Indonesia Shipping Times edisi 13 Februari 2017

Page 1

INDONESIA

SHIPPING TIMES BULETIN INFORMASI PELAYARAN, PELABUHAN DAN LOGISTIK

Februari 2017 No 37 • Vol IX • Senin 13

PRIOK HUB PORT VS SINGAPURA

PENGUSAHA PELAYARAN: WAIT AND SEE AJA DEH...

KARGO KTI TURUN, OKUPANSI PELAYARAN DIPERKIRAKAN DROP 50%

PERANG TARIF, PEMERINTAH DIMINTA TETAP JAGA KESELAMATAN PELAYARAN

PUSAT LOGISTIK BERIKAT TIDAK GERUS PENDAPATAN NEGARA

TAHUN 2016, PENDAPATAN HPH TRUST TURUN 5,06 PERSEN

01


Priok Hub Port vs Singapura

Pengusaha Pelayaran: Wait and See aja deh...

P

ELAYARAN dan cargo owner menyatakan menunggu konsep hub internasional Port Tanjung Priok. Sebab selama ini kalau hanya pengiriman langsung ke beberapa negara luar sudah dilakukan dan berjalan. Jika Tanjung Priok dijadikan sebagai pelabuhan pengumpul barang [konsolidator kargo], itupun sudah berlangsung, karena selama ini barang-barang yang ingin diekspor ke luar juga banyak pengapalannya lewat Tanjung Priok, Cuma transhipment ke Singapura, kemudian lanjut dengan mother vessel ke Negara tujuan. Masalahnya, yang hingga kini banyak mendatangkan pertanyaan adalah biaya pengapalan, apakah lebih murah lewat Singapura atau transhipmentnya dari Tanjung Priok. Namun, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan maupun Dirut PT Pelindo II Elvyn G. Masassya pernah mengungkapkan, ekspor dengan transshipment di Tanjung Priok lebih murah Rp 1,5 juta, dibandingkan harus transshipment di Singapura. Benarkah demikian, bagaimana hitungannya bisa lebih murah, dan bagaimana pengurusannya, apakah pengirim masih harus mengurus sendiri barangnya, atau otomatis diurus oleh terminal. Sebab, pola ini juga memunculkan double handling, dan biaya-biaya yang muncul menjadi beban siapa. “Kalau transshipment di Singapura biayanya sekitar US$ 40 per 20 feet kontainer, tetapi container destination Singapura kena cash US$ 150. Bagaimana dengan Tanjung Priok nanti, apakah tarif transhipmentnya lebih murah. Bukan hanya itu saja, bagaimana pula dengan kecepatan layanannya,” ujar Ketua Komite Tetap Kadin Indonesia bidang Perhubungan, Asmari Heri. Lagi pula, berapa kapal yang siap melayani, mengangkut kontainer-kontainer ekspor tersebut setiap minggu. Kalau Dirut Pelindo II me-

nyatakan akan ada kapal berkapasitas angkut 12.000 TEUs, adakah volume barang yang mau diangkut. Masih ingatkah dulu Bumi Laut Shipping pernah mengageni kapal besar [mother vessel] dari TPK Koja yang langsung ke tujuan Malaysia, lanjut Eropa, namun tak tahan lama. Karena, volume barang yang tersedia hanya berkisar 600 TEus. Padahal kapal yang dating dengan kapasitas angkut 5000 sampai 7000 TEUs. Apakah ketersediaan barang sudah benarbenar dihitung oleh pihak Pelindo II, sebab jangan sampai hanya karena ingin menyenangkan pemerintah [Kemenko Maritim dan Kemenhub], direksi Pelindo II tak berani berargumentasi dan menginformasikan sesungguhnya. Logisnya, para eksportir jika harus melakukan ekspor lewat Tanjung Priok dari Palembang misalnya, pasti akan berpikir dan berhitung bukan saja waktu, tetapi juga biaya. Termasuk servicenya, apakah Priok dapat bersaing dengan Singapura. Jumat [10/2] kemarin, sejumlah sumber di pelayaran yang dikonfirmasi menyatakan masih menunggu kejelasan konsep hub port Tanjung Priok dari BUMN Pelindo II. Mengingat, perseroan plat merah itu berharap pada tahun 2017 ini, hub port international transhippmet sudah dapat diberlakukan. “Ini mana yang bener, kemarin Presiden Jokowi menyatakan mendukung ekspor langsung dari wilayah Pelindo IV. Sementara Menko Maritim beberapa waktu lalu ngomong agar Pelindo I, III, dan IV mensupport transshipment hub prot Tanjung Priok. Mana yang benar nih, maka kita masih menunggu konsepnya,” ungkap mereka di Jakarta. So, Wait and See aja deeh...*** | OCEANWEEK.CO.ID |

penerbit: PT INDONESIA KREASI MEDIA » PeNYUNTING: Karnali Faisal » Tata letak: Givan J Setiawan » penyelaras naskah: Karnali Faisal, Agus Abdu Roza, Salsabila Miftahuzahra » Sirkulasi: Agus Abdu Roza » keuangan: Abdul Manaf ZA » Sekretaris Redaksi/Iklan: Mulke Choerunisa » Alamat Redaksi/ Sirkulasi: Jl Raya Enggano No 91 Tanjung Priok Jakarta Utara » Telp: 021-43924419, 021-4303083» FAKS: 021-43924419» contact person: Karnali Faisal HP 081289258955, WA 08128444457 » Email: karnali.faisal@gmail.com » Website: shippingforum.co.id

02

Senin 13 Februari 2017

INDONESIA SHIPPING TIMES


Kargo KTI Menurun

Okupansi Industri Pelayaran Diprediksi Anjlok 50 Persen

B

ISNIS angkutan pelayaran sepanjang 2017 diperkirakan masih lesu. Minimnya komoditas menjadi pemicu. Ketua Indonesian National Shipowners Association (INSA) Sulsel Hamka mengatakan, okupansi jasa angkutan pelayaran diprediksi anjlok 40-50 persen pada kuartal pertama 2017. Pemicunya kata dia, kargo potensial di kawasan timur Indonesia (KTI) seperti semen, kakao, dan komoditas tambang cenderung me-ngalami penurunan. “Kami berharap kondisi ekonomi bisa membaik, sehingga bisnis jasa angkutan pelayaran bisa tumbuh,” ujar Hamka, Jumat (10/2). Menurutnya, saat ini hanya ada sepuluh kapal yang beroperasi setiap satu pekan. Padahal, kata dia, tahun lalu masih ada 20 kapal yang keluar masuk melakukan bongkar muat di Pelabuhan Makassar. Hamka menyebut, pihaknya belum menemukan pemicu penurunan jasa logistik tersebut. “Jika rentetan dari tahun lalu, maka harus ada arah bisnis yang dibangun pada 2017,” paparnya. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, kata Hamka, pihaknya akan menggelar forum nasional terkait peta dan dinamika industri maritim di Indonesia. Pertemuan nasional ini juga diharapkan mampu membuka wacana diaspora kebijakan pengembangan industri maritim yang multiplier effect yang bermuara pada pertumbuhan dan pemerataan ekonomi nasional menuju kesejahteraan masyarakat,” katanya. Kegiatan ini juga diharapkan dapat mensinergikan ide tentang pertumbuhan industri maritim

INDONESIA SHIPPING TIMES

dan pelayaran nasional dengan cita-cita terwujudnya biaya logistik murah, efisien, dan terjangkau. Acara yang rencananya dibuka oleh gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo ini akan menghadirkan berbagai narasumber seperti Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang S. Brodjonegoro, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Kepala Badan Keamanan Laut RI (Bakamla) Laksamana Madya TNI Arie Soedewo, Direktur Utama PT BKI Rudianto, Ketua Umum DPP INSA Carmelita, Ketua Umum IPERINDO Eddy K. Logam. Dengan hadirnya narasumber dari berbagai elemen tersebut diharapkan Forum Nasional INSA 2017 mampu menciptakan sebuah skema baru tentang arah, formulasi serta tata kelola kebijakan industri maritim nasional yang sejalan dengan cita-cita Pemerintahan Jokowi-JK yakni menjadikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.*** | INDOPOS.CO.ID |

Senin 13 Februari 2017

03


Pelindo II Cirebon

Sultan Sepuh Keraton Cirebon Dukung Pengembangan Pelabuhan

04

Senin 13 Februari 2017

foto: Panoramaio.com

S

ULTAN Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon Pangeran Raja Adipati (PRA) Arief Natadiningrat mendukung rencana pemerintah membangun pelabuhan Cirebon. Dukungan diberikan selama dampak pengembangan itu positif. Dia meminta dampak negatif yang terjadi seperti debu batu bara bisa teratasi dengan baik. Tak hanya itu, Sultan Arief meminta pihak terkait pelabuhan peduli terhadap sarana fisik lingkungan, program sosial, kesehatan, pendidikan serta lainnya. “Cirebon sudah sejak dulu kala menjadi kota pelabuhan,” ujarnya. Sultan menjelaskan, sejarah mencatat pada abad ke 14, Laksamana Chengho dengan 300 armadanya pernah ke Cirebon. Kemudian pada abad ke 15 Cirebon sudah jadi jalur perdagangan sutra dunia, dari Persia, Tiongkok dan India datang ke Cirebon. Lalu pada abad ke 16 Cirebon mengadakan perdagangangan dengan Eropa melalui VOC dan abad ke 19 adalah salah satu Cirebon pengekspor gula terbesar dunia. “Cirebon juga merupakan keraton maritim karena terletak di pinggir pantai dan diapit dua sungai yakni di depan Sungai Sipadu dan di belakang Sungai Kriyan. Sudah selayaknya Pelabuhan Cirebon dikembalikan kepada sejarahnya,” lanjut Sultan. Tak hanya itu, sambung Sultan, Cirebon juga terkenal dengan komoditas lautnya yaitu rebon atau udang kecil dan terasi yang terbuat dari air rebon. Untuk itu, Sultan berharap pengembangan Pelabuhan memberi manfaat yang positif bagi masyarakat khususnya Kota Cirebon dan Jawa Barat pada umumnya. “Serta kepada seluruh pihak terkait untuk bisa mengembangkan pelabuhan dan dikelola dengan baik, sehingga mampu menghidupi masyarakat agar menjadi sejahtera,” harapnya.

Tunggu Kemenhub Seperti diberitakan sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, telah menyetujui pengembangan pelabuhan Cirebon. Selanjutnya tinggal menunggu persetujuan Kementerian Perhubungan. Menurut rencana, pengembangan pelabuhan tersebut akan terintegrasi dengan kereta api. Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Cirebon, Revolindo, menyatakan bahwa Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Cirebon telah disetujui oleh Gubernur Jabar. “Sejak 30 Desember 2016 sudah ditandatangani Gubernur Jabar,” kata Revo, Jumat, 3 Februari 2017 lalu. Hanya, masih ada sejumlah berkas yang harus dilengkapi. Karena itu, Revo pun harus segera memanggil konsultan untuk melengkapi sejumlah berkas yang diminta. Revo berjanji pihaknya akan mendorong agar RIP tersebut bisa segera disetujui, terutama melalui Dirjen Perhubungan Laut. “Menurut saya, berkasnya sudah lengkap. Mudah-mudahan bisa secepatnya disetujui,” ucapnya. *** | JAWAPOS.COM |

INDONESIA SHIPPING TIMES


Pelindo III

Pusat Basis Maritim, Pemerintah Dorong Pembangunan Pelabuhan Gili Mas

P

EMERINTAH saat ini tengah berupaya mengembangkan pelabuhan baru di kawasan Indonesia bagian Tengah. Salah satunya adalah Pelabuhan Gili Mas di Kabupaten Lombok Barat. Kehadiran Pelabuhan Gili Mas ini ditargetkan dapat meningkatkan konektivitas menuju Nusa Tenggara Barat (NTB). Konektivitas ini diharapkan dapat mendorong sektor pariwisata di Indonesia. Tak hanya itu, pelabuhan ini juga ditargetkan dapat meningkatkan jumlah kapal pesiar yang akan berlabuh. “Adanya pelabuhan ini dapat meningkatkan ekonomi berbasis maritim dan wisata bahari di sisi barat Lombok,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam keterangan tertulisnya, Minggu (12/2/2017). Hadirnya Pelabuhan Gili Mas, menurut Darmin, juga diharapkan dapat menopang kemampuan pengangkutan barang dan orang. Pasalnya, Pelabuhan Lembar yang ada saat ini tidak dapat menampung kapasitas barang dan fasilitas lainnya. “Di sini (Pelabuhan Gili Mas) nanti akan dibangun terminal kapal pesiar dan peti kemas hingga 200.000 kontainer serta terminal penumpang dengan kapasitas 1.500 orang,” imbuh Darmin.

INDONESIA SHIPPING TIMES

Secara total, Pelabuhan Gili Mas memiliki total luas lahan sebesar 100 hektare (ha). Pengerjaan tahap I direncanakan akan rampung tahun 2019, sementara tahap II diperkirakan selesai 2021. Peletakan batu pertama (groundbreaking) sendiri telah dilakukan pada 17 Desember 2016. Sebelumnya, Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) Orias Petrus Moedak mengatakan bahwa Pelabuhan Gili Mas akan menjadi sentra komoditi pangan, khususnya jagung dan padi. Adapun kapasitas pelabuhan tersebut nantinya 1 juta ton untuk jagung dan 2,5 juta ton beras. “Itu potensi NTB yang ada. Tujuan kita adalah bangun dari pinggir dan untuk membawa keluar produk yang ada ke daerah lain,” ujarnya beberapa waktu lalu.*** | OKEZONE.COM | DEDY AFRIANTO |

Senin 13 Februari 2017

05


Kawasan Ekonomi Khusus

Seabrek Fasilitas Manjakan Investor KEK Mandalika

P

EMERINTAH memberikan perhatian serius terhadap pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Hal ini ditandai dengan akan dibangunnya infrastruktur dan fasilitas penunjang sebagai bagian dari 10 destinasi utama pariwisata Indonesia. Sebelumnya pemerintah di bawah Kementerian Pariwisata telah menetapkan 10 destinasi pariwisata prioritas yaitu Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Candi Borobudur, Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Danau Toba (Sumatera Utara), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), BromoTengger-Semeru (Jawa Timur), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Tanjung Lesung (Banten), Morotai (Maluku Utara) dan Tanjung Kelayang (Belitung). “Berbagai persyaratan bagi beroperasinya KEK telah siap seperti lahan, administrator dan aparatur administrator, pelimpahan kewenangan, perangkat pendukung dan infrastruktur dalam kawasan,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam kegiatan Laporan Perkembangan KEK Mandalika, Lombok, dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (11/2/2017), Turut hadir di antaranya Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat Muhammad Amin, Wakil Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri, perwakilan anggota DPRD NTB serta pimpinan PT Indonesia Tourism Development Corporation. Darmin menuturkan tanpa adanya kelengkapan-kelengkapan tersebut, akan sangat sulit bagi suatu KEK untuk mengembangkan dan membangun diri. “Muaranya, akan sukar bagi kita semua mengedepankan dan meraih sukses peningkatan kesejahteraan masyarakat yang sebenarnya menjadi salah satu tujuan inti dari kebijakan KEK,” sambungnya. Daya Tarik Untuk memberikan fasilitas dan kemudahan di KEK, pemerintah telah memberikan kepastian sekaligus memberikan daya tarik bagi penanam

06

Senin 13 Februari 2017

modal melalui penetapan PP Nomor 96 Tahun 2015 tentang Fasilitas dan Kemudahan di KEK dan Perpres Nomor 3 Tahun 2015 tentang Proyek Strategis Nasional. Fasilitas dan kemudahan yang tersedia cukup luas, di antaranya Fasilitas PPh Badan, Pembebasan PPh Pasal 22 Impor, Fasilitas PPN dan PPnBM, Fasilitas Bea Masuk dan Cukai, Fasilitas Kegiatan Utama Pariwisata, Fasilitas Lalu Lintas Barang, Fasilitas Ketenaga kerjaan, Fasilitas Keimigrasian, Fasilitas Pertanahan, Fasilitas Perizinan dan Non Perizinan. “KEK Mandalika telah memanfaatkan berbagai kemudahan tersebut yang, sementara menunggu lengkapnya administrator, difasilitasi oleh Sekretariat Dewan Nasional KEK,” ungkap Menko Perekonomian. Demikian pula dengan dukungan infrastruktur wilayah, berbagai infrastruktur wilayah tengah dikembangkan dan disempurnakan, khususnya yang terkait dengan konektivitas. Di tahun 2017 ini Bandara Internasional Lombok (BIL) akan dilengkapi dengan dua apron baru untuk pesawat berbadan lebar (widebody) sekelas Boeing 777 atau Airbus 330. Artinya BIL akan mampu menampung 10 (sepuluh) apron pesawat berbadan sedang (narrow body) dan 2 (dua) apron untuk berbadan lebar. Pengembangan bandara juga akan dilanjutkan dengan perpanjangan landas pacu dari 2750 meter menjadi 3000 meter. Direncanakan, dalam waktu dekat, BIL akan mampu melayani penerbangan jarak jauh (long haul). Selain itu, Terminal Pelabuhan Gili Mas di Teluk Lembar dalam proses pengembangan. Melalui terminal ini kapal pesiar (cruise) dapat merapat dan efisien menurunkan wisatawan tanpa perlu lagi lego jangkar di tengah laut.*** | DETIK.COM | METROTVNEWS.COM |

INDONESIA SHIPPING TIMES


Pemerintah Genjot Pembangunan Infrastruktur

ENJUALAN kendaraan niaga jenis truk diproyeksi membaik di tahun ini. Selain karena bergairahnya harga komoditas, kenaikan aktivitas bisnis logistik juga menjadi harapan kenaikan penjualan kendaraan untuk angkutan niaga tersebut. “Tahun ini kami melihat pasar mobil niaga bisa tumbuh 6%, kata Duljatmono, Direktur of MFTBC Marketing Division PT Krama Yudha Tiga Berlian kepada KONTAN, Jumat (10/2). Meski begitu, Duljatmono berharap, penjualan merek produknya seperti Fuso bisa di tumbuh sampai 10% tahun ini. Selain imbas kenaikan harga komoditas, penjualan kendaraan niaga naik karena sebagian proyek infrastruktur mulai beroperasi. Proyek infrastruktur sebagian sudah bisa digunakan seperti; ruas tol Trans Jawa dan Trans Sumatera serta puluhan pusat logistik berikat. “Kami melihat 80% penjualan kendaraan niaga akan menyasar sektor logistik, disusul komoditas, perkebunan, dan juga tambang,” kata Duljatmono. Potensi kenaikan penjualan kendaraan niaga tahun ini juga diprediksi PT Volvo Indonesia. Volvo yang juga sebagai agen pemegang merek (APM) kendaraan niaga merek UD Trucks menduga kenaikan penjualan akan terjadi untuk logistik dan komoditas. Vanda Kusumaningrum, Communication Manager Volvo Indonesia bilang, kenaikan penjualan terbesar sampai 70% berasal dari penjualan untuk sektor logistik. Adapun sisanya berasal dari tambang dan konstruksi.” Karena jalan lebih mudah diakses, jadi ekonomi daerah akan naik untuk mengirim barang dari dan ke kota besar. Oleh karena itu target kami penjualan tahun ini naik 30%,” kata Vanda, Jumat lalu. Dari segi produk, Volvo belum berencana menambah model baru. Adapun dari sisi penjualan, Vanda bilang, 80% pasarnya masih ada

INDONESIA SHIPPING TIMES

foto: emaritim.com

P

Sektor Logistik Jadi Sasaran Produsen Truk Geber Penjualan

di Jawa dan sisanya dari luar Jawa. Merujuk data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan UD Trucks per November 2016 tercatat 1.596 unit. Sementara itu, Duljatmono, Direktur of MFTBC Marketing Division PT Krama Yudha Tiga Berlian menyebut industri otomotif tahun 2016 naik 4,3% yang dimana kendaraan penumpang menyumbang peningkatan penjualan 14,5%. “Sayangnya meski pasar otomotif naik, terjadi penurunan penjualan di segmen kendaraan niaga sebesar 12,4%.” Mitsubishi Fuso mengklaim masih menjadi market leader dengan market share 45,8%. “Tahun ini kami lihat pasar niaga bisa bertumbuh 6% dan kami targetkan penjualan Fuso bisa naik 10%,” kata Duljatmono. Duljatomono menambahkan faktor ekonomi yang tumbuh 5% menjadi pemicu utamanya. Selain itu, dari selesainya pembangunan infrastruktur. Seperti ruas tol Trans Jawa dan Trans SUmatera dan juga peresmian puluhan logistik berikat di berbagai wilayah. “Kami lihat 80% penjualan dari sektor logistik menjadi alasannya, disusul dari komoditas, perkebunan, dan juga tambang,” kata Duljatmono.*** | KONTAN.CO.ID | Senin 13 Februari 2017

07


Perang Tarif Angkutan Kontainer

Pemerintah Harus Tetap Menjaga Aspek Keselamatan Pelayaran foto: transportasi.co

F

ENOMENA terus menurunnya ongkos angkutan laut kontainer dipastikan bukan karena faktor kartel harga atau adanya mafia. Namun hal tersebut karena karena adanya perang tarif antaroperator pelayaran yang sudah berlangsung sejak lama. Bahkan kecenderungan persaingan tersebut sudah mendekati persaingan yang sempurna. Demikian ditegaskan Johnson W. Sutjipto, Ketua Umum Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) 2008-2011, menanggapi pernyataan Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bay M. Hasani. Sebelumnya Bay menilai ongkos angkutan laut kontainer yang sangat murah sekarang ini diduga adanya permainan perusahaan pelayaran berskala besar terhadap tarif sehingga mematikan usaha pelayaran kecil. Menurut Johnson, sejumlah faktor yang menjadi penyebab terjadinya perang tarif angkutan barang, khususnya angkutan laut kontainer

08

Senin 13 Februari 2017

adalah: Pertama, terbatasnya pangsa pasar angkutan kontainer dalam negeri sebagai dampak pelemahan global dan perdagangan antarpulau. Kedua, tidak seimbangnya ketersediaan ruang muat kapal dengan muatan dimana populasi kapal kontainer terus bertambah dengan kapal-kapal yang ruang muat yang semakin besar, sedangkan muatan tidak bertumbuh. Ketiga, tidak seseimbangnya muatan dari dan ke sejumlah pelabuhan di Indonesia, terutama pada rute balik menuju pelabuhan utama dari berbagai pelabuhan di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Namun, perang tarif tersebut justru menguntungkan pemilik barang karena harga-harga akan semakin murah. “Disini pemerintah dapat berperan untuk memastikan tetap terpenuhinya aspek keselamatan (safety) pelayaran,� katanya.*** | TRANSLOGTODAY.COM | AJI |

INDONESIA SHIPPING TIMES


Ini Dia, 10 Perusahaan Pelayaran Terbaik versi PIP Semarang foto: beritartrans.com

P

OLITEKNIK Ilmu Pelayaram (PIP) Semarang menganugerahkan penghargaan bagi perusahaan pelayaran dan pemangku kepentingan yang terbaik dan berkontribusi besar dalam pelaksanaan pendidikan dan lastihan (diklat) calon pelaut di kampus PIP Semarang. “Company Priorty Award PIP Semarang tahun 2017 itu diberikan kepada 10 perusahaan pelayaran baik Manning dan shippping dengan kriteria level mutual tinggi sebagai mitra dan mendukung pelaksanaan diklat di PIP Semarang,” kata Direktur PIP Semarang Capt. Wisnu Handoko, M.Sc didampingi Ketua Panitia Company Priority Award 2017 PIP Semarang Capt. Ilham Ashari, MM, M.Mar menjawab Beritatrans. com di Jakarta, Sabtu (11/2/2017). “Mereka itu adalah PT Karya Sumber Energy, PT Pertamina Shipping, PT Karya Bhakti Adil, PT Samudera Indonesia, PT Jasindo Duta Segara, PT Berlian Laju Tanker, PT Salam Pacifik Indonesia Lines, PT Cipta Wira Tirta (NYK Agent), PT Korin Global Mandiri, PT Waruna shipping,” kata Capt. Wisnu lagi. Penghargaan tersebut, menurut Capt. Ilham, diberikan sebagai wujud penghargaan kepada mitra perusahaan pelayaran baik swasta mau-

INDONESIA SHIPPING TIMES

pun BUMN atas dukungan kepada para taruna dan perwira lulusan PIP semarang selama beberapa tahun terakhir dengan jumlah maksimal yang dibutuhkan. Diharapkan dapat menjadi motivasi kepada pelaku usaha sektor pelayaran yang lain untuk dapat lebih meningkatkan dukungan dan kerjasama diklat dengan PIP semarang di masa yang akan datang. “Penghargaan ini sebagai ungkapan terimakasih Civitas Akademika PIP Semarang memberikan pelayanan diklat prioritas kepada mitra kerja yang berprestasi. Semoga di tahun mendatang semakin banyak perusahan pelayaran yang dapat memenuhi kriteria yang di tentukan oleh manajemen PIP Semarang dan berhak menerima perngharaan serupa,” jelas Ilham lagi. Penghargaan itu, lanjut Ilham, merupakan upaya yang dilakukan ini sejalan dengan program kampus PIP Semarang sebagai Satker Badan Layanan Umum (BLU) dengan pendapatan berbasis kinerja yang salah satu indicatornya adalah pelayanan prima.*** | BERITATRANS.COM | HELMI |

Senin 13 Februari 2017

09


SCI: Indonesia Butuh Pelabuhan Komoditas Khusus foto: tribunnews.com

P

EMBANGUNAN pelabuhan khusus komoditas dibutuhkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi biaya logistik. Chairman Supply Chain Indonesia (SCI) Setijadi mengatakan, untuk menekan harga komoditas, pembangunan infrastruktur logistik harus disesuaikan dengan karakteristik produk. Misalnya, pembangunan pelabuhan sesuai dengan produk atau komoditas yang ditangani seperti pelabuhan perikanan, pelabuhan gas cair, atau pelabuhan batubara. “Dengan adanya pelabuhan khusus tersebut maka prosesnya akan lebih efektif dan efisien,� katanya kepada Bisnis.com di Jakarta, Minggu (12/2/2017). Menurutnya, pembangunan pelabuhan khusus komoditas harus menjadi perhatian pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Bagi pemerintah daerah, pembangunan pelabuhan khusus tersebut menjadi salah satu upaya penting dalam meningkatkan komoditas unggulan wilayahnya. Secara nasional, komoditas unggulan wilayah tersebut bisa menjadi unggulan nasional.

10

Senin 13 Februari 2017

Oleh karena itu, rencana pembangunan pelabuhan khusus dan infrastruktur transportasi dan logistik lainnya disusun dalam perencanaan pengembangan sistem logistik daerah (sislogda) mengacu sistem logistik nasional. Kasterisasi Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution meminta pengelola pelabuhan fokus menggarap potensi alur logistik antarpulau. Pasalnya, selama ini pengelola pelabuhan cenderung berfokus pada angkutan manusia. Walhasil, kata Darmin, distribusi logistik kerap kali kurang tergarap dengan baik. “Makanya untuk ke depan pengelola pelabuhan seharusnya mulai fokus ke barang,� kata Darmin di Lombok, Ahad, 12 Februari 2017. Langkah itu seiring dengan kebijakan pemerintah yang mulai melakukan kasterisasi komoditas. Jika sesuai dengan rencana, pemerintah di wilayah timur Indonesia, khususnya di Lombok, Nusa Tenggara, hingga Merauke, bakal dijadikan lokasi perkebunan jagung dan tebu.*** | BISNIS.COM | TEMPO.CO |

INDONESIA SHIPPING TIMES


ALI: Pusat Logistik Berikat Tambah Pendapatan Negara foto: beritatrans.com

P

USAT logistik berikat yang tertuang dalam Paket Kebijakan II diyakini para pelaku usaha tidak akan menggerus pendapatan negara, sebaliknya menambah penghasilan negara. Zaldy Ilham Masita, Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) mengatakan meskipun ada insentif berupa penangguhan bea masuk bagi pengelola pusat logistik berikat (PLB) komoditas impor, namun hal itu tidak menggerus pendapatan negara. “PLB itu malah akan menaikkan pendapatan negara, misal, barang di stok dulu di Singapura dan Malaysia, sekarang di Indonesia maka ada tambahan income,� ujar Zaldy, Jumat (10/2). Dia menyebutkan PLB tidak banyak mempengaruhi penurunan cashflow. Sebaliknya, jika di setiap daerah seluruh Indonesia bisa memiliki PLB sesuai komoditas masing-masing maka ada tambahan pajak penghasilan dari perusahaan penimbun. PLB atau gudang raksasa adalah salah satu program dalam Paket Kebijakan Ekonomi II yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 85/2015 memiliki fasilitas yang memudahkan pelaku usaha, misalnya; penangguhan bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI), serta beberapa fasilitas operasional lainnya. Pada 16 September 2016, Kementerian Perdagangan telah menerbitkan Peraturan

INDONESIA SHIPPING TIMES

Menteri Perdagangan Nomor 64/2016 tentang Ketentuan Pemasukan dan Pengeluaran Barang Asal Luar Daerah Pabeanan dari PLB. Beleid ini mengatakan barang yang masuk PLB tidak dikenakan ketentuan impor. Regulasi ini juga mewajibkan barang yang masuk PLB harus melalui verifikasi atau penelusuran teknis oleh surveyor yang ditunjuk pemerintah. Adapun bahan baku, barang, atau komoditas yang boleh masuk ke PLB diputuskan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Kementerian Keuangan. DJBC bertugas mengawasi pergerakan barang dari pelabuhan menuju PLB dan keluar dari PLB. PLB diprediksi bisa menekan biaya produksi misalnya; industri tekstil, industri perkapalan, industri infrastruktur, industri kimia dan farmasi. PLB diyakini bisa membantu efisiensi antara 20% sampai 30%. Efisiensi termasuk penekanan nilai inventory di sisi importir. Nilai ini didapatkan dari penghematan yang disebabkan dari kecepatan proses di pelabuhan. Tak hanya itu, menurut World Bank, pembentukan PLB telah memotong rantai pasok impor. Dari industri garmen kapas pun bisa diimpor langsung hingga ke dalam negeri.*** | BISNIS.COM | GLORIA FK LAWI | Senin 13 Februari 2017

11


Kinerja Tahun 2016

Pendapatan HPH Trust Turun 5,6% foto: googleimage

P

erusahaan pengelola terminal kontainer terkemuka, Hutchison Port-Holdings Trust (HPH Trust), sepanjang tahun 2016 lalu berhasil membukukan pendapatan sebesar 1,5 miliar dolar AS. Angka ini turun 5,6% dari tahun sebelumnya sebesar 1,6 milIar dolar AS. Indikator penurunan pendapatan ini terlihat dari kinerja terminal petikemas HPH, Hongkong International Terminal (HIT) yang menurun 6,2% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2015. Penurunan ini disebabkan melemahnya pengiriman kargo intra-asia dan juga kontainer transshipment. Hal yang sama juga dialami Yantian International Container Terminal (YICT) yang turun 3,9% dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015. Faktor penurunan sama seperti yang terjadi di HIT yakni melemahnya pengiriman kargo dan transshipment. Ini masih ditambah dengan penurunan pertumbuhan kargo untuk kawasan AS dan Uni Eropa baik di HIT, COSCOHIT dan ACT yang keseluruhan mencapai 8% untuk periode yang sama.

12

Senin 13 Februari 2017

Dari sisi nilai pendapatan per TEUs, pelabuhan Hong Kong masih sama dengan tahun lalu. Sedangkan China menurun karena faktor depresiasi mata uang RMB. Selain faktor pelemahan ekonomi AS dan Eropa, kinerja HPH Trust sepanjang tahun 2016 juga dipengaruhi oleh faktor konsolidasi structural yang dilakukan perusahaan-perusahaan pelayaran. “Sekarang ini perusahaan-perusahaan pelayaran memanfaatkan kapal-kapal ukuran besar yang mereka miliki benar-benar demi efisiensi, biaya dan waktu. Ini bisa dilihat dari langkah konsolidasi muatan yang dilakukan tiga perusahaan pelayaran besar di Jepang (NYK, MOL dan Kline), “ungkap HPH Trust. Bagi HPH Trust, ketidakpastian situasi perdagangan global, memaksa manajemen bersikap hati-hati dalam memprediksi pertumbuhan kargo tahun 2017. Karena itu, perusahaan akan terus berusaha melakukan efisiensi dan peningkatan produktivitas.*** | WORLDMARITIMENEWS.COM | SHIPPINGFORUM.CO.ID |

INDONESIA SHIPPING TIMES


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.