6 minute read

DENAH RANCANGAN

COMPETITION ACHIEVEMENT: 5

1st Winner Architectural Blue Ribbon 2021

Advertisement

Inspireli Awards Entry 6th season, University of Bratislava

2nd Winner Domestic Contest of Asian Rookies Award

Top 7 in Asian Contest of Architectural Rookies Award 2021

Best 3d model video in Asian Contest of Architectural Rookies Award 2021

Supervisor:

M. Galieh Gunagama, S.T., M.Sc

AMBEN MERENTEN LIBRARY & COMMUNITY LEARNING

Amben merenten merupakan rancangan Community Space berbasis lingkungan baca dan kreativitas masyarakat. Berlokasi di Kampung Karang Tal, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Daerah yang masih kental dengan budaya dan nilai spiritual Membuat daerah ini memiliki nilai dan karakter tersendiri. Berawal dari keinginan klien untuk mengembangkan tempat yang menjadi wadah kegiatan warga kampung di dekat rumahnya. Dengan berbasis taman baca dan lingkungan pengetahuan. Klien berharap adanya sebuah tempat yang menjadi wadah masyarakat untuk melakukan kegiatan. Mulai dari melakukan perkumpulan, tempat anak-anak bermain, tempat para siswa setempat dapat belajar, dan pusat kegiatan komunitas pemuda setempat.

Nama “Amben Merenten” diambil dari konsep bangunan yang mengusung Amben atau tempat duduk pada Berugak (bangunan tradisional sasak) menjadi bagian dalam desain. Kata Merenten memiliki arti bersaudara, yang kemudian representasinya Dengan keterikatan ruang dan permainan elevasi menjadi pembeda dari aktivitas didalamnya. interaksi dan rasa kekeluargaan menjadi lebih kuat hingga setiap kalangan masyarakat punya rasa tanggung jawab dan rasa memiliki terhadap tempat.

Penggabungan konsep kehidupan sosial setempat dengan nilai nilai identitas masyarakat menjadi titik pertimbangan desain yang kemudian diangkat menjadi konsep dari rancangan Amben Merenten ini. Diharapkan kehidupan harmonis setiap kalangan akan tetap terus lestari dan tetap bersinergi antar kalangan masyarakat. Dan juga komunitas masyarakat memiliki rasa kebanggaan atas identitas yang melekat pada kehidupan sosial sampai saat ini.

Klien bernama Apriadi Putra, merupakan seorang tenaga pengajar yang juga aktif dalam pengembangan Masyarakat berliterasi dan sadar ilmu pengetahuan. aktif sejak masa kuliah dengan rekan-rekannya di jenius group. kini sedang melakukan pengembangan perpustakaan dusun di tiga lokasi di Lombok Utara Rencana dari owner ingin mengembangkan pusat baca warga setempat dengan tujuan supaya tidak hanya di lembaga pendidikan yang menyediakan sarana literasi, namun juga bagi warga setempat. Oleh karenanya, Apriadi Putra dan keluarga ingin mengembangkan taman literasi di atas tapak yang sekaligus menjadi rumah tinggalnya.

Site berada di Dusun Karang Tal, Desa Kayangan, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Berada di utara pulau Lombok yang masih sangat kental dengan adat istiada masyarakat suku sasak. nilai nilai spiritual masih sangat dipegang dan menjadikan kebiasaan dan tradisi ditengah tengah pemahaman masyarakat. Lokasi Tapak termasuk pada area permukiman dengan densitas menengah. tidak terlalu padat namun suasana perkampungan masih sangat kental dengan budaya dan tradisi tersebut.

Konteks Lokasi

lokasi Site Berada di Lingkungan Permukiman warga. Dengan beberapa area zona di sekitarnya. seperti zona Pertokoan berupa swalayan, pedagang kaki lima dan lain lain. terdapat juga zona pendidikan dimana terdiri dari sekolah SD, SMP, dan SMA. Zona pemerintahan juga berada tidak lebih dari radius 1 km dari site.

Akses menuju tapak yaitu melalui jalan permukiman bagi warga yang berkunjung, sedangkan akses dari luar melalui Jalan Utama, Jalan Raya Tanjung-Bayan. Karena berada di lokasi yang densitas penduduknya tidak terlalu padat. Maka area sekitar Site masih tergolong cukup lapang dan tidak banyak aktivitas urban yang bisa ditemukan di area skitar site. Namun dalam konteks sosial masih sangat kental dengan aktivitas masyarakat yang berbasis komunitas. baik komunitas adat, komunitas pemuda maupun komunitas dari Ibu-Ibu

Behavior dari warga yang sudah membudaya menjadikan berugak sebagai tempat berkumpul, musyawarah maupun sekadar berbincang. tidak jarang ditemukan setiap rumah warga biasanya ditemukan berugak ataupun Amben sebagi tempat berkumpul warga

Kondisi Site Eksisting

Site yang berukuran sekitar 670 m2 menyatu dengan rumah owner itu sendiri. namun bagian sebalah barat masih belum terkelola dengan baik. sehingga klien ingin projek ini bisa dibangun dilahan pribadinya, tepatnya disamping rumahnya.

Site yang rencananya sebagai lokasi rancangan sebelumnya merupakan lahan kosong dengan terdapat bangunan terbengkalai bekas rumah pemilik, namun karena sudah tidak ditempati, keadaannya sudah tidak layak untuk dipertahankan. klien saat ini me- manfaatkan lahan tersebut sebagai tempat menanam sayuran dan beberapa bibit buah, namun rencanannya akan dipindahkan kehalaman depan rumah apabila rancangan projek komunal ini dapat terealisasikan.

Permainan yang menjadi kebiasaan warga sekitar dari berbagai kalangan. Dari anak kecil, muda, bahkan dewasa. Tidak jarang dijadikan kegiatan lomba di hari-hari besar te tentu

Tanaman kelor (Moringa) menjadi bahan makanan warga setempat bahkan setiap hari akan ditemukan kegiatan warga berupa mengambil daun kelor menjadi sayur. Tidak jarang warga meminta tanaman kelor pada tetangga untuk dijadika sayur keluarga.

Storage for food

Storage for knowledge

LOANG GODEK, TRADITIONAL BUILDING

Indigenous people distinguish the function of space from the difference in floor elevation

Adapted from the Loang Godek ethnic building as one of the Sasak ethnic groups in North Lombok. It also aims to facilitate the interaction of various groups by representing the difference in floor level forms gets smaller in response to dusty environmental conditions. And also minimize the seepage of rainwater

Tapak dibagi menjadi 3 zona, orientasi mengambil imajiner gunung dan laut sebagai representasi nilai spiritual setempat gubahan dasar massa diangkat mengikuti pembagian zona dan menyesuaikan orientasi sebelumnya

Gubahan massa dibagi sesuai dengan fungsi dan kualitas ruang dalam bentuk blok massa beberapa massa di split untuk memberikan kedinamisan sirkulasi, sehingga sirkulasi menjadi lebih cair massa ditambahkan pada lantai 2 untuk menambah fungsi dan adaptasi kapasitas pengguna sistem grid menjadi garis imajiner pembentuk lansekap bangunan. bagian tengah diberikan untuk menanam sayur moringa orientasi massa selain mengambil dari garis imajiner yang merepresentasi nilai spiritualitas, juga memebrikan kesan keterbukaan bangunan terhadap warga dan pengguna karena langsung berhadapan dengan jalan sebagai akses utama rumah owner tempat duduk dan diskusi outdoor perpustakaan amben kedai kopi taman dan ruang outdoor playground fleksibel tempat pedagang keliling parkir sepeda dan kendaraa kecil

MATERIAL & STRUKTUR

Struktur mengunakan sistem struktur kayu jati. melihat kayu jati juga cukup mudah untuk didapat di area sekitar site. pada struktur bagian bawah menggunakan pondasi titik yang ditanam 120 cm dibawah permukaan tanah tapak. material pondasi menggunakan beton bertulang. untuk menyambung pondasi dengan kolom digunakan pedestal baja sebagai konektor agar kayu tidak menyentuh tanah secara langsung. setiap titik kolom terdiri dari 4 kolom kayu jati dengan dimensi 15 cm x 15 cm, karena dipasaranprodusen kayu setempat hanya ditemukan ukuran terbesar balok jati 15/15. maka untuk memberikan kekuatan yang baik digunakan 4 tiang kayu jati 15/15 di setiap titik-titik pondasi setempat dari beton tersebut. sementara untuk struktur balok menggunakan balok kayu kelapa. melihat juga banyaknya prosuden kayu kelapa di area sekitar site yang kemudian dijadikan sebagai struktur balok lantai.

Material-Material yang digunakan merupakan material yang juga mudah didapatkan di daerah sekitar tapak. dengan berbagai produsen material. Penggunaan material yang cenderung ringan dikarenakan masih adanya trauma berkelanjutan akibat gempa yang melanda Lombok 2018 lalu. Sehingga masyarakat sekitar selaku pengguna menginginkan penggunaan material ringan. hal ini juga memperlihatkan bahwa kembalinya masyarakat pada kebudayaan lama yang menggunakan kayu dan material alami sebagai material dalam membangun bangunan

Lantai 2

Lantai 2 bersifat lebih tertutup dengan adanya envelope. hal ini bertujuan untuk meneysuaikan aktivitas dan fungsi ruangnya. ruang ruang di lantai dua antara lain

1. perpustakaan

2. ruang diskusi indoor

3. ruang penyimpanan

4. ruang inventaris pengelola

Lantai 1

Lantai 1 bersifat terbuka dan lebih publik, dengan fasilitas dan aktivitas yang diwadahi lebih besar. ruang ruang di alntai 1 antara lain:

1. Amben berkumpul

2. kedai kopi

3. penyimpanan

4. kamar kecil

5. fish Teraphy

Project Team:

Meizzhan Hady

Sayyid Sayyaf

Yumna Rana Naurah

Supervisor:

Wiryono Raharjo, M.Arch, Ph.D

“PUNCA SARA”

KAMPUNG KAMI BINTARA JAYA, BEKASI

Punca Sara merupakan suatu rancangan kampung terpadu untuk masyarakat komunitas pemulung di Bintara Jaya, Bekasi Barat. Rancangan ini mencoba menganalogikan anatomi pohon sebagai elemen hidup yang sangat bagi kelangsungan kehidupan. Mengubah sesuatu yang terlihat tidak berguna menjadi lebih bernilai untuk penghuni dan lingkungan sekitarnya. Sebagaimana pohon mengubah unsur hara yang berada di tanah yang kotor menjadi buah yang ranum dan manis yang dapat dimakan oleh hewan dan manusia. Hal ini pun berkaitan dengan konteks pengguna dan permasalahan lokasinya. Permasalahan sampah yang menumpuk seolah memberikan kesan buruk bagi lokasi, mencoba dikelola menjadi sesuatu yang jauh lebih bernilai bagi masyarakat pemulung itu sendiri. Menjadikan hunian mereka seperti Prinsip Pohon rimba, terus tumbuh dan memberikan manfaat bagi lingkungannya. Sesuai Namanya, Punca yang diartikan ujung tumbuh pohon, dan sara berarti bekal yang bermanfaat. Kampung ini diharapkan menjadi pohon yang terus tumbuh, merawat dirinya sendiri dan memberikan manfaat bagi burung yang membuat sarang di dahannya, memberikan buah yang segar bagi hewan-hewan bahkan manusia, lingkungan yang sejuk karena keteduhannya, udara yang bersih karena oksigen yang dihasilkannya, dan makhluk hidup lain yang merasakan manfaat karena adanya pohon tersebut. Hal ini kemudian diaplikasikan pada konsep dan prinsip desain yang mengacu pada nilai -nilai keberlanjutan sesuai dengan konteks lokasinya. Beberapa solusi tersebut yakni manajemen limbah sampah plastik, bangunan murah dan ramah lingkungan, konservasi sungai hingga ketersediaan pertanian kolektif bagi warga.

This article is from: