Sips kemitraan kphp mukomuko

Page 1

Seri Info

Perhutanan

Sosial

PASAK BUMI OBAT KONFLIK KEHUTANAN

D. POTENSI HUTAN DI WILAYAH USULAN MASYARAKAT. Berdasarkan dokumen Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu, areal yang diusulkan oleh masyarakat Desa Lubuk Silandak dan Desa Bukit Makmur sebagian besar masuk dalam wilayah HPT Air Ipuh II (Register 65A). Berdasarkan ketinggiannya dan iklimnya, kelompok hutan HP Air Ipuh II termasuk dalam tipe ekosistem hutan hujan tropis dataran rendah. Namun, sebagian besar wilayah HP Air Ipuh II sudah dibuka menjadi perkebunan atau tanah terbuka.

dan rotan udang yang biasa di buat untuk keranjang. Ditemukan juga jenis tanaman obat antaralain Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack). Sedangkan potensi kayu

Kemitraan Pengelolaan Hutan Produksi di Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu

yang mulai ditanam oleh masyarakat di sekitar kebunnya seperti medang perawe (Litsea odorifera Val.), dan Kayu Kepayang (Pangium edule Reinw. ex Blume). Pengelolaan hasil hutan kayu dan non kayu ini dapat menjadi solusi perbedaan model pengelolaan hutan antara masyarakat dan pemerintah. Khusus tanaman obat dari alam, pasak bumi telah lama dikenal oleh masyarakat Mukomuko, terutama

Berdasarkan citra Landsat liputan tahun 2005, luas hutan primer di HP Air Ipuh II tinggal 4.8% . Jenis-jenis pohon pada HP Air Ipuh II antara lain Shorea sp, Durio zibethinus, Dipterocarpus sp, Cinnamomum porrectum, Fragraea fragran, dan Dyera costulata. Jenis satwa yang ditemukan antara lain harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), beruang madu (Helarcos malayanus), babi hutan (Sus scrofa), rusa (Cervus sp), napu (Tragulus sp), tapir (Tapirus indicus), monyet ekor panjang (Maccaca fascicularis),

antara lain rotan manau (Calamus manan Miq.), rotan semut

ungko

(Hylobates

agilis),

siamang

(Symphalangus syndactylus), gajah (Elephas maximus). Di wilayah ini dapat dikembangkan potensi hasil hutan kayu dan non kayu. Berdasarkan identifikasi yang dilakukan oleh Genesis bersama masyarakat disekitar aliran sungai Bantal Kiri ditemukan berbagai jenis rotan

masyarakat adat Suku Sembilan. Tanaman ini digunakan untuk obat anti dingin, obat malaria dan obat tiphus. Selain itu juga terdapat potensi wisata dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro. Terdapat anak sungai yang memiliki debit air cukup dengan ketinggian terjunan mencapai 80 meter. Air terjun Sungai Sikai ini sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata alam dan dapat juga digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro. Jika potensi ini dikembangkan, maka akan dapat memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di desa Lubuk Silandak dan sekitarnya. Pembangkit listrik tenaga air ini merupakan sumber energi ramah lingkungan. Selain itu pengembangan listriknya akan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat akan pentingnya hutan sebagai daerah tangkapan air.

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) MUKOMUKO, PROVINSI BENGKULU Alamat: jln. Tlk Rumbia Rt 02 Kelurahan Pasar Muko-Muko kec. Kota Mukomuko Kab. Mukomuko Provinsi Bengkulu, kphp.mukomuko@gmail.com kphpmodelmukomuko.com


A. KAWASAN HUTAN PROVINSI BENGKULU

Provinsi Bengkulu mempunyai luas daratan sebesar 1,9 Juta Hektar. Dari daratan ini, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 784/Menhut-II/2012, kawasan hutan seluas 924.631 ha, atau sekitar 46.1% dari luas daratan Provinsi Bengkulu. Kawasan hutan ini tersebar di 10 daerah administrasi kabupaten/kota Provinsi Bengkulu. Berdasarkan data potensi tegakan (1996-2009) potensi tegakan adalah 68,24 m3/ha untuk tegakan berdiameter 20-50 cm, 35,96 m3/ha untuk tegakan berdiameter 50-60 cm dan 25,82 m3/ha untuk tegakan berdiameter di atas 60 cm (Statistik Kehutanan, 2012). Berdasarkan analisis citra satelit landsat, tutupan lahan berupa perkebunan seluas + 85.284 ha, semak belukar seluas + 78.024 ha, dan ladang seluas + 47.561 ha (Ditjen Planologi Kehutanan, Departemen Kehutanan, 2011). Jenis tutupan lahan ini sebagian menempati kawasan hutan. Secara umum, dari total kawasan hutan di Provinsi Bengkulu yang tutupan masih relatif baik terutama dalam taman nasional, dengan tutupan hutan primer masih berkisar 76% dan hutan sekunder sebesar 16% dari luas hutan yang ada. Namun, kawasan konservasi yang lain seperti cagar alam dan taman wisata alam mengalami degradasi tutupan yang signifikan. Dari luas cagar alam sebesar 4.300 ha, hanya tinggal sekitar 31% yang masih merupakan hutan. Ini pun hanya dalam bentuk hutan sekunder. Tutupan sisanya sudah berupa non hutan. Sedangkan tutupan hutan taman wisata alam hanya tinggal sekitar 33%. Kawasan hutan lindung yang tutupannya masih berupa hutan primer sekitar 42% dan berbentuk hutan sekunder seluas 33%. Luas hutan lindung yang tutupannya bukan hutan mencapai hampir 25% dari luasan 250.750 ha. Hutan produksi tetap yang berupa hutan primer tinggal sekitar 13% dan hutan sekunder sebesar 52%. Hutan produksi terbatas telah kehilangan tutupan hutan 50% dengan menyisakan 10% area hutan primer dan 40% hutan sekunder. Perubahan lahan hutan menjadi tak berhutan ini sebagian menjadi area non vegetasi, semak belukar, perkebunan ataupun lahan pertanian lainnya. Tingginya tingkat kerusakan kawasan hutan produksi mengharuskan dilakukannya penataan dan pengawasan pengelolaan yang lebih intensif, terstruktur dan terencana. Salah satu strateginya dengan penetapan kesatuan pengelolaan hutan produksi dan pengelolaan hutan yang melibatkan masyarakat secara aktif.

B. PENGELOLAAN KPHP MUKOMUKO Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 330 tahun 2010, Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Kabupaten Mukomuko memiliki luas 78.274 ha, yang terdiri atas Hutan Produksi Tetap (HP) 11.937 ha, Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas 66.337 ha dan HPKh PLG Sebelat seluas 532 ha. Selanjutnya setelah adanya review kawasan hutan, luasan KPHP Model Mukomuko mengalami perobahan sesuai SK No.784/Menhut-II/2012 tentang penunjukan dan penetapan kawasan hutan di Provinsi Bengkulu. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.784/Menhut-II/2012, HPT Air Manjuto menjadi HPK seluas 2.329 Ha, HP Air Dikit menjadi HPK seluas 556 ha dan menjadi APL seluas 117 ha. Sementara itu HPT Lebong Kandis menjadi Taman Wisata Alam (TWA) seluas 864 ha dan HPKh PLG sebelat menjadi TWA seluas 532 ha, sehingga dengan perobahan tersebut wilayah KPHP Model Mukomuko menjadi 74.538 hektar. Beberapa kelompok hutan yang berada dalam wilayah KPHPM Mukomuko, yaitu HPT Air Manjunto (Register 62), HP Air Dikit (Register 64), HPT Air Ipuh II (Register 65A), HP Air Teramang (Register 66), HPT Air Ipuh I (Register 65), sebagian dari HP Air Rami (Register 68) dan sebagian dari HPT Lebong Kandis (Register 69). Letak dan luas, tiap kelompok hutan yang berada dalam KPHP Model Mukomuko disajikan padaTabel 1. Perkiraan luasan Hutan produksi terbatas 63.236,33 ha dan Hutan produksi tetap 11.302,53 ha. Saat ini wilayah KPHP Model Mukomuko banyak yang sudah digarap oleh masyarakat dan wilayah ini dekat dengan aksesibiltas masyarakat, sehingga perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan. Lokasi-lokasi yang telah digarap masyarakat kemudian direncakan menjadi blok pemberdayaan. Pada blok pemanfaatan dimana wilayah ini masih ada potensi hutan kayu maupun hasil hutan non kayu yang

belum dimanfatkan secara maksimal. Pada lokasi ini aksesibiltas masyarakat sudah terbatas. Blok terakhir adalah blok yang paling jauh dari aksesibiltas masyarakat dimana pada blok ini masih terdapat hutan primer dan lokasi berbatasan langsung dengan TNKS (Taman Nasional Kerinci Sibelat). Penetapan blok pengelolaan hutan di KPHP Model Mukomuko terdapat dalam beberapa kelompok hutan, satu blok pengelolaan tidak selalu terdapat pada satu kelompok hutan. Berdasarkan Peta Tata Hutan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi Mukomuko yang telah disahkan oleh Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Kehutanan Regional I tanggal 22 April 2014, luas areal KPHP Mukomuko adalah 74.538 ha. Pemanfaatan wilayah kerja KPHP Mukomuko, dibagi dalam 4 blok, antara lain ; 1. Blok Hutan Produksi untuk 28.321,97 ha, 2. Blok Hutan Produksi untuk RE ± 12.671,81 ha, 3. Blok Hutan Produksi untuk Tertentu ± 26.042,60 Ha, 4. Blok Hutan Produksi untuk

Pemanfaatan HHK-HA | ±

C. KETERLIBATAN GENESIS DALAM FASILITASI MASYARAKAT. Genesis Bengkulu, merupakan salah satu orgaisasi masyarakat sipil berbadan hukum yayasan yang memiliki kepedulian terhadap masyarakat dan pengelolaan lingkungan dan hutan secara lestari. Berdasarkan hasil musyawarah perencanaan program pada tahun 20152020, visi lembaga ini adalah “Memastikan terpenuhinya hak-hak komunitas dalam pemanfaatan sumberdaya secara adil dan berkelanjutan”. Terkait dengan visi tersebut, dengan dukungan program Multistakeholder Forestry Programme (MFP), Yayasan Genesis melakukan fasilitasi pengelolaan hutan berbasis masyarakat di wilayah Provinsi Bengkulu. Kegiatan ini dilakukan dengan berberapa sub-kegiatan, antara lain; penguatan kelompok masyarakat, pemetaan wilayah usulan dan fasilitasi izin perhutanan sosial.

Jasa Lingkungan dan HHBK Pemberdayaan Wilayah Perlindungan ± 7.502,41 Ha.

Berdasarkan strategi perencanaannya, tahapan pengelolaan KPHP Mukomuko adalah sebagai berikut: 1. Memantapkan kelembagaan KPH 2. Pemantapan Kawasan, Rasionlisasi Perluasan dan Pengembangan Sistem Pengelolaan KPH Model 3. Perlindungan dan rehabilitasi kawasan Hutan 4. Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan 5. Mengedepankan pengelolaan hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan 6. Mengembangkan partisipasi para pihak dalam pengelolaan hutan 7. Membangun kemandirian KPHP Model Mukomuko dalam pengelolaan hutan 8. Menumbuhkankembangkan investasi di KPHP Model Mukomuko. Terkait dengan perencanaan tersebut, satu hal yang strategis adalah perencanaan Pemberdayaan masyarakat. Kegiatan Pemberdayaan masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di dalam dan sekitar wilayah KPHP Model Mukomuko. Pengelola akan memberikan akses kepada masyarakat terhadap hutan melalui program Hutan Kemasyarakatan (HKM), Hutan Desa (HD), Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan Pengelolaan Hutan dengan Pola Kemitraan. Pengelola KPHP Mukomuko akan terlebih dulu melakukan sosialisasi tentang HKM, HD, HTR dan Pola Kemitraan kepada masyarakat dan pemangku kepentingan yang lain (LSM, perangkat desa, dinas terkait) dan memutuskan program apa yang cocok untuk dilaksanakan bagi masingmasing desa dan kelompok masyarakat yang berada di dalam dan sekitar wilayah KPHP Mukomuko.

Sebagai langkah awal fasilitasi yang dilakukan oleh Genesis Bengkulu, dilakukan kerjasama antara Yayasan Genesis Bengkulu dengan KPHPM Mukomuko. Nota kerjasama tersebut tercantum dalam surat, No. KPHPM Mukomuko, 009/002/F.7/X/2015 dan Genesis, 75/Y.Genesis/X/2015. Ruang lingkup kegiatan yang dilaksanakan dalam kerjasama antara lain:

Desa

Model CBFM

a. b. c. d. e.

Mendukung Program Pembangunan Nasional 2015- 2019 dalam percepatan distribusi lahan kelola ke petani dan masyarakat. Penguatan kelompok dan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan kawasan hutan lestari. Monitoring, pengawasan dan pengamanan kawasan hutan berbasis masyarakat. Mitigasi konflik satwa dengan masyarakat. Pengembangan potensi ekonomi alternatif lokal yang secara berkelanjutan.

Fasilitasi yang telah dilakukan oleh Yayasan Genesis di wilayah KPHP Model Mukomuko dalam satu tahun ini antaralain penguatan dan pembentukan kelompok tani hutan (KTH) di dua desa yaitu desa Bukit Makmur Kecamatan Penarik dan Desa Lubuk Silandak Kecamatan Teramang Jaya. Di desa Bukit Makmur telah terbentuk 6 kelompok tani dan di Desa Lubuk Silandak terbentuk 7 kelompok tani. Dalam prosesnya, proposal usulan izin pengelolaan hutan yang diajukan oleh kelompok masyarakat di dua desa ini telah dilengkapi dengan struktur pengurus, administrasi anggota kelompok, aturan kelompok dan peta usulan. Peta usulan ini dibuat oleh masyarakat secara partisipatif yang difasilitasi oleh Genesis Bengkulu. Setelah melengkapi persyaratannya, proposal izin pengelolaan hutan kemudian disampaikan ke Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Mukomuko. Saat ini proses perizinan dalam tahap verifikasi dan pemeriksaan oleh KPHP, instansi dan dinas terkait di tingkat kabupaten dan provinsi.

Jumlah Kelompok/KTH

Luas Lahan Usulan (Ha)

Jumlah Anggota

Kelompok Hutan

Desa Lubuk Silandak

Hutan Kemitraan

7

215

1.429,14

HPT Air Ipuh II (Register 65A)

Desa Bukit Makmur

Hutan Kemitraan

6

169

1.171,80

HPT Air Ipuh II (Register 65A)

Tabel. 1 Desa yang difasilitasi Genesis di wilayah KPHP Mukomuko


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.