INDONESIA
SHIPPING TIMES BULETIN INFORMASI PELAYARAN, PELABUHAN DAN LOGISTIK
No 99• Vol IX • Senin 24
April 2017
UNDANG KAPAL RAKSASA, PELINDO II GELONTORKAN DUIT 2,5 TRILIUN
PELINDO II DORONG EFISIENSI LOGISTIK DENGAN KAPAL RAKSASA
IMPORTIR DESAK INSW JADI LEMBAGA AD HOC
WUJUDKAN POROS MARITIM, PENGURUS PRAMARIN DIKUKUHKAN
ALIANSI PELAYARAN KUASAI ANGKUTAN KARGO HANJIN
01
Undang Kapal Raksasa, Pelindo II Gelontorkan Duit 2,5 Triliun
M
ASUKNYA kapal raksasa milik Compagnie Maritime d’Affretement - Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM) di Pelabuhan Tanjung Priok membuat PT Pelindo II semakin bergairah untuk menggaet kapal raksasa lainnya untuk melayani pengiriman peti kemas. Untuk itu BUMN pelabuhan tersebut harus melakukan pengerukan kedalaman dermaga JICT agar bisa disandari oleh kapal-kapal raksasa. Direktur Pengelolaan Anak Perusahaan Pelindo II Riry Syeried Jetta menjelaskan, sebelum kapal milik CMA-CGM yang memiliki kapasitas rata-rata di atas 8.000 TEUs datang pihaknya telah melakukan pengerukan. Sebelumnya kedalaman dermaga JICT sekitar minus 12-13 meter, sementara saat ini kedalamannya sudah mencapai minus 13-14 meter. “Saat ini masih melakukan pengerukan. Kami targetkan kedalaman mencapai minus 16 meter pada Agustus nanti,” tuturnya di Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (23/4/2017). Riry mengungkapkan untuk melakukan pengerukan tersebut Pelindo II menyiapkan capital dredging sebesar Rp 2,5 triliun. Selain digunakan untuk pengerukan, dana tersebut juga digunakan untuk memperlebar pelabuhan dan terusan sungai. Kedalaman yang ada saat ini memang bisa disandari oleh kapal CMA-CGM yang rata-rata memiliki kapasitas hingga 8500 TEUs. Namun hal itu karena tingkat keterisiannya saat ini masih mencapai rata-rata 2300 TEUs. Jika kapal tersebut terisi penuh maka dibutuhkan kedalaman dermaga JICT mencapai minus 15,5 meter. Apalagi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bakal ada kapal raksasa lainnya yang akan masuk berkapasitas diatas 10.000 TEUs. Positif Kapal raksasa yang mulai bersandar di Indonesia diakui memberikan dampak positif untuk kalangan dunia usaha. Ongkos angkut barang
menjadi lebih murah dibandingkan sebelumnya yang harus melewati Singapura. Akan tetapi kehadiran kapal raksasa ini juga bisa memberikan risiko. Terutama kapal ternyata tidak terisi penuh. Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Zaldy Ilham Masita, menyatakan ongkos yang ditanggung pengusaha bisa lebih mahal dengan menggunakan kapal raksasa, jika kapasitas kargo yang diangkut dari Indonesia hanya terisi sekitar 25% saja. “Bedanya bisa lebih murah 10-15% dengan langsung (direct call). Tapi bisa menjadi lebih mahal kalau kapal besar ini cuma terisi 25% dari kapasitas sekarang,” terang Ilham, Minggu (23/4/2017). DETIK.COM | DANANG SUGIANTO | M IDRIS
penerbit: PT INDONESIA KREASI MEDIA » PeNYUNTING: Karnali Faisal » Tata letak: Givan J Setiawan » penyelaras naskah: Karnali Faisal, Agus Abdu Roza, Salsabila Miftahuzahra » Sirkulasi: Agus Abdu Roza » keuangan: Abdul Manaf ZA » Sekretaris Redaksi/Iklan: Mulke Choerunisa » Alamat Redaksi/ Sirkulasi: Jl Raya Enggano No 91 Tanjung Priok Jakarta Utara » Telp: 021-43924419, 021-4303083» FAKS: 021-43924419» contact person: Karnali Faisal HP 081289258955, WA 08128444457 » Email: karnali.faisal@gmail.com » Website: shippingforum.co.id
02
Senin 24 April 2017
INDONESIA SHIPPING TIMES
Pelindo II Dorong Efisiensi Logistik Lewat Kehadiran Kapal Raksasa foto: detik.com
M
ENTERI Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (IPC) Elvyn G Masassya menyambut kedatangan Kapal CMA CGM Otello berkapasitas 8.238 TEUs yang bersandar di dermaga Jakarta International Container Terminal, Minggu. IPC menyambut kedatangan kapal besar milik perusahaan pelayaran asal Prancis, Compagnie Maritime dAffretement-Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM) untuk pertama kalinya pada 9 April lalu. Kerja sama ini melayani pelayanan baru bernama Java South East Asia Express Services atau “JAX Services, yang akan melayani rute Tanjung Priok, Jakarta ke West Coast, Los Angeles dan Oakland, Amerika Serikat, dengan sistem sandar minggu secara rutin (weekly call). INDONESIA SHIPPING TIMES
Total bongkar muat selama tiga pekan yang terus meningkat dengan angka ratarata 2.100 TEUs menunjukkan adanya tanggapan positif dari para pengguna jasa kepelabuhanan yang merasakan efisiensi biaya logistik pengiriman barang dari Tanjung Priok ke West Coast. “Kami berterima kasih atas dukungan pemerintah dalam usaha-usaha yang kami lakukan untuk meningkatkan koneksi logistik dan maritim di Indonesia,” ujar Elvyn dalam keterangan pers kepada media. Elvyn berharap hadirnya kapal peti kemas terbesar pertama di Indonesia itu dapat memicu hadirnya kapal besar lain untuk singgah di Tanjung Priok, sehingga sejalan dengan misi pemerintah, pelabuhan yang berlokasi di utara Jakarta itu dapat berkompetisi dan menjadi salah satu pelabuhan transshipment di kawasan Asia Tenggara IPC berkomitmen terus memperbarui dan meningkatkan pelayanan jasa kepelabuhan dengan mengubah pelayanan menjadi berbasis IT dan menyempurnakan infrastruktur serta suprastruktur kepelabuhan. Tujuannya untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, sehingga mampu bersaing dengan pelabuhan internasional lainnya. Komitmen yang sama disampaikan oleh Senior Vice President CMA CGM Asia, JeanYves Duval, yang akan terus mendukung cita-cita Indonesia untuk mengembangkan jaringan maritim secara menyeluruh. “Pada masa depan kami ingin memulai lembaran komitmen baru bersama IPC dan pemangku kepentingan lain dalam industri maritim Indonesia,” tutur Duval.*** ANTARANEWS.COM | YASHINTA DP Senin 24 April 2017
03
Ini Dia, Sejarah Pelayanan Direct Call Kapal Raksasa di JICT
P
T Jakarta International Container Terminal (JICT) mencetak sejarah baru di tahun ini dengan pencapaian sukses melayani kapal terbesar CMA CGM Otello, milik perusahaan pelayaran Perancis, Compagnie Maritime d’Affretement - Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM). Sebelumnya, 2 kapal berukuran besar lainnya yakni CMA CGM Titus dan Tancredi juga sukses dilayani di pelabuhan petikemas tersebut dengan produktivitas pelabuhan yang prima di JICT, yakni 27-30 Mph (gerakan per jam). Kapal CMA-CGM Otello memiliki panjang 334 meter dan melakukan bongkar muat petikemas sebanyak 1.551 TEUs. Direktur Utama JICT, Gunta Prabawa, di sela acara seremonial penyambutan kapal petikemas raksasa, di dermaga Utara JICT, Jakarta, Minggu (23/4/l) mengatakan CMA-CGM telah sepakat menjalin kerjasama dengan PT. JICT dengan membuka layanan baru, yakni dengan nama Java South East Asia Express Services/ Java SEA Express Services/ JAX Services. Service dengan jadwal satu kali setiap minggu ini akan melayani rute Pelabuhan Tanjung Priok ke West Coast (LA & Oakland) Amerika Serikat dan layanan perdana JAX Services dilakukan pada 9 April 2017 dengan kapal CMA-CGM Titus. Namun demikian, sejarah panjang juga telah ditorehkan JICT dalam melayani pelayaran tujuan langsung atau direct call, antara lain : Tahun 2000 JICT bekerjasama dengan P&O Nedloyd untuk pelayanan langsung ke Eropa. Service ini ditandai dengan masuknya Kapal ‘MV Texas’ dengan kapasitas 3.052 TEUs dan panjang 289 meter. Tahun 2007 JICT bekerjasama dengan Maersk Line untuk pelayanan langsung ke Afrika. Service ini ditandai dengan masuknya Kapal berkapasitas 2.500
04
Senin 24 April 2017
TEUs dan panjang 220 meter. Tahun 2011 JICT bekerjasama dengan konsorsium pelayaran termasuk APL (American President Line) untuk pelayanan langsung ke Australia. Service ini ditandai dengan masuknya Kapal ‘MV Boomerang’ dengan kapasitas 4.000 TEUs dan panjang 286 meter. Tahun 2012 JICT bekerjasama dengan Maersk Line untuk layanan langsung ‘Noorthern Loop’, Jakarta Fremantle, Australia. Service ini ditandai dengan masuknya Kapal MV Maersk Diadema dengan kapasitas 4.542 TEUs dan panjang 250 meter. Tahun 2014 JICT bekerjasama dengan Pelayaran China Shipping untuk layanan langsung ‘Sundex’, Jakarta - Eropa. Service ini ditandai dengan masuknya Kapal MV CSCL Felixtowe dengan kapasitas 4.500 TEUs dan panjang 297 meter. Tahun 2017 JICT bekerjasama dengan Pelayaran CMA CGM untuk layanan langsung ‘JAX’, Jakarta Amerika. Service ini ditandai dengan masuknya Kapal MV CMA CGM Titus dengan kapasitas 8.500 TEUs dan panjang 334 meter.*** BISNIS.COM | PUPUT ADY SUKARNO
INDONESIA SHIPPING TIMES
Rute Pelayaran Kapal CMA-CGM Yang Sandar di JICT foto: jict.co.id
foto: coroflot.com
K
APAL raksasa yang belakangan ramai diperbincangkan akhirnya memulai secara resmi pelayanan jasa angkut peti kemas dari Tanjung Priok, Indonesia menuju West Coast (LA & Oakland) Amerika Serikat. Compagnie Maritime d’Affretement - Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM) selaku perusahaan pemilik kapal sudah menyiapkan 17 kapal untuk melayani dengan sistem weekly call atau sandar minggu secara rutin. Seluruh kapal yang dikerahkan oleh CMA CGM itu memiliki kapasitas rata-rata hingga 8.500 TEUs dengan servis yang diberi nama Java South East Asia Express Services/ Java SEA Express Services atau disingkat JAX Services. Meski rutenya dari Indonesia menuju AS, namun kapal-kapal tersebut juga akan transit di Laem Chabang Thailand dan Cai Mep Vietnam. Sehingga rutenya menjadi Jakarta-Laem Chabang (Thailand)-Cai Mep (Vietnam)-Los AngelesOakland. “Saya apresiasi yang dilakukan PT Pelindo II
INDONESIA SHIPPING TIMES
yang bekerjasama dengan CMA-CGM yang bisa lakukan JAX Service yang melayani Tanjung Priok yang juga melakui Thailand dan Vietnam,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (23/4/2017). Dengan rute tersebut, jasa pengangkutan ekspor impor di Indonesia akan lebih efisien. Sebab sebelumnya untuk mengirim maupun mendatangkan barang dari AS harus melalui Singapura terlebih dahulu. “Dengan kapasitas yang besar bagi kita ini suatu prestasi yang baik, dan akan memajukan logistik Indonesia. Saya harapakan CMA-CGM menjadikan Indonesia sebagai homebase,” imbuhnya. Oleh karena itu pemerintah mendorong agar Tanjung Priok bisa menjadi pelabuhan direct call jarak jauh. Sehingga pelabuhan ini mampu melayani kapal pengangkut kapal peti kemas berkapasitas besar lainnya. *** DETIK.COM | DANANG SUGIANTO Senin 24 April 2017
05
CMA-CGM Prancis Lirik Investasi Terminal Peti Kemas foto: thejakartapost.com
S
ETELAH mendatangkan kapal raksasanya yang ketiga ke Indonesia, perusahaan pelayaran asal Prancis Compagnie Maritime d’Affretement-Compagnie Generali Matitime (CMA-CGM) mulai mencari peluang berinvestasi di Indonesia. Jean-Yves Duval, Senior Vice President CMSCGM Asia mengatakan, pihaknya ingin berinvestasi di sektor terminal peti kemas. Sebagai langkah awal, mereka sudah menjalin komunikasi intensif dengan PT Pelindo II. “Kami ingin berinvestasi di terminal. Saat ini kami sedang menunggu respons dari Pelindo II mengenai rencana tersebut,” ujarnya dalam konferensi pers di Tanjung Priok Jakarta, Minggu (23/4/2017). Mereka mengklaim sebagai maskapai pelayaran terbesar ketiga di dunia dengan
06
Senin 24 April 2017
pangsa pasar mencapai 13%. CMA CGM Group menilai Indonesia sebagai wilayah yang sangat strategis bagi perkembangan bisnis mereka di Asia Tenggara. Oleh karena itu mereka sangat mendukung rencana pemerintah membuka jaringan maritim di seluruh wilayah Indonesia. “Kami akan memanfaatkan peluang itu untuk memberikan kontribusi yang berarti,” imbuhnya. CMA CGM berkantor pusat di Marseille, Prancis dan memiliki jaringan di 160 negara. Armada yang dimiliki berjumlah total 499 dan melayani 420 pelabuhan komersial. Perusahaan ini melalui 200 rute pelayaran dan tahun lalu berhasil membawa kontainer dengan kapasitas total 15,6 juta TEUs.*** BISNIS.COM | ABDUL RAHMAN
INDONESIA SHIPPING TIMES
Pemancangan Tiang Kendari New Port Direncanakan Mei 2017 foto: poskotanews.com
P
EMANCANGAN tiang pertama (groundbreaking) pembangunan pelabuhan kontainer yang disebut Kendari Newport senilai Rp 936 miliar di Pulau Bungkutoko, Kendari, Sulawesi Tenggara akan dimulai pertengahan Mei 2017. “Tiang pancang sudah siap, tinggal menunggu beberapa alat yang akan digunakan juga didatangkan dari Surabaya,” kata Manager SDM dan Umum PT Pelindo IV Cabang Kendari Alfian Achmad di Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (22/4). Ia mengatakan sudah tidak ada lagi kendala pembangunan pelabuhan kontainer tersebut, karena dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) juga sudah rampung. “Seluruh rapat proses pembuatan Amdal sudah difinalisasi. Artinya, proses pembangunan fisik pelabuhan tersebut segera dilaksanakan,” katanya. Adapun yang dilakukan saat ini adalah pembuatan rencana induk pelabuhan yang sedang dibahas di Makassar agar sinkron dengan Amdal. Untuk tahap awal, katanya, Pelindo akan
INDONESIA SHIPPING TIMES
membangun dermaga khusus peti kemas di atas lahan seluas lima hektare, dari lahan yang tersedia seluas 85 hektare. “Dengan dermaga khusus kontainer yang akan dibangun di atas lahan seluas 5 ha itu, akan bisa menampung peti kemas kurang lebih 250.000 Twenty-Foot Equivalent Units (TEUs) per tahun,” katanya. Dijelaskan, pembangunan Kendari Newport untuk mendukung rencana sistem pengapalan langsung ke luar negeri melalui pelabuhan di Kendari. “Selain itu, dalam rangka mempersiapkan pelabuhan di Kendari sebagai pelabuhan bertaraf internasional,” katanya. Disebutkan, PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menyiapkan anggaran sebesar Rp 936 miliar untuk membangun Pelabuhan Bungkutoko di Kendari yang sering disebut Kendari Newport. “Anggaran sebesar itu terdiri atas Rp 635 miliar dari dana Penyertaan Modal Negara (PMN) dan dana internal perusahaan sebesar Rp 301 miliar,” katanya.*** ANTARANEWS.COM | BERITASATU.COM
Senin 24 April 2017
07
Pemerintah Cari Solusi Cara Genjot Muatan Balik Tol Laut foto: ksp.go.id
M
UATAN balik angkutan barang dalam Program Tol Laut perlu digenjot karena selama ini tingkat keterisiannya dinilai relatif belum maksimal, kata seorang pejabat Kementerian Perhubungan. Kepala Bagian Organisasi dan Hubungan Masyarakat Lollan AS Panjaitan dalam diskusi Lokakarya Forum Wartawan Perhubungan di Lombok, Jumat mengatakan hal itu merupakan salah satu tantangan agar kelancaran distribusi barang tidak hanya dari Barat ke Timur untuk menekan disparitas harga, saja tetapi juga sebaliknya. “Apabila muatan barang dari Timur ke Barat juga terisi, maka tentunya ini akan efisien,” katanya. Dia menuturkan salah satu solusi yang ditawarkan, yakni dengan mendirikan pusat logistik “Rumah Kita” di sejumlah titik strategia di Wilayah Timur yang dikelola oleh dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). “Rumah Kita ini sebagai pusat konsolidasi logistik, barang dari Jawa bisa ditampung di situ baru didistribusikan ke daerah-daerah lain, kemudian komoditas dari daerah juga bisa disimpan di Rumah Kita untuk diangkut ke Pulau Jawa,” katanya.
08
Senin 24 April 2017
Lolla menjelaskan hal itu merupakan amanat dari Penyempurnaan Perpres Nomor 106 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Kewajiban Pelayana Publik Untuk Angkutan Barang di Laut. “Dari yang sebelumnya muatan dari kapal dari Jawa ke Luar Jawa diubah menjadi dari dan ke Jawa, sehingga dapat dimanfaatkan untuk muatan balik,” katanya. Saat ini, lanjut dia, tingkat keterisian angkutan barang tol laut masih di kisaran 70 persen. Menurut dia, dibutuhkna koordinasi antarkementerian/lembaga, seperti Kementerian Perdagangan serta pemerintah daerah untuk mendorong peningkatan komoditas wilayah setempat agar bisa menambah nilai ekonomi. “Sinergitas semakin diuji, pemda juga seharusnya mendorong para pelaku usaha di daerah untuk meningkatkan produktivitasnya,” katanya. Dia menyebutkan sejumlah lokasi Rumah Kita telah diserahkan kepada BUMN untuk dikelola, di antaranya Nias dan Mentawai (Pelindo I), Natuna dan Tahuna (Pelindo II), Dompu-Waingapu-Rote-Kalabahi (Pelindo III), Nabire-TobeloSebatik-Tidore dan Sangatta/Lhoktuan (Pelindo IV), Morotai-Saumlaki-Manokwari-Timika (Pelni), Merauke dan Namlea (ASDP). Lollan menjelaskan saat ini Trayek 3, yaitu Tanjung Perak-Larantuka-Lewoleba-Rote-SabuWaingapu PP merupakan trayek yang paling efektif, sementara itu trayek yang belum beroperasi secara optimal yaitu Trayek 6, yakni Tanjung Priok-Tarempa-Natuna PP. Selain masih rendahnya tingkat keterisian muatan, dia mengatakan pihaknya juga menyoroti sejumlah catatan, di antaranya pemanfaatan belum sampai kepada masyarakat luas serta ketersediaan alat bongkar muat yang kurang.*** ANTARANEWS.COM | JUWITA T RAHAYU
INDONESIA SHIPPING TIMES
KAI Target Angkut Barang 15.000 ton per Hari foto: google image
M
ANAJEMEN PT Kereta Api Indonesia atau KAI tahun 2017 menargetkan bisa mengangkut barang minimal 15.000 ton per hari. “Volume 15.000 ton per hari itu dari 28 kali perjalanan kereta api barang sebanyak 28 perjalanan,” ujar Manager Humas KAI Divre 1 Sumut, M Ilud Siregar di Medan, Minggu. Dalam Grafik Perjalanan Kereta Api tahun 2017 itu, sekali perjalanan angkutan membawa 15 gerbong datar dan gerbong ketel dengan kapasitas berat muat masing masing sebanyak 42 ton dan 30 ton. Menurut M.Ilud.Siregar., KAI terus berupaya memperkuat angkutan barang karena potensinya sangat besar. Potensi yang besar dari angkutan crude palm oil, karet, dan lainnya. “Potensi yang besar itu membuat manajemen KAI berupaya memperkuat angkutan barang,” katanya.
INDONESIA SHIPPING TIMES
Tahun ini ada tujuh lokomotif yang akan masuk ke Sumut, dimana empat di antaranya untuk angkutan barang. Menurut dia, sebagai moda transportasi yang bergerak di jalur tersendiri kereta api unggul dalam hal kelancaran lintas, perjalanan lebih terperediksi, tepat waktu, kapasitas angkutnya besar, serta sebagai salah satu mata rantai dari perputaran distribusi logistik nasional . “Tujuh lokomotif atau Lok CC 201 dari Sumatera Selatan segera tiba di Belawan,” katanya. Angkutan barang diutamakan untuk relasi Sei Mangke-Belawan, Dolok Merangir-Belawan, Rantau Prapat-Belawan serta angkutan barang yang sudah tereksisting berupa hasil perkebunan CPO, Lateks, BBM Pertamina, Barang Hantaran Parsel, peti kemas dan jenis angkutan barang lainnya.*** ANTARANEWS.COM | EVALISA SIREGAR Senin 24 April 2017
09
Importir Desak INSW Jadi Lembaga Ad Hoc foto: wikimedia.com
G
ABUNGAN Importir Seluruh Indonesia (Ginsi) DKI Jakarta menyoroti upaya pemerintah melakukan perbaikan sistem data dan informasi tunggal nasional atau Indonesia National Single Window (INSW) yang belum maksimal. Ginsi memiliki beragam temuan yang dianggap perlu menjadi perhatian untuk diperbaiki. Seperti belum seluruhnya regulasi dari Kementrian dan lembaga terintegrasi di INSW, sehingga terjadi keterlambatan proses informasi. Sering terjadi pemberlakuan aturan lartas secara mendadak dan terdapat lartas yang belum bisa diakses secara online. Masih terjadi ketidaksamaan pemahaman antara pembuat dengan pelaksana regulasi, terutama menyangkut HS Code. Dan diketemukan perbedaan penerapan sebuah regulasi antara Custom Clearance dengan karantina “Integrasi INSW dengan seluruh sistem pada kementrian dan lembaga mutlak harus berjalan tanpa meninggalkan kekurangan. Seluruh Kementrian dan lembaga harus sungguh-sungguh mendukung INSW dan menanggalkan ego sektoral. Termasuk meniadakan perbedaan tafsir regulasi antar Kementrian dan juga antar sesama pejabat pelaksana regulasi,� kata Subandi, Ketua Umum Ginsi DKI Jakarta.
10
Senin 24 April 2017
Menurut Subandi, mengingat sangat strategisnya INSW maka status kelembagaannya harus ad hoc dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Sebab dengan begitu mampu memotong birokrasi dan memberikan layanan yang cepat, mudah dan murah pada kegiatan importasi. Sejauh ini, INSW secara struktural dan anggaran masih di bawah naungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Hambat Upaya pemerintah memperbaiki sistem data dan informasi tunggal nasional atau Indonesia National Single Window (INSW) masih belum terlihat. Sebelumnya, pemerintah melalui Kementerian Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi berencana merevisi Peraturan Presiden (Perpres) No. 76 Tahun 2014 tentang Pengelola Portal Indonesia National Single Window. Dalam revisi tersebut, nantinya akan ada unit khusus di setiap kementerian dan lembaga yang bertanggung jawab langsung terhadap pelaksanaan program tersebut. “Upaya revisi Perpres saja tidak cukup. Karena persoalan mendasarnya masih banyak proses yang dijalankan banyak Kementerian dengan kombinasi proses elektronik dan manual, sehingga proses tidak auditable. Ditambah belum ada standar data, kepemilikan data dan informasi pemerintah, sebagai dasar bagi pelaksanaan e-government, sehingga mempersulit integrasi proses dan informasi antar instansi,� kata Hari S. Noegroho, Deputi Bidang Proses Pengelola Portal INSW. Hari menambahkan, kendala lainnya, belum semua instansi pengguna e-government mengubah prosedur untuk layanan elektronik tanpa dokumen, tanpa tatap muka, tanpa sekatan antar instansi, meski lebih auditable. Umumnya alasan utama adalah proses audit masih mewajibkan adanya dokumen sebagai bukti transaksi untuk diperiksa. *** TRUKCMAGZ.COM | ABDUL
INDONESIA SHIPPING TIMES
Wujudkan Poros Maritim, Pengurus PRAMARIN Dikukuhkan foto: istimewa
S
EBAGAI negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar menjadi poros maritim dunia. Poros maritim merupakan sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin konektivitas antarpulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut, serta fokus pada keamanan maritim. Untuk menjadi sebuah negara maritim, infrastrukur antarpulau dan sepanjang pantai di setiap pulau merupakan hal mutlak yang mesti dibangun dan dikembangkan. Untuk mewujudkan Indonesia menjadi poros maritim dunia, pemerintah telah mencanangkan 5 pilar utama, yakni pembangunan kembali budaya maritim Indonesia serta komitmen menjaga dan mengelola sumber daya laut dengan fokus membangun kedaulatan pangan laut melalui pengembangan industri perikanan dengan menempatkan nelayan sebagai pilar utama. Kemudian pilar berikutnya ialah komitmen mendorong pengembangan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, pelabuhan laut, logistik, dan industri perkapalan, serta pariwisata maritim. Adapun pilar keempat yakni diplomasi maritim yang mengajak semua mitra Indonesia untuk bekerja sama pada bidang kelautan dan pilar terakhir yaitu sebagai negara yang menjadi titik tumpu dua samudra, Indonesia berkewajiban
INDONESIA SHIPPING TIMES
membangun kekuatan pertahanan maritim. Dalam rangka memberikan kontribusi dan berperan aktif untuk mewujudkan kebijakan pemerintah di bidang maritim, saat ini telah dibentuk Perkumpulan Praktisi Maritim Indonesia (Pramarin). “Perkumpulan ini bertujuan untuk mempersatukan praktisi di bidang maritim agar dapat saling berkomunikasi dan bekerja sama dalam meningkatkan peranan serta memberikan arah yang pasti dan dapat memberikan kontribusi dengan kualitas tertinggi dan memberikan pelayanan kepada pengguna dan praktisi di bidang maritim dengan hasil yang memuaskan dan berkontribusi besar untuk kepentingan nasional dan global,� ujar Sjaifuddin Tahir, Ketua Umum Pramarin periode 2017-2022, di Jakarta, Sabtu (22/4). Ia pun berharap dengan telah dikukuhkan dan dilantiknya kepengurusan Pramarin periode 2017-2022 ini, terbangun suatu forum komunikasi yang efektif antara anggota dan pengurus sehingga pengurus dapat merumuskan dan menjalankan program kerja sesuai dengan visi dan misi organisasi. Pengukuhan dan pelantikan pengurus Pramarin dilaksanakan di Mercantile Athletic Club, Jakarta, Sabtu, dengan dihadiri oleh anggota dan pengurus dari seluruh Indonesia.*** | MEDIAINDONESIA.COM | Senin 24 April 2017
11
Aliansi Perusahaan Pelayaran Berhasil Tangani Kargo Customer Hanjin foto: dubaiyachto.com
P
EMBENTUKAN aliansi yang dilakukan perusahaan pelayaran raksasa telah memicu peningkatan pesanan angkutan belakangan ini. Buletin Alphaliner menyebutkan aliansi yang dibentuk untuk melayani perdagangan timurbarat tersebut telah mendorong peningkatan sebesar 5% dalam kapasitas TEU dan 4% dalam jumlah kapal dibandingkan dengan Maret. Dibandingkan dengan musim panas 2016, kapal yang melayani rute Asia-Eropa, Transpasifik dan Transatlantik diprediksi naik 2%. Meski demikian, dari sisi jumlah kapal akan menurun karena yang operator-operator pelayaran mengoperasikan ukuran kapal yang lebih besar. “Kargo yang dulu ditangani Hanjin Shipping untuk rute perdagangan timur-barat pada bulan September 2016 telah pulih sepenuhnya sejak 1
12
Senin 24 April 2017
April oleh aliansi pelayaran 2M + HMM, OCEAN Alliance dan THE Alliance, serta berbagai operator independen, termasuk pendatang baru SM Line yang memulai layanan Transpacific terbarunya pekan lalu,� demikian analisis Alphaliner. Diperkirakan tidak kurang dair 913 kapal akan dioperasikan untuk melayani rute perdagangan timur-barat. Sebagian besar kapal-kapal tersebut sudah mengangkut kargo rute tersebut. Dari jumlah tersebut, aliansi perusahaan pelayaran yang mengoperasikan kapal ukuran 14.000-20.000 TEUS semakin besar. Begitu juga dengan ukuran 5.500-10.000 TEUs. Penurunan terjadi pada kapal ukuran 10.000-13.300 TEUS dan ukuran 3.000-5.100 TEUs.*** WORLDMARITIMENEWS.COM | KF
INDONESIA SHIPPING TIMES