STUDIES FOR INTEGRATED BUILDING DESIGN-PUNCA SARA INTEGRATED DESIGN REPORT

Page 1

KAMPUNG KAMI, BINTARA jAYA

STUDI KAJIAN DESAIN BANGUNAN TERPADU




KAJIAN DESAIN BANGUNAN TERPADU

JUDUL PROJEK

“PUNCA SARA” Kampung Kami

LOKASI

Bintara Jaya, Bekasi Barat, Bekasi, Jawa Barat

DOSEN PENGAMPU

Dr. Yulianto Purwono Prihatmaji, IPM., IAI.

AUTHOR/DESIGNER: Meizzhan Hady 18512133

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIS SIPIL & PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3


DAFTAR ISI

SUMMARY

5

1. PRINSIP BIOMIMIKRI

7

2. KONSEP KETERPADUAN BANGUNAN

9

3. STRATEGI DESAIN TERHADAP PERFORMA BANGUNAN

10

4. STRATEGI KEBERLANJUTAN BANGUNAN

11

5. SISTEM ASESIBILTAS DAN KESELAMATAN BANGUNAN

15

6. APLIKASI ME BANGUNAN

16

7. SISTEM STRUKTUR BANGUNAN

17

8. APLIKASI SISTEM MODULAR BANGUNAN

20

9. SELUBUNG BANGUNAN

23

4


SUMMARY Punca Sara merupakan suatu rancangan kampung terpadu untuk masyarakat komunitas pemulung di Bintara Jaya, Bekasi Barat. Rancangan ini mencoba menganalogikan anatomi pohon sebagai elemen hidup yang sangat bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan. Mengubah sesuatu yang terlihat tidak berguna menjadi lebih bernilai untuk penghuni dan lingkungan sekitarnya. Sebagaimana pohon mengubah unsur hara yang berada di tanah yang kotor menjadi buah yang ranum dan manis yang dapat dimakan oleh hewan dan manusia. Hal ini pun berkaitan dengan konteks pengguna dan permasalahan lokasinya. Permasalahan sampah yang menumpuk seolah memberikan kesan buruk bagi lokasi, mencoba dikelola menjadi sesuatu yang jauh lebih bernilai bagi masyarakat pemulung itu sendiri. Menjadikan hunian mereka seperti Prinsip Pohon rimba, terus tumbuh dan memberikan manfaat bagi lingkungannya. Sesuai Namanya, Punca yang diartikan ujung tumbuh pohon, dan sara berarti bekal yang bermanfaat. Kampung ini diharapkan menjadi pohon yang terus tumbuh, me awat dirinya sendiri dan memberikan manfaat bagi burung yang membuat sarang di dahannya, memberikan buah yang segar bagi hewan-hewan bahkan manusia, lingkungan yang sejuk karena keteduhannya, udara yang bersih karena oksigen yang dihasilkannya, dan makhluk hidup lain yang merasakan manfaat karena adanya pohon tersebut.

5


6


1. PRINSIP BIOMIMIKRI Sesuai dengan konsepnya, Punca Sara yang mengambil inspirasi dari Pohon. hal ini kemudian didefinisikan dengan menganalisa anatomi dari pohon untuk kemudian di konversi pada anatomi desain rancangan bangunan ini. Anatomi pohon tersebut antara lain dari akar yang berada di bawah yang berfungsi sebagai menyerap unsur hara yang bahkan cenderung buruk terlihat. misalnya seperti tanah humus yang cenderung terlihat kotor. Namun karena diserap akar pohon membuat unsur hara tersebut diubah menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat semisal menjadi buah yang dapat dimakan. melihat konteks desain untuk mereka yang mayoritas sebagai pemulung yang hampir 90 %. maka pendefinisan akar pohon ini kemudian di representasi oleh keberadaan ruang komunal publik pada lantai dasar bangunan. komunal ini digunakan berbagai macam aktivitas produktif warga. seperti toko kelontong, tempat pengolahan limbah sampah kering yang kemudian di buat kerajinan, warung dan kedai, tempat para PKL beraktivitas. sehingga value sampah yang banyak dibawa oleh pemulung tersebut dapat berubah menjadi nilai yang lebih tinggi. pada lantai 2 dan 3 bangunan yang di definisikan sebagai (batang dan ranting) bangunan menjadi tempat tinggal penghuni. sebagaimana kebanyakan pohon pada dahan dan rantingnya menjadi tempat tinggal burung ataupun binatang lainnya. peran penghuni disini didefinisikan sebagai jalur transportasi Xilem Floem Pada lantai 4 (roof top) didefinisikan sebagai (daun) pada bangunan. tumbuhan yang berfungsi membawa banyak sat unsur hara untuk kelangsungan hidup pohon. begitu juga dengan penghuni yang terus beraktivitas dengan koneksi roof top sebgai area pertanian dan lantai dasar sebagai area retail yang saling berkaitan satu sama lain. sehingga peran penghuni bukan haya sebagai orang yang tinggal saja, namun menghidupkan semua sistem pada bangunan.

7

Lantai teratas difungsikan sebagai kolektif farming yang dikelola oleh Penghuni didalamnya. semua hasil pertanian menjadi milik bersama sehingga rasa kekeluarga dan spirit kampung menjadi tujuan kolektif farming ini. roof top ini menjadi hasil definisi elemen pohon yakni daun. keberadaan daun yang menyerap CO2 menjadi O2 memberikan dampak positif pada lingkungan. begitu juga dengan keberadaan kolektif farming, selain memberikan untung dan pemasukan baru bagi penguni, namun juga dapat memanfaatkan limbah plastik untuk media wadah penanaman. dan juga keberadaan ruang hijau pada beberapa blok hunian memberikan nilai hijau pada bangunan.


CABANG

AKAR, BATANG

AKAR

8


2. KONSEP KETERPADUAN BANGUNAN 1. CREATIVE RECYCLE Creative recycle sebagai sarana edukasi mengenai pengolahan sampah juga merupakan gagasan dari desain kami, dimana hal ini dapat menjadi penghubung antara masyarakat Kampung dengan masyarakat luar, sekaligus sebagai langkah untuk mengubah paradigma masyarakat terhadap kampung dan profesi pemulung.

2. SELF SUFFICIENT nian dirancang memiliki area co farming pada rooftop yang dapat dimanfaatkan untuk bercocok tanam dengan teknologi terkini seperti hidroponik, juga vertical farming pada secondary skin yang juga berfungsi sebagai fasad bangunan, dan ketika dipanen dapat dimanfaatkan untuk konsumsi pribadi atau dijual sebagai komoditas dagang Untuk sumber daya energi, rancangan dilengkapi dengan panel Photovoltaic sebagai pembangkit listrik tenaga surya, yang diletakkan pada setiap massa bangunan, dan kemudian disalurkan ke setiap unit bangunan untuk membantu memasok kebutuhan akan listrik kawasan tersebut. 3. EMBRACE THE RIVER Pada site terdapat sungai yang tercermar dengan limbah sampah. oleh karena itu, pada pada desain ini mencoba mengelola kembali potensi sungai sebagai waterscape lahan. sungai kemudian normalisasi dan dijadikan sebagai bagian dari ruang publik. selain itu sungai menjadi kompenen produktif dengan memanfaatkan air sungai menjadi tempat budidaya ikan air tawar. sehingga sungai menjadi lebih bersih dan terawat.

9


3. STRATEGI DESAIN UNTUK PERFORMA BANGUNAN

Gubahan massa awal mengikuti jalur sungai sebagai respon terhadap keberadaan sungai. kemudian sungai menjadi sumbu lipat dua massa awal

untuk memudahkan sirkulasi dan dan koneksi, massa kemudian dipecah mengikuti garis sungai menjadi 4 gubahan massa linier memanjang sungai

untuk merespon konteks site dan tetangga sekitar, maka level bangunan di mainkan agar visual penghuni dapat melihat langsung ke lingkungan sekitar

Gubahan massa dibagi menjadi gubahan kecil kubus 12 x12 meter untuk memudahkan koneksi dan alur sirkulasi udara dan akses

untuk mewujudkan spirit of kampung, setiap massa bangunan dihubungnkan dengan akses ramp yang bahkan dapat menjangkau hingga lantai 4 hunian.

pada bagian roof top, terdapat CO-farming dan energy kolektif berupa panel surya dan sistem rain water harvesting

10


4. STRATEGI KEBERLANJUTAN BANGUNAN

Sampah plastik yang tidak layak jual akan dimanfaatkan menjadi material bangunan dan material kerajinan untuk menamah nilai jual sampah tersebut. pengolaahan sampah dilakukan di tempat pengelolaan sampah yang juga menjadi bagian dari desain projek ini.

11

Pendekatan bangunan berkelanjutan diwujudkan dalam beberapa konsep desain. Seperti penggunaan energi terbarukan berupa panel surya, adanya sistem pemanen air hujan untuk dapat digunakan kembali sebagai air keperluan toilet, penyiraman tanaman sayuran pertanian. adanya embung juga untuk menangkap air sungai agar ketersediaan air tanah pada lingkungan semakin melimpah. selain dampat keberlanjutan fisik pada bangunan, pertimbangan keberlanjutan juga diterapkan pada kehidupan dan aktivitas penghuni dan lingkungan tetangga sekitarnya. hal ini dibuktikan dengan adanya ruang publik baru yang tercipta di sekitar pinggir sungai yang diharapkan menjadi rekreasi baru bagi warga sekitar. sehingga tingkat keharmonisan warga menjadi lebih kuat. strategi pengolahan limbah sampah yang dihasilkan pemulung juga menjadi pertimbangan keberlanjutan pada desain ini. adanya tempat pengelolaan tersendiri untuk mengolah limbah plastik dan ban bekas menjadi produk layak jual seperti tas dari karet, media tanam dari plastik, batu bata press dari plastik cacah, dan lain sebagainya. hal ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah pada material plastik bekas yang sebelumnya hanya di jual secara konvesional oleh pemulung kepada pengepul. dilihat dari penggunaan material bangunan juga menggunakan material recycle seperti seng bekas, gedek bambu, maupun sisa banner bekas sebagai dinding unit hunian. sehingga dampat negatif dari penggunaan material dapat ditekan karena penggunaan material yang mudah dijangkau dan bahkan material bekas pakai.


Tempat Pengelolaan Sampah Recycle Trash Factory

12


CO-farming Pada area kolektif Farming, terdapat area pertanian bersama yang di kelola oleh penghuni. satu blok massa terdapat 250 m2 area pertanian hidroponik menggunakan peralatan recycle seperti botol, bambu, dan pipa bekas.

untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, setiap blok hunian dilengkapi dengan sistem renewable energy, berupa panel surya dan pemanen air hujan. kebutuhan kamar mandi dan penyiraman tanaman bersama dapat menggunakan air hujan.

Lantai 3 (Hunian) pada lantai 3 yakni hunian, satu lantai per blok massa dapat didirikan modul maksimal sebanyak 8 unit rumah. dengan asumsi satu unit per KK. penggunaan material hunian di bebaskan tergantung pada keterjangkauan material oleh penghuni.

material hunian direkomendasikan menggunakan material ringan seperti kerangak hollow, dengan envelope berupa spandek, genteng bekas, seng bekas, atau banner dan kain bekas

Lantai 2 (Hunian) Setiap blok pada lantai hunian di berikan ruang bersama sebagai kolektive activity, semisal sebagai tempat mencuci bersama, menjemur bersama dan halaman bersama.

Komunal space pada area komunal terdapat lahan parkir kendaraan dan gerobak bagi penghuni. pada bagian muka menghadap sungai dijadikan sebgai runag komunal berbagai aktivitas seperti kegiatan PKL, Kedai makanan, Area display kerajinan plastik, dan rekreasi bagi penghuni dan masyarakat sekitar

13

Sungai dengan panjang sekitar 250 meter membelah Tapak dijadikan sebagai lokasi tempat pembibitan Ikan Air Tawar. seperti ikan Nila, patin, maupun mujair. hal ini selain menjadikan sungai sebagai lahan keuntungan bagi warga, juga dapat merawat keberadaan sungai sehingga menjadi lebih sehat dan terjaga.


CO-farming

Lantai 3 (Hunian)

Lantai 2 (Hunian)

Komunal space

14


5. SISTEM ASESIBILITAS DAN KEAMANAN BANGUNAN warna merah merupakan akses vertikal berupa tangga. disetiap dua blok hunian dihubungkan oleh 1 tangga sebagai akses. untuk jarak tangga sekitar 24 meter menuju tangga yang lain.

alur sirkulasi keselamtan bangunan. tangga akses juga menjadi tangga untuk penyelamatan

15

untuk akses difabel dan kendaraan maupungerobak, menggunakan ramp yang yang mengelilingi kawasan hunian. ramp ini juga menjadi penghubung antar blok massa satu dengan massa lainnya.


6. APLIKASI ME BANGUNAN sistem ME pada bangunan ini menggunakan sistem sederhana. dimana pada penggunaan air hujan menggunakan sistem down feed. air hujan yang ditangkap kemudian diteruskan kedalam bak penampungan untuk dilakukan filtrasi menggunakan krikil dan sedimentasi. kemudian air hasil filtrasi dapat di pompa menuju water tank yang berada di roof top dan didistribusikan ke setiap unit hunian

shaft listrik

Pompa air

watertank

instalasi listriknya menggunakan saluran shaft dimasing masing blok kemudian dialirkan menuju setiap hunian dan ruang komunal.

bak penampungan

seluran buang jika berlebih sungai bersih

16


7. SISTEM STRUKTUR BANGUNAN Kerangka atap menggunakan kerangka hollow baja. dengan penutup atap menggunakan atap Polykarbonat transparan.

Struktur balok lantai menggunakan kerangka balok baja IWF.

penggunaan pipe steel Column sebagai kolom penyangga luar untuk memberikan dimensi kolom yang kecil namun kuat

kolom utama pada inti menggunakan Kolom baja IWF

sistem pondasi yang digunakan adalah pondasi Foot plate beton bertulang

17


konfigurasi pondasi

konfigurasi Kolom balok 18


konfigurasi rangka atap

19


8. APLIKASI SISTEM MODULAR PADA BANGUNAN pada hunian menggunakan konsep modular dengan modul awal berdimensi 3 x 4 meter. modul dasar ini dapat menampung keluarga baru (suami & istri) dan 2 anak kecil. struktur ringan seperti baja hollow kemudian diselubungi dengan material terjangkau seperti seng bekas, gedek bambu, banner, ataupun genteng bekas

pada modul pengembangan yang sudah tumbuh dapat menampung keluarga dengan tambahan 1 anak remaja. mezanine menjadi solusi untuk menambah runag tidur bagi anak.

pengembangan selanjutnya dapat menggabung 2 unit modul dengan tambahan ruang bersama berupa ruang cuci bersama dan halaman rumah bersama. skenario ini untuk mengatasi dua kepala keluarga yang memiliki hubungan erat yang menginginkan tinggal bersama.

20


21


22


9. SELUBUNG BANGUNAN pada blok hunian menggunakan sistem selubung bangunan yang bermacam macam. hal ini karena menyesuaikan dengan keterjangkauan material oleh penghuni. namun keteraturan desain ditentukan oleh desain awal modul hunian. namun kebebasan ekspresi penghuni dapat diwujudkan dengan kebebasan material yang mereka kehendaki sesuai dengan kemampuan ekonomi mereka. pada railing bangunan menggunakan Wiremesh baja sebgai pengaman balkon dan embatan penghubung. genteng bekas maupun seng bekas juga dijadikan sebgai selubung modul hunian. pada dinding toilet digunakan material yang tahan lembab berupa batu bata dengan trasram dibagian luarnya agar terhindar dari proses pelumutan bata. railing juga dijadikan sebagai media tumbuh tanaman rambat untuk memberikan kesan hijau dan memfiltrasi debu udara luar yang masuk kedalam area hunian. sehingga udara menjadi lebih baik dan sejuk. pada lantai courtyar bagian tengah digunakan wiremesh besi dengan jaring yang lebih rapat. hal ini bertujuan mengalirkan udara dari bawah keatas sehingga sirkulasi udara bangunan terus membuang udara panas keluar bangunan.

23


pada bagian atap terdapat panel surya yang dapat mengakomodasi energi listrik hingga 40 % dari penggunaan hunian dan area komunal. ketersediaan co-farming juga dapat memproduksi sayur hingga 150 kg dalam 1 bulan di setiap blok hunian (1 blok hunian terdapat 250 m2 lahan roof top)

sistem rain water harvesting direspon dengan bentuk atap yang menangkap air hujan dan diteruskan ke bak penampung di lantai dasar.

Konfigurasi hunian. hunian tidak menyatu dengan struktur bangunan, namun dapat dibangun setelah komponen blok massa ada. sehingga sifatnya modular dan dapat dibongkar pasang. selain itu hunian juga mengusung konsep hunian tumbuh.

24


akses Jembatan antar Blok hunian

25

kanopi


Akses sungai sebagai ruang publik baru bagi warga

26





Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.