4 minute read

BUSSINESS MODEL CANVAS

Seruas Resto & Co Working Space

- Menjalin hubungan baik dengan partner yang terlibat

Advertisement

- Menjalankan event atau acara tertentu bersama dengan memberi tetap

- Mempublish aktivitas keseharian yang terjadi di bangunan cafe dan coworking space pada media sosial

- Keunikan dari tempat yakni mengusung tema interior berupa pola kayu dan banyak menggunakan material kayu

- Menempatkan ruang outdoor pada lantai 3 karena lahan yang sempit dan tujuannya untuk memberikan keluasan pandang bagi pengguna yang berada di ruang outdoor tersebut

- Ruang restoran

- Cafe

- Workshop space

- Outdoor area

- Ruang diskusi

- Sumber daya manusia yang terlibat

- Aksesibilitas di rancang bisa digunakan oleh setiap kalangan, terutama penyandang disabilitas menggunakan ramp

Relationship

- Adanya pelayanan customer dan co working space yang aktif di sosial media untuk melayani pelanggan

- Terjalin hubungan dan komunikasi yang baik antara partner dengan pelanggan

- Pelajar dan mahasiswa yang paling mendominasi sebagai customer yang akan menggunakan cafe ini

- Start up bisnis yang mencari tempat menarik untuk bisnis

- Pecinta kuliner yang selalu mencari tempat baru untuk meningkatkan jiwa kuliner yang dimiliki bahkan untuk di eksplor

- Biaya pemasaran, marketing dan promosi

- Bahan baku makanan

- Biaya event rutin, seperti workshop

- Gaji pegawai seperti koki, customer service, admin, keamanan, kebersihan, dan lain-lain

- Penggunaan media sosial untuk mempublish dan memasarkan tempat

- Kerjasama dengan unicorn online antar makanan

- Workshop rutin bagi pelanggan start up

- Kolaborasi antar start up untuk saling bertukar ide dan gagasan

- Variasi jenis kuliner sehingga ada kuliner kalender pada restoran

Supervisor:

Hastuti Saptorini, S.T., M.Arch

Adicita Rancang Ruang

JUDUL: FENOMENA PLACEMAKING AREA PANTAI BERARINGAN

MENJADI RUANG KOMUNAL MASYARAKAT

Abstrak:

Pantai Beraringan merupakan kawasan pesisir pantai di Desa Kayangan. Menjadi bagian dari lokasi tempat pebakul mengambil ikan dari nelayan untuk di jajakan kepermukiman warga. Seiring dengan kemudahan akses membuat pantai ini kerap menjadi tempat masyarakat berekreasi. Sehingga adanya peralihan kegunaan sebuah ruang terbuka tepi laut menjadi tempat rekreasi dan komunal masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan hubungan warga dengan terbentuknya ruang sosial tepi pantai Beraringan, mengetahui berbagai pola aktivitas dan peran setiap masyarakat dalam proses terbentuknya place-making di Pantai Beraringan. Melihat minat warga untuk berekreasi di Pantai Beraringan cukup tinggi, namun peluang untuk melakukannya sangat terbatas karena penyediaan fasilitas penunjang tidak mendukung kegiatan yang diinginkan. Oleh karena itu, perlunya kajian aktivitas yang terbangun di ruang komunal tepi laut ini. Metode kajian yang bersifat kualitatif dengan pengamatan secara langsung bagaimana aktivitas dan pola kegiatan yang berlangsung di pantai Beraringan. Ditemukan berbagai aktivitas masyarakat yang terbentuk oleh kebutuhan dan persepsi setiap kalangan terhadap ruang sosial untuk berinteraski dan berekreasi

Kata kunci: place making, ruang publik, rekreasi, ruang interaksi.

Pendahuluan

Pantai Beraringan berada di Dusun Beraringan, Kecamatan

Kayangan, Kab. Lombok Utara, NTB

Peralihan kegunaan pantai oleh masyarakat sekitar

Masyarakat sekitar menggunakan pantai sebagai tempat rekreasi selain sebgai tempat mata pencaharian warga

Perkembangan akses membuat pantai beraringan sering dijadikan tempat rekreasi dan berkumpul melakukan aktivitas, baik dari warga sekitar maupun dari luar

Pantai Beraringan merupakan salah satu pantai yang berada di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Pantai ini diawalnya digunakan oleh masyarakat sekitar terutama masyarakat yang berada di Dusun Beraringan sebagai tempat aktivitas nelayan. Seperti memindahkan hasil tangkapan, menepikan sampan-sampan, dan aktivitas lainnya yang berkaitan dengan penjualan ikan. Seiring dengan perkembangan masyarakat pedesaan yang juga membutuhkan ruang terbuka sebagai tempat menyegarkan pikiran. Disamping perbaikan infrastuktur area pantai mengakibatkan banyak dari kalangan masyarakat mulai menggunakan pantai sebagai tempat rekreasi keluarga. Hal ini mengubah pola aktivitas yang sudah ada sebelumnya. Di samping nelayan yang menurunkan hasil tangkapan dari sampan, tentu ditambah juga dengan aktivitas orang-orang yang menggunakan pantai sebagai tempat rekreasi. Pantai beraringan Sebelumnya merupakan kawasan yang menjadi tempat nelayan memindahkan hasil tangkapan ke pengepul bakulan ikan. Namun seiring dengan akses yang sudah mulai terbenah di Kabupaten Lombok Utara mengakibatkan kemudahan mengakses tempat tersebut. Sehingga bukan hanya pengepul yang datang menunggu ikan dari nelayan, melainkan orang luar pun mulai ikut menunggu dan menjadikan tempat tersebut lebih hidup. Oleh karena itu, mulai banyak orang berdatangan sehingga mengundang para pedagang makanan dan minuman yang kemudian menetap untuk berjualan di tepi pantai Beraringan.

Terbentuk ruang dengan pola aktivitas yang berulang di Pantai Beraringan

Perkembangan pantai beraringan menjadi ruang komunal bagi warga menghadirkan ragam aktivitas dan kegiatan yang seirng dilangsungkan di area pantai. Dikarenakan pantai Beraringan yang mulai ramai dikunjungi orang untuk berekreasi. Sehingga fenomena ini sering di manfaatkan warga sekitar sebagai lokasi acara-acara tahunan. Seperti festival, balap sampan, dan orkestra. Sehingga pantai Beraringan tidak hanya sebagai ruang rekreasi, melainkan sebagai tempat yang mulai banyak di adakan acara rutin tahunan.

Akses publik Lombok Utara untuk aktivitas sosial ke ruang tepi laut atau pantai masih sangat terbatas baik dari segi kuantitas maupun kualitas ruang. Dari jumlah dan jenis ruang yang disediakan, kurang dapat mendukung fungsi rekreasi dan kegiatan sosial warga. Sementara itu perancangan ruang publik berbasis pengguna (users center) masih belum banyak dikembangkan dalam proses perancangan di Lombok Utara yang notabene merupakan daerah pariwisata. Secara khusus penelitian bertujuan untuk menemukan kedekatan tempat dari warga di ruang rekreasi pantai Beraringan, mengungkap pola aktivitas dan tingkat kesesuaiannya dalam seting ruang publik yang disediakan oleh pemerintah daerah, guna memperjelas kebutuhan rancangan arsitekturnya. Pentingnya penelitian adalah menemukan pemecahan masalah peralihan kegunaan pantai yang tidak sepihak dan secara sosial dapat diterima dalam proses pengambilan keputusan dari bawah (bottom-up) terkait permasalahan fungsionalisasi ruang publik di Lombok Utara.

Rumusan Permasalahan

Bagaimana proses fenomena place making di Pantai Beraringan?

Bagaimana pola aktivitas yang ada di pantai beraringan setelah fenomena place making?

Tujuan Kajian

Mengetahui proses place making Pantai Beraringan

Mengetahui pola aktivitas komunal Pantai Beraringan

Metode Penelitian

bersifat kualitatif bentuk pengumpulan informasi dan data dibantu dengan foto, video dan catatan

LINGKUP PENELITIAN

Lingkup Spasial

Penelitian dilaksanakan dengan mengambil konsentrasi pada zona PKL dan zona Nelayan dengan dikaitkan juga dengan aktivitas yang berlangsung di sekitarnya. Kedua tempat ini dipilih karena merupakan tempat yang paling banyak di minati pengguna untuk beraktivitas

Lingkup substansial

Materi penelitian yang digunakan adalah mengenai individu dan aktivitasnya dalam menggunakan ruang pesisir pantai sebagai ruang komunal. Ruang-ruang tempat individu masyarakat saling berinteraksi satu sama lain.

Lingkup temporal

Penelitian dan pengamatan dilakukan sekitar 6 hari namun tidak berurutan dengan sampel waktu dari pukul 16.00-18.00. dilakukan selama 6 hari untuk melihat perbedaan pola aktivitas di setiap harinya. Dan juga waktu sore hari dipilih karena menjadi waktu yang paling banyak dikunjungi oleh pengguna

This article is from: