7 minute read

HASIL & PEMBAHASAN

1. Jenis Aktivitas dan Penggunaan Tempat Oleh Warga Setempat

2. Seting dan Pemetaan Aktivitas Pengguna

Advertisement

Dan Pengunjung

Bentuk dan tata letak fisik suatu tempat dipengaruhi oleh aktivitas apa saja yang dilakukan ditempat tersebut sesuai denga napa yang dibentuk oleh pelaku kegiatan. Pola keruangan yang berbeda tentu juga akan memicu perilaku yang berbeda karena adanya hubungan timbal balik antara pola perilaku dengan lokasi yang dibentuk untuk berkegiatan. Pada pembahasan ini dikaji mengenai bagaimana pola aktivitas manusia dalam membentuk ruang untuk mereka berkegiatan.

Berdasarkan kriteria yang sudah dijelaskan tersebut, dapat diindentifikasi sejumlah aktivitas yang berpola dan dilakukan secara berulang pada area Pantai Beraringan. Didapatkan sebanyak 6 aktivitas utama yang menjadi kegiatan warga dan pengunjung pantai yaitu: 1). Aktivitas nelayan, 2). Duduk dan Nongkrong, 3). Kegiatan PKL, 4). Berenang, 5).Bermain, 6). Olahraga.

Dari keenam aktivitas tersebut, tidak serta merta dapat ditemukan dalam satu waktu yang sama di area pantai. Melainkan terdapat waktu-waktu tertentu yang dijadikan masyarakat untuk berkegiatan. Terdapat juga aktivitas yang tidak rutin dapat ditemukan karena bergantung pada keinginan warga dan pengunjung, seperti halnya berolahraga dan berlari/jogging.

Perbedaan tempat beraktivitas dipengaruhi oleh latar belakang pelaku pengguna dan kesesuaian ruang yang ingin dibentuk oleh pengguna. Perbedaan karakter dan suasana tempat dipengaruhi oleh manusia yang berkegiatan ditempat tersebut. Dari berbagai pola aktivitas yang ditemukan pada area pantai ternyata memiliki karakter keruangan dan pelaku pengguna yang juga berbeda. Jenis aktivitas Area PKL

Duduk dan nongkrong Ada pasir pantai

Kegiatan PKL Ada, permanen Ada, tidak permanen Bangunan PKL PKL kendaraan, menggunakan tenda Berenang Ada

Pantai, playground

Olahraga Ada, pantai

DUDUK DAN NONGKRONG

Hasil Pemetaan

Zona aktivitas nelayan

Zona nongkrong

Aktivitas PKL dan kedai makanan

Zona bermain anak

Aktivitas olahraga (sepak bola)

Lokasi berenang

AKTIVITAS NELAYAN

KEGIATAN PKL BERENANG

OLAH RAGA

Kesimpulan

Interaksi sosial dan kebutuhan akan ruang rekreasi bagi masyarakat tidak bisa dipungkiri lagi bahwa bukan hanya warga perkotaan yang membutuhkan ruang tesebut, melainkan masyarakat di pedesaan dengan densitas menengah pun memerlukan ruang-ruang yang mampu sebagai wadah mereka dalam berinteraksi satu sama lain. Dalam kasus ini, Pantai Beraringan dibentuk oleh setiap kalangan masyarakat sehingga menjadi wajah dan merepresentasikan kehidupan sosial warga sekitar dengan mengacu pada persepsi masyarakat tentang ruang interaksi dan rekreasi yang mereka pahami. Area yang masih alami pun dapat menjadi tempat yang hidup bagi masyarakat dalam melakukan berbagai aktivitas sesuai dengan kepentingan dari setiap sifat dan karakter pelaku pengguna.

Pada kajian kali ini, representasi dari ruang interaksi dan rekreasi warga di Pantai Beraringan adalah tempat berkumpul, ruang duduk, tempat berolahraga, tempat aktivitas nelayan, aktivitas PKL, dan area bermain. Dari berbagai aktivitas ini masing-masing memiliki sifat dan pengguna yang berbeda-beda. Hal-hal yang menjadi temuan pada kegiatan tersebut antara lain:

1. Setiap kegiatan tidak berlangsung secara bersamaan satu sama lain. Beberapa aktivitas dapat ditemukan sesuai waktu biasa pengguna melakukan aktivitas. Misalnya warga yang melakukan olahraga dapat ditemukan pada waktu sore hari, sementara kegiatan PKL dapat ditemukandari pagi hingga malam hari.

2. Aktivitas nelayan dan PKL merupakan kegiatan dimana pelakunya adalah warga sekitar yang menetap di Dusun Beraringan

3. Pengguna dan pelaku dari aktivitas olahraga seperti bermain bola dan jogging ternyata bukan hanya warga sekitar, melainkan orang-orang dari luar yang juga memanfaatkan pesisir pantai sebagai area untuk berolahraga.

4. Pada zona PKL dan tempat nongkrong, pengguna lebih didominasi oleh kalangan pemuda yang berasal dari berbagai tempat. Baik dari Dusun Beraringan Sendiri maupun pengguna dari luar.

Supervisor:

Fajrianto, S.T., M.T.

Adicita Permukiman Dan Perkotaan

JUDUL: IDENTIFIKASI PENERAPAN KONSEP RAMAH ANAK PADA

TAMAN UDAYANA MATARAM

Abstrak:

Kota Layak Anak (KLA) merupakan salah satu isu dan tren penting dunia saat ini, terutama di Indonesia. Dengan menyediakan konsep Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) sebagai salah satu pengembangan. Termasuk didalamnya juga pada ruang publik kota Mataram sebagai Kota Layak Anak. Taman udayana berada pada jalan arteri utama kota mataram dari arah Lombok barat. Yang tentunya akan mudah di askes oleh setiap kalangan. Akan tetapi masih banyak aspek ramah anak yang masih belum terpenuhi pada Ruang Publik Taman Udayana ini. Melihat bahwa kota Mataram sebagai Kota Layak Anak, maka perlu adanya evaluasi penerapan konep ramah anak pada Taman Udayana Mataram. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Taman Udayana sudah menerapkan konsep ramah anak. Dan juga mengevaluasi serta membuat gagasan konsep penataan ruang publik yang lebih ramah anak pada Taman Udayana, Mataram.

Kata kunci: Ruang Terbuka Publik, Taman, Ruang Publik Terpadu Ramah Anak

Pendahuluan

Dampak pembangunan dan kemajuan teknologi telah membawa perubahan besar terhadap sikap dan perilaku masyarakat yang kini seringkali mengesampingkan kebutuhan tumbuh kembang anak. Hal ini menjadikan posisi dan kondisi anak menjadi sangat beresiko dalam berbagai permasalahan, seperti masalah kesehatan fisik dan psikis, masalah pendidikan dan masalah tindak kriminalitas. Pengembangan kota yang sesuai dan aman bagi anak-anak telah menjadi perhatian dunia. Begitu pun di Indonesia, Peraturan Menteri Negara PPPA

RI No.11 Tahun 2011 tentang Kebijakan Pengembangan Kabupaten/ Kota Layak Anak menjadi dasar bagi pemerintah kota dan kabupaten dalam rangka menyusun strategi pembangunan untuk mencapai predikat kota/kabupaten layak anak (KLA). Salah satu konsentrasi dalam mewujudkan KLA adalah dengan pengadaan taman layak anak di lingkup permukiman penduduk, atau yang lebih dikenal dengan konsep Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA). RPTRA merupakan sebuah taman atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang didesain dengan konsep modern yang ramah anak dengan dilengkapi berbagai sarana prasarana pendukung seperti gazebo, sarana olahraga, fasilitas bermain, perpustakaan, toilet, lapangan bermaindan lain-lain (Utami, 2016).

Kota layak anak merupakan salah satu program utama dalam pembangunan Kota Mataram sejak tahun 2014 lalu. Namun realitanya konsep layak anak ini belum terlihat secara signifikan pada perkembangan dan arah pembangunan Kota Mataram. Pembenahan pada ruang publik kini sedang digencarkan oleh pemerintah dengan mempertimbangkan aspek ramah anak pada pembenahan ruang publik. Sebagai contoh ruang publik yang menjadi fokus pemerintah adalah ruang publik Jalan Udayana. Menjadi ruang komunal perkotaan yang seolah olah menjadi wajah kota mataram dari arah timur.

Selain itu, banyak aspek dalam penerapan RPTRA di Taman Udayana yang tidak sesuai dengan konsep RPTRA sendiri. Mulai dari fasilitas bermain anak yang kondisinya sudah banyak yang meperihatinkan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Mataram, Nyayu Ernawati, S.Sos., kepada Suara NTB di sela orientasi bagi anggota DPRD, mengungkapkan kondisi fasilitas bermain anak di beberapa titik kota mataram cukup memperihatinkan dan mengarah pada kondisi membahayakan keselamatan anak-anak jika masih digunakan.

Salah satu indikator dari Kota Layak Anak adalah tersedianya ruang interaksi publik yang memadai bagi anak. Oleh karena itu, pengenalan yang lebih mendalam terkait karakteristik ruang public terpadu ramah anak perlu untuk diteliti karena ini merupakan aspek pembangunan penting dalam rencana pembangunan Kota Mataram. Selain itu RPTRA berada di tengah kepadatan pembangunan ibukota Provinsi, sehingga menjadi lokasi yang tepat untuk dijadikan referensi bagaimana sebuah lingkungan yang memiliki keterbatasan ruang tetap dapat menyediakan ruang kebutuhan anak. Untuk lokasi studi yang menjadi amatan penelitian adalah RPTRA Udayana yang terletak di kelurahan Dasan Agung, Mataram. Hal ini dikarenakan ruang publik Udayana menjadi salah satu pusat komunal yang tidak jarang menjadi tempat banyak anak anak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi ruang publik Udayana ditinjau dari aspek ramah anak, mengevaluasi Taman Udayana terkait penerapan konsep ramah anak. Dan juga membuat gagasan penataan Taman Udayana berdasarkan evaluasi dan standar ramah anak.

Metodologi

Metode penelitian yang digunakan pada kajian ini adalah pendekatan kualitatif dengan sifat kajian adalah deduktif, yakni mengacu ke berbagai teori. Pendekatan kualitatif didapat dari hasil pengamatan lapangan dalam bentuk analisis data pengamatan. Media pengamatan dan studi lapangan berupa catatan, foto dan sketsa. Adapun lokasi peneltian berada di Taman Udayana, kelurahan Dasan Agung, Kota Mataram.

Lingkup spasial kajian dibagi menjadi 3 zona penelitian berdasarkan intensitas anak-anak melakukan aktivitas sebagai pelaku penguna tempat. Zona 1 adalah area playground dan taman baca, zona 2 adalah area bermain anak yang lebih bersifat terbuka dan fleksibel, dan zona 3 adalah area bermain dan berolahraga. 3 zona ini dijadikan sampel penelitian dengan mengkaji dari 6 aspek kajian yang menjadi variabel penelitian yang telah dijelaskan pada table sebelumnya. Bentuk kajian berupa pengamatan aktivitas anak dan kondisi lokasi menjadi tempat anakanak bermain dan beraktivitas. Kelayakan lokasi mengacu pada teori standar ruang terbuka ramah anak berdasarkan kriteria kementerian PPPA 2016.

1. Tinjauan umum Taman Udayana Mataram

Taman Udayana merupakan ruang terbuka sebagai kebanggaan warga Kota Mataram. Taman ini berlokasi di jalan Udayana, tepatnya berada di tengah-tengah pusat kota Mataram. Taman ini memiliki fungsi yang tidak sedikit dalam dinamika kehidupan masyarakat kota Mataram dan sekitarnya. Berada di jalan Udayana, dan Jantung Kota Mataram membuat Taman Udayana mudah diakses dengan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Taman Udayana juga memilki berbagai fasilitas dan kegiatan di area taman yang menjadi daya tarik pengunjung. Diantaranya berupa tempat bermain, fasilitas olahraga seperti arena sketboard dan lapangan basket, pedagang kaki lima dan lain sebagainya.

Taman Udayana juga sebagai taman yang menghubungkan antara kawasan wisata Senggigi di Lombok Barat dan kawasan urban kota Mataram. Kelebihan tersendiri yang dimilikinya adalah kebijakan pemerintah yang memberlakukan tempat ini sebagai aree bebas kendaraan bermotor di akhir pekannya. Setiap akhir pekan taman ini dijadikan sebagai lokasi car free day. sehingga banyak aktivitas yang dilakukan masyarakat kota mataram di Taman Udayana.

Gagasan Penataan Berdasarkan Evaluasi

Beberapa poin-poin yang gagasan penataan antara lain:

1. Perubahan tata letak area bermain anak. Area bermain dengan sifat pasif berusaha disatukan di satu sisi dan berdekatan, dengan tujuan kemudahan akses dan kemudahan pengawasan.

2. Area bermain aktif seperti olahraga, skate board dan tracking olahraga sepeda dipisahkan ke zona yang lebih tenang dan baik secara keselamatan. Dengan tujuan memberikan kenyamanan bagi pengguna dari kebisingan kendaraan dan aktivitas PKL

3. Penataan area dan tempat PKL untuk merapikan kondisi PKL pada taman Udayana

4. Menambah fasilitas berupa tempat pengawasan oleh petugas, fasilitas WC, dan Pos Kesehatan. Ditata berada di tengah area taman agar memudahkan jangkauan oleh pengguna tempat.

Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi sebelumnya didapatkan bahwa Taman Udayana Mataram belum sepenuhnya memenuhi kriteria RPTRA sebagaimana menjadi parameter Kota Layak Anak di Mataram. Sebagian besar aspek kajian dapat dikatakan sudah cukup memenuhi namun masih belum maksimal dalam penerapannya. Dari keempat aspek yang menjadi variable penelitian, keselamatan dan keamanan masih menjadi kekurangan pada Taman Udayana Mataram. Terutama pada kondisi dan fasilitas yang masih belum memadai. Secara keseluruhan, Taman Udayana Mataram sudah cukup mampu menjadi ruang publik bagi anak yang menyenangkan dan cukup nyaman. Karena beberapa indikator dapat ditemukan di area taman dan area bermain anak. Sebagai contoh adanya tanaman pohon yang cukup rindang memberikan kenyamanan penghawaan bagi area bermain. Sehingga memberikan kesejukan bagi anak anak saat bermain. Penggunaan tapak yang tidak menggunakan perkerasaan pada area bermain memungkinkan tidak membahayakan anak apabila terjatuh. Aspek yang masih kurang memenuhi kriteria RPTRA yakni pada aspek keamanan dan keselamatan. Hal ini dikarenakan pada aspek keamanan masih belum adanya fasilitas pengawasan berupa CCTV di area bermain dan taman. Melihat banyaknya tindak pencurian yang terjadi di area Taman Udayana. Pada aspek keselamatan juga masih kurang karena kondisi material dan alat permainan yang tidak terurus dan cencerung pada membahayakan keselamatan anak saat bermain. Oleh karena itu, pada gagasan penataan Taman Udayana ditekankan pada pertimbangan keamanan dan keselamatan yang cenderung masih belum terpenuhi. Dengan pertimbangan tata letak dan fasilitas Ruang public yang di tambahkan pada Taman Udayana, dalam rangka untuk mencapai kriteria RPTRA di Taman Udayana, Mataram.

This article is from: