2 minute read

Jaksa Periksa 4 Tersangka Masjid Raya Pekanbaru di Rutan

PEKANBARU - Jaksa penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Riau memeriksa empat tersangka dugaan korupsi proyek pembangunan fisik

Masjid Raya Pekanbaru atau Masjid Senapelan. Pemeriksaan ini merupakan yang pertama sejak penetapan tersangka.

Advertisement

Tersangka adalah

Aparatur Sipil Negara (ASN), Syafri, yang merupakan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) merangkap Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) kegiatan, Ajira Miazawa selaku Direktur CV Watashiwa Miazawa, Anggun Bestarivo selaku Direktur PT

Riau Mutli Cipta Dimensi, dan Imran Chaniago selaku pihak swasta atau pelaksana pekerjaan.

Penetapan tersangka dilakukan jaksa penyidik pada Rabu (8/3), setelah mengantongi dua alat bukti tindak pidana pada proyek

Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPR PKPP) Provinsi Riau Tahun Anggaran 2021 itu.

Tersangka langsung ditahan.

Kepala Seksi Penerangan Hukum dan Humas Kejati Riau, Bambang Heripurwanto mengatakan, keempat tersangka telah diperiksa Rabu (15/3).

“Sudah diperiksa kemarin (Rabu, red). Mereka diperiksa atas statusnya sebagai tersangka,” ujar Bambang, Kamis (16/3).

Bambang mengatakan, pemeriksaan dilakukan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas I Pekanbaru, tempat para tersangka ditahan. “Proses pemeriksaan di Rutan,” kata Bambang.

Saat ini, penanganan kasus masih dalam proses penyidikan. Menurut Bambang, tidak menutup kemungkinan, jaksa penyidik kembali memanggil saksi untuk dimintai keterangannya. “Kalau nanti ada kekurangan, bisa saja saksi dan para tersangka diperiksa lagi,” ungkap Bambang. Pada pemberitaan sebelumnya, Bambang menjelaskan kronologis tindak pidana yang dilakukan empat tersangka. Peristiwa terjadi pada

2021 lalu, di mana Dinas PUPR PKPP Provinsi

Riau melakukan kegiatan pekerjaan pembangunan fisik Masjid Raya Pekanbaru dengan dana bersumber dari APBD Riau dengan pagu anggaran sebesar Rp8.654.181.913. Pekerjaan tersebut dilaksanakan oleh CV Watashiwa Miazawa dengan nilai kontrak sebesar

Rp 6.321.726.003,54. Dengan waktu pekerjaan selama 150 hari kalender dimulai sejak tanggal 3 Agustus

2021 sampai 30 Desember

2021. “Pada 20 Desember

2021, PPK meminta untuk mencairkan pembayaran 100 persen, sedangkan bobot pekerjaan baru diselesaikan lebih kurang 80 persen. Pekerjaan dilaporkan bobot atau volume pekerjaannya 97 persen,” beber Bambang. Berdasarkan perhitun-

Jalan Sudirman Tak

Kunjung Diperbaiki

PEKANBARU - Sejum- lah titik Jalan Jenderal Sudirman, Kota Pekanbaru, mengalami kerusakan akibat pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).

Hingga kini kerusakan tersebut belum diperbaiki oleh kontraktor.

Perbaikan Jalan

Sudirman bekas galian IPAL ini merupakan tanggung jawab dari PT Adhi Karya. Padahal, pengerjaan proyek IPAL tepat di Jalan Sudirman depan STC hingga Jembatan Siak IV ini sudah lama selesai.

Namun, pihak kontraktor hingga kini tak kunjung memperbaikinya. Banyak material jalan yang berserakan di Jalan Sudirman yang dapat membahayakan pengendara, bahkan perbaikan jalan yang dilakukan kontraktor IPAL ini baru tampak baru separuh. Bekas galian yang gan fisik oleh ahli, bobot pekerjaan yang dikerjakan diperoleh ketidaksesuaian spesifikasi pekerjaan dan volume pekerjaan 78,57 persen (kekurangan volume pekerjaan).

Akibat perbuatan itu, perhitungan kerugian negara mencapai sekitar Rp1.362.182.699,62. Terhadap para tersangka disangkakan melanggar Pasal, Primer: Pasal 2 ayat

(1) jo Pasal 18 UndangUndang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pe-

Kriminalitas Diprediksi Meningkat Saat Ramadan rubahan atas UU Nomor 31 Tahun 1999 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana.

Subsidair: Pasal 3 Jo Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Ko- rupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana. (lda)

This article is from: