Indonesia Shipping Times Edisi 17 Juli 2017

Page 1

INDONESIA

SHIPPING TIMES BULETIN INFORMASI PELAYARAN, PELABUHAN DAN LOGISTIK

No 171• Vol IX • Senin 17

Juli 2017

PERKUAT “OBOR”

NINGBO ZHOUSHAN CHINA DIKABARKAN BAKAL INVESTASI RP 7,6 T DI TERMINAL KALIBARU

MENHUB IRI FILIPINA MAMPU SUPLAI 4 JUTA PELAUT SETIAP TAHUN

WADUH, SEMESTER I DWELLING TIME PELABUHAN DI INDONESIA 3,5 HARI

KEBAKARAN KAPAL DI PATI SEBABKAN KERUGIAN MILIARAN RUPIAH

KNKT: KETIDAKPATUHAN SERTIFIKASI PICU KEBAKARAN KM ZAHR O EXPRESS

01


Menhub Iri Filipina Mampu Suplai 4 Juta Pelaut Setiap Tahun DETIK.COM

M

ENTERI Perhubungan Budi Karya Sumadi mengunjungi Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP). Budi membandingkan Tenaga Kerja Laut RI dengan Filipina. “Komparasi baik di mana Indonesia menjadi salah satu sumber suplai tenaga kerja laut besar dengan 400 ribu orang. Tapi kita iri dengan Filipina yang bisa suplai tenaga 4 juta orang,” kata Budi di sela-sela kunjungannya di STIP, Marunda, Jakarta Utara, Minggu (16/7/2017). Meski begitu Budi mengatakan tenaga kerja laut di Indonesia menjadi primadona di Eropa dan Amerika. Selain Amerika dan Eropa, China juga meminta tenaga kerja laut dari Indonesia. “Yang banyak itu ke Eropa sama ke Ameri-

ka. Terutama Eropa, karena Eropa itu kan memang banyak negara yang memang punya kapal secara internasional yang bahkan juga China yang dengan adanya itu, mereka mendapatkan tenaga-tenaga kerja terlatih,” tutur Budi. Budi menjelaskan kemampuan tenaga kerja laut di Indonesia sama dengan negara lain, termasuk Filipina. Menurutnya yang membedakan hanya kemampuan dalam berkomunikasi secara internasional terutama kelihaian menggunakan bahasa Inggris. “Kita nomor dua tapi saya pikir dengan fasilitas seperti ini di Filipina enggak ada. dan kita juga mampu. kita tinggal meningkatkan kemampuan komunikasi saja,” ucapnya. *** DETIK.COM | AKHMAD MUSTAQIM

penerbit: PT INDONESIA KREASI MEDIA » PeNYUNTING: Karnali Faisal » Tata letak: Givan J Setiawan » penyelaras naskah: Karnali Faisal, Agus Abdu Roza, Salsabila Miftahuzahra » Sirkulasi: Agus Abdu Roza » keuangan: Abdul Manaf ZA » Sekretaris Redaksi/Iklan: Mulke Choerunisa » Alamat Redaksi/ Sirkulasi: Jl Raya Enggano No 91 Tanjung Priok Jakarta Utara » Telp: 021-43924419, 021-4303083» FAKS: 021-43924419» contact person: Karnali Faisal HP 081289258955, WA 08128444457 » Email: karnali.faisal@gmail.com » Website: shippingforum.co.id

02

Senin, 17 Juli 2017

INDONESIA SHIPPING TIMES


KEDAIPENA.COM

Semester I 2017, Angka Dwelling Time Kembali Naik Di atas 3,5 Hari

K

ESERIUSAN pemerintah menurunkan biaya logistik sebagai langkah menekan melambungnya harga barang dengan menekan angka dwelling time sepertinya belum berbuah manis. Pasalnya, jika di tahun 2016, dwelling time sempat turun di angka 2,9 hari, pada semester I-2017 dwelling time kembali naik di kisaran 3,5 hari. Direktur Jenderal Perhubungan Laut Antonius Tonny Budiono mengatakan kenaikan angka dwelling time pada semester I-2017 karena kenaikan arus barang. Ia bilang, dengan melambungnya kebutuhan masyarakat jelang Hari Raya Idul Fitri, maka berdampak pada meningkatnya barang yang datang. Ia menyebut, peralatan untuk mengakomodir arus barang terbilang kurang. Hal ini menyebabkan waktu tunggu penyelesaian dwelling time

INDONESIA SHIPPING TIMES

menjadi bertambah. “Ada antrean karena kebutuhan barang. Ini otomatis berdampak pada bertambahnya dwelling time,” kata Tonny, Jumat (14/7). Dia mengatakan, pihaknya masih akan kembali mengevaluasi ihwal permasalahan pada implementasi di lapangan untuk kembali menekan angka dwelling time hingga mencapai target yang ditetapkan pemerintah. Tonny berjanji, jika ada permasalahan pada proses bongkar muat, maka akan segera diperbaiki. Jika permasalahannya pada proses administrasi, pihaknya akan memberi sanksi pihak yang terbukti bersalah. Nah untuk semester II 2017, dia menjanjikan angka dwelling time akan kembali menurun ketimbang semester I 2017. “Kami akan rapat koordinasi dulu,” jelasnya.*** KONTAN.CO.ID | RAMADHANI PRIHATINI Senin, 17 Juli 2017

03


Pelabuhan Tak Punya Dermaga, Turis Nyebur ke Laut untuk Capai Daratan JAWAPOS.COM

P

ELABUHAN rakyat (pelra) di Dusun Ketapang, Desa/Pulau Masakambing, Kecamatan/Pulau Masalembu, Sumenep tidak dilengkapi dermaga. Padahal pelabuhan tersebut merupakan sarana ke wisata konservasi kakaktua jambul kuning. Di dunia, burung kakaktua jenis itu hanya ada di Pulau Masakambing. Media yang berkunjung ke Pulau Masakambing, Sabtu (15/7) menyaksikanp enumpang yang turun dari perahu harus nyebur ke laut dengan kedalaman air hingga perut. Perahu tidak bisa sandar ke pelabuhan karena tidak ada dermaga. Saharuddin, 28, warga Pulau Masakambing mengatakan, dermaga di pelabuhan sangat dibutuhkan. Sebab, selain akses warga seharihari dari dan menuju Pulau Masalembu, pelra di Dusun Ketapang itu juga kebutuhan bagi wisatawan. Banyak wisatawan mancanegara (wisman) datang ke Pulau Masakambing, seperti dari Australia, Amerika Serikat, dan berbagai negara lainnya. Wisman datang untuk melihat burung kakaktua jambul kuning jenis abbotti. Sebab burung dengan bulu putih polos itu hanya ada di Masakambing. ”Kami berharap kepada pemerintah, baik kabupaten, provinsi, maupun pusat, untuk memer-

04

Senin, 17 Juli 2017

hatikan ini. Sebab Pulau Masakambing memiliki kekayaan wisata burung kakaktua yang jadi tujuan kunjungan wisatawan asing,” tuturnya. Infrastruktur di Masakambing harus diperhatikan agar wisatawan merasa nyaman. Jadi, wisatawan tidak harus nyebur untuk sampai ke daratan. Hal itu membuat wisatawan merasa tidak nyaman saat menuju tempat wisata. Selain itu, apabila tak kunjung dilengkapi dermaga, khawatir wisatawan memiliki kesan kurang baik. Sebab, Pulau Masakambing merupakan tujuan wisatawan dunia. Burung kakaktua jambul kuning sebagai daya tariknya. Didik, wisatawan asal Kalianget yang ditemui di lokasi wisata kakaktua mengaku bangga Sumenep memiliki jenis burung yang hanya ada di Pulau Masakambing, yang kini menjadi perhatian dunia. Sayang, infrastruktur penunjang menuju Masakambing tidak memadai. ”Pemerintah perlu memerhatikan kenyamanan wisatawan yang datang dengan membenahi infrastruktur. Pariwisata berdampak pada ekonomi warga. Misalnya, ojek dan sewa rumah penduduk untuk bermalam wisatawan,” ujarnya.*** JAWAPOS.COM | ABDUL BASRI

INDONESIA SHIPPING TIMES


Penyelesaian Pelabuhan Punggur Tunggu Lelang BATAMPOS.CO.ID

P

ELABUHAN Telaga Punggur hingga kini tidak juga kunjung dioperasikan. Sekilas bangunan pelabuhan ini telah rampung dikerjakan. Namun ternyata masih ada beberapa kekurangan, sehingga pelabuhan ini urung dioperasikan. “Operasional belum bisa, karena ada beberapa kekurangan. Hal itu berdasarkan dari peninjauan pihak BP Batam sendiri dan BPKP,” kata Direktur Humas BP Batam, Andi Antono, Sabtu (15/7). Ia menjabarkan hal-hal yang perlu diselesaikan yakni tempat parkir yang masih belum ada, pagar pembatas, lalu di bagian dalam perlu ada penambahan. “Kami juga masih mengecek apa saja kekurangan lainnya,” ucapnya. Pelabuhan ini bisa saja digunakan saat ini. Namun bila beberapa penambahan ini dilaksanakan saat penumpang hilir mudik, maka akan menganggu kenyamanan masyarakat. Makanya pihak BP Batam tak ingin mengoperasikan pelabuhan itu saat ini.

INDONESIA SHIPPING TIMES

“Repotkan, ada penumpang. Lalu pengerjaan dilakukan juga,” tuturnya. Selain itu, alasan lainnya belum dioperasikan pelabuhan, karena ada prosedur yang harus dilalui BP Batam. “Kalau kami langsung operasikan juga, bisabisa kami diperiksa pihak berwenang,” ujarnya. Untuk penyelesaian pelabuhan ini, pihaknya akan melakukan lelang dalam waktu dekat. Pihak yang menang lelang, akan ditunjuk menyelesaikan pembangunan pelabuhan tersebut. “Kemungkinan tahun ini selesai, dan tahun depan dioperasikan,” ucapnya. Ia menjelaskan bahwa bagian parkir pelabuhan tersebut, pihaknya haruslah merubuhkan bangunan terminal lama. Dan untuk merubuhkan itu, kata Andi pihaknya haruslah melakukan inventarisir terlebih dahulu. “Kami gak mungkin merubuhkan begitu saja. Harus kami hitung dulu dan laporkan,” tuturnya.*** BATAMPOS.CO.ID | Senin, 17 Juli 2017

05


AKTUAL.COM

Dorong Wisata Marina, PT Pelindo III Kembangkan Pelabuhan RI

P

T Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III melakukan pengembangan untuk beberapa pelabuhannya yang diperuntukkan untuk wisata marina. Di antaranya BanyuwangiJawa Timur, Lombok Barat-NTB, Benoa-Bali, dan Labuan Bajo-NTB. Corporate Secretary Pelindo III Faruq Hidayat mengatakan bahwa pembangunan fisik fasilitas pelabuhan marina dilakukan bertahap. Hingga saat ini baru 1 pelabuhan marina yang beroperasi yakni di Pelabuhan Marina BenoaBali. Sementara 2 lokasi lainnya saat ini tengah dalam tahap konstruksi, yakni Pelabuhan Marina Boom-Banyuwangi dan Pelabuhan Marina Gilimas-Lombok Barat. “Pelabuhan Marina Boom-Banyuwangi saat ini konstruksi sudah mencapai sekitar 85 persen. Kami targetkan pada awal 2018 mendatang sudah beroperasi secara penuh,” kata Faruq melalui keterangan resminya di Jakarta. Dia menambahkan Pelabuhan Marina Gilimas-Lombok Barat saat ini masih pada tahap awal konstruksi yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2020 mendatang. Sementara untuk

06

Senin, 17 Juli 2017

Pelabuhan Marina Labuan Bajo-NTT, pihaknya menyatakan hal tersebut masih dalam proses perencanaan.Pelindo III menyebut potensi wisata di wilayah timur Indonesia sebagai rute wisata ‘butterfly route’ dengan Labuan Bajo sebagai pelabuhan wisata utama atau dikenal dengan istilah ‘Turnaround Cruise Port’. Para wisatawan dapat memulai perjalanan wisatanya dari Labuan Bajo dengan rute menuju ke arah timur menuju Maumere, Larantuka, Adanora, Lembata, Kalabahi, Kupang, Rote, Sabu, Ende, Almere, Waingapu, Waikelo, dan kembali ke Labuan Bajo. Sementara untuk rute ke arah barat mulai dari Labuan Bajo, Celukan Bawang, Probolinggo, Banyuwangi, Benoa, Lembar, Badas, Bima, dan kembali ke Labuan Bajo. “Wisatawan pengguna kapal pesiar tidak perlu ke Singapura ataupun ke Australia, langsung saja ke Indonesia. Mereka dapat mulai perjalanan ataupun langsung pulang ke negara asalnya dari Labuan Bajo. Itu yang disebut dengan istilah turnaround cruise port,” pungkas Faruq.*** MERDEKA.COM | SITI NUR AZZURA

INDONESIA SHIPPING TIMES


China Kritik Indonesia Ganti Nama Laut China Selatan jadi Laut Natuna Utara

K

EPUTUSAN pemerintah Indonesia yang akan mengubah penyebutan nama Laut China Selatan menjadi Laut Natuna Utara, memicu kritik dari Tiongkok. Diwakili oleh Kementerian Luar Negeri-nya, Beijing menyebut bahwa tindakan Indonesia ‘dinilai tidak masuk akal’. “Langkah pergantian nama itu tidak masuk akal dan tidak selaras dengan upaya standarisasi mengenai penyebutan wilayah internasional,” jelas Menteri Luar Negeri China Geng Shuang dalam sebuah konferensi pers. Demikian seperti yang diwartakan oleh CNN, Minggu (16/7/2017). “Kami berharap agar negara relevan di kawasan mampu berkolaborasi dengan China untuk tujuan bersama serta situasi di kawasan Laut China Selatan,” tambah Geng Shuang. Sebelumnya, pada Jumat 14 Juli 2017, Deputi I Bidang Kedaulatan Maritim Kemenko Kemaritiman Arif Havas Oegroseno menyebut bahwa pemerintah Indonesia secara resmi akan mengubah penyebutan nama Laut China Selatan menjadi Laut Natuna Utara. “Di utara Natuna, kita berikan nama baru sesuai praktik yang sudah ada, yaitu Laut Natuna Utara,” ujar Arif Havas dalam konferensi pers. Justifikasi Indonesia Arif Havas Oegrosono menjelaskan bahwa, Indonesia memiliki kewenangan untuk memberikan nama di wilayah teritorial di Tanah Air. Ada pun untuk kepentingan pencatatan resmi secara internasional dapat dilakukan melalui forum khusus pencatatan nama laut, yakni International Hydrographic Organization (IHO). “Memang kita perlu ‘update’ terus penamaan laut ini. Untuk PBB nanti kita berikan ‘update’ juga batas yang sudah disepakati. Ini supaya masyarakat internasional mengetahui kalau lewat dia paham itu wilayah mana,” katanya. Pria yang kerap dipanggil Havas itu juga menambahkan, penamaan Laut Natuna Utara disesuaikan agar sejalan dengan sejumlah kegiatan pengelolaan migas yang dilakukan di wilayah tersebut. Selama ini, sejumlah kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas telah menggunakan nama Natuna Utara, Natuna Selatan atau North East Natuna dalam nama proyeknya.

INDONESIA SHIPPING TIMES

“Jadi supaya ada satu kejelasan atau kesamaan antara landas kontinen dengan kolom air di atasnya, tim nasional sepakat agar kolom air itu disebutkan sebagai Laut Natuna Utara,” ungkap Havas. Sesuai peta lama Indonesia edisi 1953, keterangan mengenai Laut China Selatan itu hampir mendekati wilayah Laut Jawa. “Jadi ujung Laut Jawa yang berbatasan dengan Selat Karimata itu pada 1953 masih dalam klasifikasi Laut China Selatan,” katanya. Namun, karena peta 1953 itu merupakan dokumen lama, maka pemerintah terus melakukan pemutakhiran dengan memasukkan dan memberikan nama baru di sejumlah wilayah Nusantara. Penamaan Laut Natuna sendiri, lanjut Havas, juga telah ditetapkan sebelumnya pada tahun 2002. Sementara penggunaan nama Natuna Utara telah dilakukan sejak eksplorasi migas pada 1970-an. Tak Cuma Indonesia Menurut catatan, Indonesia bukan negara satu-satunya yang mengubah penyebutan Laut China Selatan dengan nama lain. Pada 2011, Filipina menamakan kawasan maritim itu sebagai ‘Laut Filipina Barat’. Peristiwa itu memicu China untuk menyeret Filipina ke mahkamah internasional Den Haag, Belanda pada 2016. Namun, pengadilan memutuskan bahwa Tiongkok tidak memiliki wewenang legal-historis untuk mengintervensi keputusan Filipina dalam penyebutan nama wilayah maritim tersebut. Kawasan Krusial Dihubungkan dengan ratusan pulau dan terumbu karang, Laut China Selatan merupakan jalur pelayaran penting. Tak hanya itu, kawasan tersebut diyakini kaya akan sumber daya alam, seperti minyak dan gas bumi. China mengklaim keseluruhan laut, namun Vietnam, Taiwan, Filipina, Brunei Darussalam dan Malaysia turut memiliki klaim teritorial untuk bagian-bagian yang berada di dekat tepian masing-masing..*** LIPUTAN6.COM | RIZKI A HASAN Senin, 17 Juli 2017

07


GINSI Minta Tim Saber Pungli Tertibkan Tarif Layanan Di Depo Peti Kemas BLOG MUIS RAHMAT THEO

K

ETUA BPD Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) DKI Capt. Subandi menilai masih banyak ke-giatan bisnis di Depo (tempat penyimpanan kontainer kosong) perlu ditertibkan selain uang jaminan kontainer. Subandi mengharapkan Tim Saber Pungli turun tangan untuk menertibkan tarif laya-nan di Depo yang tidak jelas aturan mau pun dasar hukumnya. Pungutan berbagai biaya di Depo, kata Subandi, sangat memberatkan importir sekaligus menjadikan logistik biaya tinggi. Contohnya, kata Subandi, biaya Lift On Lift Off (Lolo) kontainer kosongan jauh lebih mahal dibandingkan biaya Lift On Lift Off kontainer isi ( full ) di terminal petikemas. Belum lagi biaya cleaning dan washing kontainer di Depo dengan tarif dollar tidak jelas dasar hukumnya. “Saya berharap pemerintah turun tan-

08

Senin, 17 Juli 2017

gan dan serius mengawasi biaya yang muncul di Depo petikemas kosongan. Karena di situ banyak biaya yang mengakibatkan cost logistik nasional kita menjadi mahal,� kata Subandi, Minggu (16/7). Seperti diketahui, Kebijakan penghapusan uang jaminan kontainer tertuang dalam Surat Edaran (SE) Dirjen Perhubungan Laut, Kemenhub No Um 003/40 /II /DJPL -17 yang ditandatangani Dirjen Hubla A Tonny Budiono. Dengan kebijakan tersebut pada pokoknya pemilik barang /importir tidak perlu lagi membayar uang jaminan kontainer pada perusahaan pelayaran/ general agent kecuali untuk barang berpotensi dapat merusak petikemas, atau penerima barang (consignee) yang baru menggunakan jasa perusahaan pelayaran.*** BERITATRANS.COM | WILAM INDONESIA SHIPPING TIMES


Pemerintah Kebut Pendaftaran Kapal di Pelabuhan Tegal ISL.COM

K

EMENTERIAN Perhubungan mengirimkan tim percepatan penyelesaian dokumen pendaftaran kapal ke Pelabuhan Tegal, Jawa Tengah. Tim ini berasal dari Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Pengiriman tim tersebut ditujukan untuk mempercepat pendaftaran kapal penangkap ikan secara online khususnya di wilayah Tegal. “Saya telah memerintahkan ahli ukur kapal dari Surabaya, Semarang, dan Jakarta untuk membantu pendaftaran kapal nelayan di Tegal,” ujar Direktur Jenderal Perhubungan Laut, A. Tonny Budiono dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 15 Juli 2017. Hingga saat ini, kapal yang mengajukan pengukuran di Pelabuhan Tegal sudah ada 493 unit. Adapun rinciannya sebanyak 435 kapal sudah diukur ulang dan 58 kapal ikan belum dilakukan pengukuran ulang karena masih adanya beberapa kekurangan persyaratan yang harus dilengkapi. “Kami akan menyelesaikan seluruh sisa kapal ikan yang harus diukur ulang di Pelabuhan Tegal. Kami menargetkan INDONESIA SHIPPING TIMES

pendaftaran akan selesai dalam satu atau dua hari ini,” ujar Tonny. Tonny pun memberikan jaminan bahwa timnya tidak akan mempersulit pelaksanaan ukur ulang kapal ikan. Pihaknya akan memprioritaskan penyelesaian ukur ulang kapal ikan sesegera mungkin atas arahan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. “Untuk membantu para nelayan mengukur ulang kapalnya, saya perintahkan tim perhubungan laut untuk turun ke lapangan dan proaktif membantu para nelayan mempercepat pengukuran ulang kapalnya,” ujar Tonny. Untuk membantu pemilik kapal dalam menyiapkan gambar kapal sebagai kelengkapan mendapatkan sertifikasi kapal, maka Ditjen Perhubungan Laut akan berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tonny mengatakan timnya akan mempercepat pengesahan gambar rancang bangun kapalnya yang ditandatangani oleh ahli ukur kapal pada kantor syahbandar setempat. Hingga kemarin, kapal penangkap ikan yang sudah terdaftar dalam data pendaftaran kapal berjumlah sebanyak 22.279 unit dengan total gross tonnase 1.739.940. Saat ini pendaftaran kapal dapat dilakukan di Pelayanan Satu Atap Kementerian Perhubungan Jakarta dan 51 lokasi pelabuhan.*** TEMPO.CO | LARISSA HUDA Senin, 17 Juli 2017

09


KNKT: Ketidakpatuhan Proses Sertifikasi Kapal Picu Kebakaran KM Zahro Express DETIK.COM

K

OMITE Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengumumkan hasil investigasi atas terbakarnya Kapal Motor (KM) Zahro Express di perairan Kepulauan Seribu yang menyebabkan 24 penumpang tewas. Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan, api muncul dari generator. “KNKT menemukan bahwa kebakaran berawal dari generator yang selanjutnya menyambar bangunan kayu. Berdasarkan penelitian dan pengujian terhadap generator yang mengalami masalah, didapat adanya tanda-tanda goresan yang menunjukkan adanya gesekan anatara stator dan rotor yang menimbulkan adanya lompatan bunga api (electric spark),” kata Soerjanto di Terminal Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara, Jumat (14/7/2017). Dia mengatakan, ada tanda gesekan pada permukaan stator dan rotor tersebut dan tanda electric spark. Gesekan antara stator dan rotor diakibatkan adanya kerusakan bearing penopang rotor yang jaraknya kecil. Adanya kerusakan pada bearing, titik putar poros jadi bergeser. Selain itu, api semakin cepat menyambar karena adanya kandungan bahan bakar solar yang menempel pada pelapis geladak. Menurutnya, dampak kecelakaan semakin besar karena penanganan kebakaran tidak maksimal. KNKT mengumumkan hasil investigasi terbakarnya KM Zahro ExpressKNKT mengumumkan

10

Senin, 17 Juli 2017

hasil investigasi terbakarnya KM Zahro Express “Hasil simulasi evakuasi menunjukkan minimnya akses pada saat evakuasi yang kurang lancar sehingga menyebabkan timbulnya korban meninggal. Investigasi KNKT juga menemukan kurang efektifnya penanganan kebakaran serta tidak adanya prosedur darurat di kapal,” ujarnya. Proses evakuasi yang tidak baik juga menyebabkan penumpang terjebak cukup lama. Hal ini menyebabkan sebagian penumpang mengalami masalah pernapasan. Pintu darurat yang tidak sesuai standar juga menyebabkan penupang berebut keluar dari kapal saat terjadi kebakaran. “Kapal tidak memiliki prosedur penanganan darurat yang baik. KNKT juga menggarisbawahi kurangnya penerapan aturan terkait proses sertifikasi kapal penumpang serta pemenuhan ketentuan peraturan pengawakan kapal penumpang,” ucap dia. KM Zahro Express terbakar pada Minggu (1/1) sekitar pukul 08.30 WIB. Kapal ini terbakar saat hendak menuju Kepulauan Seribu. Kebakaran juga ini menyebabkan tewas 24 orang korban meninggal dunia dan 197 orang selamat. Polisi sudah menetapkan nakhoda kapal wisata KM Zahro, M Nali sebagai tersangka dalam kasus ini.*** DETIK.COM | SAMSUDHUHA WILDANSYAH

INDONESIA SHIPPING TIMES


BPBD Pastikan Kapal Terbakar di Pati 12 Unit, Kerugian Miliaran Rupiah KOMPAS.COM

B

ADAN Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) memastikan jumlah kapal motor yang terbakar di alur sungai Silugonggo, Desa Bakaran, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, berjumlah 12 unit. Belasan kapal cantrang berukuran di bawah 100 Gross Ton (GT) itu ludes dilalap api akibat kebakaran yang terjadi sejak Sabtu (15/7/2017). “Terdata 12 kapal yang terbakar. Jadi bukan 17 kapal atau 14 Kapal. Kemarin sempat beredar informasi ada orang tertinggal dan meninggal dunia, ternyata kabar itu tidak benar. Tadi bersama Bapak Bupati Pati sudah kami cek dan hitung langsung jumlah kapal terbakar. Korban tiga orang mengalami luka bakar serius,” kata Kepala Pelaksana BPBD Pati, Sanusi Siswoyo kepada Kompas.com, Minggu (16/7/2017). Menurut Sanusi, hingga sejauh ini masih dihitung berapa total kerugian secara detail. Namun sambung dia, kerugian diperkirakan mencapai miliaran rupiah. “Kerugian pastinya miliaran rupiah karena ukuran kapal besar. Untuk dugaan kebakaran masih merujuk kepada aktivitas pengelasan di

INDONESIA SHIPPING TIMES

salah satu kapal yang berujung ledakan,” kata Sanusi. Seperti diberitakan, kebakaran kapal terjadi di perairan Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Belasan kapal motor hangus diamuk si Jago Api, Sabtu (15/7/2017) siang sekitar pukul 12.45 WIB di alur sungai wilayah Desa Bakaran. Berikut nama kapal yang terbakar berdasarkan data dari UPP Juwana: Rafindo Jaya 3 milik Edy Mulyono/Arisman Hadi Bendar, Sampurna Jati Rejeki milik Tomo, Mekar Jaya Abadi milik Rohman Bendar, dua kapal milik PT Putra Leo, Makmur Jaya Bahari milik Pipit Kumalasari, Agung Jaya Lestari milik Rasno Bendar. Kemudian Raya Mina Bangkit milik PT Kelola Karya Makmur, Ngupoyo Mina Abadi milik Umar Bendar, Berkah Bahari milik Sumarno Bendar), Wahyu Manunggal milik Ahmad Rifai, dan Buana Layar Samudra milik PT Sukun.*** KOMPAS.COM | PUTHUT DP NUGROHO Senin, 17 Juli 2017

11


Ningbao ZhouShan China Dikabarkan Bakal Investasi Rp7,6 T di Kalibaru CRUISEINDUSTRY.COM

D

ALAM rangka memperluas jangkauan sebagai kekuatan maritim, China disebut-sebut terus memperbesar investasinya dalam proyek pelabuhan selama setahun terakhir menjadi US $ 20 miliar. Lokasi-lokasi pelabuhan yang menjadi sasaran investasi China tersebut dikenal dengan istilah “blue economic passages” dianggap sangat penting untuk mendorong keberhasilan program One Belt One Road. Jika program ini berhasil, diperkirakan akses pasar di 65 negara Asia dan Eropa akan menjadi lebih terbuka. Studi yang dilakukan Grisons Peak, sebuah bank investasi berbasis di London, menyebutkan bahwa sejumlah perusahaan China telah mengumumkan rencana melakukan investasi di sembilan pelabuhan luar negeri pada tahun ini sampai akhir Juni dalam proyek senilai total US $ 20,1 miliar. Selain itu, pembicaraan mengenai investasi di sejumlah pelabuhan lainnya masih terus dilakukan. “Sejak tahun lalu China telah mengumumkan tentang investasi di kawasan ‘blue economic passages’. Jadi tidak mengherankan kalau sekarang ini investasi China meningkat begitu signifikan baik sektor pelabuhan mau-

12

Senin, 17 Juli 2017

pun pelayaran,” kata Henry Tillman, Chief Executive Grisons Peak. Di Malaysia, China dikabarkan berinviestasi di empat lokasi yakni Melaka Gateway senilai US $ 7,2 miliar, Port Linggi Port senilai US $ 2,84 miliar, Pelabuhan Penang senilai US $ 1,4 miliar serta proyek pelabuhan Kuantan senilai US $ 177 juta. Sedangkan di Indonesia, perusahaan pengelola pelabuhan Ningbo Zhoushan dikabarkan berencana menginvestasikan US$ 590 juta (Rp7,6 T) ke Proyek Kalibaru, sebuah perluasan pelabuhan Tanjung Priok yang merupakan pelabuhan terbesar di negara tersebut. Jing Gu, pakar dari Institute of Development Studies di Sussex University, mengatakan bahwa fokus investasi China di Asia Tenggara merupakan upaya menciptakan hubungan persahabatan dengan negara-negara tetangga di kawasan ini. Investasi China ke Eripa dilakukan melalui jalur Samudera Arktik. Hal ini dimaksudkan untuk memotong waktu tempuh beberapa hari . Salah satu proyek investasi di kawasan tersebut adalah Pelabuhan Arkhangelsk, di Laut Putih Rusia, serta jalur kereta api di Siberia. Begitu juga dengan Klaipeda, feeder pelabuhan di Lithuania yang menarik minat investasi dari China Merchants untuk membangun terminal peti kemas baru di pelabuhan tersebut. Potensi investasi yang menarik minat China juga di Kirkenes, sebuah pelabuhan Norwegia di Laut Barents, dan di dua pelabuhan di Islandia.*** TODAYONLINE.COM | FT.COM

INDONESIA SHIPPING TIMES


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.