COCONUT GKI KELAPA CENGKIR 15TH ANNIVERSARY EDITIONS
KOMPILASI LIMA BELAS TULISAN WARTA JEMAAT DALAM RANGKA ULANG TAHUN KE-15 GKI KELAPA CENGKIR
Behind Coconut
Selamat datang! Coconut adalah terbitan berkala GKI Kelapa Cengkir yang sebelumnya dikenal dengan nama Bina Krista. Masih mengangkat spirit yang sama, Coconut menghadirkan konsep Christian lifestyle yang disesuaikan untuk kebutuhan informasi jemaat GKI Kelapa Cengkir. Coconut alias kelapa adalah tanaman yang dari ujung ke ujung, semuanya memiliki kegunaan; buahnya bisa menetralisir racun, lidinya diolah menjadi sapu, batangnya menjadi perahu…dan banyak lagi. Coconut melambangkan spirit jemaat Kristen modern yang selalu berguna bagi lingkungannya dan tulus menyerahkan dirinya menjadi berkat untuk sesama.
Langganan Coconut?
Kirim email ke perpustakaancengkir@yahoo.co.id dengan subject ‘LANGGANAN COCONUT’ Majalah Coconut akan dikirim secara teratur ke inbox email Anda
Baca Online?
Cari ‘Majalah Coconut’ di www.issuu.com
Coconut C r e w Redaksi: Komisi Pembinaan GKI Kelapa Cengkir Kontributor: Pdt. Em. Agustinus Kermite Pnt. Daniel Suryana
Printed by Borobudur 2 (0811 8306 040) Layout Designed by (0838 9982 2274) Coconut, majalah dwi-bulanan GKI Kelapa Cengkir, bisa terus hadir berkat dukungan jemaat dan simpatisan di Networking Page. Ingin turut memperkenalkan jasa/produk?
UKURAN HARGA 1/6 halaman ¼ halaman ½ halaman 1 halaman 2 halaman (double page spread)
2
Rp 200.000 Rp 300.000 Rp 600.000 Rp 1.200.000 Rp 2.400.000 EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
SAMB UTAN
B
eberapa waktu lalu, sebelum menyiapkan edisi ini, Tim Majalah Coconut bertemu dengan Pnt. Winner Pananjaya dalam sebuah persekutuan wilayah. Kami pun mendiskusikan GKI Kelapa Cengkir yang sebentar lagi akan berulang tahun ke-15. “Lima belas itu usia yang penting loh di GKI,” ujar Pnt. Winner. “Karena di usia itu adalah saatnya warga GKI mulai mengikuti katekisasi.” Menghayati momen 15 tahun
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
sebagai usia ketika kita mulai memasuki kedewasaan spiritual melalui pembelajaran akan Firman Tuhan, bergulirlah ide untuk menyajikan buku ini. Di dalamnya, jemaat akan mendapati 15 tulisan dari gembala kita, Pdt. Em. Agustinus Kermite yang selama ini memberikan mutiaramutiara pengajaran yang berharga melalui artikel beliau di Warta Jemaat. Selamat membaca, selamat belajar, dan selamat menjadi makin dewasa untuk kita semua
1 1
"Manusia adalah ciptaan Allah. Karena itu kalau dia menjadi kaya, pandai atau berstatus sosial yang tinggi, ia tidak boleh menjadi tinggi hati terhadap sesamanya apalagi bersikap menjadi sama dengan Sang Pencipta itu." -Pdt. Em. Agustinus Kermite-
2
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
PART 1 : KEHIDUPAN KRISTIANI
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
3 3
GER E JA
GEREJA Memang kata ini sudah sangat familiar bagi kita. Bahkan mungkin bagi kita sudah tidak ada pertanyaan di sekitar kata ini. Tapi tetap saja penting bagi kita membahas ‘gereja’, karena sangat mungkin masih banyak di antara kita yang belum memahaminya dengan baik dan benar.
ASAL USUL KATA GEREJA
Dalam Perjanjian Baru ada kata Yunani ”eklesia” yang biasanya diterjemahkan dengan “gereja”. Kata ini berasal dari dua kata Yunani, yaitu “ek” yang artinya keluar, sedangkan kata yang kedua adalah “kaleo” artinya adalah “memanggil”. Jadi “eklesia” adalah “dipanggil keluar”. Tentu yang masih menjadi pertanyaan adalah siapa yang memanggil dan siapa yang dipanggil? Dipanggil keluar dari mana?. Yang memanggil adalah Allah dan yang dipanggil adalah setiap orang percaya, sedang yang dimaksud keluar adalah keluar dari dalam dunia. Kata kedua adalah kata “kahal”, kata ini berasal dari Perjanjian Lama karena itu dari kata Ibrani. Pada saat itu memang belum ada istilah gereja. Tapi kata ini sangat penting berkaitan dengan kata “gereja”. Kata ini menunjuk pada umat Allah dalam Perjanjian Lama. Kata ini nampaknya
4
dekat dengan kata Portugis “igreja” yang artinya adalah orang-orang yang menjadi milik Allah. Nampaknya dari kata Portugis inilah muncul kata gereja atau greja.
GEREJA ADALAH ORANGNYA
Kata eklesia, kahal atau igreja menunjukkan bahwa gereja bukanlah organisasinya atau gedungnya tetapi orangnya. Kesadaran ini sangat penting karena pembangunan sering dipusatkan kepada gedung dan bukan kepada orang. Jadilah kemudian gedung gerejanya mewah dan megah tapi kosong, karena anggota jemaatnya tidak bertambah bahkan berkurang. Jadi kalau kita sering mendengar istilah “pembangunan jemaat”, pertama-tama bukan pembangunan gedung atau fasilitasnya, tetapi lebih kepada orang-orangnya. Pembangunan gedung gereja dan fasilitasnya memang sangat penting tetapi bukan yang terpenting. Sedangkan Pembangunan
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
G EREJA
Jemaat, yaitu lebih menekankan pembangun orang-orangnya, harus dilaksanakan. Pembangunan jemaat dilakukan melalui pembinaan-pembinaan. Pembinaan itu dilakukan bukan hanya kepada pejabat gerejawi (penatua), aktivis, tetapi juga seluruh anggota jemaat. Dengan pembinaan itu jemaat itu dimungkinkan untuk terus berkembang dan bertumbuh dan seluruh anggota jemaat sesuai dengan talenta yang mereka terima dari Allah, mewujudkan visi gereja dan ikut ambil bagian dalam misi Allah, yaitu melaksanakan tugas kesaksian dan melaksanakan pelayanan sehingga gereja menuju keadaan yang ideal dari keadaan yang semula. Itulah yang dimaksud dengan Pembangunan Jemaat.
PERSEKUTUAN & PELAYANAN
Kita tahu bahwa gereja harus melakukan kesaksian dan pelayanan, tapi harus dikatakan juga bahwa gereja adalah sebuah persekutuan, yaitu persekutuan orang percaya atau dalam bahasa aslinya disebut “koinonia”. Gereja sebagai sebuah koinonia inilah yang sering dikenal sebagai gereja atau sering juga disebut sebagai “tubuh Kristus” baik anggota maupun para pejabat gerejawinya dan biasanya ia sudah memiliki tempat yang permanen yang sering kita sebut dengan gedung gereja. Tapi ada satu hal yang memprihatinkan yaitu anggota lebih suka berpangku atau menjadi penonton. Padahal setiap anggota harus menyediakan diri
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
menjadi batu-batu hidup yang siap untuk dipakai oleh “Si Ahli Bangunan” yang tidak lain adalah Tuhan Yesus. Sering kita mendengar alasan bahwa anggota lebih suka menjadi penonton ketimbang menjadi “pemain” atau ambil bagian dalam pelayanan, karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Bahkan ada yang beralasan bahwa semua pelayanan “diborong” oleh orang-orang tertentu sehingga tidak ada pelayan lagi. Sedangkan para pejabat gerejawi dan para aktivis mengatakan bahwa memang sulit mengajak orang ambil bagian dalam pelayanan gerejawi. Karenanya, masih orang-orang itu juga yang ambil bagian dalam pelayanan gerejawi sebagai Majelis Jemaat, Komisi atau aktivis yang lain. Tanpa membela atau menyalahkan salah satu pihak, yang jelas dalam gereja tidak ada yang Allah tidak percayai dengan talenta tertentu. Semua pasti dipercayai oleh Allah dengan talenta tertentu, minimal satu talenta. Walau hanya dikaruniai satu talenta, seseorang dapat ambil bagian dalam pelayanan gerejawi, karena sesungguhnya satu talenta adalah jumlah cukup untuk melakukan sesuatu. Satu hal yang selalu kita harus ingat adalah bahwa semua sangat dihargai oleh Allah (walaupun menurut kata orang apa yang kita lakukan itu hal yang sangat kecil dan sederhana). Tuhan memberkati kita semua. *dimuat dalam Warta Jemaat 5 Juli 2015
5 5
APR E S I AS I M U S I K
APRESIASI PADA
SOLIS, VOCAL GROUP /PADUAN SUARA
Di satu pihak kita ingin memberikan apresiasi pada seorang solis, sebuah vocal group, atau sebuah paduan suara yang baru saja membawa suatu pujian - tetapi di lain pihak kita sadar bahwa pujian mereka bukanlah suatu tontonan dimana apresiasi kita yang biasanya dalam bentuk tepukan tangan di tengah-tengah ibadah adalah suatu tindakkan yang kurang tepat atau setidak-tidaknya akan memutus liturgi kebaktian itu. Karena itu yang menjadi pertanyaan adalah, kapan tepatnya apresiasi itu diberikan?
IBADAH KITA DAN APAKAH ITU LITURGI Ibadah adalah suatu kesempatan dimana umat dimungkinkan untuk mengalami perjumpaan dengan Allah. Dengan demikian liturgi bukanlah sekedar urut-urutan acara dalam sebuah ibadah, tetapi agar melalui liturgi umat yang datang dalam ibadah itu ditolong untuk mengalami perjumpamaan dengan Allah. Karena itulah kalau kita perhatikan dalam liturgi selalu kita lihat dialog antara Allah dan umat. Yang perlu untuk kita sadari adalah bahwa dalam ibadah umat (anggota jemaat) bukanlah penonton yang dengan pasif melihat apa yang dilakukan oleh pendeta dan para akitivis. Ibadah yang menjadikan umat (anggota jemaat) penonton yang pasif adalah keliru. Umatlah (anggota jemaat) pemegang peran utama, sedangkan pendeta dan para aktivis adalah sutradaranya, sementara Allah adalah penonton, dalam ibadah-ibadah Kristen. Hanya saja agar tidak kacau, setiap anggota diatur kapan memainkan perannya 6
dan apa perannya. Dalam arti sempit inilah yang kita sebut dengan liturgi. Itu berarti pujian baik melalui nyanyian solo, vocal group maupun oleh paduan suara bukanlah suatu tontonan yang pada saat itu perlu diberi apresiasi. NYANYIAN DAN PUJIAN MEMEGANG PERAN PENTING DALAM IBADAH KRISTEN Harus diakui bahwa nyanyian dan pujian memainkan peran yang sangat penting dalam setiap ibadah Kristen. Tidak mungkin ada ibadah Kristen tanpa nyanyian dan pujian, bahkan kebaktian penghiburan pun ada nyanyian dan pujian. Karena melalui nyanyian dan pujian umat dapat mengucap syukur, berserah dan memuji Allah, berdoa bahkan menyatakan imannya. Dengan demikian nyanyian dan pujian bukanlah sekedar untuk diperdengarkan kepada umat, apalagi untuk memuliakan diri sendiri. Kalau demikian baik itu dilakukan oleh seorang solis, vocal group maupun oleh suatu paduan suara bukanlah sebuah tontonan.
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
AP RESI ASI MUSI K
Nyanyian dan pujian tentu tidak hanya dilakukan oleh solis, vocal group atau paduan suara tetapi juga bisa oleh umat. Siapapun yang melakukannya, entah oleh umat atau oleh solis, vocal group maupun oleh sebuah paduan suara adalah dalam rangka penyembahan kepada Allah. Karena itu menurut saya kuranglah tepat kalau kemudian kita memberi apresiasi setelah itu. Lalu pertanyaan kita tetap: kapan waktu yang tepat untuk memberi apresiasi? APAKAH MEMBERI APRESIASI DILARANG Harus diakui bahwa nyanyian dan Memang suatu dilema yang tidak mudah diatasi; apakah memberi apresiasi itu dilarang? Apresiasi sebenarnya dibutuhkan oleh siapapun, baik oleh solis, vocal group mapun oleh sebuah paduan suara. Karena itu sebenarnya apresiasi bukan saja boleh tapi juga baik. Tapi dilain pihak kalau apresiasi itu baik ada kekuatiran apresiasi ini justru memberikan image yang salah bahwa nyanyian dan pujian itu adalah sebuah tontonan bahkan memotong liturgi. GKI Kelapa Cengkir tidak melarang tetapi juga tidak menganjurkan untuk memberi apresiasi. Itu berarti sebenarnya sangat mungkin memberikan apresiasi kepada siapapun asal tidak kemudian memberi image yang keliru dan tidak memotong liturgi yang sedang berjalan dalam ibadah. Itu sebabnya ketika anggota jemaat bertepuk tangan sesudah seorang solis, sebuah vocal group atau paduan suara menyanyikan sebuah pujian, tidak ditegur tapi lebih sering kita tidak mendengar apa-apa. Nampaknya anggota jemaat sadar bahwa nyanyian dan pujian itu untuk menyembah dan
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
memuliakan Allah dan karena itu dirasa kurang tepat kalau dalam ibadah itu tidak ada tepuk tangan. Kalau begitu tetap menjadi pertanyaan kapan waktu yang tepat untuk memberi apresiasi? Menurut saya waktu yang tepat bukan pada waktu ibadah tetapi setelah ibadah berakhir. Apresiasi kita bukan dalam bentuk tepukan tangan tetapi dalam bentuk jabatan tangan dan ucapan. Kalaupun mereka tidak mendapat apresiasi, saya kira itu tidak menjadi soal buat mereka. Rasul Paulus menasihatkan dalam 1 Korintus 10:31 demikian “....jika engkau makan atau jika engkau melakukan segala sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.� *dimuat dalam Warta Jemaat 1 Februari 2015
7 7
pengajaran jateng
PENGAJARAN GKI SINODE WILAYAH JAWA TENGAH GKI Kelapa Cengkir adalah bagian dari Klasis Jakarta I (sebelum reklasisasi), dan Klasis Jakarta I walupun berada di Jakarta dan Bandung termasuk dalam GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah (karena sejarah). PENCIPTAAN GKI Sinode Wilayah Jawa Tengah meyakini bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah. Ia bukan ada dengan sendirinya seperti yang dikatakan oleh kaum atheis (a = tidak, theis= theos = allah), atau sesuatu yang mengalir keluar dari sang ilahi. Konsekuensi dari keyakinan bahwa segala sesuatu mengalir keluar dari sang ilahi (seperti sarang laba-laba) sangat besar. Keyakinan bahwa segala sesuatu mengalir keluar dari sang ilahi menyebabkan orang meyakini bahwa segala sesuatu pada hakikatnya adalah allah (orang mengenalnya sebagai aliran “panteisme” yang berasal dari 8
“panta” yang artinya adalah “semua”. Karena itu tidaklah mengherankan kalau ada orang yang menyembah matahari atau pohon dll. Dasar keyakinan ini adalah kesaksian dari Kejadian 1-2. Karena segala sesuatu adalah diciptakan, maka mereka tidak boleh disembah sebagai pencipta yang tentunya bersifat tidak kekal dan terbatas. Tentang “6 hari”, ia hanya mau mengatakan bahwa Allahlah yang menciptakan dan mengatur segala sesuatu sehingga menjadi teratur. Dengan demikian “6 hari” sama sekali tidak hendak mengatakan lamanya penciptaan. Satu hal lagi yang sangat penting adalah bahwa Allah menciptakan segala sesuatu dengan FirmanNya. Itulah kemaha-kuasaan Allah. Ia mampu menciptakan apa yang tadinya tidak ada menjadi ada. Hal lain yang juga sangat penting adalah bahwa Allah setelah mengerjakan penciptaan, Ia tidak kemudian diam
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
saja dan berpangku tangan, Allah berkenan memelihara segala sesuatu yang telah diciptakanNya. Karena segala sesuatu adalah ciptaan Allah dan Allah memelihara segala sesuatu yang diciptakanNya, kita tidak boleh bersikap sewenang-wenang terhadap ciptaan itu. MANUSIA ADALAH MAHLUK TERTINGGI CIPTAAN ALLAH Manusia adalah juga ciptaan Allah. Karena itu kalau dia menjadi kaya, pandai atau berstatus sosial yang tinggi, ia tidak boleh menjadi tinggi hati terhadap sesamanya apalagi bersikap menjadi sama dengan Sang Pencipta itu. Manusia adalah mahluk terbatas yang fana. Manusia adalah mahluk tertinggi ciptaan Allah karena setidak tidaknya ada tiga hal yang menyebabkan itu. Yang pertama, manusia diciptakan lebih istimewa dari ciptaan Allah yang lain. Dalam Kejadian 2:7 dikatakan bahwa manusia, oleh Allah, dibentuk dari debu tanah. Manusia baru menjadi mahluk hidup setelah Allah menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya. Yang kedua, hanya manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kejadian 1:2627)(tentang manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa Allah akan di terangkan nanti).Dan alasan terakhir adalah kepada manusia yang diciptakanNya, Allah menyerahkan semua ciptaan yang lain ke dalam kekuasaannya (Kejadian 1:26, 28). BERAPA MANUSIA YANG DICIPTAKAN ALLAH Berapa banyak manusia diciptakan Allah, tidak jelas, walaupun ada ayatayat yang mengesankan bahwa yang diciptakan Allah hanya satu orang laki-laki dan satu orang perempuan
(Kejadian 2:22-25). Karena itu mustinya tidak ada lagi pertanyaan dengan siapakah Kain menikah setelah ia pergi dari hadapan Allah seusai membunuh Habel, adiknya (Kejadian 4:16-17). Satu hal yang pasti adalah bahwa manusia yang diciptakan Tuhan adalah manusia laki2 (adam) dan manusia perempuan (adamah). Dan satu hal yang lain adalah bahwa sebelum jatuh dalam dosa manusia laki-laki mengakui manusia perempuan sebagai bagian dari hidupnya, tetapi setelah jatuh dalam dosa, perempuan hanya dilihat sebagai orang lain (Kejadian 2:23 bandingkan dengan Kejadian 3:12). MANUSIA PEREMPUAN TIDAK LEBIH RENDAH DARI MANUSIA LAKI-LAKI Dalam kenyataan sering kita jumpai kaum perempuan dianggap lebih rendah dari laki-laki. Orang Jawa mengatakan kaum perempuan itu “hanya konco wingking”. Alkitab mengatakan bahwa manusia perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki. Itu mau mengatakan bahwa manusia perempuan adalah mahluk yang perlu dikasihi, tetapi juga mahluk yang sepadan dengan manusia laki-laki (Kejadian 2:21-22). Apalagi Firman Tuhan juga mengatakan bahwa manusia perempuan, sekalipun diciptakan untuk laki-laki, adalah manusia yang diciptakan untuk menjadi “penolong yang sepadan dengan manusia laki-laki” (Kejadian 2:18). Memang tidak bisa dipungkiri bahwa manusia laki-laki tentu berbeda dengan manusia perempuan, tetapi perbedaan itu adalah untuk saling melengkapi satu terhadap yang lain. *dimuat di Warta Jemaat 2 Agustus 2015
KO NFE S I GK I
PENGAKUAN
IMAN
GKI
PENGAKUAN IMAN GKI Saya kira tidak salah kalau kita katakan “Selamat Datang Pengakuan Iman GKI�. GKI sebagai sebuah gereja berdasarkan Mukadimahnya yang termuat dalam Tata Gereja dan Tata Laksana GKI, memang perlu mempunyai pengakuan imannya sendiri, karena pengakuan iman yang adalah bentuk ringkas dan singkat dari pengajaran tentu harus kontekstual dan relevan. Kontekstual dan relevan untuk pergumulan GKI tetapi juga kontekstual dan relevan untuk masyarakat dimana GKI di tempatkan oleh Allah. Itu berarti GKI harus merumuskan dan membuat pengakuan imannya sendiri, yang tentunya akan dilanjutkan dengan buku yang dipakai sebagai pedoman Ajaran GKI. GKI DAN CALVINIS SERTA PRESBYTERIAN Lalu mungkin kita akan bertanya, apa itu berarti GKI telah berubah alurnya? Jawabnya adalah tidak. GKI tetap Calvinis dan presbyterian 10
artinya GKI tetap dalam alur Calvin walau telah disesuaikan dengan pergumulan-pergumulan bangsa Indonesia, dan GKI masih dalam golongan presbyterian dimana jemaat masih dipimpin oleh kaum presbyteros (tua-tua). Kita tahu bahwa GKI terus menerus memperbaharui diri dan persidangan-persidangan Jemaat, Majelis Klasis, Majelis sinode Wilayah, maupun Majelis Sinode adalah persidangan-persidangan penatua. Seorang pendetapun adalah penatua dengan tugas-tugas khusus karena di GKI seorang pendeta biasanya adalah seorang lulusan theologia. PENGAKUAN IMAN GKI DENGAN PENGAKUAN IMAN RASULI, PENGAKUAN IMAN NICEA KONSTANTINOPEL DAN PENGAKUAN IMAN ATHANASIUS SERTA PEMAHAMAN BERSAMA IMAN KRISTEN. Apa dengan hadirnya Pengakuan Iman GKI maka Pengakuan Iman yang selama ini menjadi Pengakuan Iman EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
KONF ESI G KI
GKI (Pengakuan Iman Rasuli) sudah tidak berlaku lagi. Sekalipun benar GKI akan menggunakan pengakuan iman yang baru, tetapi dalam persekutuan dengan Gereja Tuhan Yesus Kristus di segala abad dan tempat GKI tetap menerima Pengakuan Iman Rasuli, Pengakuan Nicea Konstantinnopel, dan Pengakuan Iman Athanasius, bahkan dalam persekutuan dengan gereja-gereja di Indonesia, GKI juga menerima Pemahaman Bersama Iman Kristen (PBIK) dari Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Kita tidak mungkin mengabaikan apalagi menghilangkan warisan sejarah yang amat berharga itu. PENGAKUAN IMAN GKI DAN PAHAM PENGAJARAN GKI Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, setelah GKI memakai pengakuan imannya yang baru, berdasarkan pengakuan iman yang baru itu GKI pasti kemudian membuat buku katekisasinya untuk menjadi paham pengajaran GKI. Dari Pengakuan Iman GKI yang baru, nampaknya paham pengajaran GKI tidak berbeda jauh dengan paham pengajaran yang telah ada (Tumbuh Dalam Kristus dan Tuhan Ajarlah Aku), dan warisan Calvin yang telah disesuaikan nampaknya masih dianggap relevan. Sebelum buku katekisasi GKI yang baru belum ada maka buku Tumbuh Dalam Kristus dan buku Tuhan Ajarlah Aku boleh dipakai sebagai buku katekisasi jemaat-jemaat GKI. Bahkan tiga pegangan ajaran yang ada dalam lampiran Tata Gereja dan Tata Laksana GKI (Pegangan Ajaran mengenai Alkitab, Pegangan Ajaran mengenai Gereja, dan Pegangan Ajaran mengenai Pentakosta Baru), juga diterima GKI sebagai paham pengajaran GKI.
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
TIDAK USAH RESAH Berdasarkan semua yang telah dikatakan sebelumnya, kita tidak perlu resah apalagi menolak penggunaan Pengakuan Iman GKI. Kita malah patut bersyukur dengan hadir dan dipakainya Pengakuan Iman GKI karena sekarang sebagai sebuah gereja kita sudah mempunyai pengakuan iman sendiri. Kita terus berharap dan mendorong agar kemudian GKI juga memiliki buku katekisasi sendiri. Karena buku katekisasi yang sudah ada (Tumbuh Dalam Kristus dan Tuhan Ajarlah Aku) adalah sebenarnya adalah buku katekisasi sinode wilayah. Demikian juga ketiga pegangan ajaran (Pegangan Ajaran mengenai Alkitab, Pegangan Ajaran mengenai Gereja, dan Pegangan Ajaran mengenai Pentakosta Baru) adalah tulisan-tulisan almarhum Pendeta Eka Darmaputera. Mudahmudahan tulisan ini bermanfaat bagi kita ketika bersama-sama kita menyambut pemberlakuan Pengakuan Iman GKI. *dimuat di Warta Jemaat 23 Agustus 2015
11 11
ALLAH M E NOLON G
“ALLAH
MENUNTUN DAN MENOLONG� Kejadian 24:34-38, 42-49, 58-67; Mazmur 45:11-18; Roma 7:15-25; Matius 11:16-30
Saudara-saudara yang dikasihi Allah, Kata-kata ini bukanlah suatu pemanis semata. Saudara sungguh-sungguh dikasihi Allah, karena sesungguhnya Allah sudah menuntun dan menolong kita dalam kehidupan kita sehari-hari. Kalau kita perhatikan Kejadian 24:3438, 42-49, 58-67 maka kita akan melihat bahwa Allah-lah yang telah memberkati Abraham sedemikian rupa sehingga Abraham menjadi sangat kaya. Tetapi meskipun demikian dia tetap mengutus hambanya untuk mencarikan istri bagi Ishak, anaknya. 12
Dan Allah kemudian memungkinkan hamba Abraham bertemu dengan Ribka, yang kemudian menjadi istri Ishak yang sangat Ishak kasihi bahkan saling mengasihi. Pemazmurpun dalam Mazmur 45:1118 mengajarkan agar seperti mempelai perempuan kita yang adalah umatNya sekarang ini dan di sini sungguh-sungguh memusatkan hidup kita kepada Allah dan menyukakan hatiNya yang adalah raja kita. Persis seperti yang rasul Paulus nasihatkan dalam Roma 7:15-25. Rasul
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
AL L AH MENOLONG
Paulus menasihatkan agar kita tidak hidup dalam kedagingan yang hanya berorientasi dan menyukakan dosa. Bisa mempunyai keinginan berbuat baik tetapi karena hidup kita telah dirusak dan dikuasai oleh dosa, kita tidak mampu melakukannya. Rasul Paulus menasihatkan agar kita sungguhsungguh memusatkan perhatian kita kepada Yesus, sehingga kita akan dimampukan untuk melakukan apa yang baik, yang sesuai dengan hati kita, dan itulah yang rasul Paulus maksudkan dengan hidup dikuasai oleh Roh. Akhirnya Tuhan Yesus dalam Matius 11:16-19, 25-30 sangat kecewa kepada para pendengarNya yang tidak menunjukan solidaritasnya kepada sesamanya. Tuhan Yesus, yang sangat mengasihi mereka, sangat rindu agar sebagai umatNya, selain mempunyai solidaritas terhadap sesamanya,
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
juga memusatkan perhatian kita kepadaNya, menyukakan hatiNya agar kitapun boleh mengalami pertolonganNya bahkan damaisejahteraNya. DihadapanNya manusia tidak terbagi ke dalam 2 kelompok yaitu orang-orang yang dibenciNya dan karena itu tidak mungkin dikasihiNya, tetapi hanya satu kelompok yaitu orang-orang yang dikasihiNya. Semua dikasihiNya, tidak ada yang tidak. Karena itulah Ia memanggil siapapun, tanpa terkecuali, yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang kepadaNya. Dia tidak hanya akan membebaskan dan menolong mereka tetapi juga memberi kelegaan. Terimalah panggilanNya, Dia, yaitu Allah kita pasti akan menuntun dan menolong kita. Kiranya Allah memberkati kita semua. Amin. (Keb. Umum 06.07.2014)
13 13
QUOT E S
"Kita jangan dulu berpikir bahwa pembaharuan hidup itu baik terjadi pada orang lain. Pembaharuan hidup itu harus terjadi pada saudara terlebih dahulu. Barulah sesudah itu saudara berdoa dan berharap ini juga terjadi pada orang lain.� -Pdt. Em. Agustinus Kermite-
14
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
PART 2 : MASA RAYA GEREJAWI
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
15 15
SE T E LAH NATAL & TA H U N BA RU
SESUDAH NATAL TAHUN BARU Saya masih ingat seseorang pernah menulis dalam bukunya bahwa adalah suatu kebodohan kalau seseorang menyambut tahun yang baru dengan hidup yang lama. Dalam rangka inilah kita sampai kepada tema kita yaitu “Sesudah Natal Tahun Baru”.
SESUDAH NATAL TAHUN BARU ADALAH SUATU KEHARUSAN “Sesudah Natal Tahun Baru” sesungguhnya hendak mengatakan suatu keharusan. Sesudah Natal seharusnya seseorang hidup dalam hidup yang baru. Sayang sekali banyak terjadi sesudah Natal orang justru kelelahan, setelah sebagai panitia melakukan banyak hal untuk mensukseskan hari Natal dan kemudian semua kembali seperti biasa. Mungkin kita bertanya: mengapa seperti itu? Ada banyak orang yang sudah merasa puas kalau dia merayakan Natal. Apalagi kalau perayaan Natal itu mengesankan dan menyenangkan. Kelihatannya ada perubahan. Kemudian dengan berlalunya Natal, berlalu juga sukacita
16
dan perubahan itu. Kalau seseorang mengalami Natal, yaitu Tuhan Yesus lahir dalam hidupnya, ia akan menjadi ciptaan yang baru (2 Korintus 5:17). Sesudah Natal muncul kehidupan yang baru.
SESUDAH NATAL TAHUN BARU HARUS DIUPAYAKAN Tidak ada sesuatu yang terjadi dengan sendirinya. Kalau kita ingin sesuatu menjadi suatu kenyataan, harus ada yang berupaya untuk mewujudkannya. Demikian pula mewujudkan kehidupan baru sesudah Natal, harus diupayakan. Tidak boleh kita berharap ini akan terjadi dengan sendirinya. Ini tidak mau mengatakan bahwa pembaharuan adalah usaha manusia atau jasa manusia. Dalam Titus 3:5 dikatakan bahwa
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
G REEN L I V I NG
pembaharuan adalah karya Allah melalui Roh KudusNya (bandingkan dengan 1 Kor. 3:6), tetapi juga dilain-pihak harus dikatakan bahwa pembaharuan itu harus diupayakan oleh manusia (2 Petrus 1:5-7). Allah tidak akan melakukan pembaharuan kalau orang yang akan dibaharui itu sendiri tidak menunjukan kesediaan untuk diperbaharui, dan sikap yang menunjukan kesediaan itu adalah upaya yang sungguh-sungguh untuk terus menambahkan sesuatu yang sudah ada dengan sesuatu yang belum ada. Mengapa sesudah Natal semua kembali seperti biasa, karena tidak ada upaya yang sungguh-sungguh untuk merubahnya.
SESUDAH NATAL TAHUN BARU BUKAN UNTUK ORANG LAIN TAPI MULAI DARI DIRI SENDIRI. Sering kita berpikir, “Wah....firman Tuhan ini sangat cocok untuk suamiku.” Kita sering berpikir bahwa sesuatu itu hanya cocok untuk orang lain dan bukan untuk diri sendiri. Akibatnya orang yang berpikir seperti ini tidak mendapat apa-apa. Hal ini juga berlaku juga untuk “Sesudah Natal Tahun Baru”. Tema ini bukan untuk orang lain tapi untuk saudara sendiri. Kita jangan dulu berpikir bahwa pembaharuan hidup itu baik terjadi pada orang lain. Pembaharuan hidup itu harus terjadi pada saudara terlebih dahulu. Barulah sesudah itu saudara berdoa dan berharap ini juga terjadi pada orang lain.
SESUDAH NATAL TAHUN BARU ADALAH BERKAT TUHAN
tahun yang baru adalah berkat Tuhan bagi kita semua. Tetapi walaupun pembaharuan hidup di tahun yang baru adalah berkat, sekali lagi itu tidak akan terjadi dengan sendirinya. Kita mengalami pembaharuan hidup itu atau tidak sangat bergantung pada diri kita sendiri. Satu hal yang harus kita ingat adalah, Tuhan tidak akan memaksakan berkatNya untuk kita terima. Dengan kata lain “Sesudah Natal Tahun Baru” itu masih sangat bergantung pada kita sendiri. Semoga saja, dan ini adalah doa saya sebagai pendeta Anda, Natal yang baru kita lalui bersama-sama sungguh-sungguh membawa kehidupan yang baru bagi kita semua agar kita menyambut tahun yang baru bukan dengan kehidupan yang lama tetapi dengan kehidupan yang baru.
SESUDAH NATAL TAHUN BARU ADALAH TUGAS PANGGILAN KITA SEMUA “Sesudah Natal Tahun Baru”, bukanlah sekedar berkat bagi kita semua, tapi sesungguhnya ini adalah berkat bagi semua orang di tahun yang baru ini. Karena itulah “Sesudah Natal Tahun Baru” adalah juga tugas panggilan. Di tahun yang baru ini kita (sebagai orang percaya) dipanggil untuk membagikan berkat Tuhan ini untuk semua orang. Kita semua dipanggil agar semua orang juga menyambut tahun yang baru dengan kehidupan yang baru, khususnya tentu untuk bangsa dan negara yang kita cintai yaitu Indonesia *dimuat di Warta Jemaat 4 Januari 2015
Sesungguhnya pembaharuan hidup di
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
17 17
transfigurasi
Di Puncak Gunung Walau istilah ini tidak dipakai oleh Alkitab, Transfigurasi adalah saat di mana Tuhan Yesus dimuliakan di sebuah gunung yang tinggi (menurut tradisi adalah di Gunung Tabor) yang dicatat baik dalam Injil Matius 17:1-9; Markus 8:27-30 maupun dalam injil Lukas 9:18-21. Yang dimaksud dengan “dimuliakan” pada Injil Matius sangat jelas ditulis adalah Tuhan Yesus mengalami perubahan muka (dalam Kamus Bahasa Indonesia “transfigurasi” disamakan dengan “metamorfosis” yaitu proses perubahan bentuk ke tahap yang lebih tinggi seperti misalnya dari kepompong menjadi ulat dan akhirnya menjadi kupu-kupu). Itulah juga yang Tuhan Yesus alami yang kemudian kita kenal dengan “Minggu Transfigurasi”. Transfigurasi yang dialami oleh Tuhan Yesus menurut Injil Matius terjadi 6 hari setelah Petrus mengakui Tuhan Yesus sebagai mesias Anak Allah yang hidup dan tentulah juga setelah Tuhan Yesus melakukan pemberitahuan yang pertama tentang penderitaanNya, 18
tetapi sebelum Ia menderita di Yerusalem. Dalam peristiwa ini ada 3 orang murid yang menjadi saksi mata. Mereka adalah Petrus, Yakobus dan Yohanes. Di depan mereka wajah Tuhan Yesus bercahaya seperti matahari dan pakaiannya menjadi putih bersinar seperti terang. Peristiwa tansfigurasi itu menjadi lebih menarik karena juga terlihat dihadiri oleh 2 orang tokoh dalam Perjanjian Lama yang sangat dihormati oleh orang Yahudi, yaitu Musa dan Elia. Musa adalah nabi yang dipakai Allah untuk menjadi pengantaraNya untuk memberikan hukum Taurat kepada bangsa Israel, umatNya. Sedang Elia adalah nabi yang menyerukan agar bangsa Israel kembali kepada penyembahan YHWH atau bisa dikatakan bahwa Elia adalah nabi yang dipakai Allah untuk menegakkan monotheistis.. Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa peristiwa transfigurasi itu bukan hanya peristiwa perubahan wajah dan pakaian Tuhan Yesus yang perlu
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
MAI N TOP I C
kita rayakan, tetapi juga peneguhan dari pengakuan Petrus bahwa Tuhan Yesus adalah mesias anak Allah yang hidup. Peristiwa ini juga penting untuk mengatakan bahwa penderitaanNya di Yerusalem dan kematianNya di atas kayu salib bukanlah nasib buruk yang menimpanya tetapi penggenapan dari karya penyelamatan Allah. Memang peristiwa transfigurasi ini dan khususnya percakapan Tuhan Yesus dengan 2 tokoh Perjanjian Lama, telah membuat ketiga murid terheran-heran. Dan ketika Petrus, yang menjadi salah seorang saksi mata, mengusulkan agar bagi mereka (Tuhan Yesus, Musa dan Elia) didirikan 3 kemah, tiba-tiba turunlah awan terang menaungi mereka (Petrus, Yakobus dan Yohanes), dan kemudian dari dalam awan itu mereka mendengar suara yang mengatakan: “Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan, dengarkanlah Dia”. Katakata ini mirip dengan kata-kata pada waktu Tuhan Yesus dibaptiskan. Tetapi kata “ikutilah Dia” adalah tambahan apa yang sudah diucakan pada waktu baptisan. Dengan adanya saksi mata, itu berarti peristiwa transfigurasi ini bukan sekedar “menurut kata orang”, tetapi sungguh-sungguh terjadi. Selain itu peristiwa transfigurasi ini Baik awan
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
terang yang turun maupun khususnya kata-kata yang didengar, menunjukan bahwa dalam peristiwa transfigurasi itu Allah juga hadir. Kehadiran Allah dalam peristiwa ini makin menegaskan bahwa Tuhan Yesus adalah mesias yang dinanti-nantikan. Tuhan Yesus adalah juga anak Allah yang hidup, di mana Allah meminta agar para murid sungguh-sungguh mengikut Dia. Peristiwa transfigurasi telah menantang kita untuk memuliakan Yesus bukan hanya dalam kebaktian tapi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga orang lain sungguh-sungguh menerima dan mengakui Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Peristiwa transfigurasi mau mengatakan agar kita jangan malahan menyebabkan orang ragu mengakui Yesus sebagai Mesias dan Anak Allah. Dalam peristiwa transfigurasi, apa yang Allah mau jelas dinyatakan yaitu “ikutilah Dia”. Bagaimana Yesus hidup, begitulah seharusnya kita hidup. Dengan cara itulah kita mengejawantahkan peristiwa transfigurasi. Kalau Yesus sungguh mengasihi Allah dan sesamaNya, mengikut Dia berarti juga hidup mengasihi Allah dan sesama. *dimuat di Warta Jemaat 2 Maret 2014
19 19
PR APAS K AH
40 Hari yang Penuh Arti Minggu Prapaskah adalah sebanyak 6 hari minggu (termasuk minggu Palmarum yaitu minggu sebelum Paskah, ketika Tuhan Yesus memasuki Yeruisalem dan Dia disambut dengan lambaian daun palma) ditambah dengan hari-hari sesudah Rabu Abu, tepatnya 40 hari. Pertanyaannya adalah, mengapa 40 hari? Tidak seorangpun dapat menjawab pertanyaan ini. Karena kenyataannya, di sepanjang sejarahnya gereja tidak sama lamanya dalam menentukan minggu prapaskah. Gereja yang satu berbeda dengan yang lain. Yang pasti, masa prapaskah ini harus cukup lama karena dibutuhkan untuk menghayati Paskah, seperti halnya dengan peristiwa Natal. Gereja sadar benar bahwa Paskah adalah peristiwa yang sangat penting karena itu dibutuhkan waktu yang cukup untuk menghayatinya. Gereja meyakini bahwa adalah keliru kalau gereja berpikir bahwa peristiwa Natal lebih penting dari peristiwa Paskah. Menurut gereja, peristiwa Paskah sangat penting dan menentukan. Walau tentu saja tidak bisa dipisahkan dari peristiwa Natal, peristiwa Paskah tidak boleh dianggap kurang penting dibandingkan dengan peristiwa Natal. 20
Lalu apakah yang dilakukan pada prapaskah? Minggu-minggu prapaskah tidak tepat dijadikan saat dimana gereja mengadakan sakramen Perjamuan Kudus, apalagi berpesta. Mingguminggu prapaskah tetap dilihat sebagai hari-hari berkabung. Itu sebabnya pada umumnya kegiatan gereja pada minggu prapaskah adalah “puasa”. Gereja-gereja juga tidak mempunyai kesepakatan dalam menentukan lamanya berpuasa. Karena itu ada yang menetapkan berpuasa selama 1 hari, ada juga yang menetapkan 2 hari, seperti misalnya di Asia kecil ketika mereka berdebat tentang “Paskah”. Tetapi ada juga yang menetapkan 6 hari yaitu dari hari Senin sampai dengan Sabtu (menurut Didaskalia Syria pada abad 3) dan kemudian pada zaman Agustinus, waktu puasa lazim dilakukan selama 40 hari. Tapi yang menarik, walau tidak ada kesepakatan tertulis, jemaat “sepakat” pada hari Minggu orang percaya tidak berpuasa, karena pada hari Minggu umat merayakan kebangkitan Yesus. GKI sendiri cenderung berpuasa selama 40 hari. Selanjutnya apa itu “puasa”?. Dalam bahasa Ibrani dipakai kata “nesthio” artinya “tidak makan dan EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
P RAPASKAH
tidak minum”, karena itulah banyak orang mengartikan puasa sebagai tidak makan dan tidak minum untuk memusatkan perhatian kepada Tuhan dan kehendakNya. Tetapi ada yang mengartikan puasa sebagai tidak makan tetapi tetap boleh minum biasanya dilakukan selama 40 hari. Ada juga yang mengartikan Puasa sebagai yang tidak melakukan atau makan makanan yang disukai atau ada yang mengatakan sebagai yang “berpantang”. Tapi kemudian ada juga yang mendekati dari kata Sansekerta yang terdiri dari 2 kata, yaitu “upa” yang artinya adalah “dekat” dan kata “wasa” yang artinya adalah “yang Maha Kuasa’. Dengan kata lain “puasa” adalah suatu usaha untuk mendekatkan diri kepada yang Maha Kuasa. Dengan demikian baik dari kata Ibrani maupun dari kata Sansekerta, puasa bukan hanya berganti jam makan apalagi saat untuk tidur atau tidak melakukan apa-apa, puasa adalah suatu usaha untuk lebih dekat kepada Tuhan dan mengerti kehendakNya. Melalui tidak makan dan tidak minum orang percaya belajar untuk dekat kepada Tuhan dan mengerti kehendakNya. Orang percaya juga harus selalu sadar bahwa puasa bukanlah untuk menambah kuasa. Puasa juga bukan alat untuk memaksa Tuhan mengabulkan keinginan. Akhirnya, puasa harus dilakukan dengan tulus dan tidak dengan maksud tersembunyi. GKI sendiri cenderung mengartikan puasa sebagai tidak makan
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
tetapi masih boleh minum (kecuali hari Minggu) dan berpantang dari apa yang paling disukai, dan biasanya dikaitkan dengan suatu aktivitas tertentu. Saya kuatir puasa semacam ini masih terlalu berat untuk Anda, akibatnya Anda tidak melakukan apa-apa pada masa prapaskah ini. *dimuat di Warta Jemaat 30 Maret 2014
21 21
PA S K AH
22
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
PASKAH
Paskah: Masa demi Masa PASKA DALAM PERJANJIAN LAMA “Paska” atau mungkin lebih kita kenal dengan “Paskah”, sesungguhnya sudah ada dalam Perjanjian Lama yaitu ketika bangsa Israel pada malam tulah yang kesepuluh, makan sayur pahit dan roti yang tak beragi di Mesir, mereka (tiap rumah tangga) juga harus meyembelih seekor anak domba jantan (tapi kalau ada keluarga yang melihat keluarganya adalah keluarga kecil untuk mengurbankan seekor anak domba jantan, maka keluarga itu boleh bersama-sama tetangga dekatnya, hanya tidak disebut dengan jelas berapa orang yang dianggap cukup) dan mengoleskan darah ke dua tiang pintu dan pada ambang atas. Yang menarik dikatakan pada Keluaran 12:11 “.....pinggangmu berikat, kasut pada kakimu dan tongkat di tanganmu; buru-burulah kamu memakannya....”. Itu berarti Paska di Perjanjian Lama dilakukan dengan terburuburu, setidak-tidaknya di dalam kitab Keluaran. Lalu pertanyaannya adalah mengapa terburu-buru? Nampaknya ini terkait dengan tulah kesepuluh yang segera akan dilakukan oleh TUHAN. Dan memang malam itu TUHAN membunuh setiap anak sulung Mesir. Bagaimana TUHAN tahu itu rumah orang Mesir atau bukan? Sebagaimana sudah dituliskan sebelumnya bahwa
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
TUHAN memerintahkan agar setiap keluarga yang makan paska mengoleskan darah domba paska itu pada dua tiang pintu dan pada ambang atas. Rumah yang ada tanda darah domba itulah rumah yang telah merayakan paska dan rumah itu akan “dilewati” atau dalam bahasa Ibraninya adalah “Pasyah”. Karena TUHAN melakukan tulah kesepuluh itulah, Firaun, yang adalah raja Mesir pada waktu itu, “melepas” bangsa Israel untuk keluar dari Mesir.
PASKA DALAM PERJANJIAN BARU Dalam Perjanjian Baru, Paska dikaitkan dengan Penderitaan, Kematian dan khususnya dengan Kebangkitan Tuhan Yesus. Diyakini bahwa Penderitaan, Kematian, dan Kebangkitan Tuhan Yesus akan mengampuni dosa bukan hanya bangsa Israel, tetapi juga seluruh umat manusia dan karena itu juga mereka (yang percaya) akan “dilewati” oleh maut yang diakibat oleh dosa-dosa mereka. Itulah Paska di dalam Perjanjian Baru. Karena itulah tepat kalau Paska menunjuk kepada Tuhan Yesus. Tuhan Yesus sendiri diakui sebagai “korban” yang sejati (Yohanes 1:29) bahkan sempurna. Paska di dalam Perjanjian Baru tidak dapat disangkal merupakan suatu pesta suka-cita dimana Tuhan 23 23
PA S K AH
Yesus melalui kematianNya, karena dan bagi manusia berdosa, telah menunjukan ketaatanNya kepada kehendak BapaNya (Matius 26:39), tetapi melalui kebangkitanNya dari antara orang mati menunjukkan kemenanganNya atas kuasa maut (Matius 28:1-10; 1 Korintus 15:54-58) . Dan pesta kemenangan ini harus kita rayakan, dan perayaan itu kita lakukan melalui Perjamuan Kudus. Inilah alasannya mengapa Perjamuan Kudus di jemaat kita tidak dilakukan pada Jumat Agung tetapi pada perayaan Paska. Paska Perjanjian Lama telah “menubuatkan” Paska Perjanjian Baru. Kalau dalam Perjanjian Lama ada anak domba yang tak bercela dikorbankan dan darahnya menyelamatkan anak sulung bangsa Yahudi bahkan “memaksa” raja Mesir yaitu raja Firaun harus melepaskan bangsa Israel pergi, yang berarti kebebasan dari perbudakan, dalam Perjanjian Baru Tuhan Yesus menjadi korban yang tak bercela dan sempurna bukan hanya menyelamatkan sebagian orang tetapi semua orang dari perbudakan oleh kuasa dosa (yang menikmati pembasan ini tentu saja mereka yang percaya kepadaNya)
PASKA SATU TITIK TAPI AMAT PENTING Paska memang hanya satu titik dalam sejarah gereja. Tetapi tidak dapat disangkal Paska harus dilihat sebagai suatu peristiwa yang sangat penting. Mengapa Paska sangat penting? Karena tanpa peristiwa Paska, semua hari raya gerejawi yang lain menjadi tidak berarti. Bahkan dapat dikatakan bahwa iman kita juga dibangun atas dasar peristiwa Paska ini juga. Itu sebabnya suatu kesalahan kalau gereja kemudian 24
mengadakan perayaan Natal lebih besar (bandingkan anggarannya) dari perayaan Paska. Memang peristiwa natal penting, tetapi ia tidak lebih penting dari peristiwa Paska. Bahkan dapat dikatakan tanpa peristiwa Paska peristiwa Natal tidak ada artinya, walau benar bahwa tidak akan ada peristiwa Paska tanpa peristiwa Natal.
PASKA DIMULAI PADA PERISTIWA GETSEMANI Memang seringkali peristiwa Taman Getsemani (Matius 26:36-46) diabaikan tempatnya dalam rangka Paska. Padahal Paska tidak akan terjadi tanpa peristiwa Taman Getsemani. Di taman itu Tuhan Yesus mengambil keputusan yang menentukan. Dan peristiwa salib adalah konsekuensi logis dari keputusan yang Tuhan Yesus telah ambil di taman itu. Kebangkitan adalah kelanjutan dari peristiwa salib. Karena itulah saya berani mengatakan bahwa Paska tidak akan terjadi tanpa peristiwa taman Getsemani. Di taman Getsemani inilah Tuhan
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
PASKAH
Yesus bergumul haruskah Dia meminum “cawan murka” Allah, walaupun akhirnya Tuhan Yesus “berkehendak” bahwa kehendak BapaNya-lah yang harus terjadi dan bukan kehendakNya. Dalam peristiwa taman Getsemani inilah kita tahu bahwa Tuhan Yesus mengalami penderitaan bukan karena dosa dan pemberontakanNya. PenderitaanNya jelas yang dikehendaki Bapa, karena melalui penderitaanNya inilah manusia berdosa diselamatkan (Yesaya 53:3-7 bandingkan dengan Matius 26:39). Di taman Getsemani inilah juga kita tahu bahwa Tuhan Yesus tidak harus menderita. Dia menderita bukan karena Dia bernasib buruk dan bukan karena persekongkolan jahat antara imam-imam besar, raja Herodes dan Pontius Pilatus, tetapi Dia menderita karena ketaatanNya kepada kehendak BapaNya serta kasihNya kepada manusia berdosa.
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
Dia menderita karena Dia rela menjadi korban untuk penebusan dosa. Tapi sekali-lagi karena penderitaan dan kematianNya terjadilah peristiwa Paska (kebangkitan). Mungkin semua pembahasan ini dapat menolong kita melihat tempat kita sendiri, agar peristiwa Paska bukanlah sekedar peristiwa masa lampau, tapi menjadi peristiwa kita sekarang ini dan di sini Semoga tulisan ini menjadi berkat bagi kita semua. *dimuat di Warta Jemaat 5 April 2015
25 25
PE NTAKOSTA
APA ITU Pentakosta? Pentakosta atau dalam kata Yunaninya “Pentekoste� adalah hari yang kelimpuluh sesudah Paskah. Sama seperti Paskah, Pentakosta pun sudah ada dalam Perjanjian Lama. Nampaknya pada zaman Perjanjian Lama, Pentakosta berbarengan dengan hari raya Pondok Daun (Imamat 23:34-44) yang adalah juga hari raya syukur panen dimana bangsa Israel tinggal di pondok-pondok daun untuk mengingatkan bahwa mereka pernah hidup di tempat-tempat yang tidak 26
permanen. (di pedesaan kita kenal dengan hari raya unduh-unduh dimana anggota jemaat membawa hasil panen mereka yang terbaik kepada Tuhan). Tuhan tidak saja telah memimpin mereka keluar dari perbudakan di tanah Mesir dan mendiami tanah perjanjian, tetapi juga telah memimpin dan memberkati mereka sedemikian rupa, sehingga ketika mereka panen pun mereka melihat bahwa panen itu adalah juga berkat Tuhan, dan karena itu kemudian mereka mengucap syukur
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
P ENTAKOSTA
dengan memberi Persembahan Sulung dari panen mereka. GKI kemudian merayakannya sebagai Hari Raya Syukur Tahunan. Setiap anggota GKI meyakini bahwa Tuhan tidak hanya telah memimpin mereka selama 1 tahun, tetapi juga telah memberkati mereka. Karena itulah Hari Raya Pentakosta dipakai sebagai Hari Raya Syukur dan anggota jemaat memberikan persembahan yang terbaik kepada Tuhan (biasanya dalam bentuk uang dalam amplop). Selanjutnya Hari Raya Pentakosta juga dipakai Allah untuk menggenapi janjiNya yang pernah diucapkan oleh nabi Yoel (Yoel 2:28-32) bahwa Allah akan mencurahkan Roh KudusNya kepada setiap orang percaya. Karena itulah Hari Raya Pentakosta kemudian dikenal sebagai hari raya turunnya Roh Kudus (Kisah P. Rasul 2:1-13). Bahkan tidak dapat disangkal bahwa Pentakosta tanpa Roh Kudus seakanakan tidak ada artinya.
PENTAKOSTA TIDAK BISA DIPISAHKAN DARI PASKAH Hal lain yang harus dicatat adalah bahwa Pentakosta tidak bisa dipisahkan dari Paskah. Karena itulah minggu-minggu menjelang hari raya Pentakosta dan Kenaikan disebut dengan minggu-minggu Paskah. Yesus yang telah bangkit, mencurahkan Roh Kudus kepada para muridNya (Kisah P. Rasul 2:32-33).
MUJIZAT BAHASA ATAU MUJIZAT PENDENGARAN Lalu yang menjadi pertanyaan adalah, apa yang terjadi pada hari Pentakosta itu? Ada yang mengatakan, karena para murid Tuhan Yesus dipenuhi dengan Roh Kudus, terjadilah
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
“mujizat bahasa”, dimana muridmurid Tuhan Yesus mampu berbahasa lain seperti yang diberikan Roh Kudus kepada mereka (Kisah P. Rasul 2:1-13 khususnya ayat 4). Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa setelah dipenuhi dengan Roh Kudus, para murid Tuhan Yesus mengalami “mujizat pendengaran”, dimana orang banyak mendengar para murid Tuhan Yesus, yang semuanya adalah orang Yahudi (Kisah P. Rasul 2:6-13) Khususnya ayat 8 dan ayat 11, dan lebih khusus lagi kata “mendengar”. Memang harus diakui bahwa lebih banyak yang mengatakan bahwa pada hari Pentakosta itu terjadi mujizat bahasa. Para murid Tuhan Yesus yang adalah orang Galilea (ayat 7), tetapi mereka berkata-kata dalam bahasa lain sesuai dengan yang diberikan oleh Roh Kudus kepada mereka. Tetapi sangat mungkin bahwa yang terjadi adalah mujizat pendengaran. Orang Yahudi yang telah tersebar ke seluruh penjuru dunia “mendengar” bahwa murid-murid Tuhan Yesus berbicara dalam bahasa mereka masing-masing (Kisah P. Rasul 2:5-13) tentang perbuatan-perbuatan Allah yang besar.
PERANAN ROH KUDUS Tidak dapat disangkal bahwa peristiwa turunnya Roh Kudus tidak banyak diberitakan oleh Alkitab. Tetapi sama sekali tidak boleh disimpulkan bahwa menurut Alkitab, Roh Kudus tidak mempunyai peran yang menentukan. Dalam Pengakuan Iman kita Roh Kudus kita akui sebagai Allah. Bahkan ada penafsir yang mengatakan bahwa nama “Kisah Para Rasul” sebaiknya diganti dengan “Kisah Karya Roh Kudus Melalui Para Rasul”, karena pada dasarnya yang sedang berkarya 27 27
PENTAKOSTA
adalah Roh Kudus dan Roh Kudus berkarya melalui para rasul. Karena itu walau tidak banyak dibicarakan oleh Alkitab, Roh Kudus memainkan peran yang penting dalam kehidupan orang percaya. Bahkan dalam Pengakuan Iman Rasuli lahirnya gereja dikesankan karena karya Roh Kudus. Mengapa begitu? Karena menurut 1 Korintus 12:3 dikatakan bahwa hanya karena Roh Kuduslah orang dapat mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan. Kalau kita menilai khotbah Petrus yang dimuat dalam Kisah Para Rasul 2:16-40 maka kita harus mengatakan bahwa khotbah Petrus itu adalah sesuatu yang biasa, tetapi sesuatu yang biasa itu telah mengakibatkan kira-kira 3000 jiwa bertobat (Kisah Para Rasul 2:41). Lalu kalau kita bertanya mengapa khotbah yang terasa biasa telah mengakibatkan kira-kira 3000 jiwa bertobat, maka jawabnya adalah Roh Kudus. Roh Kuduslah yang telah berkarya di dalam hati dan pikiran para pendengar sehingga kira-kira 3000 jiwa memberi respon positif dan bertobat. Hal itu berarti tanpa Roh Kudus, khotbah Petrus yang terkesan biasa saja tidak akan berakibat kira-kira 3000 jiwa bertobat. Karena sesungguhnya yang menjadi subyek bukanlah para rasul tetapi Roh Kudus.
ROH KUDUS ADALAH SALAH SATU PRIBADI DARI ALLAH TRI TUNGGAL Kita pasti sudah pernah mendengar
“ 28
ajaran yang mengatakan bahwa karunia-karunia Roh adalah karena orang yang menerima Roh Kudus itu menerimanya secara berlimpah-limpah sampai luber. Digambarkan Roh Kudus seperti suatu yang cair. Dalam Pengakuan Iman kita, Roh Kudus yang kita rayakan kehadirannya pada hari Pentakosta adalah salah satu pribadi dari Allah Tri Tunggal. Karena itu kalau Ia hadir, Ia hadir secara utuh. Ia bukan sesuatu yang harus terus ditambahkan sampai luber sehingga menghasilkan karunia-karunia Roh. Tapi pada saat yang sama harus dikatakan bahwa Roh Kudus adalah Allah dan bukan manusia. Selanjutnya menurut Firman Tuhan, Roh Kudus telah hadir dalam hidup setiap orang percaya yang mengaku “Yesus adalah Tuhan� (1 Korintus 12:3), karunia-karunia Roh akan muncul bukan karena seseorang menerima Roh Kudus sampai luber tetapi ketika seseorang membuka diri terhadap Roh Kudus yang telah hadir.
KARUNIA ROH SUPRANATURAL SAMA DENGAN KARUNIA ROH NATURAL Karunia Roh memang ada 2 macam yaitu Karunia Roh Supranatural yaitu karunia Roh yang melampaui natural sifatnya atau sederhananya adalah tidak alamiah seperti karunia kuasa untuk melakukan mujizat (1 Korintus 12:8-11) dan Karunia Roh Natural yaitu karunia Roh yang natural sifatnya atau karunia Roh yang alamiah seperti
Selanjutnya Hari Raya Pentakosta juga dipakai Allah untuk menggenapi janjiNya yang pernah diucapkan oleh nabi Yoel (Yoel 2:28-32) bahwa Allah akan mencurahkan Roh KudusNya kepada setiap orang percaya.
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
P ENTAKOSTA
misalnya karunia untuk menasihati (Roma 12:6-8). Dua macam karunia ini walaupun berbeda satu dengan yang lain, tetapi 2 macam karunia ini adalah sama-sama karunia Roh yang sama derajatnya. Artinya tidak boleh yang satu dianggap lebih tinggi dari yang lain. Tidak dapat disangkal memang ada kelompok yang menganggap bahwa karunia Roh yang supranatural sifatnya itu lebih penting bahkan lebih tinggi dari karunia Roh yang natural sifatnya. Karunia Roh yang natural sifatnya sekedar dilihat sebagai jabatan atau sekedar kemampuan yang manusiawi, karena itu bisa diusahakan manusia sedangkan karunia Roh yang
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
supranatural tidak bisa diusahakan oleh kemampuan manusia. Tapi menurut saya berdasarkan Firman Tuhan adalah suatu sikap yang keliru kalau menganggap karunia Roh yang Supranatural sifatnya, lebih penting atau bahkan lebih tinggi dari karunia Roh yang natural sifatnya. Sekali lagi harus ditekankan bahwa baik karunia Roh yang supranatural maupun karunia Roh yang natural adalah karunia dari Roh yang sama dan karena itu sama pentingnya. Yang satu tidak lebih tinggi dari yang lain. *dimuat di Warta Jemaat 1 Juni 2014
29 29
APP
Gereja yang Hadir untuk Sesama APA ITU AKSI PASKA Aksi Paska adalah sebuah kegiatan dari kita tetapi untuk orang lain. Melalui kegiatan ini kita mau mengatakan bahwa gereja hadir, bukan untuk dirinya sendiri tetapi untuk orang lain. Inilah hakikat gereja. Memang gereja adalah persekutuan orang percaya, tapi persekutuan orang percaya itu tidak pernah untuk dirinya sendiri, tetapi untuk orang lain. Melalui yang kita lakukan untuk orang lain inilah kita bersaksi dan melayani.
KAPAN AKSI PASKA INI KITA KUMPULKAN APP ini diterangkan sebagai aksi mengumpulkan uang yang biasanya dipakai untuk makan/ minum di luar atau belanja untuk memenuhi kebiasaan/ hobi kita, yang kemudian akan kita kumpulkan pada kebaktian Paska.
SESUATU YANG BERAKIBAT BESAR
KECIL
TAPI
Apa yang akan kita lakukan ini mungkin sesuatu yang sederhana dan kecil. Setiap orang dapat melakukannya. Tapi meskipun Aksi Paska ini kegiatan yang kecil dan sederhana, tapi jangan pernah kita 30
meremehkannya. Saya masih sangat ingat sebuah cerita yang sangat sederhana tetapi sangat berkesan. Seorang anak miskin yang sudah tidak mempunyai ayah dan ibu tampak kelaparan di dalam sebuah mesjid dimana anak itu hadir. Di dalam mesjid itu juga hadir seorang bapa yang kaya. Bapa itu melihat anak miskin itu dengan penuh rasa kasihan, sayang ia tidak membawa uang, tapi ia ingat bahwa ia membawa permen di dalam sakunya. Karena itu ia segera merogoh sakunya dan mengambil permen yang dibawanya dan kemudian dia memberikan kepada anak itu. Dengan rasa terimakasih anak itu menerima permen itu dan kemudian membuka bungkus permen dan meletakkan di dalam mulutnya. Setelah kira-kira 25 tahun kemudian orang tua itu jatuh miskin bahkan jatuh sakit dan sebaliknya anak itu justru berhasil dan menjadi orang yang penting. Tiap hari ia mengunjungi bapak itu bahkan melayaninya seperti ayahnya sendiri. Tetangga orang tua itu, yang tentunya tidak mengenal latar belakang orang tua itu berkata kepada orang tua yang sedang sakit itu demikian: “Wah..... Anda harus bersyukur karena putera Anda begitu baik dan setia, tiap hari ia
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
AP P
datang dan melayani Anda”. Si orang tua itu tersenyum dan menggelengkan kepala: “Ia bukan anak saya”, sang tetangga heran dan tidak mengerti dengan jawaban itu. mereka baru mengerti setelah orang yang mereka kira anak orang tua itu menjelaskan: “Ia memang bukan ayah saya, tetapi ia dulu pernah memberi permen kepada saya ketika saya miskin dan kelaparan, dan rasa manis dari permen itu masih terasa hingga sekarang”. Yang orang tua lakukan sesuatu yang kecil dan sederhana, tapi bagi anak itu terasa sangat berarti. Karena itulah ketika ia mendengar bahwa orang yang pernah memberinya permen sakit, ia ingin membalas kebaikan orang tua itu. Tentu saja bantuan kita sama sekali bukan dan tidak boleh untuk mendapat balasan, tetapi kisah ini mau mengatakan bahwa sesuatu yang mungkin kecil dan sederhana bagi saudara, ia akan berakibat besar bagi anak yang menerimanya. Karena itu sekali lagi mari kita dukung Aksi Paska ini dengan sungguh-sungguh dan tulus. Sekalipun mungkin anak yang kita bantu tidak tahu dan karena itu tidak membalas apa yang telah kita lakukan terhadapnya, Tuhan tahu apa yang telah kita lakukan kepada sesama kita. Di dalam Matius 25:40 ketika Tuhan Yesus mengajarkan tentang penghakiman terakhir pernah berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kanu lakukan untuk salah seorang dari saudaraku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”. Bahkan pada ayat 34 kepada setiap orang percaya yang dengan setia
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
dan tulus melakukan sesuatu kepada sesamanya yang tersisih dan sedang dalam kesulitan Tuhan Yesus berkata: “...Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.” Sebuah ganjaran yang luar biasa. Tapi sekali-lagi kita melakukan sesuatu yang baik kepada sesama kita bukan dan tidak karena kita mengharapkan ganjaran itu.
AKSI PASKA ADALAH PANGGILAN KITA
TUGAS
Jelaslah bahwa tugas panggilan kita adalah ikut serta dalam misi Allah. Misi Allah adalah menyelamatkan dunia sepenuhnya dan manusia seutuhnya di dalam dan melalui Tuhan Yesus Kristus. Tidak dapat disangkal bahwa yang dapat menyelamatkan manusia berdosa bukanlah usaha dan jasa manusia tetapi Allah sendiri. Tapi harus disadari bahwa Allah berkenan melibatkan manusia dalam karya penyelamatan ini. *dimuat dalam Warta Jemaat 1 Maret 2015
31 31
17 AGU STU S
KEMERDEKAAN Saya kira tidak seorangpun yang akan menolak kalau dikatakan bahwa tiap orang berhak akan kemerdekaan, atau dapat dikatakan bahwa kemerdekaan adalah hak setiap orang. Ini juga berlaku untuk sebuah bangsa. Itu berarti kalau pada tanggal 17-8-1945 yang lalu bangsa Indonesia menyatakan Kemerdekaan atas dirinya, itu adalah hak bangsa Indonesia. Tetapi apa yang terjadi, setelah puluhan tahun merdeka dari bangsa lain, banyak rakyat Indonesia yang mengatakan bahwa dirinya belum sungguhsungguh merdeka. Bukan karena penjajahan bangsa lain tetapi justru karena “penjajahan” bangsa sendiri dimana kekayaan hanya dinikmati oleh sekelompok orang saja. Alkitab memang berbicara tentang kemerdekaan, ketika Allah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan di tanah. Tapi harus diakui bahwa sekalipun cerita tentang kemerdekaan dari perbudakan di Mesir punya arti sendiri, cerita tentang kemerdekaan dari perbudakan di Mesir adalah “suatu gambaran” bahwa di masa mendatang, melalui Mesias yang 32
adalah Tuhan Yesus Kristus, Allah akan memerdekakan umat manusia dari perbudakan dosa. Karena sejak manusia jatuh ke dalam dosa, manusia menjadi “hamba/ dulos” dari dosa (Yohanes 8:34). Penyelamatan Tuhan Yesus ini dinyatakan dengan sangat jelas dalam 1 Petrus 2:24-25. Bahkan dalam suratnya kepada jemaat Filipi rasul Paulus menggambarkan dengan sangat indah apa yang Tuhan Yesus telah lakukan bagi kita untuk menyelamatkan kita dari akibat dosa kita (Filipi 2:6-8). Tuhan Yesus menyelamatkan kita dengan cara mengosongkan diri sedemikian rupa yaitu menjadi sama dengan kita yaitu menjadi manusia yang adalah budak/dulos dari dosa, bahkan dikatakan Ia rela mati diatas kayu salib untuk keselamatan manusia. Itu sebabnya Tuhan Yesus memang layak mengatakan “...apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.” (Yohanes 8:36). Melalui penyelamatan itu Tuhan Yesus kemudian memungkinkan dan memampukan manusia meninggalkan manusia lamanya dan
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
17 AG UST US
menjadi manusia baru (2 Korintus 5:17). Tetapi tentunya kemerdekaan itu tidak untuk dinikmati sendiri, tetapi kemerdekaan itu untuk memerdekaan orang lain. Karena itulah dikatakan bahwa mereka yang telah dimerdekakan dari dosa harus hidup untuk mengerjakan apa yang Allah kehendaki, yaitu yang baik (Efesus 2:10). Ketika kemerdekaan hanya untuk dirinya sendiri, orang itu sedang mengkhianati tujuan dari kemerdekaan itu. Itu berarti, kalau Anda merasa diri sebagai orang yang telah dimerdekakan, Anda juga terpanggil untuk memerdekakan orang lain baik itu dalam keluarga maupun di luar keluarga. Baik diantara anggota gereja maupun di luar tembok-tembok gereja (Matius 15:21-28). Kalau hal ini kemudian dikenakan pada gereja yang lahir dan berkembang di tengah-tengah bangsa Indonesia yang sebagian rakyatnya merasakan belum sungguh-sungguh merdeka, gereja tidak boleh diam dan tidak berbuat apa-apa, sebaliknya gereja harus melakukan sesuatu yang baik sehingga sebagian rakyat Indonesia yang merasa tidak sungguh-sungguh merdeka, melihat dan mengakui bahwa Tuhan sungguh-sungguh baik. Karena apa yang baik yang gereja lakukan dirasakan sebagai yang Tuhan sendiri sedang lakukan. “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.” Pernyataan ini mau mengatakan bahwa di luar Anak, yaitu Tuhan Yesus, tidak ada kemerdekaan yang sejati. Lalu mungkin kita melanjutkan pertanyaan kita, mengapakah Anak
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
itu memerdekakan kita? begitu berhargakah kita, sehingga layak untuk dimerdekakan? Jawabannya ialah, sebenarnya kita bukan apaapa dan bukan siapa-siapa sehingga layak untuk dimerdekakan. Kasih sematalah yang mendorongNya untuk memerdekakan kita. Karena itu adalah suatu kebodohan kalau kita meninggalkan dan hidup di luar kasihNya. Sebaliknya mungkin kita harus bertanya pada diri kita sendiri, apakah yang telah kita lakukan sebagai balas atas kasihNya itu? Persembahan syukur yang telah kita persembahkan setiap minggu atau tiap bulan. Kalau hanya persembahan syukur setiap minggu atau setiap bulan kita lakukan saya kira tidak cukup. Menurut Roma 12:1 rasul Paulus mendorong setiap anggota jemaat Roma untuk mempersembahkan seluruh hidupnya. Perjanjian Baru mengajar kita untuk mempersembahkan seluruh hidup kita atau 100% dan bukan hanya 10%. Melanjutkan bahasan dari Roma 12:1, hanya orang yang sudah dimerdekakanlah yang dapat mengasihi sesamanya. Karena orang yang sudah dimerdekakan tidak lagi hanya memperhatikan dirinya sendiri tetapi orang lain juga. Karena itulah orang yang sudah dimerdekakan rela berbagi dengan sesamanya yang membutuhkan. Kasih memang dapat merupakan “sebuah perasaan”, tetapi, kasih dapat juga merupakan “daya” yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. *dimuat di Warta Jemaat 24 Agustus 2014
33 33
BULAN M U S I K
MUSIK GEREJAWI BENTUK-BENTUK MUSIK
Setidak-tidaknya ada 2 macam bentuk musik pada umumnya yaitu: musik dengan menggunakan instrumen (alat-alat), dan musik yang hanya menggunakan mulut sebagai instrumen alias menyanyi. Kalau seseorang menyanyi sendirian dia disebut solo, kalau 2 orang disebut duet, kalau 3 orang disebut trio, kalau 4 orang disebut kwartet dan kalau lebih dari 4 orang tapi dalam jumlah sedikit disebut dengan vocal group, bisa dalam bentuk kwintet bisa juga dalam bentuk double kwartet dan sebagainya. Kalau lebih dari 4 orang dan dalam jumlah yang banyak biasanya disebut dengan paduan suara, yang biasanya terdiri atas soprano (suara satu), suara alto (suara dua), suara tenor (suara tiga) dan suara bas (suara empat).
MUSIK DALAM ALKITAB
Perjanjian Lama sebenarnya ada not-notnya, dan karena itu Perjanjian Lama harus didaraskan sesuai dengan lagunya (seperti seseorang yang sedang membaca Alquran). Tetapi karena pada umumnya orang tidak mengenal lagunya, Perjanjian Lama dibaca begitu saja tanpa lagu. Mazmur,
34
walaupun bukan satu-satunya, banyak berisi nyanyian, atau setidak-tidaknya banyak nyanyian didasarkan atas Mazmur. Walaupun hanya ada satu ayat yang berkata tentang musik (1 Tawarikh 15:16) tapi Alkitab kita banyak berisi nyanyian. Sebagai salah satu contoh Paulus dan Silas walaupun sangat menderita dalam penjara Filipi, mereka berduet, sehingga nyanyiannya malah menjadi berkat bagi kepala penjara di Filipi bahkan bagi segenap keluarganya (Kisah Para Rasul 16:19-40). Demikian pula Saul ketika dikuasai oleh roh jahat, ia meminta Daud untuk memainkan kecapi dan akhirnya roh jahat itu undur dari Saul dan Saul merasa lega (1 Samuel 16:23).
KUASA MUSIK GEREJAWI
Mungkin baik kalau saya bercerita bahwa ada seorang yang sedang putus asa dan hendak bunuh diri, berjalan melewati sebuah gereja. Pada saat itu orang itu mendengar lantunan sebuah lagu yang menurutnya sangat indah dari paduan suara. Lantunan lagu dari paduan suara itu membuat orang itu untuk pertama kalinya masuk ke gereja. Ketika dia masuk dia
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
B UL AN MUSI K
mendengar khotbah yang memberinya kekuatan baru yang membuatnya membatalkan niatnya untuk bunuh diri. Setelah mendengar khotbah ini, orang yang hendak bunuh diri itu telah menjadi manusia baru. Memang Firman Tuhanlah yang telah menjadikannya manusia baru, tetapi tidak dapat disangkal bahwa paduan suaralah yang telah membuat orang ini untuk pertama kali memasuki gereja. Ini salah satu contoh dari apa yang saya sebut dengan kuasa musik gerejawi. Apa yang dilakukan Daud bagi Saul dalam Perjanjian Lama serta duet antara Palus dan Silas dalam Perjanjian Baru adalah contoh-contoh yang sangat jelas dalam Alkitab tentang kuasa musik gerejawi. Karena itu kalau kita mau memajukan jemaat kita, salah satunya adalah kembangkan musik gerejawi dan manfaatkan dengan baik sound system dalam Kebaktian Minggu. Secara sederhana, musik gerejawi tidak lain adalah musik (baik yang memakai instrumen atau mulut) yang dipakai dalam gereja. Sering kali musik gerejawi ini bersinggungan dengan sound system. Dua hal yang dibutuhkan dalam ibadah-ibadah kita. Tanpa kedua hal ini ibadah-ibadah gereja menjadi kering dan mati. Itu berarti kedua hal tersebut, yaitu
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
Musik Gerejawi dan Sound System, sangat dibutuhkan untuk kemajuan jemaat. Oleh gereja-gereja di luar GKI, kedua hal tersebut sangat diprioritaskan dan tidak dapat disangkal kedua hal tersebut memegang peranan yang sangat penting bagi kemajuan gereja. Banyak anggota gereja yang berpindah hanya karena masalah musik gerejawi dan sound system, tapi sayang sekali di GKI kedua hal tersebut kurang mendapat perhatian (walaupun belakangan ini ada beberapa jemaat GKI yang menyadari pentingnya peranan kedua hal tersebut bagi kemajuan jemaat. Walaupun kita tidak hendak mencontoh gereja-gereja lain, tapi salahlah kalau kita tidak mengembangkan musik gerejawi kita dan memanfaatkan sound system bagi khususnya untuk Kebaktian Minggu. Tidak dapat disangkal, ketika kita mengembangkan musik gerejawi dan sound system, ada banyak dana yang kita keluarkan. Dalam hal inilah kita harus pandai mengatur dana terbatas yang kita miliki. Mudah-mudahan tulisan ini menggerakan hati Anda untuk membantu pengembangan musik gerejawi kita dan juga mengembangkan sound system bagi kemajuan Kebaktian Minggu kita. *dimuat di Warta Jemaat 2 November 2014
35 35
BULAN K E LU AR G A
Gerejaku Keluargaku HUBUNGAN ANTAR ANGGOTA dengan laki-laki. Tidak ada yang lebih tinggi tetapi juga tidak ada yang lebih KELUARGA Menurut Efesus 5:22-29, 6:1-4 dan Kolose 3:18-21 hubungan antar anggota diatur sebagai berikut, istri harus tunduk kepada suaminya, alasannya adalah karena suami adalah kepala keluarga. Kalau hanya berhenti sampai di sini memang dapat diartikan suami (laki-laki) mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari istri (perempuan). Kedudukan semacam ini tentu saja bertentangan dengan kenyataan bahwa manusia (baik laki-laki maupun perempuan diciptakan segambar dengan Allah. Juga bertentangan dengan pernyataan bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki yang menunjukkan adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan, tidak ada yang lebih tinggi dan juga tidak ada yang lebih rendah satu terhadap yang lain. Ini juga yang kemudian diprotes oleh kaum feminis, yang memang menuntut kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Dan tentu saja memandang laki-laki lebih tinggi dari perempuan bertentangan dengan perjuangan emansipasi wanita yang berjuang agar kaum perempuan sejajar
36
rendah. Selanjutnya kita tahu bahwa ayatayat kita tidak berhenti degan katakata bahwa istri harus tunduk kepada suami, tetapi dilanjutkan dengan kalimat bahwa suami harus mengasihi istrinya. Mengasihi tentu saja bukan sekedar kata-kata yang indah tetapi juga melindungi dan mengedepankan istri. Dengan kalimat ini kemudian tidak boleh lagi dilihat bahwa suami lebih tinggi dari istri. Suami dan istri harus dilihat sebagai satu kesatuan yang setara satu terhadap yang lain. Memang istri harus tunduk kepada suaminya, tetapi pada saat yang sama suami harus mengasihi istrinya. Kemudian ayat-ayat kita mengatakan bahwa anak-anak harus taat kepada orang tuanya dalam segala hal. Mengapa? Jawabannya adalah karena anak-anak cenderung tidak taat kepada orang tuanya. Apalagi anak-anak merasa dirinya lebih kuat, lebih kaya dan lebih pandai dari orang tuanya. Ketaatan adalah bentuk dari kerendahan-hati anakanak bagaimanapun keadaan mereka.
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
B UL AN KELUARG A
Kerendahan-hati inilah yang Allah inginkan. Dan kalau ini yang dilakukan anak-anak, Allah akan mengaruniakan umur panjang kepada anak-anak itu. Tentu yang dimaksudkan bukan hanya masalah usia yang panjang tetapi pastilah juga kesehatan dan kesejahteraan, pendek kata Allah menyediakan berkatNya.
BAPA JANGAN HATI ANAKNYA
MENYAKITI
Tapi ayat-ayat kita tidak berhenti dengan perintah agar anak-anak menaati orang tuanya, melainkan juga agar bapa-bapa jangan menyakiti hati anak-anaknya. Tentu yang dimaksudkan oleh ayat-ayat kita adalah orang tua yaitu bapa dan ibu. Lalu mengapa ayat-ayat kita hanya menuliskan hanya bapa-bapa yang dinasihati untuk tidak menyakiti hati anak atau anak-anaknya? Ayat-ayat kita mau menunjukan kasih seorang ibu yang luar biasa. Kasih yang ibu tunjukan bukan hanya dengan memelihara dan menghidupi anak-anaknya tetapi juga membela, melindungi dan tidak menyakiti hati mereka. Ia rela melakukan apa saja bahkan berkorban untuk anak-anaknya. Ini tentu saja sangat berbeda dengan kasih seorang bapa. Seorang bapa memang memelihara, menghidupi, membela melindungi anak-anaknya. Ia juga rela melakukan apa saja dan berkorban bagi anakanaknya, tetapi pada saat yang sama mudah sekali menyakiti hati anakanaknya.
GEREJAKU KELUARGAKU
Tema ini hendak mengingatkan bahwa yang dimaksud dengan keluarga bukanlah sekedar orang
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
tua dan anak atau anak-anak tetapi juga gereja (Efesus 5:30-32). Jelas yang dimaksud dengan gereja di sini bukanlah gedung gereja, tetapi persekutuan orang percaya. Gereja yang mustinya terdiri dari berbagai macam orang dan berbeda-beda adalah merupakan satu keluarga. Oleh sebab itu sebagai satu keluarga gereja tidak boleh saling hidup sendiri apalagi saling meniadakan karena adanya perbedaan-perbedaan di dalamnya. Gereja dipahami sebagai keluarga mau mengatakan bahwa sekalipun mempunyai banyak kepelbagaian, gereja harus tetap merupakan satu kesatuan di dalam kepelbagai (1 Korintus 12:12-27). Kepelbagaian yang ada juga mau mengatakan bahwa di dalam gereja tidak ada kelompok yang berkuasa dan ada kelompok yang kurang penting. Semua penting dan kepelbagaian yang ada justru merupakan kesempatan untuk saling memperlengkapi. Tentu saja kalau gereja dipahami sebagai satu keluarga tidak berarti di dalam gereja tidak boleh ada kritik. Sekalipun gereja dipahami sebagai satu keluarga kritik boleh tetap ada di dalam gereja, tetapi setiap kritik itu haruslah untuk membangun. Akhirnya, kalau gereja dipahami sebagai satu keluarga maka, seluruh anggota dan simpatisan GKI Kelapa Cengkir harus hidup rukun dan saling mengasihi, layaknya sebuah keluarga. Kerukunan dan kasih itu tidak hanya akan mendatangkan berkat Tuhan (Mazmur 133), tetapi juga menjadi kesaksian yang baik dan menjadi berkat untuk orang lain (Kisah Para Rasul 2:44-47). *dimuat di Warta Jemaat 5 Oktober 2014
37 37
ADVE N
Arti Sebuah Penantian APA ITU MINGGU-MINGGU ADVEN DAN PERSIAPAN YANG HARUS DILAKUKAN
“Minggu-Minggu Adven” adalah masa dimana anggota jemaat bersamasama menantikan hari Natal, yaitu masa dimana “Firman Yang Hidup itu menjadi manusia dan diam di tengah-tengah kita” (Yohanes 1:14), yaitu Tuhan Yesus Kristus. Karena minggu-minggu Adven adalah masa dimana umat menunggu kedatangan Tuhan Yesus yang pertama (Natal), yaitu masa kedatangan Allah dalam kerendahanNya, karena itu persiapan yang penting bukanlah persiapan fisik seperti misalnya pakaian dan sepatu baru tetapi persiapan rohani seperti yang dikatakan oleh Yohanes Pembaptis dalam Lukas 3:7-14, yaitu pertobatan yang sungguh-sungguh dan buah-buah pertobatan itu. Biasanya
38
Masa Adven yang panjang dimaksudkan agar natal yang dirayakan itu sungguh-sungguh menjadi berkat bagi setiap orang yang merayakannya. juga berita Adven dikaitkan dengan kedatangan kembali (“parousia”) Tuhan Yesus. Dapat dikatakan bahwa orang percaya pada masa kini hidup dalam “masa dua Adven” atau “masa antara” yaitu masa kedatangan Tuhan Yesus yang telah terjadi (natal = masa Adven yang I), dan kedatangan yang kedua, yang masih dinantikan (Adven yang II). Dan pada masa antara ini tentu ada tanggung-jawab tertentu yang harus diakukan oleh orang percaya. Itulah sebabnya khotbah-khobah masa Adven sering berbicara tentang kedatangan Tuhan Yesus kembali dan bagaimana seharusnya hidup orang percaya pada masa penantian itu. Pada masa Adven jemaat dipanggil untuk menjalankan tugas panggilannya dengan sebaik mungkin. Ini berarti masa Adven bukan saja merupakan usaha kita untuk mengikuti tahunEDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
ADV EN
tahun gerejawi tetapi juga sangat penting bagi orang percaya untuk selalu sadar bahwa Tuhan Yesus akan segera kembali, dan karena itu “selalu melihat ke atas” untuk menantikan kedatanganNya kembali. Nyanyian sambutan sesudah berkat dalam liturgi minggu kita “bukan Haleluya tetapi hosiana”.
MINGGU-MINGGU ADVEN MENGAJAK KITA UNTUK MENANTIKAN KEDATANGANNYA.
Adven dengan demikian mengajak kita untuk menatap kedepan yaitu bersama-sama menantikan kedatangan Tuhan Yesus kembali. Tapi pertanyaannya adalah apakah kita sungguh-sungguh menantikan kedatanganNya? Atau sebenarnya, Dia datang atau tidak sama saja karena sebenarnya kita tidak pernah menantikan kedatanganNya? Kita sering menjadikan Tuhan Yesus seperti mobil pemadam kebakaran. Kita begitu menantikan kedatanganNya kalau rumah atau lingkungan kita sedang terbakar, tapi kalau sudah padam kita tidak memerlukanNya lagi. Kalau hidup kita sedang berat dan penuh kesulitan kita begitu menantikan kedatanganNya. Kita khidmat berdoa dan sungguh-sungguh membutuhkan pertolonganNya. Kita mengatakan kalau Dia tidak segera datang dan bertindak maka segala sesuatu akan terlambat. Kita begitu berharap dan menantikan kedatanganNya. Tapi kalau keadaan normal kembali, Dia datang atau tidak, tidak menjadi soal, karena sesungguhnya kita tidak lagi menantikan kedatanganNya. Mingguminggu Adven mengingatkan kita bahwa dinantikan atau tidak Dia pasti akan datang kembali. Minggu-minggu
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
Adven mengajak kita semua untuk mempersiapkan diri dan menantikan kedatanganNya sebagaimana yang diungkap pada Injil Matius 25:31-46. Selanjutnya yang menjadi pertanyaan adalah bagaimanakah suasana mingguminggu Adven?
SUASANA PADA MINGGUMINGGU ADVEN
Kalau pada masa-masa Prapaskah lebih didominasi oleh suasana sedih apalagi ketika mendekati Jumat Agung, maka suasana pada mingguminggu Adven justru lebih gembira. Itulah sebabnya kita merasakan perayaan Natal sebagai sebuah pesta dan anggota jemaat lebih menekankan persiapan fisik ketimbang persiapan rohani. Dan gerejapun mempunyai sikap yang sama. Tanpa pesta, Natal menjadi sesuatu yang tidak ada apaapanya atau hambar. Yang lebih memprihatinkan adalah sering kali pesta itu adalah pesta untuk kita dan bukan pesta untuk Tuhan Yesus. Hal semacam ini mudah dimengerti karena sesungguhnya kita tidak benar-benar menantikanNya. Sehingga nyanyian kita yang berseru “hosiana....hosiana” pada minggu-minggu Adven ini hanya sekedar merupakan sebuah nyanyian. Selain itu hari raya Natal juga dekat sekali dengan hari raya tahun baru. Kedekatan waktu ini, tak pelak menjadikan Natal menjadi pesta diantara kita. Karena itulah melarang pesta dalam merayakan Natal bukanlah sikap yang tepat, lebih baik anggota jemaat mendapat pengertian yang benar tentang apa itu natal dan bagaimanakah anggota jemaat menyambut hari natal.
*dimuat di Warta Jemaat 30 November 2015
39 39
SE JAR AH GE R E JA KC
Gereja Kece Sejarah GKI Kelapa Cengkir Jakarta oleh Pnt. Daniel Suryana Ketika mengingat ke belakang‌ awal mula kehadiran Gereja Kece adalah pada tahun 1986 dengan diawalinya persekutuan rumah GKI Menteng. Persekutuan ini bertumbuh menjadi sebuah kebaktian yang dihadiri 25-30 jemaat, dimana Tuhan menyiapkan sebuah rumah di sudut Jalan Kelapa Cengkir 6 yang disewa untuk dipakai. Setahun kemudian, tahun 1987, kebaktian umum diadakan dengan 30-40 jemaat, sedang anak Sekolah Minggu punya 2 kelas dengan murid sekitar 10 anak , dan Praremaja diawali dengan 3 anak! Selain hal tersebut masih ada kegiatan Pemahaman Alkitab 40
dan persiapan guru SekolahMinggu. Ternyata campur tangan Tuhan tidak berhenti di situ saja, karena ternyata Ia berkenan melipatkan jumlah jemaat dan bahkan memberikan sebuah rumah untuk dapat dimiliki sebagai tempat bersekutu di Jalan Kelapa Cengkir 4. Seiring berjalannya waktu, gereja berkarya melalui persekutuan ,kesaksian dan pelayanan hingga dapat menjadi berkat bagi masyarakat sekitar atau Jakarta umumnya. Dan kalau secara sarana Tuhan berkatkan , ternyata dalam pertumbuhan jemaat juga mengalami pertambahan yang pesat: anak Sekolah Minggu
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
SEJARAH G EREJA KC
menjadi 3 kelas, kehadiran jemaat di kebaktian semakin banyak sehingga dibuatlah 2 kali jam kebaktian, pagi dan sore. Bahkan saat itu sekitar tahun 1996,remaja bertumbuh menjadi lebih dari 75 orang! Tahun 1998, ketika kita sedang menghadapi krisis ekonomi, politik dan imbasnya, Gereja Kece malah dengan keberanian tekad membangun gedung, meskipun dengan dana yang terbatas dan gejolak ekonomi yang tidak menentu. Akhirnya dengan berkat Tuhan, jadilah gedung gereja yang ada saat ini. Tahun demi tahun banyak hal telah dilalui jemaat, sehingga 15 tahun yang lalu jemaat ini di dewasakan menjadi jemaat dewasa GKI Kelapa Cengkir. Setelah dewasa, tentu gereja harus lebih bertumbuh baik dari sisi iman, jumlah ,sarana dan yang lebih penting karya/buah yang dapat dirasakan orang lain serta kemuliaan nama Tuhan saja. Kita bersyukur dalam perjalanan waktu banyak dari jemaat atau remaja mula-mula yang saat ini ikut menjadi pelayan-pelayan Tuhan di GKI KC, baik sebagai penatua, komisi badan pelayanan, guru Sekolah Minggu serta banyaknya jemaat sekitar Kelapa Cengkir yang ikut dalam pembangunan jemaat. Jika diibaratkan, manusia umur 15 tahun adalah umur remaja yang sifatnya sangat aktif dan punya dinamika besar tapi kadang masih mencari identitas diri. Maka saatnya sekarang kita harus bersama-sama memikirkan arah visi dan misi untuk sepuluh tahun mendatang. Akankah kehadiran GKI Kelapa Cengkir dapat
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
selalu memberi berkat bagi jemaat dan orang lain, lingkungan sekitar tetapi juga lebih dari itu dengan melakukan tugas gereja serta menjadi pemberita Injil yang tidak terkungkung tempat? Dengan tetep bersandar pada pokok anggur yang benar dan Tuhan di dalam kita, maka kita dapat berbuah banyak! Selamat ulang tahun, Tuhan berkati! Yohanes 15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah rantingrantingnya. Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku didalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
41 41
PHOTO GALLE RY
GKI KELAPA CENGKIR
42
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
P H OTO G AL L ERY
DALAM REKAMAN LENSA
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
43 43
Dari
15 15
untuk
Dari perwakilan generasi remaja GKI Kelapa Cengkir yang berusia 15 tahun juga, inilah harapan mereka pada gereja. “Semoga GKI Kelapa Cengkir selalu berkembang, dan jemaatnya bertambah terus.” -Satria Nareswara W“Aku ingin gereja ke depanny menjadi saluran berkat bagi orang lain dan bisa menjadi contoh yang baik untuk banyak orang.” -Ezra Tifany-
44
“Semoga GKI Kelapa Cengkir ke depannya lebih menjadi contoh yang baik dan dapat membangun iman para umatnya” -Olivia Gabriella“Aku ingin gereja ke depannya menjadi saluran berkat untuk warga sekitarnya, dan semoga makin istimewa!” -Yosua Cahya Prasetya-
EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
QUO VADIS
GKI KELAPA CENGKIR? Ulang tahun adalah saat yang tepat untuk melakukan evaluasi. Berhenti sejenak untuk bertanya kepada diri sendiri, kita telah sampai di mana? Untuk kemudian kita melanjutkan perjalanan lagi. Saya kira tidak terkecuali dengan GKI Kelapa Cengkir yang merayakan ulang tahunnya yang ke-15. Berhenti dan menyesali diri atau berhenti untuk berbangga diri dan tidak melanjutkan perjalanan adalah berbahaya bagi GKI Kelapa Cengkir, karena itu tidak ada pilihan lain bagi GKI Kelapa Cengkir kecuali maju terus. Yang kemudian menjadi pertanyaan adalah‌ akan kemana GKI Kelapa Cengkir ini? Oleh Pdt. Em. Agustinus Kermite
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
45 45
QUOVADIS GKI KELAPA CENGKIR?
Pertanyaan semacam ini mulamula disampaikan kepada Rasul Petrus. Ketika Roma, pada zaman kaisar Romawi Nero, menjadi lautan api, Petrus kelihatan keluar dari kota itu kemudian seseorang bertanya kepadanya “quovadis domine?� Selanjutnya istilah tersebut menjadi sangat populer, dan setiap orang harus menjawab pertanyaan ini. Pemimpin GKI Kelapa Cengkir (Pendeta dan Penatua) tidak ingin menjadi seorang pemimpin buta yang sedang memimpin orang buta. Istilah teknisnya, seorang pemimpin haruslah menjadi pemimpin yang visioner. Seorang pemimpin yang mempunyai visi yang jelas 46
dan bukan sekedar merupakan seorang pelayan. Setelah 15 tahun berjalan, kita sudah sampai di mana dan kemudian GKI Kelapa Cengkir akan dibawa kemana? Ini sangat penting karena tanpa ini kita hanya berjalan di tempat alias kita tidak akan maju. Saya ingat ada mainan anak-anak yang disebut dengan kuda-kudaan kayu, di mana seorang anak seakan-akan sedang naik kuda. Gayanya memang sangat indah dan seakan-akan benar-benar sedang naik seekor kuda, tapi sebenarnya tetap di tempat dan tidak kemana-mana. Salah satu yang saya kuatirkan adalah kita telah melakukan banyak hal sehingga kita menjadi lelah. Banyak dana yang sudah kita keluarkan, tetapi dari tahun EDISI SPESIAL HUT/2015
Coconut
misi bukanlah sesuatu yang sungguh-sungguh dilakukan untuk mewujudkan visi. Karena itu kita harus mengkritisi program-program kerja yang telah disusun oleh komisi dan seksi-seksinya. Program kerja komisi dan seksi-seksinya tidak boleh sekedar “copy-paste� tahun-tahun sebelumnya. Satu hal yang harus kita sadari adalah kalau visi tidak jelas dan misi asal VISI DAN MISI GKI KELAPA ada, lalu apa yang diharapkan akan dicapai? Saya kira CENGKIR saatnyalah kita membuat team Sebenarnya sudah cukup baik karena GKI Kelapa Cengkir telah yang memikirkan pembangunan mempunyai visi dan misi. Itu jemaat. berarti GKI Kelapa Cengkir tahu PEMBANGUNAN JEMAAT persis akan kemana dan apa Pembangunan Jemaat yang yang harus dilakukannya. Tapi diambil dari Pembangunan pertanyaan yang segera muncul Gereja adalah sebuah ilmu adalah apakah visi GKI Kelapa baru yang dikembangkan di Cengkir lahir dari kondisi nyata Belanda. Kita rindu jemaat kita GKI Kelapa Cengkir setelah bertumbuh seperti yang Tuhan berjalan 15 tahun ini. Kalau visi kehendaki, bukan sekedar ini tidak muncul dari kondisi karena Pembangunan Jemaat aktual GKI Kelapa Cengkir dimandatkan oleh Tata Gereja setelah 15 tahun, itu berarti visi dan Tata Laksana kita. Melalui GKI muncul entah dari mana. Pembangunan Jemaat, kita Akibatnya visi terbaca sangat disadarkan apa potensi-potensi indah tetapi bukan sesuatu yang atau karunia-karunia kita sugguh-sungguh akan dicapai. setelah 15 tahun ini. Kita akan Akibat lebih lanjut adalah membangun dari apa yang ada setelah satu tahun bahkan pada kita ke arah yang Allah setelah bertahun-tahun dan kehendaki. banyak dana sudah dikeluarkan, Sebenarnya potensi yang ada kita tidak ke mana-mana, kita pada kita tergolong lumayan tetap di tempat. Apalagi jikalau kalau tidak mau dikatakan sangat ke tahun kita masih di tempat yang sama. Jadilah kita sekedar aktif dan membelanjakan banyak dana tapi kita tidak mencapai apa-apa. Kita sudah memboroskan daya dan dana tanpa meraih sesuatu. Pada ulang tahun ini kita berhenti sejenak dan mengevaluasi segala sesuatu kemudian kita melanjutkan perjalanan kita dan kita tahu persis mau kemana.
Coconut
EDISI SPESIAL HUT/2015
47 47
bahwa jumlah ini terlalu sedikit. Sesudah 15 tahun mustinya jumlah anggota lebih banyak dari 500 ini. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa selama ini GKI Kelapa Cengkir belum berpikir tentang kuantitas karena itu jumlah 500 itu sudah cukup baik. GKI Kelapa Cengkir selama ini melakukan konsolidasi setelah didewasakan. Kualitas menjadi hal yang lebih penting dilakukan oleh GKI Kelapa Cengkir. Kita harus selalu ingat pada ungkapan yang mengatakan:“Bukan yang banyak itu yang baik, tetapi yang baik itu akan menghasilkan yang banyak”. Mudah-mudahan sesudah 15 tahun ini kita makin bijak. Visi-misi kita sungguh-sungguh berasal dari evaluasi yang baik. Visi – misi kita sungguh-sungguh keluar dari keberadaan kita yang sebenarnya. Sehingga dengan potensi yang ada pada kita, GKI Kelapa Cengkir bertumbuh. Program-program kerja kita sungguh-sungguh KUALITAS DAN KUANTITAS hendak mewujudkan visi kita Anggota GKI Kelapa Cengkir dan bukan sekedar program sekarang adalah sekitar 500 kerja yang hanya tahun dan orang. Ada yang berpendapat anggarannya yang kita ubah. Tuhan memberkati kita. besar. Anggota Jemaat GKI Kelapa Cengkir pada umumnya adalah strata satu. Fasilitas yang ada juga lumayan. Keuangan sekalipun tidak berlebihan tetapi tidak kekurangan. Kita nampaknya belum mencapai apa-apa bukan karena kita tidak punya apa-apa tetapi lebih karena kita belum memakai potensi kita secara tepat. Pembangunan gedung gereja dan fasilitas tentu saja sangat penting, tetapi pada saat yang sama harus dikatakan juga bahwa ini bukan yang terpenting. Apa artinya gedung gereja kita besar dengan fasilitas yang luar biasa dan mewah tetapi gereja yang sesungguhnya yaitu orang-orangnya, tidak terbangun walau kelihatannya sangat aktif. Nampaknya tidak ada alasan lagi, kita perlu untuk memulai pembangunan jemaat untuk bersama-sama mencapai kehendak Tuhan. Saya sangat rindu GKI Kelapa Cengkir mengalami pertumbuhan.
“
Bukan yang banyak itu yang baik, tetapi yang baik itu akan menghasilkan yang banyak”
GKI Kelapa Cengkir
Jl. Kelapa Cengkir Barat IV FK I/1 021 450 8536 gki_kelapa_cengkir@yahoo.co.id Gembala: Pdt. Em. Agustinus Kermite
VISI
Menjadi Saluran Berkat dan Damai Sejahtera bagi Sesama
Misi
• Menciptakan rasa memiliki gereja sebagai sebuah keluarga • Menitikberatkan pembangunan SDM • Merespons panggilan dalam program Sister Church
KEGIATAN SEPEKAN MINGGU Kebaktian Minggu: pk 06.30, pk 09.00, pk. 18.00 Sekolah Minggu pk 09.00 Kebaktian Remaja pk 09.00
SELASA
Persekutuan Lansia pk 09.00 Pemahaman Alkitab pk. 20.00
JUMAT Pemahaman Alkitab pk 17.00
SABTU Persekutuan Pemuda pk 18.00