AMBEN M E R E N T E N DESIGN REPORT
abstract
Amben merenten merupakan rancangan Community Space berbasis lingkungan baca dan kreativitas masyarakat. Berlokasi di Kampung Karang Tal, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Daerah yang masih kental dengan budaya dan nilai spiritual Membuat daerah ini memiliki nilai dan karakter tersendiri. Berawal dari keinginan klien untuk mengembangkan tempat yang menjadi wadah kegiatan warga kampungdi dekat rumahnya. Dengan berbasis taman baca dan lingkungan pengetahuan. Klien berharap adanya sebuah tempat yang menjadi wadah masyarakat untuk melakukan kegiatan. Mulai dari melakukan perkumpulan, tempat anakanak bermain, tempat para siswa setempat dapat belajar, dan pusat kegiatan komunitas pemuda setempat. Nama “Amben Merenten” diambil dari konsep bangunan yang mengusung Amben atau tempat duduk pada Berugak (bangunan tradisional sasak) menjadi bagian dalam desain. Kata Merenten memiliki arti bersaudara, yang kemudian representasinya Dengan keterikatan ruang dan permainan elevasi menjadi pembeda dari aktivitas didalamnya. interaksi dan rasa kekeluargaan menjadi lebih kuat hingga setiap kalangan masyarakat punya rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap tempat. Penggabungan konsep kehidupan sosial setempat dengan nilai nilai identitas masyarakat menjadi titik pertimbangan desain yang kemudian diangkat menjadi konsep dari rancangan Amben Merenten ini. Diharapkan kehidupan harmonis setiap kalangan akan tetap terus lestari dan tetap bersinergi antar kalangan masyarakat. Dan juga komunitas masyarakat memiliki rasa kebanggaan atas identitas yang melekat pada kehidupan sosial sampai saat ini.
STUDIO DESAIN ARSITEKTUR 1
JUDUL PROJEK
AMBEN MERENTEN
LOKASI
kampung Karang Tal, Lombok Utara, NTB
DOSEN PENGAMPU
M. Galieh Gunagama, S.T., M.Sc.
ASISTEN
M. Nasrullah, S.Ars
Designer: Meizzhan Hady 18512133
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIS SIPIL & PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
KONTEN
INTRODUKSI
DESAIN
Brief Desain
Konsep Desain
Profil Owner Profil Pengelola Profil End User masukan awal SITE & REGIONALISME Analisis Site Potensi Site EKSPLORASI ALTERNATIF
Pengembangan Tapak Transformasi Massa Site Plan Fasilitas dan Aktivitas Aksesibilitas Bangunan Natural Ventilation Struktur dan Material Detail Arsitektural Render Eksterior Render Interior
Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Desain terpilih & masukan akhir
4
INTRODUKSI Projek ini merupakan Produk Rancangan pada Studio Desain Arsitektur 1 2020/2021. Dimana kali ini mengusung Rancangan berbasis klien atau participatory design. hal yang menjadi perhatian yakni kemampuan untuk berkomunikasi dan memahami keingiinan klien dan kebutuhan para pengguna dari desain ini. projek Co design ini juga mengangkat tema dengan unsur regionalitas di setiap lokasi projek yang dikembangkan. regionalisme dalam artian adalah suatu hal yang menjadi karakter lokasi yang dilihat baik secara fisik maupun dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat sekitar, yang terutama sebagai pengguna dari rancangan kali ini.
Brief Desain Brief desain dilakukan bersama klien dan juga sampel para pengguna rancangan. klien sekaligus owner menginginkan adanya tempat yang dapat mewadahi aktivtias anak anak dan pemuda setempat. Rencana dari owner ingin mengembangkan pusat baca warga setempat dengan tujuan supaya tidak hanya di lembaga pendidikan yang menyediakan sarana literasi, namun juga bagi warga setempat. dari penjelasan Owner, didapat bahwa projek kali ini termasuk pada rancangan ruang komunal Kampung. karena memiliki tujuan untuk memberikan benefit bagi lingkungan sekitar dan juga sebagai tempat interaksi dan rekreasi untuk warga setempat. Beberapa inti Bahasan oleh klien dapat di gambarkan keinginan klien sebagai berikut: 1. projek dengan penggabungan tiga aspek, yakni ruang komunal masyarakat. privasi keluarga, dan bisnis 2. pengembangan taman baca berbasis lingkungan pengetahuan bagi anak-anak, ibu-ibu, pemuda setempat dan tokoh masyarakat 3. pembangunan bisnis kedai kopi sebagai penggerak biaya dan aktivitas warga. Dimana yang mengelola adalah komunitas pemuda setempat
5
6
Profil Owner
Klien bernama Apriadi Putra, merupakan seorang tenaga pengajar yang juga aktif dalam pengembangan Masyarakat berliterasi dan sadar ilmu pengetahuan. aktif sejak masa kuliah dengan rekan-rekannya di jenius group. kini sedang melakukan pengembangan perpustakaan dusun di tiga lokasi di Lombok Utara Rencana dari owner ingin mengembangkan pusat baca warga setempat dengan tujuan supaya tidak hanya di lembaga pendidikan yang menyediakan sarana literasi, namun juga bagi warga setempat. Oleh karenanya, Apriadi Putra dan keluarga ingin mengembangkan taman literasi di atas tapak yang sekaligus menjadi rumah tinggalnya. Nama Owner: Apriadi Putra Profesi: Guru, Aktivis Literasi Usia: 31 tahun Istri: Widya Zohratul Profesi: Guru
Diagram skema stakeholde dalam projek ini dapat dilihat dalam diagram yang tertera di bawah
7
8
Profil Pengelola Pengelola tempat terdiri dari dua pengelola. yaitu kelompok Pemuda dan Owner sendiri. kelompok pemuda menjadi pengelola bangunan komunal dan bisnis kedai kopi. sementara Owner sebagai pemilik lahan menjadi pengelola ruang komunal dan pembiayaan tempat serta aktivitas kegiatan yang nantinya berlangsung.
Ketua komunitas pemuda Roby Kurniawan Merupakan lulusan akuntansi Universitas Ahmad Dahlan yang juga sebagai ketua komunitas pemuda di Kampung Karang Tal, tempat lokasi projek. Hal yang dikeluhkan oleh Robi adalah masih terdapat sekat dan perbedaan antara beberapa kelompok pemuda di Karang Tal. Dikarenakan perbedaan lingkar pergaulan. Sehingga banyak titik perkumpulan yang kesannya pemuda setempat tidak kompak dan bersatu. Beliau menginginkan adanya ruang bersama yang bisa menyatukan kembali perkumpulan pemuda setempat. Robi juga bependapat bahwa walaupun ada sebuah tempat bersama yang di ciptakan baru, menurutnya masih sangat sulit untuk memindahkan zona nyaman tempat anak muda biasa kumpul ke tempat baru. Menurutnya hal itu mungkin terjadi apabila di perkumpulan baru tersebut ada suatu pekerjaan atau proyek komunitas, sehingga setiap anak muda akan intens berada di tempat tersebut untuk memantau dan mengerjakan proyek tersebut disana.
9
Profil Pengguna
Target penggguna dari rancangan ini yaitu semua kalangan masyarakat Kampung Karang Tal dan sekitarnya. dengan tujuan pemberdayaan masyarakat sekitar berbasis lingkungan pengetahuan.
10
SITE & REGIONALISME
Analisis Site Lokasi
Site berada di Dusun Karang Tal, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berada di utara pulau Lombok yang masih sangat kental dengan adat istiada masyarakat suku sasak. nilai nilai spiritual masih sangat dipegang dan menjadikan kebiasaan dan tradisi ditengah tengah pemahaman masyarakat. Lokasi Tapak termasuk pada area permukiman dengan densitas menengah. tidak terlalu padat namun suasana perkampungan masih sangat kental dengan budaya dan tradisi tersebut.
13
Nilai Historis Lokasi
Lombok merupakan pulau tempat tinggalnya suku sasak. Suku yang menjadi wajah dan pribumi dari pulau Lombok. Dengan kekayaan budaya dan tradisinya membuat Lombok menjadi pulau eksotis yang kerap menjadi destinasi wisata dan budaya oleh orang luar. Setiap daerah di pulau Lombok memilki tradisi, budaya dan sejarah yang berbeda. Sehingga perbedaan latar belakang ini membuat Lombok kaya akan budaya. baik budaya fisik seperti peninggalan, maupun budaya non fisik seperti tradisinya yang sampai sekarang masih kental di kehidupan masyarakat Lombok, khususnya di Lombok bagian utara (paer lauk)
Lombok merupakan pulau di Nusa Tenggara Barat yang juga menjadi tempat pusat pemerintahan Provinsi NTB. dengan geografis ditandai oleh selat Lombok di bagian timur, selat bali di barat, laut jawa di utara, dan samudera hindia dibagian selatan. Sekitar 80 % populasinya merupakan suku sasak yaitu suku asli dari pulau Lombok. Pulau Lombok mempunyai pusat orientasi keagungan yakni gunung Gunung Rinjani sebagai sesuatu yang di anggap sentral. Sehingga tidak jarang patokan arah sering mengunakan patokan Gunung Rinjani Pendefinisian suku sasak menjadi hal yang cukup susah di setiap daerah di Lombok. Setiap wilayah memilki karakter yang berbeda beda walaupun masih dalam suku sasak. Sasak yang di kenal di selatan Gunung Rinjani jauh berbeda dengan Sasak yang di kenal di Utara Gunung Rinjani. Sehingga pendefinisan mana Suku Sasak yang sebenarnya tidak bisa di karakterisasikan pada satu sudut pandang pengetahuan saja. Namun di setiap perbedaan itu, terdapat juga kesamaan di setiap teritori wilayah. Dimana perempuannya di zaman dahulu sangat terampil dalam menenun kain (nyesek). Baik itu di Sasak bagian selatan, maupun suku sasak di Utara. Dan keterampilan itu masih bisa ditemukan di desa adat Sade (selatan) dan Desa Adat Karang Bajo (utara) dimana perempuan-perempuannya masih terampil memproduksi kain tenun songket sasak dengan alat tradisional Kekuasaan kedatuan bayan membentang dari Lombok timur bagian Utara dan seluruh Lombok utara. Di tandai dengan banyakya peninggalan budaya dan tradisi ritual yang kental dan masih di jalankan sampai saat ini di beberapa wilayah adat di Lombok Utara. Yang masih cukup kuat tradisi dan ritualnya adalah daerah bagian Bayan dan Kayangan. Terdapat bebrapa permumkiman adat yang tersebar di dua kecamatan ini, antara lain yakni desa adat karang Bajo, desa adat sembagek, segenter, semokan, Loang Godeg, salut, Gumantar, dan sesait. Masyarakat utara umumnya sangat mengagungkan dua bentang alam, yakni Gunungdan lautan. Ditandai dengan ritual taek lauk (berdoa dan memuliakan Lautan) dan taek daya (berdoa dan memuliakan Gunung) sebagai ciptaan tuhan yang seharusnya di jaga dan dimuliakan. 14
Analisis Site Konteks Lokasi lokasi Site Berada di Lingkungan Permukiman warga. Dengan beberapa area zona di sekitarnya. seperti zona Pertokoan berupa swalayan, pedagang kaki lima dan lain lain. terdapat juga zona pendidikan dimana terdiri dari sekolah SD, SMP, dan SMA. Zona pemerintahan juga berada tidak lebih dari radius 1 km dari site.
Akses menuju tapak yaitu melalui jalan permukiman bagi warga yang berkunjung, sedangkan akses dari luar melalui Jalan Utama, Jalan Raya Tanjung-Bayan. Karena berada di lokasi yang densitas penduduknya tidak terlalu padat. Maka area sekitar Site masih tergolong cukup lapang dan tidak banyak aktivitas urban yang bisa ditemukan di area skitar site. Namun dalam konteks sosial masih sangat kental dengan aktivitas masyarakat yang berbasis komunitas. baik komunitas adat, komunitas pemuda maupun komunitas dari IbuIbu
Sekolah Menengah (biru) kantor Desa Kayangan
zona pertokoan instansi lembaga pemerintahan
15
Jl. Tanjung-Bayan
Aksesibilitas Site Jalan Utama Tanjung-Bayan merupakan jalan utama sebagai akses tapak dari luar apabila terdapat pengunjung luar yang ingin berkunjung. sedangkan akses bagi warga melalui jalan permukiman warga karena letak Site yang tidak berada di pinggir Jalan Raya, melainkan berada di dalam permukiman. untuk akses luar dari arah selatan bisa melalui Jalan Pendidikan, sedangkan dari akses timur dan barat melalui jalan raya Tanjung-Bayan.
Jl. Tanjung-Bayan Jl. Pendidikan Tapak Berukuran sekitar 650 m2. dengan termasuk bangunan eksisting berupa rumah tinggal sang Owner. wilayah cakupan desain yakni selain bangunan tinggal owner (biru).
16
Analisis Site kondisi Site Eksisting Site yang berukuran sekitar 670 m2 menyatu dengan rumah owner itu sendiri. namun bagian sebalah barat masih belum terkelola dengan baik. sehingga klien ingin projek ini bisa dibangun dilahan pribadinya, tepatnya disamping rumahnya. Site yang rencananya sebagai lokasi rancangan sebelumnya merupakan lahan kosong dengan terdapat bangunan terbengkalai bekas rumah pemilik, namun karena sudah tidak ditempati, keadaannya sudah tidak layak untuk dipertahankan. klien saat ini memanfaatkan lahan tersebut sebagai tempat menanam sayuran dan beberapa bibit buah, namun rencanannya akan dipindahkan kehalaman depan rumah apabila rancangan projek komunal ini dapat terealisasikan. Anak-anak juga biasanya menjadikan lahan tersebut sebagai tempat bermain, baik bermain kelereng, bermain gasing, dan menitip sepeda selagi mereka bermain.
17
Terdapat 2 massa bangunan eksisting pada site. Rumah klien dan satu lagi rumah terbengkalai. Yang keputusan klien bangunan terbengkalai tersebut dapat di hancurkan. Kondisi sekitar site cukup berdebu dan pembakaran sampah juga tersebar di banyak titik. Dua akses jalan diarah utara dan timur. Site lebih terbuka jika diakses dari arah utara
kondisi site dari arah jalan permukiman warga ( sebelah utara
rumah terbengkalai yang keputusan klien ingin di hancurkan
18
Analisis Site kondisi Site Eksisting untuk mempermudah dalam proses analisis eksisting, Tapak dibagi menjadi 3 zona. yang kemudia dijadikan sebagai pertimbangan pelatakan massa dilihat dari kualitas zona diantar 3 zona tersebut. Dari segi visual, baik vista maupun view, potensi tapak tidak cukup bagus karea terisolasi oleh rumah dan permukiman warga. namun di sisi lain. bentuk tapak yang memanjang mengikuti jalan menjadi faktor kelebihan tapak. karena memiliki kesan terbuka terhadap jalan yang notabene sering dilewati pejalan kaki. dari segi kebisingan, baik dari luar maupun dari dalam tapak tidak ditemukan sumber kebisingan yang cukup mengganggu. sehingga dalam desainpun tidak menjadi pertimbangan penuh dalm menetukan peletakan massa bangunan Tapak yang memiliki potensi karena berada di pusat permukiman warga, sehingga akses dan kemudahan menuju tapak menjadi kelebihan dari tapak ini sendiri
zona 1
19
zona 2
zona 3
zona 1 Zona 1 merupakan zona bagian barat tapak. berbatasan llangsung dengan tembok rumah tetangga yang juga adalah paman dari Owner. harapannya site bisa terkoneksi dengan lahan milik paman Owner. dibagian utara merupakan akses perkampungan berupa jalan rabat betondengan lebar sekitar 3,5 m. dapat dilalui mobil namun tidak bisa berpapasan. termasuk pada jalanan yang tidak sering dilalui kendaraan. lebih cenderung sebagai akses jalan kaki dan bersepeda. pada zona 1 ini juga tempat rumah tebengkalai tersebut.
zona 2 Zona 2 merupakan zona yang terbuka, tidak terdapat bangunan eksisting. menjadi lahan untuk menanam sayur oleh owner dan beberapa jenis bibit buah. zona 2 juga secara langsung menjadi konektor antara sona 1 dan zona 3. dibagian sisi utara berbatasan langsung dengan jalan seperti zona 1. sedangkan sisi selatan berbatasan langsung dengan dinding pagar tetangga.
zona 3 Zona 3 adalah tempat yang owner inginkan sebagai area privasi keluarga, sehingga cakupan desain pada zona 3 tidak banyak. pada sisi utar juga masih berbatasan langsung dengan jalan, sisi timur berbatasan juga dengan jalan permukiman, namun lebih lebar dari jalan sebalh utara. sementara sisi selatan berbatasan langsung dengan dinding pagar tetangga
20
Nilai dan Identitas Lokasi Value Lokasi Behavior dari warga yang sudah membudaya menjadikan berugak sebagai tempat berkumpul, musyawarah maupun sekadar berbincang. tidak jarang ditemukan setiap rumah warga biasanya ditemukan berugak ataupun Amben sebagi tempat berkumpul warga
Permainan yang menjadi kebiasaan warga sekitar dari berbagai kalangan. Dari anak kecil, muda, bahkan dewasa. Tidak jarang dijadikan kegiatan lomba di hari-hari besar tertentu
Tanaman kelor (Moringa) menjadi bahan makanan warga setempat bahkan setiap hari akan ditemukan kegiatan warga berupa mengambil daun kelor menjadi sayur. Tidak jarang warga meminta tanaman kelor pada tetangga untuk dijadikan sayur keluarga.
21
Tanaman kelor (Moringa) menjadi bahan makanan warga setempat bahkan setiap hari akan ditemukan kegiatan warga berupa mengambil daun kelor menjadi sayur. Tidak jarang warga meminta tanaman tanaman kelor yang bukan hanya menjadi sayur kelor pada tetangga untukoleh dijadikan warga setempat. namun dalam konteks sayur keluarga. sosial. menjadi simbol keakraban dan sinergi dari warga sekitar. silaturahmi antar warga dapat sering terjadi karena kebutuhan akan tanaman ini, sehingga membuat tetangga satu dengan yang lain menjadi lebih akrab
22
EKSPLORASI ALTERNATIF
23
24
Alternatif 1
1. Penerapan sistem orientasi yang berbeda untuk mendapat kualitas ruang yang di inginkan 2. Sirkulasi lebih bersifat fleksibel 3. Area privasi dan komunal sangat dibatasi dengan adanya massa pembatas berupa share space
25
Alternatif 2
1. Menerapkan konsep kedekatan ruang 2. Sirkulasi ruang lebih sederhana 3. Area privasi dan komunal tidakterlihat batas secara fisik
26
Alternatif 3
1. Simpul site berupa gathering space sangat jelas 2. Sirkulasi bangunan memusat pada gathering space 3. Komunal dan privasi dibatasi dengan area terbuka dan bermain anak
27
Masukan dan desain terpilih
Setelah melihat dari ketiga alternatif, klien memilih untuk mengembangkan alternatif 1 dengan beberapa tambahan dan masukan dari klien. alternatif yang lain kemudian dijadikan acuan dan beberapa konsep eksplorasi diambil untuk memperbaiki dan merekonsiliasi keinginan klien dengan pertimbangan yang lebih arsitektural
1. Penyederhanaan pola keruangan. 2. Mengurangi vegetasi eksisting.
penghilangan
3. apabila memungkinkan, space playground tidak dibuat bentuk permanent. Jadi bisa di sesuaikan dengan jenis permainan apa sering dimainkan anak-anak. 4. Akses dan sirkulasi lebih dibuat cair dan dinamis, dengan tujuan keselamatan.
28
DESAIN
30
31
Konsep Desain konsep desain muncul dari respon terhadap kebutuhan dan keinginan pengguna dan klien. dengan pertimbangan nilai nilai spiritualitas dan budaya menjadikan rancangan diharapkan dapat menjadi pemersatu kalangan dan identitas dari warga setempat
Community Living
Regionalism
konsep terdiri dari 2 aspek, yaitu kehidupan komunitas sosial masyarakat dan unsur regioan. dua aspek ini kemudian diangkat menjadi konsep umum dari rancangan ini. Community living hidup dengan tiga aspek yakni observasi atau mengamati, memahami atau menghayati, dan interaksi sebagai perwujudan dari melakukan. ketiga aspek ini diharapka dapat mencapai tujuan berupa sinergi antar kalangan komunitas di masyarakat
Konsep regionalisme mencoba juga mengangkat 3 sub aspek konsep yang menjadi pertimbangan dalam rancangan, baik yang bersifat fisik maupun dalam konteks sosial masyarakat. tiga sub aspek tersebut anatara lain pertimbangan sosial, nilai spiritual masyarakat, dan lokalitas. ketiga aspek ini diharapkan menjadi pemicu muncul sebuah identitas pada komunitas masyarakat disekitar tapak rancangan bangunan. Sehingga rasa empati dan memiliki akan tumbuh dari setiap kalangan masyarakat
31
Pengembangan Tapak
1
2
Tapak dibagi menjadi 3 zona, orientasi mengambil imajiner gunung dan laut sebagai representasi nilai spiritual setempat
gubahan dasar massa diangkat mengikuti pembagian zona dan menyesuaikan orientasi sebelumnya
3
4
Gubahan massa dibagi sesuai dengan fungsi dan kualitas ruang dalam bentuk blok massa
beberapa massa di split untuk memebrikan kedinamisan sirkulasi, sehingga sirkulasi menjadi lebih cair
5
6
massa ditambahkan pada lantai 2 untuk menambah fungsi dan adaptasi kapasitas pengguna
sistem grid menjadi garis imajiner pembentuk lansekap bangunan. bagian tengah diberikan untuk menanam sayur moringa
7
orientasi massa selain mengambil dari garis imajiner yang merepresentasi nilai spiritualitas, juga memebrikan kesan keterbukaan bangunan terhadap warga dan pengguna karena langsung berhadapan dengan jalan sebagai akses utama
32
Site Plan
34
35
fasilitas dan aktivitas
rumah owner tempat duduk dan diskusi outdoor
taman dan ruang outdoor
amben
kedai kopi
playgroun fleksibel
tempat pedagang keliling
35
perpustakaan
parkir sepeda dan kendaraa kecil
fasilitas dan aktivitas
Lantai 2 Lantai 2 bersifat lebih tertutup dengan adanya envelope. hal ini bertujuan untuk meneysuaikan aktivitas dan fungsi ruangnya. ruang ruang di lantai dua antara lain 1. perpustakaan 2. ruang diskusi indoor 3. ruang penyimpanan 4. ruang inventaris pengelola
Lantai 2 Lantai 1 bersifat terbuka dan lebih publik, dengan fasilitas dan aktivitas yang diwadahi lebih besar. ruang ruang di alntai 1 antara lain: 1. Amben berkumpul 2. kedai kopi 3. penyimpanan 4. kamar kecil 5. fish Teraphy
36
sirkulasi bangunan
Akses pada rencana tapak dibuat lebih dinamis dengan adanya sirkulais disetiap sisi tapak. bagian utar tapak terdapat 2 jalur masuk dan keluar sebagai bentuk untuk memberikan kelapangan akses pada tapak yang relatif kecil tersebut. akses bagian timur terdapat 2 sirkulasi keluar dan masuk. akses sisi selatan dibuat lebih lebar guna untuk memasukkan kendaraan owner dan kendaraan pick up gas elpiji pada rumah owner.
Akses pada bangunan dibuat dinamis dan cair antar ruang satu dengan ruang yang lain. akses horizontal di setiap lantaimenggunakan tangga untuk menghubungkan lantai dengan perbedaan elevasi. sedangkan pada sirkulasi vertikal menggunakan 2 tangga sebagai penghubung. tangga bagian timur dibuat langsung menuju ruang perpustakaan. dengan tujuan digunakan untuk semua warga. Pada tangga bagian barat untuk menghubungkan ruang inventaris dengan ruang diskusi sehingga diharapkan menjadi akses warga dan pengelola bangunan yakni komunitas pemuda
37
Natural Ventilation penggunaan ventilasi silang dengan bukaan yang cukup banyak coba diterapkan pada konsepfasd bangunan. dengan banyaknya bukaan ini diharapkan angin dan udara alami dapat masuk kedalam bangunan. konsep fasad yang bisa bernafas ini juga diimbangi dengan adanya skylight cahaya matahari yang memasukkan cahaya alami. namun pans matahari coba untuk ditahan menggunakan material bubble foil sehingga cahaya masuk tanpa dibareni dengan panas radiasi matahari di siang hari
skylight menggnakan kaca tempered rotatable facade
fasad dengan bukaan
38
struktur dan material
Struktur mengunakan sistem struktur kayu jati. melihat kayu jati juga cukup mudah untuk didapat di area sekitar site. pada struktur bagian bawah menggunakan pondasi titik yang ditanam 120 cm dibawah permukaan tanah tapak. material pondasi menggunakan beton bertulang. untuk menyambung pondasi dengan kolom digunakan pedestal baja sebagai konektor agar kayu tidak menyentuh tanah secara langsung. setiap titik kolom terdiri dari 4 kolom kayu jati dengan dimensi 15 cm x 15 cm, karena dipasaranprodusen kayu setempat hanya ditemukan ukuran terbesar balok jati 15/15. maka untuk memberikan kekuatan yang baik digunakan 4 tiang kayu jati 15/15 di setiap titiktitik pondasi setempat dari beton tersebut. sementara untuk struktur balok menggunakan balok kayu kelapa. melihat juga banyaknya prosuden kayu kelapa di area sekitar site yang kemudian dijadikan sebagai struktur balok lantai
39
Material-Material yang digunakan merupakan material yang juga mudah didapatkan di daerah sekitar tapak. dengan berbagai produsen material. Penggunaan material yang cenderung ringan dikarenakan masih adanya trauma berkelanjutan akibat gempa yang melanda Lombok 2018 lalu. Sehingga masyarakat sekitar selaku pengguna menginginkan penggunaan material ringan. hal ini juga memperlihatkan bahwa kembalinya masyarakat pada kebudayaan lama yang menggunakan kayu dan material alami sebagai material dalam membangun bangunan
struktur dan material Detail Fasad
Detail pondasi
Detail Sambungan Kolom
40
Render Eksterior
eksterior fasad 41
eksterior tampak depan
tempat bermain
42
Render Eksterior
43
44