Rp 2.000
SELASA, 18 SEPTEMBER 2012 z 16 HALAMAN z NO 4.402 zITH. XII ISSN 0215-2987
Muhidin Jadi Model Dadakan WAKTU yang dinanti-nanti pun tiba. Senin (17/9) malam, 24 peserta grandfinal Pemilihan Nanang Galuh (Naga) Banjarmasin 2012 beradu bakat dan kepandaian di depan dewan, sebelum terpilih dan dinobatkan menjadi Naga Banjarmasin 2012. Warga Banjarmasin sangat antusia mengikuti acara pemilihan Naga yang digelar di HBI itu. Mereka memberikan dukungan kepada teman, keluarga dan sahabat mereka yang tampil di panggung mengenakan kostum Nanang dan Galuh Banjar. Hingga berita ini diturunkan, pemilihan Naga Banjarmasin 2012 itu masih berjalan
dan sangat meriah. Selain menampilkan peserta satu per satu, malam grandfinal itu juga digelar peragaan busana koleksi istri Wali Kota Banjarmasin, Hj Fathul Zannah Muhidin, dan penampilan drama tari persembahan grandfinalis Naga. Dalam peragaan busana itu, ada kejadian yang mengejutkan dan di luar rencana. Muhidin memberikan karangan bunga dan turut memeragakan busana sasirangan. Jadi model dadakan ini dilakukan juga oleh Sekdako Zulfadli Gazali dan Wakil Wali Kota Banjarmasin, HM Irwan
BANJARMASIN POST GROUP/DONNY SOPHANDI
GRANDFINAL- Malam grandfinal Pemilihan Nanang dan Galuh Banjarmasin 2012 digelar di Hotel Banjarmasin Internasional, Banjarmasin, Senin (17/9). Dalam acara itu, Wali Kota Banjarmasin H Muhidin, menjadi model dadakan membawakan busana sasirangan koleksi istrinya, Hj Fathul Zannah Muhidin.
BERSAMBUNG KE HAL 8
Kai Aini Gagal Jual 6 Ribu ‘Buaya Kuning’ Tak Patuhi Larangan sang Istri
BANJARMASINPOST GROUP/NICKO RENDY
Kai Aini bersama barang bukti yang diamankan polisi.
MARTAPURA- Yang ada dipikiran M Aini alias Kai Aini (65) hanya keuntungan semata. Tergiur untung Rp 50 ribu sehari, Kai Aini pun
nekat menjual obat-obatan terlarang jenis Dextromethorpan di warungnya di daerah Pasar Blauran Martapura. Godaan mendapat untung besar itu akhirnya berujung di terali besi. Minggu (16/9) siang, kakek empat cucu ini ditangkap petugas Polsek Martapura Kota. Di warung Kai Aini, petugas menemukan obat-obatan terlarang yang kerap disebut ‘buaya kuning’ itu sebanyak 6.000 butir. Ribuan obat tersebut sudah terbungkus rapi dan siap dijual. Saat ditemui, pria yang tinggal di Desa Tambakanyar RT 6 itu mengaku menjual Dextro sejak dua bulan lalu. “Saya jual obat-obat itu lantaran pengha_silan dari warung minuman tak lagi banyak. Kalau mengandalkan dari warung cuma dapat Rp 15-25 ribu sehari. Sedangkan kalau jualan buaya kuning, bisa sampai Rp 50 ribu sehari,” ujarnya, Senin (17/9). Selama ini, kata Kai Aini, dia menjual paket Dextro 20 butir kepada pelanggannya seharga Rp 3.000 sampai Rp 3.500. Dan keuntungan bersih tiap 1.000 butir bisa sampai Rp 75 ribu. BERSAMBUNG KE HAL 8
Yongki Siap Ikuti TC PUBLIK pecinta sepak bola Tanah Air pastinya kenal dengan Yongki Aribowo. Namanya sempat menanjak ketika memperkuat Timnas Indonesia pada Piala AFF 2010. Pemain kelahiran Tulungangung, 23 Oktober 1989, itu menjadi incaran Barito Putera
untuk mengisi lini depan. Bahkan, Yongki sudah setuju untuk mengikuti training center (TC) Laskar Antasari secepatnya. Bukan hanya Yongki, mantan penggawa Sriwijaya FC, Siswanto juga bersiap mengikuti BERSAMBUNG KE HAL 8
Fakta Y ongki Yongki Nama Lengkap: Yongki Aribowo Lahir : Tulungangung, 23 November 1989 Tinggi : 1,75 meter Posisi : Striker Karier Junior 2004-2006 SSB Sinar Jaya 2006-2007 Perseta 2007-2008 PSBI Blitar 2008-2009 Persik Kediri U-21 Karier Senior 2009-2010 Persik Kediri 2010-2011 Arema Indonesia 2011-2012 Persisam Putra Samarinda Tim Nasional 2009 2010 2011
Timnas Indonesia U-23 Timnas Indonesia Timnas Indonesia
Bambang Rugi Rp 7 Juta Pengeringan Irigasi Matikan Ribuan Ikan Bawal MARTAPURA- Pengeringan air irigasi akhirnya minta “korban”. Sekitar 0,5 ton ikan bawal siap jual mati sia-sia. Pemilik tambak ikan pun men derita kerugian lebih dari Rp 7 juta. Kerugian itu dirasakan Bambang. Petambak di Desa Labuantabu, Bincau ini hanya bisa pasrah melihat ribuan ikan bawalnya mati. “Sejak kemarin, sekitar 0,5 ton ikan bawal saya mati. Ini terjadi karena air di irigasi tak lagi mengalir sejak dua hari lalu,” ujar Bambang, Senin (17/9). Menurut Bambang, para petambak sangat mengandalkan pasokan air dari irigasi untuk kolam-kolam ikan mereka. “Kerugian yang timbul lebih dari Rp 7 juta. Kalau sudah begini, mau marah sama siapa? Sebenarnya tak masalah air irigasi dikeringkan, tapi harus pas waktunya,” ujarnya. Bambang mengatakan, tak hanya ikan bawal siap panen yang mati. Bibit ikan pun sudah ada yang mati. “Beberapa indukan ikan mas, bawal dan nila yang saya pelihara juga banyak menga-
BANJARMASINPOST GROUP/NICKO RENDY
Ribuan ikan bawal milik seorang petambak di Desa Labuantabu, Bincau, mati. Ini terjadi setelah air irigasi dikeringkan untuk dibersihkan dari gulma.
pung dan mulai mengeluarkan bau busuk,” ujarnya. Beda dengan petambak di Cindaialus. Menurut Sekretaris Asosiasi Petani Ikan di Cindaialus, Afjan, hingga saat ini dampak dari pengeringan irigasi masih sangat minim. “Di daerah kami ini, ikan yang dipelihara rata-rata jenis BERSAMBUNG KE HAL 8
“Kami Menyetop Semua” PDAM Intan Banjar sudah menghentikan pendistribusian air bersih kepada ribuan pelangggannya. “Sejak dua hari lalu, operasional PDAM tidak lagi dilakukan. Kami menyetop semua,” kata
Kabag Umum dan Humas PDAM Intan Banjar, Dedy R Setiawan, Senin (17/9). Penyetopan operasional ini, kata Dedy, seiring tingkat level air yang ada di saluran irigasi berada jauh BERSAMBUNG KE HAL 8
Risna Kena Tegur Satpol PP Pedagang Enggan ke Tempat Relokasi BANJARMASIN- Senin (17/ 9) malam, puluhan pedagang di Kamboja dan di sepanjang Jalan Sutoyo S, mulai bundaran KB hingga jembatan samping pasar, seharusnya sudah menempati lokasi baru di Jalan Bank Rakyat. Namun tempat relokasi itu masih sepi dari pedagang. Pantauan Metro Banjar, Senin sore, beberapa pedagang di Jalan Soetoyo S sudah bersiap-siap untuk memasang lapak dagangannya di bahu
jalan. Mulai roda hingga tiangtiang pondasi tenda. Persiapan pedagang itu langsung terhenti ketika puluhan petugas Satpol PP Kota Banjarmasin melakukan sidak. Seperti yang dilakukan Risna. Pemilik warung makan ayam pecel ini langsung berhenti memasang tenda dagangannya. Anggota Satpol PP menegur dan meminta Risna membereskan roda beserta perlengkapan berdagangnya.
“Kan sudah diberitahu, kalau tetap tak menurut ya kami sita” ICHWAN NOOR CHALIK Kasatpol PP Kota Banjarmasin
Risna pun patuh. Semua barang, dia masukkan ke hala-
man ruko miliknya. Apakah mengetahui mengenai relokasi yang dibatasi pada Senin (17/9)? Risna mengatakan dia mengetahuinya. “Iya. Hanya saja, saya tak mendapatkan surat pemberitahuan seperti pedagang lainnya,” ujarnya. Risna mengatakan, dia berjualan di atas jembatan yang masih masuk area rukonya. “Saya tidak berjualan di pinggir jalan seperti pedagang lainnya,” ujarnya. BERSAMBUNG KE HAL 8
DOK/BPOST
1809/M1