Seri Info
Perhutanan
Beberapa kabupaten yang telah mengajukan PHBM diantara nya adalah
Sosial
1. Kabupaten Solok Luas wilayah Kabupaten Solok mengalami pengurangan secara signifikan setelah adanya pemekaran dengan Kabupaten Solok Selatan, dari semula 708 402 Ha (7 084.02 Km2) menjadi 373 800 Ha (3 738.00 Km2). Topografi wilayah sangat bervariasi antara dataran, lembah dan berbukit-bukit dengan ketinggian antara 329 Pelatihan Pemetaan dan Pembuataan Sketsa
meter – 1 458 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Solok disamping punya banyak sungai juga memiliki banyak danau yang terkenal dengan pesona keindahan alamnya. Diantara danau-danau tersebut, yang terluas adalah Danau Singkarak, diikuti oleh Danau Kembar (Danau Diatas dan Danau Dibawah) serta Danau Talang. Disamping itu Kabupaten Solok juga memiliki satu gunung berapi yaitu Gunung Talang. Ditinjau dari komposisi pemanfaatan lahan, pada tahun 2009 sebagian besar (38.88%) wilayah Kabupaten Solok masih berstatus hutan negara dan 16.02% berstatus hutan rakyat. Sedangkan yang diolah rakyat untuk ladang/kebun 10.32% dan dikelola perusahaan perkebunan 2.09%. Pemanfaatan lahan untuk sawah lebih kurang 6.30% dan merupakan areal sawah terbesar di Sumatera Barat. Sebagai sentra produksi padi di Sumatera Barat, pada tahun 2009 areal sawah terluas di Kabupaten Solok berada di Kecamatan Gunung Talang, kemudian diikuti oleh Kecamatan Kubung, dan Bukit Sundi. Kecamatankecamatan lain luas areal sawahnya masih di bawah angka 3000 Ha. Ada 6 Nagari di kabupaten ini yang dalam prose pengajuan skema PHBM dengan total luas mencapai 21.905 Ha yaitu : •
Nagari Surian Kecamatan Pantai Cermin ( Pengajuan
PHBM seluas 6.200 Ha)
•
Nagari Rangkiah Luluh Kecamatan Tigo Lurah
(Pengajuan PHBM seluas 1.220 Ha)
•
Koto Hilalang Kecmatan Kubu (Pengajuan seluas
PPHBM 560 Ha)
•
Nagari Sariak Alahan Tigo Kecamatan Hiliran Gumanti
(Pengajuan PHBM seluas 4.300 Ha)
•
Nagari Sungai Abu Kecamatan Hiliran Gumanti
(Pengajuan PHBM seluas 6.787)
•
Nagari Sirukam Kecamatan Payung Sekaki (Pengajuan
PHBM seluas 3.398 Ha)
2. Kabupaten Sijunjung Berdasarkan hasil pengukuran sementara melalui planimetris Luas kawasan hutan Kabupaten Sijunjung setelah pemekaran adalah 221.191,77 Ha dengan pembagian luas kawasan hutan menurut fungsinya adalah sebagai berikut : a. Hutan Suaka Alam dan Wisata : 40.461, 57 ha b. Hutan Lindung
: 85.677,78 ha
c. Hutan Produksi Terbatas
: 25,124, 06 ha
d. Hutan Produksi Tetap
: 39.611,76 ha
Pengelolaan Hutan Nagari Sumatera Barat
e. Hutan Produksi yang dapat
Dikonversi
: 30.316,60 ha
Pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan sampai dengan saat ini secara legalitas belum banyak dilakukan, namun secara fisik di lapangan terdapat beberapa kawasan hutan terutama hutan produksi yang telah berubah dari hutan dan semak belukar menjadi areal perkebunan rakyat yang secara swakelola dilaksanakan oleh masyarakat sekitar hutan. Sebagai antisipasi meluasnya pemanfaatan kawasan hutan oleh masyarakat maka Dinas Kehutanan telah melakukan beberapa upaya seperti pembangunan Hutan Tanaman Rakyat (HTR) yang telah dicadangkan oleh Menteri Kehutanan seluas 2.550 ha. Beberapa jenis hasil non kayu yang potensial dari wilayah ini antara lain karet, kopi, kelapa, kulit manis, gambir, pinang, nilam, kakao, kemiri dan kelapa sawit. Total Pengajuan Skema PHBM di kabupaten ini sebanyak 4 kecamatan dengan total luas lahan yang diajukan sebesar 6.466 Ha, yang terdiri dari : • Nagari Buluih Kasok Kecamatan Tarok (Pengajuan seluas
PHBM 2,769 Ha)
• Nagari Unggan Kecamatan Sumpur Kudus (Pengajuan
PHBM seluas 2.311 Ha)
• Nagari Padang Laweh Kecamatan Koto VII (Pengajuan
PHBM seluas 1.052 Ha)
• Nagari Sungai Langsek Kecamatan Kamang Baru
(Pengajuan PHBM seluas 334 Ha)
KOMUNITAS KONSERVASI INDONESIA WARSI (KKI WARSI) JL. INU KERTAPATI NO.12 KELURAHAN PEMATANG SULUR KECAMATAN TELANAIPURA KOTA JAMBI 36124 INDONESIA PO. BOX 117 JBI Email: office@warsi.or.id www.warsi.or.id