INDONESIA
SHIPPING TIMES BULETIN INFORMASI PELAYARAN, PELABUHAN DAN LOGISTIK
No 104• Vol IX • Sabtu,
29 April 2017
PEMERINTAH RANCANG TARIF CHC SERAGAM DI SEMUA PELABUHAN
SEMANGAT PERUBAHAN 65 TAHUN PELNI
PELINDO III STANDARISASI LAYANAN B/M TERMINAL PETI KEMAS
PELINDO I GELONTORKAN 100 MILIAR REVITALISASI SRIBAYINTAN
MELONGOK LAPORAN RUGI LABA NYK, K LINE DAN MOL TAHUN FISKAL 2016
01
K
EMENTERIAN Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah menyusun program paket satu harga untuk aktivitas bongkar muat kapal rute internasional di pelabuhan yang dikelola oleh BUMN. Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN Pontas Tambunan di Wikasatrian, Bogor. “Kami ingin terapkan, sekarang sedang disusun, satu harga untuk Countainer Handling Charge (CHC) di pelabuhan-pelabuhan yang dikelola BUMN, seperti Pelindo I sampai IV,” kata Pontas, Jumat (28/4/2017). Pontas menuturkan CHC ini mulai dari proses sandar kapal di pelabuhan, bongkar kontainer, hingga dinaikkan ke atas truk untuk diangkut keluar pelabuhan. Program satu harga ini dilakukan untuk menurunkan biaya logistik yang ada di pelabuhan. Diharapkan nanti daya saing logistik Indonesia bisa meningkat.
Pontas menuturkan, sebelumnya biaya bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, dikeluhkan oleh kapal raksasa CMA-CGM. Perusahaan asal Prancis itu menganggap biaya di Priok lebih tinggi dibandingkan di Singapura. “Sasarannya, nanti kami harapkan bisa turun 5-7 persen biaya CHC-nya. Jika ini sudah diterapkan, paket satu harga itu akan kami teruskan sampai ke biaya truk itu keluar pelabuhan,” tegas Pontas. Untuk lebih bisa menurunkan biaya di pelabuhan, Pontas berharap Kementerian Perhubungan juga mengikuti kebijakan tersebut untuk beberapa ranah yang ada di wilayahnya, yaitu biaya pandu dan sandar kapal? besar. Seperti diketahui, saat ini biaya CHC di pelabuhan Makassar sekitar US$ 70 per kontainer, di Pelabuhan Tanjung Perak sekitar US$ 83 per kontainer dan di Pelabuhan Tanjung Priok hampir US$ 90 per kontainer.*** LIPUTAN6.COM | ILYAS I PRADITYA
penerbit: PT INDONESIA KREASI MEDIA » PeNYUNTING: Karnali Faisal » Tata letak: Givan J Setiawan » penyelaras naskah: Karnali Faisal, Agus Abdu Roza, Salsabila Miftahuzahra » Sirkulasi: Agus Abdu Roza » keuangan: Abdul Manaf ZA » Sekretaris Redaksi/Iklan: Mulke Choerunisa » Alamat Redaksi/ Sirkulasi: Jl Raya Enggano No 91 Tanjung Priok Jakarta Utara » Telp: 021-43924419, 021-4303083» FAKS: 021-43924419» contact person: Karnali Faisal HP 081289258955, WA 08128444457 » Email: karnali.faisal@gmail.com » Website: shippingforum.co.id
02
Sabtu, 29 April 2017
INDONESIA SHIPPING TIMES
foto: humas pelindo 2
Pemerintah Rancang Tarif CHC Seragam di Semua Pelabuhan
Deklarasi Bersama Konektivitas Laut Indonesia-Filipina Diteken
D
ISAKSIKAN oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo dan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya Sumadi dan Menteri Perhubungan Filipina, Arthur P. Tugade menandatangani Deklarasi Bersama tentang Konektivitas Laut Indonesia-Filipina dengan menggunakan Kapal RoRo Rute Bitung-Davao/ General Santos pada 28 April 2017. Penandatanganan ini dilaksanakan di selasela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Brunei Indonesia Malaysia Philipines-East Asean Growth Area (BIMP-EAGA) ke-12 di Manila, Filipina. Kesepakatan ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan BIMP-EAGA Sea Linkages Working Group di Manado tanggal 19-20 April 2017 lalu, yang dihadiri oleh perwakilan dari Negara anggota BIMP EAGA Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Filipina, serta perwakilan dari BIMP Facilitation Centre (FC), BIMP EAGA Business Council (BEBC) dan Asian Development Bank (ADB). Selanjutnya, Presiden Joko Widodo, bersama dengan Presiden Rodrigo Duterte dijadwalkan akan menghadiri peluncuran pelayaran perdana Kapal RoRo pada tanggal 30 April 2017. Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa implementasi proyek konektivitas laut ini mempunyai arti penting bagi Indonesia, karena selain akan menciptakan rute pelayaran dan perdagangan baru, juga mendukung program prioritas nasional Presiden RI yaitu menjadikan Pelabuhan Bitung sebagai hub internasional. ”Konektivitas ini akan memberikan peluang besar bagi kedua belah pihak, dilihat dari sisi ekonomi, waktu, maupun peluang dalam meningkatkan perdagangan,” ujar Menhub Budi dalam siaran persnya Menhub menambahkan bahwa pembukaan rute pelayaran kapal RoRo baru ini juga dapat membantu mengembangkan potensi ekonomi daerah dan meningkatkan pariwisata serta investasi daerah.
INDONESIA SHIPPING TIMES
”Pembukaan rute pelayaran ini juga sejalan dengan program nasional untuk membangun kelautan dan kemaritiman Indonesia dengan tujuan untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” tambah Menhub. Rute baru ini dinilai akan menjadi sangat kompetitif, dilihat dari segi jarak dan waktu tempuh yang lebih singkat sehingga dapat mengurangi biaya transportasi dan logistik. Selain itu, adanya rute baru ini diharapkan juga dapat meningkatkan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Filipina. “Rute Bitung-Davao hanya membutuhkan waktu tempuh 1-2 hari. Jauh lebih singkat dibandingkan dengan rute Bitung-Surabaya/ Jakarta-Manila-Davao, yang membutuhkan setidaknya 1- 2 minggu. Tentunya biaya transportasi dan logistik pun akan berkurang,” jelas Menhub. Selain meningkatkan perdagangan, pembukaan rute pelayaran baru ini juga diharapkan dapat meningkatkan pariwisata di Indonesia Timur dengan memberikan kontribusi dalam meningkatkan hubungan people-to-people contact di masa mendatang. Untuk sekarang ini, yang dilakukan memang baru pada tahap perdagangan barang. Pada tahap awal yang akan dikirim oleh Filipina melalui Davao menuju Bitung adalah produk tepung. Sedangkan komoditas yang akan dibawa dari Bitung antara lain: jagung, kopra, dan mesin. Ditemui di tempat berbeda, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, A. Tonny Budiono menyatakan kapal yang rencananya akan digunakan untuk melayani rute Bitung-Davao/ General Santos adalah Super Shuttle RoRo 12 dengan kapasitas 500 TEUS yang dioperasikan oleh Asian Marine Transport Corporation (AMTC). Kapal ini rencananya akan bersandar di Dermaga IV/IKD, Bitung.*** BISNIS.COM | MIA C DINISARI
Sabtu, 29 April 2017
03
Pelindo I Gelontorkan 100 M Revitalisasi Pelabuhan Sribayintan
04
Sabtu, 29 April 2017
foto: sindonews.com
P
T Pelindo I Cabang Tanjungpinang menggelontorkan dana sebesar Rp100 miliar pada 2017. Anggaran tersebut untuk membenahi fasilitas di Pelabuhan Terminal Kargo dan Petikemas di Pelabuhan Sribayintan, Kijang. “Total dana investasi yang akan kami keluarkan guna pembenahan fasilitas pembangunan dan perawatan dermaga petikemas pelabuhan Kijang untuk tahun ini sebesar Rp100 miliar,” ujar General Manager (GM) PT Pelindo I Cabang Tanjungpinang, I Wayan Irawan didampingi Kepala Perwakilan Cabang Pelindo I untuk pelabuhan Sribayintan-Kijang, Khoiruddin di Kantor Pelindo I Cabang Tanjungpinang Perwakilan Sribayintan-Kijang, Kamis (27/4). Wayan menjerlaskan, penggunaan dana tersebut untuk pembangunan dan penambahan dermaga heavy kargo dan dermaga petikemas dengan desain dermaga khusus berkekuatan 250 ton sepanjang 80 meter. Proyek tersebut menelan biaya hingga Rp40 miliar. “Hari ini (kemarin) merupakan pertemuan kedua dengan pihak konsultan dari pusat untuk merancang desain pembangunan dermaga ini,” katanya. Untuk pembangunan jalan pintu masuk dan keluar pelabuhan sepanjang 500 meter dengan lebar jalan 15 meter beserta penataan lapangan parkir kantor dan penumpang telah dianggarkan Rp7 miliar. “Status jalan itu aset pemerintah daerah, namun untuk perawatannya dihibahkan ke pihak Pelindo. Nantinya aset jalan itu akan dihibahkan ke Pelindo,” ujar Wayan. Selain itu, pihak Pelindo juga akan membangun terminal depo kontainer di lahan milik Pelindo I di wilayah Korindo seluas 5 ha, dengan total angaran sebesar Rp13 miliar yang pengerjaannya juga dilakukan tahun ini. “Terminal Depo kontainer ini nantinya tempat bongkar muat kontainer, menghindari penumpukan kontainer di area dermaga pelabuhan, mempercepat proses bongkar muat barang,” terangnya.
Dari sisi perawatan, pihaknya akan mendatangkan dua unit crane yakni satu fix crane dan satu mobil crane. Masing masing berkapasitas 45 ton. “Untuk mendatangkan crane ini kami anggarkan Rp40 miliar,” ujarnya. Wayan mengatakan, investasi dana yang digelontorkan tahun ini merupakan bentuk antisipasi sebagai persiapan menghadapi geliat aktivitas di pelabuhan Terminal Kargo dan Petikemas di Pelabuhan Sribayintan, Kijang. Menurut dia, pelabuhan petikemas kijang yang merupakan pelabuhan transit untuk pelabuhan kargo dan petikemas mengalami peningkatan hingga 20 persen setiap tahun. “Sejak 2015 geliatnya terus meningkat. Di tahun itu (2015), 700 kontainer setiap bulannya masuk ke pelabuhan ini, pada 2016 sebanyak 1.000 kontainer dan 2017 mencapai 1.400 kontainer setiap bulan,” katanya. Peningkatan ini, kata dia, tidak terlepas dari peran pemerintah daerah yang memberikan dukungan penuh terhadap sektor pelabuhan khusunya di daerah Bintan. “Makanya untuk pelabuhan bongkar muat atau barang kita investasikan lebih besar di daerah ini, karena dukungan pemerintah daerahnya (bupati) sangat maksimal dalam bidang pelabuhan,” ujarnya.*** SINDOBATAM.COM | NOVEL M SINAGA
INDONESIA SHIPPING TIMES
Tingkatkan Pelayanan, Pelindo I Luncurkan SIM PKBL foto: kompas.com
P
T Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I Persero resmi meluncurkan aplikasi dan implementasi Sistem Informasi Manajemen Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (SIM PKBL). Sistem ini pengembangan untuk mengoptimalisasikan administrasi kegiatan KBL. Peresmiannya ditandai dengan penekanan tombol Direktur Keuangan Pelindo I Farid Luthfi yang didampingi Senior Manajer PKBL, Syaiful Anwar dan Direktur PT Mitra Tekno Madani, Muhamad Rizal. Luthfi mengatakan, semua mekanisme dalam program KBL mulai dari pengajuan permohonan program kemitraan, realisasi dana, administrasi sampai menjadi Laporan PKBL, tidak lagi dilakukan secara manual. “Seluruhnya sudah ada di dalam aplikasi SIM PKBL,” katanya, Jumat (28/4/2017). Dengan adanya aplikasi ini, administrasi program KBL menurutnya akan lebih efektif dan efisien sehingga pengelolaannya dapat lebih fokus pada pelaksanaan, pengendalian dan pembinaan program. SIM PKBL juga akan memberikan kemudahan bagi calon mitra dalam mengajukan permohonan, meningkatkan kualitas layanan, mempercepat proses program KBL. “Penyajian laporan akan lebih cepat dan akurat dan mengurangi birokrasi dengan calon mitra binaan,” pungkas Luthfi. ACS Humas Pelindo I Fiona Sari Utami menambahkan, pembangunan sistem dan implementasi teknologi informasi (IT) merupakan wu-
INDONESIA SHIPPING TIMES
jud keseriusan dan komitmen Pelindo 1 untuk semakin meningkatkan pelayanan perusahaan. Hal ini sejalan dengan komitmen Pelindo I dalam menerapkan IT Based Services Company. “Dengan implementasi sistem informasi, proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi dan distribusi akan terintegrasi dan terlaksana secara real time,” jelas Fiona. PT Pelindo I adalah BUMN yang mengelola jasa kepelabuhanan di Indonesia bagian barat. Berkantor pusat di Medan, memiliki wilayah operasi di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Riau Daratan dan Riau Kepulauan, serta mengelola 16 cabang pelabuhan, 11 kawasan pelabuhan. Kemudian, mengelola satu unit usaha yaitu Unit Usaha Galangan Kapal (UGK) serta enam anak perusahaan yaitu: PT Terminal Petikemas Indonesia (TPI), PT Prima Terminal Petikemas (PTP), PT Prima Multi Terminal (PMT), PT Prima Indonesia Logistik (PIL), PT Prima Pengembangan Kawasan (PPK) dan PT Prima Husada Cipta (PHC). Pelayanan Pelindo I meliputi pelayanan kapal, barang, penumpang dan jasa kepelabuhanan lainnya. Perusahaan ini mempunyai lokasi strategis di Selat Malaka, yang merupakan selat tersibuk dalam lalu lintas perdagangan dunia dan saat ini sedang mengembangkan pelabuhan Kualatanjung sebagai pelabuhan Hub Port Indonesia bagian barat, serta mempunyai pintu utama eksport CPO ke seluruh dunia lewat pelabuhan Belawan dan Dumai. Saat ini, Pelindo I dalam upaya meningkatkan produktivitas pelayanan secara terus menerus, melakukan inovasi dengan menambah peralatan dan perpanjangan fasilitas dermaga. Pengembangan ini juga untuk mendukung suksesnya program pemerintah dalam percepatan pembangunan nasional dan mendukung kebijakan pemerintah terutama program tol laut untuk memperkuat konektivitas nasional dan menciptakan biaya logistik nasional secara efisien dan efektif serta meningkatkan daya saing nasional.*** KOMPAS.COM | MEI LEANDHA Sabtu, 29 April 2017
05
Pelindo III Standarisasi Layanan Bongkar Muat Terminal Peti Kemas
T
ERMINAL Petikemas yang dikelola PT Pelindo III didorong untuk dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi bongkar muat kontainer berkisar 45 sampai 50 box ship per hour (BSH). Kebijakan untuk terminal petikemas ini ditargetkan sudah dapat seragam pada tahun 2017. Misalnya bongkar muat 1000 box, bagaimana caranya dapat selesai 30 jam atau lebih cepat lagi. Direktur Operasi PT Pelindo III M. Iqbal menyatakan, pengelola TPS Surabaya, Teluk Lamong, BJTI, TPK Semarang, TPK Banjarmasin, dan Tanjung Perak diminta meningkatkan produktivitas bongkar muat mencapai 50 BSH, sehingga efisien. “Caranya antara lain dengan menambah peralatan bongkar muat (crane), membangun infrastruktur seperti memperpanjang dermaga, menambah lapangan penumpukan petikemas (CY), dan mendidik SDM operasionalnya, serta membangun sistemnya,” katanya, di Surabaya, Kamis (27/4). Iqbal ingin standarisasi pelayanan bongkar muat di semua terminal petikemas yang dioperasikan PT Pelindo III sama, begitu pula dengan standar tarifnya. “Program ini sebagai jawaban terhadap keinginan Presiden Joko Widodo yang selalu menginginkan bagaimana biaya logistik murah, sehingga Indonesia mampu berdaya saing,” ucap Iqbal. Makanya, semua terminal petikemas didorong untuk meningkatkan produktivitas, karena dengan produksi tinggi, otomatis biaya akan turun. Menurut Iqbal, untuk kegiatan internasional, BSH-nya ditarget 50, sedangkan kegiatan domestik 45 BSH. Namu, Iqbal mengakui untuk menyamakan layanan kinerja bongkar muat di terminal, pasti ada kendala yang bakal dihadapi. Sebab fasilitas diantara terminal petikemas tidak sama, ada yang masih menggunakan HMC, ada juga yang sudah menggunaka crane twin lift. “Pola kerja pun tidak sama. Tapi semua itu akan kami dorong untuk bisa standar, sehingga pengguna jasa yang membongkar muat kontainernya di termial petikemas yang dioperasikan Pelindo III mempunyai standar yang sama,” ungkapnya. Saat ini sejumlah terminal petikemas Pelindo III, dua terminal yakni Teluk Lamong dan TPS Surabaya sudah menggunakan crane twn lift. Hal itu terlihat dari kegiatan bongkar muat dari kapal Cape Melville di Teluk Lamong pada Rabu (26/4) lalu, terlihat crane ‘raksasa’ twin lift sedang mengangkat petikemas sekaligus dua kontainer ke kapal itu. “Kapal Cape Melville membongkar 234 box dan memuat 486. Kapal ini sandar hari Rabu (26/4) dan Kamis (27/4) sudah selesai dan keluar,” ujar Rumaji dibenarkan Max Bert Pangemanan, Supervisor Operation pelayaran Sinokor.
06
Sabtu, 29 April 2017
Produktivitas bongkar muat di Teluk Lamong cukup cepat, karena setiap kapal yang bongkar muat di dermaga internasional menggunakan tiga crane twin lift sekaligus, sehingga BSH-nya mampu 50. Rumaji memang menyatakan, bahwa untuk bongkar muat di dermaga internasional selalu menggunakan tiga crane, hal serupa juga diterapkan pada kapal kontainer domestik. “Kami mengutamakan produktivitas tinggi, sehingga dengan produksi yang tinggi akan efisien dan menguntungkan pihak pelayaran maupun terminal,” ucapnya. Sebagai terminal baru, Teluk Lamong bukan saja melayani kegiatan kapal petikemas, namun juga curah kering. Dengan panjang dermaga 500 meter dan kedalaman 14 meter untuk internasional dan dermaga domestik dengan panjang 450 meter memiliki kedalaman 12-13 meter, masing-masing dapat disandari dua kapal sekaligus. Menurut Rumaji, Teluk Lamong mentarget dapat melayani hingga 446 ribu TEUs pada tahun 2017 ini, atau meningkat tajam dibandingkan 2016 yang mencapai 243 ribu TEUs. “Pada triwulan I tahun ini sudah mencatat 103 ribu TEUs,” katanya. Max Pangemanan sangat mengapresiasi positif terhadap kinerja dan layanan pihak Teuk Lamong. “Kami setiap bulan ada kapal, rata-rata bongkar muat sekiar 900 box. Kapal kami melayani rute Surabaya-Saigon, Shanghai-Pusan-KwangYang (Korea). Dan kami puas dengan service Teluk Lamong,” jelas Max. TPS Surabaya Sementara itu, TPS Surabaya yang tahun 2017 diharapkan mampu menangani kontainer hingga 1,5 juta TEUs juga terus memperbaiki layanannya. “Untuk dapat mencapai target itu, kami sudah menambah 3 unit crane twin lift, karenanya kami optimis target itu bisa tercapai,” kata Yon Irawan, Dirut PT TPS Surabaya kepada Ocean Week, di sela Ultah TPS ke-18 di Shangrila Hotel, Surabaya. Dengan crane twin lift, ungkap Yon, diharapkan produktivitas meningkat, karena umumnya crane di Tanjung Perak hanya dapat menjangkau 13-14 row, tetapi twin lift dapat melayai hingga 16 row. Sehingga dengan jangkauan itu memungkinkan terminal untuk melayani kapal berkapasitas 3.000 TEUs. Di tempat terpisah Ery Akbar Panggabean, GM TPKS mengungkapkan keinginannya kalau terminal ini suatu saat tembus menangani ‘satu’ juta TEUs. Sekarang saja sudah mencapai sekitar 600 ribu TEUs. Oleh sebab itu, M Iqbal, Direktur Operasi PT Pelindo III berharap, apa yang menjadi target dan harapan perseroan dapat tercapai sesuai keinginan. *** | OCEANWEEK.CO.ID |
INDONESIA SHIPPING TIMES
Menteri Susi Bersiap Ledakkan 109 Kapal Pencuri Ikan foto: indeksberita.com
M
ENTERI Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, akan kembali meledakkan kapal asing yang melakukan penangkapan ikan secara ilegal di perairan Indonesia. Saat ini pihaknya masih mengumpulkan kapalkapal asing yang ditangkap sebelum diledakkan. “Masih ada 109 kapal yang akan diledakkan, kemarin kita baru tangkap 9 kapal lagi,” kata Susi saat ditemui di Kuta, Bali, Kamis (27/4/2017). Namun Susi belum bisa memastikan kapan proses peledakan akan dilakukan. Saat ini pihaknya juga sedang fokus menindak kapal-kapal yang beroperasi INDONESIA SHIPPING TIMES
menggunakan peralatan tangkap cantrang. Termasuk kapal-kapal yang dimiliki nelayan lokal. Tetapi khusus kapal dalam negeri yang melanggar, Susi mengaku tidak bisa mengambil tindakan tegas dengan cara diledakkan karena belum ada payung hukum yang mengatur hal tersebut. Sekalipun telah ada peraturan menteri yang melarang penggunaan alat tangkap cantrang. “Kapal milik nelayan dalam negeri tidak bisa dibedakan karena undang-undang hanya mengatur untuk kapal asing,” ujar Susi.*** KOMPAS.COM |ROBINSON GAMAR Sabtu, 29 April 2017
07
Semangat Perubahan 65 Tahun PT Pelni foto: bisniswista.com
U
NTUK melewati tantangan bisnis harus dihadapi, PT Pelni (Persero) mengusung tema One Spirit agar dapat tegar berdiri menjadi salah satu power house khususnya untuk jasa transportasi laut di negeri ini. Diusianya yang ke-65 tahun, One Spirit menjadi tema untuk menumbuhkan semangat kebersamaan memiliki sense of belonging atas perusahaan tersebut. Semangat perubahan dan yang mampu mengubah mindset agar setiap Insan PELNI berpikir out of the box untuk kemajuan perusahaan. Corporate Secretary PT. PELNI, Didik Dwi Prasetio mengatakan, usia 65 tahun merupakan usia yang cukup senja bila diukur dengan usia manusia, tetapi bagi sebuah perusahaan, usia tersebut harus terus mengarah pada perbaikan, kekokohan, dan kejayaan sebuah perusahaan. Menurutnya, sejak tahun 2014 PT PELNI (Persero) telah keluar dari raport merah, tidak menjadi BUMN yang rugi dan telah maraih laba. “Pada 2013 PELNI rugi Rp 634 milyar. Pada 2014 laba Rp 11,2 milyar. Pada 2015 laba Rp 100, 2 milyar dan tahun 2016 laba Rp 248 milyar,” ujar Didik di Jakarta, Jumat (28/4/2017). Tidak hanya itu, pada perayaan HUT ke-
08
Sabtu, 29 April 2017
65 PELNI juga melakukan perubahan logo, 17 Project Quick Win, dan holding BUMN. Langkahlangkah transformasi ini bukan hanya menjadi program per direktorat saja, tetapi dukungan dari seluruh Insan PELNI baik yang di Kantor Pusat, Cabang, dan Kapal adalah penting demi kemajuan perusahaan. “Perubahan logo PELNI untuk memberikan spirit baru dan segar diharapkan mampu menjadikan perusahaan ini menjadi lebih maju, modern, dan lebih produktif. Sedangkan 17 project quick win yang sudah ditetapkan pada Rapat Pimpinan bersama dengan manajemen diharapkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan baik dari sisi teknis, operasional, hingga finansial,” katanya. PT Pelni saat ini mengoperasikan 26 kapal penumpang yang melayari 90 lebih pelabuhan di Indonesia. PT Pelni juga mengoperasikan 6 kapal Tol Laut, 46 kapal perintis, dan satu kapal ternak, seluruhnya menjalankan penugasan resmi dari Pemerintah. Pada tahun 2017 ini, PT Pelni berhasil menghubungkan (connecting) jadwal pelayaran kapal penumpangnya dengan kapal perintis.*** HARIANTERBIT.COM | AKBAR
INDONESIA SHIPPING TIMES
Sambut Hari Buruh, Pelindo IV Gelar Donor Darah dan Sunatan Massal
INDONESIA SHIPPING TIMES
foto: inaport4.co.id
P
T Pelabuhan Indonesia IV (Persero) menggelar Bakti Sosial dengan menyelenggarakan Donor Darah dan Sunatan Massal dalam rangka memperingati May Day atau Hari Buruh yang jatuh setiap tanggal 1 Mei. General Manager PT Pelindo IV Cabang Makassar, Yosef Benny Rohy mengatakan dalam kegiatan tersebut pihaknya bekerja sama dengan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Sulawesi Selatan, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sulsel serta didukung oleh seluruh stakeholder pelabuhan. “Menyambut May Day tahun ini, kami ingin membuat program yang positif melalui kegiatan Bakti Sosial berupa Donor Darah dan Sunatan Massal,” kata Yosef. Lebih jauh dia menuturkan, melalui Bakti Sosial ini pihaknya ingin mengedukasi masyarakat untuk menyikapi May Day tahun ini dengan menggelar kegiatan yang positif agar bisa memicu peningkatan produktivitas, sehingga dapat memberikan dampak ekonomi bagi para stakeholder. Adapun, untuk kegiatan Donor Darah yang digelar di Lobi Kantor Pusat Pelindo IV, bekerjasama dengan PMI Sulsel, pihaknya menargetkan sebanyak 150 hingga 200 kantong darah yang bakal terkumpul nanti. Sedangkan untuk kegiatan Sunatan Massal yang digelar di Lantai 2 Kantor Pusat Pelindo IV, bekerjasama dengan RS Akademis Makassar, pihaknya menargetkan 100 anak yang akan disunat. Khusus Sunatan Massal menurut Yosef, pihaknya mengutamakan anak-anak dari Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM), sekuriti dan pedagang kaki lima (PK5) di Pelabuhan Makassar. “Mungkin ada anak-anak dari TKBM, sekuriti dan PK5 di Pelabuhan Makassar yang belum disunat, bisa diikutkan dalam Sunatan Massal ini,” ujarnya. Sementara untuk Donor Darah, diharapkan partisipasi dari semua karyawan Pelindo IV dan instansi pelabuhan lainnya. “Karena selain Donor Darah baik bagi kesehatan diri sendiri, juga sangat membantu bagi orang lain,” tukasnya. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Sulsel, Agustinus Appang berterima kasih atas gelaran Bakti Sosial berupa Donor Darah dan Sunatan Massal dalam rangka memperingati May Day ini. “[Bakti Sosial] dalam rangka May Day ini merupakan kegiatan yang positif dan patut ditiru. Jika selama ini May Day atau Hari Buruh selalu identik dengan demo buruh, sehingga sering menakutkan bagi masyarakat, tetapi kali ini buruh bekerja sama dengan Pelindo IV dan pihak-pihak lainnya, membuat kegiatan yang lebih berguna bagi semua pihak dan ini patut kita apresiasi, baik kepada Pelindo IV maupun SPSI Sulsel,” bebernya. Dia berharap, kedepan Bakti Sosial dalam rangka May Day ini bisa menjadi agenda tahunan, dengan kegiatan yang lebih beragam lagi, seperti Jalan Sehat dan lain sebagainya. Ketua SPSI Sulsel, Basri Abbas menuturkan pihaknya juga sangat mengapresiasi kegiatan Bakti Sosial dalam rangka Hari Buruh yang digelar di Pelindo IV. “Kami bersyukur, selama ini komunikasi [SPSI Sulsel] dengan Pelindo IV terjalin cukup baik, sehingga dipastikan pada Hari Buruh nanti kami tidak akan menggelar aksi demo, terutama di sekitar area Pelabuhan Makassar, tetapi kami justru menggelar kegiatan positif yaitu Bakti Sosial dalam bentuk Donor Darah dan Sunatan Massal di Pelindo IV,” tuturnya. Dia mengungkapkan, kegiatan Bakti Sosial itu juga sesuai dengan himbauan dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, di mana semua buruh di Indonesia selain menggelar aksi demo juga dihimbau untuk mengadakan aksi sosial.*** SHIPPINGFORUM.CO.ID | KEKE Sabtu, 29 April 2017
09
Asperindo Berharap CEISA Tak Hambat Kinerja Logistik foto: google image
P
ENERAPAN Sentralisasi Sistem Pelayanan dan Pengawasan atau Customs-Excise Information System and Automation (CEISA) yang mulai berlaku pada 1 April 2017 diharapkan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jawa Tengah tidak menghambat kinerja pengiriman barang. Pembina DPW Asperindo Jawa Tengah, Elvis Wendri menilai, layanan tersebut yang berlaku di Semarang dengan operator jam kerja pada Senin-Jumat akan menghambat pengiriman barang. Selain itu, menurutnya juga akan membuat biaya logistik kian membengkak. “Satu sisi jasa logistik butuh kecepatan, salah satunya layanan dari bea dan cukai untuk merespons pengguna,” terang dia di Semarang (27/4/2017). Menurutnya, jika layanan dibatasi operasional jam kerja, barang yang semestinya dikirim bisa tersendat satu hari. Dicontohkan, barang datang di atas jam operasional, barang akan akan terkirim besoknya. Ketua Bidang Internasional Asperindo Jateng Rachdi Satoto menambahkan, pengeluaran
10
Sabtu, 29 April 2017
barang impor yang dikenal sebagai BC 2.3. di kawasan berikat akan sulit dikirimkan dengan berlakunya jam operasional tersebut. “Padahal barang yang dikirim hanya sampel, contohnya dari perusahaan garmen. Dalam hal ini yang paling dirugikan adalah industri, barang yang mestinya dikirim atau barang yang diterima akhirnya tersendat keesokan harinya,” paparnya. Dia menerangkan, CEISA diterapkan secara penuh (mandatory) dan tidak bisa dilakukan dengan manual lagi. Adanya CEISA, seluruh sistem pelayanan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) akan termonitor, transparan untuk mendukung layanan terintegrasi nasional. Aplikasi CEISA TPB merupakan aplikasi penyampaian dokumen secara elektronik yang mengintegrasikan semua jenis dokumen perijinan Kawasan Berikat dalam satu aplikasi. Namun demikian, layanan CEISA TPB di Kawasan Berikat yang beroperasi saat jam kerja yaitu mulai pukul 08.00-17.00 WIB dan diperpanjang hingga 20.00 WIB dinilai dapat menimbulkan keresahan bagi perusahaan jasa titipan (PJT).*** HENDRATI HAPSARI | SINDONEWS.COM
INDONESIA SHIPPING TIMES
Perkembangan Tol Laut Picu Harapan Asuransi Sektor Marine Cargo
P
OTENSI bisnis asuransi marine cargo tahun ini diharapkan bisa ditopang dari program tol laut yang digagas pemerintah. Seperti diketahui, tahun ini, pemerintah menambah tujuh trayek tol laut menjadi 13. Tujuh trayek tol laut itu akan diserahkan ke swasta. Pada 2016, pemerintah sudah menetapkan enam trayek tol laut yang dikelola PT Pelni. Optimisme ini juga didukung oleh harga komoditas perkebunan dan pertambangan. Kalangan pelaku usaha asuransi kerugian pun menyalakan asa optimisme pertumbuhan bisnis marine cargo tahun ini. Julian Noor, Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menyatakan, harga komoditas yang menggeliat awal tahun ini akan memberikan efek positif bagi bisnis pelayaran. Paling tidak, permintaan kapal baru dan jasa angkutan ikut bergerak. Jadi, kebutuhan asuransi marine cargo diharapkan turut terkerek naik. Dengan membaiknya harga komoditas dan proyek tol laut berjalan, Julian memproyeksi bisnis asuransi marine cargo tahun ini akan tumbuh di kisaran 5%. “Adanya konektivitas antarpulau dapat mendorong mobilitas barang kargo. Hal ini akan mendongkrak bisnis marine cargo tumbuh 5% tahun ini,” kata Julian. Target yang dipatok Julian memang terbilang optimistis. Sebab, berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), sepanjang tahun lalu, ada tiga lini bisnis asuransi umum yang mencetak kinerja negatif, yakni asuransi
INDONESIA SHIPPING TIMES
pengangkutan, asuransi kecelakaan, dan asuransi aneka. Tahun lalu, misalnya, pendapatan premi bruto asuransi pengangkutan hanya Rp 3,15 triliun atau turun 1,2% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 3,19 triliun. Skema CIF Nah, untuk mengejar target pertumbuhan asuransi marine cargo tahun ini, Julian menuturkan, pihak AAUI sedang melakukan pembahasan dengan Kementerian Perdagangan (Kemdag) menyangkut skema penjualan sejumlah komoditas andalan Indonesia, seperti minyak kelapa sawit (CPO) dan batubara ke pasar luar negeri. Selama ini, penjualan komoditas ke luar negeri menggunakan skema free on board (FOB). Dengan skema ini, komoditas dijual dengan harga sampai di pelabuhan domestik. Singkatnya, pada skema FOB, eksportir (penjual) hanya memiliki kewajiban membayar biaya pengiriman barang sampai ke pelabuhan di Indonesia. Selanjutnya, saat barang sudah di atas kapal, biaya dan risikonya akan ditanggung sendiri oleh pihak importir atau buyer (penjual). Artinya, dengan skema FOB, pihak buyers dilepas hanya sampai pelabuhan dalam negeri. Untuk kapal dan asuransinya, mereka bisa mengambil dari perusahaan di negara asal tujuan. “Kami coba melihat peluang apakah komoditas andalan Indonesia bisa dijual dengan dengan skema cost, insurance, and freight (CIF),” kata Julian. Dengan skema CIF, ada dua nilai tambah bagi industri nasional, yakni kapal pengangkut dan asuransi kerugian bisa berasal dari Indonesia. “Diskusi dengan Kemdag soal CIF sudah sejak tahun lalu. Tapi, ini bergantung pada kesiapan, apakah perusahaan pelayaran kita siap. Dari sisi asuransi, kami sudah menyatakan siap menjalankan skema CIF,” imbuh Julian.*** KONTAN.CO.ID | DIKKY SETIAWAN
Sabtu, 29 April 2017
11
Melongok Rugi Laba Tiga Perusahaan Pelayaran Jepang Tahun Fiskal 2016 foto: worldmaritimenews.com
T
IGA besar perusahaan pelayaran Jepang yakni NYK, K Line dan Mitsui OSK Lines (MOL), membukukan kinerja yang berbeda di tahun fiskal 2016 yang berakhir 31 Maret 2017 lalu. Dari ketiga perusahaan tersebut, hanya MOL yang berhasil membukukan keuntungan. Sedangkan dua lainnya menderita kerugian yang cukup besar. Kerugian terparah dialami Nippon Yusen Kabushiki Kaisha (NYK Line) sebesar 265,7 miliar Yen Jepang (JPY). Berbanding terbalik dengan kinerja tahun sebelumnya yang masih membukukan laba bersih JPY 18,2 miliar Hal yang sama juga dialami Kawasaki Kisen Kaisha Line (K Line) yang juga mengalami kerugian sebesar JPY 139,4 miliar atau naik dibandingkan dengan kerugian tahun sebelumnya sebesar JPY 51,4 miliar. “Di sektor angkutan kontainer memang ada peningkatan kargo di paruh kedua tahun fiskal terutama untuk rute Barat-Timur, tapi
12
Sabtu, 29 April 2017
ini belum cukup menutup anjloknya permintaan pengangkutan yang terus menuru dari tahun ke tahun, “ demikian diungkapkan K Line. Kondisi berbeda dialami MOL. Perusahaan pelayaran ini mampu membukukan keuntungan sebesar JPY 5,2 miliar. Meskipun mengalami penurunan pendapatan, MOL lebih beruntung karena berhasil meraih laba dan bangkit dari kerugian seperti yang dialami di tahun fiskal sebelumnya sebesar JPY 170,4 miliar. Dengan trend kinerja yang meningkat, MOL optimis di tahun fiskal yang akan berakhir 31 Maret 2018, bisa membukukan keuntungan hingga JPY 10 miliar. Laba operasional juga diharapkan meningkat menjadi JPY 9 miliar, untuk tahun fiskal yang dimulai 1 April 2017 sampai 31 Maret 2018.*** WORLDMARITIMENEWS.COM | KF
INDONESIA SHIPPING TIMES