Buku Penahbisan Pnt Winner Pananjaya

Page 1

1

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R


2

p e nahb isan penat ua winner


1

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R



P E N E J E L A SA N L O G O

"Salib yang kita pikul sekarang menjadi ringan bukan karena kekuatan kita. Namun karena

anugerah Tuhan semata."

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

3


Salib-Ku Ringan Bagimu

oleh: Winner Pananjaya

Siapa yang bilang salib itu ringan? Tidak pernah ada cerita bahwa salib yang Yesus pikul adalah salib yang ringan. Tidak ada juga gambar atau lukisan yang menunjukan salib itu ringan. Yesus terlihat begitu berat memikul salib-Nya, sambil terseret-seret. Bahkan Kosuke Koyama, seorang teolog Jepang, memberi judul Tidak

Ada Gagang pada Salib pada bukunya. Salib Yesus adalah salib penderitaan, salib penyiksaan, dan salib kematian. Salib yang sangat berat, bukan salib yang ringan. Maka sungguh gegabah jika saat ini tema penahbisan yang saya angkat justru mengatakan bahwa salib itu ringan. Saya menyadari betul bahwa


KATA P E N GA N TA R

apa yang Yesus lakukan saat peristiwa penyaliban adalah kenyataan. Yesus benar-benar merasakan sakit dan beratnya salib yang dipikul. Meskipun Yesus adalah Tuhan, saya meyakini bahwa Yesus tidak merekayasa penderitaan-Nya di kayu salib. Lalu mengapa saya mengangkat tema Salib-Ku Ringan Bagimu dalam penahbisan

ini? Karena saya mengimani bahwa salib yang kita pikul saat ini sebagai orang Kristen adalah salib yang telah ditopang sepenuhya oleh Yesus Kristus dalam anugerah-Nya. Salib di GKI Kelapa Cengkir menggunakan design modern dengan bahan besi ringan. Terlihat dengan jelas di Ruang Ibadah GKI Kelapa Cengkir,

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

5


6

K ATA PE NGANTAR

bagaimana salib itu kurus dan ringan. Pada satu acara doa Alone with God, Tuhan mengajak saya untuk menatap salib tersebut. Seolah-olah Tuhan mau berkata “Tuh! Salib yang kamu pikul jauh lebih ringan.” Salib yang sebenarnya sudah dipikul oleh Yesus Kristus. Salib yang kita pikul sekarang menjadi ringan bukan karena kekuatan kita. Namun karena anugerah Tuhan semata. Saya memandang salib tersebut sebagai lambang tanggung jawab sekaligus tantangan pelayanan yang Tuhan berikan. Saat Tuhan berkata, “Salib-Ku Ringan Bagimu,” itu memotivasi saya untuk tidak pernah mengeluh dalam setiap tugas dan tanggungjawab pelayanan yang diberikan oleh Tuhan. Saya menyadari bahwa ternyata saya tidak tidak bekerja sendiri, namun Tuhan bekerja bersama dengan saya. Seperti suporter Liverpool (Klub sepakbola Inggris) yang selalu meneriakkan “You’ll Never Walk Alone,” demikianlah pelayanan di GKI Kelapa Cengkir. Jemaat dan Majelis GKI Kelapa Cengkir adalah keluarga besar yang saling menopang dalam melayani Kristus. Saya sadari di GKI Kelapa Cengkir banyak potensi dari anggota jemaat yang profesional di bidangnya, menunggu diberdayakan dalam pelayanan yang lebih luas, baik dalam lingkup di GKI Kelapa Cengkir serta juga lingkup yang lebih luas. Salib juga menjadi lambang penderitaan. Penderitaan, atau mungkin saya lebih nyaman menyebutnya dengan masa susah. Jelas pernah saya alami, bahkan sejak masa kuliah di Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW).

p e nahb isan penat ua winner

Masa susah yang sebenarnya diciptakan oleh diri sendiri yang malas membaca dan suka menunda pekerjaan (procrastinator). Saya ingat betul papa saya menangis kecewa karena skripsi saya baru bab 1 dan waktu penulisan skripsi hanya tinggal 3 bulan. Waktu saya terbuang untuk breeding anjing ras Rottweiler di Jogja dan mengajar drum di Klaten. Pada masa itu rasanya orientasi saya sudah bergeser banyak dari orientasi awal masuk Fakultas Teologi. Saat wawancarara masuk saya katakan, bahwa saya mau masuk Teologi sebagai ungkapan syukur atas berkat yang Tuhan sudah berikan, maka saya persembahkan diri saya kepada Tuhan. Nampaknya pada masa skripsi saya sudah melupakan motivasi tersebut. Tapi tangisan kekecewaan papa tidak siasia, karena sejak itu saya putuskan untuk menyelesaikan skripsi. Semua karena anugerah Tuhan akhirnya saya bisa menyelesaikan skripsi. Setelah lulus saya masuk dalam proses bina kader. Wawancara bina kader menunjukan bahwa motivasi saya lemah, karena saya masih bergelut di dunia breeding dan drumming. Sampai sempat muncul keputusan bahwa proses saya diundur 1 tahun dan saya diminta untuk praktek di sebuah jemaat untuk dilihat ke depan motivasinya. Segera saya telpon KKSW (Komisi Kependetaan Sinode Wilayah) dan meminta peninjauan ulang keputusan itu. Hasilnya, saya diajak untuk bertemu KKSW dan KKS (Komisi Kependetaan Sinode) di Magelang pada keesokan harinya. Dalam perbincangan dengan KKSW,


KATA P E N GA N TA R disitulah baru saya menyadari bahwa untuk melayani Tuhan harus ada yang dikorbankan dan dipilih. Dengan segenap hati saya memutuskan memilih mengikuti proses kependetaan GKI daripada menjadi drummer atau breeder anjing. Saat itu saya teringat kembali motivasi yang pernah saya ucapkan pada waktu wawancara masuk Fak.Teologi UKDW. Motivasi itulah yang membuat saya akhirnya diterima kembali untuk masuk dalam proses kependetaan di GKI. Sekali lagi Tuhan menopang kelemahan saya. Dalam proses bina kader, Tuhan ijinkan saya berkenalan dengan Stella Luciana Handojono, yang tanpa disangka saat ini menjadi istri saya. Kembali saya diperhadapkan masa susah pada waktu hubungan kami sedang serius, dan kami diperhadapkan pada penempatan. Jika kami ternyata ditempatkan beda kota, kami putuskan untuk mengakhiri hubungan ini. Kami bergumul dan berdoa tiap malam kepada Tuhan. Kami serahkan kepada Tuhan, dan biarlah Tuhan yang berkehendak. Sekali lagi Tuhan membuka pintunya, dan kami ditempatkan di Jakarta. Stella di GKI Menteng, saya di GKI Kelapa Cengkir. Aneh tapi nyata, GKI Menteng adalah induk dari GKI Kelapa Cengkir. Sampai sekarang kami masih bertanya-tanya, “Apa sih maksud Tuhan menempatkan kami di 2 gereja ini?” Saat ini biarlah itu menjadi misteri yang kelak kami akan memahaminya. Salib itu sebenarnya berat. Dalam pernikahan kami, kami bersyukur bahwa Tuhan percayakan Stella untuk mengandung. Seperti ditampar,

kami terkejut karena dokter kandungan menyatakan bahwa bayi sudah di jalan lahir. Rasanya kami belum siap untuk hal ini. Dan benar saja, putri kami lahir prematur murni (27 minggu) dengan berat 1 kg pada Kamis 5 Agustus 2016. Emiko Griselda Pananjaya artinya gadis gigih yang dianugerahi Tuhan, begitulah nama yang sudah kami rencanakan sejak usia kandungan 4 bulan putri kami. Tangis kami sering pecah saat melihat putri kami harus berjuang dengan gigih hari demi harinya. Kami makin berserah kepada Tuhan yang mempunyai kuasa atas hidup ini. Anugerah-Nya makin terpampang jelas dihadapan kami melalui keluarga, anggota jemaat GKI Kelapa Cengkir, anggota jemaat GKI Menteng, rekan-rekan pendeta, dan sahabat-sahabat kami yang memberikan support dan doa tiada habisnya. Tuhan membuat salib yang kupikul menjadi ringan. Anugerahnya terlalu besar dalam hidup saya dan keluarga, hingga saat ini saya masih merasakan begitu kuatnya tangan Tuhan menopang. Menjadi pendeta di GKI Kelapa Cengkir adalah salib yang berat jika saya menopangnya sendiri. Syukur kepada Tuhan karena Tuhan dan jemaat GKI Kelapa Cengkir menyadarkan saya bahwa saya tidak menopangnya sendiri. Terbayang bagaimana Tuhan mengatakan “Hey! Salib-Ku ringan kawan.” Membuat kita (baca: terkhusus saya) bersemangat dan sukacita dalam segala pelayanan di GKI Kelapa Cengkir ini.

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

7


8

Susunan Acara & Liturgi

p e nahb isan penat ua winner


9

SUSUNAN ACARA Ibadah Penahbisan ~ Video Pelayanan Pnt. Winner Pananjaya ~ Kata Sambutan Majelis Jemaat ~ Kata Sambutan BPMK – Jakarta I ~ Kata Sambutan BPMSW - Jawa Tengah ~ Kata Sambutan BPMS GKI ~ Foto bersama Pdt. Winner Pananjaya + istri dengan para calon pendeta, TPG dan mahasiswa teologi ~ Foto bersama Pdt. Winner Pananjaya + istri dengan para pendeta ~ Prosesi Keluar ~ Pemberian Salam

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R


10

L I T U RG I

p e nahb isan penat ua winner


lITURGI

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

11


12

L I T U RG I

p e nahb isan penat ua winner


lITURGI

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

13


14

L I T U RG I

p e nahb isan penat ua winner


lITURGI

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

15


16

p e nahb isan penat ua winner


17

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R


18

L I T U RG I

p e nahb isan penat ua winner


lITURGI

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

19


20

L I T U RG I

p e nahb isan penat ua winner


lITURGI

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

21


22

L I T U RG I

p e nahb isan penat ua winner


lITURGI

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

23


24

L I T U RG I

p e nahb isan penat ua winner


25

Sambutan

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R


sa m b u ta n

26

Sambutan BPMS GKI

p e nahb isan penat ua winner


sa m b u ta n

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

27


sa m b u ta n

28

Sambutan BPMSW GKI

p e nahb isan penat ua winner


sa m b u ta n

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

29


30

s am b u tan

Sambutan BPMK GKI

p e nahb isan penat ua winner

sa m b u ta n sa m b u ta n


sa m b u ta n

Sambutan BPMK GKI Klasis Jakarta 1 dalam Rangka Penahbisan Pnt. Winner Pananjaya

Salam sejahtera,

Sungguh kami mengucap syukur kepada Tuhan Yesus Kristus Sang Kepala Gereja atas ditahbiskannya seorang hambaNya menjadi pendeta di lingkup GKI Klasis Jakarta I. Dengan ditahbiskannya Pnt. Winner Pananjaya sebagai Pendeta di GKI Kelapa Cengkir Jakarta, berarti : - Bertambahlah kekuatan pelayanan di lingkungan Klasis Jakarta 1. Saat ini GKI Klasis Jakarta 1 memiliki 14 pendeta aktif dan 6 pendeta emeritus. - Bertambahnya jajaran pendeta usia muda di GKI Klasis jakarta I. Hal ini menarik, karena dalam beberapa tahun belakangan di GKI Klasis Jakarta I ini, lebih banyak peristiwa peneguhan pendeta daripada penahbisan pendeta. - Hal yang sangat positif dengan ditahbiskannya pendeta usia muda, mengingat GKI perlu menjawab kebutuhan akan generasi muda khususnya di Klasis Jakarta I. Badan Pekerja Majelis Klasis GKI Klasis Jakarta I juga mengucapkan selamat dan salam persaudaraan sejati dari 13 Jemaat GKI Klasis Jakarta 1

dan ucapan selamat berbahagia kepada Majelis Jemaat dan seluruh anggota jemaat GKI Kelapa Cengkir Jakarta, atas ditahbiskannya Pdt. Winner Pananjaya.Kiranya dengan kehadiran pendeta baru di Jemaat GKI Kelapa Cengkir Jakarta, bertambah juga semangat dan sukacita pelayanan Jemaat GKI Kelapa Cengkir dan akan makin mendorong persahabatan antar Jemaat khususnya pada generasi muda di Klasis Jakarta I di masa mendatang. Kami juga mengucapkan selamat kepada Ibu Stella Luciana Handojono dan baby Emiko Griselda Pananjaya atas ditahbiskannya Pnt. Winner Pananjaya sebagai pendeta. Akhir kata, marilah kita menyerahkan segenap hidup dan pelayanan kita kepada Tuhan Yesus Kristus, Sang Gembala Agung. Pemeliharaan, berkat dan penghiburan Roh Kudus, senantiasa menyertai Jemaat GKI Kelapa Cengkir Jakarta. Tuhan memberkati. Atas nama BPMK GKI Klasis Jakarta I

Pdt.Paulus Kristian Mulyono P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

31


32

s am b u tan

Sambutan MJ GKI KC

p e nahb isan penat ua winner

sa m b u ta n sa m b u ta n


sa m b u ta n

Syalom

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, malam hari ini Sdr. Winner Pananjaya ditahbiskan menjadi pendeta.

Setelah melalui perjalanan panjang dan penantian yang lama akhirnya, menjelang Pdt. Em. Agustinus Kermite memasuki masa emiritasi, Tuhan mengutus Sdr. Winner untuk melayani GKI Kelapa Cengkir. Memang tidaklah mudah mencari calon pendeta karena kebutuhan akan pendeta dan calon pendeta jauh lebih banyak dibandingkan dengan calon dan pendeta yang ada. Bagi seorang calon pendeta, perjalanan mereka untuk ditahbiskan menjadi pendeta tentunya tidaklah mudah.Selain panggilan dan komitmen yang kuat untuk melayani, masih banyak tahapan, rintangan dan ujian yang harus mereka lewati. Hanya karena bimbingan dan penyertaan Tuhan Yang Maha Esa, Pdt. Winner Pananjaya bisa melewati semua rintangan tersebut dan tentu saja pendampingan dari keluarga juga berperan penting.

Kami sangat bersyukur dengan diutusnya pendeta usia muda untuk melayani GKI Kelapa Cengkir, karena kami menyadari akan perlunya regenerasi dan tenaga muda sebagai benih-benih yang dibutuhkan untuk bertumbuh dan bersinergi dengan para senior. Pendeta usia muda tentunya akan lebih mudah untuk berinteraksi, menginspirasi dan menyemangati generasi muda untuk bersama bertumbuh dalam pelayanan dan membangun GKI Kelapa Cengkir. Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada pendeta konsulen GKI Kepala Cengkir, Pdt. Gatot Pudjo Tamtama, yang turut berperan serta dalam pendampingan Sdr. Winner sejak masa perkenalan, orientasi sampai penahbisan malam ini. Beliau dengan semangat dan kesabarannya telah banyak membantu pertumbuhan GKI Kelapa Cengkir. Pdt Gatot Pudjo Tamtama, kami atas nama Majelis dan Jemaat GKI Kelapa Cengkir mengucapkan terima atas pelayanannya sebagai pendeta konsulen sampai Pdt Winner ditahbiskan malam ini. Pdt. Winner Pananjaya, selamat melayani dan berkarya bersama GKI Kelapa Cengkir. Tuhan Yesus memberkati

Jakarta 19 September 2016 Tommy Budhi T

Majelis Jemaat GKI Kelapa Cengkir

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

33


34

Profil Winner Pananjaya

p e nahb isan penat ua winner


35

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R


36

P R O F IL

Winner Pananjaya:

Drumming & Preaching Menjelang hari penahbisannya yang mendekat, tim redaksi mengobrol sejenak dengan Winner Pananjaya, dan mengenal lebih jauh pria kelahiran 20 Oktober 1987 ini.

Hai, Winner! Apa kabar? Lagi sibuk apa? Saat ini saya berfokus pada pelayanan (berkotbah, perkunjungan, persiapan pelayanan, mengajar katekisasi), sambil mendampingi istri yang sedang suplai ASI ke Emiko, puteri kami. Dan tentunya juga, mendampingi Emiko. Menurut Winner, ‘pendeta’ itu apa? Kalo menurut GKI, pendeta adalah salah satu jabatan gerejawi yang mempunyai komitmen dalam melayani dan membangun jemaat. Kalau pendapat saya pribadi, pendeta

p e nahb isan penat ua winner

adalah figur pemimpin yang bisa merangkul dan membangun iman jemaat. Apa yang membuat Winner memutuskan menjadi seorang pendeta? Adakah momen khusus yang memicunya? Momen khusus atau penglihatan khusus melalui mimpi ato melalui apa kek, itu tidak ada. Keluarga saya selalu mengajarkan untuk bersyukur atas setiap berkat Tuhan. So, untuk membalas kasih Tuhan, aku putuskan deh untuk menyerahkan diri pada Tuhan.


PROFIL

Adakah pengalaman paling berkesan selama proses kependetaan? Paling berkesan selama berproses di GKI Kelapa Cengkir itu waktu Kelapa Gading dilanda banjir beberapa tahun lalu. Yang duduk di bangku jemaat hanya 1 orang dan itu adalah suami yang menjadi PNJ pada ibadah tersebut. Yang main musik ada, PNJnya ada. Tapi yang di bangku jemaat hanya 1 orang. And…show must go on right? Hahahahahaha. Apa prinsip yang Winner pegang dalam menjalani pelayanan? Netral, berani berkata ‘tidak’ dan fleksibel Bagaimana perasaan ditahbiskan menjadi pendeta di gereja ini? Apakah pernah menduga akan 'berlabuh' di GKI KC? Nggak menyangka, ternyata kita bisa saling menerima. Tidak menyangka kalo ternyata menjadi pendeta di Jakarta. Karena saya selalu membandingkan kekacauan Jakarta dengan nyamannya Kota Jogja. Kalau di GKI KC, jelas tidak menduga sama sekali, karena kaliber saya jauh sekali dengan Pdt. Samuel Christiono dan Pdt. Em Agustinus Kermite. Harusnya

saya yang gantian tanya: Kenapa ya, GKI Kelapa Cengkir mau menerima saya? Apa rencana pertama yang Kak Winner akan lakukan setelah penahbisan? Saya akan menghidupkan kembali persekutuan wilayah di GKI Kelapa Cengkir. Kemudian, apa harapan Winner untuk jemaat ini ke depannya? Semoga jemaat GKI Kelapa Cengkir dapat berkomunitas dengan kuat dan melakukan diakonia transformatif. Last but not least, di sela kesibukan mengurus jemaat… apa yang dilakukan seorang Winner Pananjaya di waktu luang? Swimming and Drumming

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

37


38

P R O F IL

Curiculum Vitae NAMA : Winner Pananjaya Tempat/Tgl lahir : Salatiga, 20 Oktober 1987 Status : Menikah Nama Istri : Stella Luciana Handojono Nama Anak : Emiko Griselda Pananjaya Gereja Asal : GKI Klaten

Pendidikan

• SD Kanisius Brana Weleri • SMP Karangturi Semarang • SMA Padmawijaya Klaten • Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Pengalaman Organisasi

• Ketua Komisi Remaja GKI Klaten • Anggota Pengurus Komisi Musik GKI Klaten • Pengurus Komisi Remaja Klasis Yogyakarta • Ketua PERMATA (Persekutuan Mahasiswa Teologi SW Jateng)

(1999) (2002) (2005) (2012)

(2003-2005) (2003-2005) (2003-2005) (2007-2008)

Pelayanan Gerejawi

• Praktek Kejemaatan di GKI Gejayan, Yogyakarta • Pra Stage di GKI Peterongan, Semarang • Stage di GKI Temanggung • Praktek Persiapan Kependetaan I di GKI Cinere, Jakarta • Bantuan Pelayanan di GKI Kelapa Cengkir, Jakarta • Praktek Persiapan Kependetaan II di GKI Cianjur • Bantuan Pelayanan di GKI Kelapa Cengkir • Tahap Perkenalan di GKI Kelapa Cengkir • Tahap Orientasi di GKI Kelapa Cengkir

p e nahb isan penat ua winner

(Juni 2006-Juli 2006) (Juni 2007-Juli 2007) (Juli 2008-Januari 2009) (Oktober 2012-Januari2013) (Januari 2013-Maret 2013) (April 2013-Juli 2013) (Oktober 2013-Januari 2014) (Februari 2014-Juli 2014) (Sept 2014- Sept 2015)


39

Portfolio Winner Pananjaya

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R


40

s K RI PS I

Makan Bersama Tuhan Kata “bela rasa” jaman sekarang makin sering terdengar di telinga kita, terutama berkaitan dengan situasi sosial di mana banyak orang mengalami masalah kehidupan, musibah, bencana alam, dan sebagainya. Kata “bela rasa” atau dalam bahasa Inggris compassion, secara etimologi terdiri dari: passion berasal dari kata Latin yang berarti “merasakan”, dan awalan com yang berarti “bersama”. Jadi, “bela rasa” berarti merasakan bersama-sama secara mendalam, dan secara umum dapat diartikan merasakan penderitaan yang dirasakan oleh orang lain. “Bela rasa” jelas berbeda dengan “belas kasihan” (mercy, pity).Ungkapan “belas kasihan” mendudukkan seseorang pada posisi yang lebih rendah dan ada perasaan berdosa atau bersalah di dalamnya. Sedangkan bela rasa (compassion)

p e nahb isan penat ua winner

yang dalam bahasa Yunaninya adalah σπλαγχνίζομαι memiliki arti yang lebih mendalam. Penggunaan kata bela rasa merupakan bentuk jamak yang berarti “rahim”. Seorang ibu merasa berbela rasa dengan anaknya yang lahir dari rahimnya sendiri. Seorang kakak berbela rasa dengan adiknya yang lahir dari rahim yang sama. Yesus digambarkan dalam Alkitab sebagai pribadi yang memiliki karakter berbela-rasa. Seperti apakah karakter bela rasa yang dimiliki oleh Yesus? Untuk lebih mendalami makna bela rasa Yesus, penulis akan mengangkat dan membahas bela rasa


sKR I P SI Yesus tersebut, yang terdapat dalam kisah pemberian makan kepada orang banyak dalam Injil Markus. Dalam Injil Markus dapat dijumpai dua kisah pemberian makan kepada orang banyak yang hampir sama (Markus 6:30-44 dan Markus 8:110). Kedua kisah ini menunjukkan Yesus yang berbela rasa (Markus 6:34 “…maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka…”; dan Markus 8:2 “Hati-ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini…”). Penggambaran Yesus yang berbela rasa merupakan sesuatu yang penting bagi komunitas penulis Injil Markus. Hal ini tentu dipengaruhi oleh situasi sosial yang dihadapi oleh komunitas Injil Markus tersebut yang menurut sebagian besar penafsir, adalah orang-orang Kristen di kota Roma pada tahun 60-an. Kehidupan orangorang Kristen tersebut digambarkan menghadapi situasi penganiayaan oleh para penguasa kerajaan Roma (Tiberius, Caligula, Claudius, dan Nero), karena adanya sikap anti Semitisme dari para penguasa Romawi tersebut. Jika bela rasa memiliki makna yang penting bagi komunitas Injil Markus, apakah bela rasa juga merupakan sesuatu yang penting bagi komunitas orang-orang Kristen di masa kini? Situasi gereja masa kini berbeda sekali dengan situasi komunitas Injil Markus jaman itu. Seharusnya gereja menjadikan bela rasa sebagai dasar bagi pelayanannya. Kenyataannya, tidak jarang gereja justru mendasari pelayanannya dengan pertimbangan, maksud dan tujuan yang tidak tepat,

misalnya pertimbangan untung rugi, dengan maksud Kristenisasi, dengan tujuan mendapatkan pengaruh. Kembali pada bacaan kita, Markus menjelaskan bahwa hati Yesus “tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak ini” (Markus 8:2). Orang banyak di dalam Injl Markus 8:110 adalah orang-orang Yahudi yang tinggal di sekitar Dekapolis. Secara sosial ekonomi, mereka merupakan orang-orang dari kelompok yang sangat menderita. Terhadap mereka Yesus menyatakan bela rasa-Nya. Bela rasa Yesus merupakan ciri keIlahian, yang memberikan perhatian terdalam bagi orang banyak yang menderita. Yesus melaksanakan amanat-Nya melalui tindakan-Nya mengajar, maupun memberi mereka makan. Aksi Yesus merupakan sebuah tindakan sosial politis menuju pada persekutuan yang terbuka. Orang banyak menanggapi gerakan Yesus dengan positif bahkan rela tinggal bersama Yesus sampai mereka menderita kelaparan. Menghadapi situasi orang banyak yang sudah tiga hari tidak makan, Markus menggambarkan bahwa Yesus “memanggil murid-murid-Nya” (Markus 8:1). Ungkapan “memanggil” mengimplikasikan otoritas Yesus, yang dalam Markus memang digambarkan sebagai bagian dari kemesiasan Yesus yang penuh dengan otoritas Ilahi. Tindakan Yesus yang memberi makan orang banyak, dan makan bersama-sama dengan orangorang lain bukan hanya berdimensi eskatologis melainkan juga mempunyai makna dan kepentingan

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

41


42

s K RI PS I sosio-politik. Wujud bela rasa Yesus berupa kegiatan makan bersama dengan segala macam orang, bukanlah sesuatu yang kebetulan saja. Makan bersama menggambarkan penerimaan timbal balik. Seperti yang dinyatakan oleh Crossan, ada “persekutuan hidup dan makan bersama secara terbuka� atau “open commensality.� Makan bersama merupakan tindakan sosial-politik karena ada aturan-aturan di dalam Yudaisme pada jaman Yesus hidup yang mengatur bukan saja perihal apa yang boleh disantap dan bagaimana harus menyiapkannya, tetapi juga perihal dengan siapa orang boleh bersantap. Menolak makan bersama adalah bentuk pengasingan atau pemboikotan. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tidak akan makan bersama dengan orang lain yang najis, dan tidak ada orang baik-baik yang ingin makan semeja dengan sampahsampah masyarakat. Jadi makan bersama adalah suatu mikro-kosmos sistem sosial, dan makan semeja dengan orang-orang lain adalah suatu penjelmaan wawasan sosial. Keseluruhan paparan mengenai bela rasa Yesus di dalam Markus 8:1-10 akhirnya bermuara pada kesimpulan bahwa bagi Markus, bela rasa Yesus adalah tindakan Yesus yang merupakan ciri ke-Ilahian-Nya, yang memberikan perhatian yang terdalam bagi orang banyak yang menderita. Yesus melaksanakan amanat-Nya melalui tindakanNya mengajar, maupun memberi makan mereka, orang banyak yang sebagian besar adalah orang-orang

p e nahb isan penat ua winner

Yahudi yang tinggal di sekitar Dekapolis. Mereka menanggapi gerakan Yesus dengan positif bahkan rela tinggal bersama Yesus sampai mereka menderita kelaparan. Yesus menjawab kebutuhan mereka dengan memberi mereka makan. Pemberian makan merupakan tanda keterbukaan gerakan Yesus yang bersifat inklusif. Studi tentang bela rasa Yesus berimplikasi bagi pembinaan bagi warga jemaat agar mereka dapat benar-benar memiliki spiritualitas yang berbela rasa. Gereja dapat menstrukturkan pengalaman anggota jemaat, supaya mereka memiliki perjumpaan langsung dengan orangorang yang membutuhkan, dan akhirnya dapat menumbuhkan bela rasa yang tulus. *Artikel ini merupakan ringkasan dari Skripsi karya Winner Pananjaya di Fakultas Theologia Universitas Kristen Duta Wacana tahun 2012, dengan judul asli Makna Bela Rasa Yesus dalam Markus 8:1-10 dan Implikasinya bagi GKI Klaten


43

Bela rasa Yesus adalah tindakan Yesus yang merupakan ciri ke-Ilahian-Nya, yang memberikan perhatian yang terdalam bagi orang banyak yang menderita.

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R


44

PA P E R S IDANG 1

Kremasi: Yes or No? Gereja Kristen Indonesia Kelapa Cengkir berada di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara dengan denominasi gereja yang beragam. Penulis menemukan hal menarik dalam keluarga-keluarga yang menjadi anggota GKI KC. Terkadang di dalam satu keluarga, misalnya ayah menjadi anggota GKI KC, ibu menjadi anggota Gereja St.Yakobus (Katolik), anak menjadi anggota Gereja Tiberias. Perbedaan ini menjadi permasalahan saat salah satu anggota keluarga ada yang meninggal. Perdebatan yang muncul biasanya tentang: menggunakan tata cara gereja mana, hingga ajaran mana yang benar tentang kematian itu sendiri. Bicara mengenai kremasi‌mengapa GKI mengijinkan, sementara ada gereja lain yang tidak? Bagaimanakah ajaran GKI menyikapi kremasi? Bagaimana pandangan seputar kebangkitan tubuh yang selama ini menjadi salah satu alasan penolakan terhadap kremasi? Pergumulan di atas menjadi permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut dalam paper ini. Latar Belakang Kremasi Kremasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti pembakaran mayat sehingga menjadi abu; pengabuan. Kremasi dalam bahasal latin disebut Crematio

p e nahb isan penat ua winner

yang berasal dari kata Cremo yang berarti pembakaran. Di dunia barat, kremasi biasa dilakukan oleh peradaban Yunani kuno dan Romawi.10 Orang-orang Romawi biasa melakukan kremasi, dengan tujuan untuk menghindari penularan suatu penyakit dan mempercepat berpisahnya roh dengan tubuh Alkitab tidak menekankan secara jelas mengenai kremasi karena pada dasarnya orang-orang Yahudi memperlakukan jenazah dengan dikubur atau ditempatkan dalam goa, seperti yang dialami Yesus. Namun dalam Perjanjian Lama sempat disebutkan mengenai


PA P E R SI DA N G 1 pembakaran jenazah. Dalam I Samuel 31:12 disebutkan : Maka bersiaplah segenap orang gagah perkasa, mereka berjalan terus semalam-malaman, lalu mengambil mayat Saul dan mayat anak-anaknya dari tembok kota BetSean. Kemudian pulanglah mereka ke Yabesh dan membakar mayat-mayat itu di sana. Pembakaran jenazah dilakukan oleh orang Israel supaya jenazah Raja Saul tidak jatuh pada bangsa Filistin. Pembakaran jenazah juga muncul pada Amos 6:10 : Dan jika pamannya, pembakar mayat itu, yang datang mengangkat dan mengeluarkan mayat itu dari rumah itu, bertanya kepada orang yang ada di bagian belakang rumah: "Adakah lagi orang bersamasama engkau?" dan dijawab: "Tidak ada," ia akan berkata: "Diam!" Sebab tidaklah patut menyebut-nyebut nama TUHAN. Pembakaran jenazah dalam Amos 6:10 bertujuan untuk mencegah tertularnya pernyakit pes. Tidak ada alasan teologis mengenai pembakaran jenazah yang terjadi di Perjanjian Lama. Demikian juga dengan Perjanjian Baru, Perjanjian Baru lebih menekankan mengenai kebangkitan tubuh. Kremasi di Indonesia bermula dari agama Budha dan Hindu. Kremasi yang biasa dilakukan oleh pemeluk Hindu di Bali disebut ngaben. Biaya untuk melaksanakan ngaben cukup tinggi, berkisar 10-20 juta. Maka tidak semua keluarga bisa melaksanakan ngaben bagi jenazah anggota keluarganya. Jika dana belum tercukupi untuk pelaksanaan ngaben,

jenazah terlebih dulu dikuburkan di pasetran. Upacara ngaben sendiri dilakukan dengan tujuan untuk melepaskan Sang Atma (roh) dari belenggu keduniawian sehingga dapat dengan mudah bersatu dengan Tuhan (Mokshatam Atmanam). Kremasi pada umumnya merupakan alternatif yang cukup diminati bagi warga yang tinggal di kota besar, di tengah tanah untuk penguburan yang semakin mahal dan penuh sesak. Kremasi tidak memakan tempat, cepat, efisien, dan tidak memerlukan biaya perawatan tiap tahunnya. Pandangan GKI Mengenai Kremasi GKI sendiri mulai menerima kremasi sejak tahun 1964. Pada waktu itu Sinode Am GKI memutuskan: • Berdasarkan sidang Sinode Am di Jogjakarta tahun 1964, berdasarkan atas simbolis Perjanjian Baru dan tradisi kristen maka prioritas diberikan kepada penguburan jenazah. • Sinode Am tidak menolak kremasi berdasarkan atas landasan bahwa soal cara perawatan jenazah (yaitu dikuburkan atau diabukan) bukan merupakan hal yang hakiki bagi gereja, melainkan berdasarkan keyakinan bahwa orang-orang yang meninggal dunia diserahkan pada rahmat Allah yang berkuasa membangkitkan orang mati pada akhir jaman. Pandangan GKI mengenai kremasi tidak menolak namun juga tidak menekankan kremasi. GKI memandang Kremasi sebagai

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

45


46 salah satu cara perawatan jenazah dan bukan sesuatu yang hakiki. Pandangan GKI mengenai kematian sangat menjelaskan bagaimana tubuh alami bukanlah hal yang utama lagi setelah kematian. Akhir jaman sepenuhnya menjadi bagian dari rahmat Allah yang berkuasa untuk membangkitkan. Karena kebangkitan akan dialami langsung setelah kematian, dengan kata lain kebersamaan dengan Kristus tidak dapat dibatasi ruang dan waktu. Kasih Kristus tidak dapat dipisahkan oleh apapun juga. Maka bagaimanapun caranya kita memperlakukan jenazah, entah dikubur atau dikremasi bukan menjadi hal yang penting karena yang paling penting adalah kebersamaan dengan Kristus. Penulis sepaham dengan Pdt. Rudianto Djajakartika dalam rubrik Pastoralia di situs GKI Pondok Indah, disana muncul pertanyaan dari jemaat: “Kemana kita setelah mati?�. Rudianto memberi penjelasan dengan dasar dari Surat Roma 8:38-39, bahwa tidak ada yang dapat memisahkan kasih kita dengan Kristus, bahkan maut pun tidak. Rudianto menegaskan bahwa surga bukan dimaknai sebagai tempat, melainkan kebersamaan dengan Kristus di dalam kasih, itulah surga. Hal kecil yang menunjukan bahwa GKI saat ini menerima kremasi terdapat pada Tata Laksana GKI Pasal 166 :20: Biaya pemakaman/kremasi bagi pendeta emiritus dan keluarganya yang meninggal akan ditanggung oleh lembaga/lembaga-lembaga.

p e nahb isan penat ua winner

Hal ini semakin menunjukan bahwa GKI tidak berpusat pada cara pemberlakuan jenazah, namun pada teologi yang ada setelah kematian. Kesimpulan Penulis melihat adanya kekhawatiran dari ajaran lain yang tidak menerima kremasi. Kekhawatiran mereka adalah bagaimana tubuh tidak dapat dibangkitkan kembali apabila tubuhnya sudah hancur menjadi abu dalam proses kremasi. Menurut penulis, kekhawatiran ini justru menunjukan keraguan akan Kuasa Allah. Kematian yang kita alami adalah kematian secara total demikian juga kebangkitan di dalam Kristus akan kita alami secara total. Dalam peristiwa kebangkitan, Allah akan memberikan tubuh yang baru sehingga tubuh yang lama sudah tidak perlu dikhawatirkan lagi. Penulis meyakini bahwa peristiwa kebangkitan adalah ranah Tuhan yang menjadi misteri dalam kehidupan ini. Maka penulis sangat setuju dengan sikap GKI yang tidak mempermasalahkan mengenai cara jenazah diperlakukan. GKI lebih berfokus pada teologi kematian dan kehidupan setelah kematian. Tentu sikap GKI ini dapat menjadi dasar dalam menghadapi konteks-konteks yang terjadi di tengah budaya yang begitu beragam di Indonesia. *Artikel ini merupakan ringkasan dari Makalah Percakapan Gerejawi Persidangan XIV Majelis Klasis GKI Klasis Jakarta 1 karya Winner Pananjaya, dengan judul asli Tinjauan Ajaran GKI Mengenai Kematian dan Implikasinya bagi Kremasi.


47

“Karena kebangkitan akan dialami langsung setelah kematian, dengan kata lain kebersamaan dengan Kristus tidak dapat dibatasi ruang dan waktu.�

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R


48

PA P E R S IDANG 2

Studi Kasus

Perpindahan Anggota Gereja Bukan hal baru bagi GKI KC menerima perpindahan anggota dari gereja lain yang tidak seajaran dengan GKI. Dalam perjalanannya, perpindahan anggota dari jemaat gereja lain memiliki beberapa keunikan. Salah satu kasus perpindahan anggota yang penulis jumpai adalah permohonan perpindahan anggota dari seorang remaja yang ingin menjadi anggota GKI KC di usia 17 tahun. Mawar (bukan nama sebenarnya) merupakan anggota jemaat dari GBI Mawar Saron, Kelapa Gading. Mawar sudah di baptis di usia 14 tahun di GBI Mawar Saron dan memiliki piagam baptis. Dalam ibadah di GBI Mawar Saron, Mawar diperbolehkan dan telah mengikuti perjamuan kudus. Ketika Mawar menjadi simpatisan dan melayani sebagai pemusik di GKI KC, Mawar pun mengikuti Perjamuan Kudus yang diadakan di GKI KC. Penulis bertanya via telepon kepada GBI Mawar Saron mengenai baptisan yang dilakukan di GBI Mawar Saron. Pengurus GBI Mawar Saron menyatakan bahwa di GBI Mawar Saron tidak ada batasan usia untuk mengikuti baptisan. Hal ini tentu berbeda jika kita menilik baptisan yang dilakukan oleh GKI. Termasuk ke baptisan anak atau dewasakah Mawar dalam hal ini?

p e nahb isan penat ua winner

GKI merupakan bagian dari keragaman gereja-gereja di Indonesia. GKI mempunyai sejarah, ajaran dan organisasi yang berbeda dengan gereja lain, namun tetap hidup bersama dengan gereja lain. Hal ini dituliskan di Alinea 7 Mukadimah Tager dan Talak GKI3 : Secara partikular, GKI di samping memahami dirinya sebagai bagian dari gereja Tuhan Yesus Kristus Yang Esa, juga memahami dirinya sebagai bagian dari gerejagereja di Indonesia, dan bagian dari masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia. GKI menyadari bahwa sebagai gereja, GKI tidak bisa lepas dan mengasingkan diri dari gereja lain. Itulah sebabnya GKI menjadi bagian dalam Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI). Kepelbagaian yang ada disekitar GKI bukanlah hal yang asing bagi GKI. Karena GKI sendiri lahir dari


PA P E R SI DA N G 2 proses kepelbagaian yang ada di Sinode asalnya (Sinode Jawa Barat, Sinode Jawa Tengah dan Sinode Jawa Timur). Penulis berpendapat bahwa keanggotaan GKI adalah salah satu ciri khas GKI. Karena tidak semua gereja di Indonesia membagi keanggotaanya menjadi anggota baptisan dan anggota sidi. Hal ini mungkin untuk memperjelas status baptisan yang sudah dilakukan anggota tersebut, sehingga dapat mencegah terjadinya pembaptisan ulang. GKI memegang ajaran bahwa baptisan hanya dilakukan sekali untuk selamanya. Dengan demikian jelaslah bahwa GKI juga menerima anggota gereja lain yang tidak seajaran berikut dengan status keangotaannya. Prosedur yang nampaknya panjang dalam bukan untuk mempersulit perpindahan anggota dari gereja lain yang tidak seajaran ke GKI, melainkan untuk memperjelas dan menghargai status di gereja asal GBI Mawar Saron merupakan anggota PGI dan GBI Mawar Saron melakukan baptisan kudusnya sesuai dengan dasar yang ada di PSMSM bab 5.14 Maka dalam kasus Mawar, GKI menerima baptisan kudus yang dilakukannya. GKI tidak akan melakukan baptis ulang, karena GKI menerima baptisan kudus terjadi sekali untuk selama-lamanya. GBI Mawar Saron tidak mengenal baptisan kudus anak atau baptisan kudus dewasa, karena mereka tidak membatasi usia dalam baptisan kudusnya. Maka meskipun secara prinsip baptisan kudus Mawar

tidak menjadi masalah, namun status keanggotaanya menjadi dipertanyakan di GKI apakah masuk dalam Anggota Baptisan atau Anggota Sidi? Tata Dasar GKI mengatakan bahwa Anggota Baptisan adalah anggota GKI yang telah menerima baptis kudus anak. Sedangkan Anggota Sidi adalah anggota GKI yang telah menerima baptisan kudus dewasa atau menerima pelayanan pengakuan sidi. Bagaimana dengan baptisan kudus Mawar? Baptisan Kudus Anak atau Baptisan Kudus Dewasa? Beda antara baptis kudus anak dan baptis kudus dewasa menurut Tata Laksana GKI sangatlah jelas. Penulis sendiri menggarisbawahi dua hal yang menjadi pembeda. Pertama, mengenai pengakuan imannya. Dalam baptisan kudus anak, anak tidak mengakui imannya secara mandiri, karena yang mengakui adalah orang tuannya. Sedangkan baptisan kudus dewasa, orang tersebut mengakui imannya secara mandiri. Beda kedua, yang nampak jelas pada persyaratan usia. Baptisan kudus anak dilakukan sebelum usia 15 tahun. Sedangkan baptisan kudus dewasa telah berusia 15 tahun. Majelis Jemaat sebagai pelaksana perpindahan ini perlu mengetahui dengan pasti : “Apakah Mawar telah mengakui imanya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juru Selamat dunia secara mandiri atau pengakuan tersebut masih diwakili oleh orang tua/ walinya?� Pengakuan iman ini adalah hal yang mendasar dalam baptisan kudus yang dilaksanakan oleh GKI.

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

49


50

PA P E R S IDANG 2 Fakta mengatakan bahwa usia Mawar saat dibaptis adalah 14 tahun. Bukan berarti pengakuan Mawar pasti adalah pengakuan Orangtu/walinya. Karena GBI Mawar Saron tidak menetapkan batasan usia dalam baptisan kudus. Maka kemungkinan bahwa Mawar sudah mengakui imannya secara mandiri di usia 14 tahun sangat terbuka. Meskipun secara persyaratan usia jelas baptisan kudus Mawar masuk dalam persyaratan baptisan kudus anak. Pertanyaan selanjutnya untuk memperjelas status baptisan kudus Mawar adalah : “Apakah Mawar telah menyelesaikan katekisasi di gereja asal?”. Pertanyaan ini cukup membantu kita memahami baptisan kudus yang dilakukan Mawar. Dalam persyaratan baptisan kudus anak di GKI tidak tercantum bahwa “telah menyelesaikan katekisasi” sedangkan dalam persyaratan baptisan kudus dewasa di GKI, Talak pasal 21 ayat 2c mengatakan “telah menyelesaikan katekisasi”. Status Mawar dalam perjamuan kudus yang diadakan di GKI KC adalah tamu dari gereja lain. Karena Mawar telah mengikuti perjamuan kudus di gereja asalnya, maka Mawar pun dapat mengikuti perjamuan kudus di GKI KC. Mawar sendiri tidak tahu statusnya apakah dia anggota sidi atau bukan. Karena di gereja asalnya tidak mengenal adanya anggota sidi atau anggota baptisan.

SARAN Kasus Mawar menunjukan bahwa dalam realita muncul bermacam hal yang belum diatur dalam Tager dan Talak GKI. Maka dalam kasus perpindahan anggota gereja lain yang tidak seajaran penulis menyarankan adanya : 1. Percakapan Pra-Katekisasi, yang mempertanyakan: a. Pengakuan imannya, mandiri atau diwakili? b. Apakah telah menyelesaikan katekisasi di gereja asal? c. Apakah telah mengikuti perjamuan kudus di gereja asal? 2. Penjelasan di Tager dan Talak mengenai status keanggotaan dari gereja lain yang tidak mengenal Keanggotaan sidi dan baptisan. Dengan adanya Percakapan PraKatekisasi, maka akan sangat membantu Majelis Jemaat untuk menentukan status keanggotaan, anggota dari gereja lain yang akan pindah ke GKI. Percakapan ini juga membantu Majelis Jemaat memutuskan apakah anggota ini perlu mengikuti katekisasi secara penuh (912 bulan) atau hanya pokok-pokok ajaran yang diperlukan saja.

*Artikel ini merupakan ringkasan dari Makalah Percakapan Gerejawi Persidangan XIV Majelis Klasis GKI Klasis Jakarta 1 karya Winner Pananjaya, dengan judul asli Tinjauan Tata Gereja dan Tata Laksana GKI Terhadap Perpindahan Anggota dari Gereja Lain yang Tidak Seajaran ke GKI dan Telah Melaksanakan Baptis Dibawah 15 Tahun

p e nahb isan penat ua winner


51

Pesan dari KELUARGA

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R


52

p es an dan k e s an da r i o r a n g t u a

Win, congrats yo! Kamu telah memantapkan panggilanmu dari sejak muda dengan menerima penahbisan ini. Jelas ini bukan titik finish perjalanan pelayananmu. SalibNya memang bukan salib yang berat. Kita telah menyaksikan dan mengalaminya dalam suka dan duka perjalanan iman kita bersama. Kita memikulnya selama ini bersama dengan Yesus. Jangan pernah lupa, sekarang kita memulai perjalanan kita sebagai kolega di GKI. Jika kelak papa yang mendahuluimu, papa akan terus dan tetap menjadi pemberi semangat di

p e nahb isan penat ua winner

area perlombaanmu (Ibrani 12: 1-2), seperti selama ini sejak kamu kecil, bahkan sejak kamu bayi. Semoga Bapa yang baik dan yang kita layani, akan berkenan pada waktuNya kelak, mengajak aku untuk menyambutmu dan Dia akan berkata dengan sukacita: “Marilah hai hambaKu yang setia.â€? Terimakasih untuk MJ dan anggota Jemaat GKI Kelapa Cengkir. Selamat melayani Tuhan kita Yesus Kristus dengan penuh sukacita. Terpujilah Tuhan. Haleluya‌ Salam kasih

Papa-mama


“Marilah kepadaKu, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan.� -Matius 11:28-30


p e sa n da n ke sa n da r i I ST R I

54 Untuk Winner Pananjaya, yang adalah sahabat dan mitra seperjalanan, seperjuangan serta tentunya sekamar (baca: sekasur). Ketika tulisan ini dipublikasikan, kamu akan menyandang jabatan baru dalam hidupmu. Memakai toga, stola dan kalung salib, dan menyandang jabatan pendeta dengan basis jemaat di GKI Kelapa Cengkir.

Hidup ini cair. Semesta bergerak. Realitas berubah. Seperti itulah perjalanan kehidupan kita. Kemarin, hari ini dan besok memiliki warna dan ceritanya sendiri-sendiri. Pada hari ini, kamu memulai sebuah babak baru dalam realitas kehidupanmu. Sebuah babak yang tentunya akan semakin melengkapi, menyadarkan dan mendewasakan iman. Menjadi seorang pendeta tentu bukan sebuah hal mudah, ada banyak tantangan yang harus dihadapi di depan. Dan realitas kehidupan memang tidak selalu menyenangkan. Namun bersyukur bahwa Winner berefleksi bahwa salib yang dipikul ringan berkat Kristus yang menopang. SalibNya sebenarnya sangatlah berat, Ia memikulnya karena kasihNya pada kita. Kesadaran bahwa salib yang dipikul saat ini menjadi ringan karena Anugerah Kristus hendaknya

p e nahb isan penat ua winner

membuat kita menyadari siapa diri kita sebenarnya. Kita bukanlah siapasiapa jika Allah tidak menopang kita dalam memikul ‘salib’ kehidupan kita. Hal ini mengingatkan kita, dan Winner khususnya, untuk senantiasa rendah hati dalam menjalani tugas panggilan yang dipercayakan kepadanya. Tetaplah menjadi diri sendiri dan menjadi sahabat bagi banyak orang. Selamat menjalani babak baru kehidupan sebagai hambaNya. Ketika ada begitu banyak tantangan dan pergumulan, ingatlah bahwa Kristus telah dan akan senantiasa membantu dalam menopang ‘salibmu.’ SalibNya itu ringan bagimu.. Soli Deo Gloria! Kami yang mengasihimu,

Stella dan Emiko Griselda P


55

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R


56

DA RI P E NG HU NI B I MA 1 4 4 B

Kesan dan Pesan

Penghuni

Bima 144B Aku tidak akan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Nda ketok wagu. Kesan... Kita sudah temenan sejak kamu datang ke Klaten. Berarti awal SMA. Eling gak dewe dolan sepedaan bareng awal-awal kenal? Simplenya kamu enak dijadikan teman, hahaha.. main game di pastori, nonton film, berkegiatan PSKK (Perkumpulan Siswa-siswi Kristen Klaten), ngurus remaja GKI Klaten, dan yang penting main band bersama. Kita main musik bola bali... ngulik Mr. Big, ngisi KKR, mben Minggu main nde gerejo. dll lah. Bar kui kuliah 2005 sama-sama di Jogja. Teolog dan musikolog. Aku stay di rumahmu semester 6 (opo 7 yo). Bertemu dengan teman-teman lain dengan level kerapian masing-masing. Aku belajar banyak mbe koe, mimpin, ngatur omah, menghadapi orang-orang lain. Setiap aku susah koe mesti nulungi. Kecelakaan, kejang-kejang, kalo uang hehe‌ aku sing nalangi terus. Di setiap kegiatan aku selalu mengamati. Winner mempunyai sikap kepemimpinan yang baik. Bisa mengatur waktu, mengatur orang, dan mengatur muka (dalam banyak keadaan), hehe.. Dia bisa memberikan janji-janji demi memajukan bangsa Indonesia, tidak rasis, tidak memandang perbedaan. Maka dengan itu kami PBM, Partai Bima Kroda mengusung Winner Pananjaya dan Stella by Starlight menjadi pemimpin bangsa ini... (lho lho lho).. Gaya berfikirmu sing paling mirip karo papahmu. Memilih wanita, mengatur karir, menentukan tujuan. Mung bapakmu raisoh main drum.. haha.. Simplenya kamu salah satu best friend dan worth-ed friend to have

Arie Kusumah - Gitaris Jazz Jogja

p e nahb isan penat ua winner


Da r i P e n g h u n i B i m a 1 4 4 B Persahabatan bukanlah hal besar – ia adalah jutaan hal-hal kecil. Ungkapan ini mungkin yang paling mendekati jika harus menggambarkan persahabatan saya dengan Winner. Perjumpaan pertama kami tahun 2005 saat seleksi mahasiswa teologia GKI SW Jateng di wisma LPPS, Yogyakarta. Jalinan persahabatan pun terus dirajut saat kami kuliah di Fakultas Teologi UKDW; banyak kisah yang dialami baik di kampus, asrama, kontrakan dan beragam tempat yang lain. Tentu saja menjalin persahabatan bagi kami berdua bukanlah hal mudah, kadang perlu jatuh-bangun untuk mewujudnyatakannya. Sebab bahasa persahabatan bukanlah kata-kata melainkan makna. Semakin lama bersama, kami semakin mengenal satu dengan yang lain. Bagi saya, Winner sosok sahabat yang luar biasa. Dia memang bukanlah orang yang dapat menghilangkan semua masalah saya, namun yang pasti ia tak akan menghilang saat masalah menimpa saya. Winner menjadi sahabat yang siap saling berbagi, baik di hari-hari yang indah maupun saat-saat duka. Dia tidak segan-segan meminjamkan komputernya untuk dipakai mengerjakan tugas-tugas kuliah (saya ingat benar, ia satu-satunya mahasiswa yang membawa komputer di lantai 3 unit putra asrama UKDW). Motor Supra Winner juga menjadi milik bersama, seakan-akan motor itu sudah punya jadwal siapa peminjamnya (meski saya tahu dia juga kadang dongkol karena saya tidak mengisi bensin setelah memakainya). Winner-lah orang yang selalu siap sedia untuk saya ajak pergi ke pasar hewan (dimana akhirnya dia juga tertarik untuk memelihara binatang di asrama juga di kos). Dia juga termasuk mahasiswa yang rajin tidur di kelas (selalu duduk di pojok dan langsung memejamkan mata), karena terlalu lelapnya dia tidur pernah tas kuliahnya kami isi dengan keranjang sampah dan dia baru sadar ketika sudah tiba di asrama). Masih banyak kisah yang tak tertuang di tulisan ini, tapi setidaknya hal-hal di atas bisa menjadi gambaran mengenai keseharian sosok Winner. Hari ini adalah sebuah awal yang baru bagi Winner karena mulai saat ini akan menyandang jabatan pendeta. Tentu untuk sampai pada proses ini banyak hal yang sudah ditempuh, suka duka, pasang surut pun telah dialami, maka tema ‘Salib-Ku Ringan Bagimu’ seyogyanya terus mengingatkan Winner bahwa dalam karya pelayanan yang dijalani, Kristus tetap hadir memberi kekuatan. Jadi, teruslah berkarya dengan penuh semangat, karena GKI (dan kaum mudanya) menantikan monumen-monumen karyamu. Teruslah menjadi sahabat bagi setiap orang yang dijumpai dan dilayani sehingga semua bisa melihat bahwa Kristuslah sobat perjalanan hidup kita. Akhir kata selamat bagi Winner, Stella, juga Emiko. Gusti Mberkahi.

Pdt. Noerman Sasono - Pendeta GKI Halimun P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

57


58

DA RI P E NG HU NI B I MA 1 4 4 B

Undangan kebaktian penahbisan Pnt. Winner Pananjaya saya pegang erat. Sambil tersenyum, saya coba mengingat pengalaman bersama saat di asrama, di kost, saat begadang, dan jalan-jalan ke berbagai kota. Ada banyak cerita dan pengalaman. Terkait penahbisan malam ini saya teringat saat kita berangkat pra-stage, kumpul saat akan berangkat stage hingga berbagi cerita tentang pelayanan di gereja membuat saya semakin yakin bahwa kita akan ditahbiskan menjadi pendeta. Entah kenapa, saat memegang undangan penahbisanmu masih muncul pertanyaan: “Winner ditahbiskan?” Bukan tanpa alasan. Jauh sebelum itu saya dan teman kost pernah juga bertanya, “Sebenarnya Winner ingin jadi pendeta atau drummer?” Teman satu kost pasti tahu kenapa pertanyaan itu muncul dalam obrolan malam. Saat ini Pnt. Winner Pananjaya ditahbiskan menjadi pendeta GKI dengan basis pelayanan di GKI Kelapa cengkir. Pertanyaan sudah berganti dengan rasa bangga dan sukacita. Tentu cerita dan perjalanan tidak berakhir di malam ini. Seperti tema dalam ibadah penahbisanmu, “Salib-Ku ringan bagimu”, berarti akan ada banyak lagi cerita dalam perjalananmu. Selamat atas penahbisanmu malam ini. Doaku, semoga Sang Raja Gereja senantiasa memberikanmu kekuatan dalam perjalanan hidupmu serta tugas pelayananmu. Tuhan memberkati.

(Pdt. Barmen Brevis L - Pendeta GKI Klampok)

p e nahb isan penat ua winner


Da r i P e n g h u n i B i m a 1 4 4 B

Kawan seperjalanan, kuucapkan selamat atas pemendetaanmu. Ini adalah salah satu puncak dari kehidupan kita yang patut untuk kita rayakan. Bukan dengan pesta bukan dengan hura-hura, tetapi dengan permenungan tentang siapa kita. Terkait dengan permenungan itu mari sejenak kita diam dan merasakan ‘siapa kita’ dalam proses yang saat ini kita jalani. Memang menjadi pendeta menempatkan kita pada posisi yang baru. Posisi baru ini memiliki berbagai macam konsekuensi (kalau kita tidak menyebutnya sebagai tantangan, beban, masalah, dll). Konsekuensi itu wajar jika kita sadar betul siapa kita. Pertama, mari bersama menyadari bahwa perjalanan kita didasarkan pada cinta kasih Allah yang memampukan kita mengasihi-Nya. Ini penting menurutku. Bukan cinta jemaat, apalagi cinta diri sendiri. Tetapi cinta-Nya. Dengan bekal dasar itu kita akan senantiasa dimampukan. Kedua, mari bersama menyadari bahwa kita adalah hamba. Tapi bukan hamba manusia apalagi hamba diri sendiri. Kita adalah hamba Tuhan. Hamba yang diberi hak untuk menghamba hanya kepada-Nya. Ketiga, mari bersama menyadari bahwa pemendetaan adalah sebuah perwujudan peran. Kita tidak bisa menggantikan Tuhan apalagi menjadi Tuhan. Jadi jangan sampai dan jangan mau menjadi Tuhan. Dia harus tetap berada di atas segalanya. Sengaja aku menulis tentang adeg ini. Bukan apa-apa, kawan. Aku hanya ingin kita senantiasa mengingat siapa kita sebelum kita berbicara tentang apa yang akan kita lakukan. Hari ini, jam ini, aku juga mempergumulkan hal yang sama denganmu. Menjawab ‘Ya dengan sepenuh hati’ kepada panggilan cinta kasihNya. Doaku, engkau senantiasa sadar akan siapa dirimu dalam karya layanmu di hadapan Tuhan di tengah sesama. Salamku. Rekan seperjalanan. *adeg = pemahaman akan identitas diri

(Pdt.Nickonugroho - Pendeta GKJ Kabluk) P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

59


60

Sepatah Kata dari Kolega

p e nahb isan penat ua winner


Da r i R E KA N SE P E L AYA N A N

Calon Pendeta

Berjambul

Calon pendeta dengan potongan rambut berjambul. Itulah kesan pertama saya kepada Sdr. Winner Pananjaya. Berambut jambul menegaskan bahwa Sdr. Winner Pananjaya yang masih muda itu merupakan seorang calon pendeta yang berani tampil beda. Kini, potongan rambut jambul itu ditinggalkannya. Semoga hal itu terjadi karena ia mengikuti perkembangan zaman, bukan karena terpaksa memangkas jambulnya. Hari ini, 19 September 2016, Sdr. Winner Pananjaya ditahbiskan sebagai pendeta GKI dengan basis pelayanan di jemaat GKI Kelapa Cengkir Jakarta. Pendeta jemaat tidak akan bisa memenuhi selera seluruh anggota jemaatnya. Oleh karena itu, wahai Pdt. Winner Pananjaya, upayakanlah selalu untuk memperhatikan selera Tuhan Yesus Kristus, Sang Kepala Gereja, bukan memperhatikan selera para anggota jemaat.

Pdt. Gatot Pudjo Tamtama P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

61


62

Da ri RE K AN S E P E L AYA N A N

Belajar

Tidak Boleh

Berhenti Penatua Winner adalah seorang calon pendeta yang baik. Selama saya membimbing dia, saya sangat mengenalnya sebagai seorang calon pendeta yang baik, potensial dan suka menolong.Saya ingat pada waktu seorang calon anggota kebanjiran, penatua Winner terjun langsung dan menolong calon anggota tersebut. Demikian pula ketika ada dukacita menimpa anggota jemaat, penatua Winner ada di sana, mendampingi dan menurut saya sangat menguatkan yang bersangkutan. Ia potensial, itu tampak dalam diskusi-diskusi yang saya dan penatua Winner terlibat. Saya tidak tahu apakah itu merupakan hasil dari Bina Kader dan Belajar atau memang pribadinya. Baik dan potensial akan lebih men-

p e nahb isan penat ua winner

jadi berkat bagi anggota jika Penatua Winner sangat mengenal jemaat GKI Kelapa Cengkir. Mungkin perkunjungan akan membuatnya makin mengenal jemaat GKI Kelapa Cengkir. Atau setidak-tidaknya menjadi penerima. Karena melalui itu setidaknya sebagian besar anggota jemaat bisa dijumpai. Dengan makin mengenal anggota jemaat, akan lebih mengerti kekhususan jemaat GKI Kelapa Cengkir. Dan dengan lebih mengerti kekhususan jemaat GKI Kelapa Cengkir, lebih dimungkinkan melayani mereka dengan lebih baik. Bina Kader dan Bina Belajar yang pernah dialami walaupun sangat membantu, tidak boleh dilihat sebagai segala-galanya. Kedua kegiatan itu hanya merupakan bekal awal saja. Untuk


Da r i R E KA N SE P E L AYA N A N

menjadi berkat dalam pelayanan, kita harus terus belajar dan belajar. Yang namanya belajar memang tidak boleh berhenti. Winner harus terus bertumbuh, jadi jelas bukan hanya usianya yang bertambah dan statusnya berubah (menjadi seorang ayah) tetapi dia harus makin matang dalam pelayanannya. Dia tidak hanya melakukan apa yang harus dilakukannya sebagai tugas, tetapi dia makin menjiwai apa yang perlu dilakukannya sebagai seorang pendeta. Hari ini penatua Winner ditahbiskan menjadi pendeta. Ini menjadi babakan baru baginya dan khususnya bagi pelayanannya. Semoga pelayanannya kepada anggota jemaat makin berhasil dan menjadi berkat. Sebagai pendahulunya tentu saja saya

banyak berdoa agar di bawah kepemimpinannya GKI Kelapa Cengkir berkembang dan bertumbuh. Tentu saja peran dari Stella selaku istrinya akan sangat menentukan berhasil tidaknya Pdt. Winner. Karena itu saya berharap keberadaan Stella selaku calon pendeta dari GKI Menteng tidak mengganggunya. Tanpa dukungan Stella, tidak mungkin Winner menjadi seorang pendeta seperti yang kita inginkan. Selamat kepada Winner, selamat kepada Stella, selamat kepada Majelis GKI Kelapa Cengkir dan selamat kepada seluruh anggota GKI Kelapa Cengkir.

Pdt. Em. A. Kermite P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

63


64

Da ri RE K AN S E P E L AYA N A N

BRO WINNER .... Saya tahu mengenai sosoknya sekilas pada waktu di Kota Klaten ... layaknya anak muda, dia tampak penuh semangat, enerjik dan periang ... Saya kemudian makin mengenal Winner sejak masa orientasi di gereja. Makin matang, makin dewasa dan mau berkorban untuk pelayanan gereja. Kotbahnya simpel, menarik, kekinian; tapi yang terutama, mengena dan sesuai Firman Tuhan. Semoga dengan penahbisannya, bisa makin menjadi berkat ... TUHAN BESERTAMU.

DF Bowo Priyanto Ketua Komisi Anak GKI Kelapa Cengkir

Kak Winner di mata Korem Kece adalah sosok kakak berjiwa muda yang nggak kalah gaulnya sama anak-anak remaja sehingga bisa menjadi teman untuk curhat, konsultasi, bercanda, pelayanan dan makan bareng. Setiap ada makanan berkumpul, disitulah Kak Winner akan datang :D Selamat yaa Kak Winner akhirnya lulus juga jadi Pendeta GKI Kece. Semoga Kak Winner bisa menjadi gembala yang baik bagi jemaat di GKI Kece. Tuhan memberkati :)

Grace Ketua Komisi Remaja GKI Kelapa Cengkir

p e nahb isan penat ua winner


Da r i R E KA N SE P E L AYA N A N

Satu pertanyaan yang muncul di benak waktu pertama kali ketemu Kak Winner adalah: “Yakin nih, dia calon pendeta?” :D Karena dari tampilan ‘luar’nya Kak Winner ini masuk golongan anak muda gaul, slengean, dan santai banget. Tapi emank pepatah “Don’t judge a book by its cover” tuh bener juga. Meskipun tampilan luarnya Kak Winner tipikal anak muda gaul, tapi dia bisa menjelaskan Firman Tuhan dan membimbing dengan ‘style’nya dia, dengan cara yang asyik dan menarik. Menjawab semua pertanyaan mengenai Firman Tuhan dengan kalimat yang ‘membumi’, mudah dimengerti, baik oleh anak-anak, remaja, pemuda, dewasa bahkan lansia. Karena kita GKI KeCe jadi cocoklah kalo punya pendeta ‘KeCe’. Sukses terus Kak Winner. Makin kece!

Dina Sabathia Rumanti Ketua Komisi Pemuda GKI Kelapa Cengkir P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

65


66

Da ri RE K AN S E P E L AYA N A N

Kesan saya, sebagai calon pendeta, Winner memiliki kekuatan di bidang verbal yang bagus. Bagi seorang calon pendeta tentu hal tersebut sangat penting. Selain itu beliau juga memiliki intonasi bicara yang jelas, gaya komunikasinya lugas dan tegas. Pesan saya untuk Winner di momen penahbisan ini, lebih rajinlah memperkuat kunjungan ke rumah-rumah jemaat dan simpatisan GKI Kelapa Cengkir. Semoga pelayanan keluar ( jemaat, simpatisan dan masyarakat) bisa berjalan seimbang dengan pelayanan yang bersifat kegiatan di dalam gereja. Harapan saya pribadi, Winner mampu memimpin jemaat GKI Kelapa Cengkir menjadi gereja yang memiliki kualitas iman dan pelayanan yang kuat. Mampu menciptakan suasana saling melayani dan saling menerima dalam perbedaan. Mampu meredam konflik dan meluruskan kekeliruan dengan cara Kristiani. Selamat atas penahbisannya, Tuhan memberkati.

Budhi Santoso Simon Ketua Komisi Dewasa GKI Kelapa Cengkir

Saya mengapresiasi Winner atas kerjasama yang baik yang telah berlangsung selama ini dalam pelayanan di GKI Kelapa Cengkir. Saya berharap kerjasama yang baik ini untuk berikutnya bisa ditingkatkan lagi, semoga GKI KeCe lebih berkembang lagi dengan pelayanan Winner, dan semoga terus menjadi berkat. Selamat untuk penahbisan Winner sebagai pendeta di GKI Kelapa Cengkir, semoga sukses, Tuhan memberkati.

Yulanika Effendi Ketua Komisi Lansia GKI Kelapa Cengkir

Bro Winner.... selalu siap kalau dimintai tolong. Waktu tugas doa pagi dan mendadak saya harus pergi keluar kota, Bro Winner dengan senang hati siap menggantikan saya untuk pimpin doa pagi. Selamat atas penahbisannya.

Elli Sabda Arista Ketua Komisi Kesaksian & Pelayanan

p e nahb isan penat ua winner


Da r i R E KA N SE P E L AYA N A N

Mewakili Komisi Penatalayanan, saya mengucapkan selamat atas penahbisan Winner Pananjaya sebagai pendeta Gereja Kristen Indonesia dengan basis pelayanan di GKI Kelapa Cengkir. Teruslah berkarya di ladangNya. Harapan saya, Winner bisa menjadi pendeta yang tidak pilih-pilih umat.

Gianto Setiawan Ketua Komisi Penatalayanan GKI Kelapa Cengkir

Selamat menerima berkat yang luar biasa. Selalu semangat dalam melayani Tuhan, baik senang dan susah. Tetap berjuang dan selalu memiliki pengharapan kepada Tuhan. Yesus mengasihi dan selalu menopang Kak Winner dan Kak Stella dalam segala situasi.... Selamat melayani Tuhan

Priska Natalia Meliala TPG Remaja & Pemuda, GKI Kelapa Cengkir

Winner adalah bagian dari Komisi Pembinaan GKI Kelapa Cengkir; saya dapat melihat sebuah passion untuk aktivitas pembinaan dan pengembangan jemaat dalam dirinya. Setelah nanti menjadi pendeta, tetaplah berkomitmen dalam mengembangkan jemaat ini melalui program-program pembinaan yang berkualitas. Kiranya Tuhan memberi hikmat dalam Winner menjalankan panggilan ini. Segenap anggota Komisi Pembinaan mengucapkan selamat atas penahbisannya.

Pnt. Natan N. Hartanto Ketua Komisi Pembinaan GKI Kelapa Cengkir

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

67


68

GAL E RI F O TO PE L AYA N A N

p e nahb isan penat ua winner


GA L E R I F O T O P E L AYA N A N

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R

69


70

Profil GKI Kelapa Cengkir GKI Kelapa Cengkir berawal-mula dari persekutuan rumah GKI Menteng tahun 1984. Tanggal 10 Juni 1984, bertepatan dengan Hari Pentakosta, diadakan kebaktian pertama di Permukiman Kelapa Gading Permai, di rumah Keluarga Bapak Ong Gandhi Wirawan di Kelapa Cengkir Barat dan dilayani oleh Pdt. Daniel Susanto. Dalam perkembangannya kebaktian di Kelapa Gading Permai ini diberkati Tuhan, kebaktian yang semula diadakan 2 minggu sekali, maka pada tahun 1985 ditingkatkan menjadi setiap minggu. Seiring dengan

p e nahb isan penat ua winner

pertambahan pengunjung aktivitas ibadah selanjutnya dipindahkan ke tempat yang lebih luas di Jl. Kelapa Cengkir Barat VI/FN2/26. Atas anugerah dan kebaikan Tuhan, maka pada tanggal 1 Nopember 1987, seluruh kegiatan kebaktian telah dipindahkan di Kelapa Cengkir Barat IV/FK1/1. Perkembangan dan pertumbuhan Jemaat di Kelapa Gading Permai makin pesat, sehingga pada tahun 1992 kembali Tuhan menganugerahkan rumah di Jalan Kelapa Cengkir


71

Alamat:

Jl Kelapa Cengkir Barat IV FK/1 021 450 5386 gkicengkir@gmail.com

Visi

Menjadi Saluran Berkat dan Damai Sejahtera bagi Sesama

Misi

Menciptakan rasa memiliki gereja sebagai sebuah keluarga Menitikberatkan pembangunan SDM Membantu eksistensi pendidikan Kristen di Jawa Tengah

Pengerja GKI Kelapa Cengkir:

2002 – 2009 Pdt Samuel Christiono 2009 – 2015 Pdt Agustinus Kermite

Barat III/FK2/1, yang pada akhirnya pada tahun 1996 melalui Panitia Pembangunan Gedung Gereja GKI Menteng, mulailah dibangun Gedung Gereja sebagaimana yang digunakan saat ini. Setelah melalui pergumulan yang panjang untuk lebih meningkatkan produktivitas dan efektivitas pelayanan maka melalui usulan Jemaat, perlawatan-perlawatan yang intensif serta himbauan dari Badan Pekerja Majelis Klasis GKI Kalsis Jakarta I, maka status Pos Kebaktian, pada tanggal 09 September 1999,

Kebaktian Minggu Pk 06.30 Pk 09.00 Pk 18.00 Ibadah Lansia Selasa Pk 09.oo Bidston Pagi Sabtu Pk 05.30 Pemahaman Alkitab Selasa Pk 20.00 Jumat Pk 17.00 Persekutuan Pemuda Sabtu Pk 12.00 Ibadah Remaja Minggu Pk 09.00 Sekolah Minggu Minggu Pk 09.00

ditingkatkan statusnya menjadi Bakal Jemaat GKI Kelapa Cengkir. Akhirnya melalui pergumulan dan doa, pada tanggal 09 September 2000, GKI Menteng Bakal Jemaat GKI Kelapa Cengkir melalui keputusan Persidangan X Majelis Klasis GKI Jawa Tengah, Klasis Jakarta I didewasakan menjadi GKI Kelapa Cengkir, melalui kebaktian pendewasaan yang dilayani oleh Pdt. DR. Daniel Susanto STh.

P E N A H BI S A N P E N AT U A W I N N E R


72

Susunan Panitia Penahbisan Pdt. Winner Pananjaya Senin, 19 September 2016 Pk 17.30 - GKI Kelapa Cengkir Majelis Pendamping Ketua Wakil Sekretaris Bendahara Seksi-Seksi : - Acara

- Buku / Undangan - Usher - Akomodasi

- Konsumsi

: Pnt. Olivia Elena Hakim Pnt. Tommy BudhiTanuwidjaja : Daniel Suryana : Andrias : Benyamin Aryuda R. Soetanto : Susy Herawati : - Daniel Wiratma - TasyaChristianti - IngeIndrawati - EndangSulistyowati - SherlyChristianty W. : - Pnt. Olivia Elena Hakim - DiviWahyudi - Cynthia Oey : - DewiAnggreani : - GiantoSetiawan - Elli Sabda Arista - NettyCindari H. : - Catherina Farida W. Tobing - LinaMayaniWiradja - Dwirita - Ho Siauw Ling

- Soundsystem & Multimedia : - Pnt. Clemens S. Karnadi - Arnold Kenneth - Daniel Kristanto - Dekorasi

: - Koko Subianko - Simon Dharmawan - Carolline

- Dokumentasi

: - Rizal Febrianes Prawirasatya - Sulong Buwono - Haryo Waskita

- Keamanan

: - Gianto Setiawan - Rene Tobing : - dr. YuviWahyudi

- Kesehatan

Panitia mengucapkan terima kasih kepada pada pihak yang telah mendukung penyelenggaraan penahbisan Pdt. Winner Pananjaya, Tuhan memberkati pelayanan saudara-saudara sekalian. Desain Sampul : Divi Wahyudi Tata Letak: Scatto! Photography & Design Fotografer: Sulong Buwono

p e nahb isan penat ua winner




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.