Dari ‘Kadieng’ ke Sultan Hasanuddin Utusan Bandara Sultan Hasanuddin
Sabet Juara 1 ‘Putri Bandara’ 2013 Bandara Sultan Hasanuddin
Ubah Citra Makassar Rachman Syafrie, GM Bandara Sultan Hasanuddin
Berobsesi Wujudkan Konsep
Airport City Angkasa Pura I
Jajaki Kerjasama Perancis Kelola Bandara Sultan Hasanuddin SHIAM | Edisi 01 | September 2013
1
Check IN
Assalamu Alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah, sekarang Angkasa Pura I / Bandara Sultan Hasanuddin sudah memiliki sarana untuk menyampaikan informasi-informasi kepada masyarakat Makassar pada khususnya dan Sulawesi Selatan pada umumnya. Penyampaian informasi melalui Majalah SHIAM ini terdiri dari informasi-informasi yang datang dari pusat, Jakarta, serta informasi-informasi lokal, dari Bandara Sultan Hasanuddin sendiri. Majalah SHIAM akan mendatangi masyarakat, karena akan disebarkan ke lebih dari 500 titik distribusi yang akan diperluas dari waktu kewaktu. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih atas upaya serta dukungan semua pihak, termasuk para pemasang Iklan, yang telah berperan serta demi terbitnya Majalah SHIAM ini. Wassalammu alaikum wr. wb. Rachman Syafrie General Manager
Daftar Isi | Contents
04 05 06 07 08 09
Hadir
SHIAM Magazine
Pengarah General manager PT Angkasa Pura 1 (Persero)
4
Dari ‘Kadieng’ ke Sultan Hasanuddin Utusan Bandara Sultan Hasanuddin
Sabet Juara 1 ‘Putri Bandara’ 2013
Rachman Syafrie, GM Bandara Sultan Hasanuddin
Berobsesi Wujudkan Konsep
Airport City Angkasa Pura I
Jajaki Kerjasama Perancis Kelola Bandara Sultan Hasanuddin
Bandara Sultan Hasanuddin
Ubah Citra Makassar
Pemimpin Umum Shared Service Departement Head Pemimpin Redaksi Sales Departement Head, Communication and Legal Section Head Redaktur Pelaksana Anis Didipu Pemasaran Eko Hardono, Lawan Suka Yacob, Sigit Setyanggono, Iswahyudi, Andi Amiruddin, Hendrik Ressa, M.Nisyar, Anthony F.C. Sekretariat Redaksi & Tim Kreatif Septarina Dwi Nastia, Lia Analia, Yusran, Syahrul Ramadhan, M.Yusuf, Minda Aviani, Citra Utia Latif Desain & tata Letak Yusran, Andrianto Sinaga, Tim Majalah Panakkukang Fotografer Tim Majalah Panakukkang Kontributor Section and Departement di PT. Angkasa Pura 1 Bandara Sultan Hasanuddin, Majalah Panakkukang Distributor General Affair Section Head, Majalah Panakkukang Alamat Redaksi PT.Angkasa Pura 1 (Persero) Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Jl.Airport Mandai, Makassar 90552 Telp.(0411) 550123 Fax (0411) 553183 Website: www.Hasanuddin-Airport.com, email: Humas@hasanuddin-airport.com.
on time
Hadir
Foto by Husni ‘Acil’
SHIAM Magazine
Jajaran pimpinan PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Sultan Hasanuddin foto bersama sambil memegang majalah SHIAM terbitan perdana.
M
ulai September 2013, SHIAM (Sultan Hasanuddin International Airport Makassar) Magazine hadir di tengah publik dengan tujuan menyajikan informasi dan publikasi seputar Bandara Sultan Hasanuddin. Kehadiran majalah ini tak lepas dari hasil kerjasama antara PT Angkasa Pura I (Persero) Bandara Sultan Hasanuddin dengan Majalah Panakkukang. “Sudah lama kami ingin menerbitkan majalah yang bermutu sebagaimana yang dimiliki bandara dunia lainnya. Tapi saat ketemu dengan kawan-kawan dari Majalah Panakkukang yang saat itu bermaksud untuk wawancara, lalu terpikir kembali niat yang belum kesampaian tersebut,” ujar Rachman
4
Syafrie, General Manager PT.Angkasa Pura I Bandara Sultan Hasanuddin. Setelah mendapat masukan dan saran dari pihak Majalah Panakkukang, lanjut Rachman, lalu pihak kami kemudian mempertimbangkan mewujudkan suatu penerbitan majalah bandara yang representatif dan bermutu, seperti yang dimiliki hampir semua bandara internasional di dunia. Berbekal pengalaman dalam merancang, mengelola, dan menerbitkan media cetak berkualitas, Majalah Panakkukang kemudian menawarkan kerja sama penerbitan majalah khusus seputar informasi Bandara Sultan Hasanuddin yang pionir dan diharapkan dapat diikuti SHIAM | Edisi 01 | September 2013
oleh bandara lainnya di Indonesia. Selain itu konsep majalah ini menjadi The First Magazine Airport di Indonesia yang dikemas dengan ‘terbit bersama’ dengan majalah umum. Lalu kemudian nama yang disepakati dipakai adalah SHIAM Magz. Majalah ini terbit sekali sebulan mulai edisi perdana pada September 2013. SHIAM Magz tak hanya menghadirkan tulisan seputar informasi Bandara Sultan Hasanuddin. Beberapa rubriknya juga menampilkan pojok tenant, testimoni pengguna jasa, tentang tempat makan yang unik dan enak, travel guide, beragam obyek wisata yang lengkap dengan pilihan akomodasi, juga rubrik culture, serta sarana dan jasa pendukung Bandara. ***
culture
Dari ‘Kadieng’ ke Sultan Hasanuddin
Foto by Husni ‘Acil’
Tepat 26 November 2008, Bandara Hasanuddin berganti nama. Pada saat itu Presiden SBY meresmikan bandara yang kini lengkap dengan gelar “Sultan” di depannya.
Tampak depan Bandara Udara Internasional Sultan Hasanuddin
M
ungkin tak banyak yang tahu 27 September 1937, ditandai dengan rekam jejak bandara Sultan penerbangan komersial yang menghubungkan Hasanuddin. Dulu, bandara Surabaya - Makassar dengan Pesawat jenis ini bernama Bandar Udara Douglas D2/F6 oleh perusahaan KNILM Hasanuddin. Sebelumnya lagi bandara ini (Koningklijke Netherland Indische Luchtvaan awalnya dibangun Pemerintah Hindia Belanda Maatschappij). pada tahun 1935 dengan nama Lapangan Barulah pada pasca kemerdekaan, Terbang ‘Kadieng’, dengan konstruksi tepatnya tahun 1950, diserahkan kepada lapangan terbang rumput. Pemerintah Indonesia yang dikelola oleh Lapangan berlandasan rumput yang Jawatan Pekerjaan Umum Seksi Lapangan berukuran 1,600 m x 45 m (Runway 08- Terbang, dan selanjutnya tahun 1955 dialihkan 26) tersebut diresmikan pada tanggal kepada Jawatan Penerbangan Sipil.
SHIAM | Edisi 01 | September 2013
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1/1987 tanggal 9 Januari 1987 disusul tanggal 3 Maret 1987 Bandar Udara Hasanuddin diserahterimakan pengelolaannya dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara kepada Perum Angkasa Pura I yang kemudian pada tanggal 1 Januari 1993 berubah status menjadi PT (Persero) Angkasa Pura I. Pada tanggal 30 Oktober 1994, Bandar Udara Hasanuddin dinyatakan sebagai Bandar Udara Internasional sesuai dengan keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 61/1994 tanggal 7 Januari 1995 dan diresmikan oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Provinsi Sulawesi Selatan. Tepat 26 November 2008, Bandara Hasanuddin berganti nama. Pada saat itu Presiden SBY meresmikan bandara yang kini lengkap dengan gelar “Sultan” di depannya. Bandara Sultan Hasanuddin….!. *** (dari berbagai sumber/rus).
5
LOUNGE
Utusan Bandara Sultan Hasanuddin
Sabet Juara 1
Foto : Dok. Angkasa Pura I
‘Putri Bandara’ 2013
Dalam pentas pemilihan itu, Suci berhasil menyisihkan 15 peserta lainnya yang masuk dalam tahap grand final.
Saat meraih gelar ‘Puteri Bandara’ 2013 membuat Suci dan jajaran pengelola Bandara Sultan Hasanuddin bersuka cita. Namun Suci sadar menyandang predikat ‘Puteri Bandara’ tugas 6
Sebelumnya gadis yang juga penyiar di Sun TV Makassar ini berhasil masuk pada fase 6 besar dan meyakinkan dewan juri yang diketuai Natsha Bakti untuk memberikan gelar Puteri Bandara 2013 kepadanya. “Proses pemilihannya sendiri berlangsung alot dan sangat kompetitif,” ujar Natasha. Menurut dia, pada fase 6 besar pilihan jadi sangat sulit, karena nilai mereka semua sangat kompetitif. Dan para anggota dewan juri harus berdebat untuk menentukan siapa yang berhak menjadi ‘Puteri Bandara’ 2013. Saat meraih gelar ‘Puteri Bandara’ 2013 membuat Suci dan jajaran pengelola Bandara Sultan Hasanuddin bersuka cita. Namun Suci sadar menyandang predikat ‘Puteri Bandara’ tugas berat menantinya. “Terima kasih kepada Allah SWT dan Dewan Juri atas kepercayannya memilih saya sebagai Puteri Bandara. Tugas berat telah menanti, mudah-mudahan saya dapat menjaga amanah yang diberikan,” kata Suci. Dibalik kesuksesan yang diraih Suci itu, tentu saja tak lepas dari berkat ‘tangan dingin’ Rachman Syafrie, GM Bandara Sultan Hasanuddin yang senantiasa memberikansupport. *** (rusman madjulekka) SHIAM | Edisi 01 | September 2013
Foto : Dok. Majalah BANDARA
B
andara Sultan Hasanuddin Makassar boleh berbangga. Pasalnya, utusan dari bandara yang merupakan pintu gerbang kawasan timur Indonesia (KTI) tersebut, Suci Septiati Bakri, sukses meraih predikat juara 1 dalam ajang pagelaran pemilihan ‘Puteri Bandara’ 2013. Pemilihan ‘Putri Bandara’ itu diselenggarakan oleh Majalah Bandara didukung Kementerian Perhubungan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Angkasa Pura I dan II berlangsung di Hotel Amos Cozy, Blok M Jakarta pada 1 Juli 2013.
TAKE OFF Rachman Syafrie, GM Bandara Sultan Hasanuddin
Berobsesi Wujudkan Konsep
Airport City
K
eberadaan bandara/airport menjadi ibarat ‘cermin’ atau ‘pintu gerbang’ bagi sebuah kota. Pasalnya, di bandara-lah pertama kali orang menginjakkan kaki bila tiba di suatu daerah. Karena itu performance bandara menjadi penting karena ‘kesan pertama’ dimulai dari situ. “Yah…oleh karena itu kami sadar harus membuat kesan yang menarik begitu penumpang atau tamu yang pertama kali tiba di bandara ini,” tutur Rachman Syafrie, General Manager Sultan Hasanuddin International Airport (SHIA) PT Angkasa Pura I (Persero) suatu pagi di kantornya. Ia didampingi Andrias Yustinian, Communication & Legal Section Head. Dimata Rachman, banyak faktor membuat kesan memikat tersebut. Yang pertama dilakukan Rachman dkk, membenahi soal kebersihan dan pelayanan publik. Kerja keras pria berkacamata ini pun berbuah. Selama bertugas kurang lebih tiga tahun, setidaknya Rachman telah mengantarkan prestasi SHIA meraih penghargaan ‘best performance’ award 2013 dari Majalah Bandara dan penghargaan ‘Prima Utama” pada 2012 untuk pelayanan publik dari Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan RI. Kedepan, apa konsep yang ingin Anda wujudkan? Dalam rangka visi sebagai 10 airport terbaik di Asia pada 2017, kami melakukan perbaikan dan inovasi di bidang sarana, infrastruktur, serta pelayanan sehingga tercipta culture port. Sehingga, pengguna jasa bandara bisa merasa nyaman serta terpenuhi kebutuhannya. Kalau selama ini konsepnya airport in city maka kedepan kami harapkan airport city. Dengan begitu,misalnya ada rekan bisnis yang transit atau tak punya waktu lama, maka cukup ketemu atau dilayani di bandara saja dengan fasilitas yang lengkap serta sambil misalnya menikmati aneka kuliner maupun souvenir khas daerah ini. Secara fisik, kami mulai pengembangan dari terminal dan run way. Sebab desain bangunan bandara yang ada saat ini diestimasikan melayani jumlah penumpang sebanyak 7 juta hingga pada tahun 2015 mendatang. Tapi kenyataannya, baru di tahun 2011 pertumbuhan jumlah penumpang sudah mencapai 7,4 juta. Ini sungguh diluar prediksi kami. Proyek pengembangan itu meliputi overlay landasan pacu, pemasangan
pagar pengaman di sekitar kawasan bandara, dan pengembangan strategis lainnya. Selain itu, akan ada penambahan terminal seluas 20 hektare, dimana 90% di antaranya merupakan lahan milik warga yang akan dibebaskan pihak Angkasa Pura Airports. Bagaimana kondisi Bandara Sultan Hasanuddin saat ini? Proyeksi kami pertumbuhan jumlah penumpang yang saat ini telah menembus angka 8 juta orang dan melebihi kapasitas normal bandara sebanyak 7 juta penumpang. Dengan rata-rata 22.000 orang penumpang setiap harinya. Apalagi setelah perluasan bandara nanti rampung, diperkirakan pada 2015 jumlah penumpang bisa menembus 13 juta orang. Karena itu sudah mendesak untuk dikembangkan. Tapi seiring dengan itu, kenyamanan penumpang tetap menjadi perhatian kami. Kemudian di lantai dua terminal, misalnya kami relayout dimana pada ruang tunggu tidak ada sekat lagi sehingga lebih lapang dan akses pengguna jasa dengan berbagai fasilitas dan outlet yang ada bisa lebih terbuka dan mereka pun bisa leluasa menikmati fasilitas yang ada. Yah…konsepnya seperti mal atau plaza yang ada di kota. Semua yang mereka inginkan tersedia dengan berbagai merk branded dan tentu saja juga konten lokal yang khas juga tersajikan. Pada sekitar Oktober mendatang, kami juga menghadirkan fasilitas hotel bandara yang bekerjasama dengan jaringan perhotelan Accor dengan kapasitas 123 kamar.
pelayanan publiknya tidak maksimal. Dulu… kami banyak dikritik soal kesemrawutan di terminal kedatangan dimana jasa angkutan/ taxi bandara berebutan merayu calon penumpang yang baru tiba. Nah…sekarang anda liat sendiri, sudah lebih tertib, teratur dan pengguna jasa pun lebih merasa nyaman apalagi sudah banyak pilihan operator perusahaan taxi. Yang pasti, bagi kami tiada hari tanpa pembenahan. Karena itu, setiap komplain, kritik, maupun saran dari masyarakat pengguna jasa bandara diupayakan secepat mungkin bisa dihandle. Yah…memang perlahan tapi pasti perubahan itu kami lakukan. Bahkan, kami secara periodik menyajikan atraksi seni musik trandisi dan budaya di atrium lantai dua terminal. Dan rupanya kerjasama dengan instansi terkait itu banyak mendapat apresiasi dan disenangi oleh para pengguna jasa, terutama penumpang turis mancanegara. Dan oleh GM bandara lain pun diadopsi dengan menyajikan sajian serupa di bandara mereka masing-masing. Tapi kita di sini yang menjadi pionirnya menyajikan kesenian tradisi lokal yang menghibur. *** (teks:Rusman Madjulekka, foto: Husni ‘Acil’ Muhidin).
Dulu, banyak keluhan soal kebersihan dan pelayanan. Gimana sekarang? Sebagai operator jasa bandara, tentu saja kami mengutamakan pelayanan. Sebab apa artinya bangunan besar dan modern tapi
SHIAM | Edisi 01 | September 2013
7
LANDING
Angkasa Pura I
Jajaki Kerjasama Perancis Kelola Bandara Sultan Hasanuddin
P
engelola Bandara Sultan Hasanuddin tak henti mengembangkan diri. Belum lama ini, salah satu perusahaan pengelola Bandara di Prancis, Vinci Airports, menjajaki peluang kerja sama dengan PT Angkasa Pura I untuk pengembangan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar. General Manager PT Angkasa Pura I Sultan Hasanuddin Airport, Rachman Syafrie mengungkapkan dengan menjalin kerjasama dengan Vinci Airports diharapkan Bandara Sultan Hasanuddin mampu mengubah citra perusahaan menjadi World Class Airport. Sejumlah kerja sama strategis yang siap dijalin, kata dia, seperti pengelolaan atau manajemen. Salah satunya bagaimana peningkatan pelayanan serta menaikkan pendapatan bandara. “Kami memang sedang melakukan penjajakan kerja sama dengan Vinci Airports dari Perancis. Kami ingin mengubah pola yang ada saat ini menjadi lebih baik lagi,” ujar Rachman. Dengan terbukanya kerja sama dengan Vinci Airport, menurut
8
Rachman, diharapkan dapat memberikan nilai plus untuk Bandara Internasional Sultan Hasanuddin. Rachman menjelaskan, Vinci Airports berorientasi membangun bandara kelas dunia. Salah satu yang masuk jaringannya adalah Airport Cambodia di Kamboja. “Kami akan sering mengadakan pertemuan dengan pengelola airport kelas dunia untuk peningkatan bandara,” tuturnya. Pada kunjungan Kamis (22/8), pihak Vinci Airports diwakili empat orang delegasinya. Bandara yang diincar Vinci Airports untuk kerja sama, yakni bandara dengan kapasitas menengah ke bawah dengan jumlah penumpang sekitar 2-10 juta per tahun. Sementara itu, Corporation Administration Department Head PT Angkasa Pura I Hary Budi Waluyo menjelaskan, kunjungan delegasi Vinci Airports untuk melihat langsung kondisi Bandara Sultan Hasanuddin. Bila nanti sistem yang diterapkan di bandara sesuai dengan standar Vinci Airports, kerja sama itu akan dilanjutkan. Dia menambahkan, di Indonesia SHIAM | Edisi 01 | September 2013
sudah ada dua bandara yang melakukan kerja sama dengan pihak pengelola bandara luar negeri, yakni Bandara Juanda Surabaya dan Bandara Ngurah Rai Bali. Bandara Juanda di salah satu kota di Provinsi Jawa Timur itu melakukan kerja sama dengan bandara terbaik dunia, yakni pengelola Bandara Incheon di Korea Selatan. Sementara di Bandara GVK India, digandeng untuk mengembangkan Bandara Ngurah Rai Bali. “Salah satu grup kebandarudaraan internasional ini digandeng untuk menjadikan Bandara Sultan Hasanuddin menjadi yang terbaik. Kami melihat ada perkembangan yang cukup pesat di Bandara Ngurah Rai Bali ketika telah melakukan kerja sama dengan pihak GVK India,” ujarnya. “Dari sana kami belajar dan kami mencoba melakukan hal itu di sini. Sebelumnya Vinci Airports telah mengembangkan Bandara Cambodia, Kamboja. Dari hasil penelitian itu, kami nilai positif karena karakteristik bandara di Makassar mirip dengan bandara yang ada di Kamboja,” katanya. (teks:rusman madjulekka, foto: husni ‘acil’ muhidin).
TESTIMONI
Bandara Sultan Hasanuddin
Ubah Citra Makassar
B
agi orang yang baru pertama kali bertandang ke kota Makassar, Sulawesi Selatan, umumnya menunjukkan ekpresi seolah tidak percaya. Maklum, image mereka cenderung agak miring tentang Makassar berkaitan dengan berita berbau unjuk rasa dan kekerasan yang ramai di layar kaca. Tapi kesan tersebut sirna begitu pesawat mereka landing. Sebagian besar mereka seolah ter ‘hipnotis’ saat memasuki gedung bandara yang merupakan salah satu gerbang masuk Indonesia yang terkesan megah. Bahkan, tak sedikit turis yang mengakui kalau bandara ini lebih bagus ketimbang bandara Soekarno-Hatta (Soetta). "Lebih enak ketimbang SoekarnoHatta, ruang tunggunya lebih bagus, lebih luas. Fasilitasnya lebih banyak,” ujar Wisnu Ridwan, seorang fotografer majalah traveling Jakarta, akhir Agustus 2013.
Sebagian besar mereka seolah ter ‘hipnotis’ saat memasuki gedung bandara yang merupakan salah satu gerbang masuk Indonesia yang terkesan megah. Bahkan, tak sedikit turis yang mengakui kalau bandara ini lebih bagus ketimbang bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Pria yang mengaku pertama kali ke Makassar itu awalnya tidak menyangka kalau bandaranya sebagus ini. Menurutnya, salah satu hal yang membuat bandara ini terlihat menarik adalah konstruksi langit-langitnya.
SHIAM | Edisi 01 | September 2013
"Saya suka foto langit-langitnya, soalnya beda dengan yang ada di Soetta, lebih keren,” ujarnya seraya mengangkat jempol. Tak hanya Wisnu, traveler lain Kantasari mengakui kalau Bandara Sultan Hasanuddin sangat cantik untuk dipandang, terutama pada malam hari. "Keren, lampu-lampunya banyak, dibanding Soetta bagusan Hasanuddin mungkin karena lebih baru," tutur gadis berdarah Jawa Timur ini. Memang, pada saat hari sudah menjelang malam, kemegahan terlihat begitu jelas lewat cahaya lampu yang menerangi setiap sudut bandara. "Secara fisik memang termasuk yang besar. Yang pertama ada di Cengkareng baru kemudian Hasanuddin. Tapi ini untuk ukuran tinggi ya," jelas Communication & Legal Section Head PT Angkasa Pura I, Andrias Yustinian. *** (teks:rusman madjulekka, foto: husni ‘acil’ muhidin).
9