Everblue #26

Page 1


N A U A N T A N U A A R T A N T A O R K A I T D O I S K I A T D AADDAAPPTASI ///////////////// //////////////////////// //////////////////////

////////////////////////

B

anyak mahasiswa ITS yang merantau dari luar Surabaya. Mereka rela tinggal jauh dengan keluarga demi melanjutkan pendidikan di kampus impian. Bagi yang telah menjadi perantau selama beberapa tahun, tentu terbiasa menjalani keseharian tanpa orang tua dan sanak saudara yang mendampingi. Namun, bagaimana dengan mahasiswa tahun pertama yang baru saja menjadi perantau? Menurut Huda, mahasiswa tahun pertama Teknik Informatika 2015, pasti ada rasa rindu saat tinggal jauh dari orang tua. Terlebih saat pendaftaran ulang kemarin, teman-temannya ada yang bersama orang tua mereka. Hal itu membuat Huda sedikit iri karena ia merasa sedih dan kangen. Hal yang sama juga diutarakan oleh Faturrahman, mahasiswa tahun pertama Teknik Informatika 2015 yang lainnya. Awalnya ia senang, namun rasa kangen pada keluarga dan kampung halaman mulai terasa.

Masalah yang mulai timbul saat menjadi anak perantauan adalah makanan. Fatur merasa kesulitan mencari

makanan yang cocok dengan lidah dan ramah di kantongnya. Kendala bahasa juga sering terjadi saat merantau. Ini karena latar belakang mahasiswa tahun pertama yang berbeda-beda. Mahasiswa yang berasal dari luar Jawa akan sulit memahami percakapan temannya yang berbahasa Jawa. Begitupula sebaliknya. Perubahan pada diri sendiri juga kerap terasa setelah menjadi anak perantau. Sisi positifnya, kita akan tertantang untuk lebih rajin dan tidak terlalu bergantung pada orang tua. Namun terdapat pula sisi negatif saat menjadi perantau. “Untuk negatifnya, kita jadi suka lupa waktu dan lebih boros,� pangkas Huda. Sementara itu untuk mengurangi rasa homesick yang biasa dialami anak perantauan, bisa dilakukan dengan beberapa macam cara. “Hadapi dengan senyuman saja. Kita kan juga bisa melakukan beberapa aktivitas lain yang menye-


//

nangkan,” jawab Fatur saat ditanya seputar hal tersebut. Fatur dan Huda adalah beberapa contoh dari banyaknya mahasiswa ITS yang merantau ke Surabaya. Banyak teman-teman mereka juga merasakan hal yang sama ketika tinggal jauh dari keluarga. Sebagai sesama perantau, saling membantu adalah hal yang wajib dilakukan agar hari-hari yang dijalani tidak terasa sulit. Pesan terakhir dari Huda sebelum wawan cara usai untuk sesama anak perantau, “Tetap survive di daerah yang baru. Nikma ti, adaptasi, dan carilah teman walaupun tidak banyak tapi peduli dengan kita.” (naf/bsy)

***

TipsVerblue: 4 Hemat, 5 Sempurna Redaksi Everblue mengumpulkan tips-tips dari para senior untuk kalian para mahasiswa tahun pertama Teknik Informatika ITS. Bertemakan “hemat” karena sesuai tradisi, pada akhir bulan anak kos terutama Mahasiswa tahun perta-

ma terkadang kehabisan uang saku. Ini disebabkan karena belum tahu lokasi strategis tempat makan dan kebutuhan lain yang harganya cocok di kantong. Berikut 5 tips yang telah kami rangkum secara ringkas untuk kalian: 1 // NEBENG Nebeng menjadi pilihan utama mahasiswa melakukan penghematan di akhir bulan. Harga bensin yang melambung memaksa kita untuk mencari korban yang bisa ditebengi. Alasan menebengpun menjadi bervariasi. Dari yang ban motornya bocor, sampai yang ban motornya diambil sama ibu kos. 2 // Cuci Baju Sendiri Laundry di Surabaya tergolong mahal. Kalaupun murah, hasil laundry yang dihasilkan kurang memuaskan dan selesainya cukup lama. Dengan mencuci sendiri, uang laundry yang kamu dapatkan dari orang tua bisa digunakan untuk mentraktir si dia yang kamu taksir saat masa OKKBK. 3 // Jangan makan jauh-jauh Beberapa makanan di luar kawasan ITS jauh lebih mahal dibandingkan dengan penyetan di daerah Keputih. Sebaiknya, sebelum memesan, lihat dulu daftar harganya. Jika dompet menyanggupi, duduk manislah. Namun jika dompet menolak, berpura-puralah ada telpon dari orang tua dan pergi.


4 // Jangan memakai listrik berlebihan Jika kalian mendapatkan kos-kosan yang mewajibkan kalian membayar listrik secara pribadi, maka janganlah boros listrik. Semakin sering kalian membuang listrik secara semena-mena, semakin sedikit pula pilihan makanan yang dapat kalian santap setiap harinya. 5 // Belajar bareng di waktu-waktu makan Disaat krismon, belajarlah bersama dengan teman kalian yg berdomisili di dekat kampus. Usahakan datang saat jam sarapan, makan siang, atau makan malam. Dan saat ditanya orangtuanya sudah makan atau belum jawablah dengan halus. “Belum, eheheh�. Nah, begitulah tips dan trik dari kami redaksi Everblue, semoga bisa bermanfaat untuk perantauan kalian kedepannya. Tetap semangat dalam menjalankan kuliah kalian, dan berusahalah membuat orangtua kalian yang di rumah bangga. Vivat! (oem/bsy)

er lenndder TC TCaale 15 2015 berr 20 embe Se ptem Sept S 7

S

R

K

J

S

M

1

2

3

4

5

6

8

9

10 11 12 13

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 - 4 // OKKBK 20 // Forum Bidikmisi 4 // Makrab 21 - 27 // English Day 4 // Club Expo 25 - 30 // Artikel 5 // Seminar Kompetisi Keprofesian 5 - 6 // Raker Ormawa 7 - 13 // English Day 8 // Beasiswa Mandiri 12 // Seminar PKTI 13 // SW 112 18 // Kunjungan HMJ

Ketua Bonar C1E Reporter Nafia & Shafly C1E -- Editor Basyar C1E Desain Wira & Resha C1E -- Produksi Aldo C1E /HMTCFTIf

@hmtc_its

@YCP2851V

BluePress HMTC


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.