28 - Edisi Khusus Ulang Tahun Batam Pos

Page 1

1

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

http://majalah.batampos.co.id

Muhammad Sani | Soerya Respationo | Ahmad Dahlan | Hardi Selamat Hood | Abidin Hasibuan | Maswardi M Amin | Priyono Eko Sanyoto | Nyat Kadir | Hengky Suryawan | Mike Wiluan | Aswandi Syahri | Deden Suryana | Denni Delyandri | Andri Kurnianto | R. Wisnu Wardhana

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013


2

Hasan Aspahani, General Manager Batam Pos

Agar Batam Tidak Bangkrut seperti Detroit

D

etroit bangkrut. Ini nama sebuah kota. Bukan nama perusahaan. Ya, sebuah kota bisa juga ditimpa kebangkrutan. Ini berita terkini, bukan contoh kasus dalam buku-buku lama. Pemerintah kota di negara bagian Michigan, Amerika Serikat ini, saat ini, tengah terlilit utang sampai Rp180 triliun. Kota ini pun mendadak jadi mati suri. Sejak 2008, penduduk Detroit menyusut hingga tersisa 700 ribu orang –17 persen di antaranya menganggur. Itu berarti sudah seperempat dari penduduknya pindah ke kota lain, menyisakan 60 ribu rumah yang tak lagi berpenghuni. 78 ribu bangunan toko dan perkantoran kosong-melompong, terbengkalai! Di mana-mana sampah menggunung tak terangkut. Pemerintah kota itu tak mampu membayar pegawai dan kontraktor pengangkut sampah. Kalau malam tiba, separo wilayah kota gelap gulita, karena listrik tagihan tak terbayar. Taman-taman kota juga ditutup, demi penghematan anggaran. Jalan yang rusak terbiarkan. Entah kenapa, ketika membaca berita itu di Majalah Tempo Edisi 29, 4 Agustus 2014, saya terbayang hal yang sama parahnya bakal terjadi di Batam. Atau paling tidak,

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

hal yang sama sangat mungkin terjadi di Batam. Saya menilai, Detroit dan Batam adalah kota dengan karakter yang sama. Keduanya mengandalkan industri. Ada tiga perusahaan otomotif besar bermarkas di sana: General Motors, Ford, dan Chrysler. Ketika ketiganya dihantam krisis pada tahun 2008, basis ekonomi yang melandasi kehidupan kota itu goyah. Separo dan kegiatan manufaktur dipindahkan ke kota lain, dan kontrak ratusan ribu pekerja diputus! Industri yang berbasis di Batam sesungguhnya amat rapuh, artinya, kapan saja, tak menunggu krisis yang parah, pabrik-pabrik perakitan bisa dipindahkan. Banyak kawasan industri lain, di dalam dan luar negeri menawarkan kenyamanan lebih untuk membangun pabrik. Perusahaan tutup, meninggalkan pekerja yang tak dibayar pesangon, pekerja galangan kapal yang mengamuk, izin properti yang semrawut, tak ada kepastian secara hukum, hanyalah beberapa kasus aktual dari serangkaian kejadian yang sudah pernah terjadi yang menunjukkan kerapuhan pondasi kota ini sebagai kota industri. Yang mempercepat keruntuhan Detroit adalah birokrasi yang korup. Mantan wali kota sebelumnya, yang sempat tujuh tahun berkuasa, Kwame Kilpatrick Maret lalu divonis 20 tahun penjara setelah di persidangan terbukti bersalah atas 20 tuduhan korupsi. Politikus dari Partai Demokrat, partainya Presiden Obama ini antara lain menerima suap dari kontraktor kota Bobby Ferguson agar tetap mendapat jatah proyek pemerintah!


3 Di Negara bagian Michigan, Detroit adalah kota pentdua dekade lalu. Belanja murah? Tidak. Mudah mencari ing, sebab separo dari produk domestik brutonya diskerja? Juga tidak. Kota modern yang terkelola baik? Ah, etorkan dari kota tersebut. Itu sebabnya Gubernur Michipada beberapa bagian kota ini sangat tertinggal! Jika gan Rick Snyder pun kini turun gunung. Wali Kota Dabe tak ada keinginan untuk mengembalikan pamor kota ini Bing harus rela sementara, Detroit diurus oleh seperti pernah dirasakan pada kondisi puncaknya, seorang manajer darurat Kevyn Orr, yang diatau bahkan melampaui itu, maka bukan tunjuk oleh Gubernur. ''Inilah kesalahan tidak mungkin yang terjadi di Detroit akan kota yang hanya mengandalkan satu menimpa kota ini. Dan tentu kita tidak Gagasan-gagasan merindustri,'' kata Orr. Maka, kini kota menghendaki itu. eka mungkin terlalu paryang pernah masyhur namanya Entah kenapa, tahun ini kami mersial, untuk itulah kami sejak tahun 1950 itu memudar. ayakan 15 tahun Batam Pos dengan mengambil 15 nama agar ide-ide mereka saling Birokrasi di Kota Batam tentu kecemasan seperti itu. Mungkin karmengutuhkan, melengtak kedap korupsi. Kontraktor yang ena Batam Pos, yang tahun ini mekapkan, dan dengan demenyuap, atau yang memenangmasuki usia 15 tahun sejak pertama mikian lebih besar daya kan tender proyek tapi kemudian kali terbit 10 Agustus 1998 lalu, tahu gugah ide-idenya. mengerjakan proyeknya asal-asalan, persis bagaimana kota ini menumbuhbukanlah cerita asing di kota ini. Pekan harapan bagi banyak pendatang. Sejak gawai negeri yang dikirim ke penjara juga beberapa tahun sebelumnya sudah hadir sebaada. Maka, jika kecenderungan itu tak terkendali, gai perwakilan Riau Pos, surat kabar ini adalah saksi bahkan semakin parah, tentu apa yang terjadi di Detroit yang tiap hari mencatat dinamika kota ini. sangat mungkin terjadi di sini. Tahun ini, menandai usia 15 tahun itu, kami memilih Sudah saatnya, Batam memikirkan lagi, arah pengemsejumlah nama dan meminta bicara tentang kemana bangan kota ini hendak dibawa ke mana. kemungkinan terbaik membawa Batam. Kami meminta Keunggulan posisi strategis jangan hanya jadi kemberbagi ide, kegelisahan, harapan, dan visi mereka tenbang-kembang dalam pidato pejabat. Harus ada usaha tang masa depan Batam. Nama-nama yang kami pilih, sangat serius untuk membangun basis ekonomi lain tentu kami anggap sudah mewakili berbagai lapisan dan yang mungkin lebih banyak memberi kesempatan sebekalangan. Gagasan-gagasan mereka mungkin terlalu parsar-besarnya kepada entrepreneur baru dan pengembansial, untuk itulah kami mengambil 15 nama agar ide-ide gan industri kreatif. mereka saling mengutuhkan, melengkapkan, dan denBuruh murah jangan lagi jadi bumbu pemikat agar ingan demikian lebih besar daya gugah ide-idenya. vestor masuk ke Batam, kalau kemudian justru itu yang Nasib kota ini tentu bisa menjadi bahan diskusi yang jadi penyebab konflik perburuhan. Batam harus tetap panjang, dan tak berhenti di lembar-lembar khusus yang menjadi kota yang menginkubasi mimpi-mimpi besar kami sajikan dalam edisi ulang tahun ini, pada hari ini. orang-orang yang berani. Kota ini harus menjadi lokoIni bisa menjadi serangkaian pembicaraan yang serius motif yang tak kehilangan daya tariknya. Batam harus di forum-forum yang lebih besar. Kami sudah melempar bisa terus-menerus memperkuat diri. ide, tentu banyak pihak lain yang berhak dan mampu Kota ini harus menjadi kota yang melahirkan untuk membicarakan hal ini. Kami sebagai media yang pemimpin yang bisa bicara di tingkat nasional. Jika Solo tumbuh dan besar di kota ini akan mencatat dinamika bisa melahirkan seorang Joko Widodo yang kini terbukti ide-ide hebat dari siapa saja untuk kota hebat ini. mampu memimpin Jakarta, kenapa Batam tidak? Batam harus menjadi contoh bagaimana sebuah kota bisa meSenyampang itu, kami juga mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal 1434 Hijriah, mohon maaf nyelesaikan masalah-masalahnya dengan cerdas. lahir dan batin. Harus diakui pamor Batam sekarang tak semencorong

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013


4

Muhammad Sani, Gubernur Kepulauan Riau

Mari Duduk Bersama,

Jaga Investasi

Sebagai kepala daerah, dalam hal ini gubernur, tentu saja saya memiliki visi besar untuk membangun daerah yang saya cintai ini. Tanah tumpah darah, tentu saja. Visi sudah lama tertanam di benak saya, bahkan jauh sebelum saya menjadi gubernur.

U

ntuk memajukan daerah, tentu harus memajukan ekonominya. Ekonomi yang tumbuh, inilah yang menjadi visi besar saya dan alhamdulillah sudah terealisasi. Menutupi tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Kepri mencapai angka 8,21. Sebenarnya angka ini sudah melebihi target RPJMD (rencana pembangunan jangka menengah daerah). Kita menargetkan pertumbuhan pada angka delapan persen. Namun, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat kunjungannya ke Tanjungpinang, meminta pertum-

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

buhan ekonomi Kepri mencapai angka 10 persen. Pesan ini menjadi cambuk bagi saya agar berusaha keras untuk mencapainya. Alhamdulillah pada triwulan pertama tahun 2013, menurut BPS, pertumbuhan ekonomi Kepri mencapai angka 8,31 persen. Salah satu instrumen yang harus dijaga dalam memajukan ekonomi adalah masalah konektivitas, yakni kelancaran hubungan ke seluruh daerah di Kepri. Untuk kelancaran hubungan untuk Natuna-Anambas dan Lingga adalah dengan penambahan kapal. Ini juga didor-


5 ong oleh pihak swasta. Selain itu, kapal roll on roll off (roro) juga sudah menghubungkan daerah-daerah utama di Kepri. Karena dengan konektivitas ini, pelayanan kepada masyarakat semakin baik dan semoga investasi masuk ke seluruh daerah Kepri. Dengan terhubungnya tiap daerah, arus uang, orang dan barang akan bergerak, yang tentunya memberi pengaruh baik bagi perkembangan ekonomi daerah tersebut. Kita juga telah membangun Bandara di Letung Anambas dan bandara enclave sipil di Ranai Natuna. Serta Bandara Raja Haji Fisabilillah di Tanjungpinang yang terus ditingkatkan. Pembangunan bandar udara ini, merupakan bagian dari membangun keterhubungan itu. Dengan demikian, diharapkan sejumlah investasi akan segera masuk daerah-daerah tersebut. Selain itu, ini juga untuk mendukung pariwisata di kawasan Natuna dan Anambas. Objek-objek wisata di daerah ini sangat indah. Kita tahu Pulau Bawah disebut sebagai pulau terbaik di Asia Pasifik. Setelah masalah konektivitas terpecahkan, maka dengan sendirinya ekonomi akan tumbuh. Artinya, masalah kemiskinan akan berangsur berkurang. Masalah kemiskinan ini memang sudah menjadi fokus Pemprov Kepri untuk dientaskan. Kita sangat-sangat serius dalam hal ini. Maka itulah, kita punya program Pengentasan Kemiskinan yang terdiri dari tiga program utama. Pertama, Program Pemenuhan Hak-Hak Dasar Penduduk Miskin, kedua, Program Rumah Layak Huni dan ketiga, Program Pembinaan Unit Usaha Penduduk Miskin. Angka kemiskinan kita sudah pada angka 12 persen. Sudah enam persen turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 18 persen. Demikian juga dengan angka PDRB di Kepri pada tahun 2011 hanya berada dalam posisi Rp2,2 juta. Namun sekarang sudah meningkat hingga Rp3 juta. Mungkin Batam melebihi angka Rp3 juta. Demikian juga angka pengangguran. Tahun 2011 angka pengangguran di Kepri berjumlah 7,8 persen, namun sekarang sudah berkurang menjadi sekitar 5,3 persen. Di Bidang Pendidikan, anak-anak kita sudah mengecap wajib belajar 12 tahun. Jadi anak-anak di Kepri minimal sekolah hingga pendidikan tingkat SLTA. Ini masih belum final, karena selanjutnya kita masih mendukung siswa-siswa berprestasi dengan memberikan mereka beragam beasiswa yang insyaallah dari sana akan muncul generasi-generasi cerdas. Karena saya yakin, bila ilmu pengetahuan telah digenggam, maka kemakmuran akan ikut menyertai.

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

Namun di balik keberhasilan ini, saya sadar masih ada hal-hal yang belum terealisasi, mski ada peningkatan menuju ke sana. Misalnya masalah listrik. Untuk Pulau Bintan, kita menunggu konektiviti dari Tangjungkasam. Kalau ini sudah tersambung, Insyaallah, khusus Bintan tidak ada masalah. Listrik ini memang masalah utama. Kita juga memikirkan listrik untuk pulau-pulau lain di Kepri supaya lebih baik dan semakin baik. Karena pembangunan tidak pernah berhenti, kebutuhan akan listrik pun akan terus meningkat. Apalagi ketika investasi terus masuk, keperluan listrik pun tidak sedikit. Selain listrik, adalah masalah air. Untuk Pulau Bintan, jika waduk Gesek sudah berfungsi akhir tahun ini, Insya Allah semakin teratasi. Masalah air pun bukan hanya Tanjungpinang dan sekitarnya. Tapi sejumlah pulau di Kepri juga demikian. Kita terus mencari formula dan membangun agar ketersediaan air ini bisa terpenuhi. Selain tugas-tugas saya sebagai gubernur, di tahun 2013 ini saya mendapat amanah besar dari Presiden SBY untuk memangku jabatan Ketua Dewan Kawasan. Tugas saya adalah bagaimana memajukan kawasan ekonomi khusus di Batam, Bintan dan Karimun. Untuk itu saya berharap, regulasi yang kita gulirkan dapat mendorong investasi masuk ke Kepri. Pelayanan, keamanan, suasana kondusif, buruh, sangat diperlukan untuk mendatangkan investasi dan mempertahankan investasi yang sudah ada. Hal yang paling krusial selama ini dalam menarik investasi adalah masalah keamanan, ketertiban. Hambatan lain adalah masalah lahan. Dengan keterbatasan lahan, perlu ada pengembangan. Karena itulah kita susun rencana tata ruang dan rencana tata wilayah (RTRW). Dengan RTRW yang lebih baik, peruntukan lahan yang jelas untuk investasi, sehingga investasi tersebut akan terlaksana. Masalah lain adalah tentang buruh. Pemicu utamanya adalah upah. Untuk itu, saya harap antara pemerintah, buruh dan pengusaha bisa duduk dengan benar dalam merumuskan upah ini, sehingga tidak menimbulkan friksi-friksi yang menganggu investasi. Kepri memang perlu suasana kondusif untuk investasi. Untuk itu saya berharap kebersamaan dari masyarakat, untuk menarik dan mendukung investasi itu. Sehingga, para investor tersebut dapat melihat kesungguhan kita untuk menghasilkan regulasi yang pro investasi. Sekali lagi saya mengajak, mari kita sama-sama menjaga Kepri. Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yang menganggu investasi. ***


6

b Gu l i k Wa

o, on i t a u esp Ria R n a a au ery So epul rK u n er

Bersinergilah!

NOW

Or NEVER

EDISI 28, 28, Minggu Minggu III iIi Agustus agustus 2013 2013 EDISI

Belum lama ini saya ditaya oleh wartawan, tentang apa visi saya yang belum terealisasi dan apa yang sudah. Saya terdiam sejenak. Bagi saya pertanyaan ini tak boleh dijawab asal-asalan. kemudian saya sampaikan, sebelum saya menjawab pertanyaan tersebut, saya akan menjelaskan dulu pengertian �visi� itu sendiri yang menurut saya mudah diucapkan namun rumit untuk dirumuskan bahkan terkadang sering terbalik, pengertian visi menjadi misi, atau sebaliknya.


7

V

isi adalah gambaran masa depan, akan seperti apa kita atau organisasi kita di masa datang. Pengertian lain, visi merupakan sebuah impian yang akan dicapai, di masa yang akan datang. Sedangkan misi adalah ”action” dari visi. Misi adalah langkah-langkah apa yang akan dilakukan demi mencapai visi. Visi adalah tujuan. Kalau visi belum tercapai, maka misinya yang harus diubah. Jangan malah diganti visinya, yang pada akhirnya tujuannya menjadi tidak jelas karena berubah-ubah. Maka dalam hidup manusia misalnya harus punya visi, dari mana asal kita dan hendak kemana tujuan akhir kehidupan, bahkan tujuan akhir setelah kehidupan itu berakhir yang dalam ajaran kebijaksanaan dikenal dengan istilah sangkan paraning dumadi. Sangkan paran adalah pengetahuan tentang dari mana kita berasal dan kemana tujuannya. Atau lebih mudahnya adalah ilmu tentang jalan pulang, karena kehidupan manusia tidak kekal, kita makhluk yang pasti akan kembali kepada Allah. Yang dalam ajaran Islam pencarian jalan tersebut sangat dianjurkan khususnya dalam surat Al-maidah (5:35) ‘’Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah Kepada Allah dan carilah (wasilah) jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan.’’ Setelah kita memiliki visi dalam hidup, maka ketika

iIi Agustus agustus 2013 EDISI 28, Minggu III

kita memimpin sebuah organisasi dalam hal ini Pemerintahan Daerah tentu secara otomatis akan punya visi, namun dirumuskan bersama-sama Gubernur dan Wakil Gubernur beserta jajaran, yang juga dibahas dengan DPRD Provinsi Kepulauan Riau. Di dalamnya, tentu saja semangat untuk membela kepentingan wong cilik, menopang masyarakat yang tidak berdaya menjadi garis besar visi Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau. Ini dibuktikan dengan sehari setelah pelantikan kita langsung melangkah pada misi penanggulangan kemiskinan dengan menandatangani MoU yang melibatkan semua Walikota/Bupati dan DPRD se-Provinsi Kepulauan Riau. Misi berikutnya tentu saja selain keberpihakan kepada masyarakat, khususnya masyarakat kecil kita juga terus melakukan penyadaran pentingnya reformasi birokrasi yang sebenarnya grand design-nya sudah ada dengan lahirnya Perpres No.81 Tahun 2010, tujuannya mempercepat tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik, meningkatnya kualitas pelayanan publik, meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi. Serta menjadikan aparatur pemerintahan daerah kita memiliki sensitivitas terhadap berbagai persoalan sehingga mereka dapat bekerja keras, mengambil langkahlangkah taktis dan strategis karena tidak ada jaminan bahwa kebijakan dan program yang sedang berjalan dapat terealisasi sesuai rencana, saat ini pemerintahan


8 daerah dituntut untuk menjadi dinamis, tidak statis. Namun kita harus akui, bahwa merealisasikan visi dan misi tersebut bukannya mudah. Apalagi khusus Batam, masih memiliki masalah ”bebuyutan” yakni ‘’perseteruan” Pemko Batam dan Otorita Batam (kini Badan Pengusahaan Batam). Ini problem akut tetapi juga problem laten; tersembunyi; terpendam; tidak kelihatan (tetapi mempunyai potensi untuk muncul) ibarat api dalam sekam. Secara pribadi saya menghendaki adanya sinergitas antara Pemerintah Kota Batam dan Badan Pengusahaan Batam dan hal itu bukan hanya kata-kata saja tetapi juga sudah saya lakukan ketika saya menjadi Ketua DPRD Kota Batam bersama dengan seluruh anggota DPRD Batam periode 2004-2009, sayangnya semangat itu tidak maksimal diteruskan oleh kepemimpinan DPRD berikutnya. Secara pribadi saya sangat mencintai Batam, bayangkan dari sebelum menjadi anggota DPRD periode pertama saya sudah membela kepentingan Batam dengan menjadi Ketua Tim Penolakan PPN dan PPnBM, Ketua Tim Persiapan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, begitu masuk DPRD menjadi Ketua Pansus Kawasan Perdagangan Bebas, bahkan telaah dan disertasi doctoral saya mengenai masalah ini. Sehingga saya bisa menangkap, kalau dikotomi ini masih berlanjut, kasihan masyarakat Batam sepenuhnya terbelenggu dengan ketidakpastian. Harus tegas dong kita maunya apa, jangan apa-apa mau. Maka, salah satu solusinya adalah bersinergi. Bersinergi yang saya maksudkan adalah, membangun kebersamaan yang tidak semu, bukan hanya di mulut tetapi membangun kebersamaan lahir dan batin, tidak mengedepankan ego sektoral masing-masing instansi. Sebab jika ego sektoral muncul maka masing-masing pihak akan merasa benar karena keduanya memiliki landasan hukum yang kuat yang jika berlanjut, semisal diuji sahih; maka yang kalah akan jadi abu dan yang menang akan menjadi arang dan yang dirugikan sejatinya masyarakat Batam. Konsep sinergitas yang saya maksudkan adalah, membangun kebersamaan ibarat satu kapal dua mesin, bukan satu kapal dua nakhoda yang satu ke selatan yang satu ke utara akhirnya kapal pecah di tengah, penumpangnya yang jadi korban. Saya sangat paham kedua instansi ini menyadari dan mengetahui kondisi laten ini, tetapi ibarat pepatah; kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu. Konsep sinergitas juga berarti mengakomodir suatu jalan tengah solusi yang win-win, tak ada yang perlu dikalahkan, karena semangat BP Batam yang dulu OtoiIi Agustus agustus 2013 EDISI 28, Minggu III

rita Batam adalah menjadikan Batam sebagai wilayah yang modern dan maju tetapi ujungnya melibatkan pihak asing dengan investasi-investasinya, sementara Pemerintah Kota Batam bekerja secara konvensional yang orientasinya terikat dengan konsep-konsep pemerintahan daerah yang jelas terlalu lambat merespon dinamika pasar dunia. Idealnya sinergitas itu adalah jalan tengah yang menjadikan Batam modern, merespon dinamika dunia dengan baik dan mampu berdiri di atas kaki sendiri. Demikian juga dengan instrumen ekonomi yang dibangun melalui FTZ Batam, ia harus diibaratkan jalan tol yang tidak boleh mengganggu jalan-jalan lain di sekelilingnya yang sudah ada dan harus bersinergi. Intinya konsep sinergitas ini bermuara pada kesejahteraan masyarakat Batam. Kita juga tidak boleh melupakan bahwa sampai hari ini kemajuan ekonomi Batam, pembangunan infrastuktur Batam serta image Batam sebagai tujuan investasi telah berhasil dibangun oleh BP Batam yang dulu bernama Otorita Batam. Sehingga saya kira langkah untuk mensinergikan secara lahir dan batin itu wajib ditempuh oleh Pemerintah Kota Batam maupun BP Batam. Persoalan ini jelas problem laten yang menguras energi masyarakat, melelahkan sekaligus problem yang membosankan yang harus segera diakhiri. Now or never, dan kata kuncinya menurut saya adalah satunya kata dan perbuatan, jangan plin plan. Visi dan misi saya selanjutnya adalah mengelola keberagaman menjadi sebuah kekuatan. Kita tahu, bahwa di Kepri ini, khususnya Batam ditinggali penduduk berbilang kaum. Sebelum saya urai, saya akan menyampaikan sebuah ayat dalam kitab suci Alquran yang bagi saya sangat menarik. Dalam surat Yunus ayat 19 misalnya menegaskan: ‘’Manusia dahulunya hanyalah satu umat, kemudian mereka berselisih. Kalau tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dari Tuhanmu dahulu, pastilah telah diberi keputusan di antara mereka tentang apa yang mereka perselisihkan itu.’’ Baiklah, kita terima pemahaman bahwa hari ini kita berbeda-beda, kita majemuk, plural beragam suku, budaya dan agama yang hidup di dalam wilayah Provinsi Kepulauan Riau khususnya di Batam. Lalu apakah ini sebuah kelemahan atau kelebihan? Saya kira bisa menjadi kelemahan bisa juga menjadi kelebihan. Tergantung kitanya memandang kemajemukan itu mau diapakan? Kalau mau didikotomikan, dipisah-pisahkan, dicari perbedaan-perbedaannya maka kemajemukan akan menjadi bencana dan prahara. Kasus perang antar-suku yang pernah terjadi di


9 Batam tahun 1999, misalnya bisa menjadi contoh betapa kemajemukan itu rawan konflik kalau yang dimunculkan perbedaan-perbedaannya. Tetapi sebaliknya, jika kemajemukan itu kita carikan kesamaannya, kita carikan kebersamaannya, maka hal itu akan menjadi kekuatan. Masyarakat Kepri khususnya Batam akan dapat dengan cepat berkembang menjadi masyarakat yang maju, egaliter, masyarakat yang metropolis. Saya kira hasil sebuah pemikiran beberapa orang yang dimusyawarahkan jauh lebih baik hasilnya dari hanya pemikiran satu orang, sehingga jujur saya sebenarnya sangat terbuka, memandang setiap orang memiliki

iIi Agustus agustus 2013 EDISI 28, Minggu III

kelebihan yang belum tentu orang lain miliki, kita positive thinking bahkan positive feeling, jangan memandang orang dari sisi kelemahannya, pandanglah dari sisi kelebihan yang dimiliki, melalui pandangan seperti ini, Insya Allah kita akan saling mengisi, akan memunculkan masyarakat yang saling asah, asih dan asuh. Harus diakui, para founding fathers kita sanggup mengelola keberagaman itu dengan melahirkan empat pilar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Bhinneka Tunggal Ika. Bahkan semboyan Bhinneka Tunggal Ika itu sangat tepat menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam budaya, bahasa daerah, ras, suku bangsa, agama dan kepercayaan. Mengelola keberagaman menjadi suatu kekuatan memerlukan bukan hanya kesadaran tetapi juga kesabaran, kita harus segera sadar bahwa keberagaman kita adalah kenyataan yang harus kita terima sehingga untuk menyatukannya diperlukan satu NKRI yang berfalsafah Pancasila, dengan UUD 1945 sebagai koridor hukum ke dalam dan keluar. Dan kesabaran bahwa untuk mencapai tujuan nasional kita memerlukan waktu yang tidak sebentar, dibutuhkan perjuangan yang terus menerus dan tidak kenal lelah untuk mewujudkannya. Dalam Alqur’an surat Al-Hujurat ayat 13, Allah berfirman: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. Dengan demikian saya berpendapat, kemajemukan akan saling memberdayakan, bukan saling memperdayakan, karena prinsip kemuliaan seseorang ternyata bukan yang paling tinggi jabatannya, bukan yang paling kaya dan paling pintar tetapi yang paling taqwa. Insan yang bertaqwa adalah manusia yang terbaik di sisi Allah dan manusia yang paling banyak membawa manfaat bagi sesama. Mengelola keberagaman juga berarti menjaga kebersamaan. Tapi kalau yang dikembangkan sikap individualistis, maka ibarat sebatang lidi yang rapuh, mudah patah, tak bisa digunakan untuk membersihkan kotoran dan sampah kalau hanya sebatang lidi. Tetapi kalau lidinya banyak digabungkan, disatukan, bersama-sama ia akan menjadi kokoh dan kuat serta sanggup membersihkan kotoran karena menjadi sapu lidi. Ikatan kebersamaan sangat banyak manfaatnya dibanding sikap individualisme. ***


10

Ahmad Dahlan, Wali Kota Batam

Akan Muncul

Masyarakat

Baru di Batam

Ekonomi dunia itu berkembang menurut zona. Pascapenjajahan dan perang dunia II, pertumbuhan ekonomi terjadi di Eropa terus Amerika. Ketika Eropa agak menurun, Amerika naik, di Asia, Jepang mulai bangkit.

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013


11

Ke

depan trennya mulai menyebar ke Asia (Asia Pasifik, Asia Tengah, Timur Tengah) yang saat ini rajanya adalah China. Lalu, apa hubungannya dengan Batam? Karena China tak bisa sendiri. Investasi bergerak ke selatan, ke Malaysia, Singapura, termasuk Indonesia. Indonesia dari sisi geografis adalah Batam. Dalam visi saya, kita harus menangkap peluang pertumbuhan ekonomi Asia yang luar biasa ini. Batam sudah memiliki nama yang bagus di luar negeri. Batam setidaknya punya empat kelebihan. Pertama infrastrukturnya sudah memadai, jalan, air, telekomunikasi, bandara, pelabuhan, semuanya kita sudah punya. Pemko bersama BP Batam dan Kementerian Pekerjaan Umum akan membangun jalan tol dan monorel untuk menunjang pertumbuhan ekonomi itu. Kedua, keamanan Batam juga sangat kondusif. Selat Philips aman, begitu juga kondisi di Batam. Yang ketiga, tenaga kerja di Batam juga tak ada masalah. Yang keempat, soal regulasi, baik regulasi daerah maupun pusat. Saat ini Batam sudah punya pelayanan perizinan satu pintu di Gedung Promosi Sumatera. Dan nanti, kami akan mendirikan pusat perizinan yang betul-betul one stop service, tak ada pungli,

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013


12

sedemikian simple. Lokasinya sudah kita tentukan, tinggal kita bangun. Masalahnya adalah tak semua izin dan regulasi itu ditentukan daerah. Ada peraturan-peraturan yang masih dibuat pemerintah pusat, yang semangatnya tak sejalan dengan keinginan kita mempermudah pertumbuhan ekonomi. Misalnya, terbitnya SK Menhut soal hutan lindung yang menurut saya akan memperlambat pertumbuhan ekonomi Batam. Dalam bayangan saya, Batam akan tumbuh sangat baik dalam 5-10 tahun ke depan. Di 2016, di era terakhir kepemimpinan saya sebagai wali kota, ekonomi Batam akan tumbuh 8-9 persen. Targetnya tadinya 10 persen, namun munculnya keputusan-keputusan pusat, seperti SK Menhut tadi, membuat saya ragu. Namun, saya yakin kalau Batam dikelola dengan baik, akan jadi primadona investasi dunia. Dari sisi kemasyarakatan, Batam itu harapan Indonesia. Hanya Batam, daerah di luar Jawa yang menyediakan tenaga kerja 400 ribu orang. Kondisi ini membuat orang dari daerah-daerah lain masuk Batam, bekerja kemudian hasilnya banyak dikirim ke daerah-daerah mereka. Kalau EDISI 28, Minggu III Agustus 2013


13 misalnya kondisi terburuk terjadi, misalnya Batam kolaps, kondisi nasional akan goncang. Karena itu, tak ada jalan lain, Batam harus jalan terus karena Batam sudah terlanjur jadi andalan Indonesia. Masalahnya tak semua pendatang itu memiliki keterampilan. Solusinya adalah, kita mendirikan Balai Latihan Kerja. Kami bersama Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan menghidupkan kembali BLK di Batuaji, dan membangun BLK baru di Setokok. Dari sisi sosial kemasyarakatan, harus tercipta masyarakat Batam yang berbeda dibanding daerah lain. Saya melihat nantinya akan muncul masyarakat baru di Batam ini, seperti Amerika dulu. Yakni masyarakat yang penduduknya sangat heterogen, beragam suku, agama, tapi punya komitmen untuk menjadi masyarakat Batam yang modern, bandar dunia yang madani, plural, sehingga terbentuk masyarakat industri yang modern tanpa meninggalkan budaya daerah asal, dengan di atasnya Melayu sebagai payung negeri. Ini sudah mulai nampak, ketika anak-anak baru lahir di Batam, masyarakat baru yang modern itu sudah terlihat. Karena itu anak-anak itu harus dibekali pendidikan agama dan spritual agar menjadi generasi andal. Saya melihat saat ini, visi saya itu sudah on the track. Pertumbuhan ekonomi berada di angka 7,5 persen, dan di 2016 pertumbuhan 8-9 persn itu akan tercapai. Saya melihat kendalanya bukan dari internal kita, tapi dari faktor-faktor eksternal seperti terbitnya peraturan-peraturan pemerintah pusat yang tak sejalan dengan semangat kita dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

Pendapatan Asli Daerah (PAD) juga terus naik. Tahun ini, PAD Batam di atas Rp 600 miliar. Di tahun 2016, saya perkirakan APBD Batam mencapai Rp 2 triliun dengan PAD sekitar Rp 800 miliar. Pertumbuhan ekonomi di Batam tak lagi berpusat di Nagoya, hampir di semua kecamatan bermunculan pusat-pusat kuliner, permintaan pembangunan hotel sangat banyak, cuma lahannya saja tak ada. Pariwisata Batam juga terus menggeliat. Target kita tahun ini 1,25 kunjungan turis asing, dan saya perkirakan akan mencapai 1,5 juta turis asing di tahun 2016. Untuk wisatawan lokal, tahun 2011 saja sudah mencapai 5 ribu turis. Kami sudah membuat kerjasama dengan 100 wali kota/bupati se-Indonesia untuk membuat pameran IT tentang wisata dan investasi di Batam. Semua kota/kabupaten itu nantinya akan mempromosikan daerahnya di Batam. Batam akan jadi serambi wisata Indonesia. ***


14

Merawat Batam dengan Harmoni Pemerintah Republik Indonesia menghendaki kawasan Batam, Rempang, dan Galang menjadi salah satu daerah industri, pariwisata, dan persinggahan kapal laut terkemuka di daerah Asia Pasifik.

iIi Agustus agustus 2013 EDISI 28, Minggu III

Hardi Selamat Hood, Anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Kepri


15

P

engembangan daerah Kota Batam diharapkan juga menjadi sebagai daerah prioritas sejumlah penanam modal dalam dan luar negeri. Dengan lokasi yang strategis, kompatibilitas, dan mudahnya kerjasama dengan negara tetangga, daerah ini dikembangkan dengan orientasi menjadi daerah perdagangan bebas untuk ekspor serta kawasan industri utama di Asia Pasifik. Untuk mengantisipasi perkembangan wilayah yang pesat, kita semua sangat menaruh perhatian terhadap seluruh aspek kehidupan, di antaranya berusaha menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman, menerapkan peraturan yang konsisten dan efisien, serta membangun infrastruktur yang modern. Selain itu dalam proses pembinaan masyarakat yang semakin pluralistik, harus terus membenahi pelayanan sosial ekonomi bagi masyarakat. Semua usaha tersebut didasari oleh suatu semangat untuk menjadikan Batam sebagai Bandar yang Madani. Dengungan dan dukungan menjadikan Batam sebagai Bandar yang Madani terus menguat yang berlangsung setidaknya lebih dari sepuluh tahun ini. Walaupun demikian kemasan madani tidak nampak kasat mata. Salah satu penyebabnya mungkin adalah karena indikator keberhasilan Bandar Madani yang cakupannya sangat

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

luas, yang tidak dapat dibatasi dalam waktu tertentu. Di sisi lain perlu dsadari pula Bandar Madani hanya akan menjadi cita-cita besar yang hadir secara alamiah, bila tanpa adanya rekayasa menghasilkan kota itu dibentuk untuk menjadi “madani”. Bila kita melihat kedudukan dan kepentingan strategis Batam beserta pulau-pulau sekitarnya, maka dapat diperkirakan Batam tetap bakal menjadi “idola” pembangunan. Batam juga akan bergerak yang dapat dikatakan “secara otomatis” karena kepentingan sektor swasta yang kuat. Ini berarti pembangunan Kota Batam akan berjalan sebagaimana adanya walaupun mungkin tidak banyak campur tangan oleh pemerintah. Cuma bila ini terjadi kita akan ketinggalan percepatan pembangunan dan target pencapaian pembangunan jangka panjang yang terukur dan dapat dipatuhi. Persoalan Batam menjadi menarik adalah pada saat kita melihat pertumbuhan penduduknya. Angka kelahiran melebihi angka kelahiran nasional, dan banyaknya anak usia sekolah menjadikan persoalan penting. Para pencari kerja baik dari dalam maupun “pendatang” yang tidak berkecakapan menjadi persoalan juga, padahal mereka berada di usia muda yang produktif. Persoalan mengurai persoalan kependudukan Kota Batam men-


16

jadikan ia potensi atau kekuatan Kota Batam ke depan ini yang harus menjadi prioritas. Dimana-mana saat ini semua berlomba-lomba memberi penguatan pada sumber daya manusia, baik manusia itu terlahir di daerah yang mempunyai modal sumber daya alam, apalagi yang tidak memilikinya. Berarti pilihan yang tepat adalah membangun potensi sumber daya manusia Kota Batam. Ketepatan membangun potensi sumber daya manusia sebagai insan madani adalah membentuk keharmonian dalam diri insan-insan madani tersebut. Persoalan harmoni ini harus dipentingkan dalam kemajemukan melahirkan Batam yang madani. Setidaknya ada 3 (tiga) keharmonian yang harus dirawat dan dijaga. Harmoni Kecerdasan Membangun Batam yang madani perlu insan-insan yang cerdas. Potensi cerdas kognitif harus diutamakan, yang didasari oleh pembentukan afektif yang kuat. Persebatian kemampuan atau pengamalan religius dan penguasaan ilmu teknologi sebuah keharusan. Bila ini sudah terjadi sejak awal, maka upaya peningkatan harus terus dilakukan. Peningkatan kualitas dapat dilakukan dengan dua cara, pertama terus menerus meningkatkan kompetensi guru, dan kedua terus menerus melengkapi saran dan prasarana sekolah. Warna pendidikan harus ada ke kekhasan dengan melahirkan sebuah pembelajaran dengan konsep “pendidikan madani� EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

Harmoni Kecergasan Di badan orang yang sehat, terletak jiwa yang waras. Kesehatan menjadi penting membentuk pertumbuhan generasi. Kesehatan yang baik, akan melahirkan insan madani yang tumbuh berkembang dengan kekuatan fisik yang baik. Kecergasan adalah bentuk dari tumbuhnya fisik yang baik dari badan yang sehat. Kemampuan psikomotorik akan muncul tidak hanya berbekal kemampuan afektif dan kognitif saja. Konsep sehat yang berkualitas dan murah diperoleh, mudah dirasakan adalah bahagian rasa dalam jiwa yang madani. Kesehatan yang preventif perlu juga dilakukan, agar generasi ke depan akan lebih baik. Konsep “kesehatan madani� yang menawarkan sehat jasmani dan rohani, menumbuhkan kecergasan insan madani adalah sebuah keharusan. Harmoni Kecemerlangan Ada harapan besar bagi siapapun yang merasa penduduk di Batam, yaitu memenangi persaingan. Untuk dapat memenangi persaingan dibutuhkan kecemerlangan. Cemerlang secara singkat dapat dikatakan berprestasi. Lebih daripada itu ialah prestasi mampu bersaing dalam kompetisi dunia yang sangat global ini. Persoalan kecemerlangan adalah akhir daripada sebuah harapan. Insan-insan madani yang cemerlang inilah yang harus tercipta di Bandar yang Madani. Torehan kecemerlangannya itu akan membias kemanapun


17 ia berada sehingga ia dikenal sebagai insan madani dari Batam. Proyek kecemerlangan ini tentu memakan waktu, namun merekayasa dari awal adalah sebuah keharusan. Pilot project “Kecemerlangan Madani� perlu dilakukan untuk membuktikan keberadaan Kota Batam, memang Bandar Madani yang Cemerlang. 3CH (Cerdas-Cergas-Cemerlang dalam Harmoni) saya kira patut untuk menjadi bahagian alam fikir kita yang kita atur secara sistemik dalam tahaptahapan yang terukur menuju keharmonian madani di negeri Batam ini.***

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013


18

Abidin Hasibuan, Ketua Dewan Pembina Apindo Kepri dan Batam

Batam Butuh Pemimpin Berani Dari aspek pertumbuhan ekonomi, saya melihat Batam cukup bagus beberapa tahun terakhir. Namun, memang masih harus bekerja keras karena masih kalah dari beberapa provinsi yang tak berstatus kawasan perdagangan dan pelabuhan bebas (free trade zone/ FTZ) seperti Gorontalo, Sulawesi Selatan, dan Riau.

K

enapa kalah? Saya melihat tak terlepas dari masih banyaknya aturan yang tumpang tindih. Contohnya, jelas-jelas regulasi barang masuk dan keluar dari dan ke Batam sudah diatur di UU FTZ dan PP 10 Tahun 2012, tapi tetap saja muncul aturan-aturan baru yang bertentangan dengan UU FTZ. Contohnya, Permentan soal ketentuan impor buah dan produk horti-

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

kultura. Lalu semua barang konsumsi kuotanya dibatasi. Seharusnya tidak boleh ada pembatasan karena Batam ini berstatus FTZ. Akibat dibatasi, saat ini muncul perusahaan tertentu yang memonopoli. Ini berbahaya, bisa memicu inflasi karena hanya dipegang oleh perusahaan tertentu, mereka jadi sesukanya menentukan harga. Cobalah lihat di PP 10 Tahun 2012 itu. Kan jelas, semua barang konsumsi bebas masuk ke kawasan FTZ.


19 Tidak boleh diganggu oleh peraturan menteri ini tidak boleh ikut campur. Jadi keputusan UMK dan dan itu. Kalau diganggu, sama saja mengeupah sektoral beberapa tahun terakhir ini biri status FTZ Batam dan menambah cacat hukum. birokrasi yang berbiaya mahal. Belum Saya melihat Batam ini belum siap Gagasan-gagasan merlagi pungutan liar yang masih meradengan upah tinggi karena bahan eka mungkin terlalu parsial, untuk itulah kami jalela. baku industri masih dipasok dari mengambil 15 nama agar Persoalan lainnya di Batam yang luar negeri seperti Malaysia dan Sinide-ide mereka saling belum beres adalah lahan. Saya megapura. Belum ada yang dipasok dari mengutuhkan, melenglihat masih banyak terjadi tumpang dalam negeri. Karton untuk kemasan kapkan, dan dengan detindih kepemilikan lahan. Ada lahan saja kita tergantung pasokan dari mikian lebih besar daya gugah ide-idenya. yang sudah punya sertifikat ternyata Malaysia. dialokasikan lagi oleh BP Batam. Ini Di China, upah memang tinggi, tapi harus dibereskan. Termasuk soal ribuan bahan baku industri dipasok dari dalam rumah atau bangunan lainnya yang disebutnegeri sendiri. Jadi harga bahan baku lebih sebut di atas lahan hutan konservasi dan hutan murah. Biaya pengangkutan juga bisa ditekan. Makanya, lindung. Semua itu harus diselesaikan karena konsumen meski gaji tinggi, perusahaan di sana tetap kuat. yang dirugikan. Di Batam, berapapun tinggi upah, tetap saja tidak Kemudian, dari aspek lalu lintas, saya melihat tak lama memiliki arti karena akar persoalannya juga tak pernah lagi Batam akan menjadi Bangkok kedua. Macet. Kalau diselesaikan. Akar persoalannya ya pengendalian hargakendaraan terus masuk ke Batam tanpa terkendali, maka harga, khususnya bahan pokok. Lihatlah sekarang, hargasaya memperkirakan lima tahun ke depan Batam benarharga makin menggila. benar akan menjadi Bangkok kedua. Sebelum itu terjadi, Lihat juga sekarang (2013), mana ada lagi di depan peharus dicarikan solusinya. Jangan setelah macet total rusahaan itu spanduk pengumuman penerimaan tenaga baru sibuk cari solusi. kerja baru. Yang ada malah pengurangan tenaga kerja Dalam hal upah, saya melihat beberapa tahun terakhir agar bisa tetap bertahan. Jadi kita butuh pemimpin yang pemimpin di Batam dan Kepri ini tidak berani dan tidak berani dan pro-pada dunia usaha. *** konsisten. Masa gara-gara ditekan oleh buruh, angka upah minumum kota (UMK) yang sudah ditetapkan bisa berubah. Bagaimana mungkin industri di Batam ini bisa untung 52 persen kalau naiknya UMK 53 persen. Yang ada malah tutup. Saya juga melihat intervensi pemerintah daerah terlalu jauh. Contohnya penetapan upah sektoral. Dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan dan Permen 01 Tahun 1999, upah sektoral itu dibahas dan ditentukan oleh bipartit (pengusaha dan pekerja). Pemerintah

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013


20 Maswardi M Amin, Rektor Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tantangan Perguruan

Tinggi Makin Berat Pendidikan di Kepri, saya melihatnya sudah bagus dan maju. Khususnya di tingkat SLTA. Kelulusan siswa SLTA hampir sempurna 90 persen lebih. Ini merupakan tantangan bagi perguruan tinggi yang ada di Kepri. Karena siswa yang lulus sekitar 16 ribuan. Ini kan mesti ditampung. Memang tak semua kuliah, ada juga yang mau kerja.

U

mrah sebagai universitas negeri, hanya menampung sekitar 920 orang. Poltek Batam juga perguruan tinggi negeri, yang jumlah peminatnya cukup tinggi. Inilah tantangan ke depan bagi perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Umrah berusaha bermohon ke Direktorat Jenderal Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan agar ada pembukaan program studi baru. Sebab, kalau Umrah menambah kuantitas daya tampung tak bisa. Semua tergantung rasio dosen dengan mahasiswa. Untuk jurusan eksakta, jumlah 1 dosen harus berbanding 35 mahasiswa. Sedangkan juruan sosial, satu dosen berbading 40 mahasiswa. Kalau rasio antara dosen dengan mahasiswa tidak rasional, badan nasional perguruan tinggi (BNPT) akan menyetop perpanjangan izin perguruan tinggi. Sehingga, tak boleh banyak-banyak terima mahasiswa melainkan harus rasional. Di luar dunia pendidikan, saya pikir semua sek-

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

tor di Kepri ini terus berkembang. Tanda-tanda pembangunan di Kepri berkualitas ada beberapa. Di tingkat nasional, misalnya, ada beberapa bidang mendapat peringkat. Walaupun Provinsi Kepri ini masih baru tapi tak kalah kualitasnya dengan provinsi lain di Indonesia yang lebih dulu berdiri. Data-data prestasi yang diraih Provinsi Kepri di tingkat nasional itu, ada di media melalui berita-berita yang disajikan. Anggaran pendidikan di APBD mengikuti aturan 20 persen. Kalau Kepri, malah lebih dari 20 persen APBD untuk pendidikan. Betul-betul anggaran itu sesuai dengan undang-undang. Terlebih-lebih, di APBD sangat membantu sekali untuk Umrah. Sangat saya pujilah Pemprov Kepri dan DPRD Kepri mendukung Umrah. Seperti kampus Umrah di Dompak, itu merupakan wujud dukungan Pemprov Kepri dan DPRD Kepri untuk memajukan kualitas sumber daya manusia Kepri. Kemudian, dukungan dana dari APBD untuk penggajian dosen. Sebab, ini menyangkut peningkatan SDM Kepri ke depan. ***


21 Priyono Eko Sanyoto, Direktur Politeknik Negeri Batam

Peluang

di Industri

Perkapalan dan Penerbangan

iIi Agustus agustus 2013 EDISI 28, Minggu III


22

S

tatus free trade zone (FTZ) yang kini disandang Batam, memberikan banyak keuntungan bagi perkembangan industri kota ini ke depan. Namun, Batam tetap harus menguatkan posisinya, baik di mata nasional maupun internasional. Salah satu cara, yang menurut saya harus segera ditempuh, adalah meningkatkan sumber daya manusia melalui peningkatan pendidikan. Terlebih pendidikan bidang teknik. Sejak beberapa tahun lalu, hingga tahun-tahun ke depan, kita akan dihadapkan pada tantangan global di bidang teknologi informasi. Mempersiapkan diri dengan mencetak SDM-SDM handal, sudah tidak bisa ditawar, jika tidak mau peluang ini justru lebih memberi manfaat kepada pihak lain, di luar Batam. Sebagai praktisi pendidikan di Politeknik Negeri Batam, saya memang bercita-cita memiliki berbagai jurusan yang bisa menjawab kebutuhan SDM masa depan. Industri perkapalan menurut saya terus menggeliat, disusul kemudian dengan industri penerbangan, yang boleh dibilang sesuatu yang baru bagi Batam. Tahun ini misalnya, Lion Air sudah membuat hangar untuk perbaikan pesawat terbang. Selanjutnya menyusul Garuda Indonesia dan maskapai milik keluarga Pak Habibie masuk Batam. Semua itu peluang yang harus kita maksimalkan.

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

Setelah investor berdatangan, sekarang kewajiban kita menyediakan tenaga kerja terampil sesuai yang dibutuhkan. Karena industri perkapalan dan pesawat terbang ini sangat hi-tech. Nah, ini yang saya maksud dengan jurusan pendidikan yang harus kita siapkan. Pemerintah pusat sudah berkomitmen membantu mewujudkan jurusan tersebut dengan menyediakan sarana dan prasarana, termasuk tenaga pengajar. Tinggal kini bagaimana support dari pemerintah daerah. Saya yakin, minat pelajar mengambil jurusan maintenance pesawat terbang sangat tinggi. Hanya saja, memang, biaya kuliah untuk jurusan ini terbilang mahal. Bisa sampai Rp 70 jutaan. Ini kalau tidak dibantu pemerintah daerah, misalnya, dengan memberikan beasiswa, tentu akan berat. Sementara, kita ingin pemuda-pemuda yang kuliah di jurusan ini adalah orang asal Kepri, yang nantinya bisa berkontribusi, minimal untuk daerahnya sendiri. Peluang pemerintah daerah menyediakan beasiswa cukup besar. Sumber dananya, bisa dari pajak tenaga kerja asing yang kini dikelola pemerintah daerah. Angkanya besar itu, tentu bisa dioptimalkan untuk kemajuan dunia pendidikan. ***


23

Semua Potensi Harus Dibangun dan Dikokohkan Nyat Kadir, Penggagas Batam sebagai Bandar Dunia Madani

Saat mendapat amanah sebagai Wali Kota Batam pertama di era otonomi daerah, ada sesuatu yang menggelora dalam benak saya. Saat itu saya terinspirasi keberhasilan Nabi Muhammad SAW, membangun masyarakat yang berbudaya dan berperadaban tinggi di Kota Madinah, di tengah keragaman suku, agama dan ras.

D

ari sinilah muncul sebuah visi besar, yang diberi nama Batam sebagai Bandar Dunia yang Madani. Sebuah visi yang ingin segera saya realisasikan untuk menjadikan masyarakat Batam yang agamis, berakhlak mulia, beriman dan bertakwa, namun juga menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, masyarakat yang mandiri, demokratis, dan saling menghargai meski terdiri dari berbagai suku agama dan ras. Sehingga masyarakat yang makmur, adil dan sejahtera bisa terwujud. Bahasa singkatnya adalah, masyarakat yang berbudaya dan berperadaban tinggi. Dalam visi itu juga ada gagasan menjadikan Batam yang sebagai bandar yang berskala internasional. Realitasnya sesuai dengan tuntutan yakni banyaknya investor yang menanam modal di Batam. Sementara turis yang

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

masuk ke Batam lebih dari satu juta orang, berasal dari berbagai manca negara. Agar visi besar Batam sebagai Bandar Dunia yang Madani ini terealisir, perlulah juga kita tata dan kelola keragaman masyarakat Batam lebih jelas dan terarah. Visi Pemko dan Otorita Batam yang eksis di Batam pada saat itu, juga harus disatukan menjadi satu pesepsi dan satu arah dalam membangun masyarakat Batam. Setelah dicanangkan, alhamdulillah, visi besar ini perlahan namun pasti, dapat diwujudkan. Hingga kini, setelah 10 tahun saya nilai visi Batam


24 sebagai Bandar Dunia yang Madani sudah berhasil. Indikatornya dapat dilihat dari, pertama aspek fisik kota dan sarana penunjang lainnya pada umumnya sudah bertaraf internasional seperti bandara, pelabuhan laut, gedung-gedung, mall, hotel, jaringan telekominikasi dan penataan kota, dan lain sebagainya Namun begitu, saya akui masih ada kekurangannya. Misalnya, masih banyak pemukiman yang tidak layak huni, jalan-jalan berlubang, sampah berserakan, sarana pendidikan masih kurang, rumah sakit belum berskala internasional dan lain sebagainya Indikator kedua untuk melihat keberhasilan visi Batam sebagai Bandar Dunia yang Madani, dengan melihat aspek non fisik, seperti tatanan masyarakat yang relatif teratur, ikatan suku dan agama semakin menguat, kehidupan beragama semakin baik, pendidikan masyarakat meningkat, kesehatan masyarakat meningkat, keamanan terkendali, kesejahteraan masyarakat relatif baik, ikatan persaudaraan penduduk tempatan dan non tempatan semakin erat dan lain sebagainya Tentu saja indikator kedua ini juga masih ada kelemahannya, hal ini tampak pada kesadaran masyarakat terhadap kebersihan masih kurang, kriminallitas pada aspek pencurian/perampokan dan narkoba relatif tinggi, pertumbuhan penduduk relatif tinggi, pengangguran relatif tinggi, kesenjangan pembangunan daerah hinterland sangat tinggi, kemiskinan juga mesih tinggi, dan dualisme kewenangan Pemko dan BP Batam masih ada, FTZ Belum berjalan maksimal, gejolak buruh relatif tinggi dan lain sebagainya. Itulah sekelumit visi besar saya yang berhasil saya wujudkan. Namun begitu, saya masih memiliki beberapa visi besar lain yang hingga saat ini belum terealisasi. Misalnya mewujudkan Rempang Galang sebagai wilayah pertumbuhan baru bersekala internasional, dengan prioritas pembangunan bidang pariwisata, pedagangan, pemukiman mewah, industri terbatas ramah lingkungan, pemberdayaan potensi pulau di sekitarnya. Menurut hemat saya, bergeraknya pembangunan Pulau Rempang Galang, akan berdampak pada bergairahnya kembali pembangunan Pulau Batam yang pada saat ini cenderung stagnan. Pembangunan Rempang Galang diperkirakan akan memberikan dampak kepada peningkatan sektor pariwisata di Kabupaten Lingga yang letaknya sangat dekat dengan Rempang Galang. Saya merujuk konsep ini dari keberhasilan pemerintah China membangun Kota Pudong, yang terletak di seberang Shanghai, saat saya melakukan studi banding ke Pudong, Shenzhen, dan Hong Kong tahun 2004 lalu. Konsep ini sangat baik, tinggal rencana tata ruang dan tata wilayahnya saja yang disesuaikan. Namun, apa daya EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

pengurusan status tanah Rempang Galang tidak kunjung selesai sampai akhirnya saya mengundurkan diri sebagai Wali Kota Batam pada bulan April 2005. Program besar lain yang saya miliki adalah, mengurangi kesenjangan pembangunan antara daerah hinterland dan mainland. Saat saya menjabat sebagai Wali Kota Batam, program ini baru terealisasi pada sektor pendidikan, dengan prioritas membangun gedung SMP dan SMU di pulau yang berpenduduk besar, dalam hal ini menggenjot lulusan SMP dan SMU. Program percepatan pendidikan ini haruslah ditunjang dengan pemberian subsidi/beasiswa untuk semua siswa di semua level pendidikan. Selain itu, puskesmas dan puskesmas pembantu juga dibangun sesuai kebutuhan penduduk pulau, dan isolasi pulau-pulau dibuka dengan program ferry cepat namun biaya murah (tiket bersubsidi). Faktor penerangan juga harus diperhatikan dengan mewujudkan listrik masuk desa, melalui pengadaan mesin listrik yang dikelola koperasi masyarakat dan dibina oleh dinas terkait dan PLN. Alhamdulillah program ini sudah jalan, meski ada juga yang belum bisa terealisir, seperti pembangunan sarana fisik yang standar, misalnya tak semua pulau memiliki plantar beton, jalan desa yang layak, jembatan yang menghubungkan pulau-pulau terdekat seperti Bulang Lintang dengan Bulang Kebam, Pulau Terong dengan pulau seberangnya, serta kemudahan mendapatkan air bersih. Program lain yang belum terealisir adalah pembangunan sektor ekonomi yang sesuai dengan potensi pulau, baik berpenghuni maupun tidak berpenghuni. Semua program ini tidak dapat dilanjutkan, karena waktu empat tahun saya menjabat sebagai Wali Kota Batam, terasa sangat singkat untuk menuntaskan semua permasalahan yang begitu besar dan menumpuk. Untuk itu, saya akan sangat berterima kasih bila ada yang mewujudkan gagasan ini, demi rakyat. Setelah tak lagi menjadi pejabat publik, saya kini berkecimpung sebagai Ketua di Lembaga Adat Melayu (LAM) Batam 2012-2016, dengan gelar �Datok�. Saat ini, peran dan fungsi LAM saat ini lebih kepada pembangunan sosial budaya, baik dalam lingkungan masyarakat Melayu dan non-Melayu dalam konteks LAM sebagai payung negeri. Untuk itu, saya melalui LAM, berupaya memelihara kearifan lokal dan menganjurkan kepada orang Melayu dan non-Melayu agar mengamalkan kearifan lokal, sesuai dengan pepatah, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Beberapa waktu lalu saya sempat ditanya, apakah lembaga adat masih diperlukan di zaman modern seperti ini? Saya jawab, sampai kapanpun lembaga adat, dalam hal ini LAM, masih diperlukan. Mengapa, karena


25

adat istiadat Melayu harus tetap terjaga, terpelihara dan diamalkan dalam sikap keseharian untuk membentengi masyarakat Melayu dari pengaruh budaya asing yang negatif dan merusak sendi kehidupannya. LAM inilah yang akan menjaga kokohnya jatidiri orang Melayu, pun demikian, masyarakat Melayu didorong untuk terus mencapai kemajuan sesuai perkembangan zaman. Sedangkan adat istiadat yang tidak sesuai dengan perkembangan moderenisasi dan ajaran Islam tidak dipakai lagi. Tentang ketakutan segelintir masyarakat bahwa LAM akan menjadi lembaga premordialis yang eksklusif, saya rasa itu tak beralasan. Karena sesuai ajaran Islam, keragaman adalah rahmat. Dan LAM sejak beratus tahun lalu telah membuktikan mampu menjadi payung dari keragaman suku di negeri ini. Kita tentu tahu, pembauran antaretnis di Batam maupun di Kepulauan Riau ini sudah dimulai sejak zaman Sultan Riau Johor Pahang Lingga lebih kurang 300 tahun yang lalu. Pembauran ini yang kemudian menghasilkan sinergi yang baik. iIi Agustus agustus 2013 EDISI 28, Minggu III

Misalnya sinergi antara Melayu dan Bugis, melahirkan Pahlawan Nasional Raja Haji Fisabilillah, serta melahirkan budayawan dan Sastrawan besar Raja Ali Haji dengan karya-karyanya besarnya yang akhirnya menjadi rujukan sehingga bahasa Melayu menjadi bahasa Indonesia, bahasa pemersatu bangsa Indonesia. Pembauran Melayu dengan warga Tionghoa yang ahli dalam berdagang, membuat ekonomi di kerajaan Riau sangat maju. Sinergi Hang Nadim dengan Pati Unus dari Demak, mampu menghadang masuknya penjajahan Portugis di wilayah kekuasaan kerajaan Riau Johor Pahang Lingga. Pada masa kini di Batam, orang Melayu sangat terbuka terhadap kedatangan berbagai suku bangsa yang membawa berbagai kelebihan membuat Batam terus meningkat maju. Di sinilah fungsi LAM Kota Batam berperan membangkitkan kesadaran bersama, bahwa keragaman suku agama dan ras akan menjadi kekuatan apabila ikatan persaudaraan dan persatuan serta kesatuan antara sesama suku, agama dan ras di Batam dibangun dan dikokohkan. ***


26 Hengky Suryawan, Pengusaha Kapal Kepri

Potensi Laut Masih Terabaikan

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

Kepri ini banyak potensi pariwisata. Harusnya Batam Pos menggalakkan potensi pariwisata. Seperti pariwisata di Lagoi. Kita ketahui, pariwisata di Lagoi lebih hebat dari Bali.


27

K

enapa selama ini, buku panduan pariwisata Lagoi ada di Singapura. Kok bukan orang Indonesia yang memakai potensi yang ada di Kepri. Potensi perikanan kita cukup luas. Pemerintah kita belum punya konsep untuk menggerakkan nelayan. Misalnya, pemerintah hanya memberikan kapalkapal kecil yang daya tangkap dan kemampuan jelajahnya terbatas. Harusnya tidak begitu, melainkan mendorong nelayan memiliki jangkauan menangkap ikan lebih luas. Kemudian, pemerintah harus menyiapkan tempat pengolahan ikan. Sehingga ikan hasil tangkapan nelayan bisa diolah meningkatkan nilai jualnya. Kalau tidak ada kebijakan pemerintah seperti itu, potensi ikan kita ditangkap kapal-kapal asing yang memiliki daya jelajah lebih jauh yang dilengkapi teknologi lebih maju. Masalah ini harus disuarakan media. Saya mengkritisi, banyak media suka menampilkan kekerasan sebagai jualan. Misalnya pembunuhan, pemerkosaan, dan peristiwa heboh kekerasan lainnya. Meskipun itu adalah nilai jual berita. Tetapi, sangat sedikit media yang menampilkan potensi-potensi daerah. Padahal, itu sangat positif bagi kemajuan daerah. Saya kira, membangkitkan potensi daerah itu seharusnya yang dikedepankan untuk kemajuan daerah. Saya juga ingin membagi kiat sukses kepada masyarakat Kepri. Hidup ini harus punya motivasi, kerja keras, dan komitmen.

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

Dengan kerja keras, kita akan berhasil. Kemudian, harus berlaku jujur. Karena jujur, merupakan modal yang sangat penting. Kiat-kiat sukses ini, pernah saya tularkan ketika saya jadi pembicara di Batam Pos Entrepreneur School (BPES). Salah seorang murid BPES bertanya, dia ingin berusaha tapi tak punya modal. Saya bilang, kamu punya informasi, punya market juga sudah modal. Kamu boleh tak punya uang, kemudian orang punya uang tapi tak punya market bisa terjalin bisnis. Contohnya, saya pernah bikin kapal sama Singapura. Saya tak punya teknisi, tapi saya punya market. Saya cari orang yang yang mau keluarin modal. Untungnya dibagi rata. Itulah salah satu contohnya. Modal bukan sesuatu yang utama untuk memulai usaha. Melainkan, kita harus punya wawasan, pengetahuan kita terhadap objek yang mau digeluti, kejujuran. Kejujuran merupakan suatu nilai yang positif. Sekarang ini, saya melihat free trade zone (FTZ) masih jauh dari harapan. Di Batam, sudah cukup baik karena Badan Pengusahaan (BP) Batam punya hak pengelolaan lahan (HPL), sehingga bisa mengalokasikan lahan kepada investor. Sebaliknya, FTZ Bintan dan Karimun hanya diberi status, pemerintahnya tak diberi kekuatan untuk mengembangkannya. Satu hal lagi yang penting, infrastruktur di FTZ Bintan dan Karimun masih kurang. Seperti jalan, listrik, air bersih, dan lainnya. Selain itu, Tanjungpinang yang masuk FTZ Bintan, belum jelas di mana pelabuhan FTZ-nya. Di mana titik-titik FTZ-nya.


28

Dulu saya Koordinator FTZ di Bintan, ada surat keputusan (SK) dari Gubernur M Sani. Kita sudah banyak buat laporan, tapi tak ada jawaban dari pemerintah. Padahal kita menginginkan kemajuan daerah kita. Saya undang BP Tanjungpinang, dia tak pernah datang. Bagaimana mau koordinasi kalau begini. Seolah-olah kita kerja hanya di atas kertas saja. Dulu FTZ Batam sangat terkenal, sampai-sampai China belajar FTZ ke Batam. Saya sudah melihat FTZ di China, pemerintahnya sudah menyiapkan infrastruktur jalan, gudang, pelabuhan, dan lainnya untuk kepentingan investor. Kalau di kita, kadang 10 tahun jalan rusak tak kunjung diperbaiki. Itu contoh kemunduran yang tak perlu dipelihara. Birokrat kita juga harus memiliki militansi. Kalau ada surat masuk, berapa lama surat itu bisa selesai. Misalnya pengajuan pengalokasian lahan (PL) ke kawasan FTZ Batam, berapa lama bisa siap. Harusnya, proses tersebut terbuka dan transparan. Harus terbuka di mana ada lahan yang belum dialokasikan. Persoalannya, banyak lahan yang sudah dialokasikan di FTZ Batam, tapi tak dibangun-bangun. Kalau Kepri secara keseluruhan, transportasi di laut sudah cukup lancar. Lebih maju dibanding provinsi kepulauan lain di Indonesia. Sebab, transportasi antarpulau di Provinsi Kepri pakai kapal cepat ber-AC. Kapalnya dari bahan aluminium bukan fiber lagi. EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

Provinsi Kepri dekat dengan jalur perdagangan internasional Selat Malaka dan negara Singapura serta Malaysia. Tantangan Provinsi Kepri sebenarnya berat. Sebab Singapura sudah maju dan profesional. Malaysia sudah lumayan, jauh lebih hebat dari kita. Makanya, perbandingan sangat jauh dari kita. Kalau DPRD kita studi banding, tak perlu jauh-jauh ke negara lain. Cukup studi banding ke Singapura dan Malaysia saja yang sama-sama ASEAN, kulturnya mirip-mirip sedikit dengan negara kita. ***


29

Industri Kreatif, Bukan Industri Main-Main Batam mengalami perkembangan sangat hebat dari tahun ke tahun, sejak saya mulai menggeluti dunia usaha, 15 tahun silam. Oh iya, 15 tahun itu sama dengan usia Batam Pos sekarang. Sungguh kebetulan.

iIi Agustus agustus 2013 EDISI 28, Minggu III

Mike Wiluan Chief Executive Infinite Frameworks


30

L

iIi Agustus agustus 2013 EDISI 28, Minggu III

etak Batam strategis karena bersebelahan dengan Singapura, membuat posisi kota ini sangat diperhitungkan. Jadi, kalau ada yang bilang saya membantu membesarkan nama Batam, justru yang benar Batam telah membantu membesarkan karir saya karena posisi yang strategis ini. Keunggulan tersebut saya manfaatkan untuk membuat produk, yang tidak hanya bisa berbicara di Asia, tapi juga di level internasional. Animasi menjadi pilihan karena memiliki prospek sangat


31

EDISI 28, Minggu III iIi Agustus agustus 2013


32 cerah dan industri kreatif seperti ini menyenangkan bagi orang muda seperti saya. Jika ingin melihat masa depan industri kreatif, lihatlah bagaimana perkembangan Facebook, Twitter, animasi tiga dimensi, atau Youtube. Youtube misalnya, awalnya hanya sebuah situs berbagi video yang dirintis tiga anak muda. Namun kini hasil kreativitas itu bernilai miliaran dolar. Artinya, ini memang industri besar, bukan industri main-main.

Saya tidak bicara keuntungan bisnis. Ini soal kreativitas anak muda, yang pada akhirnya memang bisa menghasilkan nilai lebih. Dalam industri animasi yang saya geluti, saya banyak melibatkan anak-anak muda lokal yang kualitasnya cukup tinggi. Pada akhirnya, saya ingin mewujudkan mimpi sederhana saya: Jika ada 100 orang kreatif, saya berharap 30 di antaranya berasal dari Batam. Itu saja sudah membuat saya sangat bangga. Industri kreatif ini juga membutuhkan dukungan dari pemerintah. Saya berharap, pemerintah proaktif memberikan arahan dan support kepada anak-anak muda yang ingin menggeluti bidang ini. *** iIi Agustus agustus 2013 EDISI 28, Minggu III


33

Aswandi Syahri, Penggagas Pembangunan Kepri melalui Kesadaran Sejarah

Kendalikan Masa Lalu

untuk Mengendalikan Masa Depan Suatu hari, sahabat saya Prof Dr Jan van der Putten, yang kini telah hijrah dari National University of Singapore ke Hamburg University di Jerman pernah berkata, bahwa saya sebenarnya adalah partikelir, independent researcher.

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013


34

K

alimat tersebut masih terngiang hingga kini. Saya memang seorang sejarawan yang tidak beraktivitas kampus, meski sekali waktu saya penah diminta untuk memberikan �kuliah� di Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Batam. Namun demikian, peluang untuk memberikan sumbangsih pemikiran dan berbuat dalam membangun, memajukan Provinsi Kepulauan Riau tetap tebuka luas. Mengapa? Karena dalam ilmu sejarah modern, peluang untuk berkiprah dengan ilmu sejarah yang scientific tak lagi menjadi monopoli sejarawan akademik (academic historian) di kampus-kampus yang audiensnya hanya terbatas kepada mahasiswa sebagai microscopic audience. Bermula di Amerika dan Kanada pada awal tahun 1970-an, sejarah akademik (academic history) di kampus telah menemukan �laman bermain� yang baru, ketika dibawa ke tengah masyarakat sebagai sejarah publik (public history) dengan masyarakat (public) sebagai audience yang lebih luas atau macroscopic audience: namun tetap akademis dan ilmiah dalam proses dan penyampaiannya. Dalam ranah public history, media untuk menyampaikan hasil studi dan interpretasi terhadap masa lalu yang kemudian disuguhkan dalam format sejarah sebagai kisah, tidak lagi terbatas pada tulisan sejarah yang konvensional seperti: skripsi, thesis, disertasi atau esai ilmiah. Ruang publik,museum, arena pameran, situs sejarah, yayasan dan LSM, surat kabar, majalah, film dan teknologi multi-media adalah sara baru untuk menyampaikan berita pikiran tentang masa lalu. Sudah lebih dari sepuluh tahun, public history adalah EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

model yang saya pergunakan dalam memperkenalkan dan memberikan pemahaman tentang aspek tertentu sejarah Kepulauan Riau. Melalui artikel-artikel sejarah dan budaya yang dimuat di Batam Pos dan Tanjungpinang Pos, saya telah memperkenalkan fase-fase dan simpulsimpul historic tertentu dalam sejarah Kepulauan Riau yang sebelumnya masih samar-samar, atau mungkin tidak diketahui, karena bahan sumber yang belum ditemukan. Contoh kongkret dari semua itu, saya telah dapat membuktikan secara ilmiah berdasarkan arsip, bahwa anak watan Kepulauan Riau dari Kerajaan Riau-Lingga, telah lebih dahulu membangun industri Batam dan mengkomersialisasikan pulau itu sebagai kawasan penanaman modal asing (PMA) sejak akhir abad ke-19: jauh sebelum pemerintahan Presiden Suharto memulainya pada awal tahun 1970-an. Apa artinya semua itu? Dalam konteks sejarah, maknanya rakyat Kepulauan Riau telah telah maju dalam melihat potensi dan peluang strategis Pulau Batam di masa lalu yang arti penting strategisnya juga sangat bermakna bagi Kepulauan Riau di masa kini. Dan yang lebih panting lagi, sinyalemen bahwa Batam hanya dihuni oleh monyet-monyet sebelum dibuka oleh Presiden Suharto pada awal 1970, terbantahkan sudah. Dengan kata lain saya ingin mengatakan bahwa esensi mempelajari sejarah, oleh siapa saja, erat kaitannya dengan dunia tempat kita hidup (dimanapun itu, termasuk di Provinsi Kepulauan Riau) yang merupakan sebuah


35 historicized world (dunia yang bersejarah). Di dalamnya, seperti dikatakan oleh sejarawan Inggris Martin L Davies, ada aspek-aspek historic (bersejarah) tertentu dari masa lalu itu yang memang penting di masa lalu itu sendiri (sajarah sebagai peristiwa) dan kemudian juga berguna bagi masa kini kita setelah mempelajari, menafsirkannya, dan menukilkannya sebagai sebuah rekonstruksi historis (historiografi). Dalam kekiniannya, manusia tegak pada dua sisi. Sebelah kakinya berada pada masa lalu, dan sebelah lagi berada masa kini yang diproyeksikan melangkah ke masa depan. Artinya, seperti dikemukan oleh sejarawan dan filsuf sejarah Amerika, John Lukacs, ”Pemikiran kesejarahan atau berfikir historis itu telah menjadi warisan dan telah merasuk kedalam diri anak manusia secera turun-temurun (Historical thinking has entred our very blood)”. Potensi besar berfikir historis itu yang penting bagia konteks keninian itu, ada dalam diri setiap anak manusia yang berfikir. Mengapa? Karena setiap manusia, kalau tidakpun menjadi sejarawan yang professional, maka ia adalah sejarawan bagi dirinya sendiri: ”Everyman is own historian”. Tak dapat tidak! Pucuk dari puncak mempelajari sejarah adalah, pemahaman tentang suatu aspek historic di masa lalu dalam konteks ruang dan waktu tertentu. Vertehen kata orang Jerman. Hanya sejarawan yang mampu melakukannya. Jika diibarat dunia tempat kita bermastautin ini sebagai sebuah tabung, maka dengan ”kacamata sejarah” kita akan mampu melihat apa yang terjadi, apa yang salah, apa yang rancu, dan apa yang baik dalam ruang dan waktu tertentu pada masa lalu melalui penampang lintang dan penampang bujur tabung itu. Cara pandang historis ini, hanya sejarawan dan ilmu sejarah yang mampu melakukannya. Inilah kira-kira sumbangsih pemikiran yang bisa saya cetuskan untuk memajukan Kepulauan Riau ini, sebagai sejarawan. Saya yakin ”dunia” yang saya geluti saat ini (sejarah) akan mampu berkiprah dalam mengisi pembangunan. Bagaimana caranya? Untuk membangun daerah ini, penting kiranya meolihat potensi yang terkandung dalam bentangan geografis

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

Kepulauan Riau sebagai sebuah provinsi maritim, dan daerah perbatasan yang berhadapan dengan dua negara tetangga (Singapura-Malaysia) dan alur perlayaran perdagangan dunia. Mengapa hal ini penting? Karena di sinilah letak keistiweaan Kepulauan yang tak dimiliki daerah lain di Indonesia. Dan di sinilah peluang paling besar dan sangat potensial yang dapat digarap untuk kemajuan Kepulauan Riau secara ekonomi yang sudah barang tentu akan menggerakan potensi-potensi yang lain. Penjelasan-penjelasan sejarah (historical explanation) dapat menjelaskan mengapa hal ini penting, karena ianya telah pernah dilakukan titik-titik sejarah tertentu pada masa lalu, dengan kadar keberhasilan dan


36 kegagalan yang dapat diukur dan dipahami sebagai sebuah proses sejarah Sejak 1673 ketika berada dibawah Johor yang lama, zaman Riau-LinggaJohor-dan Pahang, zaman dollar, hingga menjelang zaman konfrontasi awal tahun 1960-an, terdapat titik penting (historical watershed) dalam sejarah daerah ini yang memperlihatkan betapa potensialnya bentangan geografis dan potensi maritim Kepulauan Riau dalam peta perdagangan antarabangsa. Kawasan ini beberapa kali berperan sebagai entrepot antarabangsa sejak akhir abad ke-17 hingga menjelang akhir abad ke-18. Pernah menjadi negari yang makmur secara ekonomi pada tahun 1950-an, ketika potensi besar Singapura tidak dipandang sebagai ”ancaman”. Seharusnya ketika telah tampil sebagai sebuah Provinsi, potensi-potensi yang luar biasa besarnya ini dapat digarap dengan maksimal untuk kemajuan dan kemakmuran rakyat Kepulauan Riau. Namun apa yang terjadi? Yang muncul malah sebaliknya. Letak geografis Kepulauan Riau sebagai daerah perbatasan dipandang dan digadang-gadangkan sebagai ancaman terhadap integritas Kepulauan Riau sebegai bagian dari NKRI. Penjelasan-penjelasan sejarah, serinci apun penjelasan itu, tak ada gunanya jika tak niat baik dari pemerintah pusat dalam melihat potensi. Secara politik, apalah daya Kepulauan Riau sebagai sebuah provinsi ketika potensi geografisnya yang istimewa berdepan-dengan dengan Singapura yang merupakan sebuah negara. Harus ada niat baik dan kemaun politik dari pemerintah pusat melalui kebijakan-kebijakan khusus yang mempermudah, jika ingin melihat sisi penting potensi geografis dan maritim Kepulauan Riau dapat memberikan sumbangan berharga bagi daerah ini. Mengapa saya katakan demikian? Pengalaman sejarah memperlihat betapa besarnya pengaruh kebijakan pemerintah pusat terhadap potensi besar Kepulauan Riau EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

ini. Secara historis, politik konfrontasi Sukarno yang ambisius awal tahun 1960-an sangat merugikan Kepulauan Riau. Ia adalah penyebab utama putusnya hubungan perdangan dengan Singapura dan runtuhnya fondasi kemakmuran dan kemewahan Kepulauan Riau tahun 1950-an: sesuatu yang tak pernah dapat direstorasi kembali hingga hari ini. Konsep kawasan perdagangan bebas (FTZ) yang ditawarkan pemerintah pusat pada beberapa titik di Kepulauan Riau jalan di tempat, kalaulah tidak dapat dikatakan gagal. Secara historis, kebijakan ‘setengah hati’ ini samalah dengan kebijakan Vrij Haven van Riouw (Pelabuhan Bebas Riau) ciptaan Belanda yang juga gagal ketika berdepan-depan dengan Sin gapura yang juga baru mulai dikembangkan dengan serius oleh Inggris pada 1829. Mengingat potensi dan keistimewaan letak geografisnya, sudah semestainya dan belum terlambat kiranya pemerintah daerah dan pusat duduk bersama membuat kebijakan-kebijakan khusus yang benenar-begar ada gunanya untuk menyauk keuntungan ekonomis dari potensi maritim dan bentangan geografis Provinsi Kepulauan Riau yang istimewa dan potensial. Ada sebuah ungkapan menarik dari penyair-jurnalis George Orwell, ”Who controls the past controls the future: who controls the present controls the past (Barangsiapa mengendalikan masa lalu maka ia mengendalikan masa akan datang dan barang siapa mengendalikan masa kini maka ia mengendalikan masa lalu.” Kalimat bersayap ini saya rasa lebih dari cukup untuk menggambar betapa pentingnya peran sejarah di zaman modern ini. Dalam bentuk yang konkret, dalam konteks sejerah Indonesia, esensi kata-kata bersayap ini telah berhasil diterapkan oleh pemerintahan Orde Baru yang pada puncak kegemilangannya berhasil membuat indonesia ”aman, damai dan makmur”.


37 Saya sempat merasakan ”kemakmuran” itu melalui biaya kuliah di perguraan tinggi yang satu smester-nya hanya menghabiskan Rp96 ribu, sampai tamat. Sehingga di jejaring sosial, tak sedikit sahabat dunia maya saya yang merindukan zaman itu, setelah membandingkannya dengan kondsi saat ini, di saat para orang tua ”panik” memikirkan anaknya yang akan duduk di bangku kuliah. ”Pencapaian gemilang Orde Baru”, kalaulah boleh disebut begitu, salah satunya karena terciptanya rust en orde, zaman tenang tanpa gejolak berarti yang juga sangat ditekankan oleh pemerintah Belanda dulu. Namun harus dipahami bahwa rust en orde itu tercapai bukan karena Orde Baru berhasil menjalankan ”mesin militer” dan ”mesin politiknya” semata.

Pencapaian itu juga karena otoritas Orde Baru berhasil mengendalikan, menguasai, dan memainkan sejarah sebagai bagian pembangunan nasional Indonesia. Kajiankajian mutakhir tentang politik sejarah dan historiografi Indonesia di era itu, seperti dilakukan sejarawan Michael Wood tahun 2005, telah membuktikannya. Masih segar dalam ingatan kita, sosok Nugroho Notosusanto, ”sejarawan istana” zaman Orde Baru yang kontroversial. Ia sejarawan jebolan jurusan sejarah Universitas Indonesia yang kemudian ikut wajib militer, lantas menjadi kepala pusat sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Lalu menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang melapangkan jalan masuknya militer dan politik ke dalam penulisan sejarah nasional Indonesia, dan menjadikan sejarah sebagai salah satu sumber legitimasi kekuasaan dan pembangunan. Kasus Orde Baru ini tidak general. Namun dapatlah menjadi ilustrasi untuk memperlihat peran penting sejarah bagi pembangunan dalam konteks kekinian. Lantas bagaimana dengan Kepulauan Riau? Sumbangan apa yang dapat diberikan oleh pemikiran-pemikiran sejarah bagi daerah segantang lada hari ini? Jika dibandingkan dengan pada masa lalu, ketika Bandar Riau di Hulu Sungai Riau (Tanjungpinang kini) adalah EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

sebuah bandar dagang yang diperhitungkan sejak 1673, maka Tanjungpinang dan Kepulauan Riau hari ini sesungguhnya tak mendapat keuntungan yang berarti dari letak geografisnya yang strategis di kawsan Selat Melaka, selain bertetangga dengan Singapura yang makmur. Tak ada perubahan yang berarti dalam letak dan bentangan geografis Kepulauan Riau 300 tahun lalu, jika dibandingkan dengan kondisi pada masa kini. Bahkan mungkin, alur perlayaran ke dalam pelabuhan Riau di Sungai Riau tak mengalami pendangkalan yang berarti: tetap dapat dilayari oleh kapal kargo samudra berukuran sedang hingga ke hulunya. Bandar Riau pada abad 17, sama seperti Tanjungpinang pada masa kini, juga tidak memproduksi komoditi dagang yang penting. Timah didatangkan dari Bangka, gambir dari Sumatra, lada dari Bangka, dan kain dari China serta India. Namun pelabuhan Riau di Pulau Bintan pada abad ke 17 dan kemudian pada abad ke-18 terkenal sebagai pelabuhan dagang yang makmur dan ramai. Seperti telah ditunjukkan oleh sejarawan Leonard Y Anandaya kapal-kapal dagang, dan para pedagang mancanegara lebih tertarik berniaga di pelabuhan Riau karena managierse aequipagege-nya atau manajemen pelabuhannya dan aturan dagang lebih menguntungkan dibanding jika mereka berniaga di pelabuhan Melaka yang ketika itu telah dikuasai Belanda. Bagaimana dengan Tanjungpinang kini yang secara historis sesungguhnya telah mengambil alih peran Bandar Riau? Fakta-fakta historis seperti ini adalah sebagian dari aspek penting sejarah maritim Kepulauan Riau yang tercakup di dalamnya perdagangan, yang telah diungkap oleh sejarawan melalui kajian-kajian historisnya sempena merekonstruksi masa lalu. Kalaulah para pengambil kebijakan jeli, fakta historis ini sesungguhnya dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam mengambil kebijakan sempena pengambangan potensi perdagangan


38 dan ekonomi maritim Kepulauan Riau. Pada tataran ini, sesungguhnya peran sejarah dan sejarawan yang paling penting adalah memberikan sebuah pemahaman historis yang pada akhirnya akan memunculkan kesadaran sejarah, sebagai pemicu yang dapat membangkit kreativitas dan pemikiran cerdas yang kritis dalam membangun negeri. Berdasar uraian ini, saya memiliki visi atau gagasan besar untuk membangun daerah ini. Di antara visi ini ada yang sudah terealisasi adalah membangun kesadaran sejarah dengan mengungkap fakta-fakta penting masa lalu. Sebagaimana kita ketahui, tugas utama sejarawan adalah mempelajari dan menafsirkan masa lalu atau peristiwa di masa itu, yang kemudian mekonstruksinya dalam bentuk sejarah sebagai sebuah kisah. Muara akhir dari proses ini adalah untuk menghadirkan sebuah kesadaran sejarah yang dapat memberikan pemahaman bahwa kita (manusia) adalah mahluk historis, yang bergerak maju menuju kebaruan-kebaruan dan kemajuan, dan tak tadapat lepas dari masa lalunya. Karena itulah, dalam membangun kesadaran sejarah ini, saya berusaha keras, hingga detik ini, untuk menyibak dan menjelaskan fakta-fakta penting dari masa lalu Kepulauan Riau yang penting dalam konteks kekinian: yang harus ditelusuri sejak zaman prasejarah hingan abad modern ini. Gagasan besar ini telah saya mulai dengan hal-hal yang kecil melalui esai-esai ”sejarah kecil” semacam le pteti stoire kata orang Prancis. Tulisan-tulisan ini cukup berhasil memancing minat anak-anak muda terhadap

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

sejarah daerahnya, yang pada akhirnya diharapkan dapat memunculkan kekuatan maha dahsyat yang disebut kesadaran sejarah itu. Dalam konteks kesadaran sejarah ini, melalui kajiankajian sejarah dan kebudayaan, saya juga telah berhasil membuktikan secara ilmiah bahwa bahwa peradaban di Kepulauan Riau telah eksis sejak zaman prasejarah, ketika asumsi saya bahwa timbunan kerang yang mebukit di daerah Kawal Kabupaten Bintan adalah peninggalan sebuah peradaban manusia di masa lalu, dapat dibuktikan secara ilmiah oleh para arkeolog. Namun masih ada gagasan saya yang belum terealisasi, misalnya membangun, atau paling tidak membantu pemerintah daerah menghadirkan sebuah perpustakaan dan arsip yang lengkap dan modern, dengan mereproduksi semua bahan-bahan sumber sejarah Kepulauan Riau yang tersebar di penjuru dunia. Untuk itu, tak ada jalan jalan jika kita ingin masuk ke ranah kegemilangan Kepulauan Riau di masa lalu untuk menyauk manfaat dari padanya, maka bahan sumber sejarah seperti arsip, manuskrip, buku-buku, foto-foto, dan berbagai bentuk bahan pustaka yang tersebar di berbagai lembaga di dunia itu adalah pintunya. Setiap sejarawan tak dapat bekerja tanpa sumber, dan menjadi sejarawan di Indonesia tak akan bisa berbuat apa-apa bila tak mempunyai perpustakaan dan arsip sendiri. Karena tak seperti di luar negeri, tidak banyak perpustakaan dan arsip yang lengkap dan dapat diakses dengan mudah di Indonesia. Terlebih lagi bahan-bahan sumber sejarah Kepulauan Riau untuk periode tahun 1970-an hingga zaman kolonial, adalah sesuatu yang langka: rare material. Bahan sumber sejarah bagaikan ”nyawa” bagi seorang sejarawan. Dua puluh tahun yang lalu, saya merasakan betul betapa sulitnya mencari bahan-bahan sejarah Kepulauan Riau. Memang tujuh tahun terakhir, beberapa bahan sumber itu dengan mudah dapat saya peroleh karena budi baik teman-teman di luar negeri dan saya juga sering melakukan penelitian dengan metode ”pukat harimau’, menyapu bersih semua bahan tentang Kepulauan Riau yang ditemukan di Perpustakaan Nasional dan Arsip Nasional di Jakarta. Saya juga pernah ke Leiden, ”Mekah-nya” para sejarawan Indonesia, untuk mengumpulkan bahan-bahan sejarah Kepulauan Riau selama sepuluh hari non stop. Kalaulah dibaratkan itu sebagai perjalanan ”ibadah haji”, maka kerja saya selama sepuluh hari di Belanda masih dalam taraf ”umroh” yang hanya dapat mengumpulan ratusan lembar repro digital dari ribuan lembar bahan sumber sejarah Kepulauan yang tersimpan pada berbagai lembaga di Belanda. ***


39 Deden Suryana, Kepala SMKN I Batam

Sistem Pendidikan Berbasis Teknologi Informasi Secara umum dunia pendidikan di Batam sudah mulai menunjukkan kemajuan dalam pretasi. SMKN I Batam, misalnya, sudah mampu mengharumkan nama Batam dan Indonesia dalam berbagai ajang pendidikan tingkat dunia.

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

N

amun demikian, belum semua fasilitas tersedia. Khusus dalam fasilitas penunjang, harus ada peningkatan dengan sistem pendidikan berbasis teknologi informasi. Saya berharap, tahun 2014 harus lebih baik lagi, untuk menghadirkan pendidikan berkualitas dengan sistem IT yang bisa bersaing dengan negara luar. Karena bakat siswa yang kita miliki memang sangat bagus, sayang kalau tak didukung dengan fasilitas pendidikan yang bagus pula. Seiring perkembangan zaman, sistem pendidikan dengan dukungan teknologi yang canggih tak bisa dihindari. Ini nantinya akan menjadi kebutuhan primer dunia pendidikan. Sistem pendidikan berbasis teknologi bukan saja untuk menyaingi pendidikan di negara maju, juga untuk memenuhi standar kebutuhan pendidikan sesuai dengan perkembangan teknologi saat ini. Salah satu contoh yang diharapkan SMKN I yakni sistem pengajaran yang menggunakan Android for Learning. Sistem ini akan menggantikan buku yang relatif memberatkan siswa dan guru. Dengan Android for learning, siswa bisa menikmati pendidikan dengan gampang dan murah. Inilah yang sedang diterapkan di negera-negera berkembang. Bahkan sebagai perbandingan, di beberapa negara berkembang saat ini pendidikan sudah menggunakan e-Book yang sedikit lebih canggih dibanding Android for Learning. Saya juga mengharapkan kepada pemerintah kota, provinsi maupun pusat agar selalu mendorong dan mendukung program pendidikan yang ada dengan berbagai cara. Pemerintah seharusnya membuat web atau situs tentang pendidikan agar semua sekolah bisa saling mengenal satu sama lain. Kalau bisa hilangkan sistem rapat atau surat. Kan sekarang sudah ada program yang bisa digunakan untuk menggantikan rapat guru atau kiriman surat. Banyak program tinggal kembangkan saja. ***


40

Denni Delyandri, Pemilik Kek Pisang Villa

Mulailah Perubahan

dari Diri Sendiri

Sejak saya memulai usaha ini pada 2007, industri oleh-oleh di Batam berkembang pesat. Tahun 2007 saya merintis produk asli Batam. Artinya, kami produksi di Batam. Hingga 2009 Kek Pisang Villa menjadi pemain tunggal dalam industri oleh-oleh Batam. Hanya kami yang beriklan dan memasang billboard.

P

ada 2009, mulai muncul usaha oleh-oleh lain di Batam. Setelahnya, muncul pengusaha-pengusaha muda yang juga bermain dalam industri ini. Kalau saya amati, sekarang kira-kira ada 15 industri oleh-oleh di Batam. Munculnya usaha-usaha baru dalam bisnis oleh-oleh Batam sangat baik untuk industri itu sendiri. Pengusaha tertantang untuk menemukan inovasi-inovasi baru. Namun, sebagai perintis, kami berusaha untuk mendapatkan pasar yang lebih besar dalam industri ini.

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

Selain inovasi, persaingan dalam industri oleh-oleh membantu industri ini dalam hal edukasi pasar. Sebelumnya, ketika kami sebagai pemain tunggal, promosi merupakan hal yang melelahkan. Kalau kita sendiri, energi kami banyak terkuras untuk promosi. Tapi, seiring munculnya usaha dan adanya kompetisi, semua mendengungkan oleh-oleh khas Batam. Jadi, pasar yang awalnya sedikit, dengan banyaknya usaha uang turut mengedukasi masyarakat, pasar yang sebelumnya kecil menjadi semakin besar dan banyak. Saya rasa, Kek Pisang Villa tidak akan besar dan dike-


41 nal seperti sekarang tanpa usaha-usaha lainnya. Terlalu berat dan akan lama kami mengedukasi pasar. Tapi, karena sekarang ramai usaha oleh-oleh, proses itu menjadi lebih cepat. Sekarang bagaimana kreativitas kami untuk bisa memegang pasar Batam. Untuk Kota Batam sendiri, munculnya usaha-usaha oleh-oleh ini memberikan warna baru. Batam yang selama ini dikenal sebagai kota industri, sekarang warganya banya yang mencoba berwirausaha. Berwirausaha berarti bisa mandiri. Pengusaha-pengusaha baru berusaha berdiri dengan kaki sendiri dan keluar dari kebiasaan menerima gaji bulanan. Malahan, mereka menjadi tangan di atas yang membantu banyak orang. Dampaknya bagi Batam, kalau selama ini tenaga kerja hanya berkutat di masalah upah minimum kota, dengan adanya orangorang yang bertekad menjadi wirausaha, UMK tidak lagi menjadi persoalan utama. Pemerintah Kota Batam seharusnya bisa mendorong warga bahwa ada pilihan selain bekerja, yakni berwiraswasta. Pertumbuhan UKM akan mendorong laju perputaran ekonomi, karena itu sektor riil. Dengan banyaknya pengusaha baru, karyawan banyak tersedot, beban pembangunan dikurangi, dan dapat membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan.

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

Sejauh ini saya melihat Pemko Batam sudah cukup mendukung terciptanya wirausaha di Batam. Itu bisa terlihat dengan terpilihnya Batam sebagai kota yang UKM dan koperasinya termasuk yang terbaik, beberapa waktu lalu. Lembaga seperti Batam Pos Entrepreneur School (BPES) juga sudah membantu menumbuhkan semangat wirausaha. Kembali soal usaha Kek Pisang Villa. UKM ini bisa mencapai kesuksesan dan bisa kami pertahankan sampai sekarang karena adanya etika bisnis. Bagi saya, itu nomor satu. Dengan etika, jalannya bisnis jadi lebih baik. Di samping itu saya selalu menjunjung tinggi profesionalisme dan kerja sama tim. Soal kesejahteraan juga saya perhatikan. Standar gaji Kek Pisang Villa adalah UMK Kota Batam ditambah makan siang. Apalagi di level manajer, gajinya luar biasa. Gaji yang di atas rata-rata itu bukan untuk kepentingan sendiri, tapi untuk kepentingan bersama. Kami bekerja dalam suasana kekeluargaan, namun dalam bingkai proesionalisme. Setiap perbuatan terkait perusahaan harus ada konsekuensinya. Walau standar gaji karyawan Kek Pisang di atas ratarata untuk posisi selevel di perusahaan lain, persoalan UMK memang cukup memberatkan kami juga karena kenaikan UMK tahun ini yang tinggi. Teman-teman di


42 industri lain pasti berat soal UMK itu. Saya pun akhirnya mencari solusi mengantisipasi kenaikan itu lewat efisiensi dan segala macamnya. Bagi saya, jika mendapat karyawan yang mumpuni, otomatis perusahaan memiliki produktivitas yang tinggi. Yang susah adalah ketika karyawan minta kenaikan gaji tetapi ia tidak mau meningkatkan kualitas dirinya. Karyawan seperti ini hanya akan menjadi beban perusahaan. Karyawan seharusnya bisa memahami telah diberi gaji lebih oleh perusahaan. Artinya, ia harus memberikan lebih baik lagi. Produktivitas harus meningkat. Yang jadi persoalan, UMK naik tetapi tidak diikuti oleh kualitas pekerja karena masih memiliki mental pekerja. Paling tidak, mental karyawan harus bertumbuh dengan merasa memiliki perusahaan itu sendiri. Kami di Kek Pisang Villa memiliki sistem untuk meningkatkan kapasitas karyawan. Kami sangat selektif dalam rekrutmen agar bisa memperoleh rekrutan sebaik mungkin. Sistem rekrutmen itu penting karena saat kami membuka lamaran, dalam seminggu ada ratusan pelamar

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

yang datang. Dengan sistem, kami bisa mengantisipasi karyawan yang nantinya dapat menjadi beban. Selain itu kami juga memiliki training-training rutin yang berguna bagi karyawan untuk meningkatkan kemampuan mereka. Bagi saya, UMK naik tiap tahun itu wajar karena memang ada inflasi. Tetapi naiknya harus keputusan bersama, karena berat jika UMK naiknya terlalu tinggi. Akhirnya, otomatis pengusaha cari gampang dengan menaikkan harga. Bahkan baru ada isu kenaikan UMK saja, harga pasar sudah naik semua. Jadi, kenaikan UMK itu tidak ada artinya. Di sini kami membutuhkan peran pemerintah. Kenaikan harga bisa diatasi jika pemerintah memiliki kebijakan seperti mengontrol harga, mengontrol ongkos transportasi, dan bahan baku dipermudah. Jadi, kalau saya berbicara tentang UMK dan ketenagakerjaan, hendaknya kenaikan UMK jangan terlalu tinggi. Kenaikannya harus dengan kesepakatan bersama dan diiringi dengan karyawan yang memiliki mental baik, jadi bukan hanya bisa berdemo tetapi saat diminta kerja tidak mau. Se-


43 kin saat SMA. Padahal, dunia berubah dan seorang mentara pemerintah juga mampu mengontrol pekerja dituntut untuk meningkatkan kualiharga pasar. tas dirinya. Jika tak lagi belajar, STTB (SuKepada tenaga kerja di Batam dan rat Tanda Tamat Belajar) yang diterima ingin menjadi pengusaha, saya ingin Gagasan-gagasan merbenar-benar berarti tamat belajar. Itu mendorong agar untuk punya citaeka mungkin terlalu parsial, untuk itulah kami yang membuat pekerja tidak tumbuh cita tinggi sebagai pengusaha. Itu mengambil 15 nama agar di tengah persaingan yang sengit dan tidak salah. Yang salah kalau memide-ide mereka saling akan terus-terusan dieksploitasi. biarkan hidup mengalir saja. Saya mengutuhkan, melengSekarang, kalau kita mendemo pedulu juga buruh pada tahun 2003 kapkan, dan dengan demerintah soal upah, gaji sih naik. Tapi mikian lebih besar daya sampai 2006. Saat itu saya bekerja gugah ide-idenya. harga-harga juga naik. Repot kalau kita di PT Asahi dengan gaji Rp 2,5 juta ingin mengubah orang lain. Ya sudah, hingga Rp 3 juta, tergantung lembur. diri kitalah yang kita ubah melalui terus Saat itu, untuk sarjana yang baru lulus menerus belajar, dekat dengan Tuhan, memiliki termasuk besar. Namun, saya akhirnya mensikap dan yang baik, serta mampu menahan diri. inggalkan pekerjaan itu kemudian menjalankan usaha Jika seseorang sudah bertekad terjun ke dunia usaha, sendiri bersama istri, mulai dari jualan kerupuk, warung dia harus siap beraksi. Lembaga-lembaga seperti pemernasi Padang, even organizer (EO), sampai akhirnya Kek intah dan BPES akan memberikan banyak bimbingan Pisang yang awalnya saya antar sendiri keluar masuk dan ilmu. Tapi untuk menggapai kesuksesan kembali kantor. Banyak usaha saya yang dimulai dengan modal ke pebisnisnya. Berapa persen ilmu yang diterima yang nol rupiah. sudah ia terapkan. Jangan hanya berharap hidup mengalir mengikuti Saya sebagai salah satu mentor di BPES selalu mengkeadaan. Banyak pekerja yang ketika ditanya mereka ingatkan calon wirausahawan untuk memiliki tujuan menjawab, "ya, gini-gini aja". Itu jawaban yang umum bisnisnya. Kemana bisnis itu akan dibawa. Apa visi dan saya rasa. misinya harus jelas. Di dalam bisnis, meski sifatnya UKM, Harapan kita, buruh dapat berpikir maju bagaimana struktur perusahaan harus jelas, karena itu merupakan memberi yang lebih baik bagi keluarganya di masa jenjang karir dalam perusahaan. depan. Kalau bisa memberikan yang terbaik bagi keSelain dengan BPES secara khusus, secara umum luarga besarnya. Hanya sampai sekarang, baru sedikit Batam Pos sudah lama menjadi mitra Kek Pisang Villa. orang yang terbuka pikirannya untuk hidup lebih baik. Media memang banyak sekali fungsinya, terutama soal Kebanyakan hanya berharap keadaan menjadi lebih baik. publikasi. Media bisa menjadi sarana yang efektif untuk Walikotanya lebih baik sehingga kebijakannya memihak. mengedukasi masyarakat untuk berwirawasta. Pemerintahnya lebih baik, perusahaan lebih baik, gajinya Karena vitalnya fungsi media dalam kehidupan gede, itu saja. Tetapi pekerja tidak mau mengubah diri masyarakat, kami dari kalangan pelaku UKM berharap menjadi lebih baik. media khususnya Batam Pos bisa lebih banyak mengulas Bagi saya, jangan berharap keadaan yang menjadi dunia kewirausahaan khususnya UKM. Sedangkan untuk lebih baik. Tetapi, pribadi kitalah yang harus menjadi berita-berita yang bersifat tidak mendidik atau sensalebih baik, maka segalanya akan jauh lebih mudah. sional bisa dikurangi karena lebih banyak mudaratnya. *** Langkah untuk mencapai itu sederhana, dengan belajar. Pekerja harus memahami, dalam posisi apa kita sekarang. Apa ilmu yang didapatnya di situ. Apa yang harus ia kerjakan. Dalam industri apapun, bidang yang digeluti merupakan salah satu pelajaran buat dia. Entah ia bekerja di bidang pemasaran, penjualan, gudang, atau akuntan. Di situ banyak pembelajaran. Dalam kondisi itu kita dapat belajar bagaimana memiliki sikap yang benar misalnya di hadapan atasan, atau bagaimana caranya mengambil inisiatif. Jangan pernah berhenti belajar. Kebanyakan buruh berhenti belajar setelah lulus SMA atau kuliah. Bila ditanya, kapan terakhir membeli buku. Kebanyakan mungEDISI 28, Minggu III Agustus 2013


44 Andri Kurnianto, Pemilik New T-Obenk

Soal Kreativitas, Batam Baru di Poin Enam Batam sebagai kota industri dan pariwisata sudah masuk dalam wadah yang namanya ekonomi kreatif. Berbagai kegiatan yang menandai itu sudah beberapa kali diselenggarakan di Batam, baik oleh Pemerintah Kepri maupun oleh Batam sendiri. Lantas menurut saya, Batam bisa menjadi kota kreatif karena banyak anak-anak muda yang kreatif dan bagus.

K

alau dalam skala sekarang ini, dari skala satu sampai sepuluh, Batam masih pada level enam. Jadi masih banyak yang perlu dibenahi dan ditingkatkan untuk mewujudkan Batam sebagai kota kreatif. Ini perlu karena seperti yang saya kemukakan tadi, ada banyak anak-anak muda Batam yang kreatif dan kreativitas mereka ini bisa menjadi industri yang tentunya akan meningkatkan perekonomian. Potensi ini sangat besar. Untuk mendukung peningkatan ekonomi kreatif, saya punya harapan kepada pemerintah agar banyak acara skala nasional dan internasional bisa diselenggarakan di Batam. Kemudian menyediakan wadah bagi anak-anak muda yang kreatif di event-event tersebut. Di mana wadah ini tidak hanya jadi tempat berkarya, tetapi juga bisa mengangkat ekonomi Batam. Saya sendiri punya gagasan yang sedang saya siapkan dan mudah-mudahan ini bisa terwujud segera. Gagasan saya ini juga mendukung Batam sebagai kota kreatif dan tentunya pariwisata Batam. Sejauh ini, saya sudah membuat kaos T-Obenk yang mendukung pariwisata, bus store yang pertama di Batam dan mungkin di Indonesia. Nah, gagasan saya berikutnya adalah membuat airplane store. Toko di dalam pesawat. Ini mungkin yang pertama di dunia kalau terwujud. Toko kaos dengan pesawat Boeing 737. Ini proyek saya yang terdekat setelah punya ruko sendiri nantinya. Target besar saya ini yaitu airplane store bisa menjadi objek wisata nantinya. Hanya ini agak sulit untuk diwujudkan segera. Butuh lahan yang luas karena badan pesawat yang besar. Butuh lahan seluas, paling tidak 50 meter kali 50 meter. Saya sudah mulai survei pesawat mana yang bisa saya dapat dan bagaimana cara membawanya nanti ke sini (Batam). Pesawat ini kan tidak bermesin lagi, jadi tidak

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

bisa diterbangkan lagi. Saya punya pemikiran, pesawat ini bisa dibawa ke Batam setelah dipotong kecil-kecil, dikontainerkan, lalu dibawa dengan kapal. Selain gagasan pribadi, saya juga punya gagasan untuk Pemerintah Kota Batam. Gagasan saya yaitu, pemerintah membuat satu tempat atau center bagi pelakupelaku bisnis kreatif dan UKM. Satu tempat untuk bisa berkumpul, berjualan, dan berinteraksi. Berjualan produkproduk oleh-oleh dan kuliner serta hasil bumi dari Batam. Dengan begitu, wisatawan mudah untuk datang dan mendapatkan semuanya. Ya oleh-oleh kaos misalnya, kue-kue, dan kerajinan tangan. Jadi wisatawan tidak kebingungan harus mencari ke Nagoya atau Batam Centre. Gagasan lainnya, mungkin ini buat teman-teman pelaku bisnis oleh-oleh. Saya melihat, di Batam ada organisasi usaha travel, hotel, dan restoran. Seperti PHRI, Asita, tetapi organisasi pelaku bisnis oleh-oleh belum ada, padahal di Batam banyak. Ide ini ada di kepala saya, hanya saja saya belum berani untuk membuat atau membentuk karena saya merasa masih belum ada apa-apanya, masih junior dibanding teman-teman yang lain. ***


45 R. Wisnu Wardhana, Pemilik Nayadam

Dukungan Pemerintah

Harus Konkrit

Investasi menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Batam. Semakin banyak yang berinvestasi akan semakin maju perekonomian Batam. Dengan banyaknya yang berinvestasi tentunya banyak orang asing dan tamu yang akan masuk ke Batam. Banyaknya tamu yang datang dan masuk ke Batam tentunya memberi pengaruh pada ‘jualan’ dan industri. Bukan hanya dunia pariwisata yang hidup, terutama wisata MICE, tetapi industri kuliner di Batam juga akan hidup.

R. Wisnu Wardhana, Pemilik Nayadam

N

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013

amun selama ini, saya melihat wisatawan hanya transit saja di Batam. Jadi saya berharap, Batam nantinya benar-benar menjadi daerah tujuan wisata utama. Sehingga bisa mempertahankan posisi nomor tiga sebagai daerah yang banyak dikunjungi wisatawan. Bahkan kalau bisa, Batam berada di posisi satu. Dengan posisi tiga besar saja, kunjungan wisatawan bisa mempengaruhi industri bisnis oleh-oleh. Saya punya cita-cita ada event nantinya yang bisa membranding dan memudahkan pelaku bisnis oleh-oleh untuk memasarkan produknya. Ada satu hari bagi UKM, terutama pelaku bisnis oleh-oleh, bisa berjualan di area di sekitar Pemko Batam. Di jalan depan kantor Pemko Batam. Ini saya kira bersinergi dengan rencana Pemko Batam untuk menjadikan Jalan Engku Putri jadi satu jalur saat penyelenggaraan MTQ 2014 mendatang. Event seperti ini dibutuhkan dan perlu dilakukan Pemko Batam. Tidak hanya sekali dua kali, tetapi bisa sekali seminggu dan rutin. Ini bisa menjadi semacam pesta UKM dan menjadi destinasi wisata nantinya. Saya sendiri sudah punya gagasan yang mengangkat industri-industri kecil sejak lama. Sejak 2010, saya menggandeng teman-teman pelaku UKM untuk menjual produknya di tempat saya. Ada 30 UKM dengan 6070 produk yang bergabung dan menjual produknya di tempat saya.

Ini membuktikan bahwa Batam punya pelaku UKM yang kreatif dan bisa mengangkat perekonomian mereka, ekonomi Batam. Jadi saya tidak hanya mengangkat diri sendiri, tetapi juga pelaku UKM lainnya. Karena ini memang sudah menjadi tugas kami sebagai pelaku bisnis industri oleholeh. Saling mengangkat dan memperkenalkan produk-produk yang tentunya bisa mengenalkan Batam, inilah Batam. Untuk itu butuh terobosan dari Pemerintah Kota Batam. Sejauh ini pemerintah atau dinas terkait sudah memberikan support. Namun perlu dukungan lebih besar lagi karena sulit untuk bertahan dan bisa survive. Ini tugas kami dan butuh dukungan pemerintah untuk menjadi provokator UKM. Tidak hanya itu, saya juga berharap pemerintah bisa menjaga harga bahan baku tetap stabil karena itu berkaitan dengan keberlangsungan usaha kami. Kalau stabilitas harga bahan baku tidak terjaga, tentunya akan berdampak kepada kita semua. Bahan baku dari Indonesia sendiri lebih mahal sehingga ada bahan baku yang harus kita datangkan dari negara tetangga, Singapura, Thailand, dan Malaysia. Sejauh ini, usaha saya sendiri masih menggunakan bahan baku dari Batam. Tetapi pelaku bisnis oleh-oleh lainnya kadang harus mengimpor bahan baku. Ini kan artinya hanya memperkaya negara lain. Kalau bahan baku dari Indonesia sendiri bisa lebih murah, tentunya akan membuat kaya negeri kita sendiri. Stabilitas keamanan dan ketertiban juga perlu dijaga. Kalau sering demo pastinya membuat mereka khawatir untuk datang ke Batam. Saya berharap tidak sering ada demo supaya investor tidak segan untuk masuk Batam menanamkan modalnya. Banyak tamu yang datang dan orang luar senang mengadakan MICE di Batam. Ini semua berkaitan dengan keberlangsungan bisnis dan industri oleh-oleh kami. Berkaitan dengan ekonomi Batam. Dengan stabilitas yang terjaga, pastinya Batam akan semakin maju. ***


46

EDISI 28, Minggu III Agustus 2013


47

d facebook: majalahbatampos.co.i

twitter: @majalahBP s.co.id email: majalah@batampo

DA R I S U D U T PA N DA N G L A I N

Diterbitkan Oleh: PT Sijori Interbintana Pers www.majalah.batampos.co.id Pemimpin umum / gm: Hasan Aspahani Pemimpin Redaksi: Muhammad Iqbal WAKIL Pemimpin Redaksi: M. Riza Fahlevi Redaktur Pelaksana: Muhammad Nur, Helmi YS (Desain) Asisten Redaktur Pelaksana: Agnes Damayanti. Redaktur/Editor: Ahmadi, Hasanul Safri, Yermia Riezki, Feni Ambaratih, Herry Dingin Sembiring Arrazy Aditya (Fotografer), Muhammad Syahrir (Desain) Tonny Richardo (Desain) Redaktur senior : Ade Adran Syahlan Lisya Anggraini sekretaris redaksi : Ummy Kalsum Chairman Rida K Liamsi CEO Makmur Direktur Utama Marganas Nainggolan Wakil Dirut Socrates Pemimpin Perusahaan Usep Rahmat Saifullah manager iklan Dewi Febsuri Alamat Redaksi, Pemasaran, Iklan dan EO: Gedung Graha Pena Batam, Lantai 2, telepon :(0778) 460000 (hunting), Fax (0778) 462162 dan (0778) 465111 Batam Center, Batam. Perwakilan Pekanbaru: Jalan Raya Pekanbaru-Bangkinang KM 10,5 Telpon (0761) 64634 Fax (0761) 64638. Perwakilan Jakarta: Gedung Indopos Lt. 6 Jl. Kebayoran 12 Jakarta Selatan, Telp. 021 - 53699560, 021-5333046. Perwakilan Tanjungpinang: Jalan Pramuka 3. Telepon (0771) 27714, 27715. Perwakilan Tanjungbalai Karimun: Jalan A Yani, Sungai Lakam, Telpon (0777) 323686, Fax (0777) 323685. Rekening PT. Sijori Interbintana Pers, NISP;090.010.011377, BPD Riau Cabang Batam Ac.00701.13.0044560. EDISI 28, Minggu III Agustus 2013


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.