MEIZZHAN HADY PORTOFOLIO PERANCANGAN MEIZZHAN HADY / 18512133 18512133 PORTOFOLIO PERANCANGAN
18512133
Tentang Saya
Saya adalah mahasiswa Arsitektur yang terus mencari pemikiran kreatif. Salah satunya juga dalam hal merancang didunia arsitektur. Saya selalu berpikir sedikit berbeda dalam proses desain. karena pemikiran yang sedikit lebih dalam dan cara pandang berbeda akan menemukan solusi desain yang out of the box dan kreatif.
Dalam dunia arsitektur, saya sangat tertarik dalam hal merancang bangunan sosial dan publik untuk kalangan menengah kebawah, karena bagi saya mereka pun butuh arsitek juga untuk memberikan solusi rancangan terbaik untuk bangunan yang mereka gunakan.
oleh karenanya saya mencoba mengorientasikan desain saya untuk kelas menengah kebawah, dan saya berharap suatu saat nanti dapat mendedikasikan diri saya untuk kemaslahatan kehidupan mereka.
MEIZZHAN HADY
WORKING EXPERIENCE
Assistant Dosen
2019,2020,2021
Grafic Design Freelancer
2020-present
Designer Grafis di Teespring.com & Fiverr.com
EDUCATION
Architecture Student
Department of Architecture, Universitas Islam Indonesia 2018-Present
Senior High School
SMA Negeri 1 Kayangan, Lombok Utara
Junior High School
SMP Negeri 1 Kayangan, Lombok Utara
2015-2018
2012-2015
BIM Archicad
Sketchup
RhinoCeros
Photoshop
Adobe Ilustrator
Indesign
Twinmotion
Lumion
Enscape
Bahasa Indonesia-Fluent
English- Conversational
SKILLS LANGUAGE ACHIEVEMENTS
Mahasiswa Berprestasi 2019,
Pro Pro Intermediate Expert Pro Pro Expert Expert Expert
Jurusan Arsitektur, Universitas Islam Indonesia
Mahasiswa Berprestasi 2020,
Jurusan Arsitektur, Universitas Islam Indonesia
1 st Winner Architectural Blue Ribbon 2021
Jurusan Arsitektur, Universitas Islam Indonesia
Top 25 Hydrophilic House Design
Jurusan Arsitektur, Universitas Udayana
2 nd Winner Domestic Rookies Award 2021
AUA Indonesia
Top 7 Asian Contest Of Architectural Rookies Award 2021
Asian United Architecture Association
Best Model Video Award in ACARA 2021
Asian United Architecture Association
CONTENTS A
ACADEMIC PROJECT
CATUR BUANA BENGKELONG WALANG NGENDHOKE
SERUAZ AMBEN MERENTEN
ADICITA & PORTOFOLIO
PORTOFOLIO ARCHIPRENEURSHIP
PUNCA SARA TUNJUNGAN CONCCURENCE
ADICITA RANCANG RUANG
ADICITA PERMUKIMAN DAN PERKOTAAN
COMPETITION PROJECT
GIRI DAKSA
RUMPUN BENGAWAN
C
B
ACADEMIC PROJECT A
Team Projek:
Meizzhan Hady
Madha Giffari Fina Tama Ika Septiana Miwal Qolbi
Yulia Mega Dita M. Yazid B Ibnu Dwi M. Yumna Saniah Arief Priadi
Irma Dianingtyas Subhan Zulkisti Sukma Friastri Dimas Surya Rifandi Mandesky
Elsa Oktavia Zaky in’am A. Kenzila Briantiska Ferdy Bayu
Supervisor:
Priyo Pratikno
CATUR BUANA
“Catur Buana merupakan Installasi yang mengambil inspirasi dari elemen dasar pembentuk bumi yakni air, api, angin dan tanah. Catur Buana di transformasikan dari bentuk elemen dasar menjadi susunan setengah lingkaran berlawanan dengan konsep yin dan yang. “
1
INTERPRETASI TANAH
Bentuk tanah terinspirasi dari bentukan lapisan tanah di tebing. Ditransformasikan sehingga membentuk lima bambu bertingkat. merepresentasikan umlah lapisan utama tanah dari lapisan tanah paling atas menuju lapisan paling bawah, yakni inti bumi.
Bentuk angin di interpretasikan dengan bentuk tornado yang di transformasikan dengan bentuk yang menjulur ke atas dengan lilitan pada tiang bambu. lilita yang bermotif mega mendung di intepretasikan dengan makna angin yang berhembus membuat udara terasa sejuk. Dan pola yang dibentuk oleh instalasi angin ini adalah memusat
INTERPRETASI ANGIN
Memiliki konsep dari bentuk api yang abstrak yaitu tidak memiliki bentuk tetap. di perlihatkan pada perbedaan sekala dan ketinggian modul bentuk untuk menggambarkan bentuk api yang abstrak dan berubah ubah.
INTERPRETASI API
Berawal dari bentuk ombak yang dipadu oleh bentuk pecahan air ketika menyentuh tanah di buat simetris dengan lengkungan setengah yang di dapat dari transformasi ombak. Pemilihan warna diambil dari gradasi warna biru tua ke biru muda dengan maksud untuk menujukkan ketebalan ombak itu sendiri. Pengambilan ombak sebagai simbol air menandakan kehidupan dan kematian berasal dari sana. nelayan dapat hidup, begitu juga pesisir bisa mati tersapu olehnya.
INTERPRETASI AIR
Ini sebuah komposisi arsitektur. free standing design. Yang membincang bentuk, rupa dan elemennya. Ia tidak berdiri sendiri. Penikmatannya meliputi gugusan bentuk yang didialogkan dengan lingkungannya meliputi; orientasi, view dalam rentang jarak yang terukur.
Dibalik estetika itu terdapat sejumlah gagasan dan kerja kolaboratif. Sebuah kerja bareng yang tidak selalu mulus karena ego sang arsitek selalu mengemuka dalam sebuah ideologi yang perlu dibela hingga batas akhir. Maka dibentuk tema rancangan dengan konsep “Alam raya” yang terdiri dari; Air, Api, Tanah, Angin. Desain yang harusnya saling menyapa, berkelindan, tak terhindarkan menghasilkan aksen aksen individual dalam kesendiriannya tetap mencuat. tapi inilah dinamika kaum muda
Sekali lagi. ini bukanlah desain yang dipilih dari beberapa alternatif, tetapi sebuah kerja kelompok bersama satu studio. kebersamaan paling diutamakan, dan distribusi tugas diputuskan melalui musyawarah. Sebuah kolaborasi yang demokratis
Priyo Pratikno
Dosen Pnegampu
Supervisor:
Syarifah Ismailliyah Alathas, S.T., M.T., IAI.
BENGKELONG WALANG
HALTE BUS STASIUN MAGUOHARJO
Halte stasiun maguwo menjadi salah satu bus stop yang cukup ramai di tengah Kota Yogyakarta. Redesain untuk halte ini mencoba memberikan sentuhan karakter berbeda dalam gubahannya. Dengan mengambil geometri bentuk dari tengkuk belalang dan struktur baja pada naungan yang tersambung ke kolom beton pada bagian belakang gubahan halte. Tempat duduk yang menyatu dengan struktur memberi kesan lebih futuristik dan ergonomis
Desain Halte ini bertujuan untuk memberikan Tempat singgah baggi pengguna trasportasi bus agar lebih nyaman saat menunggu bus tiba.
Bentuk tengkuk belalang yang kemudian di transformasikan membentuk geometri baru sebagai bentuk bangunan
2
Tampak Depan
Tampak samping
Denah Halte
Potongan B
Potongan A
Foto Maket
Supervisor:
Yulianto P. Prihatmaji, M.T., Dr. IAI.
NGENDHOKE
Traditional Vacation House
vacation house ini dirancang dengan konsep kebudayaan yang mana akan menargetkan pengguna yang memiliki latar belakang seni musik. Sehingga dalam hal ini, telah dilakukan analisis mengenai kebiasaan dari pegiat seni musik itu sendiri, terutama seni musik tradisional jawa. Dari analisis tersebut, didapat hasil mengenai kebutuhan ruang dari pegiat seni musik tradisional. Yang membedakan dari orang lain adalah pegiat seni musik cenderung lebih menghayati permainannya ditempat yang sedikit sepi, dan tidak banyak gangguan, baik suara, ataupun gangguan orang lain oleh karena itu, ruang privat dan ruang relaksasi musik ditempatkan berjauhan dengan tempat dan ruang berkumpul ataupun ruang service. sehingga memungkinkan pengguna lebih nyaman.
3
MasterPlan
Pengembangan Tapak
2. terdapat percabangan yang membagi garis menjadi empat bagian sebagai letak massa huniannya
3. peletakkan massa hunian 1 sampai dangan 4 di setiap celah garis pembagi yang akan menjadi jalan
4. massa 5 sebagai share facility ditempatkan mengikuti lengkungan garis sehingga memusat
Denah unit Lt 1
Denah unit Lt 2
Denah Fasilitas Bersama
Supervisor:
Dyah Hendrawati, M.Sc
SERUAZ
RESTO & CO-WORKING SPACE
Proyek ini merupakan projek Studio Perancangan Arsitektur 4 yang bertema mix use building dengan latar belakang permasalahan adalah mengadaptasi bangunan lama (adaptive reuse) menjadi bangunan komersial yang memiliki nilai pasar dan nilai jual yang lebih tinggi dari fungsi bangunan sebelumnya. Dari tema tersebut, perancang membuat konsep desain adpative reuse dari bangunan Gamma Techno, Yogyakarta menjadi mix use building yang memiliki fungsi sebagai Resto dan Colaborative work space. lokasi site berada di Jalan. Cik Di Tiro No.34, Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. bangunan eksisting merupakan bangunan yang ditempati sebagai kantor oleh PT Gamma Techno Indonesia dan PT Swayasa. PT gamma techno sendiri menempati lantai 1 dan lantai 2, sedangkan PT Swayasa menempati tempat di basment bangunan
Tema dari bangunan yang akan dirancang adalah bangunan yang berbasis pada adaptasi bangunan lama (adaptif reuse) menjadi fasilitas komersial dengan 2 atau 3 gabungan fungsi komersial yang berbeda. yakni mix used building dengan fungsi Rertoran, Co working space, dan Craft and hobby.
4
Provinsi Yogyakarta memiliki berbagai kabupaten dan kecamatan. Terdiri dari kab. Bantul, Kab. Gunungkidul, Kab. Kulon Progo, Kab. Sleman, dan Kota Yogyakarta. Untuk Kecamatan, prov. Yogyakarta memiliki Kec. Danureja, Kec. Gedongtengen, Kec. Gondoman, Kec. Jetis, Kec. Kotagede,Kec. Kraton, Kec. Gondokusuman, dan lain-lain. Untuk PT. Gamatechno Yogyakarta, masuk dalam wilayah Kabupaten/Kota Yogyakarta dengan kecamatan termasuk dalam wilayah Kecamatan gondokusuman serta masuk dalam kelurahan Terban.
STUDI KAWASAN
fasad bagian depan terlalu maju sehingga memakan space lahan yang semestinya nisa lebih luas di bagian depan, stateginya adalah dengan mereduksi bagian depan massa untuk space kebutuhan ruang depan
JALUR MASUK KE BANGUNAN
Terdapat 2 jalur masuk ke bangunan dari ruang uar, satu berada di bagian depan, dan satu lagi menjadi akses service dan karyawan
LAHAN KOSONG
Terdapat lahan kosong di sisi timur Site, yang sebelumnya menjadi bagian parkir namun kondisi site memaksa memotong sebagian batas site, sehingga space sisi timur menjadi lahan atau ruang mati
SPACE PARKIR RODA 4
Parkir di roda 4 dibagian depan hanya bisa menampung kurang lebih 4 mobil, jadi ahan parkir kurang esien untuk menyediakan area parkir untuk seluruh bangunan
terdapat bangunan tetangga yang menutupi bangunan di lantai 1. maka pada sisi bangunan sebelah barat akan tertutup di lantai satu. strategi sirkulasi dan day lighting nya akan mereduksi bagian atas bangunan yang langsung menembus ke lantai satu. dan begitu sebaliknya untuk penghawaan
sisi timur memiliki luasan sisi yang besar sehingga sangat mudah menangkap sinar matahari yang membuat bangunan panas. maka perua ada second skin dan bukaan untuk memasukkan cahaya dan mereduksi panas
STUDI TAPAK
STUDI TAPAK
STUDI MASSA EKSISTING
D i s i s i t i m u r t e r d a p a t m a s s a tambahan yang tidak terintegrasi strukturnya dengan struktur utama bangunan eksisting
dibagian depan bangunan massa tambahan yang
s e b a g a i t e m p a t g e n keberadaannya cukup visual fasad eksisting.
s t r u k t u r n y a t i d a k struktur utama bangunan
terdapat ruang generator dibagian depan bangunan yang cukup menggangu visual bangunan eksisting
sisi barat menempel dengan bangunan sebelah
kondisi ahan parkir yang sangat sempit untuk bangunan komersial
EKSISTING
STUDI MASSA
Bangunan ini terdiri dari beberapa fungsi, yakni toko, supermarket dan ofce. Bangunan ini diperkuat tampilannya dengan fasad
dengan grid kayu pada lantai 1 dan lantai 2, yang menjadi fungsi toko dan kantor simpul maneuver kendaraan
area supermarket di lantai 1
grid struktur dalam basement
zona parkir ruang luar
Boulevard Piedra Rodja
arsitek:Bil arcuitectos
tahun: 2018
lokasi: Colina, Chile
pembagian fungsi bangunan juga mengakibatkan perbedaan visual bangunan. lantai 1 yang termasuk publik lebih terbuka dibanding lantai 2 dan 3 yang berfungsi sebagai kantor
onsep fasad yang digunakan adalah secondary skin yang melapisi selubung kaca didalamnya, hal ini menjadikan fasad terlihat menarik dengan mempertimbangkan juga fungsinya seain sebagai fasad
STUDI PRESEDEN
Hanzas Perons Cultural Center
arsitek: Reins Liepins, Sudraba
Architectura
lokasi: Riga, Latvia
tahun: 2019
Bangunan ini menggabungkan unsur-unsur lama dan baru, dimana pesona warisan dan inovasi perpaduan arsitektur baru dan harmoni bangunan lama.
Bangunan ini dulu adalah bekas gudang, dengan material awal bata dan balok kayu. Kemudian di restorasi kembali menjadi bangunan budaya dengan tetap mempertahankan material batu batayang masih layak dipakai dan ditambah dengan material kaca sebagai pembaharu bangunan
skylight dari kaca menjadi bagian kontras atap bangunan
SHAPE TRANSFORM
Massa eksisting dibagian depan di substraksi untuk space sirkulasi dan entrance
bagian sisi timur di substraksi untuk sirkulasi
terdapat massa bagian timur untuk adaptasi kebutuhan ruang
bagian atas di tinggikan untuk mendapatkan ruang yang lebih luas dan longgar di lantai 3
ADAPTIVE REUSE MASSA
inll design dilakukan dalam mempertimbangkan adaptasi ruang dan bangunan agar fungsi ruang berjalan dengan baik di beberapa ruang yang memang membutuhkan space yang cukup longgar. ada dua tujuan inll design:
1. menambah ruang untuk adaptasi kapasitas
2. menambah luasaan vertikal ruang lantai 3
massa bangunan awal tidak terlalu tinggi dibagian depan, kemudian di tarik ke atas untuk menambah kelonggaran luasan lantai tiga untuk space co working , yakni meeting room
terdapat massa baru yang berada di bagian timur belakang, sebagai ruang dan zona service bangunan
penambahan tinggi bangunan bagian belakang untuk memperluas ruang vertikal lantai 3 sehingga tidak terkesan sesak
FINAL
HASIL RANCANGAN
HASIL RANCANGAN FINAL
KETERANGAN:
SITE PLAN 1 2 2 3 3 4 5 6 7 7 7
8
7 7 7
1. AKSES PEJALAN KHAKI
2. PARKIR DISABILITAS
3. PARKIR RODA 4 NORMAL
4.LAHAN HIJAU
5. RAMP RUANG LUAR
6. FOYER
7. PARKIR RODA 2
8. AREA KARYAWAN
LANTAI 3
LANTAI 2
LANTAI 1
1. KOMUNAL SPACE CO WORKING
2. ROOG TOP AREA
3. MEETING/ WORKSHOP ROOM
4. SINGLE SEAT AREA
5. OPERATOR ROOM
6. TOILET
1. SITTING AREA LANTAI 2
2. MUSHOLLA
3. BAR LOUNGE CO WORKING SPACE
4. SINGLE SEAT AREA
5. AREA SERVICE LANTAI 2
6. TOILET
1. SITTING AREA LANTAI 1
2. ADMIN ROOM
3. BAR AND CAFE
4. SINGLE SEAT AREA
5. AREA SERVICE LANTAI 1
6. STAFF ROOM
7. RUANG GENERATOR LISTRIK
8. KITCHEN
FASAD
plat beton lantai 3
plat baja penyambung
baut
papan kayu
kayu reng
plat ramp
plat baja penyambung
baut
DETAIL FASAD
DENAH RANCANGAN
DENAH RANCANGAN
COMPETITION ACHIEVEMENT: 5
1st Winner Architectural Blue Ribbon 2021
Inspireli Awards Entry 6th season, University of Bratislava
2nd Winner Domestic Contest of Asian Rookies Award
Top 7 in Asian Contest of Architectural Rookies Award 2021
Best 3d model video in Asian Contest of Architectural Rookies Award 2021
Supervisor:
M. Galieh Gunagama, S.T., M.Sc
AMBEN MERENTEN LIBRARY & COMMUNITY LEARNING
Amben merenten merupakan rancangan Community Space berbasis lingkungan baca dan kreativitas masyarakat. Berlokasi di Kampung Karang Tal, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Daerah yang masih kental dengan budaya dan nilai spiritual Membuat daerah ini memiliki nilai dan karakter tersendiri. Berawal dari keinginan klien untuk mengembangkan tempat yang menjadi wadah kegiatan warga kampung di dekat rumahnya. Dengan berbasis taman baca dan lingkungan pengetahuan. Klien berharap adanya sebuah tempat yang menjadi wadah masyarakat untuk melakukan kegiatan. Mulai dari melakukan perkumpulan, tempat anak-anak bermain, tempat para siswa setempat dapat belajar, dan pusat kegiatan komunitas pemuda setempat.
Nama “Amben Merenten” diambil dari konsep bangunan yang mengusung Amben atau tempat duduk pada Berugak (bangunan tradisional sasak) menjadi bagian dalam desain. Kata Merenten memiliki arti bersaudara, yang kemudian representasinya Dengan keterikatan ruang dan permainan elevasi menjadi pembeda dari aktivitas didalamnya. interaksi dan rasa kekeluargaan menjadi lebih kuat hingga setiap kalangan masyarakat punya rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap tempat.
Penggabungan konsep kehidupan sosial setempat dengan nilai nilai identitas masyarakat menjadi titik pertimbangan desain yang kemudian diangkat menjadi konsep dari rancangan Amben Merenten ini. Diharapkan kehidupan harmonis setiap kalangan akan tetap terus lestari dan tetap bersinergi antar kalangan masyarakat. Dan juga komunitas masyarakat memiliki rasa kebanggaan atas identitas yang melekat pada kehidupan sosial sampai saat ini.
Klien bernama Apriadi Putra, merupakan seorang tenaga pengajar yang juga aktif dalam pengembangan Masyarakat berliterasi dan sadar ilmu pengetahuan. aktif sejak masa kuliah dengan rekan-rekannya di jenius group. kini sedang melakukan pengembangan perpustakaan dusun di tiga lokasi di Lombok Utara Rencana dari owner ingin mengembangkan pusat baca warga setempat dengan tujuan supaya tidak hanya di lembaga pendidikan yang menyediakan sarana literasi, namun juga bagi warga setempat. Oleh karenanya, Apriadi Putra dan keluarga ingin mengembangkan taman literasi di atas tapak yang sekaligus menjadi rumah tinggalnya.
PROFIL KLIEN & OWNER
END-USER & BEHAVIOR
Site berada di Dusun Karang Tal, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berada di utara pulau Lombok yang masih sangat kental dengan adat istiada masyarakat suku sasak. nilai nilai spiritual masih sangat dipegang dan menjadikan kebiasaan dan tradisi ditengah tengah pemahaman masyarakat. Lokasi Tapak termasuk pada area permukiman dengan densitas menengah. tidak terlalu padat namun suasana perkampungan masih sangat kental dengan budaya dan tradisi tersebut.
KONTEKS LOKASI
lokasi Site Berada di Lingkungan Permukiman warga. Dengan beberapa area zona di sekitarnya. seperti zona Pertokoan berupa swalayan, pedagang kaki lima dan lain lain. terdapat juga zona pendidikan dimana terdiri dari sekolah SD, SMP, dan SMA. Zona pemerintahan juga berada tidak lebih dari radius 1 km dari site.
Akses menuju tapak yaitu melalui jalan permukiman bagi warga yang berkunjung, sedangkan akses dari luar melalui Jalan Utama, Jalan Raya Tanjung-Bayan. Karena berada di lokasi yang densitas penduduknya tidak terlalu padat. Maka area sekitar Site masih tergolong cukup lapang dan tidak banyak aktivitas urban yang bisa ditemukan di area skitar site. Namun dalam konteks sosial masih sangat kental dengan aktivitas masyarakat yang berbasis komunitas. baik komunitas adat, komunitas pemuda maupun komunitas dari Ibu-Ibu
LOKASI RANCANGAN
Behavior dari warga yang sudah membudaya menjadikan berugak sebagai tempat berkumpul, musyawarah maupun sekadar berbincang. tidak jarang ditemukan setiap
rumah warga biasanya ditemukan berugak
ataupun Amben sebagi tempat berkumpul
warga
KONDISI SITE EKSISTING
Site yang berukuran sekitar 670 m2 menyatu
dengan rumah owner itu sendiri. namun bagian sebalah barat masih belum terkelola
dengan baik. sehingga klien ingin projek ini bisa dibangun dilahan pribadinya, tepatnya
disamping rumahnya.
Site yang rencananya sebagai lokasi rancangan sebelumnya merupakan lahan kosong
dengan terdapat bangunan terbengkalai
bekas rumah pemilik, namun karena sudah
tidak ditempati, keadaannya sudah tidak
layak untuk dipertahankan. klien saat ini me-
manfaatkan lahan tersebut sebagai tempat
menanam sayuran dan beberapa bibit buah, namun rencanannya akan dipindahkan kehalaman depan rumah apabila rancangan projek komunal ini dapat terealisasikan.
Permainan yang menjadi kebiasaan warga sekitar dari berbagai kalangan. Dari anak kecil, muda, bahkan dewasa. Tidak jarang dijadikan kegiatan lomba di hari-hari besar te tentu
Tanaman kelor (Moringa) menjadi bahan makanan warga setempat bahkan setiap hari akan ditemukan kegiatan warga berupa mengambil daun kelor menjadi sayur. Tidak jarang warga meminta tanaman kelor pada tetangga untuk dijadika sayur keluarga.
BUDAYA DAN AKTIVITAS SOSIAL
Storage for food
Storage for knowledge
LOANG GODEK, TRADITIONAL BUILDING
Indigenous people distinguish the function of space from the difference in floor elevation
Place for talking A place for brotherness Redefine principles
Adapted from the Loang Godek ethnic building as one of the Sasak ethnic groups in North Lombok. It also aims to facilitate the interaction of various groups by representing the difference in floor level
forms gets smaller in response to dusty environmental conditions. And also minimize the seepage of rainwater
Tapak dibagi menjadi 3 zona, orientasi mengambil imajiner gunung dan laut sebagai representasi nilai spiritual setempat
gubahan dasar massa diangkat mengikuti pembagian zona dan menyesuaikan orientasi sebelumnya
Gubahan massa dibagi sesuai dengan fungsi dan kualitas ruang dalam bentuk blok massa
beberapa massa di split untuk memberikan kedinamisan sirkulasi, sehingga sirkulasi menjadi lebih cair
massa ditambahkan pada lantai 2 untuk menambah fungsi dan adaptasi kapasitas pengguna
sistem grid menjadi garis imajiner pembentuk lansekap bangunan. bagian tengah diberikan untuk menanam sayur moringa
orientasi massa selain mengambil dari garis imajiner yang merepresentasi nilai spiritualitas, juga memebrikan kesan keterbukaan bangunan terhadap warga dan pengguna karena langsung berhadapan dengan jalan sebagai akses utama
KONSEP DESAIN
rumah owner
tempat duduk dan diskusi outdoor
perpustakaan
amben
kedai kopi
taman dan ruang outdoor
playground fleksibel
tempat pedagang keliling parkir sepeda dan kendaraa kecil
MATERIAL & STRUKTUR
Struktur mengunakan sistem struktur kayu jati. melihat kayu jati juga cukup mudah untuk didapat di area sekitar site. pada struktur bagian bawah menggunakan pondasi titik yang ditanam 120 cm dibawah permukaan tanah tapak. material pondasi menggunakan beton bertulang. untuk menyambung pondasi dengan kolom digunakan
pedestal baja sebagai konektor agar kayu tidak menyentuh tanah secara langsung.
setiap titik kolom terdiri dari 4 kolom kayu jati dengan
dimensi 15 cm x 15 cm, karena dipasaranprodusen kayu setempat hanya ditemukan ukuran terbesar balok jati 15/15. maka untuk memberikan kekuatan yang baik digunakan 4 tiang kayu jati 15/15 di setiap titik-titik pondasi setempat dari beton tersebut.
sementara untuk struktur balok menggunakan balok kayu kelapa. melihat juga banyaknya prosuden kayu kelapa di area sekitar site yang kemudian dijadikan sebagai struktur balok lantai.
Material-Material yang digunakan merupakan material yang juga mudah didapatkan di daerah sekitar tapak. dengan berbagai produsen material. Penggunaan material yang cenderung ringan dikarenakan masih adanya trauma berkelanjutan akibat gempa yang melanda Lombok 2018 lalu. Sehingga masyarakat sekitar selaku pengguna menginginkan penggunaan material ringan. hal ini juga memperlihatkan bahwa kembalinya masyarakat pada kebudayaan lama yang menggunakan kayu dan material alami sebagai material dalam membangun bangunan
Lantai 2
Lantai 2 bersifat lebih tertutup dengan adanya envelope. hal ini bertujuan untuk meneysuaikan aktivitas dan fungsi ruangnya. ruang ruang di lantai dua antara lain
1. perpustakaan
2. ruang diskusi indoor
3. ruang penyimpanan
4. ruang inventaris pengelola
Lantai 1
Lantai 1 bersifat terbuka dan lebih publik, dengan fasilitas dan aktivitas yang diwadahi
lebih besar. ruang ruang di alntai 1 antara
lain:
1. Amben berkumpul
2. kedai kopi
3. penyimpanan
4. kamar kecil
5. fish Teraphy
Project Team:
Meizzhan Hady
Sayyid Sayyaf
Yumna Rana Naurah
Supervisor:
Wiryono Raharjo, M.Arch, Ph.D
“PUNCA SARA”
KAMPUNG KAMI BINTARA JAYA, BEKASI
Punca Sara merupakan suatu rancangan kampung terpadu untuk masyarakat komunitas pemulung di Bintara Jaya, Bekasi Barat. Rancangan ini mencoba menganalogikan anatomi pohon sebagai elemen hidup yang sangat bagi kelangsungan kehidupan. Mengubah sesuatu yang terlihat tidak berguna menjadi lebih bernilai untuk penghuni dan lingkungan sekitarnya. Sebagaimana pohon mengubah unsur hara yang berada di tanah yang kotor menjadi buah yang ranum dan manis yang dapat dimakan oleh hewan dan manusia. Hal ini pun berkaitan dengan konteks pengguna dan permasalahan lokasinya. Permasalahan sampah yang menumpuk seolah memberikan kesan buruk bagi lokasi, mencoba dikelola menjadi sesuatu yang jauh lebih bernilai bagi masyarakat pemulung itu sendiri. Menjadikan hunian mereka seperti Prinsip Pohon rimba, terus tumbuh dan memberikan manfaat bagi lingkungannya. Sesuai Namanya, Punca yang diartikan ujung tumbuh pohon, dan sara berarti bekal yang bermanfaat. Kampung ini diharapkan menjadi pohon yang terus tumbuh, merawat dirinya sendiri dan memberikan manfaat bagi burung yang membuat sarang di dahannya, memberikan buah yang segar bagi hewan-hewan bahkan manusia, lingkungan yang sejuk karena keteduhannya, udara yang bersih karena oksigen yang dihasilkannya, dan makhluk hidup lain yang merasakan manfaat karena adanya pohon tersebut. Hal ini kemudian diaplikasikan pada konsep dan prinsip desain yang mengacu pada nilai -nilai keberlanjutan sesuai dengan konteks lokasinya. Beberapa solusi tersebut yakni manajemen limbah sampah plastik, bangunan murah dan ramah lingkungan, konservasi sungai hingga ketersediaan pertanian kolektif bagi warga.
6
SITE & PROBLEMATIC
Health Problems
Beberapa permasalahan yang berkaitan dengan permukiman kumuh diantaranya sanitasi yang tidak memadai, praktik kebersihan yang buruk, kepadatan penduduk yang berlebihan serta air yang terkontaminasi, semua hal tersebut dapat menciptakan kondisi yang tidak sehat. Penyakit-penyakit yang terkait dengan ini diantaranya disentri, kolera, diare, tipus, hepatitis, leptospirosis, malaria, demam berdarah, kudis, penyakit pernapasan kronis dan infeksi parasit usus. Di samping itu keluarga miskin dengan tingkat pendidikan yang rendah cenderung melakukan praktik kebersihan yang buruk, yang berkontribusi terhadap penyebaran penyakit dan peningkatan risiko kesehatan pada anak (UNICEF, 2012).
Slums
Permukiman padat dan kumuh menjadi salah satu isu yang telah ada di Indonesia sejak lama. Berbagai faktor seperti kondisi ekonomi, terbatasnya lahan, dan semakin mahalnya harga tanah maupun rumah mendasari terbentuknya permukiman padat penduduk. Masalah yang umum terjadi di permukiman padat di antaranya adalah sanitasi yang kurang memadai, menumpuknya sampah, maupun resiko evakuasi dan penanganan cepat ketika terjadi keadaan darurat seperti kebakaran.
Identity Crisis
Urbanisasi/perpindahan masyarakat dari desa ke kota umumnya dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas hidup. Misalnya dari masyarakat di desa yang umumnya berprofesi sebagai petani beralih profesi setelah mereka berpindah ke kota. Peralihan profesi tersebut menjadikan identitas lama masyarakat tersebut sebagai seorang “petani dari desa” memudar seiring berjalannya waktu. Dengan tersedianya “lahan” atau tempat untuk kembali bercocok tanam sebagai petani di perkotaan akan dapat mengembalikan identitas mereka sebelum berpindah ke kota.
Food Crises
Menurunnya lahan pertanian, berpindahnya masyarakat desa ke kota, daerah rural yang bergerak ke arah urban. Sehingga kehidupan manusia mengarah ke perkotaan dan meninggalkan budaya pedesaan. Dengan berkurangnya lahan pertanian, ketersediaan bahan makanan yang berkurang, sehingga impor menjadi solusi pemerintah.
Trash & Polution
Menurut Suprapto, 2014 beberapa hal yang umumnya terdapat di dalam permukiman kumuh ialah permasalahan sampah, jumlah penduduk yang banyak, kondisi jalan yang kurang baik, kerapatan bangunan yang tinggi, faktor ekonomi dan kemiskinan pada masyarakat, buruknya sanitasi dan drainase, kondisi bangunan yang terbuat dari material seadanya, serta kebersihan lingkungan yang rendah.
Dilansir dalam website resmi IQair yang memberi informasi tentang kualitas udara di seluruh dunia, indonesia berada di urutan ke-6 dunia dengan Indeks kualitas udara sebesar 163 AQI US dan konsentrasi polutannya adalah PM2.5 sebesar 78.8 µg/m³ dan dikategorikan sebagai udara yang tidak sehat.
Design Goals
Tujuan dari desain Punca Sara Kampung KAMI adalah untuk menciptakan sebuah hunian yang merespon isu-isu yang ada yaitu permukiman kumuh dan padat, pandemi COVID-19, berkurangnya sumber pangan, krisis identitas, dan polusi udara. Respon dari isu yang diangkat dituangkan dalam bentuk desain permukiman vertikal yang memiliki kualitas lingkungan dan fasilitas pendukung yang lebih baik dari sebelumnya sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dari penguhuninya.
Testament Of the Future
Menciptakan kawasan yang layak huni, berkembang dan mandiri. dengan menyediakan rumah hunian expandable yang terjangkau serta ramah lingkungan, dilengkapi area co farming sehingga masyarakat disana dapat mengolah bahan pangan mereka sendiri dengan teknologi modern seperti hidroponik dan vertical garden, kemudian dilengkapi dengan turbin angin untuk pembangkit listrik tenaga angin untuk kebutuhan listrik hunian. sehingga menjadikan kawasan ini mandiri pangan dan energi.
SUSTAINABILITY GOALS
Lokasi
Site berlokasi di “Kampung Pemulung” Bintara Jaya, Bintara Jaya, Bekasi Barat, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Topography Condition
Site berada di kawasan padat penduduk dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, karena berada pinggir kota bekasi yang berdampingan dengan ibukota Jakarta. terdapat bangunan komersil seperti pertokoan, hotel, jasa dan lain-lain yang berada di sepanjang jalan utama kalimalang
Ruang hijau yang ada menjadi daerah resapan kawasan, dan pada kawasan ini ruang hijau sangat terbatas karena padatnya permukiman penduduk, area hijau kebanyakan
berada dibantara sungai cakung dan pinggiran jalan tol JOOR, dan kurangnya ruang hijau akan meningatkan polusi pada kawasan ini.
Summary Of Problem Definiton
• Jenis penyakit yang paling dominan diderita masyarakat Kampung Pemulung ini adalah
gangguan saluran pernafasan seperti asma, TBC, batuk dan pilek, (ISPA)
• Kasus COVID-19 paling banyak terjadi di kawasan padat penduduk dengan infrastruktur dasar yang kurang baik.
• Masyarakat berprofesi sebagai pemulung dengan status ekonomi rendah
• Sudah lupa dengan identitas awal yang mana kebanyakan bekerja sebagai petani
•Merupakan kawasan paling kumuh di kota bekasi
•Hunian terbangun berdampingan dengan tumpukan sampah dan sungai yang ada sangat kotor dan tercemar
Design Principles
Dari analogi yang telah diambil intisarinya, diturunkan menjadi 5 poin prinsip desain rancangan, yang mendasari bagaimana desain nantinya dikembangkan, menjadi benang merah dalam setiap langkah perancangan sehingga menghasilkan produk yang sangat berkualitas
Creative Recycle
Layaknya pohon yang dapat merubah CO2 menjadi oksigen yang bermanfaat, prinsip creative recycle ini berpegang pada “Keluaran yang lebih baik”, dimana diartikan sebagai sampah yang masuk akan menjadi lebih baik setelah pengolahan daur ulang kreatif yang akan meningkatkan nilai produk sekaligus mengurangi polusi pada lingkungan baik polusi udara, tanah, maupun visual, serta memberi manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Creative recycle sebagai sarana edukasi mengenai pengolahan sampah juga merupakan gagasan dari desain kami, dimana hal ini dapat menjadi penghubung antara masyarakat Kampung dengan masyarakat luar, sekaligus sebagai langkah untuk mengubah paradigma masyarakat terhadap kampung dan profesi pemulung.
Self Sufficient
Prinsip desain self sufficient diambil dari analogi pohon yang dapat mengolah sendiri sumber daya dari sekitar untuk keberlanjutan hidupnya, dimana memanfaatkan energi matahari untuk proses fotosintesis, juga mengambil unsur hara untuk sumber pangan.
Untuk mengusung rumah masa depan, hunian didesain dengan konsep bangunan yang dapat menghasilkan sumber daya sendiri, baik itu sumber daya pangan (DEMAPAN) maupun sumber daya energi (DME) Untuk sumber daya pangan
Hunian dirancang memiliki area co farming pada rooftop yang dapat dimanfaatkan untuk bercocok tanam dengan teknologi terkini seperti hidroponik, juga vertical farming pada secondary skin yang juga berfungsi sebagai fasad bangunan, dan ketika dipanen dapat dimanfaatkan untuk konsumsi pribadi atau dijual sebagai komoditas dagang
Untuk sumber daya energi, rancangan dilengkapi dengan turbin sebagai pembangkit listrik tenaga angin, yang diletakkan pada setiap ujung massa bangunan, dan kemudian disalurkan ke setiap unit bangunan untuk membantu memasok kebutuhan akan listrik kawasan tersebut,
Spirit Of Kampung
Prinsip Desain Spirit Of Kampung adalah Spirit untuk tumbuh, Saling menjaga satu sama lain, semangat kebersamaan, saling mendukung, saling terhubung, yang ini sangat kental dipraktikkan oleh masyarakat yang berada di kampung, layaknya komponen dalam pohon yang berintegrasi satu sama lain, asling terhubung menjadikannya kuat dan kokoh.
pengamplikasiaanya dengan menintegrasikan Setiap fungsi bisa dengan baik, melalui sirkulasi yang bagus sehingga memudahkan koneksi antar fungsi bangunan dan lingkungan.
Spirit of Kampung juga merupakanKonsep titik balik pada masa lampau dimana kampung yang syarat akan kebersamaan (togetherness) bisa terwujud. Keberagaman kampung tetap terlihat, dapat direpresentasikan dalam kebebasan penggunaan material dalam pengembangan hunian
Pandemic Respon
Prinsip Desain Spirit Of Kampung adalah Spirit untuk tumbuh, Saling menjaga satu sama lain, semangat kebersamaan, saling mendukung, saling terhubung, yang ini sangat kental dipraktikkan oleh masyarakat yang berada di kampung, layaknya komponen dalam pohon yang berintegrasi satu sama lain, asling terhubung menjadikannya kuat dan kokoh.
pengamplikasiaanya dengan menintegrasikan Setiap fungsi bisa dengan baik, melalui sirkulasi yang bagus sehingga memudahkan koneksi antar fungsi bangunan dan lingkungan.
Spirit of Kampung juga merupakanKonsep titik balik pada masa lampau dimana kampung yang syarat akan kebersamaan (togetherness) bisa terwujud. Keberagaman kampung tetap terlihat, dapat direpresentasikan dalam kebebasan penggunaan material dalam pengembangan hunian
Embrace The River
Prinsip 3MK yang diadopsi pada bangunan menciptakan ruang baru di antara bangunan yang di antaranya, termasuk bantaran sungai. Revitalisasi sungai dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan menghidupkan kembali sungai yang telah tercemar, serta menyediakan ruang komunal di bantaran sungai di mana warga kampung maupun warga luar berinteraksi satu sama lain dengan sungai yang menjadi orientasinya.
Pengelolaan sungai agar tetap terjaga dan memberi manfaat kepada lingkungan sekitar layaknya sebuah pohon yang memberikan buah kepada orang yang berteduh di bawahnya, dapat dilakukan dengan menumbuhkan sense of belonging warga kampung terhadap sungai tersebut. Intervensi desain dibutuhkan untuk menjadi stimulus kesadaran tersebut sehingga ekosistem yang telah terbentuk setelah proses revitalisasi tetap dapat terjaga dan tetap dapat memberikan manfaat bagi sekitarnya.
Pembenahan, pembersihan, dan pengembalian kualitas lingkungan sungai akan menambah nilai visual pada sepanjang aliran sungai dan area kampung sendiri.
Pemanfaatan sungai sebagai sesuatu yang menghasilkan (produktif) dapat dilakukan salah satunya dengan menjadikan sungai sebagai “wadah” untuk membudidayakan ikan, seperti yang telah diterapkan di Bendung Lepen, Mrican.
Metode ini dinilai efektif karena selain dapat memberikan hasil kepada warga juga dapat menumbuhkan sense of belonging dan rasa tanggung jawab warga terhadap sungai dan mendorong kesadaran warga untuk menjaga kebersihan sungai.
Design Proccess
Gubahan massa awal mengikuti jalur sungai sebagai respon terhadap keberadaan sungai. kemudian sungai menjadi sumbu lipat dua massa awal.
untuk memudahkan sirkulasi dan dan koneksi, massa kemudian dipecah meng ikuti garis sungai menjadi 4 gubahan massa linier memanjang sungai
untuk merespon konteks site dan tetangga sekitar, maka level bangunan di mainkan agar visual penghuni dapat melihat langsung ke lingkungan sekitar.
Gubahan massa dibagi menjadi gubahan kecil kubus 12 x12 meter untuk memudahkan koneksi dan alur sirkulasi udara dan akses
untuk mewujudkan spirit of kampung, setiap massa bangunan dihbungankan dengan akses ramp yang bahkan dapat menjangkau hingga lantai 4 hunian.
pada bagian roof top, terdapat CO-farming dan energy kolektif berupa panel surya dan sistem rain water harvesting
Diagram Massa
Roof Top Farming (Kolektif)
Renewable Energy (panel surya & rain water harvesting
Hunian publik Activities
Komunal space
CO-farming
Pada area kolektif Farming, terdapat area pertanian bersama yang di kelola oleh penghuni. satu blok massa terdapat 250 m2 area pertanian hidroponik menggunakan peralatan recycle seperti botol, bambu, dan pipa bekas.
Lantai 3 (Hunian)
pada lantai 3 yakni hunian, satu lantai per blok massa dapat didirikan modul maksimal sebanyak 8 unit rumah. dengan asumsi satu unit per KK. penggunaan material hunian di bebaskan tergantung pada keterjangkauan material oleh penghuni.
Lantai 2 (Hunian)
Setiap blok pada lantai hunian di berikan ruang bersama sebagai kolektive activity, semisal sebagai tempat mencuci bersama, menjemur bersama dan halaman bersama.
Komunal space
pada area komunal terdapat lahan parkir kendaraan dan gerobak bagi penghuni. pada bagian muka menghadap sungai dijadikan sebgai runag komunal berbagai aktivitas seperti kegiatan PKL, Kedai makanan, Area display kerajinan plastik, dan rekreasi bagi penghuni dan masyarakat sekitar
untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, setiap blok hunian dilengkapi dengan sistem renewable energy, berupa panel surya dan pemanen air hujan. kebutuhan kamar mandi dan penyiraman tanaman bersama dapat menggunakan air hujan. material hunian direkomendasikan menggunakan material ringan seperti kerangak hollow, dengan envelope berupa spandek, genteng bekas, seng bekas, atau banner dan kain bekas
Sungai dengan panjang sekitar 250 meter membelah Tapak dijadikan sebagai lokasi tempat pembibitan Ikan Air Tawar. seperti ikan Nila, patin, maupun mujair. hal ini selain menjadikan sungai sebagai lahan keuntungan bagi warga, juga dapat merawat keberadaan sungai sehingga menjadi lebih sehat dan terjaga.
CO-farming
Lantai 3 (Hunian)
Lantai 2 (Hunian)
Komunal space
Tipe Modul Hunian
pada hunian menggunakan konsep modular dengan modul awal berdimensi 3 x 4 meter. modul dasar ini dapat menampung keluarga baru (suami & istri) dan 2 anak kecil. struktur ringan seperti baja hollow kemudian diselubungi dengan material terjangkau seperti seng bekas, gedek bambu, banner, ataupun genteng bekas
pada modul pengembangan yang sudah tumbuh dapat menampung keluarga dengan tambahan 1 anak remaja. mezanine menjadi solusi untuk menambah ruang tidur bagi anak.
pengembangan selanjutnya dapat menggabung 2 unit modul dengan tambahan ruang bersama berupa ruang cuci bersama dan halaman rumah bersama. skenario ini untuk mengatasi dua kepala keluarga yang memiliki hubungan erat yang menginginkan tinggal bersama.
Modul Tumbuh
Konfigurasi Hunian
pada blok hunian menggunakan sistem selubung bangunan yang bermacam macam. hal ini karena menyesuaikan dengan keterjangkauan material oleh penghuni. namun keteraturan desain ditentukan oleh desain awal modul hunian. namun kebebasan ekspresi penghuni dapat diwujudkan dengan kebebasan material yang mereka kehendaki sesuai dengan kemampuan ekonomi mereka.
pada railing bangunan menggunakan Wiremesh baja sebgai pengaman balkon dan embatan penghubung. genteng bekas maupun seng bekas juga dijadikan sebgai selubung modul hunian. pada dinding toilet digunakan material yang tahan lembab berupa batu bata dengan trasram dibagian luarnya agar terhindar dari proses pelumutan bata. railing juga dijadikan sebagai media tumbuh tanaman rambat untuk memberikan kesan hijau dan memfiltrasi debu udara luar yang masuk kedalam area hunian. sehingga udara menjadi lebih baik dan sejuk. pada lantai courtyar bagian tengah digunakan wiremesh besi dengan jaring yang lebih rapat. hal ini bertujuan mengalirkan udara dari bawah keatas sehingga sirkulasi udara bangunan terus membuang udara panas keluar bangunan.
pada bagian atap terdapat panel surya yang dapat mengakomodasi energi listrik hingga 40 % dari penggunaan hunian dan area komunal.
ketersediaan co-farming juga dapat memproduksi sayur hingga 150 kg dalam 1 bulan di setiap blok hunian (1 blok hunian terdapat 250 m2 lahan roof top)
sistem rain water harvesting direspon dengan bentuk atap yang menangkap air hujan dan diteruskan ke bak penampung di lantai dasar.
Konfigurasi hunian.
hunian tidak menyatu dengan struktur bangunan, namun dapat dibangun setelah komponen blok massa ada. sehingga sifatnya modular dan dapat dibongkar pasang. selain itu hunian juga mengusung konsep hunian tumbuh.
COMMUNITY SPACE fasilitas pendukung
51
Education
(Perpustakaan, ruang serbaguna)
Open Space
(taman sungai, taman)
Fasilitas Umum
(Sarana Kesehatan & Peribadatan)
Hutan kampung
Hutan Kampung
Community Space diletakkan disebelah barat berintegrasi dengan Sekolah Kami yang bersebelahan dengan lokasi, sekolah ini memfasilitasi anak-anak pemulung dalam menimba ilmu, dan pada area community space ini memfasilitasi kegiatan pendidikan yang dilakukan di sekolah kami berupa perpustakaan dan ruang serbaguna juga amphiteatere.
Community Space ini juga sebagai sarana menjalin hubungan dengan kawasan tetangga sehingga tidak ada kesenjangan
52
Masjid Attaubah
Konsep
Attaubah yang berarti kembali kepada yang kuasa dengan sepenuh hati dan berjanji menjadi lebih baik lagi, dari situ Massa masjid terinspirasi orang yang sedang sujud, sebagai representasi dari taubatnya seorang hamba. massa masjid yang semakin menjorok ke depan akan memberi kesan ruang kerendahan hati sehingga menambah kekhsyukan ketika menghamba kepada Rabb-Nya
Masjid Attaubah
Fasad masjid di desain dari botol plastik bekas, sebagai implementasi konsep creative recycle dan spirit permakultur, dengan menempatkan botol bekas sebagai wajah bangunan menghilangkan stigma negatif akan botol bekas, dan mengangkat nilai dari botol bekas itu sendiri, karena menjadi bagian dari Tempat ibadah yang suci, botol bekas tadi sebagian diisi dengan potongan sampah plastik menjadi ecobrick yang kemudian di susun membentuk kaligrafi kalimat thayyibah, sesuai dengan prinsip rancangan yang mengambil intisari surat ibrahim berupa perumpamaan kalimat yang baik seperti sebuah pohon yang baik.
Susunan kaligrafi ecobrick juga dibingkai dengan botol kosongan yang transparan sebagai strategi pencahayaan alami bangunan, Pemanfaatan botol bekas untuk memaksimalkan potensi lokal, yaitu dari botol-botol yang dikumpulkan oleh masyarakat dari daerah di sekitar lokasi, penggunaan ecobricks juga dapat menekan angka sampah plastik di kota bekasi, sehingga menjadikan kawasan bersih dan rapi.
Micro Library
Konsep
Penempatan microlibrary berintegrasi dengan sekolah kami yang akan menfasilitasi anak-anak kampung pemulung dan sekitarnya, rendahnya tingkat pendidikan dilokasi menjadikan microlibrary sebagai solusi yang efektif untuk meningkatkan kualitas kecerdasan masyarakat
perpustakaan di desain panggung untuk memaksimalkan ruang atas sebagai tempat rak buku dan area baca indoor dan area bawah untuk ruang serba guna yang dapat digunakan untuk area baca outdoor dan kegiatan lainnya.
FASAD
Fasade dari botol dan triplex bekas yang di susun silang untuk menciptakan pattern layaknya lembaran buku, fasade botol juga untuk memaksimalkan pencahayaan alami.
STRUKTUR
Menggunakan struktur kolom beton dengan pondasi menerus, lantai bawah merupakan dak beton, sedangkan di lantai 2 menggunakan lantai kayu,
ATAP
Struktur Atap menggunakan balok kayu sebagai kuda2 yang menyangga atap asbes, dengan kemiringan atap 10’ dan miring kearah barat untuk memaksimalkan bukaan di arah timur,
AKSESIBILITAS
Terdapat tangga dan ramp untuk sirkulasi luar dan dalam bangunan yang memudahkan penyandang difabilitas mengakses seluruh bangunan, ramp juga diintegrasikan dengan jalan layang yang menghubungkan langsng ke bangunan masjid dan area di sebelah timur sungai.
AREA PENGELOLAAN SAMPAH
Area pengelolaan sampah berada di sisi sebelah timur, area ini dikhususkan untuk mengolah sampah hasil pengumpulan warga dan sampah rumah tangga dari area hunian. Sampah dipisahkan menjadi beberapa kategori yaitu sampah organik, sampah plastik untuk kerajinan, sampah plastik untuk dihancurkan, dan sampah
B3 atau yang tidak dapat didaut ulang. 3 Kategori pertama akan melalui proses pengolahan lebih lanjut, sedangkan sampah B3 dan yang tidak dapat didaur ulang akan dibuang ke TPA.
Area ini mengambil konsep yang merepresentasikan analogi pohon yang mengolah bahan mentah yang kecil nilainya sehingga dapat menjadi produk keluaran yang lebih baik. Dalam konteks ini mengolah sampah yang bagi sebagian orang tidak bernilai menjadi sesuatu yang bisa menghasilkan kehidupan bagi orang lain.
Area Pengelolaan
Massa bangunan dibagi menjadi dua. Bangunan 1 berada di sisi selatan sedangkan bangunan 2 berada di sisi utara site. Penataan ruang berdasar pada tahapan proses dan ruang gerak yang diperlukan untuk pengolahan masing-masing jenis sampah sehingga prosesnya dapat menjadi lebih efisien.
Skenario Pengolahan Sampah Untuk Kerajinan
Skenario Pengolahan Sampah Untuk Non-Kerajinan
Supervisor:
Etik Mufida, Ir., M.Eng
TUNJUNGAN CONCURRENCE
Work-Life Balance Office & Digital Art Gallery
Tunjungan Concurrence Merupakan sebuah konsep desain untuk Kantor Sewa yang berada di Jalan Tunjungan, Surabaya. Dimana Kawasan ini merupakan Kawasan bisnis strategis yang terus menerus berkembang di tengah kota Surabaya. Mengangkat tema Work-life balance (keseimbangan aktivitas kerja, bermain dan kehidupan sosial) dengan pendekatan bangunan hijau juga menjadi latar belakang penting pada rancangan bangunan kantor sewa ini. selain itu, Gedung kantor sewa ini juga mewadahi fungsi lain pada bangunan cakupannya yang berjumlah 2 lantai, yakni fungsi Digital Art Gallery, masjid, dan Restoran Indoor serta Outdoor.
Rancangan ini mengangkat isu keberlanjutan mengenai permasalahan area hijau perkotaan yang mengakibatkan terjadinya fenomena Urban heat Island Surabaya dan isu konservasi air pada bangunan-bangunan di sekitarnya. Sehingga bangunan ini mencoba untuk menerapkan konsep bangunan hijau yang dititikberatkan pada perbaikan iklim mikro dan permasalahan konservasi air. Adapun latar belakang pada fungsi digital art yakni melihat fenomena penurunan minat akan kesenian tradisional di Surabaya dilihat dari beberapa sumber, sehingga mencoba memberikan solusi terkini dengan menghadirkan ruang gallery berbasis digital yang mampu mentransformasikan seni tradisional ke tampilan digital. Kantor sewa ini dirancang dengan beberapa aspek pendekatan yang termuat pada Variabel desain. Antaranya adalah variabel Green Building menurut Green Building Council Indonesia (GBCI), keselamatan bangunan, Variabel work-life balance, dan juga konteks daripada Tapaknya sendiri.
Dari proses desain yang dilakukan, didapatkan hasil desain berupa rancangan final dengan total luas bangunan 14.420 m2, yang terbagi pada luasan kantor sewa, fasilitas pendukung, dan fungsi Annex berupa masjid dan Digital art gallery.
Kelebihan desain kantor sewa ini memiliki beberapa keunggulan, yakni mencapai predikat zero run-off yang telah dibuktikan dengan perhitungan, mampu menghemat penggunaan air hingga lebih dari 40 %, dan meningkatkan kualitas iklim mikro yang dibuktikan dengan adanya area hijau yang mencapai 42,7 % dari total luas lahan. Pada rancangan ini, juga dilakukan beberapa uji kualitas desain dengan menggunakan perhitungan maupun simulasi desain. Sehingga memperlihatkan kualitas desain yang komprehensif.
7
LOKASI RANCANGAN
Kawasan tunjungan memiliki focus pada sektor perkantoran, perdagangan dan Jasa. Pada area yang di konsetrasi memiliki potensi pengembangan lebih lanjut.
Usulan site di gagas di dekat lokasi simpang empat Tunjungan, yang mana lokasi ini menjadi pusat/ sentral aktivitas bisnis di Kawasan tunjungan sendiri.
Assesibilitas yang cukup baik di lokasi ini, juga tingkat kepadatan dan densitas bangunan di dominasi bangunan perdagangan dan komersial perkantoran.
Site merupakan lahan kosong di tengah urban tunjungan dengan luasan total sekitar 3.120 m2.
Site usulan merupakan lahan bekas ruko-ruko yang sudah lama tidak beroperasi. Lahan yang termasuk pada lahan non produktif dan sudah tidak masimal dalam pemanfaatannya.
KDB 60 % 4,2 Min. 10 % 65 % 3 meter KLB KDH KTB GSB
ISU PERMASALAHAN LINGKUNGAN
AIR POULUTION
WHO menyatakan polusi udara luar ruangan sebagai “silent public health emergency” dengan lebih dari 90% populasi dunia menghirup udara beracun. Polusi udara tersebut diperkirakan menyebabkan 4,2 juta kematian prematur di dunia pada 2016, 91%-nya didominasi oleh negara berpenghasilan rendah menengah, termasuk Asia Tenggara dan Pasifik Barat (WHO, 2018).
WATER CONSERVATION
Kualitas air dan ketersediaan air layak pakai di Surabaya menjadi masalah kota hingga sekarang. Hal ini karena pengelolaan air yang masih menggunakan cara lama, yakni menggunakan air dari sumber premier saja, yakni PDAM. Walaupun sudah ada Gerakan memulihkan dan menggunakan air sungai, namun masih dalam skala penggunaan kecil. Sehingga perlu adanya upaya baru untuk memaksimalkan penggunaan air bersih dan pengoptimalannya. Baik dari konservasi, pengelolaan air buangan, maupun solusi pemanfaatan sumber alternatif.
URBAN HEAT ISLAND
Kota Surabaya sendiri melihat grafik catatan rerata temperature yang setiap tahun mengalami kenaikan. Menurut data dari hikersbay yang menyediakan data Suhu kota Surabaya dari tahun 1962-2018 yang berbeda sekitar 2 derajat. Hal ini menjadi bukti kota Surabaya mengarah pada kota yang semakin panas. Tentu fenomena ini menjadi permasalahan yang perlu segera pemecahan solusinya.
GREEN BUILDING
Appropriate Site Development
Water Conservation
Energy Efficiency & Conservation
Indoor Health & Comfort
Material Resources & Cycle
Variabel bangunan hijau yang
menjadi penekanan melihat
dari isu dan permasalahan
yakni Approriate Site
Development, Water conservation, dan juga Indoor
Health & Comfort.
Sub variable ASD ditekankan
karena isu polutan dan juga
urban heat island
Adanya isu kualitas dan kuantitas air, maka penekanan
pada WAC menjadi keharusan
untuk menjawab tantangan
permasalahan pnegelolaan air.
Untuk sub-variable yang
lainnya, dijadikan acuan untuk prasyarat pemenuhan kriteria, sehignga tidak terlalu ditekankan.
Collaboration environment
Building Codes
Konkurensi aktivitas
Potensi
Variabel work-life balance
dilihat dari sisi aktivitas yang
dapat di respon dan di control oleh solusi
arsitektural
Variabel yang berkaitan dengan konteks lokasi antara lain mengacu pada regulasi pembangunan setempat dan potensi lokasi dan Kawasannya sendiri. Seperti karakter lokasi yang tentunya dapat dilihat dari aktivitas dan potensi pembangunan kedepannya, baik dari segi fasilitas maupun potensi komoditas masyarakat sekitar.
VARIABEL
SITE
Work-life Balance
CONTEXT
REKAYASA SITE
Kondisi Site Sirkulasi akses kawasan
dikurangi
Lahan,
Persil terbangun Integrasi sirkulasi dengan lingkungan luar Luas lahan total
luas GSB
GSB dari tepi
lahan
dengan lebar 3 meter
3.120
Sita berada pada sudut pertemuan Jalan arteri Tunjungan dengan jalan Kenari.
Skema sirkulasi akses pengendara dan pengguna jalan menuju site
Skema sirkulasi akses pengendara dan pengguna jalan menuju site
L. GSB= 720 m2
L. kavling= 2964 m2 2.590
Respon terhadap arah datangnya pengguna pada site
KONSEP PROGRAM RUANG
Konsep program ruang pada fungsi kantor sewa menginterpretasi konsep kantor sewa di masa depan yang diprediksi bukan lagi sebagai hierarki antara bos, manajer, menuju karyawan , ataupun lainnya. Begitu juga di masa ini yang lebih pada kerja team pada suatu perusahaan . konsep program ruang mengacu pada karakter perusahaan di masa depan yang lebih mengarah pada jaringan relasi dan Kerjasama (network & relation). Karena setiap perusahaan memiliki focus di bidang masing masing , sehingga untuk mewujudkan tujuan kompleks membutuhkan banyak Kerjasama antar bidang perusahaan . Sehingga fenomena ini mencoba di definisikan dalam konfigurasi program ruang yang berpeluang untuk memudahkan relasi antar kompani setidaknya di dalam bangunan sendiri.
KEBUTUHAN RUANG KANTOR SEWA
workstation
Meeting rooms
AREAS COLABORATIVE SERVICES SUPPORT
PRIMARY
Personal room Team spaces
Pantry
carrel cell CO-working Staff room
Meeting
Operator Lavatory Security room Restaurant Receptionist cafe Vanding machine Library Store
room
Ancillary storage Data process Toilet/shower
Staff room
Cafetaria
point Garden/outdoor
Outdoor/garden Training Spaces Admin
Site berada di simpang antar Jalan Tunjungan dan jalan terobosan di sisi utara perimeter lahan. Di apit oleh bangunan tinggi yakni Hotel dan Tunjungan Plaza di sisi barat.
Reduksi lahan pengembangan berdasarkan sempadan jalan dan bangunan tetangga, yakni sejauh 4 meter di setiap sisi perimeter lahan. untuk perimeter jalan mengambil sempadan sejauh 5 meter dari bibir jalan.
Pembagian Blok massa antara tower dan masa annex, dimana diagram biru merupakan petak massa tower dan kuning merupakan petak masa annex.
Massa tower di extrude untuk melihat proporsi massa dengan tapak dan bangunan sekitar. masa tower tidak di letakkan di perimeter sudut jalan agar pandangan kendaraan tidak terhalang.
Sudut tenggara dan barat laut di reduksi untuk mengurangi permukaan bangunan. juga untuk merespon orientasi masa terhadap view berupa sungai dan taman Absari, Surabaya.
Pada roof top annex, dijadikan sebagai taman hijau untuk upaya menambah intensitas permukaan hijau pada tapak, sehingga diharapkan indikator merespon peningkatan iklim mikro dapat tercapai.
ZONING MASSA
KETERCAPAIAN VARIABEL DESAIN
Green Building
RENCANA LANSEKAP INDIKATOR GREENSHIP
ASD -P1 Indikator:10 % dari luas lahan merupakan lahan hijau
ASD -P2 Indikator: 50 % tajuk menutupi lahan hijau
Luas basis hijau minimal=
10 % x 3120 m2 = 312 m2
LAHAN HIJAU SITE =380 M2
ASD -P1
12,2 %
Luas area vegetasi 50 %= 50% x 312 m2 = 156 m2
ASD -P2
LUAS TAJUK VEGETASI = 450,6 m2
PEMIIHAN TAPAK ASD -1
SITE memiliki 8 prasarana kota Ruas jalan
Jaringan listrik drainase
Sistem pembuangan sampah
Jalur pejalan kaki
jaringan telepon
STP kawasan
Terjankau jaringan listrik
Berada di jaringan drainase
premier
Terakses oleh system
pembuangan sampah
Terdapat jalur pejalan kaki
berupa trotoar
Terjangkau jaringan telepon
Terapat STP kawasan
119,2 %
Jalur pemipaan gas
Sistem pemadam kebarkan
Danau buatan
Jaringan air bersih
Jaringan fiber optik
Ruas arteri pemipaan gas PGN
Terakses oleh system pemadam kebakaran
Dapat terakses menuju danau buatan kota
Terjangkau jaringan pemipaan air bersih
Tidak ada jaringan fiber optik
AKSESIBILITAS
ASD -2
COMMUNITY ACCESIBILITY: Site Rancangan Kantor Sewa ini berada di sentral Surabaya yang
mana merpakan Kawasan Golongan 1A, memenuhi minimum 10 fasilitas kota terdekat dengan radius 300-1000 metr
TRANSPPORASI UMUM ASD -3
Terdapat 4 titik bus yang berada di sekitar tapak dengan titik terdekat 210
m, yakni halte Kampung Dukuh 340 m
halte Tunjungan di arah utara. dan Halte
Basuki Rahmat berjarak 360 m sebelah
utara tapak.
Indikator terpenuhi dengan jarak min
300 m yakni menuju halte Kampung
dukuh di tenggara tapak
dukuh
Fasilitas Bank, terdekat 150 m
Fasilitas taman Kota, terdekat 300 m
Toko kelontong, terdekat 150 m Gedung serbaguna, terdekat 320 m
Pos jaga polisi, terdekat 250 m Tempat ibadah, terdekat 275 m
Apotek, terdekat 125 m
Pusat Kesehatan, terdekat 600 m
Terminal bus, terdekat 430 m
Perpustakaan, terdekat 200 m
Pasar, terdekat 550 m
Kantor pos, terdekat 480 m
Halte kampung
FASILITAS PENGGUNA SEPEDA ASD -4
Holder Sepeda disediakan di Basement, dengan kapasitas sejumlah 30 Holder Sepeda (diatas standar), juga disediakan shower pengguna sejumlah 3 bilik shower
Misal area rental office 9000 dan menggunakan standar PUPR: 10m2/orang
SEPEDA ASD -5
LUAS LAHAN=3,122 m2
SOFTSCAPE=513,38 m2
Green Hardscape:
Green Balcony= 180 m2
Green Terrace = 72 m2
Green Roof = 552 m2
TOTAL LUAS = 1.317,38 m2
Presentase = 43 % (>40%)
MEMENUHI 43 %
Luas RO Jumlah Penghuni Jumlah Parkir sepeda Dibutuhkan Shower 5804 580,4 29,02 2,902 Dibulatkan menjadi 3
FASILITAS PENGGUNA
Kawasan Kantor sewa ini dikelilingi bangunan tinggi dan minim ruang hijau, sehingga perencanaan lansekap dan vegetasi mempertimbangkan intensitas
vegetasi yang cukup tinggi dan menggunakan vegetasi lokal yang mudah untuk di pdapat dan pelihara
PEMILIHAN VEGETASI LANSEKAP
Vegetasi yang dipilih pada tapak dan bangunan adalah vegetasi endemic yang termasuk vegetasi lokal Provinsi. Baik untuk vegetasi bertajuk, maupun vegetasi perdu lansekap
POHON MAJA - Aegle marmelos
Diameter = 3-5 m
Tinggi tajuk = 4-8 m
Jenis = Tanaman Buah
Termasuk tanaman lokal (Mojokerto, Jawa Timur)
POHON NYAMPLUNG - Calophyllum inophyllum
Diameter = 7-10 m
Tinggi tajuk = 5-12 m
Jenis = Tanaman Bunga
Termasuk tanaman lokal (Surabaya, Jawa Timur)
POHON KECAPI - Sandoricum koetjape
Diameter = 6-12 m
Tinggi tajuk = 4-8 m
Jenis = Tanaman Buah
Tanaman Lokal Nusantara (Terancam Punah)
TANAMAN CENDRAWASIHStrelitzia reginae
Diameter = 0,6-1,2 m
Tinggi tajuk = 0,5-1 m
Jenis = Perdu Semak
Tanaman Lokal Nusantara
TANAMAN WALISONGOSchefflera arboricola
Diameter = 0,6-1,5 m
Tinggi tajuk = 0,5-1 m
Jenis = Perdu Semak
Tanaman Lokal Nusantara
IKLIM MIKRO ASD -6
VEGETASI BERTAJUK KECIL
VEGETASI BERTAJUK BESAR
LIMPASAN AIR HUJAN
SISTEM RESAPAN STORM WATER MODUL
TOTAL VOLUME= 6,16 X 10 = 61,6 M3
Luas area yang dibutuhkan = 450 x 0,16 m2 / 2 = 36 m2
Dimensi :
Diameter = 1,4 m
Kedalaman = 4 m
Volume = 6,16 m3
ASUMSI JUMLAH SUMUR = 10 SUMUR
Sumur peresapan berada di area hijau tapak
PERHITUNGAN:
KAPASITAS SUMUR RESAPAN = 61, 6 m3
KAPASITAS STORM RAIN = 33,3 m3
LIMPASAN = 94,53 m3
Presentase = 100,3 %
ZERO RUN OFF
Dimensi :0, 4 × 0,4 × 0,46mm Volume = 0,074 m3
Storm Water Modul diletakan dibawah perkerasan pedestrian
ASUMSI JUMLAH MODUL = 450 MODUL
INTRODUKSI UDARA LUAR EEC -P1
INTRODUKSI UDARA LUAR
Sistem penghawaan menggunakan water cooling system, peretakan chiller dan introduksi udara (air intake) berada di bagian roof top yang bertujuan untuk mendapatkan suplai udara luar yang cukup bersih yang berada di bagian lebih tinggi. Setiap lantai di kendalikan oleh AHU di masing-masing lantai, dengan luasan ruang AHU sebesar 14 m 2/ lantai kantor, yang artinya memenuhi standar besar ruang AHU sebesar 2,5 % dari luas lantai yang menggunakan penghawaan buatan Central
Air intake system
Chiller
Water cooled tower
AHU AHU AHU AHU AHU AHU AHU AHU AHU AHU AHU AHU AHU DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING DUCTING Chiller Water cooled
PENGEMBANGAN FASAD BANGUNAN GUNA MENCAPAI NILAI PERHITUNGAN OTTV
Denah tipikal office
Area warna kuning merupakan area luasan yang penghawaannya akan dikondisikan oleh penghawaan buatan, atau menggunakan AC Central Water cooling.
Fasad timur
Fasad barat
Fasad utara Fasad selatan
FASAD timur terdiri dari 2 jenis fasad, yakni selubung transparan dan solid, serta selubung transparan dan peneduh berupa shading berprinsip krepyak
Fasad kaca dan solid panel
Fasad kaca dan shading bertumpuk
MATERIAL:
1. KACA cool lite easyglass Saint Gobain Indonesia untuk kaca kombinasi solid panel
2. KACA Sunergy Glass 8 mm untuk kaca ber shading
3. PANEL ACP insulasi untuk panel solid panel dan shading
FASAD gabungan kaca dan Solid panel
Memiliki rasio WWR=52 %
Luas transparan= 182 m2
Luas solid panel= 168 m2
Luas total fasad 10 Lantai=350 m2
FASAD gabungan kaca dan Solid panel
Memiliki rasio WWR=42 %
Luas transparan= 336,3 m2
Luas shading frontal fasad= 205,2 m2
Luas total fasad 10 Lantai=542,5 m2
Kedalaman shading= 0,4 m
Jarak antar panel shading = 0,5 m
FASAD BARAT
FASAD barat menggunakan jenis selubung kaca ber shading dan kombinasi kaca dan solid panel seperti fasad barat, namun terdapat griin wall berupa dinding solid untuk meminimalisir transparansi fasad ke dalam bangunan.
Fasad kaca dan solid panel
Fasad solid Green Wall
Fasad kaca dan Peneduh bertumpuk
PRESENTASE TRANSPARANT
Selubung bangunan kaca= 292,95 m2
Selubung solid= 179,55 m2
Total luas fasad= 472,5
Presentase = 62 % bukaan
PRESENTASE TRANSPARANT
Selubung bangunan kaca= 0 m2
Selubung solid= 455 m2 (green wall)
Total luas fasad= 455 m2
Presentase = 0 % bukaan
FASAD UTARA
Fasad Utara seluruhnya adalah fasad kaca kombinasi bsolid panel ACP eperti fasad di yan gada juga di ketiga sisi, namun jjarak dan presentase transparan sedikit lebih besar yakni 57,4 % dari total fasad utara (WWR Fasade).
Luas Fasade= 896 m2
Luas kaca transparan= 514,3 m2
Luas solid Panel ACP insulasi= 381,7 m2
Presentase WWR= 57,4 %
PERHITUNGAN OTTV EEC -P2
FASAD SELATAN
Fasad kaca easyglass dan eggcrate panel ACP
Kedalaman shading 0,5 m
Fasad Kaca dan shading bertumpuk
Kedalaman 0,3 -0,4 m
CONCRETE, dinding geser sebagai fasad selatan yang
Menyelubungi peralatan AHU
Konduksi melalui Dinding Konduksi melalui Bukaan Radiasi melalui Bukaan Total Total Area Fasad OTTV Watt Watt Watt Watt m2 Watt/m2 A B C D = A + B + C E D / E 1 UTARA 9.062,76 2.898,50 24.101,34 36.062,60 945,00 38,16 2 TIMUR LAUT - - - - -3 TIMUR 4.954,17 1.149,50 5.521,57 11.625,23 437,50 26,57 4 TENGGARA - - - - -5 SELATAN 8.683,34 2.898,50 17.983,31 29.565,15 927,50 31,88 6 BARAT DAYA - - - - -7 BARAT 5.322,75 1.248,50 13.011,58 19.582,83 472,50 41,45 8 BARAT LAUT - - - - -28.023,01 8.195,00 60.617,80 96.835,81 2.782,50 34,80 TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL No Side Total Area Bukaan WWR m2 ( % ) F F / E 1 UTARA 527,00 55,77 2 TIMUR LAUT -209,00 47,77 -527,00 56,82 -227,00 48,04 -1.490,00 53,55 TOTAL TOTAL No Side COMPLY? YES Uji Perhitungan
dan
rasio
total seluas
MEMENUHI Konduksi melalui Dinding Konduksi melalui Bukaan Radiasi melalui Bukaan Total Total Area Fasad OTTV Watt Watt Watt Watt m2 Watt/m2 A B C D = A + B + C E D / E 1 UTARA 9.062,76 2.898,50 24.101,34 36.062,60 945,00 38,16 2 TIMUR LAUT - - - - -3 TIMUR 4.954,17 1.149,50 5.521,57 11.625,23 437,50 26,57 4 TENGGARA - - - - -5 SELATAN 8.683,34 2.898,50 17.983,31 29.565,15 927,50 31,88 6 BARAT DAYA - - - - -7 BARAT 5.322,75 1.248,50 13.011,58 19.582,83 472,50 41,45 8 BARAT LAUT - - - - -28.023,01 8.195,00 60.617,80 96.835,81 2.782,50 34,80 TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL No Side Total Area Bukaan WWR m2 ( % ) F F / E 1 UTARA 527,00 55,77 2 TIMUR LAUT -3 TIMUR 209,00 47,77 4 TENGGARA -5 SELATAN 527,00 56,82 6 BARAT DAYA -7 BARAT 227,00 48,04 8 BARAT LAUT -No Side COMPLY? YES
OTTV menggunakan lembar table SNI mendapat nilai 34,80 Watt/m2,
mendapat
bukan
53,55 %
Luasan total NLA bangunan yang dijadikan sebagai tempat bekerja (kantor yang disewakan) seluas 592 m2
BULAN JUNI (INTERMEDIETE WEATHER)
Luas NLA lantai = 592,95 m2
Luas area mendapat cahaya alami 300 lux = 218,72 m
Presentase = 36,88 %
Denah kantor sewa (LT 4- LT 6) (LT 11 - LT 13)
BULAN DESEMBER (INTERMEDIETE WEATHER)
Luas NLA lantai = 592,95 m2
Luas area mendapat cahaya alami 300 lux = 214,88
Presentase = 36,23 %
Luasan total NLA bangunan yang dijadikan sebagai tempat bekerja (kantor yang disewakan) seluas 550,57 M2
BULAN JUNI (INTERMEDIETE WEATHER)
Luas NLA lantai = 550,57
Luas area mendapat cahaya alami 300 lux = 216,18m
Presentase = 39,30 %
BULAN DESEMBER (INTERMEDIETE WEATHER)
Luas NLA lantai = 550,57
Luas area mendapat cahaya alami 300 lux = 215,84
Presentase = 39,20 %
Pada pengujian dengan velux di dapat kesimpulan kantor sea memiliki daylighting yang memebri cahaya alami yang cukup baik, di tandai dengan ketercapaian lux cahaya min 300 lux yang lebih dari 30 %
PENCAHAYAAN ALAMI EEC -2
3d kantor sewa
3d kantor sewa potongan
Pada perencanaan TUNJUNGAN CONCURRENCE Rental Office ini dengan pendekatan pada green building mendapat point sebesar 40. dimana artinya adalah rancangan kantor sewa ini masih memilii banyak kekurangan dalam proses mencapai kategori Green. Namun refleksi hasil perhitungan ini akan menjadi tolok ukur dalam
meningkatkan perancangan pada tahap selanjutnya agar dapat di tingkatkan dan di kembangkan Kembali sehingga dapat tercapai sebuah kantor hijau dengan
penghematan energi lebih tinggi lagi.
ESTIMASI PENCAPAIAN INDIKATOR GREEN KRITERIA ACHIEPMENT POINT MAX. POINT APPRORIATE SITE DEVELOPMENT 13 17 ENERGY EFFICIENCY CONSERVATION 8 26 WATER CONSERVATION 13 21 MATERIAL RESOURCES & CYCLES 3 14 INDOOR HEALTH COMFORT 3 21 TOTAL 40 99
ADICITA & PORTOFOLIO B
Supervisor:
Hanif Budiman, Dr. M.Arch
PORTOFOLIO ARCHIPRENEURSHIP
PROPOSAL BISNIS DESIGN
TEMA RANCANGAN
Tema dari bangunan yang akan dirancang adalah bangunan yang berbasis pada adaptasi bangunan lama (adaptive reuse ) menjadi fasilitas komersial dengan 2 atau 3 gabungan fungsi komersial yang berbeda. yakni mix used building dengan fungsi Rertoran, Co working space, dan Craft and hobby
LATAR BELAKANG SASARAN
Proyek ini merupakan projek Rancangan bertema mix use building dengan latar belakang permasalahan
adalah mengadaptasi bangunan lama (adaptive reuse) menjadi bangunan komersial yang memiliki nilai pasar dan nilai jual yang lebih tinggi dari fungsi bangunan sebelumnya
Dari tema tersebut, perancang membuat konsep desain adpative reuse dari bangunan Gamma Techno, Yogyakarta menjadi mix use building yang memiliki fungsi sebagai Resto dan Colaborative Work Space
Sasaran dari projek rancangan ini adalah masyarakat dan para mahasiswa atau pelajar yang ingin di kawasan site yang membutuhkan tempat untuk menunjang kegiatan mereka seperti bertemu, bekerja, ata pun untuk sekedar diskusi.
Sehingga dengan adanya D’ Countriez Resto dan Co work ini, diharapkan dapat menjadi wadah untuk menyediakan destinasi dan area kerja baru di area kawasan site yang memang masih minim bangunan yang menyediakan fasilitas tersebut.
1
SEGMENTASI PASAR
- Investor
- Jasa jaringan internet
- Food supplier
- Kurir antar makanan
BUSSINESS MODEL CANVAS
Seruas Resto & Co Working Space
- Menjalin hubungan baik dengan partner yang terlibat
- Menjalankan event atau acara tertentu bersama dengan memberi tetap
- Mempublish aktivitas keseharian yang terjadi di bangunan cafe dan coworking space pada media sosial
- Keunikan dari tempat yakni mengusung tema interior berupa pola kayu dan banyak menggunakan material kayu
- Menempatkan ruang outdoor pada lantai 3 karena lahan yang sempit dan tujuannya untuk memberikan keluasan pandang bagi pengguna yang berada di ruang outdoor tersebut
- Ruang restoran
- Cafe
- Workshop space
- Outdoor area
- Ruang diskusi
- Sumber daya manusia yang terlibat
- Aksesibilitas di rancang bisa digunakan oleh setiap kalangan, terutama penyandang disabilitas menggunakan ramp
RELATIONSHIP
- Adanya pelayanan customer dan co working space yang aktif di sosial media untuk melayani pelanggan
- Terjalin hubungan dan komunikasi yang baik antara partner dengan pelanggan
- Pelajar dan mahasiswa yang paling mendominasi sebagai customer yang akan menggunakan cafe ini
- Start up bisnis yang mencari tempat menarik untuk bisnis
- Pecinta kuliner yang selalu mencari tempat baru untuk meningkatkan jiwa kuliner yang dimiliki bahkan untuk di eksplor
- Biaya pemasaran, marketing dan promosi
- Bahan baku makanan
- Biaya event rutin, seperti workshop
- Gaji pegawai seperti koki, customer service, admin, keamanan, kebersihan, dan lain-lain
- Penggunaan media sosial untuk mempublish dan memasarkan tempat
- Kerjasama dengan unicorn online antar makanan
- Workshop rutin bagi pelanggan start up
- Kolaborasi antar start up untuk saling bertukar ide dan gagasan
- Variasi jenis kuliner sehingga ada kuliner kalender pada restoran
ILHAM FAHRUDIN SYAH FEBTY FAJAR R MEIZZHAN HADY 17512165 18512197 18512133 PORTOFOLIO ARCHIPRENEURSHIP HANIF BUDIMAN
KEY ACTIVITIES
VALUE PROPORTIONS CUSTOMER CUSTOMER SEGMENTS
COST STRUCTURE REVENUE STREAMS FACILITY
KEY PARTNERSHIP
KEY RESOURCES
CHANNELS
Supervisor:
Hastuti Saptorini, S.T., M.Arch
ADICITA RANCANG RUANG
JUDUL: FENOMENA PLACEMAKING AREA PANTAI BERARINGAN
MENJADI RUANG KOMUNAL MASYARAKAT
Abstrak:
Pantai Beraringan merupakan kawasan pesisir pantai di Desa Kayangan. Menjadi bagian dari lokasi tempat pebakul mengambil ikan dari nelayan untuk di jajakan kepermukiman warga. Seiring dengan kemudahan akses membuat pantai ini kerap menjadi tempat masyarakat berekreasi. Sehingga adanya peralihan kegunaan sebuah ruang terbuka tepi laut menjadi tempat rekreasi dan komunal masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan warga dengan terbentuknya ruang sosial tepi pantai Beraringan, mengetahui berbagai pola aktivitas dan peran setiap masyarakat dalam proses terbentuknya place-making di Pantai Beraringan. Melihat minat warga untuk berekreasi di Pantai Beraringan cukup tinggi, namun peluang untuk melakukannya sangat terbatas karena penyediaan fasilitas penunjang tidak mendukung kegiatan yang diinginkan. Oleh karena itu, perlunya kajian aktivitas yang terbangun di ruang komunal tepi laut ini. Metode kajian yang bersifat kualitatif dengan pengamatan secara langsung bagaimana aktivitas dan pola kegiatan yang berlangsung di pantai Beraringan. Ditemukan berbagai aktivitas masyarakat yang terbentuk oleh kebutuhan dan persepsi setiap kalangan terhadap ruang sosial untuk berinteraski dan berekreasi
Kata kunci: place making, ruang publik, rekreasi, ruang interaksi.
2
PENDAHULUAN
Pantai Beraringan berada di Dusun Beraringan, Kecamatan
Kayangan, Kab. Lombok Utara, NTB
Peralihan kegunaan pantai oleh masyarakat sekitar
Masyarakat sekitar menggunakan pantai sebagai tempat rekreasi selain
sebgai tempat mata pencaharian warga
Perkembangan akses membuat pantai beraringan sering dijadikan tempat rekreasi dan berkumpul melakukan aktivitas, baik dari warga sekitar
maupun dari luar
Pantai Beraringan merupakan salah satu pantai yang berada di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Pantai ini diawalnya digunakan oleh masyarakat sekitar terutama masyarakat yang berada di Dusun Beraringan sebagai tempat aktivitas nelayan. Seperti memindahkan hasil tangkapan, menepikan sampan-sampan, dan aktivitas lainnya yang berkaitan dengan penjualan ikan. Seiring dengan perkembangan masyarakat pedesaan yang juga membutuhkan ruang terbuka sebagai tempat menyegarkan pikiran. Disamping perbaikan infrastuktur area pantai mengakibatkan banyak dari kalangan masyarakat mulai menggunakan pantai sebagai tempat rekreasi keluarga. Hal ini mengubah pola aktivitas yang sudah ada sebelumnya. Di samping nelayan yang menurunkan hasil tangkapan dari sampan, tentu ditambah juga dengan aktivitas orang-orang yang menggunakan pantai sebagai tempat rekreasi. Pantai beraringan Sebelumnya merupakan kawasan yang menjadi tempat nelayan memindahkan hasil tangkapan ke pengepul bakulan ikan. Namun seiring dengan akses yang sudah mulai terbenah di Kabupaten Lombok Utara mengakibatkan kemudahan mengakses tempat tersebut. Sehingga bukan hanya pengepul yang datang menunggu ikan dari nelayan, melainkan orang luar pun mulai ikut menunggu dan menjadikan tempat tersebut lebih hidup. Oleh karena itu, mulai banyak orang berdatangan sehingga mengundang para pedagang makanan dan minuman yang kemudian menetap untuk berjualan di tepi pantai Beraringan.
Terbentuk ruang dengan pola aktivitas yang berulang di Pantai Beraringan
Perkembangan pantai beraringan menjadi ruang komunal bagi warga menghadirkan ragam aktivitas dan kegiatan yang seirng dilangsungkan di area pantai. Dikarenakan pantai Beraringan yang mulai ramai dikunjungi orang untuk berekreasi. Sehingga fenomena ini sering di manfaatkan warga sekitar sebagai lokasi acara-acara tahunan. Seperti festival, balap sampan, dan orkestra. Sehingga pantai Beraringan tidak hanya sebagai ruang rekreasi, melainkan sebagai tempat yang mulai banyak di adakan acara rutin tahunan.
Akses publik Lombok Utara untuk aktivitas sosial ke ruang tepi laut atau pantai masih sangat terbatas baik dari segi kuantitas maupun kualitas ruang. Dari jumlah dan jenis ruang yang disediakan, kurang dapat mendukung fungsi rekreasi dan kegiatan sosial warga. Sementara itu perancangan ruang publik berbasis pengguna (users center) masih belum banyak dikembangkan dalam proses perancangan di Lombok Utara yang notabene merupakan daerah pariwisata. Secara khusus penelitian bertujuan untuk menemukan kedekatan tempat dari warga di ruang rekreasi pantai Beraringan, mengungkap pola aktivitas dan tingkat kesesuaiannya dalam seting ruang publik yang disediakan oleh pemerintah daerah, guna memperjelas kebutuhan rancangan arsitekturnya. Pentingnya penelitian adalah menemukan pemecahan masalah peralihan kegunaan pantai yang tidak sepihak dan secara sosial dapat diterima dalam proses pengambilan keputusan dari bawah (bottom-up) terkait permasalahan fungsionalisasi ruang publik di Lombok Utara.
RUMUSAN PERMASALAHAN
Bagaimana proses fenomena place making di Pantai Beraringan?
Bagaimana pola aktivitas yang ada di pantai beraringan setelah fenomena place making?
TUJUAN KAJIAN
Mengetahui proses place making Pantai Beraringan
Mengetahui pola aktivitas komunal Pantai Beraringan
METODE PENELITIAN
bersifat kualitatif
bentuk pengumpulan informasi dan data dibantu dengan foto, video dan catatan
LINGKUP PENELITIAN
Lingkup Spasial
Penelitian dilaksanakan dengan mengambil konsentrasi pada zona PKL dan zona Nelayan dengan dikaitkan juga dengan aktivitas yang berlangsung di sekitarnya. Kedua tempat ini dipilih karena merupakan tempat yang paling banyak di minati pengguna untuk beraktivitas
Lingkup substansial
Materi penelitian yang digunakan adalah mengenai individu dan aktivitasnya dalam menggunakan ruang pesisir pantai sebagai ruang komunal. Ruang-ruang tempat individu masyarakat saling berinteraksi satu sama lain.
Lingkup temporal
Penelitian dan pengamatan dilakukan sekitar 6 hari namun tidak berurutan dengan sampel waktu dari pukul 16.00-18.00. dilakukan selama 6 hari untuk melihat perbedaan pola aktivitas di setiap harinya. Dan juga waktu sore hari dipilih karena menjadi waktu yang paling banyak dikunjungi oleh pengguna
HASIL & PEMBAHASAN
1. Jenis Aktivitas dan Penggunaan Tempat Oleh Warga Setempat
2. Seting dan Pemetaan Aktivitas Pengguna
Dan Pengunjung
Bentuk dan tata letak fisik suatu tempat dipengaruhi oleh aktivitas apa saja yang dilakukan ditempat tersebut sesuai denga napa yang dibentuk oleh pelaku kegiatan. Pola keruangan yang berbeda tentu juga akan memicu perilaku yang berbeda karena adanya hubungan timbal balik antara pola perilaku dengan lokasi yang dibentuk untuk berkegiatan. Pada pembahasan ini dikaji mengenai bagaimana pola aktivitas manusia dalam membentuk ruang untuk mereka berkegiatan.
Berdasarkan kriteria yang sudah dijelaskan tersebut, dapat diindentifikasi sejumlah aktivitas yang berpola dan dilakukan secara berulang pada area Pantai Beraringan. Didapatkan sebanyak 6 aktivitas utama yang menjadi kegiatan warga dan pengunjung pantai yaitu: 1). Aktivitas nelayan, 2). Duduk dan Nongkrong, 3). Kegiatan PKL, 4). Berenang, 5).Bermain, 6). Olahraga.
Dari keenam aktivitas tersebut, tidak serta merta dapat ditemukan dalam satu waktu yang sama di area pantai. Melainkan terdapat waktu-waktu tertentu yang dijadikan masyarakat untuk berkegiatan. Terdapat juga aktivitas yang tidak rutin dapat ditemukan karena bergantung pada keinginan warga dan pengunjung, seperti halnya berolahraga dan berlari/jogging.
Perbedaan tempat beraktivitas dipengaruhi oleh latar belakang pelaku pengguna dan kesesuaian ruang yang ingin dibentuk oleh pengguna. Perbedaan karakter dan suasana tempat dipengaruhi oleh manusia yang berkegiatan ditempat tersebut. Dari berbagai pola aktivitas yang ditemukan pada area pantai ternyata memiliki karakter keruangan dan pelaku pengguna yang juga berbeda. Jenis aktivitas Area PKL
Duduk dan nongkrong Ada
pasir pantai
Kegiatan PKL Ada, permanen Ada, tidak permanen Bangunan PKL PKL kendaraan, menggunakan tenda Berenang Ada
Pantai, playground
Olahraga Ada,
pantai
Area Nelayan
area PKL Wadah
Nelayan
tidak
Pesisir
Wadah aktivitas
aktivitas area
Nelayan Tidak ditemukan Ada
ada
pantai, area sampan
Kayu,
Ada Kursi meja, pesisir pantai, bangunan PKL
Kolam
Pantai
Ada
renang anak, pantai
Playground,
Pesisir
Bermain ada Tidak ditemukan
pesisir pantai
bola Pesisir
Pesisir
berupa Jogging Ada, berupa sepak
pantai
Permukiman Dusun Beraringan
Laut Sisi Utara Lombok
Jalan raya Bayan
Jalan raya Bayan
DUDUK DAN NONGKRONG
Hasil Pemetaan
Zona aktivitas nelayan
Zona nongkrong
Aktivitas PKL dan kedai makanan
Zona bermain anak
Aktivitas olahraga (sepak bola)
Lokasi berenang
AKTIVITAS NELAYAN
KEGIATAN PKL BERENANG
OLAH RAGA
BERMAIN
KESIMPULAN
Interaksi sosial dan kebutuhan akan ruang rekreasi bagi masyarakat tidak bisa dipungkiri lagi bahwa bukan hanya warga perkotaan yang membutuhkan ruang tesebut, melainkan masyarakat di pedesaan
dengan densitas menengah pun memerlukan ruang-ruang yang mampu sebagai wadah mereka
dalam berinteraksi satu sama lain. Dalam kasus ini, Pantai Beraringan dibentuk oleh setiap kalangan
masyarakat sehingga menjadi wajah dan merepresentasikan kehidupan sosial warga sekitar dengan mengacu pada persepsi masyarakat tentang ruang
interaksi dan rekreasi yang mereka pahami. Area yang masih alami pun dapat menjadi tempat yang
hidup bagi masyarakat dalam melakukan berbagai
aktivitas sesuai dengan kepentingan dari setiap sifat dan karakter pelaku pengguna.
Pada kajian kali ini, representasi dari ruang interaksi dan rekreasi warga di Pantai Beraringan adalah tempat berkumpul, ruang duduk, tempat berolahraga, tempat aktivitas nelayan, aktivitas PKL, dan area bermain. Dari berbagai aktivitas ini masing-masing memiliki sifat dan pengguna yang berbeda-beda. Hal-hal yang menjadi temuan pada kegiatan tersebut antara lain:
1. Setiap kegiatan tidak berlangsung secara bersamaan satu sama lain. Beberapa aktivitas dapat ditemukan sesuai waktu biasa pengguna melakukan aktivitas. Misalnya warga yang melakukan olahraga dapat ditemukan pada waktu sore hari, sementara kegiatan PKL dapat ditemukandari pagi hingga malam hari.
2. Aktivitas nelayan dan PKL merupakan kegiatan dimana pelakunya adalah warga sekitar yang menetap di Dusun Beraringan
3. Pengguna dan pelaku dari aktivitas olahraga seperti bermain bola dan jogging ternyata bukan hanya warga sekitar, melainkan orang-orang dari luar yang juga memanfaatkan pesisir pantai sebagai area untuk berolahraga.
4. Pada zona PKL dan tempat nongkrong, pengguna lebih didominasi oleh kalangan pemuda yang berasal dari berbagai tempat. Baik dari Dusun Beraringan Sendiri maupun pengguna dari luar.
berenang
Area nelayan
Playground PKL
Aktivitas PKL
Playground zona nelayan
Tempat duduk
PEMETAAN AKTIVITAS
Supervisor:
Fajrianto, S.T., M.T.
ADICITA PERMUKIMAN DAN PERKOTAAN
JUDUL: IDENTIFIKASI PENERAPAN KONSEP RAMAH ANAK PADA
TAMAN UDAYANA MATARAM
Abstrak:
Kota Layak Anak (KLA) merupakan salah satu isu dan tren penting dunia saat ini, terutama di Indonesia. Dengan menyediakan konsep Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) sebagai salah satu pengembangan. Termasuk didalamnya juga pada ruang publik kota Mataram sebagai Kota Layak Anak. Taman udayana berada pada jalan arteri utama kota mataram dari arah Lombok barat. Yang tentunya akan mudah di askes oleh setiap kalangan. Akan tetapi masih banyak aspek ramah anak yang masih belum terpenuhi pada Ruang Publik Taman Udayana ini. Melihat bahwa kota Mataram sebagai Kota Layak Anak, maka perlu adanya evaluasi penerapan konep ramah anak pada Taman Udayana Mataram. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Taman Udayana sudah menerapkan konsep ramah anak. Dan juga mengevaluasi serta membuat gagasan konsep penataan ruang publik yang lebih ramah anak pada Taman Udayana, Mataram.
Kata kunci: Ruang Terbuka Publik, Taman, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak
3
PENDAHULUAN
Dampak pembangunan dan kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar terhadap sikap dan perilaku masyarakat yang kini seringkali mengesampingkan kebutuhan tumbuh kembang anak. Hal ini menjadikan posisi dan kondisi anak menjadi sangat beresiko dalam berbagai permasalahan, seperti masalah kesehatan fisik dan psikis, masalah pendidikan dan masalah tindak kriminalitas. Pengembangan kota yang sesuai dan aman bagi anak-anak telah menjadi perhatian dunia. Begitu pun di Indonesia, Peraturan Menteri Negara PPPA
RI No.11 Tahun 2011 tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/ Kota Layak Anak menjadi dasar bagi pemerintah kota dan kabupaten dalam rangka menyusun strategi pembangunan untuk mencapai predikat kota/kabupaten layak anak (KLA). Salah satu konsentrasi dalam mewujudkan KLA adalah dengan pengadaan taman layak anak di lingkup permukiman penduduk, atau yang lebih dikenal dengan konsep Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). RPTRA merupakan sebuah taman atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang didesain dengan konsep modern yang ramah anak dengan dilengkapi berbagai sarana prasarana pendukung seperti gazebo, sarana olahraga, fasilitas bermain, perpustakaan, toilet, lapangan bermaindan lain-lain (Utami, 2016).
Kota layak anak merupakan salah satu program utama dalam pembangunan Kota Mataram sejak tahun 2014 lalu. Namun realitanya konsep layak anak ini belum terlihat secara signifikan pada perkembangan dan arah pembangunan Kota Mataram. Pembenahan pada ruang publik kini sedang digencarkan oleh pemerintah dengan mempertimbangkan aspek ramah anak pada pembenahan ruang publik. Sebagai contoh ruang publik yang menjadi fokus pemerintah adalah ruang publik Jalan Udayana. Menjadi ruang komunal perkotaan yang seolah olah menjadi wajah kota mataram dari arah timur.
Selain itu, banyak aspek dalam penerapan RPTRA di Taman Udayana yang tidak sesuai dengan konsep RPTRA sendiri. Mulai dari fasilitas bermain anak yang kondisinya sudah banyak yang meperihatinkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Mataram, Nyayu Ernawati, S.Sos., kepada Suara NTB di sela orientasi bagi anggota DPRD, mengungkapkan kondisi fasilitas bermain anak di beberapa titik kota mataram cukup memperihatinkan dan mengarah pada kondisi membahayakan keselamatan anak-anak jika masih digunakan.
Salah satu indikator dari Kota Layak Anak adalah tersedianya ruang interaksi publik yang memadai bagi anak. Oleh karena itu, pengenalan yang lebih mendalam terkait karakteristik ruang public terpadu ramah anak perlu untuk diteliti karena ini merupakan aspek pembangunan penting dalam rencana pembangunan Kota Mataram. Selain itu RPTRA berada di tengah kepadatan pembangunan ibukota Provinsi, sehingga menjadi lokasi yang tepat untuk dijadikan referensi bagaimana sebuah lingkungan yang memiliki keterbatasan ruang tetap dapat menyediakan ruang kebutuhan anak. Untuk lokasi studi yang menjadi amatan penelitian adalah RPTRA Udayana yang terletak di kelurahan Dasan Agung, Mataram. Hal ini dikarenakan ruang publik Udayana menjadi salah satu pusat komunal yang tidak jarang menjadi tempat banyak anak anak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi ruang publik Udayana ditinjau dari aspek ramah anak, mengevaluasi Taman Udayana terkait penerapan konsep ramah anak. Dan juga membuat gagasan penataan Taman Udayana berdasarkan evaluasi dan standar ramah anak.
METODOLOGI
Metode penelitian yang digunakan pada kajian ini
adalah pendekatan kualitatif dengan sifat kajian adalah deduktif, yakni mengacu ke berbagai teori. Pendekatan kualitatif didapat dari hasil pengamatan lapangan dalam bentuk analisis data pengamatan. Media pengamatan dan studi lapangan berupa catatan, foto dan sketsa. Adapun lokasi peneltian berada di Taman Udayana, kelurahan Dasan Agung, Kota Mataram.
Lingkup spasial kajian dibagi menjadi 3 zona penelitian berdasarkan intensitas anak-anak melakukan aktivitas sebagai pelaku penguna tempat. Zona 1 adalah area playground dan taman baca, zona 2 adalah area bermain anak yang lebih bersifat terbuka dan fleksibel, dan zona 3 adalah area bermain dan berolahraga. 3 zona ini dijadikan sampel penelitian dengan mengkaji dari 6 aspek kajian yang menjadi variabel penelitian yang telah dijelaskan pada table sebelumnya. Bentuk kajian berupa pengamatan aktivitas anak dan kondisi lokasi menjadi tempat anakanak bermain dan beraktivitas. Kelayakan lokasi mengacu pada teori standar ruang terbuka ramah anak berdasarkan kriteria kementerian PPPA 2016.
LINGKUP PENELITIAN
1. Tinjauan umum Taman Udayana Mataram
Taman Udayana merupakan ruang terbuka sebagai kebanggaan warga Kota Mataram. Taman ini berlokasi di jalan Udayana, tepatnya berada di tengah-tengah pusat kota Mataram. Taman ini memiliki fungsi yang tidak sedikit dalam dinamika kehidupan masyarakat kota Mataram dan sekitarnya. Berada di jalan Udayana, dan Jantung Kota Mataram membuat Taman Udayana mudah diakses dengan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Taman Udayana juga memilki berbagai fasilitas dan kegiatan di area taman yang menjadi daya tarik pengunjung. Diantaranya berupa tempat bermain, fasilitas olahraga seperti arena sketboard dan lapangan basket, pedagang kaki lima dan lain sebagainya.
Taman Udayana juga sebagai taman yang menghubungkan antara kawasan wisata Senggigi di Lombok Barat dan kawasan urban kota Mataram. Kelebihan tersendiri yang dimilikinya adalah kebijakan pemerintah yang memberlakukan tempat ini sebagai aree bebas kendaraan bermotor di akhir pekannya. Setiap akhir pekan taman ini dijadikan sebagai lokasi car free day. sehingga banyak aktivitas yang dilakukan masyarakat kota mataram di Taman Udayana.
HASIL
& PEMBAHASAN
Gagasan Penataan Berdasarkan Evaluasi
Beberapa poin-poin yang gagasan penataan antara lain:
1. Perubahan tata letak area bermain anak. Area bermain dengan sifat pasif berusaha disatukan di satu sisi dan berdekatan, dengan tujuan kemudahan akses dan kemudahan pengawasan.
2. Area bermain aktif seperti olahraga, skate board dan tracking olahraga sepeda dipisahkan ke zona yang lebih tenang dan baik secara keselamatan. Dengan tujuan memberikan kenyamanan bagi pengguna dari kebisingan kendaraan dan aktivitas PKL
3. Penataan area dan tempat PKL untuk merapikan kondisi PKL pada taman Udayana
4. Menambah fasilitas berupa tempat pengawasan oleh petugas, fasilitas WC, dan Pos Kesehatan. Ditata berada di tengah area taman agar memudahkan jangkauan oleh pengguna tempat.
HASIL & PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi sebelumnya didapatkan
bahwa Taman Udayana Mataram belum sepenuhnya memenuhi kriteria RPTRA sebagaimana menjadi parameter Kota Layak Anak di Mataram. Sebagian besar aspek kajian dapat dikatakan sudah cukup memenuhi namun masih belum maksimal dalam penerapannya. Dari keempat aspek yang menjadi variable penelitian, keselamatan dan keamanan masih menjadi kekurangan pada Taman Udayana Mataram. Terutama pada kondisi dan fasilitas yang masih belum memadai. Secara keseluruhan, Taman Udayana Mataram sudah cukup mampu menjadi ruang publik bagi anak yang menyenangkan dan cukup nyaman. Karena beberapa indikator dapat ditemukan di area taman dan area bermain anak. Sebagai contoh adanya tanaman pohon yang cukup rindang memberikan kenyamanan penghawaan bagi area bermain. Sehingga memberikan kesejukan bagi anak anak saat bermain. Penggunaan tapak yang tidak menggunakan perkerasaan pada area bermain memungkinkan tidak membahayakan anak apabila terjatuh. Aspek yang masih kurang memenuhi kriteria RPTRA yakni pada aspek keamanan dan keselamatan. Hal ini dikarenakan pada aspek keamanan masih belum adanya fasilitas pengawasan berupa CCTV di area bermain dan taman. Melihat banyaknya tindak pencurian yang terjadi di area Taman Udayana. Pada aspek keselamatan juga masih kurang karena kondisi material dan alat permainan yang tidak terurus dan cencerung pada membahayakan keselamatan anak saat bermain. Oleh karena itu, pada gagasan penataan Taman Udayana ditekankan pada pertimbangan keamanan dan keselamatan yang cenderung masih belum terpenuhi. Dengan pertimbangan tata letak dan fasilitas Ruang public yang di tambahkan pada Taman Udayana, dalam rangka untuk mencapai kriteria RPTRA di Taman Udayana, Mataram.
KESIMPULAN
COMPETITION PROJECTS C
SAYEMBARA VILLA GRC 2021
Status: Competition Entry
GIRI DAKSA
BETWEEN BODY & HISTORY
Krakatau
1
Tanjung Lesung
Giri Daksa dan penghayatan masa silam. “Jauh di sebelah utara berjarak 40 km, sebuah kisah epik kedahsyatan krakatoa, sebuah gunung (Giri) api yang kabarnya mengguncang hingga negeri nan jauh, menghapus setengah peradaban kala itu. Tahun dimana matahari itu enggan muncul. Kisah tersebut terwarisi dengan baik dari catatan yang tertulis hingga lisan yang dituturkan.
Dahulu dalam membentuk sebuah arsitektur tradisional maka ukuran satuan yang digunakan berdasarkan ukuran tubuh (daksa) penghuninnya. Istilah depa, hasta hingga atengan jadi dasar menentukan dimensi. Kini kemajuan perkembangan teknologi terutama pada material fabrikasi menjadi sebuah tantangan untuk beradaptasi dengan nilai-nilai lama. Bagaimana ukuran satuan bidang material fabrikasi mampu di konversi kedalam satuan tradisi.”
SAYEMBARA ACSENT UDAYANA 2021
Status: TOP 25
RUMPUN BENGAWAN
FLOODING AS A SEASON
“Ada fenomena menarik dari alam. Saat gerombolan semut api saling merangkul, berpegangan satu sama lain di atas air banjir. Sebuah pelajaran kehidupan dapat kami ambil dari sana. Semut semut kecil Bersatu seperti membentuk rakit. Mengapung mereka dalam waktu entah menentulah. Kemudian saat air bencana itu mulai surut, berkat gandeng menggandeng semut tersebut membuat koloni mereka tetap bertahan untuk kehidupan kelompok mereka.
Sudut pandang baru telah kami pelajari dari fenomena alam yang begitu mengagumkan ini. saat bencana melanda warga. Apa sebenarnya yang mereka butuhkan pertama? Saat banjir menenggelamkan. Apa memang sandang pangan papan itu yang menjadi aksi pertama untuk mereka? Atau jangan jangan sesederhana solidaritas antar mereka adalah jawabannya. Saling merangkul, saling menyediakan, saling mengangkat satu sama lain. Sebagaimana semut semut tersebut Berjaya diatas genangan air banjir itu.
Mereka (warga) menjadi semut semut yang “bergandengan”, mereka menjadi rakit atas diri mereka sendiri. Mereka terhubung satu sama lain. Yang lebih memberi pada yang kurang, yang mampu membantu yang lemah, yang kuat menarik yang tenggelam. Kalau ini jawaban dari dampak genangan yang katanya membatasi gerak manusia. Sungguh sangat indah kampung kami ini. Yang lebih dan yang kuat tidak menjadi egois atas diri sendiri. Yang kurang dan yang lemah juga bukan selalu menjadi korban rugi yang tercatat di berita media masa.”
2
Nilai solidaritas terinspirasi dari fenomena semut api membentuk rakit saat terjadi banjir
Prinsip Rakit bambu sebagai akses dan koneksi antar hunian sehingga nilai solidaritas dapat terwujud.
INFORMASI SITE & USER
LOKASI SOLIDARITY
Tepi Sungai Bengawan Solo, Kampung Putat, Kelurahan Sewu, Kecamatan Jebres, Surakarta, Jawa Tengah
Lokasi site ini menjadi langganan banjir setiap tahunnya. Banjir diakibatkan luapan sungai Bengawan solo dan genangan kiriman dari daerah barat yang cenderung lebih tinggi. Bahkan beberapa tahun lalu genangan air mencapai sekitar 1,5 meter. Tentu ini menjadi masalah rutin bagi warga sekitar setiap tahunnya. Barang-Barang dagangan warga menjadi korban sehingga pendapatan pun ikut berkurang selama masa banjir.
saat air Bengawan solo meluap ke permukiman, maka solidaritas dan bantu membantu antar masyarakat adalah aksi pertama yang sebenarnya dibutuhkan.
EXPANDABLE
Desain modular rumah memungkinkan untuk di perbesar, ataupun di tambah jumlah lantainya. Hal ini mengikuti kebutuhan masing-masing dari user penghuninya
HYDRO-FRIENDLY
Paradigma genangan banjir sebagai bencana mencoba di ubah menjadi “banjir sebagai sebuah musim” sehinga orang orang akan menyambut banjir selayaknya mereka menyambut musim penghujan.
NATURE-RESOURCES
Menggunakan material alam sekitar sebagai material bangunan yang relatif ringan dan juga ekosistem sungai. Sebagai wujud kembali pada alam dan kembali bergantung akan apa yang alam sediakan.