2. Aspek Kawasan
3. Pengelolaan
Berdasarkan fungsi hutan wilayah Unit KPHP Banjar terdiri dari :
Pembagian Blok Unit KPHP Model Banjar dibagi menjadi 8 blok , yaitu: Angkipih, Belimbing, Kusan, Pengaron, Peramasan, Remo, Sungai Pinang 1, Sungai Pinang 2 dengan luas tiap blok berkisar antara 13 ribu–21 ribu hektar
Hutan Lindung
40.739,84 ha Hutan Produksi Terbatas
25.373,45 ha Hutan Produksi Tetap
72.473,11 ha Penutupan lahan Terdiri dari: Hutan Primer 39,74%
Semak Belukar 38,42%
Hutan Sekunder 0,99%
Lahan Bekas Tambang 1,55%
Hutan Tanaman 6,71%
Pemukiman, lahan pertanian dan kebun campuran.
Daerah Aliran Sungai Di dalam KPH Produksi Banjar terdapat kawasan DAS Kusan (12.240,6 ha), DAS Riam Kiwa (123.865,3 ha), dan DAS Riam Kanan (2.480,5 ha). Banyak lahan kritis dan sangat kritis di wilayah KPHP Banjar seluas 52.467,0 ha (37,86%). Akibatnya setiap tahun terjadi banjir di bagian hilir Sungai Riamkiwa. Sungai pun hampir tidak pernah jernih, terlebih ada penambangan emas tradisional yang telah berjalan sejak 1970-an di bagian hulu Kecamatan Paramasan. (Hasil evaluasi BPDAS Barito tahun 2013)
Pembagian areal berdasarkan perijinan : Areal Berijin Ada 5 pemegang ijin IUPHHK-HTI yang menggunakan areal KPH Produksi Banjar seluas 94.316,0 ha. Juga terdapat Ijin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (IPPKH) tambang mineral dan batubara dengan luas total 2.007,49 ha . Areal Bebas Ijin Areal KPH yang bebas ijin seluas 52.850,40 ha dan tersebar di 8 blok dengan luas antara 5 ribu–14 ribu ha tiap blok. Setiap blok dibagi menjadi petak-petak (compartements) sebagai unit silvikultur, dengan jumlah 428 petak. Usaha kehutanan di kawasan Blok Pemanfaatan HHK-HT, seluas 36.160,2 ha diproyeksikan menjadi wilayah yang berpeluang menjadi bisnis utama (Core business) KPHP Banjar yaitu Hutan Tanaman Industri (HTI). Kawasan perlindungan dan konservasi plasma nutfah Ada tiga (3) plot, mewakili karakteristik hutan pegunungan di Peramasan seluas 1200 ha; hutan dataran rendah di Sungai Pinang 2 seluas 140 ha; hutan dataran rendah di Pengaron 160 ha. Penentuan Tata batas dan inventarisasi mulai tahun 2014 sampai 2017. Ada 4 izin pengelolaan hutan berbasis masyarakat dengan luas total 5.199,73 ha. Terdiri atas: Hutan Rakyat (699,73ha); Hutan Kemasyarakatan (1.500,00 ha); Hutan Adat (1.500,00 ha); Hutan Desa (1.500,00 ha).
RENCANA KEGIATAN STRATEGIS 10 TAHUN KE DEPAN Inventarisasi berkala wilayah kelola serta penataan hutan a. Rencana inventasisasi b. Rencana Pemetaan Kawasan
Perlindungan dan Konservasi Alam Rencana konservasi tanah dirancang sejak awal melalui pembuatan blok berdasarkan daerah tangkapan air atau DAS atau sub-DAS. Perlindungan keanekaragaman hayati terutama flora akan ditetapkan di tiga plot.
Pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu Pemberdayaan Masyarakat KPH Produksi Banjar akan membagikan 57.000 bibit karet dan 30.000 bibit tanaman buah-buahan. Tiap RPH memfasilitasi pembentukan minimal 3 Kelompok Tani Hutan (KTH) dengan anggota 10-15 orang, yang akan mendapatkan pelatihan yang dibutuhkan sehingga dapat menjadi mitra KPH dalam pengelolaan hutan berkelanjutan. Pembinaan dan pemantauan pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan pada areal yang berijin.
Rencana penyelenggaraan kordinasi dan sinkronisasi antar pemegang ijin Koordinasi dan sinergi dengan intansi dan para pihak terkait Rencana penyediaan dan peningkatan kapasitas SDM Pendanaan Pengembangan Data Base
Rencana Rehabilitasi pada lahan seluas 13.509,8 ha di tiga RPH: Peramasan (4.965,8 ha), Sungai Pinang (4.176,2 ha), dan Pakutik (4.367,8 ha).
Rasionalisasi wilayah kelola
Pembinaan dan pemanatauan pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi pada aeral ijin pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan.
Pengembangan investasi
Melakukan kajian kembali rencana pengelolaan
Rencana pembangunan sarana dan sarana, berupa tempat pertemuan dan pelatihan untuk 50 orang; dan dua kantor RPH di Peramasan Bawah dan Sungai Pinang.
KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN Alamat: KPHP Model Banjar, Desa Pakutik, Kecamatan Sungai Pinang, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan agust.kpgbjr@yahoo.co.id www.kph.or.id
Penjaga cadangan air dan kesejahteraan masyarakat
“Penjaga cadangan air dan kesejahteraan masyarakat” Kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Banjar, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan terhampar di wilayah ekosistem sub DAS Rima Kiwa dan Kusan. Ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan No: SK.793/Menhut-II/2009, seluas ± 139.957 Ha, kemudian dikoreksi oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri No.14/2010 menjadi seluas 138.586,4 Ha. Penyusutan luasan terjadi karena alasan administrasi yakni wilayahnya mengecil dari saat ditetapkan.
1.Kondisi umum daerah Administrasi Berdasarkan wilayah administrasi KPH Produksi Banjar terdiri: kecamatan Peramasan Bawah, Sei Pinang, Pengaron, Sambung Makmur dan Telaga Bauntung. Topografi Lahan KPH Produksi Banjar landai berbukit dan sebagian daerah curam dengan kelerengan antara 0-40% ke atas. Ketinggian antara 100 – 1.300 mdpl. Secara umum daerah terendah mulai dari barat daya yang makin tinggi menuju timur laut. Aksesibilitas Ada 6 jalan masuk menuju KPHP BAnjar. Di bagian barat, ada lima akses melalui Jl. Jendral A. Yani dan, akses di Timur melalui Kota Batulicin menuju Paramasan Bawah. Sosial Budaya Masyarakat Dayak Paramasan punya tradisi panen raya tahunan yang disebut Upacara Aruh Ganal pada Juli-Agustus. Upacara bertujuan untuk menjauhkan masyarakat dari bencana gagal panen, terhindar dari hama penyakit dan memperoleh panen yang melimpah. 47 desa/dusun berada di dalam dan sekitar kawasan hutan, 38 diantaranya berada di dalam kawasan. Selain itu ada lokasi transmigrasi dan masyarakat adat yaitu Dayak Meratus, di Dusun Bancing, Desa Paramasan Bawah, Kecamatan Paramasan yang telah menetap dalam kawasan hutan secara turun temurun. 90% penduduk yang tinggal di sekitar dan di dalam kawasan menggantungkan hidupnya dari bertani. Menunjukkan ketergantungan masyarakat sehingga kerjasama dan pengelolaan yang saling menguntungkan antara KPH Produksi Banjar dan masyarakat menjadi amat penting.
4. Aspek Sumber Daya Hutan Potensi Hasil Hutan Kayu Potensi kayu Kelompok Hutan Sungai Pinang 531.414,69 m3. Kawasan Hutan Produksi Terbatas Sungai Pinang 429.452,83 m3 Hutan Produksi Kelompok hutan Peramasan 36.012.20 m3 kayu Potensi HPT Peramasan 125.543,34 m3. Hutan tanaman di Blok VII Pengaron 140,32 m3 per ha, Blok I Remo dapat menghasilkan 126,14m3 per ha.
Potensi Non-Kayu Madu, hasil buruan, aren, rotan dan gaharu, kemiri, kapuk, melinjo dan rimpangan ( jahe, kencur, temulawak dan kapulaga).
Flora Umumnya dari famili Dipterocarpaceae; Myrtaceae; jambu hutan (Syzygium spp); jenis Ficus spp; ulin (Eusideroxylon zwageri T.et B); gaharu (Aquilaria malaccensis); sungkai (Peronema canescens Jack); rengas (Gluta renghas); laban (Vitex pubescen); pulai (Alstonia sp); dan berbagai jenis liana; rotan irit (Calamus trachycoleus), taman (Calamus caesius Blume) dan manau (Calamus manau).
Flora hasil budidaya Akasia (Accasia mangium), sengon (Albizia palcataria), jati (Tectona grandis), karet (Hevea brasiliensis) dan Gmelina (Gmelina sp) serta kemiri (Aleurites moluccana). Meranti : Balau, Bangkirai, Damar Batu, damar Darah, Damar Kuning, Damar Lilin, Geronggang, Keruing, Keruing Keladan, Keruing Minyak, Lanan, Lanan Batu, Lanan Pantai, Meranti, Meranti Batu, Meranti Kapau, Simpur. Kayu Indah : Birik, Kelampaian, Palampaian, Ramin, Sumpung, Sungkai, Tingkawang, Tingkawang, Ulin.
5. Aspek Kelembagaan Fauna Mamalia: Kera (Macaca fascicularis); Hirangan (Presbytis frontata); Bangkui (Macacus synomolgus); Kijang (Muntiacus muntjak); Beruang (Helarctos malayanus); Tenggiling (Manis javanica); Tupai (Sundasciurus species); Musang pandan (Paradoxurus hermaphroditus); Musang jayau (Diplogale hosei); Gobang (Mydaus javanensis); Macan dahan (Neofelis nebolusa); Babi hutan (Sus barbatus); Tikus (Rattus rattus); Kalong (Pterocarpus edulis); Rusa (Servus unicolor); Kancil (Tragulus javanicus) Burung (aves): Ayam hutan (Callus fenuginus); Karuang (Pynonotus goavier); Bubut (Phaenicophaeus tristis); Burakburak (Amourornis phoenicurus); Burung hantu (Ketupa ketupu); Elang (Ictinaetus malayensis Gelatik (Padda oryzivora); Papikau (Coturnix chinensis); Jalak (Acriditheres fuscus); Betet (Lanius schach); Sisikatan (Rhinomyias olivoceae); Murai (Copsychus saularis); Pipit (Lonchura malaeca); Enggang (Berinicornis comatus); Cuit (Orthotomos athogularis) Reptil: Ular belang (Bungarus fasciatus); Ular mura (Pelamis platurus); Ular hijau (Tremeresurus albolabris); Ular sanca (Python reticulatus); Ular sendok (Naja sputatrix); Ular kobra (Naja spp); Ular lombok; Kadal (Calotus jubatu); Bunglon (Gonychepalus sp); Biawak (Varanus salvator); Ular air (Enhydris sp)
Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam dan Budaya Pemanfaatan air dan aliran air sudah lama dilakukan oleh masyarakat di dalam dan sekitar hutan. Terdapat air terjun, jalur hiking dan wisata alam lainnya, tetapi akses masih sulit.
VISI “KPH Banjar menjadi salah satu pilar pembangunan wilayah dengan kawasan yang mantab, mandiri, lestari dan berkeadilan pada skema kemitraan” MISI 1. Mewujudkan areal kerja yang mantap dan menjamin keamanan berusaha. 2. Mewujudkan skema kelestarian produksi hasil hutan kayu. 3. Mewujudkan pemulihan daya dukung lahan melalui rehabilitasi dan reklamasi. 4. Mewujudkan kemandirian melalui skema kemitraan usaha yang berkeadilan dengan masyarakat dan dengan pemegang ijin. 5. Mencatatkan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi kabupaten Banjar. Para Pengelola UPT KPHP Model Banjar 15 orang anggota, dan terbagi menjadi tiga Resort Pengelolaan Hutan (RPH), yaitu RPH Peramasan, Pakutik dan Sungai Pinang. Masih diperlukan penambahan tenaga/pegawai untuk operasional dilapangan atau ditingkat tapak untuk melakukan inventarisasi berkala (tahun 2016). Perlu ditambah informasi susunan pengelola dan kapasitasnya plus peralatan Rencana pendanaan berkisar antara 4-6 milyar rupiah pertahun.
LIMA LANGKAH UNTUK MENJAWAB ISU STRATEGIS YANG DIHADAPI KPHP BANJAR
1 Penataan kawasan hutan secara lestari.
4
Melakukan rehabilitasi hutan dan lahan bersama masyarakat dan para pihak agar kerusakan hutan dapat teratasi.
2 Meningkatkan produktivitas kawasan hutan dan melakukan diversifikasi produk sumber daya hutan agar dapat memberikan PDRB yang memadai.
5
Pembentukan lembaga KPHL/P yang kuat untuk mengelola hutan pemanfaatan dan pembangunan kawasan secara lestari.
3 Melaksanakan skema Hutan Tanaman Rakyat , Hutan Kemasyarakatan, Hutan Desa dengan baik, dan mencari penyelesaian win win solution atas klaim lahan oleh masyarakat agar masyarakat lepas dari kemiskinan dan menjaga hutan.