Mathjalah 2015 Vol. 2

13

Tutorial Membuat Folder Icon Sendiri

28

Sepik Corner

33

Happy Birthday!

M AT H J AL AH Vol. 02 No. 01 June, 15th 2015 by @Elith_UGM

Event

Cerita Pendek

Pekan Anak Sholeh dan Studi Ekskursi

My Trusted Friend

By : Anonim

Profil

Muhammad Thoriq Alumni Penginspirasi

Belajar memang sebuah keharusan, namun bersosialisasi yang paling sering menolong kita. Tanpa sosialisasi, kita tak bisa menyampaikan apa yang kita ingin. Lantas, bagaimana kita bisa belajar?

Features 01 Cover 02 Features Profil Prakata 03 Elith 04 Mas Thoriq 08 11 19

Event Pekan Anak Sholeh

10

Event Studi Ekskursi

Special Departemen Tutorial Biner & Linear Membuat folder icon sendiri Cerpen My Trusted Tips Gaje Friend

13

25

27

Rubrik Opini Spesial Ramadhan

29

28

Sepik Corner

Lemmik Special Edition : FILMATIKA

30

Cerita Horor Licca

33

Happy Birthday!

31 35

Tantangan Quotes of the Month

Matematika itu memang ilmu pasti, tapi mencari kepastiannya membutuhkan usaha keras. Kita tidak bisa cuma diam, menanti kepastikan itu untuk datang. Kita harus berusaha, karena hal-hal pasti hanya datang pada mereka yang juga pasti.

Prakata Elith #Semangat1234Lemma

Selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang melaksanakan!

Assalamu’alaykum Wr. Wb. Halo, teman semua! Kali ini, MATHjalah kembali dengan season baru. Tidak terasa, kita akan menghadapi bulan Ramadhan, bukan? Karena itu, berbalik dengan sebelumnya kami akan lebih fokus pada tema yang diusung dalam MATHjalah bulan Juni ini, yaitu ‘Menyambut bulan Ramadhan yang penuh berkah’! Bagi adik-adik angkatan 2014, ini pasti bulan Rahmadhan pertama yang mereka jalani setelah menginjak bangku kuliah. Jadi, disinilah peran kakak-kakak tingkat dalam menuntun adik-adiknya dalam berpuasa (dan juga) berbuka puasa, baik itu bersama-sama ataupun di kos masing-masing.

Akhir kata, kami ucapkan banyak terima kasih pada semua yang telah membantu dalam proses penyusunan MATHjalah ini. Tanpa kalian, kami sama sekali tak berarti. Kami juga memohon maaf apabila ada banyak kesalahan penulisan ataupun informasi yang kami sajikan di dalam MATHjalah ini karena kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari dosa.

Wassalamu’alaykum Wr. Wb. Redaksi Duo Damar

Riri

Resti & Miranti

ELITH UGM Penanggung Jawab Damar Krisnandi ramdan

Pimpinan Redaksi Resti Anisa Lestari

Fotografer

Wisnu Damar Budimulia, Miranti Nabiylah, Marianne Eka Viari

Desain

Resti Anisa Lestari

Artikel & artistik

wisnu damar budimulia, miranti nabiylah, marianne eka viari, resti anisa lestari

penggembira

marianne eka viari

Business Development

Miranti Nabiylah

meteura

4

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

Mas Thoriq, alumni penginspirasi Kita semua tahu mas Thoriq, salah satu alumni Matematika UGM yang sampai saat ini masih senang mengunjungi sekre untuk sekedar becanda, berbagi pengalaman, dan sharing cerita-ceritanya berhubungan dengan perkuliahan maupun seluk beluk dunia kerja saat ini. Tak heran banyak yang menanyakan pada beliau tentang “bagaimanakah dunia kerja saat ini� padanya. Pengalaman dalam mencari pekerjaan dan pengalamannya pula di dalam dunia kerja tak perlu ditanya. Mulai dari pekerjaan yang membutuhkan kesabaran tinggi, hingga pekerjaan yang santai tapi tetap menjanjikan, semua dicobanya. Meski demikian ,dia masih senag memberikan kiat-kiatnya, berbagi tips-tips seputar dunia kerja untuk kita.

Berikut wawancara dengan beliau.

miniat. Illa con utet nulput

E : Mas Thoriq, Mas sebagai alumni matematika yang udah punya banyak pengalaman kerja, kemarin udah jadi broker, sekarang pengen nyoba jadi game taster. Gimana nih rasanya jadi broker di Forex?

T : Yang jelas capek soalnya cari nasabah sendiri. Di Forex tuh intinya jualan tapi yang nentuin harga bukan kita tapi pasar dunia, kemauan belajar harus tinggi dan sisanya investasi. Di Forex itu untungnya kencang tapi sebanding juga sama resikonya, namanya risk reward.

E : Terus kenapa memilih keluar dari pekerjaan broker, padahal untungnya kencang?

T : Secara umum karena g kuat aja fisikku, sempat kumat juga asmanya, hehee.

Red Border Magazine . Issue 285

E : Kalau boleh nanya nih Mas, jawabannnya singkat aja kok, berapa sih peluang pendapatan di Forex?

T : Kalau di Forex ada gaji sama komisi. Kalau gaji sih ga enak bilang nominalnya, tapi udah diatas umur Yogya lah.

Nah, kalau komisi itu ya komisi dari per transaksi nasabah.

E : Nah, sekarangkan Mas ceritanya lagi daftar ke Gameloft, salah satu perusahaan game Android ternama, gimana bisa memutuskan kesana?

T : Yah sebenarnya dulu pernah punya cita-cita yang kerjaannya di belakang layar, engga terlalu sering keluar lapangan, tapi gaji sama kenaikan pangkatnya menjanjikan, padahal biasanya yang gaji

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

sama kenaikan pangkatnya menjanjikan umumnya prajurit garis depan yang jelas-jelas harus mulai dari orang lapangan. Nah, setelah sharing, nanya-nanya, cari-cari info, dan konsultasi juga, dapetlah Gameloft. Pas dan cocok juga, segaris-garis depannya Gameloft tetep di belakang meja ngoding.

E : Nah, kalau dilihat dari pekerjaannya agak tidak ada nilai matematikannya, lebih banyak keterapan. Apa Mas dulu ngambil terapan?

T : Aku dulu jarang ambil terapan. Nah gini, di dunia kerja itu 100% berbeda dengan waktu kita kuliah. Belajar itu dari apa yang kita coba, misal kayak Kalkulus, kita belajar pasti dengan nyoba-nyoba ngerjain soal dan lain-lain. Nah, di dunia kerja juga gitu, kadang yang kamu pelajarin di sekolah gak selalu digunain pas kerja. Pokoknya coba dan coba terus aja kalo kamu punya kegiatan yang disukai. Kayak dulu aku pas abis lulus SMA, abis UAS kan

TITLE

kita free, di waktu itu aku belajar koding, nah aku mulai suka pemrograman dari situ, makanya sekarang pengen nyoba kerja di Gameloft.

E : Dari tadi kan ngomongin Forex sama Gameloft, pindah ke masa kuliah, ya, Mas. Katanya dulu agak ngaret lulusnya, ya. Kenapa tuh?

T : Ya mungkin karena aku udah betah di Hima, terlalu nyaman juga disini jadinya gak mau keluar, haha.

E : Kalau kehidupan kuliah Mas dulu gimana?

T : Dulu pas kuliah aku kurang deket sama temen seangkatan, ya jarang maen barenglah jadi gak akrab-akrab banget soalnnya aku ikut olimpiade, gak ada waktu. Selesai-selesai, temanteman udah pada sukses tinggal aku sendiri dan adik-adik, jadi lebih deket ke adik-adiknya, deh. Dulu aku juga ikut Hima, kalo sekarang nama departemennya Radian.

E : Dulukan Mas kalau gak salah ikut PENA, kan itu

Footer message

5

miniat. Illa con utet nulput

metuera

6

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

berbarengan sama olim, gimana bagi waktunya? Kok bisa keduanya berjalan?

T : Kan dulu di PENA gabut, jadinya bisa fokus ke olimnya.

GSP atau kalau gak daftar jadi anggota ECC. Disana mahasiswa belum lulus aja bisa daftar, ada banyak kok lowongan pekerjaan.

E : Mas, kalau dilihat trackrecord-nya, Mas kan anak olim yang hampir tembus internasional. Pastinya IP tuh udah berkibar ibaratnya. Terus juga pas cari kerja kok rasanya gampang banget, keluar Forex langsung diterima di Gameloft.

Kok bisa?

T : IP itu bukan harga mutlak buat nyari kerja, kerjaan bagus pun gak selalu nuntut IP 3, tapi ada juga beberapa posisi yang memasukan IP sebagai salah satu syarat diterima.

Soal gampang cari kerja, itu karena sering cari info, mulai dari sharing temen, nanya-nanya, konsultasi atau browsing di internet di situs yang kerenkeren. Kayak nyari di jobsteet. id misalnya. Disana kita tinggal masukan jenis pekerjaan, range gaji dan penempatan udah bakal keluar bayak banget daftar job fair. Terus aktif aja nanya-nanya ke job fair

E : Mas, punya saran-saran gak nih untuk kami yang masih muda ini, buat nanti kalau mau cari kerjaan tuh gimana?

T : Yah, sekadar saran dari aku ya, mulailah terbuka dengan hal-hal baru. Jangan mentok dengan yang diajari di kampus, kalau punya kegiatan yang disenangi ya tekunin aja. Selalu banyak tekanan dari mana-mana bahkan dari orang terdekat sekalipun, selalu banyak omongan dari mana-mana, di perjalananmu. Itu wajar sampai kamu sesukses apapun, omonganomogan itu engga akan pernah berhenti soalnya itu keinginan mereka, ibarat kata orang haus, terus minta air putih, sebelum kamu kasih air putih gak bakal diem mereka. Intinya abaikan saja yang jelek jelek, jadikan omongan yang baik sebagai motivasi.

Red Border Magazine • Issue 285

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

Terus cari lingkungan yang ngarahin kamu ke tujuan kamu.

Banyak teman itu penting buat ngusir kesepian, tapi cari teman yang dapat mengarahkan kamu ketujuan itu lebih bermanfaat. Terus, kalau udah ada keinginan, pegang teguh aja.

Nah, sekadar gambaran buat masa depan kalian, cari kerjaan pas zaman dulu, zamannya ibu bapakku kalau aku bandingin sama sekarang jauh beda. Contoh kecil aja, dulu nulis CV, cover letter, sama surat lamaran kan bahasanya kaku banget, “aku lulusan ini, aku bisa bla.. bla..bla...�, nah sekarang CV dibuat sangat-sangat fleksibel, sekreatif kita, ada yang penuh warna, di tampilin gambar console. Di zaman sekarang, penentu kesuksesan bukan lagi jenjang pendidikan. Banyak juga yang sukses tapi hanya lulus SMA. Bukan berarti pendidikan gak penting, loh. Penting, tapi selain itu kita juga harus punya sikap mental yang bagus juga.

E : Mas tadi kan bilang selalu banyak omongan, selalu banyak tekanan, terutama dari orangorang terdekat, maksudnya

TITLE

gimana nih?

T : Gini-gini kalau boleh jujur aku dulu pernah di suruh buat masuk kedoteran, tapi aku nolak dan milih masuk matematika karena mengejar kesenangan. Sampai pernah ada masalahlah, tapi lama kelamaan semua ya berubah, aku mulai bisa buktiin kalo aku bisa berprestasi di sini. Setelah itu baru deh orang tua pro sama aku.

E : Mas, Mas, kan aku juga anak tunggal dan kebetulan orang tuaku juga penuh targetan, ada saran-saran gak buat aku atau buat yang lain yang senasib sama kita?

T : Ya, yang jelas jangan ambil pusing. Cari lingkungan kayak tadi yang mendukung, bisa nganter kita ke tujuan. Sharing ama temen-temen, ngumpulngumpul, cari info. Nah yang paling jelas buktiin. Buktiin kalau kita bisa berhasil.

E : Super sekali, Mas! Itulah sekilas wawancara dengan Mas Thoriq. Ilmu apa yang udah kalian tangkap, readers? ^^ (Damar, Miranti, Riri) Footer message

7

metuera

8

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

Pekan Anak Soleh 2015 Pekan Anak Sholeh atau biasa disebut PAS adalah salah satu event terbesar yang dibawahi oleh Keluarga Muslim Fakultas MIPA (KMFM).

Diketuai oleh Deni Apriandi kan serempak di kampus MIPA dari prodi Fisika, PAS tahun Utara Universitas Gadjah Mada. ini mengambil tema ‘Muslim PAS juga dimeriahkan dengan Cilik, Cendikia, Berkarya

adanya hiburan berupa dongeng

dan Berakhlak Mulia’. Event yang sangatmenarik. Ada juga dengan panitia yang ber-

stand-stand yang menjual aneka

jumlah kurang lebih 100

makanan, pakaian, jilbab dan

orang ini sukses diadakan

aksesoris. Salah satu stand-nya

pada tanggal 24 Mei 2015.

dari panitia sendiri, loh.

PAS tahun ini melaksanakan Mau tahu serunya PAS 2015?? beberapa lomba diantaranya hafalan Al-quran, cerdas miniat. Illa con utet nulput

cermat, adzan, hafalan do’a, ceritanabi ulul azmi, nasyid, hasta karya, tartil qur’an, menggambar dan kaligrafi.

Lomba-lomba tersebut diadaRed Border Magazine • Issue 285

Lihat aja foto-fotonya! (Miranti)

Apa itu PAS? Pas adalah Pekan Anak Sholeh yang merupakan acara dari KMFM UGM, yang berisi lomba-lomba untuk anakanak TPA/SD/MI sederajat.

Acara ini dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2015 pada hari Minggu di auditorium FMIPA UGM. Lomba-lomba yang diadakan antara lain : Hafalan Al Quran, Cerita Nabi Ulul Azmi, Tartil Quran, Hasta Karya, Nasyid, Cerdas Cermat, Hafalan doa, Menggambar, Kaligrafi, dan Adzan. Alhamdulillaah, acara ini berlangsung dengan baik dan sukses.

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

TITLE

Juara Nasyid Panitia akhwat Pekan Anak Sholeh

Panitia ikhwan Pekan Anak Sholeh

Juara mewarnai

Peserta Pekan Anak Sholeh

Suasana pembukaan Pekan Anak Sholeh

Footer message

9

metuera

10

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

Studi Ekskursi

miniat. Illa con utet nulput

Perjalanan menyenangkan sebagai penghilang stress sekaligus mempelajari hal-hal baru diluar Yogyakarta.

Halo, halo! Bulan Mei kemarin, Himatika UGM mengadakan studi ekskursi yang membuat kami berjalan dari Surabaya, menuju Pasuruan, lalu ke Malang. Disini, acara studi ekskursi adalah salah satu ajang dimana kami mengunjungi pabrik industri besar dan juga universitasuniversitas yang ada disana.

Berangkat pukul 19 Mei 2015, kami menyusuri jalan malam dan baru sampai di tempat tujuan pada pukul empat pagi. Setelah mandi, shalat Subuh, dan juga sarapan, kami pun menuju tempat tujuan pertama yaitu PT Jiwasraya. Bagi yang belum tahu apa itu PT Jiwasraya, ini adalah perusahaan asuransi jiwa.

Sesudah dari PT Jiwasraya, kami pun berangkat ke Universitas Airlangga. Penyambutan kami sangatlah baik, lalu kami banyak berdiskusi mengenai program-program kerja yang ada dari kedua pihak yang bersangkutan.

Setelah itu, barulah kami pergi ke penginapan untuk beristirahat.

Besoknya (Kamis, red), kami pergi ke PT Indofood.

Disana, kami melihat sendiri Red Border Magazine • Issue 285

bagaimana proses pembuatan mie instan dari tahap awal (adonan) sampai tahap pembungkusan. Kami juga dapat mencicipi hasil dari mie instan yang telah dimasak, bahkan ada yang sampai menambah dua kali karena enaknya, hihi~ Kemudian, kami beranjak menuju Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Penyambutan disana tak kalah bagusnya dengan UNAIR, terlebih ada kalam ilahi yang dibacakan oleh salah satu mahasiswi. Barulah setelah itu kami kembali masuk ke proses diskusi yang tak jauh beda dengan universitas sebelumnya.

Setelah dari UMM, kami mengunjungi Museum Angkut.

Disana, semua bersenangsenang! Ada yang mengelilingi Pasar Apung dengan menaiki sampan, ada juga yang mengelilingi dunia di dalam museum tersebut. Bagaimana caanya?

Ternyata di dalam museum itu ada replika dari kota-kota terkenal di dunia, jadi berasa seperti keliling dunia, hihi~ Setelah dari Museum Angkut, kami pun kembali ke Yogya. Eh, sebelum kembali, kami sempat mampir ke pusat oleh-oleh, loh.

Apa arti jalan-jalan tanpa oleholeh? (Resti)

Poster Studi Ekskursi yang dilaksanakan dari tanggal 19 Mei 2015 sampai 22 Mei 2015. Acara ini mengunjungi enam spot yang terdapat di kota Surabaya, Pasuruan, dan juga Malang. Tak tanggung, acara ini berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

Special Departemen Biner & Linear

Footer message

TITLE

11

metuera

12

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

Himpunan Mahasiswa Matematika). Selanjutnya, study ekskursimerupakan proker linear yang paling mengesankan, karena selain kita Linear (Jalinan Internal dan Eksternal) merujalan-jalan ke berbagai perusahaan maupun pakan salah satu departemen di Himatika universitas, kita juga dapat memperoleh pen(Himpunan Mahasiswa Matematika). Degalaman dan informasi yang cukup menarik. partemen ini memiliki fungsi untuk menjalin Pada tahun ini Linear bekerja sama dengan dan menjaga relasi baik internal maupun departemen Biner untuk menyelenggarakan eksternal Himatika. Internal sendiri yaitu proker study ekskusi atau yang biasa disingdi dalam ruang lingkup matematika UGM kat SE ini. Ada juga training of public speakdan eksternal yaitu jangkauan untuk di luar ing yang bekerja sama dengan departemen matematika UGM, seperti antar universiPrisma, yaitu semacam pelatihan untuk staff tas. Departemen yang dikepalai oleh Hairul Linear tentang bagaimana kita berbicara atau Umam (Angkatan 2013) ini memiliki enam berkomunikasi di depan umum. Terakhir, staff yang semuanya dari angkatan 2014, yakni syawalan. Syawalan merupakan proker yakni Anisa’, Baiq Ulfa, Farida Ngestu Fatikayang diadakan seusai libur UAS yang berturani, Habibi Rahman, Putri Aprilita Hapsari, juan untuk mengakrabkan dan acara saling dan Resita Sri Wahyuni. Program kerja atau minta maaf pada bulan syawal. Tidak hanya yang biasanya disingkat proker dari Linear itu, pada proker ini, para senior matemasendiri, yaitu kunjungan, delegasi, study tika juga akan berbagi pengalaman atau ekskursi, training of public speaking dan cerita tentang bagaimana mereka berada di syawalan. Kunjungan yang dimaksud disini matematika dan matematika di dunia kerja. yaitu semacam acara silaturrahmi antar HMJ Demikian penjelasan singkat mengenai de(Himpunan Mahasiswa Jurusan), universitas partemen Linear. Departemen ini mungkin dan kunjungan ke rumah dosen. Kemudian, terkenal dengan kata jalan-jalan, akan tetapi delegasi yaitu dari himatika mengirimkan di departemen ini kita tidak hanya sekedar perwakilan untuk mengikuti sebuah acara jalan-jalan, kita juga bisa saling berbagi dan yang berhubungan dengan kepentingan bertukar informasi serta pengalaman yang himatika sendiri, misalnya Ikahimatika (Ikatan menarik. (nis)

miniat. Illa con utet nulput

LINEAR JALAN JALAN

Red Border Magazine • Issue 285

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

TITLE

Tidak butuh banyak tenaga untuk membuatnya, terlebih aplikasi photoshop akan membuat semua menjadi lebih mudah!

Photo by : BigHit Entertaiment.

Model by : Suga (Min Yoon Gi) BTS

Tutorial Membuat Folder Icon Sendiri Bosan dengan folder berwarna kuning di dalam layar laptop anda? Kini kita bisa membuat folder icon sesuka hati untuk

Pertama, buka aplikasi photoshop di dalam laptop anda! Disini, saya menggunakan photoshop CS5.

Footer message

13

metuera

14

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

Buka png dari sebuah folder!

miniat. Illa con utet nulput

Buka foto yang ingin kalian jadikan folder icon!

Red Border Magazine • Issue 285

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

TITLE

Pindahkan layer gambar ke atas layer folder.

Ini bagian yang agak ribet, ya. Jadi, klik kanan pada layer gambar lalu klik ‘Create Clipping Mask’.

Footer message

15

metuera

16

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

Klik icon mata di sebelah layer gambar agar layer gambar menghilang.

miniat. Illa con utet nulput

Klik layer folder icon, lalu klik pada icon Quick Selection Tool. Disini, geser cursor pada bagian file di dalam folder.

Red Border Magazine • Issue 285

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

Tekan Ctrl + J pada keyboard.

Klik kanan pada layer gambar, lalu klik ‘Duplicate Layer’.

Footer message

TITLE

17

metuera

18

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

Pindahkan salah satu layer gambar ke bawah layer 2, lalu klik kotak kosong di samping kiri layer gambar itu untuk memunculkan kembali icon matanya.

miniat. Illa con utet nulput

Delete layer gambar paling atas.

Selesai! Kalian telah berhasil membuat sebuah folder icon! :3 (Resti) Red Border Magazine • Issue 285

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

My Trusted Friend, Benji Aku memandangi rintik-rintik hujan yang berjatuhan dari langit. Beberapa membentuk lubang di tanah. Awan yang menggumpal bewarna kehitam-hitaman mulai menumpahkan isinya satu per satu.

Sama. Hari ini sama seperti hari itu. Hari dimana kita pertama kali bertemu, hari dimana hanya rambut kuning gadingmu yang menarik perhatianku. Benjamin

Stewart. Pertama kali aku melihatmu, perhatianku hanya tercurah padamu. Bukan karena rambut kuning gadingmu yang mencolok (walau kadang memang itu yang menyita perhatian semua orang).

Bukan karena namamu yang mengingatkanku pada tokoh terkenal yang kisahnya sangat menginspirasiku. Tapi ... karena kau memiliki sesuatu. Sesuatu yang lebih memikat dibandingkan hormon feromon.

Kau menyimpan banyak rahasia dibalik senyum sinismu. Kau ... tak tergantikan.

Buah karya : Anonim

My Trusted Friend Hari itu, kau berjalan sempoyongan dan berhenti di sebelahku. Ikut berteduh bersama para pejalan kaki lain yang kehujanan. Aku memandangimu dari atas ke bawa, rambutmu, wajahmu, matamu.

Tak ada sedikitpun yang tak menarik perha-

tianku. Ah, tanganmu berdarah.

“Maaf, apa kau baik-baik saja?

Tanganmu berdarah...,” aku memberanikan diri bertanya. Kau balas menatapku dengan tatapan kosong. Lama kita terdiam, lalu kau tersenyum sinis dan menjawab.

“Biarkan saja.”

TITLE

19

Entah apa yang mendorongku hari itu. Aku, Thalassa Josh menarik tangannya dan membalutnya dengan sapu tanganku. Kau tersentak, tapi tidak mengelak.

“Terima kasih,” ujarmu. Aku mengangguk canggung. Lalu kau berlari menembus rintik hujan. @@@ Aku berjalan mengikuti arus murid-murid yang mengarah ke kantin. Beberapa anak menabrakku, namun tak berniat sedikitpun untuk meminta maaf. Aku benci sekolah ini.

Dengan perasaan dongkol aku duduk di kursi yang masih kosong, tepat di sebelah jendela yang mengarah ke taman belakang sekolah. Lalu, kau datang. Kau lagi, laki-laki berambut kuning gading. Aku tak pernah menyangka kita akan bertemu lagi. Terutama disini, disekolah baruku ini.

Semua celotehan yang tadi terdengar perlahan hilang saat sosokmu memasuki kantin. Rambut kuning gadingmu bergoyanggoyang mengikuti gerakanmu yang gontai. Kau berjalan lurus ke arahku. Tepat ke arahku dan duduk.

“Kau menduduki kursiku,” ujarmu lirih tanpa menoleh padaku.

Aku terenyak dan bangkit. “Duduklah,” ujarmu lagi. Aku menghentikan langkahku dan berkata pelan, “Apa?”.

“Aku Benji. Sepertinya kita pernah bertemu?” tanyanya. Aku speechless. “Ah, lupakanlah,” tambahnya.

“A-aku ... aku Thalassa...,” jawabku sambil duduk kembali. Siang itu untuk pertama kalinya aku berbicara dengan seseorang disini sejak kepindahanku. Aku takkan pernah melupakan siang itu, hari dimana kita berkenalan. Hari dimana nasib menuntunmu padaku. Aku bahkan tak pernah memimpikan hari itu, bertemu denganmu... sahabat terbaikku. @@@ Sebulan sudah sejak hari kita berkenalan. Hari ke hari kita semakin dekat, namun aku merasa belum mengenalmu. Kau menyembunyikan sesuatu yang tidak kuketahui. Aku bertanya pada diriku sendiri, apakah hal ini benar? Tidak mengetahui apapun tentang dirinya.... Apakah aku sudah menjadi teman yang baik bagi Benji? @@@

Tionet dolorum repre cum eveni vent opta dis numquat ionsequ aeperem quamusdae. Ut expelendunte nestori tiisitatemo expelle ndebitis pos pra volupta tinctur a Nullab il es demporempor moluptis idelibuscit.

Footer message

metuera

20

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

miniat. Illa con utet nulput

Aku menatap rolex putih di tanganku. Sudah dua jam lebih aku menunggu Benji. Dimana dia? Beberapa kali pramusaji mendatangi mejaku, menanyakan apakah aku ingin memesan sesuatu. Aku tersenyum dan menolak halus.

Dimana dia? Dimana si rambut kuning gading itu?

BRUKK! Pintu depan restoran dibanting terbuka. Benji datang dengan wajah babak belur dan duduk di hadapanku. Aku mengernyit seraya menatap wajahnya. Apa yang terjadi padanya?

“Kenapa wajahmu seperti itu?” tanyanya sambil tersenyum sinis.

“Seharusnya aku yang bertanya begitu. Apa yang terjadi, Benji?” tanyaku khawatir. Benji menatapku sambil tetap tersenyum sini.

“Kalau aku ceritakan, aku khawatir kau akan meninggalkanku. Seperti orang-orang itu, seperti orang tuaku-” aku menggeleng dan meyakinkannya.

“Takkan pernah. Aku tak sama dengan mereka. Apa kau mempercayaiku?”

Ia mengangguk dan mulai bercerita. Cerita yang sangat mencengangkan dan menyedihkan. Benji ternyata ketergantungan pada obat-obatan, dia juga perokok dan pecandu alkohol. Semua yang dilakukannya adalah akibat dari perceraian orang tuanya. Bahkan, mereka menyalahkan dirinya atas kematian kakak Benji yang overdosis. Benji mencoba untuk berhenti, namun tak bisa. Yang mem-

Red Border Magazine • Issue 285

buat keadaan menjadi semakin menyedihkan adalah, dia terkena kanker paru-paru stadium 3 dan kanker otak stadium akhir. Benji yang malang.... @@@ Aku melewati hari-hari yang menyenangkan bersama Benji. Walau aku tahu karena penyakitnya, mungkin dia tidak bisa hidup lebih lama lagi.

Tapi pada hari itu, aku tidak bisa merasakan kesenangan itu lagi. Benji muntah darah ketika makan pada jam istirahat. Dia harus dibawa ke rumah sakit. Aku memandangi tanganku yang bergetar. Darah.

Ya, tanganku penuh dengan darah Benji. Aku menangis, memikirkan nasib Benji.

Aku berusaha memberi tahu orang tua Benji soal keadaannya. Tapi apa daya, orang tua Benji bersikap tak acuh terhadap keselamatan anaknya. Sudah kuduga akan menjadi seperti ini, karena dulu Benji pernah bilang dia ‘dibuang’ oleh orang tua kandungnya sendiri.

Aku berusaha membujuk mereka untuk paling tidak menjenguk Benji sekali saja, biarkan mereka yang tidak mau menanggung biaya rumah sakitnya, toh aku bisa menebusnya dengan uang pemberian ayahku yang sebesar ratusan juta itu. Akhirnya mereka setuju, itupun jika mereka bisa menyelesaikan pekerjaan mereka di Jakarta secepatnya. @@@

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

M Y T R U S T E D F R I E N D

Sudah seminggu Benji dirawat di rumah sakit. Aku selalu menjenguknya sepulang sekolah. Walau penyakitnya tak kunjung membaik, tapi aku sudah bisa melihat senyum Benji lagi. Senyum yang jarang diperlihatkannya kepada orang lain. Hanya padaku, Benji bisa tersenyum. Itu menurutku.

Kami sering berbagi cerita tentang sekolah maupun rumah sakit tempat Benji dirawat. Tak jarang kami bernostalgia, mengingat kembali peristiwaperistiwa lucu yang pernah kami alami bersama. Tapi, itu tidak bertahan lama.

Pada hari ke-24 Benji dirawat di rumah sakit, keadaannya makin memburuk.

Para medis melakukan apa saja yang mereka bisa. Aku terduduk dibangku depan ruangan itu. Kurasakan sekujur tubuhku bergetar hebat. Benji ... bertahanlah....

Dua jam berlalu kulalui dengan pikiranku yang penuh dengan Benji. Apa dia bisa selamat? Apa kami tidak bisa bertemu lagi? Apa aku akan kehilangan sahabatku? Pertanyaan demi pertanyaan mucul dibenakku. Kupautkan kedua tanganku. Kupejamkan mataku.

Telingaku fokus mendengar suara-suara yang berasal dari ruangan Benji berada

TITLE

sekarang ini. Riuh. Suara teriakan dapat kutangkap dengan telingaku. Benji..., aku terus berulang kali megucapkan namanya.

Beberapa menit kemudian, suara riuh itu telah hilang. Seseorang dengan pakaian dokternya keluar dari ruangan itu. Aku mendekat mananyakan keadaan Benji. Kutanyakan padanya apakah aku bisa melihat Benji sekarang?

Namun, yang kuterima hanya gelengan dan wajah duka dari orang itu. Aku diam mambatu. Beberapa orang yang mirip dengan orang yang dihadapanku mulai keluar dari ruangan tadi. Ruangan tempat Benji bernafas untuk terakhir kalinya. @@@ Masih terekam jelas semua itu. Semua kenanganku denganmu. Aku tertawa ketika mengingat kau pernah mengerjai seorang adik kelas sampai menangis, ketika kau bermain laptop di tengah pelajaran sehingga membuat Pak Fuad, guru paling killer sekolahan naik pitam, ketika kau mencoba menghiburku ketika aku mendapat nilai merah, walau menurutku caramu sangat memalukan (tentu saja, kau menari-nari tak jelas di dalam kelasku padahal banyak teman

Footer message

21

metuera

22

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

sekelasku yang melihat tingkahmu, that’s so embarased).

Aku manangis ketika kau memberitahuku kalau hidupmu tidak lama lagi, ketika aku melihat untuk pertama kalinya kau merasa kesakitan, ketika kau pertama kalinya meneteskan air mata karena orang tuamu yang tidak peduli padamu.

Satu hal yang paling membekas di ingatanku.

Waktu itu, ketika kita masih bisa bersama, ketika kau masih terbaring diranjang putih rumah sakit, ketika hujan telah reda dan pelangi telah terbentuk sempurna, kau berkata padaku.

“Andai saja waktu bisa kembali dan aku diberi kesempatan untuk

mengubah semuanya, aku tetap akan memilih jalan hidupku ini, walau hidupku yang sekarang tidak bisa dikatakan bahagia, tapi aku senang karena aku bisa bertemu denganmu, Thalassa....”

Siang itu untuk pertama kalinya aku berbicara dengan seseorang disini sejak kepindahanku.

My Trusted Friend, Thalassa

miniat. Illa con utet nulput

Kau mengatakan itu dengan senyum tulus.

Kurasakan tanganmu menyentuh wajahku, berusaha menghapus air mataku yang menetes tiba-tiba. Tanpa kusadari, air mataku semakin

deras. Aku menangis dihadapanmu. Kau yang kebingungan, mulai mengelus kepalaku dan menenangkanku. Dan itu adalah momen terakhir yang kulalui bersamamu. @@@ Aku masih memandangi rintik-rintik hujan yang kini semakin lebat. Kupejamkan mataku, merasakan aroma tanah yang basah. Pikiranku kembali mengingat dirimu. Dirimu yang tidak bisa kuhapus di memoriku. Aku tidak bisa melupakanmu.

Karena kau selalu ada ditempat istimewa di hatiku.

Kau juga, kan? Benji?

My Trusted Friend, Benji : END

Langit mulai gelap menutupi cahaya matahari yang sedari pagi memamerkan teriknya.

Beberapa detik kemudian, setetes demi setetes air langit turun menusuk bumi. Aku bersandar disebuah pohon besar di salah satu sudut GOR. Mataku menatap kosong ke depan, ke arah orang-orang yang mulai berlarian mencari tempat berteduh. Perlahan, aku merasakan tetesan lembut yang menyapu wajahku. Segar sekali. Namun, lama kelamaan tetesan lembut itu menjadi tusukan yang sangat menyakitkan. Kuangkat wajahku, memandangi tetesan yang dengan mudah melewati celah dedaunan. Ah ... sepertinya pohon tempatku bersandar tidak mampu melindungiku lagi. Aku berusaha bangkit dari dudukku dan hup, berhasil walau masih sedikit sempoyongan akibat ganja yang aku hisap tiga jam lalu. Kupaksa kakiku melangkah menuju toko yang berada sekitar lima meter di tempatku berdiri sekarang.

Guyuran hujan membuat luka di tangan kiriku terasa perih. Sangat. Tapi aku coba menahannya. Ya, laki-laki tak kenal kata sakit. Itulah motoku. Akhirnya, aku menginjakkan kakiku di depan toko yang lumayan luas dan aman dari hujan. Aku mencoba menahan tubuhku yang sepertinya akan ambruk sewaktu-waktu. Kutempelkan punggungku dengan bagian dinding toko. Ah ... kepalaku terasa mau pecah saking sakitnya. Tidak.

Bukan kepalaku saja, seluruh tubuhku terasa sakit. Aku hanya memejamkan mataku, berharap rasa sakit ini segera hilang. Dan itu sedikit berhasil.

“Maaf, apa kau baik-baik saja? Tanganmu berdarah...”

Red Border Magazine • Issue 285

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit Pertanyaan itu kudapat dari seseorang yang berdiri disampingku. Seorang cewek, mungkin sebaya denganku. Kutatap matanya dengan tatapan kosong.

Wajahnya mengiratkan kekhawatiran yang menurutku berlebihan. Ayolah... luka ini hanya karena sebetan pisau dan tidak terlalu dalam. Walau terasa sakit, tapi aku bisa mengatasi itu.

“Biarkan saja,” jawabku dengan senyum sinis. Kuhiraukan matanya yang masih menatapku dengan kekhawatiran.

Tiba-tiba, tanganku ditarik dengan paksa oleh cewek tadi. Akh... tarikan itu membuat lukaku menjadi lebih sakit dari sebelumnya. Aku sedikit meringis menahan rasa sakit itu. Kulihat dia membalut lukaku dengan sapu tangannya. Aku tidak mengelak, lantaran kepalaku terasa sakit berdenyut-denyut. Kubiarkan dia mengelesaikan pekerjaannya.

“Terima kasih,” ucapku ketika dia telah selesai membalut lukaku. Dia mengangguk canggung. Aku melihat hasil balutannya dan tersenyum.

Dasar bodoh ... balutannya memang rapi tapi tidak menghilangkan rasa sakit dari luka itu. Walau begitu, aku berterima kasih padanya karena mau mengkhawatirkan dan memperhatikanku. Tidak seperti orang tuaku....

Kulihat hujan mulai reda walau masih ada rintik-rintik yang tersisa. Aku berlari menembus rintik hujan tersebut setelah mengatakan terima kasihku dengan tatapanku kepada cewek sapu tangan tadi. @@@ Jam istirahat telah berbunyi. Aku langsung menuju ke kantin di dekat taman sekolah. Sepanjang koridor menuju kantin, beberapa siswa tak sengaja menabrakku. Mereka langsung menunduk meminta maaf kepadaku, sang siswa paling bermasalah dan ditakuti di sekolah ini. Beberapa ada yang langsung lari ketika melihat wajahku, wajah seorang Benjamin Stewart. @@@ Aku tiba di depan kantin yang sudah dipenuhi oleh siswa yang kelaparan. Suara celotehan terdengar disana-sini membuat kepalaku pusing. Kutatapi setiap mata yang kebetulan bertemu pandang denganku dengan tatapan mengancam. Seolah mengerti arti tatapanku, berlahan suara ribut tadi hilang.

Aku segera menuju kursi kesukaanku, tepat disebelah jendela menghadap ke taman belakang sekolah.

Tempat dimana aku biasa menyendiri.

Baru aku sadari kursi itu tidak lagi kosong. Di atasnya kini telah duduk seorang siswi yang sepertinya kukenal. Aku duduk di kursi sebelahnya.

TITLE

23

“Kau menduduki kursiku...,” ujarku lirih tanpa menoleh ke arahnya. Kurasakan dia segera bangkit dari kursinya dan pergi tanpa mengatakan apa-apa.

Aku jadi mulai merasa bersalah telah mengusirnya.

Sebelum dia pergi terlalu jauh untuk mencari kursi kosong yang pasti sangat langka pada saat istirahat sekarang ini, aku manahannya, “Duduklah....”

“Apa?” Dia menghentikan langkahnya dan menoleh ke arahku. Aku mengisyaratkan duduk dengan mataku. Dia hanya diam. Tak lama kemudian dia mendekati kursi yang aku suguhkan.

“Aku Benji,” ujarku. “Sepertinya kita pernah bertemu?”, aku bertanya seperti itu hanya ingin memastikan. Wajah cewek ini mirip dengan wajah cewek yang membalutkan lukaku beberapa hari lalu. Dan aku menjadi pasti setelah melihat wajahnya yang speechless. “Ah, lupakan....”

“A-aku ... aku Thalassa,” jawabnya sambil duduk kembali di kursinya. Thalassa, nama yang jarang.

Saat itu, untuk pertama kalinya aku berbicara banyak dengan orang yang sebaya denganku. Dari ceritanya, aku tahu kalau dia adalah murid baru di sekolah ini. Pantas saja dia tak takut padaku.

Aku tidak akan melupakan hari itu, hari dimana kita mulai berkenalan, hari dimana aku telah menganggapmu sebagai ... sahabat terbaikku. @@@ Sudah sebulan sejak kejadian di kantin itu, aku merasa dekat denganmu. Aku sudah mengetahui apapun tentangmu dan aku telah memberi tahu semua tentangku. Tapi apa kau tahu? Aku telah menyembunyikan sesuatu darimu. Sesuatu yang tidak ingin kuberitahu padamu. Aku merasa bersalah dan tak pantas menjadi teman yang baik bagimu.

Tapi percayalah, kau adalah teman terbaik yang pernah kumiliki seumur hidupku. @@@ Aku merintih kesakitan karena luka yang kudapat di sekujur tubuhku. Kupandangi wajahku yang terpantul digenangan air. Ah ... aku bahkan tak bisa

mengenali wajahku. Aku tersenyum sinis memandang tubuh-tubuh yang berserakan dihadapanku. Keadaan mereka mungkin lebih parah dariku. Aku menyeka darah yang mengalir dari dahiku. Merah. Tanganku penuh dengan darah merah.

Aku makin mempercepat langkahku. Aku sudah terlalu telat dari jam pertemuanku dengan Thalassa. Aku takut dia marah padaku karena aku telat tanpa memberi tahunya. Brukk!! Aku membanting pintu restoran tempat kami janjian.

Footer message

miniat. Illa con utet nulput

meteura

24

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

Kuarahkan mataku mencari Thalassa dan BINGO!!, aku mendapatkannya. Langsung saja aku menuju ke tempatnya.

Kutarik kursi dihadapannya dan duduk diatasnya. Kulihat dia mengernyit menatap wajahku. Ah ... apa dia tidak bisa mengenali wajahku yang sudah babak belur ini? Kurasa tidak, dia bisa mengenaliku dengan rambut kuning gadingku yang mencolok dan disukainya ini.

“Kenapa wajahmu seperti itu?” tanyaku sambil tersenyum sinis. Ah ... dia menampakkan wajah yang sama waktu pertama kali bertemu.

“Seharusnya aku yang bertanya begitu. Apa yang terjadi, Benji?”

Aku hanya terdiam. Kutatap wajahnya dan memasang senyum sinis , “Kalau aku ceritakan, aku khawatir kau akan meninggalkanku. Seperti orang-orang itu, seperti orang tuaku....”

Dia menggeleng. “Takkan pernah. Aku tak sama dengan mereka. Apa kau tak mempercayaiku?”

Aku tersenyum mendengar pertanyaan itu.

Tentu saja aku mempercayaimu, Thalassa. @@@ Aku ceritakan semua hal yang kusembunyikan darinya. Tentang aku yang pecandu alkohol dan narkoba. Tentang orang tuaku yang menyalahkanku atas kematian kakakku.

Tentang kehidupanku yang tidak senormal remaja kebanyakan. Dan tentang dua penyakit berbahaya yang kuderita.

Kuceritakan hingga tak ada lagi yang bisa kusembunyikan darinya. @@@ Tidak seperti dugaanku, Thalassa tidak menjahuiku. Bahkan dia bersikap seperti biasa saja walau tahu aku akan mati tak lama lagi. Tapi aku tahu, dia kasihan padaku. Dan aku juga tahu dia merasa terpukul atas hidupku. @@@ Seperti biasa, pada jam istirahat aku menjemput Thalassa dari kelasnya. Kami kemudian berjalan beriringan ke kantin, duduk dikursi favorit kami. Aku memesan sepiring nasi goreng, begitu juga dengan Thalassa. Kami makan dan mengobrol dengan santai. Harus kuakui. Setelah bertemu dengan Thalassa, Red Border Magazine . Issue 285

aku jadi ingin hidup lebih lama lagi. Aku juga sudah mulai berhenti memakai obat-obatan walau tidak bisa sepenuhnya lepas. Ya, aku ingin hidup untuk Thalassa.

Brakk!!

“Uhuk ... uhuk....” Aku memegang mulutku. Aneh. Mulutku terasa aneh sekarang. Sakit. Tiba-tiba saja dadaku terasa sakit. Kupindahkan tanganku dari mulut ke dadaku. Sesak.

Sesak sekali.

“Benji ... darah...,” Thalassa menunjuk kearah mulutku. Aku menyekanya dengan tanganku yang satu lagi. Ya, itu memang darah. Aku menatap wajah Thalassa.

Ah ... dia memasangnya lagi, memasang wajah khawatir itu lagi. Entah kenapa, dadaku terasa lebih sakit ketika memandang wajah itu. Setelah itu, hanya kegelapan yang menyelimutiku. @@@ Aku duduk termenung di atas tempat tidur. Baru saja dokter datang memberitahuku bahwa penyakitku makin parah dan mungkin tidak bisa disembuhkan lagi. Aku frustasi mendengar hal itu. Bagaimana caraku untuk memberi tahu Thalassa tentang ini. Diam. Ya, sebaiknya aku diam. Aku tak ingin melihat wajah khawatirmu lagi, Thalassa. Yang bisa kulakukan sekarang adalah menghabiskan waktuku yang tersisa untukmu. @@@ Entah bagaimana, hari itu, aku sudah terbaring ditengahtengah beberapa orang berbaju hijau. Mulutku dipasangi benda asing yang berbentuk lonjong. Tubuhku kaku. Susah untuk bergerak. Mataku tak fokus melihat wajah-wajah yang mengelilingiku. Aku hanya bisa mendengar alat pendeteksi jantung yang bekerja. Suaranya tak beraturan.

Sial ... nafasku mulai memberat. Sesak. Sakit. Sakit sekali ... aku tidak tahan lagi. Thalassa. Ah ... kenapa namamu yang terlintas di benakku sekarang? Bisa kubayangkan kau akan memasang wajah khawatirmu jika kau melihatku seperti ini. Aku tersenyum kecut. Sepertinya aku tidak bisa melihat wajahmu untuk terakhir kali.

Rasa sakit itu main menjadi. Mulutku terengah-engah karena sulit bernafas. Keringat dingin bercucuran diseluruh tubuhku. Mataku terasa berat untuk dibuka. Dapat kudengar suara jantungku mulai melemah. Kututup mataku berlahan dan aku ... tidak bisa merasakan apapun lagi. @@@ Selamat tinggal Thalassa....

Mungkin kau akan melupakanku.

Tapi kumohon, ingatlah bahwa aku selalu menganggapmu sebagai teman terbaikku.

FIN

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

Tips Gaje

TITLE

25

Oke, Assalammualaikum Wr. Wb. Balik lagi bertemu dengan tips-tips gaje Lemma. Pasti pada heran tumben pake salam...�Cieelah pake salam�...mumpung edisi ramadhan soalnya. Setelah sebulan lebih gak bertemu, dan ketemu-ketemu lagi udah bulan puasa aja. Alhamdulllilah yah masih ketemu bulan penuh berkah ini.

Episode kali ini kami dari Lemma akan memberikan tips-tips yang insyaallah bermanfaat dan varokah, apalagi buat temen-temen kita mantan maba, yang pasti baru tahun ini merayakan bulan ramadhan di Jogja, bagi yang buakan asli Jogja pastinya. Cie sekarang saur sendiri... udah timbang cuma basa basi keburu imsak, buru sikat!

miniat. Illa con utet nulput

1. Bagi kalian yang gak terbiasa puasa, pastilah bulan ini terasa cukup berat apalagi dengan rutinitas yang super padet sebagai mahasiswa.

Siang-siang, panas-panas, haus, laper, biasanya kan kita langsung cus kantin yah. Aus dikit kantin, laper dikit kantin.

Nah bagi kamu yang gak tahan dengan godaan itu, mending kamu jauh-jauh dah dari yang namanya kantin foodcord dll, daripada ngiler.

Footer message

2. Tips selanjutnya supaya pas siangsiang, panas-panas, kepalanya gak cuma isi erangan-erangan auusss....lapeerrrr..... nah mulai sekarang banyakin dzikir dah bero.

3. Tips ketiga kalo yang ke 2 belum mempan adalah manfaatkan sekre dengan baik.

4. Tips terakhir jika udah bener-bener mepet. Kuliah full, agenda padet, gak ada waktu senggang buat tidur di sekre apalagi di kos. Udah berangkat kuliah aja. Ambil bangku paling terakhir. Tidur tidur dah lo.

Sekian tips gaje lemma, just for fun...

Selamat berpuasa.

Rubrik

Opini

Spesial

Ramadhan

Sepik Corner

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

TITLE

29

miniat. Illa con utet nulput

Footer message

Licca (Urban Legend) Licca-Chan adalah sebuah boneka yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1967 dengan postur yang sangat sesuai dengan wanita muda Jepang pada umumnya.LiccaChan – sering juga disebut Rica-Chan, memiliki nama asli Licca Kayama (Kayama Rica).

Licca-Chan memiliki urban legend yang berkembang di antara siswa-siswi sekolah Jepang. Konon boneka tersebut adalahboneka terkutuk. Menurut legendanya, jika kau membuangnya, boneka itu akan kembali padamu untuk menuntut balas.

Salah satu cerita yang terkenal Liccachan adalah sebagai berikut ^^ Suatu hari, seorang gadis kecil tengah membersihkan ruangannya. Memeriksa semua miliknya, dia menemukan sebuah boneka bernama Licca-Chan yang sangat disukainya semasa kecil. Namun dia sudah terlalu tua untuk memainkan boneka itu, jadi dia membawanya keluar dan membuangnya ke tempat sampah.

Beberapa saat kemudian, gadis itu beserta orang tuanya pindah ke kota yang baru. Suatu hari, dia baru saja pulang dari sekolahnya seperti biasa. Orang tuanya masih di tempat kerja. Tak lama setelah dia menutup pintu depan, telepon berdering di koridornya.

Ketika dia mengangkatnya, dia mendengar sebuah suara yang kecil mengatakan, “Halo, ini Licca-Chan. Aku berada di tempat sampah. Aku ditinggalkan, tapi aku akan pulang kembali.”

Gadis itu langsung menutup telepon itu, berpikir seseorang sedangmengerjainya.

Tak lama kemudian, telepon berdering kembali.

Ketika dia mengangkatnya, suara yang sama keluar. “Halo, ini Licca-Chan. Aku di stasiun kereta. Tak lama lagi kita akan-

ketemu.”

Dia menutup teleponnya dan mulai merasa agak gelisah. Sebentar saja, telepon itu berdering kembali.

Dia mengangkatnya, dan lagi-lagi suara yang sama. “Halo, ini Licca-Chan.

Akusudah di jalanan rumahmu. Apa kau merindukanku?”

Gadis itu menutupnya kembali. Kali ini, dia benar-benar ketakutan. Dia ingin tahu kapan orang tuanya pulang. Dan tentu saja, setelah beberapa menit, teleponnya berdering kembali.

Gadis kecil itu mendengar suara itu berkata, “Halo, ini Licca-Chan. Aku di depan rumahmu. Buka pintu.”

Sekarang gadis itu sangat ketakutan tapi dia terus mengatakan pada dirinya, “Ini pasti hanya sebuah lelucon…” Dia pergi ke jendelanya dan menengok dari tirainya, tapi tak seorang pun di luar.

Gadis ini lega.

Lalu teleponnya berdering kembali untuk terakhir kalinya dan ketika dia mengangkatnya, dia mendengar “Halo, ini Licca-Chan dan aku tepat di belakangmu!”

Sumber: japanesestation.com Kok serem -_- Ya, namanya juga urban legend. Jangan membaca ini ketika kalian sendiri ya, readers ‘-’)/ (Miranti)

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

Mention us on twitter with hashtag #ChallengeElith

TITLE

31

The best one will get a prize~~ We will wait!

Tantangan Tebak!

Ada suatu perampokan dan pembunuhan di dalam sebuah rumah. Tebak siapa pelaku dan bagaimana cara membunuhnya melalui adegan di bawah ini :

“Korban ditemukan oleh istrinya pukul dua dini hari tadi.”

suaminya telah meninggal. Suara berisik itu sangat keras, sehingga ia tak berani untuk beranjak dari tempat tidurnya sedikit pun. Setelah suaranya hilang, barulah ia bergegas ke ruangan ini dan menemukan jasad koban,” jawab Azura. Ia membenarkan posisi kacamatanya seraya membalas tatapan Danny. “Apa ada hal aneh yang kau temukan, Dan?”

“Istri korban mengatakan bahwa ada “Tidak. Mereka menikah dua tahun suara berisik sebelum ia menemukan lalu karena dijodohkan. Sebelumnya,

Footer message

miniat. Illa con utet nulput

Detektif Danny menatap ke seluruh ruangan tempat pembunuhan itu terjadi. Ruangan tersebut tampak rapi, yang berantakan hanyalah tempat dimana sang korban telah tergeletak tak bernyawa dengan darah yang membanjiri lantai. Darah tersebut telah mengering, sama juga dengan darah yang menempel di Laki-laki dengan garis rahang yang tubuh korban dengan mata terbuka tegas itu menggeleng pelan. Ia itu. kembali meneliti seluruh ruangan, sedangkan Azura mengikuti den“Apa lagi yang kau temukan selain gan langkah mungilnya di belakang fakta itu, Azura?” tanya Danny dentubuh tinggi itu. gan mata yang menatap pada sosok perempuan berambut panjang dan “Apa korban dan istrinya memiliki berwarna kuning terang. Di tangan anak?” tanya Danny lagi dengan jari sang perempuan terdapat sebuah telunjuk kanan yang menyentuh buku catatan kecil dengan pena figura berisi foto lelaki yang menjadi penuh warna yang siap mencatat korban. Tidak ada debu yang menhal-hal aneh yang mereka temukan. empel disana.

32

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

sang istri sedang menjalin kasih dengan laki-laki lain, namun ia memutuskan hubungan itu dengan sendirinya. Tetangga di samping rumah mengatakan bahwa mereka adalah pasangan suami istri yang harmonis. Setiap pagi sang istri akan mengantar suaminya sampai ke depan pintu, tak lupa membuatkan bekal agar sang suami tidak kelaparan di tempat ia bekerja. Sang suami selalu pulang ke rumah pukul tujuh tepat, lalu istrinya akan menyambut di depan pintu.”

Azura merasa sedikit iri di dalam hatinya. Ia mendambakan kehidupan seperti apa yang baru saja ia bacakan, namun sepertinya ia akan tetap terjebak dalam kehidupan pemecahan misteri bersama laki-laki yang ia sukai.

Uh-oh, tentu saja Azura menyukai Danny.

miniat. Illa con utet nulput

“Azura!” Suara Danny terdengar memanggilnya. “Coba lihat kesini!”

tempat sampah tersebut. Azura terbelalak.

“Aku ingin menanyakan hal lain, Azura,” ucap Danny yang kembali meletakkan jas tersebut ke dalam tempat sampah. “Apa ada hal aneh saat kau menemui istri korban tadi?”

Azura berpikir sejenak sebelum ia menjawab, “Ada! Kamar tidurnya tadi berbau busuk sekali! Aku sampai menahan diri agar tidak muntah saat itu juga—tunggu, kurasa aku ingin muntah lagi…. Apa baunya sampai kesini?”

Perempuan bertubuh mungil itu bergegas menuju ke arah wastafel dan mengeluarkan isi perutnya disana. Danny tak banyak melakukan apa pun selain mengurut leher bagian belakang dari Azura.

“Kau tidak perlu khawatir lagi, Azura.

Aku sudah tahu siapa pelakunya.”

Azura kembali terbelalak, sementara Danny melangkah menuju ruang Ia menghela napas sebelum bergetamu untuk menemui polisi yang gas melangkah menghampiri Danny. berjaga disana. Laki-laki dengan iris Kini, mereka berada di bagian bemata berwarna hitam pekat itu berlakang rumah tersebut dengan deham sejenak.

Danny yang sibuk mencari sesuatu dari dalam tempat sampah.

“Tangkap pelakunya sekarang sebelum ia menyembunyikan bukti! “… Apa yang sedang kau lakukan?”

Pelakunya adalah …”

Azura menatap jijikk pada sampaisampah yang berserakan di atas Napas Azura tercekat. lantai.

Ia sama sekali tak menyangka “Aku mencari ini.” pelakunya adalah orang itu.

Dengan sekali tarik, Danny berhasil mengeluarkan sebuah jas hujan yang berlumurkan darah dari dalam

Red Border Magazine • Issue 285

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

TITLE

33

H A P P Y E A R L Y A N D L A T E

miniat. Illa con utet nulput

Footer message

B I R T H D A Y

34

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

H A P P Y E A R L Y

miniat. Illa con utet nulput

B I R T H D A Y

Red Border Magazine • Issue 285

Ud exeraessisi. MetueraNulla commy nim alit

TITLE

35

The most popular

Quotes of the Month Patenkan quotes milikmu!

By @filayati (2015) Orang yang tidak suka kopi dan tidak suka durian adalah penyia-nyia hidup By @aaaazizah (2014) Jangan sampai salah menentukan pilihan ya kawan.

By @sayuodong (2014) Bukan sebuah kebanggaan bisa berada di sini seperti sekarang, melainkan sebuah kehormatan bagi kami pemuda pemudi Indonesia.

By @sessholovers (2014) datang terlambat....

Jadi, apa masalahnya?

Mau menghak patenkan quote-mu??

Mention kita di @Elith_UGM dengan hashtag #MyQuote Dipastikan quote kamu akan muncul di Mathjalah ><

Footer message

miniat. Illa con utet nulput

Well, cinta memang suka

Kita adalah satu keluarga, jadi jangan ada yang membuat jarak di antara kita.

Bersambung ke Mathjalah edisi Agustus....

Photo by : Elith Place : Balairung, Fisipol