak ada angin gak ada ujan

N

adine Chandrawinata ternyata suka mengumpulkan sampah jenis apapun. Misalnya, ia rajin mengum­ pulkan tiket pesawat, tiket kapal, sampai tiket bus yang pernah ditumpanginya sengaja disimpan baikbaik untuk menandai perjalanannya. “Saya ini pengumpul sampah. Semua tiket pesawat, kapal, bus, saya kumpulin dan saya tempelkan ke buku journey saya,” ucap Nadine. Puteri Indonesia 2005 ini memang sering bepergian ke luar kota. Ia sering pergi-pulang Jakarta-Raja Ampat, untuk menyelam di kedalaman lautan. Menikmati keindahan terumbu karang beserta faunanya. Kadang kala, Nadine mampir ke Sulawesi dan ke ujung Sumatera, seperti di Pulau Weh, Aceh. Ia juga sering mencatatkan penemuannya selama menyelam. Misalnya, ia bertemu ikan dan terumbu karang yang beraneka ragam. “Saya juga selalu bawa buku tulis. Soalnya saya pelupa, saya tidak mau lost moment, harus ditulis saat itu juga,” lanjut bintang Bidadari-Bidadari Surga dan The Mirror Never Lies ini. Dari pengalaman melanglangbuana itu, Nadine melihat banyak potensi pariwisata Indonesia yang bisa diabadikan dalam video sekaligus diikutkan dalam Lomba Video Kreatif Rakyat. “Saya mengajak sebanyak-banyaknya warga masyarakat untuk mengangkat kebudayaan, pari­ wisatanya. Sebenarnya, menyenangkan ya, nggak susah lho, cukup shooting pakai handphone, lalu kirim ke website videokreatifrakyat. com,” jelas Nadine. “Batasnya sampai 20 Oktober 2013. Bebas kok nggak ada kategorinya. Yang penting original videonya. Video nantinya akan dipakai untuk mempromosikan Indonesia,” lanjut pacar pem­ balap Moreno Suprapto ini. Berandai-andai seba­ gai peserta, Nadine ingin mengeksplorasi bawah laut Aceh atau Papua. “Saya (akan) diving ya. Karena, ke mana pun kalau saya diving, saya selalu mem­ bawa kamera underwa­ ter dan mencari binatang laut (berwarna) merah dan putih sesuai warna bendera. Paling banyak sih ikan dan terumbu karangnya. Kita kan punya terumbu karang paling luas di dunia,” tutur Nadine. (jpnn)

Nadine

Chandrawinata

Pengumpul Sampah Tiket

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

foto : kapanlagi.com


74

gadagadu gak ada angin gak ada ujan

N

Nia

Ramadhani

Syuting, Ardie Banyak Syarat EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

ia Ramadhani sudah syuting sinetron lagi pasca vakum tiga tahun mengurusi keluarga. Namun comeback-nya si ‘Ratu Stripping’ ini tidak ber­ jalan mulus. Sang suami, Ardie Bakrie sepertinya memberikan banyak persyaratan meski terlihat mendukung. “Awalnya aku kira nggak dapat ijin, eh tahunya dapat. Asal­ kan waktunya harus disesuaikan dengan suami dan ternyata disanggupin PH (rumah produksi). Berarti Allah kasih jalan,” ucap Nia. Kasih ‘lampu hijau’ untuk Nia kembali syuting, nyatanya Ardie malas menonton sinetron Putri Nomor Satu yang dibin­ tangi Nia bersama Raffi Ahmad dan Rezky Aditya. “Ardie tetap nggak mau lihat saya akting, tapi sayanya in­ gin. Jadi suka saya pancing dengan buka YouTube. Saya me­ mang senang jika keahlian akting saya diperhatikan,” imbuh Nia. Tak hanya itu, Ardie juga enggan mengantarkan Nia ke lokasi syuting. Padahal waktu masih pacaran, Ardie termasuk rajin antar-jemput Nia yang dulu repot ngartis. “Dia nggak mau lagi antar ke lokasi syuting. Katanya kapok, nggak lagi-lagi. Karena pas pacaran dulu dia pernah anterin aku dan tempatnya jauh,” tutur ibu dari Mikhayla Zaliandra Bakrie ini. Dari beberapa alasan, nampaknya Ardie keberatan dengan adegan percintaan antara Nia, Raffi dan Rezky dalam Putri No­ mor Satu. Juga Ardie ingin sekali-sekali main film seperti Nia. “Dari lubuk hati yang paling dalam saya sangat kepen­ gen main. Tapi saya nggak pernah diajak, kalau diajak mau banget,” ceplos Ardie. Enggan disebut cemburuan, Ardie mengalihkan pembicar­ aan. “Asalkan dia tetap ada waktu untuk keluarga. Lagian udah ditentukan sampai jam tujuh malam, nggak masalah. Kita punya tim yang hebat, dengan sepenuh hati, untuk keluarga, karier dan sosial, nggak susah bagi waktu. Sinetron juga Senin sampai Jumat,” cetusnya. Dengan berkelakar pula, Ardie merasa ketampanannya tak tersaingi dengan Raffi atau Rezky. “Biarpun saya kerja di kantor, tapi banyak suporter yang bilang saya lebih ganteng. Kalau nggak (ganteng) pasti saya cemburu lah,” tukas putra Aburizal Bakrie ini sambil terse­ nyum. (jpnn)

foto : kapanlagi.com


75

gadagadu gak ada angin gak ada ujan

D

iva asal Australia ini harus menunda lagi mimpinya membangun rumah tangga. Pasalnya, jalinan as­ maranya dengan model tampan Andres Velencoso harus kandas di tahun keempat. Penyebab putus diketa­ hui karena Minogue tidak tahan pacaran jarak jauh alias LDR (long distance relationship). Minogue memang mobilitas­ nya tinggi. Dia melalangbuana untuk tur maupun promosi album. Sedangkan Velencoso, yang lebih muda 10 tahun dari Minogue lagi membangun karier sebagai model dan aktor. “Kylie dan Andres belum menghabiskan banyak waktu bersama, karena dia (Kylie) berada di studio di Los Angeles untuk album terbaru. Andres juga berusaha mengukir karier akting. Ketika Kylie setuju untuk menjadi juri The Voice Inggris, mereka sadar bahwa mereka tidak sanggup menjalin hubungan jarak jauh,” ungkap sumber. Juru bicara pelantun Can’t Get You Out of my Head itu pun membenarkan kabar putus. “Be­

nar, tidak salah. Ada beberapa alasan yang tidak bisa dibagi ke semua orang,” ungkap sang jubir. “Walaupun sudah berpisah, mer­ eka tetap bersahabat. Keputusan itu benar-benar dari pihak mereka berd­ ua, tidak ada keterlibatan pihak lain,” sambung jubir. Minogue dan Velencoso mulai mesra Oktober 2008. Momennya dekat saat Minogue pulih dari kanker. Sejak itu, Minogue per­ caya bahwa sang model adalah pria yang tepat. “Dia adalah orangnya. Terden­ gar seperti alarm, empat tahun. Aku pikir itu adalah sebuah se­ jarah. Aku cukup siap,” ungkap Minogue, baru-baru ini. Hal senada pernah diung­ kap Velencoso. Saat itu ia bilang, banyak model yang berhenti karena telah men­ emukan seseorang. Tak peduli seberapa lama dan sering ia menghabiskan waktu sendiri. “Pasti di lubuk hati yang terdalam, kita mencari seseorang,” ucapnya. Sebelum memacari Velencoso, Minogue sem­ pat kencan dengan Olivier Martinez dan sutradara Stephane Sednaoui. (jpnn)

Kylie

Minogue

Putus, Nggak Kuat LDR EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

foto : fanpop.com


76

Saudi Binladin Group

Kontraktor Utama Tanah Suci

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

history


77

Saat ini hampir dua juta umat Muslim dari berbagai belahan dunia sedang memenuhi dua tempat suci Islam di Makkah dan Madinah guna menunaikan ibadah haji. Kegiatan ritual keagamaan setiap tahunnya ini selalu menjadi perhatian pemerintahan Kerajaan Arab Saudi.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

history

S

ejak dipimpin oleh Keluarga Al Saud, pemerin足 tah Saudi selalu memperbaruhi dan melengkapi fasilitas haji termasuk tempat-tempat yang akan dikunjungi para jemaah calon haji. Kenyamanan jutaan umat selalu menjadi perhatian. Bahkan saat ini Masjidil Haram terus direnovasi untuk memperluas kapasitas umat saat pelaksanaan ibadah haji hingga bisa menampung dua juta sekaligus. Pemerintah Saudi pun telah menunjuk sebuah perusa足 haan kontraktor lokal untuk merenovasi hampir semua fasilitas tersebut. Adalah Saudi Binladin Group yang ditu足 juk melaksanakannya. Berikut kisah penunjukan Binla足 din seperti dikutip dari situs resminya.


78

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

history


79 79

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013 EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

history


80

history

1. Sejarah Binladin dimulai pada tahun 1931. Di tahun-tahun awal di bawah pemerintahan Raja Abdul Aziz Al Saud, Mohammed Awad Binladin mendirikan sebuah perusahaan kontraktor umum di dalam Kerajaan Arab Saudi. 2. Tahun 1950 Raja Abdul Aziz berencana merenovasi Masjid Na­ bawi di Madinah. Sang Raja lalu meminta Binladin untuk memenuhi keingannya tersebut. Proyek ini kemudian berlanjut ke Masjidil Haram di Makkah tahun 1955. Kedua proyek ini dikerjakan pertama ka­ linya sejak seribu tahun terakhir.Kedua proyek per­ tama di era Kerajaan Al Saud ini berlangsung sampai masa pemerintahan Raja Faisal. Upacara penyelesa­ ian Masjidil Haram Makkah setelah dua puluh tahun selama pemerintahan Raja Khalid.

Mohammed Awad Binladin 3. Tahun 1964 Mohammed Binladin ditugaskan bekerja di tempat suci umat Islam ketiga di Yerusalem. 4. Sebagai perusahaan berkembang memperluas infrastruktur, Mohammed Binladin memainkan peran integral dalam merintis dengan membangun jaringan jalan raya baru di seluruh negeri Arab. Peru­ sahaan konstruksi diperluas di bawah jumlah divisi operasi di Kerajaan Saudi Saudi dan maupun inter­ nasional. Tahun 1967 terbentuklah Saudi Binladin Group (SBG) yang menggabungkan berbagai divisi menjadi corporation. 5. Salah satu divisi yang memainkan peran utama adalah sektor bangunan umum dan bandara. Sejak

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


81

tahun 1981 divisi ini sangat kompetitif dan banyak mengerjakan berbagai proyek jalan, jembatan, ban足 dara, rumah sakit, universitas, perumahan mewah, bangunan komersial dan menara, dan banyak lagi. 6. Proyek SBG hampir merata di Arab Saudi mulai dari Jembatan Jamarat di Mina, Masjidil Haram dan Nabawi, hingga bandara King Abdul Aziz. Salah satu bangunan yang cukup fenonemal adalah King Abdul Aziz Endowment Proyek (Abraj Al Bait). Proyek ini

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

history

terdiri dari plaza 22 lantai atasnya dengan ditun足 jang tujuh menara dengan luas lantai lebih dari 1.400.000 meter persegi. 7. Saat ini SBG dipimpin Bakr Mohammed Binladin selaku Chariman dengan kekayaan perusahaan mencapai 533 juta dolar Amerika tahun 2012 lalu. SBG memiliki tenaga kerja 55.715 orang yang meli足 puti insinyur, arsitek, staf teknis dan administrasi, terampil, semi terampil dan tidak terampil. Selain di Arab Saudi, proyek SBG juga tersebar di Mesir, Syria, Uni Emirat Arab, Yaman, dan Malaysia. (amx)


82

tingkap

Desa Terapung di China

Ribuan Kaum Gipsy Laut yang Menolak Modernisasi Orang Tanka, begitu panggilan untuk manusia perahu atau gipsy laut yang me足 netap di kapal sejak dinasti Tang. Mereka menolak untuk kembali tinggal di daratan untuk menghindari kekacauan perang yang banyak terjadi di daratan. Kumpulan orang Tanka ini disinyalir mencapai 7000 jiwa yang kemudian mem足 buat desa terapung di kota Ningde di provinsi Fujian tenggara China.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


83

D

esa ini memiliki garis pantai terpanjang di Fujian dan terbesar di China. Rumah-rumah mereka terapung dan bejejer dengan rapi. Konon, perahu yang dijadikan rumah tersebut telah ditempati oleh beberapa generasi. Sebenarnya, kebiasaan hidup seperti ini telah dilaku­ kan sejak masa pemerintahan Dinasti Tang 700 SM. Saat itu, para nelayan di Fujian timur memilih menetap di kapal mereka untuk menghindari kekacauan yang disebabkan oleh perang. Para nelayan ini disebut ‘gipsy laut’, yang sangat jarang melangkah ke daratan, dan sebaliknya menggantungkan kehidupan mereka pada

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

gelombang laut. Sebelum berdirinya Republik Rakyat Cina (RRC), ‘gipsy laut’ tidak diizinkan untuk pergi ke darat atau menikah dengan orang yang tinggal di sepanjang pantai. Mu­ lai dari acara pernikahan hingga upacara pemakaman, semua diadakan di atas perahu. Dalam beberapa tahun terakhir, dengan bantuan pemerintah setempat, para nelayan sudah mulai membangun rumah di sepanjang garis pantai. Namun, banyak dari mereka yang lebih memilih untuk tetap tinggal di laut, yakni di rumah tera­ pung mereka untuk menjaga tradisi. *** Diambil dari Mail Online


84

tips101

Begini Cara Tarik perhatian Perempuan

B

anyak laki-laki tak pernah diajari bagaimana berbicara pada kaum wanita. Karena itu pula banyak pria melalui hidup tanpa kemampuan menarik wanita. Berikut ini adalah tips yang bisa dicoba;

1

Anda semestinya berbicara tentang topik yang menggugah emosi seperti kenangan masa kecil, ambisi untuk masa depan, atau hasrat si dia. Percakapan mengenai ini akan membuka pintu emosi wanita.

2

Para wanita ingin laki-laki yang tak takut me­ mulai. Saa t berbicara dengan wanita, cobalah kendalikan percakapan. Jangan menunggu si wanita mendikte tema yang akan diperbincangkan.

3

Perhatikan isyarat non verbal wanita pada anda. Jika anda berdiri terlalu dekat dengan­ nya dan tak sengaja ludah anda mengenainya atau membuatnya tak nyaman, pasti si dia akan memberi isyarat. Perhatikanlah isyarat itu.

4

Ingatlah motto “menyenangkan bukan berarti lucu”. Para perempuan tertarik pada pria yang memungkinkan mereka bersenang-senang. Jadi jangan terlalu berkonsentrasi pada joke-joke lucu. Berkonsentrasilah pada cara menunjukkan kegembiraan dan kesenangan.

5 EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

Godalah wantia. Yang termudah adalah den­ gan percakapan yang lucu dan levelnya sudah mengarah pada hal-hal genit.


85

tips101

6

Intimlah dengan si dia. Para wanita terpicu oleh laki-laki yang tak takut melakukan per­ cakapan personal dalam level intim.

7

Para wanita suka mendengar pendapat ten­ tang mereka. Katakan padanya apa yang anda amati tentang si dia.

8

Tapi juga harus diingat, hindari memuji si dia terlalu berlebihan. Para perempuan justru tak berhasrat dengan pria yang datang sebagai orang yang terkesan membutuhkan.

9

Jika anda ingin tahu bagaimana berbicara pada perempuan tapi tidak membuat mer­ eka bosan, hindari terlalu banyak pertanyaan. Lebih baik sampaikan pendapat anda tentang mereka.

10

Ingatlah pentingnya pernyataan atas pertan­ yaan untuk membuat si dia terkesan. Daripada mengatakan; “Di mana anda tumbuh?”, lebih baik katakan; “Anda tidak terlihat seperti tumbuh di sekitar sini.” Ini akan memungkinkan pengamatan atas si dia sekaligus mengekspresikan kepribadian anda.

11

Jangan sembunyikan identitas anda. Jadi jangan takut berbicara apapun yang anda sukai.

12

Jangan memuji si dia dari matanya, penampilan atau tubuhnya.

13

Katakan sesuatu yang membuat si dia tahu bahwa anda melihatnya dari sudut pandang seksual. Jika tidak, anda telah mengambil risiko dengan melewatkan “zona pertemanan”.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

14

Gunakan tebak-tebakan dalam percakapan anda. Ini untuk menjaga mood dan kegenitan selama anda dekat dengan si dia.

15

Tangan anda jangan terlalu cepat “berkeli­ aran” saat bersama si dia. Perempuan suka menganggap pria sebagai sebuah tanyangan. Tapi jika anda ingin menjaga interes si dia, teruslah men­ gulur dengan tidak mudah ditaklukkan. Jika anda terlalu mudah ditaklukkan, maka si dia akan kehilangan interes. Jadi intinya, berbicara dengan perempuan bukan hal sulit. Anda cukup memahami apa yang bisa membuat mereka berhasrat dan apa yang membuat mereka kehil­ angan minat. (ara/jpnn)


86

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013

j’naka


87

d facebook: majalahbatampos.co.i

twitter: @majalahBP

s.co.id email: majalah@batampo

Diterbitkan Oleh: PT Sijori Interbintana Pers www.majalah.batampos.co.id Pemimpin umum / gm: Hasan Aspahani Pemimpin Redaksi: Putut Ariyotejo WAKIL Pemimpin Redaksi: Ismed Syafriadi Redaktur Pelaksana: Yunus Suchari Asisten Redaktur Pelaksana: Agnes Damayanti. Redaktur/Editor: Ahmadi, Hasanul Safri, Yermia Riezki, Feni Ambaratih, Arrazy Aditya (Fotografer), Mahfud Ashari (Desain) Anthox 足足足(Desain) Redaktur senior : Ade Adran Syahlan Lisya Anggraini sekretaris redaksi : Ummy Kalsum Chairman Rida K Liamsi CEO Makmur Direktur Utama Marganas Nainggolan Wakil Dirut Socrates Pemimpin Perusahaan Usep Rahmat Saifullah manager iklan Dewi Febsuri Alamat Redaksi, Pemasaran, Iklan dan EO: Gedung Graha Pena Batam, Lantai 2, telepon :(0778) 460000 (hunting), Fax (0778) 462162 dan (0778) 465111 Batam Center, Batam. Perwakilan Pekanbaru: Jalan Raya Pekanbaru-Bangkinang KM 10,5 Telpon (0761) 64634 Fax (0761) 64638. Perwakilan Jakarta: Gedung Indopos Lt. 6 Jl. Kebayoran 12 Jakarta Selatan, Telp. 021 - 53699560, 021-5333046. Perwakilan Tanjungpinang: Jalan Pramuka 3. Telepon (0771) 27714, 27715. Perwakilan Tanjungbalai Karimun: Jalan A Yani, Sungai Lakam, Telpon (0777) 323686, Fax (0777) 323685. Rekening PT. Sijori Interbintana Pers, NISP;090.010.011377, BPD Riau Cabang Batam Ac.00701.13.0044560.

EDISI 38, Minggu IV oktober 2013


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.