Indonesia Shipping Times Edisi 2 maret 2017

Page 1

INDONESIA

SHIPPING TIMES BULETIN INFORMASI PELAYARAN, PELABUHAN DAN LOGISTIK

No 52 • Vol IX • Kamis 2

Maret 2017

PEMBANGUNAN PELABUHAN

KETIKA PELINDO II TAK JUA MENYENTUH TANJUNG SAUH

SISTEM BILLING PELINDO III TERKONEKSI PELABUHAN INDONESIA

ORDER BIKIN KAPAL TAK KUNJUNG DATANG, CUMA REPAIR DOANG

KADIN: PAMERAN LOGISTIK JADI AJANG MENGUKUR DIRI

DICARI, PAKAR ANALISIS ‘BIG DATA’ PELAYARAN INTERNASIONAL

01


Pembangunan Pelabuhan

Ketika Pelindo II Tak Jua Menyentuh Tanjung Sauh foto: batampos.co.id

T

ANJUNGSAUH yang digadang-gadang menjadi pelabuhan transhipment kontainer berkapasitas 42 juta TEUs, hingga saat ini tak kunjung dibangun. Pelindo II yang berencana membangun sejak 2012 silam tak terlihat progresnya. “Memang Tanjungsauh cocok jadi pelabuhan transhipment karena memiliki kedalaman 13 meter, tapi tak masuk wilayah kerja kami,” ujar Direktur Promosi dan Humas BP Batam, Purnomo Andiantono. Andi menjelaskan PP Nomor 46 tahun 2007 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam, wilayah FTZ Batam hanya meliputi Pulau Batam dengan pulau-pulau yang dihubungkan enam jembatan Barelang (Batam Rempang Galang) yaitu Pulau Tonton, Setokok, Nipah, Rempang, Galang dan Galang Baru. Meski PP tersebut kemudian direvisi menjadi PP 05/2011 dengan menambahkan Pulau Janda Berhias menjadi bagian FTZ Batam, namun kawasan Tanjung Sauh tetap tidak masuk FTZ. Andi menegaskan urusan pembangunan pelabuhan ini menjadi tanggung jawab Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Selain itu, untuk membuat pelabuhan Tanjungsauh menjadi pelabuhan transhipment harus mendapatkan persetujuan dari pelabuhan sekitarnya. “Harus dilihat secara keseluruhan, apakah pelabuhan lain nanti setuju,” jelasnya. Hal senada pernah dikatakan oleh Kepala BP Batam Hatanto Reksodiputro. Menurutnya, Tanjungsauh bukan kawasan FTZ dan KEK. “Juga tidak masuk kawasan ekonomi khusus Batam. Jadi peraturannya belum ada,”ujar Hatanto. Pelindo II memang pernah menjanjikan akan menjadikan Tanjungsauh yang satu pulau dengan Ngenang di timur pelabuhan domestik Telaga Punggur itu, menjadi pelabuhan transhipment berkapsitas 42 TEUs (Twenty Foot Equivalent Units).

Janji itu dilotarkan para petinggi Pelindo II 2012 silam. Bahkan, saat itu petinggi Pelindo II menyebutkan pihaknya menggandeng investor asal China Merchants Holding untuk mengembangkan Pelabuhan Tanjungsauh dengan investasi sebesar Rp 20 triliun. Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II, yang saat itu dijabat Richard Lino Joost, mengatakan selain proyek di Batam, PT Pelindo II juga membangun Terminal Kalibaru di Pelabuhan Tanjungpriok, dengan investasi sebesar Rp 22,6 triliun, dan Pelabuhan Sorong senilai Rp 10 triliun. Lino menyatakan bahwa peletakan batu pertama di Batam port dapat dilakukan pada tahun 2013, sehingga pada tahun 2015 atau 2016 pelabuhan akan mulai beroperasi. Namun hingga Februari 2017 tak ada tanda-tanda pembangunan. Andi menambahkan jangankan Tanjungauh, pelabuhan Batuampar saja juga tak kunjung direnovasi. Banyak yang mengatakan alasan utamanya adalah adanya pipa-pipa gas di bawah laut dibawah pelabuhan tersebut. Staf Ahli Deputi III BP Batam, Nasrul Amri Latif mengatakan bahwa jika ingin merenovasi atau memperdalam Pelabuhan Batuampar, pihaknya tinggal meminta pengelola pipa gas untuk menggeser pipanya lebih dalam. “Tinggal diminta untuk menggeser pipanya saja semakin dalam,” katanya.*** | BATAMPOS.CO.ID | LEO |

penerbit: PT INDONESIA KREASI MEDIA » PeNYUNTING: Karnali Faisal » Tata letak: Givan J Setiawan » penyelaras naskah: Karnali Faisal, Agus Abdu Roza, Salsabila Miftahuzahra » Sirkulasi: Agus Abdu Roza » keuangan: Abdul Manaf ZA » Sekretaris Redaksi/Iklan: Mulke Choerunisa » Alamat Redaksi/ Sirkulasi: Jl Raya Enggano No 91 Tanjung Priok Jakarta Utara » Telp: 021-43924419, 021-4303083» FAKS: 021-43924419» contact person: Karnali Faisal HP 081289258955, WA 08128444457 » Email: karnali.faisal@gmail.com » Website: shippingforum.co.id

02

Kamis 2 Maret 2017

INDONESIA SHIPPING TIMES


Aplikasi IBS

Top! Sistem Billing Pelindo III Terkoneksi Seluruh Pelabuhan Indonesia foto: surya.co.id

H

ASIL implementasi kemudahan layanan Integrated Billing System (IBS) di Pelindo III cabang Pelabuhan Tanjung Perak mulai terintegrasi dengan pelabuhan lainnya di bawah Pelindo I, II, dan IV. IBS merupakan layanan jasa kepelabuhanan berbasis online dan terintegrasi dengan perbankan untuk pembayaran elektronik. Direktur Keuangan Pelindo III, U Saefudin Noer, Rabu (1/3/2017) mengatakan program IBS merupakan inisiasi Kementerian BUMN guna integrasi sistem pembayaran tarif jasa kepelabuhanan untuk semua jenis layanan. Program ini memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kapabilitas perusahaan dalam rangka menciptakan nilai tambah, service excellent serta pelaksanaan operasional perusahaan yang efisien, efektif dan optimal. “Tujuan dibangunnya IBS guna mempermudah pengguna jasa dalam transaksi layanan jasa kepelabuhanan sehingga membuat efisiensi waktu dan biaya dalam proses pengajuan permohonan jasa kepelabuhanan, termasuk kemudahan monitoring transaksi dan respons layanan secara realtime,” jelas Saefudin. Bagi Pelindo III, program ini wujud nyata aksi go green dengan menghilangkan penggunaan kertas untuk permohonan, pranota dan nota tagihan, serta mendukung Gerakan Nasional Non Tunai dengan meminimalkan peredaran uang secara fisik. “Penerapan program IBS ini akan langsung dirasakan pengguna jasa karena proses transaksi dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun,” jelas Saefudin.

INDONESIA SHIPPING TIMES

Keberhasilan penerapan IBS sangat didukung dengan fungsi dasar sistem yang dibagi menjadi enam pilar yang menjadi standarnya. Keenam pilar tersebut diantaranya e-Registration, e-Booking, e-Tracking, e-Payment, Billing dan e-Care. Masing-masing fungsi dasar memiliki kegunaan yaitu E-Registration digunakan untuk melakukan registerasi/update data secara online dan akan digunakan sebagai master data pelanggan pelabuhan. E-Booking digunakan untuk permintaan layanan jasa kepelabuhanan secara on-line melalui web portal. E-Tracking digunakan untuk trace layanan jasa kepelabuhanan diantaranya vessel tracking dan container tracking secara on-line. E-Payment digunakan untuk pembayaran jasa kepelabuhanan secara elektronis on-line melalui web portal. Billing digunakan untuk pencetakan nota (e-invoice) jasa kepelabuhanan dan E-Care yang digunakan untuk mengajukan tiket keluhan, ataupun penjelasan beberapa informasi tentang jasa kepelabuhanan. General Manager Pelindo III cabang Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Joko Nurhoeda menambahkan, untuk mendukung implementasi IBS dan memastikan fleksibilitas dan kecepatan dalam pembayaran layanan yang diberikan terjaga, pihaknya telah melakukan kerjasama dengan empat bank yakni Bank Mandiri, BNI, BRI dan Bank Jatim. “Selain itu, kerjasama dengan Bank BCA, Bukopin dan CIMB Niaga yang saat ini sedang berlangsung juga akan segera terealisasi,” tambah Joko. Pelindo III sudah mengimplementasikan single portal IBS bulan November 2016 lalu bebarengan dengan Inaportnet di Cabang Tanjung Perak. “Dengan kesuksesan implementasi IBS di Pelabuhan Tanjung Perak, manajemen Pelindo III akan melakukan roll out IBS ke seluruh cabang pada tahun 2017 ini,” pungkas Saefudin.*** | SURYA.CO.ID | SRI H LESTARI |

Kamis 2 Maret 2017

03


Waduh, Pelindo II Tanjung Pandan Diguncang Mogok Awak Angkutan

R

ATUSAN sopir truk yang biasa beraktivitas di PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Tanjungpandan, Belitung, Rabu (1/3/2017) pagi ini mogok kerja. Mereka melakukan aksi mogok kerja itu secara spontan, lantaran terdapat beberapa kebijakan baru yang diterapkan oleh operator pelabuhan tersebut. Kebijakan baru tersebut berupa ada pengaturan terhadap antrian mobil truk masuk ke Pelabuhan, untuk keperluan bongkar muat. “Kami hanya diizinkan perlima mobil masuk kedalam, sedangkan dulu-dulu tidak ada seperti ini. Sudah dari pagi tadi kami, semua keluar pelabuhan,” ungkap seorang sopir biasa beraktivitas PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Tanjungpandan, Dedy, Rabu (1/3/2017). Sopir-sopir ini, kini secara keseluruhan memarkirkan mobil truk mereka di depan dan di bagian dalam pelabuhan tanpa melakukan aktivitas apapun. “Tidak setuju kawan-kawan, jadi protes dengan kebijakan baru ini. Ya begini lah sekarang, sekarang orang masih pertemuan di KSOP untuk mencari solusi,” pungkasnya.*** Standar Internasional Menanggapi aksi mogok kerja para sopir, GM PT Pelindo II Tanjungpandan, Erika Sudarto mengatakan, aturan atau kebijakan baru di wilayah pelabuhan bagi mobil truk pengangkut muatan memang sudah harus diterapkan. Pasalnya pelabuhan tersebut, kini sudah masuk dalam standar Internasional. Sehingga, siapapun masuk kedalam area pelabuhan tersebut harus terindentifikasi, baik yang berstatus memiliki kepentingan atau tidak.

04

Kamis 2 Maret 2017

“Nah sekarang kami harus sudah mulai nerapkan itu, karena proses peng indentifikasian itu bertujuan untuk kerapian, kebersihan, dan keamanan. Nah sekarang ini untuk merapikan,” ungkap Erika, Rabu (1/3/2017). Peraturan terbaru itu kini baru disepakati yaitu mobil truk yang hendak melakukan bongkar muat harus terlebih dahulu mengantri di kantong parkir. Jika terdapat satu kapal hendak melakukan bongkar muat, maka diperkenankan hanya lima truk yang berada didekat kapal tersebut. “Yang lainnya menunggu diarea parkir, ini kami masih mencari solusinya, dan usulan kami seperti itu. Nanti kan gilirian silahkan antri di area parkir tersebut,” ujarnya. Ia melarang untuk tidak ada penumpukan truk di dalam kawasan dekat kawasan kapal bersandar, lantaran aktivitas bongkar muat menggunakan crane. “Nah kalau ada penumpukan mobil parkir nanti, crane nya menjadi terganggu. Tapi nanti akan ada pertemuan selanjutnya dan memang kami rutin melakukan koordinasi dengan sopirsopir,” pungkasnya.*** | POSBELITUNG.COM | DISA ARYANDI |

INDONESIA SHIPPING TIMES


Selamat! Yon Irawan Jadi Nakhoda Baru Terminal Petikemas Surabaya foto: tps.co.id

J

ABATAN Direktur Utama PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS)—anak usaha PT Pelindo III (Persero) yang bergerak di bidang bongkar muat petikemas ekspor impor— resmi diganti. Dirut PT TPS sebelumnya, Dothy, digantikan oleh Yon Irawan. “Pelindo III sebagai pemegang saham mayoritas telah mengambil keputusan mengganti Dirut TPS, kami menyambut baik keputusan tersebut dan harapan kami semoga bisa membawa TPS semakin hebat terlebih akan dioperasikannya tiga unit Container Crane (CC) yang baru datang dan karena tantangan bisnis kepelabuhanan semakin kompetitif diantara bertambahnya jumlah terminal,” sebutnya dalam siaran pers, Rabu (1/3/2017). Sebelum menjadi Dirut TPS, Yon Irawan menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan Pelindo III sejak 2014 dan Senior Manager Tresuri pada direktorat keuangan. Adapun, dewan direksi TPS lainnya saat ini masih tetap yaitu William Khoury sebagai Wakil

INDONESIA SHIPPING TIMES

Direktur Utama, Nur Syamsiah sebagai Direktur Keuangan, Asma El Moufti sebagai Direktur Operasional, dan Kartiko Adi sebagai Direktur Teknik. Sementara itu, Dothy menyampaikan bahwa perubahan jajaran direksi lazim terjadi pada suatu organisasi perusahaan. “Ini merupakan dinamika biasa dan TPS ke depan, saya yakin dibawah kendali Dirut baru akan semakin solid, profesional, dan teguh pada budaya perusahaan guna memastikan target-target perusahaan dapat tercapai,” katanya. Arus petikemas ekspor impor selama tahun 2016 yang melalui TPS secara total sebanyak 1.018.646 Box atau setara dengan 1.397.428 Teus. “Untuk 2017 sendiri, kami menargetkan kenaikan 2% setelah beroperasinya tiga unit CC baru dengan spesifikasi twinlift dengan jangkauan 16 rows, serta didukung dengan kolam dermaga -13m LWS,” tutup solech.*** | BISNIS.COM | WIKE D HERLINDA | Kamis 2 Maret 2017

05


Kadin: Pameran Logistik Internasional Jadi Ajang Mengukur Diri

06

Kamis 2 Maret 2017

foto: transportasi.co

P

ENUNJUKAN Indonesia sebagai tuan rumah CeMat Southeast Asia menjadi tolak ukur posisi Indonesia dalam industri logistik dunia. Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto. mengatakan, sebagai negara dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang besar sudah seharusnya Indonesia sangat diperhitungkan. “Bukan saja di level regional tetapi juga global,” katanya, di Jakarta, Rabu (1/3/2017). Oleh karena itu, adanya event, seminar atau pameran level internasional seharusnya menjadi peluang bagi pelaku industri logistik di Indonesia untuk mengukur diri. Bulan ini Indonesia menjadi tuan rumah pameran logistik CeMat. Ini pertama kalinya Indonesia dipercaya menghelat pameran intralogistik internasional. Pameran dan konfrensi yang diselenggarakan selama 3 hari sejak 2-4 Maret 2017 ini akan dihadiri peserta dari 16 negara seperti Malaysia, Singapura, Cina, India, Taiwan, Jepang, Jerman, Swiss, Thailand, Inggris, Australia dan Italy. Sebanyak 5000 peserta diperkirakan akan hadir. Penyelenggaraan CeMat Southeast Asia ini mendapatkan dukungan dari ALFI, ALI, Kementerian Perhubungan, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Pekerjaan Umum. Tertinggal Ketua Umum DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan, Indonesia saat ini ada di urutan keempat dari seluruh negara Asean di bawah Singapura, Malaysia dan ThailENUNand. Salah satu penyebabnya adalah Indonesia telat mengatisipasi perubahan ekonomi yang terjadi sejak era 90-an. “Pada era 70 dan 80-an kita masih sama

dengan Singapura. Tapi setelah itu tertinggal. Itu karena kita kurang cepat melihat perubahan yang ada,” katanya, Rabu (1/3/2017). Selain itu, pemerintah juga dinilai belum mengoptimalkan transportasi laut sebagai angkutan utama. Sebagai negara dengan bentang laut yang lebih besar, tidak seharusnya memberikan porsi anggaran yang lebih besar untuk darat. Menurutnya, transportasi dan logistik punya peran penting untuk meningkatkan daya saing bangsa terutama dalam hal stabilisasi harga dan integrasi ekonomi. “Sekarang pemerintah mulai mendorong untuk semua moda transportasi bergerak. Dengan langkah itu tentunya ada rasa optimistis,” imbuhnya. Yukki menilai, Indonesia memiliki posisi strategis di pasar logistik karena memiliki volume perdagangan dan populasi dalam jumlah besar. Namun, masih ada beberapa hambatan yang harus dihadapi seperti biaya pengiriman logistik yang tinggi, keterbatasan infrastruktur hingga kualitas SDM.*** | BISNIS.COM | ABDUL RAHMAN |

INDONESIA SHIPPING TIMES


Menhub Dijadwalkan Hadir

Aptrindo Deklarasi “Truk Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas”

M

ENTERI Perhubungan Budi Karya Sumadi, Senin, 6 Maret 2017, akan mendeklarasikan “Truk Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas”di lapangan parkir PT. Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta Utara Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan, Rabu, (1/3/2017) mengatakan deklarasi tersebut akan diikuti sekitar 1.000 pengemudi truk mengenakan seragam lengkap, termasuk safety helmet. Menurut Tarigan, deklarasi tersebut menandai dimulainya era disiplin bagi para sopir truk dalam berlalulintas. Nantinya, semua sopir truk harus memiliki sertifikasi ptofesi. Dengan demikian nantinya setiap pengemudi truk harus memiliki standar yang terukur baik pengetahuan tentang lalulintas mau pun keselamatan dalam berkendara. “Aptrindo menjadi bagian dari kekuatan bangsa ini yang peduli terhadap keselamatan dan keamanan berlalulintas,” tegasnya. Truk Primadona Hingga saat ini truk masih menjadi primadona angkutan. Sekitar 90% pengguna jasa masih memilih jasa angkut menggunakan truk karena dinilai lebih efisien dan murah dari sisi biaya ketimbang menggunakan kereta api (KA). Demikian terungkap dalam focus group discussion (FGD) bertema ‘Peningkatan Peran Kereta Api Dalam Angkutan Barang’ yang dilaksanakan di Stasiun Tanjung Priok, Selasa (28-22017).

Menurut Direktur Komersial dan IT PT Kereta Api Indonesia, Kuncoro Wibowo, Kereta api masih dianggap kurang diminati oleh para pengguna jasa angkutan barang atau logistik. “Bahkan penggunaan kereta api sebagai opsi pengangkutan logistik hanya berkisar di angka satu persen, dari jumlah keseluruhan yang ada,”ungkapnya. Dia pun menyatakan kondisi yang cukup miris atas hal itu mengingat hingga saat ini hampir 90 persen angkutan barang masih tetap memilih atau memakai trucking, sementara yang menggunakan kereta api hanya berkisar satu persen. “Makanya dilapangan itu terjadi kalau tarif trucking itu bisa Rp4,2 juta, maka di kami tarif di angkutan barang via KA saja masih banyak yang Rp6,36 juta. Makanya mereka lebih suka naik trucking,” ujarnya. Ditempat terpisah, Sektertaris Eksekutif DPP Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Budi Wiyono mengatakan, keunggulan layanan trucking karena moda transportasi ini bersifat door to door service, atau dengan kata lain langsung sampai ke pengguna jasa terkait.*** | BERITATRANS.COM | WILAM |

INDONESIA SHIPPING TIMES

Kamis 2 Maret 2017

07


Sidak Kapal Penyeberangan Ketapang

Duh, Pelampung Banyak Rusak, Nakhoda Pun Lalai Pakai Seragam

P

ERBAIKAN pelayanan jasa penyeberangan di Pelabuhan ASDP Ketapang-Gilimanuk terus dilakukan otoritas pelabuhan dan stakeholder terkait. Tak hanya di Pelabuhan, armada jasa penyeberangan juga menjadi prioritas perbaikan pelayanan ini. Untuk itu, Otoritas Pelabuhan dan Penyeberangan (OPP) Gilimanuk, Unit Pelaksana Pelabuhan (UPP), Satpolair Polres Banyuwangi dan ASDP Ketapang, melakukan inspeksi mendadak (sidak) kapal-kapal yang melayani jasa penyeberangan Selat Bali, Rabu (1/3/2017). Sidak ini dilakukan guna memastikan kesiapan kapal maupun kelengkapan keselamatan penyeberangan. Terlebih, dalam rangka menyambut kedatangan Raja Salman yang melakukan lawatan ke Pulau Dewata, Bali, 4-9 Maret. “Pemeriksaan meliputi aspek keselamatan, aspek kelengkapan sarana dan prasarana, serta melihat pergerakan aktivitas keberangkatan kapal mulai dari berangkat sampai kedatangan kapal,” jelas Kepala Otoritas Pelabuhan dan Penyeberangan (KOPP) Gilimanuk Arif Muljanto, saat melakukan sidak di Pelabuhan PT ASDP Indonesia Ferry Ketapang, Banyuwangi, Rabu. Dalam sidak ini, tim gabungan menemukan banyak permasalahan di kapal yang bersandar di dermaga MB II. Kapal Gerbang Samudera II milik PT Gerbang Samudera Sarana memiliki banyak alat pelampung yang rusak. Oknum nakhoda dan mualim 1 tak berseragam saat bertugas. Kondisi ini membuat tim geram. “Ini sudah pelanggaran. Nanti kalau terjadi kecelakaan gimana ini. Pelampung rusak. Kamu tidak pakai seragam. Bagaimana membedakan penumpang dan nakhoda? “ hardik Kepala Otoritas Pelabuhan dan Penyeberangan (KOPP), Arif Muljanto kepada kedua petugas kapal tersebut. “Seragamnya cuma satu jadi gantian dengan yang nakhoda satu lagi,” ujar oknum nakhoda menjawab pertanyaan KSOP. Menurut Arief, temuan peralatan kapal tak standar ini sangat disayangkan. Sebab, menyangkut keselamatan pelayaran. Apalagi, kru

08

Kamis 2 Maret 2017

kapal tak disiplin. Karena itu, pihaknya memberikan sanksi dihentikanya sementara pelayanan kapal tersebut. Pihaknya juga meminta perusahaan pelayaran lebih tegas menerapkan standar pelayaran. “Ini juga berlaku bagi seluruh kapal di selat Bali. Jika ditemukan tak standar, sanksi akan diberikan,” jelasnya. Tak hanya itu, kata Arif, sidak yang digelar rutin insidentil ini juga memeriksa surat-surat kapal dan izin berlayar setiap kali penyeberangan. Pemeriksaan ini bertujuan memastikan seluruh kapal yang beroperasi dalam kondisi standar. Mulai peralatan keselamatan hingga sarana pendukung. Seperti alat pemadam dan lainnya. “ Kita juga periksa dokumen kapal dan sistem navigasi di ruang kemudi,” jelasnya. Sidak yang digelar bersama dengan Syahbandar Ketapang, Ispriyanto, Kasatpolair Polres AKP Subandi dan General Manager PT Indonesia Ferry (ASDP) Ketapang-Gilimanuk, M.Yusuf Hadi ini cukup membuat beberapa petugas kapal bingung. Pasalnya sidak mereka tak menyiapkan beberapa berkas dan kelengkapan lain saat digelar sidak tersebut. Saat ini, jumlah kapal yang beroperasi di Selat Bali sebanyak 47 unit. Per harinya, 30 unit yang beroperasi. Sidak kali ini, kata Arief juga berkaitan persiapan libur Nyepi, akhir bulan ini. Sehingga, seluruh kapal harus dipastikan aman menyeberangkan penumpang.*** | DETIK.COM | BERITAJATIM.COM |

INDONESIA SHIPPING TIMES


Order Bikin Kapal Tak Kunjung Datang, yang Muncul Repair doang

INDONESIA SHIPPING TIMES

foto: kepri.go.id

I

NDUSTRI galangan kapal nasional saat ini mengalami kesulitan, bukan hanya keuangan, namun juga dikarenakan banyak proyek yang sedang dikerjakan pembayarannya diundur. Sementara proyek baru yang sudah direncanakan tidak jelas kapan launchingnya. Muhammad Aziz, Ketua Bidang Kerjasama Antar Lembaga dan Promosi dan Pengamat Industri Galangan Kapal Cahyo Rusdianto mengungkapkan hal itu secara terpisah. “Meski saat ini banyak banyak galangan kapal yang mengerjakan pekerjaan kapal proyek pemerintah, namun ada beberapa proyek yang diadendum kontraknya oleh pemerintah dikarenakan budgetnya tak mencukupi,” kata Aziz menjawab pertanyaan melalui WhatsApp, Rabu (1/3) siang. Jadi, tegas President Director Terafulk Ship Design, sekarang ini kondisi galangan kapal nasional banyak yang memprihatinkan. Kalau ada pekerjaan, tak lebih hanya repair kapal saja. Itupun tidak banyak. Apesnya, pembayarannya pun tidak begitu lancar. “Pembayaran dari pelayaran juga kurang lancar,” ucapnya. Jika diibaratkan ungkapan, industry galangan kapal itu ‘sudah jatuh tertimpa tangga’ karena proyek atau order membangun kapal baru diluar permintaan pemerintah hampir tidak ada. Yang tersisa hanyalah pengerjaan proyek kapal pemerintah. “Namun itu tadi, pembayarannya tidak tepat waktu, sehingga sangat menganggu rencana yang sudah dibuat oleh perusahaan,” ungkap Aziz. Karena itu, Aziz menggambarkan bagaimana kesulitan yang saat ini sedang dihadapi industry galangan kapal. Bahkan, ekstrimnya masih enakan pada era sebelum ada program tol laut, order atau pekerjaannya tidak banyak, tetapi lebih rutin dan lebih pasti. “Kami saat ini memang hanya mengandalkan proyek pemerintah, untuk membangun kapal baru, perusahaan pelayaran lebih memilih membeli kapal bekas, atau beli baru dari China

yang harganya lebih murah,” katanya lagi. Kendati begitu, ungkap Aziz, Indonesia patut berbangga, karena beberapa kapal yang dibangun oleh galangan kapal nasional diekspor keluar. Misalnya SSV dari PT PAL yang diekspor ke Philipina. Selain itu, ada pula kapal tanker yang juga dibangun di PT PAL dibeli pelayaran Singapura. “Juga beberapa harbour tug pesanan dari Kuantan Port Malaysia. Termasuk harbour tug buatan PT Dumas yang dikirim ke Amerika Latin,” tutur Aziz. Keprihatinan yang dialami industry galangan saat ini juga dikemukakan Cahyo Rusdianto. Menurut mantan Dirut PT Dok Koja Bahari ini, tidak sedikit pengusaha galangan kapal yang putar otak kerja keras untuk urusan pembiayaan pekerjaan pembangunan kapal dengan resiko margin vs delivery time vs interest. “Dari sector pendanaan masih berat karena masih dibebani dengan biaya-biaya yang menghambat pertumbuhan dan beban bunga yang kurang kompetitif baik untuk modal kerja maupun investasi,” kata Cahyo. Oleh sebab itu, keduanya berharap, pemberian keringan bunga bank, maupun penghapusan pajak untuk impor bahan baku pembuatan kapal sangatlah dibutuhkan. “Jika hal itu tidak pernah terealiasi, jangan harap industry galangan kapal kita mampu bersaing dengan galangan asing,” katanya. (***) | OCEANWEEK.CO.ID | Kamis 2 Maret 2017

09


Monggo Investasi, Kawasan Industri Kendal Dilengkapi Tol & Pelabuhan Lho.. foto: antaranews.com

P

EMERINTAH berencana mengembangkan sekaligus memperbesar kawasan industri Kendal di Jawa Tengah. Dalam rencana pemerintah, kawasan industri Kendal akan dilengkapi sarana infrastruktur penunjang seperti jalan tol dan pelabuhan. Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis infrastruktur tersebut bisa dibangun dalam waktu dekat. Bila proyek ini terwujud, maka kawasan industri Kendal akan menjadi penopang utama perekonomian masyarakat Jawa Tengah. “Percepatan pengembangan kawasan industri baru yang lebih terintegrasi dan saat saya bertemu PM Singapura di Kendal, saya meyakini kawasan industri di Kendal memiliki prospek yang sangat baik ke depan dan akan bisa menjadi motor penggerak ekonomi Jawa Tengah ke depan, syaratnya kita harus mempersiapkan dari segi perizinan, ketenagakerjaan, konektivitasnya dengan jalan tol dan pelabuhan,” kata Jokowi di Istana Negara, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (28/2). Tidak hanya jalan tol dan pelabuhan, menurut Jokowi, pemerintah juga akan mempercepat proses perizinan dan membangun infrastruktur pendukung lain seperti listrik dan suplai air

10

Kamis 2 Maret 2017

bersih. Hal ini dilakukan guna menarik investor datang ke Kendal. Sementara itu ditemui di tempat yang sama, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan, proses pengurusan izin investasi di Jawa Tengah hanya menghabiskan waktu selama 3 jam. Sejumlah investor sudah mulai masuk ke kawasan industri Kendal. “Sudah jalan sekarang sudah mulai beberapa investor mulai masuk. Kemarin beberapa perusahaan ingin masuk minta ke saya, saya arahkan saja kawasan industri,” katanya. Sepakat dengan Jokowi, Ganjar menilai kawasan industri Kendal mampu menopang kegiatan perekonomian Jawa Tengah ke depan. Industri pengolahan adalah salah satu penyumbang ekonomi terbesar di Jawa Tengah dengan kontribusi mencapai 34,8 persen yang diikuti sektor pertanian sebesar 15 persen. “Maksudnya kita ingin mengintegrasikan fasilitas yang kita miliki di Jateng agar bisa menumbuhkan perekonomian dan memudahkan mereka yang akan masuk,” sebutnya.*** | KUMPARAN.COM | WIJI NURHAYAT |

INDONESIA SHIPPING TIMES


Bisnis E-Commerce Bikin Kinerja Kargo dan Logistik Makin Kinclong foto: google image

D

ALAM beberapa tahun terakhir, kegiatan perdagangan dengan kanal elektronik atau e-commerce di Indonesia berkembang sangat pesat. Perkembangan e-commerce tersebut ternyata membawa berkah pula bagi perusahaan yang bergerak di bidang kargo dan logistik. VP Marketing JNE Eri Palgunadi menyatakan, dalam 10 tahun terakhir, hampir semua masyarakat kelas menengah di Indonesia memiliki kesempatan untuk berjualan. Dalam kegiatan tersebut, perusahaan kargo dan logistik, seperti JNE, pastilah berada dalam rantai ekonomi itu. “Kami harus mengedukasi bahwa (penjual atau pedagang) harus lebih baik dalam proses menjual, pengiriman, dan distribusi,� ujar Eri dalam konferensi pers Indonesia Marketeers Festival (IMF) 2017 di Jakarta, Senin (27/2/2017). Eri menjelaskan, pesatnya kegiatan perdagangan oleh masyarakat ini diperkuat pula dengan hadirnya media sosial yang memungkinkan masyarakat menjual produk, semisal Instagram.

INDONESIA SHIPPING TIMES

Fenomena ini lagi-lagi memberikan dampak bagi JNE. Meskipun tidak menyebut angka statistik secara pasti, Eri menyatakan, saat ini sudah 700.000 tautan menyertakan JNE di Instagram. Semua tautan tersebut terkait barang dagangan ataupun toko online. Menurut Eri, selain kehadiran media sosial sebagai sarana untuk memasarkan produk, kehadiran lapak-lapak jualan online juga memengaruhi bisnis JNE yang kian pesat. Kondisi unik yang terjadi adalah banyak di antara para pedagang merupakan kaum muda. “Mesin penjualan saat ini sebenarnya ada di anak muda. Usianya 20 sampai 23 tahun, belum lulus sekolah, jualan casing untuk handphone, tetapi omzetnya Rp 20 juta sampai Rp 30 juta per bulan,� tutur Eri. Eri menyatakan, pihaknya tidak ingin melewatkan momentum ini. Selain terus memperbaiki layanan, imbuh dia, JNE juga ingin mengoptimalkan digitalisasi dalam kegiatan bisnisnya.*** | KABARBISNIS.COM | Kamis 2 Maret 2017

11


Dicari! Pakar Analisis ‘Big Data’ Pelayaran Internasional

M

ENURUT survei penyelenggara pameran dan konferensi kelautan, industri maritim tengah mengalami kekurangan tenaga ahli untuk menganalisis dan mengolah big data, yang bisa menghalangi terciptanya ketahanan industri. Survey yang dirilis oleh Sea Asia menemukan 63 persen pemimpin industri yang terdiri dari CEO, chairman, dan direktur perusahaan kelautan dan lepas pantai meyakini bahwa kurangnya akses kedalam big data “menghalangi kemampuannya dalam memanfaatkan data tersebut”. Sebanyak 12 persennya mengatakan bahwa mereka sudah memanfaatkan big data. Setengah dari partisipan yang disurvei menganggap adanya pakar big data yang lebih mumpuni sangat dibutuhkan. “Hanya dengan adanya pakar yang kompeten maka peluang yang tersedia dalam big data bisa dimanfaatkan secara efektif,” ujar Oh Bee Lock, kepala bidang teknologi di PSA International; salah satu operator terbesar dunia. “Kita harus mempertimbangkan pengembangan keahlian tenaga kerja saat ini guna memastikan ada tenaga profesional yang dilatih untuk mengumpulkan dan menggunakan sejumlah big data, serta menarik minat para pakar big data tersebut untuk bergabung dengan industri ini.” Pelabuhan Hong Kong tengah menelaah peranan baru di tengah persaingan dengan Tiongkok dan penurunan throughput peti kemas. Industri kelautan di seluruh dunia tengah berjibaku menghadapi penurunan ekonomi global. Di Hong Kong, penurunan ini terlihat jelas seiring melemahnya throughput pelabuhan. Kota dengan peringkat teratas pelabuhan kontainer tersibuk dunia tahun 2014 ini harus puas menduduki peringkat lima di tahun 2015. Menuju perubahan dunia teknologi yang lebih cerdas, industri kelautan tidak boleh ketinggalan informasi, atau para pemain bisnisnya akan tersisih oleh pendatang baru di pasar, jelas pemimpin industri. “Big data memiliki potensi mengubah dan menghalangi sektor maritim, mengubah layanan dan memungkinkan pemain baru dengan beragam keahlian terjun ke dalam industri ini,” kata wakil presiden inovasi kelautan di Rolls-Royce Oskar Levander. “Evolusi di bidang teknologi menunjukkan kompetisi industri kelautan juga berubah dengan cepat.” Dengan munculnya media sosial, komputasi awan (could computing) dan penyimpanan data yang terjangkau, perusahaan harus bisa menyimpan jutaan kumpulan data yang terkumpul.

12

Kamis 2 Maret 2017

Sejumlah kumpulan data kemudian dianalisis dan diproses untuk memperoleh penurunan biaya, peningkatan produktivitas ataupun pengembangan program atau perangkat “cerdas”. Beberapa pelaku di industri pengapalan Hong Kong mengakui tidak memanfaatkan big data, dan menyalahkan kurangnya orang-orang yang memiliki kualifikasi dalam menyaring data dan menemukan cara menerapkan hasilnya. Juru bicara pemilik kapal Wah Kwong setuju perusahan menghadapi “kekurangan tenaga ahli untuk menganalisis big data”. “Kami membutuhkan lebih banyak platform untuk berbagi informasi dan mengolahnya agar bisa membagi data tersebut,” jelasnya. Wah Kwong saat ini mengumpulkan data tentang operasi kapal, performa kapal dan dinamika pasar, namun memerlukan pakar big data untuk menganalisis dan memanfaatkan data tersebut. Meski demikian, perusahaan pengiriman kontainer dan layanan logistik raksasa yang berbasis di Hong Kong Orient Overseas Container Line (OOCL) lebih beruntung. “OOCL telah menghabiskan banyak waktu untuk melatih Pakar IT sembari terus melakukan yang terbaik di lapangan, termasuk Pakar IT yang berasal dari Silicon Valley,” ucap salah seorang pihak OOCL. Menurutnya, perusahaan mengumpulkan data dari berbagai sumber, termasuk data lebih dari 7000 kapal, rute, jadwal pelayaran, dan pengiriman. Hasil big data dipindahkan ke “penyimpanan data transportasi” yang kemudian dianalisis oleh perusahaan untuk pemantauan, kemampuan prediktif dan pencegahan, serta pemulihan tepat waktu. Operator pelabuhan terbesar di Hongkong ini mengungguli para pesaing melalui pengaturan sistem pengelolaan data Hongkong International Terminals (HIT) agar dapat mencermati data tersebut. Juru bicara HIT mengatakan bahwa perusahaan telah menggunakan data ini untuk menciptakan solusi “pengiriman cerdas (smart shipping)” seperti pelacakan identifikasi frekuensi radio secara real-time, strategi pemeliharaan yang prediktif, dan komunikasi realtime dengan siapa saja yang berada dalam rantai pasokan. Dewan Pelabuhan dan Maritim Hong Kong yang dibentuk pemerintah pada tahun 2016 untuk berkoordinasi dan membantu jalannya industri kelautan ini tidak berfokus pada masalah big data, tetapi menjadikan big data sebagai “masalah yang patut dipertimbangkan”, terang juru bicara tersebut. *** | MARITIMENEWS.ID | HELLENICSHIPIINGNEWS |

INDONESIA SHIPPING TIMES


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.