Indonesia Shipping Times Edisi 18 April 2017

Page 1

INDONESIA

SHIPPING TIMES BULETIN INFORMASI PELAYARAN, PELABUHAN DAN LOGISTIK

No 94• Vol IX • Selasa 18

April 2017

WAH, KAPAL RAKSASA MASIH LEBIH MEMILIH SANDAR DI SINGAPURA KETIMBANG DI INDONESIA

PELINDO IV: EKSPOR LANGSUNG HEMAT BIAYA LOGISTIK 40%

INAPORTNET SERING NGADAT, INSA USULKAN SATU ATAP

KA SEPI PEMINAT, PENGAMAT USUL PERLAKUAN SAMA DENGAN TRUK

COSCO PENGEN JADIKAN PORT KLANG SEBAGAI HUB ASEAN

01


Waah, Kapal Raksasa Ternyata Masih Pilih Singapura Ketimbang RI

P

ERUSAHAAN pelayaran asal Prancis, Compagnie Maritime d’Affretement-Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM), mulai membuka rute dari Pelabuhan Tanjung Priok dengan kapal kargo raksasa. Kapal raksasa kini rutin sandar di Priok setidaknya sekali dalam seminggu. Saat sandar perdana, kapal raksasa CMA-CGM yang bersandar di Tanjung Priok memiliki kapasitas angkut kontainer sebesar 8.500 TEUs, sepekan kemudian kapal kedua yang sandar berkapasitas 8.700 TEUs, dan nanti pada pekan ketiga datang kapal dengan ukuran lebih jumbo 10.000 TEUs. Lantas, setelah sekian lama kenapa baru sekarang kapal raksasa mau buang sauh di Tanjung Priok? Direktur PT Pelindo II (Persero), Dani Rusli, mengungkapkan bersedianya perusahaan pemilik kapal kargo raksasa dilatarbelakangi 2 kondisi, yakni soal tercukupinya fasilitas di pelabuhan yang disandari, dan kecukupan muatan kontainer yang bongkat muat di pelabuhan yang disinggahinya. “Faktor pertama, kalau dulu fasilitas di pelabuhannya memang belum cukup. Baik dari dermaganya, crane, dan terutama kedalaman dari dermaganya,” katanya kepada detikFinance, Selasa (18/4/2017). Kedalaman kapal jadi salah satu alasan klasik banyak pelabuhan di Indonesia belum bisa disinggahi kapal-kapal raksasa. Bandingkan dengan Pelabuhan Singapura dengan kedalaman di atas 16 meter sehingga bisa menampung kapal bermuatan hingga 18.000 TEUs. Rata-rata pelabuhan besar di Indonesia memiliki kedalaman 11 meter ke bawah, sehingga

maksimum kapal kargo yang masuk maksimum bermuatan 2.600 TEUs. Sementara dermaga di JICT, Tanjung Priok, yang disandari kapal raksasa sudah memiliki kedalaman 14 meter. Sementara untuk alasan kedua, lanjut Dani, harus ada volume kontainer yang mencukupi agar efisien diangkut dengan kapal berukuran raksasa. “Selain fasilitas, kontainernya juga harus terkumpul atau mencukupi. Artinya jumlah kontainernya harus banyak yang bisa diekspor langsung, ini juga di sini ada peran perusahaan pelayaran untuk mengumpulkan pelanggannya. Kalau fasilitas ada tapi kontainer yang mau diangkut sedikit, percuma saja,” jelasnya. Seperti diketahui, CMA-CGM telah sepakat menjalin kerjasama dengan Pelindo II dengan membuka layanan baru, yakni dengan nama Java South East Asia Express Services/ Java SEA Express Services/ JAX Services. Service ini akan melayani rute Pelabuhan Tanjung Priok ke West Coast (LA & Oakland) Amerika Serikat. Layanan perdana JAX Services dilakukan pada 9 April 2017 dengan kapal CMACGM Titus.*** DETIK.COM | MUHAMMAD IDRIS

penerbit: PT INDONESIA KREASI MEDIA » PeNYUNTING: Karnali Faisal » Tata letak: Givan J Setiawan » penyelaras naskah: Karnali Faisal, Agus Abdu Roza, Salsabila Miftahuzahra » Sirkulasi: Agus Abdu Roza » keuangan: Abdul Manaf ZA » Sekretaris Redaksi/Iklan: Mulke Choerunisa » Alamat Redaksi/ Sirkulasi: Jl Raya Enggano No 91 Tanjung Priok Jakarta Utara » Telp: 021-43924419, 021-4303083» FAKS: 021-43924419» contact person: Karnali Faisal HP 081289258955, WA 08128444457 » Email: karnali.faisal@gmail.com » Website: shippingforum.co.id

02

Selasa 18 April 2017

INDONESIA SHIPPING TIMES


Ekspor Langsung, Pelindo IV Hemat 40 Persen Biaya Logistik

P

T Pelabuhan Indonesia IV (Pelindo IV) menekan biaya logistik sebesar 40 persen dengan melakukan ekspor dari pelabuhan Sulawesi Tengah. Pada Ahad (16/4) kemarin sebanyak 83 kontainer langsung diberangkatkan dari Palu untuk tujuan Thailand. Corporate Secretary PT Pelindo IV, Baharuddin mengatakan salah satu komoditi ekspor yang banyak dilakukan di Palu adalah ekspor pertanian. Sebelumnya, transaksi ekspor melalui pelabuhan Surabaya, Jawa Timur atau Semarang, Jawa Tengah. Akibatnya, selain memakan waktu jarak tempuh yang jauh berputar-putar, biayanyapun cukup tinggi. “Sebab harus turun naik dari satu kapal pindah ke kapal lainnya.Melalui ekspor langsung dari daerah asal ke negara tujuan di luar negeri bisa menghemat biaya 40 persen, arak tempuh juga makin cepat, sebab tidak singgah atau transit di pelabuhan domestik lagi,” ujar Baharuddin, Senin (17/4). Ia mengatakan, ekspor langsung ini dilaku-

INDONESIA SHIPPING TIMES

kan setelah pihaknya melakukan kordinasi dan membuka kerjasama dengan pihak asing untuk bisa melakukan ekspor langsung. Ia mengatakan, dengan melakukan ekspor langsung ini juga bisa meningkatkan pendapatan dan perekonomian Indonesia Timur. “Ekspor langsung dari Palu Sulawesi Tengah menunjukkan kemajuan yang pesat, hal ini ditandai dengan peningkatan jumlah kargo yang mencapai 83 kontainer dari perdana ekspor bulan lalu yang hanya 9 kontainer,” ujar Baharuddin. Ia mengatakan komoditi ekspor dilakukan pada negara tujuan Bangkok, Thailand, berupa kelapa biji atau merupakan komoditi andalan daerah Sulawesi Tengah dan variasi produk lain seperti perikanan dan hasil perkebunan maupun pertanian berupa kopi, coklat serta jagung.*** REPUBLIKA.CO.ID | INTAN PRATIWI

Selasa 18 April 2017

03


Pelindo I Tanjung Pinang Perpanjang Dermaga 80 Meter

P

T Pelabuhan Indonesaia (Pelindo) I Cabang Tanjungpinang sedang menggesa proyek pembangunan dermaga bongkar muat peti kemas (kontainer) sepanjang 80 meter di Pelabuhan Sri Bayintan, Kijang, Kabupaten Bintan. Perpanjangan dermaga itu mengantisipasi lonjakan bongkar muat peti kemas dari tiga pelayaran kapal yang datang melalui Pelabuhan Belawan, Provinsi Sumatera Utara (Sumut). “Kapal muatan kontainer dari Aceh, Medan dan Kalimantan akan bertolak melalui Pelabuhan Belawan. Maka untuk mengantisipasi lonjakan bongkar muat kita perpanjang dermaga dari 240 meter menjadi 320 meter,” ujar Kepala Perwakilan PT Pelindo I Cabang Tanjungpinang Divisi Kijang, Khoiruddin Lubis ketika dikonfirmasi, Senin kemarin. Selain memperpanjang dermaga untuk bersandarnya kapal muatan peti kemas, kata Khoiruddin PT Pelindo juga memasang Fix Crane (Crane duduk berkapasitas besar) untuk membongkar muatan kapal didermaga tersebut. Sebab selama ini PT Pelindo hanya mengandalkan satu unit reachstaker (mobil crane) untuk aktivitas bongkar muatan kapal. Bahkan juga dibantu dengan crane yang dimiliki kapal lain. Dengan Fix Crane itu, lanjut Khoiruddin aktivitas

04

Selasa 18 April 2017

bongkar muatan akan berjalan lancar. Sebab crane itu mampu mengangkat bobot peti kemas seberat 150 ton. Jadi peti kemas yang mampu diangkut dengan crane tersebut bisa dua sampai tiga sekaligus. “Tahun ini kami akan datangkan crane itu. Sehingga aktivitas bongkar muat bisa berjalan lancar. Kami juga optimis dengan semua fasilitas itu bongkar muat kontainer akan naik 20

persen,” bebernya. Ditanya muatan yang diangkut tiga pelayaran kapal dari Pelabuhan Belawan, Khoiruddin mengaku kapal dari Aceh, Medan dan Kalimantan akan membawa muatan komoditas buah-buahan, sayur mayur dan berbagai jenis makanan ke Pelabuhan Sri Bayintan. Muatan itu diperuntukan memenuhi kebutuhan masyarakat yang berada di Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang. Hadirnya ketiga pelayaran kapal itu, sambung Khoiruddin sekaligus meningkatkan aktivitas bongkar muat peti kemas. Sebab PT Pelindo memprediksikan akan terjadi kenaikan 2.500 sampai 3.500 peti kemas pertahunnya. Dari 11.500 peti kemas selama 2016 akan bertambah menjadi 14.000 sampai 15.000 peti kemas ditahun ini. “PT Pelindo Pusat sudah datang ke sini. Mereka mengecek agar pembangunan dan pengadaan crane sesuai dengan SOP. Jadi kita tinggal menyelesaikannya saja,” ungkapnya. *** BATAMPOS.CO.ID| ARY

INDONESIA SHIPPING TIMES


Saat Kapal Pesiar Curhat Biaya Pelabuhan ke Menhub foto: beritadaerah.co.id

K

APAL pesiar internasional banyak yang bersandar di Indonesia. Namun mahalnya biaya pelabuhan banyak dikeluhkan. Mereka pun mengadu ke Menhub. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendatangi langsung kapal pesiar asal Inggris, Pacific Place, yang bersandar di Pelabuhan Benoa, Bali. Budi menyebut pihak kapal mengeluhkan pelayanan di pelabuhan tersebut. “Yang paling mereka keluhkan itu mahal, tapi itu harus diklarifikasi, siapa tahu agen kita yang membuat mahal. Sekarang saya kumpulkan Pelindo saya akan tanya kamu nge-charge berapa,” kata Budi di Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, Kamis. Dia mengatakan, keluhuan dari pihak kapal pesiar tersebut menunjukkan kekurangan yang ada di pelabuhan. Tak hanya biaya, infrastruktur pun harus dimaksimalkan untuk mengundang lebih banyak kapal pesiar datang ke Indonesia.

INDONESIA SHIPPING TIMES

“Apa yang disampaikan pihak kapal pesiar tadi, fasilitas kita belum memadai. Kita harus memperbesar pelabuhan, terminal, pelayanan listrik dan air, sipaya kita dapat tamu itu bukan hanya 1,2,3 atau 50 orang. Kalau bisa setiap hari itu ada kapal pesiar yang datang,” tuturnya. Dia mengingatkan, perbaikan infrastruktur di pelabuhan merupakan tugas yang diamanahkan oleh Presiden Joko Widodo. Pelabuhan dituntut bisa menunjung pariwisata dalam meningkatkan ekonomi. “Sesuai arahan presiden, perhubungan harus memberikan support supaya meningkatkan daya saing pariwisata. Karena pariwisata memang diharapkan memberikan suatu manfaat secara langsung terhadap perekonomian masyarakat,” pungkasnya.*** DETIK.COM | AHMAD BIL WALID

Selasa 18 April 2017

05


Inaportnet Tak Maksimal, INSA Usulkan Pelayanan Satu Atap foto: pikiranrakyat.com

P

ELAKASANAAN sistem inaportnet di pelabuhan Tanjung Priok kembali bermasalah. Hampir setiap hari, banyak kapal terlambat akibat sistem tersebut belum merespon sempurna 100%. Karena itu, muncul usulan dari INSA supaya layanan operasional inaportnet dilaksanakan secara satu atap. Maksudnya, para petugas dari Otoritas Pelabuhan (OP), Pelindo Priok, Kantor Syahbandar Utama Pelabuhan Tanjung Priok, dan PT Jasa Armada Indonesia (JAI) berada dalam satu tempat. “Sehingga jika ada masalah pada sistem inaportnet, petugas pelayaran cukup mendatangani di satu tempat tersebut, bukan seperti sekarang harus lari ke kantor OP, kantor Syahbandar, sehingga cukup melelahkan,” kata fungsionaris DPC INSA Senin

06

Selasa 18 April 2017

(17/4) di Tanjung Priok. Sumber tadi yang keberatan disebut jatidirinya juga menyatakan, bahwa dengan satu atap akan ketahuan, siapa sebenarnya yang lambat, atau yang kurang merespon terhadap hal-hal tersebut. “Kami juga usul supaya diberlakukan automatic responce, karena jika dalam 30 menit tak direspon oleh operator, sehingga siklus sistem dapat berjalan normal. Itu akan terjadi efisiensi dari petugas pelayaran,” ujarnya. Diharapkan dengan adanya layanan satu atap, proses operasional kapal di pelabuhan dapat efisien dan efektif, baik dari sisi waktu maupun tenaga.*** | OCEANWEEK.CO.ID | INDONESIA SHIPPING TIMES


P

Temas Line Target Jelajahi 50 Pelabuhan

T Pelayaran Tempuran Emas Tbk (TMAS) menargetkan penambahan rute baru untuk melengkapi jaringan nasional yang dikembangkan perusahaan dalam rangka menyelenggarakan program tol laut. Hingga akhir tahun ini, TMAS menargetkan bisa menjelajahi rute di 50 pelabuhan. Hingga akhir 2016, TMAS sudah membuka rute di 27 pelabuhan, setelah menambah tujuh rute baru yakni Timika, Merauke, Malahayati, Kumai, Sampit, Seruai dan Tual. Lalu, pada kuartal I 2017, perusahaan pelayaran ini sudah menambah lima pelabuhan baru, sehingga saat ini sudah memiliki rute di 32 pelabuhan. Dengan begitu, mereka masih akan menambah 18 pelabuhan lagi hingga akhir tahun ini. Harry Haryanto, Direktur TMAS mengatakan, perusahaan akan melengkapi national network dengan fokus membuka rute baru di wilayah Indonesia. “Pasalnya secara fleet akan lebih baik di Indonesia Timur terutama Papua dibandingkan dengan Indonesia bagian barat,” katanya di Jakarta, Senin (17/4). Pada kuartal I 2017, TMAS telah membuka rute baru di Pelabuhan Loksemawe, Tarakan, Nabire di Papua, Papak Papua dan Pelabuhan Bobo Maluku. Sementara pelabuhan lain yang akan rencananya akan dibuka tahun ini diantaranya Pelabuhan Kaimanan di Papua, Pelabuhan Berau dan Nunukan di Kalimantan, Pelabuhan Gorontallo di Sulawesi, Lombok dan Bali. Sementara di wilayah Indonesia Barat, akan membuka rute ke Bangka Belitung, Padang dan Bengkulu. Dengan pembukaan rute baru di wilayah Aceh seperti pelabuhan Loksemawe dan Malahayati, TMAS kini sudah berhasil merealiasikan tol laut. Kini perusahaan bisa melayani transportasi barang dari Sabang sampai Merauke baik dari pelabuhan kecil maupun pelabuhan besar ke pelabuhan lain. Perseroan telah memiliki dua pendulum service. Pertama, Service S4 yang melayani

INDONESIA SHIPPING TIMES

pelayaran langsung dari Medan-Jakarta-Surabaya-Makassar-Palu, Bitung. Kedua, Service A3 yang melayani Medan-Jakarta-surabaya-Makassar- Ambon. Pelabuhan-pelabuhan besar tersebut akan menjadi hub port yang dilayani kapal besar setiap minggu. Sementara dari hub ke pelabuhan kecil akan dilayani dengan kapal kecil berkapasitas 300-500 TEUs. Faty Khusumo, Managing Direktur TMAS mengatakan, tantangan perusahaan ke depan untuk menyelenggarakan tol laut lewat pengembangkan national network tersebut adalah menjaga semua service tetap bisa dilakukan setiap minggu (weekly), karena setiap pelabuhan memiliki standar kerja yang berbeda-beda. “Kapal, angkutan dan bongkar muat adalah satu kesinambungan. Kita bisa mempertahankan weekly tergantung pada kesiapaan dari masing-masing pelabuhan supaya kapal saat datang bisa langsung sandar dan kesiapan alat di pelabuhan supaya bisa bongkar muat lebih cepat,” jelas Faty. Untuk itu, TMAS melakukan strategi mengajak operator pelabuhan bekerja sama terkait window services atau kepastian waktu berlabuh di suatu pelabuhan agar program tol laut bisa berjalan dengan baik sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi. Pendulum service TMAS telah meneken nota kesepahaman dengan Pelindo dan operator pelabuhan untuk mendukung jadwal pelayaran yang tepat waktu dan meningkatkan kinerja bongkar muat di lima pelabuhan yakni Belawan, Tanjung Priok, Surabaya, Makassar dan Bitung.*** KONTAN.CO.ID | DINA M HUTAURUK Selasa 18 April 2017

07


Importir Sambut Baik Batas Waktu Penumpukan Maksimal 3 Hari

G

ABUNGAN Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) DKI Jakarta menyambut baik pemberlakuan batas waktu penumpukan barang di lapangan penumpukan terminal petikemas maksimal hanya 3 hari. Namun demikian, pemberlakuan beleid baru seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25/2017 tersebut diharapkan tidak dijadikan lahan bisnis baru oleh Pelindo, selaku operator pelabuhan di Tanah Air. “Pembatasan waktu barang longstay sependapat, sepanjang tidak dijadikan bisnis baru oleh Pelindo,” tutur Capt. Subandi, Ketua GINSI DKI Jakarta, Senin (17/4/2017). Menurutnya, sudah seharusnya barang-barang longstay dikeluarkan dari pelabuhan dan jangan sampai pelabuhan mencari pendapatan dari bisnis storage-nya dari barang-barang yang sudah longstay sehingga dibiarkan tetap berada di terminal penumpukan di pelabuhan. Selain itu, lanjut dia, jangan pula barang-barang longstay tersebut dipindahkan ke fasilitas pelabuhan lainnya. “Karena kalau begitu berarti pelabuhan bisnis storage, dan selama ini menjadi ketahuan siapa yang paling diuntungkan jika ternyata dwellingtime tinggi,” tegasnya. Capt. Subandi juga menilai bahwa sebaiknya Pelindo selaku operator sejumlah pelabuhan utama di Tanah Air harus fokus pada pelayanan bongkar muat. Pelindo harus mampu memaksimalkan dermaga dan lapangan penumpukannya sehingga tidak mencari pendapatan dari storage. Pasalnya, selama ini dirinya menilai bahwa Pelindo berbisnis pada lini penyimpanan tersebut. Hal itu dapat dilihat ketika terdapat petikemas yang sudah lama/sudah memiliki Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) dipindahkan ke lapangan Pelindo dan importir harus membayar proses angkut dan kepindahan itu. “Jadi importir harus bayar, selain biaya storage, juga biaya LoLo (lift on lift off/ atau biaya menaikturunkan kontainer) dan pemindahannya. Ini kan berarti Pelindo justru berbisnis penyimpanan barangbatang yang sudah lama atau sudah SPPB,” ujarnya. Seperti diketahui, bahwa aturan batas waktu penumpukan (long stay) barang maksimal hanya tiga hari di lapangan penumpukan terminal kontainer

08

Selasa 18 April 2017

(lini 1) di empat pelabuhan utama Tanah Air, yakni Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak dan Makasar, mulai berlaku resmi bulan ini. Hal tersebut seperti tercantum pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Permenhub Nomor PM 116/2016 tentang Pemindahan Barang yang Melewati Batas Waktu Penumpukan (long stay) di Pelabuhan Utama Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak dan Makasar. Pada beleid tersebut menetapkan bahwa untuk menjamin kelancaran arus barang, perlu ditetapkan batas waktu penumpukan barang di lapangan penumpukan terminal petikemas (lini 1) paling lama 3 (tiga) hari sejak barang ditumpuk di lapangan penumpukan. Pemberlakuan batas waktu penumpukan barang di lapangan penumpukan terminal petikemas tersebut berlaku untuk Pelabuhan Utama Belawan, Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Pelabuhan Utama Tanjung Perak dan Pelabuhan Utama Makasar. Pemberlakuan untuk pelabuhan di luar pelabuhan utama tersebut dilakukan secara bertahap kepada pemilik barang sesuai dengan kesiapan masing-masing pelabuhan. Pasalnya, lapangan penumpukan terminal petikemas (lini 1) bukan merupakan tempat penimbunan barang tetapi sebagai area transit menunggu pemuatan atau pengeluarannya. Namun, ketentuan batas waktu penumpukan barang di lapangan penumpukan di lini 1 tersebut tidak berlaku bagi barang yang wajib tindakan karantina dan telah dilaporkan/diajukan permohonan kepada karantina. Lalu juga tidak berlaku bagi barang yang telah diajukan pemberitahuan pabean impor tetapi belum mendapatkan Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB). Aturan itu an juga tidak berlaku bagi barang yang terkena Nota Hasil Intelejen (NHI) atau Nota Informasi Penindakan (NIP) yang dikeluarkan oleh Bea dan Cukai. Peraturan Menteri yang ditetapkan pada 30 Maret 2017 oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi tersebut mulai berlaku sejak tanggal diundangkan pada 5 April 2017.*** BISNIS.COM | PUPUT ADY SUKARNO

INDONESIA SHIPPING TIMES


Kontainer Melebihi 45 Ton Tak Boleh Lalui Akses Tol Priok

J

ALAN tol akses Pelabuhan Tanjung Priok resmi dioperasikan mulai besok. Bahkan, dalam waktu satu bulan, jalan tol ini bisa dilalui para pengendara secara gratis. Hanya saja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berpesan kepada para pengusaha untuk mematuhi peraturan yang ada jika ingin menggunakan tol tersebut. Ada pun kepatuhan yang ditekankan adalah mengenai batas beban kendaraan secara total. “?Ini kalau jalan tolnya diperuntukkan buat semua golongan, kalau truk untuk yang lima sumbu maksimum 45 ton, jadi memang maksimum harus segitu,” tegas Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna di Tanjung Priok, Sabtu (15/4/2017). Dirinya menambahkan jika para pengusaha memiliki banyak barang yang harus diangkut, maka harus disesuaikan dengan batas maksimum tersebut. Dengan demikian harus dilayani dengan menggunakan truk lebih banyak. Apa yang dilakukannya ini bukan tanpa alasan. Jalan tol ini setidaknya tiap hari akan dilalui kurang lebih 3.600 kontainer. Dengan demikian jika melebihi kapasitas maka akan cepat merusak struktur jalan tol layang itu sendiri. “?Ya kami ada kesepakatan dengan Kemenhub (Kementerian Perhubungan), nanti akan ditertibkan,tidak boleh dibiarkan begitu. Agar tidak kejadian seperti di Cisomang,” ujar dia. Jalan tol akses Tanjung Priok merupakan bagian dari ruas Jalan Tol Lingkar Luar (JORR) yang memiliki total panjang 69,77 Km, dan meru-

INDONESIA SHIPPING TIMES

pakan bagian dari target pembangunan jalan tol sepanjang 1.000 km hingga tahun 2019. Jalan tol ini juga merupakan Proyek Strategis Nasional yang tertuang dalam Perpres No. 3 Tahun 2016 di era Kabinet Kerja. Jalan tol akses Tanjung Priok terdiri dari lima seksi yakni Seksi E-1 Rorotan-Cilincing (3,4 Km), E-2 Cilincing-Jampea (2,74 Km), E-2A CilincingSimpang Jampea (1,92 Km) dan NS Link Yos Sudarso-Simpang Jampea (2,24 Km) dan NS Direct Ramp (1,1 Km). Selain tersambung dengan JORR, jalan tol akses Tanjung Priok juga tersambung dengan jalan tol dalam kota dengan biaya konstruksi sebesar Rp 4,1 triliun. Ruas tol ini dibangun dengan menggunakan struktur elevated slab. Ini salah satu metode konstruksi pembangunan. Pembangunan jalan tol akses Tanjung Priok merupakan salah satu proyek bantuan luar negeri melalui kerja sama pinjaman pemerintah Jepang melalui JICA (Japan International Cooperation Agency). Setelah resmi operasi pada Minggu, 16 April 2017, ruas tol ini sementara akan dioperasikan tanpa tarif selama 1 (satu) bulan. Kementerian PUPR sedang melakukan proses penetapan operator dan penetapan tarif integrasi 2 (dua) ruas tol, yakni JORR dan Akses Tanjung Priok. Untuk sementara, pengoperasian Jalan Tol Akses Tanjung Priok akan dilaksanakan oleh PT Jasa Marga dan PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP). Untuk pengusahaan jalan tol akses Tanjung Priok sedang dilakukan proses penerbitan Perpres penugasan pemerintah kepada PT Hutama Karya sebagai bagian dari dukungan atas pembangunan jalan Tol Trans Sumatera. Adapun kontraktor pelaksananya terdiri dari Kerja Sama Operasi (KSO) kontraktor Jepang dan Indonesia. SMCC - PT. Hutama Karya, Kajima PT. Waskita Karya, Obayashi - PT Jaya Konstruksi, dan Tobishima - PT Wijaya Karya Tbk.*** LIPUTAN6.COM | ILYAS I PRADITYA

Selasa 18 April 2017

09


Angkutan KA Petikemas Tanjung Priok-Gedebage Sepi Peminat

A

NGKUTAN kereta api Pelabuhan Tanjung Priok-Gedebage Bandung ternyata kurang menarik karena biayanya lebih mahal dibandingkan dengan menggunakan truk. Pelaku usaha logistik menilai minat pemilik barang menggunakan angkutan kereta api di lintasan tersebut masih rendah karena biayanya terlalu mahal. “Tarif kereta api itu harus ditinjau ulang agar bisa lebih menarik dibandingkan menggunakan truk,� ujar Sekretaris Umum Asosiasi Logistik dan Forwarding Indonesia (ALFI) DKI Jakarta Adil Karim, Senin (17/4), menanggapi sepinya angkutan petikemas menggunakan kereta api. Padahal pada pertengahan Januari lalu, tiga menteri (Menteri Perhubungan, Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian) sudah menggelar sosialisasi bersama untuk menarik minat pemilik barang menggunakan kereta api Tanjung Priok–Gedebage. Adil mengatakan tolal biaya yang dikeluarkan bila menggunakan kereta api untuk angkutan petikemas 40 feet mencapai Rp4,6 juta, belum

10

Selasa 18 April 2017

termasuk biaya trucking dari Gedebage ke gudang/pabrik pemilik barang. Dia merinci, tarif KA sebesar Rp3.085.000, Lift Off Lift On (Lolo) Gedebage 300.000, Lolo JICT Rp 550.000, overbrengen JICT 250.000 ditambah pajak pertambahan nilai (PPN). Biaya itu belum termasuk biaya dokumen dan trucking dari Gedebage ke pabrik. Sementara itu, bila menggunakan truk untuk petikemas 40 feet tarifnya sebesar Rp4.250.000 dan sudah diantar sampai ke gudang/pabrik. Adil mengatakan kalau mau menggunakan angkutan kereta api petikemas, manajemen PT Kereta Api Indonesia (KAI) harus menghitung ulang besaran tarifnya minimal sama dengan tarif angkutan truk. Menurut dia, angkutan kereta api sebenarnya cukup baik untuk digalakkan karena dapat menghemat biaya pemeliharaan jalan raya dan mengurangi kemacetan.*** TRANSLOGTODAY.COM | AIDIKAR M SAIDI

INDONESIA SHIPPING TIMES


Pengamat: Pemerintah Perlu Setarakan Perlakuan KA dan Truk foto: pikiran-rakyat.com

P

EMERINTAH dinilai perlu menyetarakan perlakuan antara kereta api barang dan angkutan truk agar penggunaannya ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta bisa seimbang, terlebih saat ini ada jalan tol ke pelabuhan tersebut. Akademisi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang Djoko Setijowarno mengatakan, kesetaraan perlakuan tersebut bisa berupa pemberian pajak pertambahan nilai (PPN) terhadap pengguna angkutan truk. Tidak hanya itu, angkutan barang dengan menggunakan kereta api juga semestinya dapat menikmati bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. “Kesetaraan perlakuan, [seperti] sama-sama kena pajak, sama-sama menggunakan BBM subsidi,” kata Djoko, Jakarta, Senin (17/4/2017). Dia menyarankan agar biaya handling juga sebaiknya didiskon agar para pemilik barang mau menggunakan jasa kereta api ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. Tidak hanya itu, peme-

INDONESIA SHIPPING TIMES

rintah juga dapat menghilangkan biaya handling jika memiliki keberanian. “Kalau pemerintah anggap kereta sebagai solusi, hal tersebut bisa diberikan,” katanya. Dia mengungkapkan, biaya handling juga menjadi salah satu penyebab mahalnya biaya menggunakan kereta api selain pajak. Saat ini, pemilik barang masih lebih memilih angkutan barang truk lantaran biaya menggunakan kereta api lebih mahal dibandingkan dengan truk. “Menggunakan kereta lebih mahal ongkosnya,” katanya. Dia menambahkan, penggunaan kereta api sebenarnya bisa lebih diandalkan mengingat kapasitas angkut yang dimilikinya lebih besar dibandingkan dengan truk. Pelabuhan-pelabuhan besar di dunia, paparnya lebih memprioritaskan angkutan barang dengan jalur rel meskipun jalur rel dan tol sama-sama dibutuhkan.*** BISNIS.COM | YUDI SUPRIYANTO Selasa 18 April 2017

11


Cosco Pengen Jadikan Pelabuhan Klang Sebagai Pusat Logistik foto: worldmaritimenews.com

M

ELALUI pertemuan ramah-tamah antara Menteri Perhubungan Malaysia Datuk Seri Liow Tiong Lai dan Chairman China Cosco Shipping Corp. Ltd Xu Lirong, Malaysia dan Tiongkok menapak sejarah baru di bidang industri maritim. Pertemuan yang diadakan di Shanghai ini, ucap Liow, membuka peluang serta peranan penting China Cosco Shipping Lines untuk mengembangkan Port Klang sebagai pusat logistik di wilayah Asean. Baru-baru ini, China Cosco Shipping Lines menerima 44 layanan singgah di terminal Westport, Pelabuhan Klang. “Kementerian Perhubungan ditugaskan mendorong Malaysia sebagai pusat logistik tujuan utama dunia. Dengan keikutsertaan Alibaba dalam Zona Perdagangan Bebas Digital satu babak vital tercipta. “Dengan keikutsertaan China Cosco Shipping Lines di sektor maritim, posisi Malaysia di Asean akan semakin kuat,” tegasnya. Pertemuan ini dilakukan saat kunjungan kerja Menteri Liow ke Shanghai, kemarin.

12

Selasa 18 April 2017

China Cosco Shipping Corp Ltd, yang terbentuk dari gabungan antara Cosco Container Lines dan China Shipping Container Lines, menjadikan China Cosco Shipping Corp Ltd sebagai perusahaan pengiriman peti kemas terbesar di Tiongkok sekaligus peringkat keempat teratas dunia. Bersama CMA-CGM, OOCL dan Evergreen Asia, China Cosco Shipping tergabung di Ocean Alliance, perusahaan pengiriman peti kemas gabungan terbesar dunia. Pada 7 April lalu, Liow menyampaikan beberapa proyek infrastruktur dan logistik skala besar yang akan dilaksanakan sebagai bagian dari rencana induk logistik pemerintah Malaysia untuk mempromosikan perdagangan dan perkembangan ekonomi. Rencana Induk Fasilitasi Logistik dan Perdagangan, terbit tahun 2015, bertujuan untuk mendorong Malaysia menjadi gerbang logistik Asia pada tahun 2020.*** MARITIMENEWS.ID | THESTAR.COM.MY

INDONESIA SHIPPING TIMES


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.