UNIVERSAL DESAIN PA 4 - Shopping mall & Hotel

Page 1

PERANCANGAN ARSITEKTUR 4 SEMESTER 6

SHOPPING MALL AND HOTEL dengan pendekatan Universal Desain

muhammad Nico Arinda 21020118120011


BAGROUND DAN LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG permasalahan ke�dakmampuan seseorang dalam melakukan ak�vitas dengan normal menjadikan momok yang sangat menakutkan dikalangan masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Kabupaten Kudus sehingga sebagian banyak memilih untuk tetap diam dirumah. Angka disabilitas dan juga jumlah lansia yang �nggi di Kabupaten Kudus perlu ditangani dengan menghadirkannya fasilitas publik seper� mall dan Hotel yang ramah bagi semuanya teruntuk juga kalangan berkebutuhan khusus seper� penyandang disabilitas dan Lansia. Dengan hadirnya Mall dan Hotel yang ramah bagi penyandang disabilitas dan Lansia , diharapkan �dak ada barier antara pengguna tanpa kebutuhan khusus dan pengguna berkebutuhan khusus bisa menjadi pribadi yang mandiri saat melakukan ak�vitas di ruang publik.

kudus

jawa tengah

permasalahan

strategi

KABUPATEN KUDUS jumlah penduduk : 861. 430

799 jiwa

557 jiwa

252 jiwa

solusi

pemborosan energy dan kurang sehatnya bangunan Bangunan yang tidak mensupport kaum disabilitas dan Lansia

DISABILITAS SENSORI

Menggunakan konsep ECO FRIENDLY DESAIN

Menggunakan konsep Bangunan MULTI SENSORIK DESAIN

Menerapkan konsep UNIVERSAL DESAIN

DISABILITAS FISIK

-Dengan memaksimalkan cahaya matahari dan sirkulasi udara. -penggunaan material yang aman bagi kesehatan -memanfaatkan tanaman pada rooftop untuk menghasilkan kadar oksigen yang lebih tinggi dan berguna untuk mengurangi polusi udara dengan memaksimalkan penyelesaian interior bangunan yang meliputi penyelesaian desain yang mempertimbangkan faktor visual, pendengaran, penciuman, pergerakan danperabaan menerapkan 7 prinsip UD : - Digunakan untuk semua orang ( Equitable Use ) - Fleksibel dalam penggunaan ( Fleksibility in Use ) - Penggunaan sederhana dan intuitif ( Simple and Intuitive Use ) - Informasi yang jelas ( Perceptible Information ) - Toleransi Kesalahan ( Tolerance for Error ) - Penggunaan Tenaga Fisik yang Ringan ( Low Physical Effort ) - Ukuran dan Ruang yang sesuai dengan Penggunaan ( Size and space for Approach and Use )

6.966 jiwa

solusi fasilitas


SOLUSI FASILITAS

HOTEL LANSIA Penyediaan Kamar Hotel khusus Lansia, dimana kebutuhan akan ukuran ruang, Kamar mandi dll sudah di rancang sesuai standard ukuran lansia dengan mempertimbangkan asas Universal Desain.

SPORT AREA Penyediaan Sport / Gym Area dengan fasilitas dan kenyamanan yang tinggi diharapkan pengunjung lebih sering untuk berolahraga sehingga menciptakan masyarakat yang sehat dan rajin berolahraga.

RETAIL Penyediaan retail sebagai fungsi utama bangunan dirancang dengan mempertimbangkan pengunjung tanpa kebutuhan khusus dan juga pengunjung dengan kebutuhan khusus, sehingga tidak ada barier antara satu dengan lainnya.

ROOFTOP AREA Penyediaan Roof top dengan dilengkapi kolam renang, taman serta jalur untuk jalan kaki sehingga mempunyai fungsi rekreasi, dan juga sebagai fungsi penyediaaan kadar oksigen yang tinggi yang berasal dari tanaman tanaman, sehinnga nilai saving energy dari bangunan akan semakin meningkat dan kesan sejuk serta asri akan di dapatkan.

LANDSCAPE Penyediaan Landscape dengan fasilitas publik yang dapat diakses semua warga sekitar, sehigga menjadi suatu wadah communal space yang dapat di manfaatkan semua orang serta menghasilkan kadar oksigen yang tinggi sehingga menjadi dampat positif bagi lingkungan sekitar


MAIN CONCEPT

COMFORTABLE LIVING area

MULTI SENSORIK DESAIN

UNIVERSAL DESAIN

ECO-FRIENDLY BUILDING


MULTI SENSORIK DESAIN VISUAL ( Penglihatan ) Konsep visualisasi yang menggambarkan gagasan atau perasaan dengan bentuk dan gambar yang diterapkan melalui bentukan, material dan warna NO MEDIA 1 warna 2

bentuk

3

material

APLIKASI Menggunakan warna yang cerah dan kontras Penggunaaan bentuk bangunan, furniture, ruang, dll yang sederhana Penambahan kaca / material yang mempunyai �ngkat reflek�vitas �nggi

MANFAAT Memanfaatkan sisa penglihatan low-vision Menghindari ilsui op�c yang membahayakan low vision dan cenderung membingungkan bagi penyandang buta total Memperluas jangkauan bagi penyandang tuna rungu

AUDITORY ( Pendengaran ) Suara melalui pendekatan multisensoru bisa melalui suara bangunan yang dihasilkan dari kombinasi bentuk dan volume ruangan, permukaan material dan aplikasinya. NO MEDIA 1 ruang

APLIKASI Pengaturan intensitas bunyi melalui bentuk ruang ataupun penggunaan material bangunan

MANFAAT Membantu tunanetra membedakan ruang

SMELL ( Penciuman ) pada perancangan, melalui pembauan pengguna dapat mengeksplorasi hubungan timbal balik dengan lingkungan di sekitarnya. NO MEDIA 1 material

APLIKASI Pengaplikasian material yang memiliki aroma aroma ( kayu, bunga, dll )

APLIKASI Pengorganisasian ruang dan sirkulasi yang sederhana

IMPLEMENTASI MULTISENSORIK pada area eksterior Mall dan Hotel dibuat dengan menerapkan unsur fisik orientasi dan mobilitas, dengan tujuan untuk mempermudan pengunjung yang mempunyai kebutuhan khusus seperti tuna netra dan juga penyandang disabilitas lain dalam melakukan aktifitas berbelanja, menginap di hotel,atau sekedar jalan-jalan. Bagian eksterior bangunan juga dilengkapi dengan beragam informasi pengindraan untuk menjadi ruang yang ramah bagi tunanetra seperti dengan pemasangan guiding block dan lainnya, adanya tanaman tanaman serta suara gemericik air membantu pengindraan difabel khususnya tunanetra.

Papan Penanda Braile

Gaiding Block

pada area Interior bangunan menjadi elemen yang sangat krusial, dikarenakan interior Mall dan Hotel harus di susun sebagaimana prinsip multisensorik desain sehingga bisa mewadahi para penyandang disabilitas, dan juga membantu disabilitas dalam melakukan aktivitas dengan baik dan tanpa perlu usaha lebih bahkan bisa mandiri. Untuk penyandang tunanetra, desain interior disusun dari furniture yang dapat membantu memberikan clue seperti informasi ruang yang dapat dijangkau dan sering diraba tunanetra, pencahayaan, dan aroma berbeda di tiap area hingga ruang-ruang, dan juga menggunakan wall guide block di semua sisi dinding untuk mempermudah aktivitas berjalan penyandang tunanentra.

Sirkulasi Linier

Tactile Guiding Blocks

MANFAAT Mempermudah tunanetra dalam bermobilitas atau melakukan pergerakan

Permukaan Kasar sebagai guiding block wall

TACTILE ( Peraba ) Perabaan pada prinsip multisensorik desain menggambarkan bentuk tempat yang diterapkan ke dalam ruang bangunan melalui elemen arsitektur.kesan perabaan dapat diterima dari beberapa rangsangan, seperti tekanan, getaran dan temperature NO MEDIA 1 material 2

material

APLIKASI Penggunaan penutup lantai bertekstur ( guide path ) atau jalur pemandu Penerapan tekstrus pada dinding

Braile Pada Elevator

MANFAAT Membantu memandu ruang, menjadi petunjuk dan konfigurasi jalan penyandang tuna netra

KINESTHETIC ( Pergerakan ) konsep gerakan menggambarkan peralihan tempat / perpindahan tepat yang di terapkan ke dalam ruang dan bangunan melalui elemen arsitektur NO MEDIA 1 Organisasi ruang dan sirkulasi

IMPLEMENTASI MULTISENSORIK

MANFAAT Mempermudah tunanetra menandai ruang dan mempermudah aksesibilitas Memahami tekstur, tekanan dan panas sebuah objek melalui kulit bagi penyandang tuna netra

Tanaman di sepanjang koridor mall

Plafond kombinasi kaca

Braile Pada Railing


UNIVERSAL DESAIN

ECO FRIENDLY DESAIN

Salah satu permasalahan yang dialami oleh sebagian banyak lansia dan juga penyandang disabilitas adalah gangguan kesehatan. salah satunya ialah kesulitan melakukan mobilitas baik dalam rumah, lingkungan maupun saat berada di bangunan-bangunan publik.sehingga dengan memasukkan konsep Universal Desain ini, diharapkan semua kalangan baik pengunjung normal maupun pengunjung dengan kebutuhan khusus tidak ada barier atau pembatas antar keduanya untuk saling berinteraksi dalam sebuah wadah.

7 PRINCIPLES OF UNIVERSAL DESAIN

EQUITABLE IN USE

FLEXIBILITY IN USE

SIMPLE AND INTUITIVE USE

PERCEPTIBLE INFORMATION

penggunaan prinsip Equitable In use dengan menggunakan Pintu Otomatis pada entrance mall, hotel maupun tenant tenant yang di sediakan.

penggunaan prinsip Tolerance For Error diimplementasikan dengan tidak membuat perbedaan pile lantai, menggunakan material penujuk arah untuk penyandang tuna netra, dan penyediaan ruang istirahat untuk lansia

penggunaan prinsip Size and Space for Approach in use diimplementasikan dengan adanya koridor atau lorong bangunan dengan lebar 6 meter, sehingga tidak akan terjadi senggolan bahkan tabrakan.

penggunaan prinsip Simpe and Intuitive in use diimplementasikan dengan sirkulasi yang linier tidak berbelok belok

TOLERANCE FOR EROR

LOW PHISICAL EFFORT

Menurut berbagai sumber menjelaskan ar� dari eco friendly adalah ramah lingkungan atau �dak berbahaya bagi lingkungan. Is�lah yang sering merujuk pada produk yang berkontribusi terhadap gaya hidup “green living” atau gaya hidup hemat energi dan air. beberapa prinsip ECO-FRIENDLY DESAIN yaitu :

Hybrid Energy

SIZE AND SPACE FOR APPROACH AND USE

penggunaan prinsip Fleksibility in Use diterapkan pada bangunan mall dan hotel dengan cara tidak ada perbedaan pile sehinga pengunjung dengan alat bantu dapat mengakses tempat tanpa ada gangguan.

penggunaan prinsip Low Physical Effor pada mall dan hotel diimplementasikan dengan penggunaan Lift, Hidrolic lift for difable, inclined platform lift.

penggunaan prinsip perceptible information pada mall dan hotel diimplementasikan dengan memberikan signage pada setia belokan ruang, denah bangunan, dan setiap tulisan yang ada di mall diberikan tulisan yang jelas serta dilengkapi dengan braille.

Menggunakan Fotovolthic untuk mewujudkan pemanfaatan energi secara maksimal yang disediakan oleh alam. Keuntung penggunakan Fotovolthic ini adalah penggunaan energi listrik yang �dak selalu menggunakan energi yang dibiayai oleh pemerintah, tetapi bangunan mall dan hotel ini bisa menghasilkan sendiri energy tanpa mengeluarkan biaya yang banyak.

Rain Water Harves�ng Pemanfaatan Kembali air hujan yang telah jatuh ke bumi dengan menggunakan sistem water harves�ng sangat bermanfaat dimana air yang jatuh ke bumi bisa dimanfaatkan Kembali ke bumi dimana air yang jatuh kemudian ditampung pada suatu wadah kemudian disalurkan Kembali menuju tanah,dan bisa kembali menjadi air tanah tanpa sehingga air bisa dimanfaatkan untuk lingkungan sekitar dan �dak mengembalikan air hujan menuju laut lagi dengan percuma.

Kenyamanan Thermal Dengan penggunaan pencahayaan alami dan juga mencegah radiasi matahari yang masuk ke dalam bangunan bisa diwujudkan dengan adanya sun-shiding pada bangunan dan juga dengan arah hadap yang baik terhadap orientasi matahari.

Harmoni dengan alam Kontekstual bangunan dengan menganalisis tapak terlebih dahulu diharapkan kehadiran bangunan �dak menjadi permasalahan alam disekitar, tetapi harus menjadikan manfaat yang baru setelah dibangunnya


ANALISA SITE Kebisingan Kebisingan paling utama terdapat di sisi utara tapak yaitu jalan Sisingamangaraja Kebisingan sedang berada pada sisi barat dan �mur tapak Kebisingan rendah berada pada utara tapak

Jl. Sisingamangaraja No.24 RT.01/RW. 02, Kaliwiru Kec. Candisari Kota Semarang, Jawa Tengah 50253

Respon : Untuk mengurangi kebisingan yang ada pada sekitar tapak, maka bangunan yang akan dibangun diorientasikan menjauhi �ngkat kebisingan �nggi dan juga akan ditambahkan tanaman-tanaman pada sekitar tapak dengan guna untuk mengurangi �ngkat kebisingan yang di�mbulkan dari kendaraan yang berlalu lalang pada utara tapak yaitu jalan Sisingamangaraja

Vegetasi

Di dalam tapak banyak pepohonan yang tersusun menyebar dan �dak teratur, sehingga hal ini kurang memungkinkan untuk mendapatkan fungsi vegetasi dalam bangunan. Respon : Dengan kurangnya vegetasi yang ada di dalam tapak maka akan diadakannya penanaman vegetasi dengan fungsi tertentu dan dengan penempatan yang sesuai perancangan dimana nan�nya sangat membantu fungsi supplay oksigen dan juga bisa mengatasi polusi kebisingan yang di hasilkan oleh lalu lalang kendaraan yang berada pada utara dan selatan tapak dan juga bisa sebagai daya dukung serap air hujan.

Orientasi

Klimatologi

Rencana Bangunan dari hasil respon Keramaian Arah orientasi bangunan yang direncanakan

Respon : Dengan hasil menjawab analisa kebisingan maka orientasi bangunan nan�nya akan dihadapkan ke arah utara dan selatan tapak. dimana hal tersebut dilakukan untuk merespon potensi dari Jalan Ahmad Yani dan Dr. Ramelan dimana masyarakat ditunjukkan secara langsung keberadaan hotel dan mall saat melintasi jalan Ahmad Yani dan Jalan Dr. Ramelan

Sirkulasi

Sirkulasi kendaraan bermotor, roda 4, truk dan lainnya. jalur kendaraan kecil Respon : Dengan memilih dan menempatkan entrance menuju bangunan yang tepat dan juga extrance keluar bangunan yang �dak salah dalam pemilihannya sehingga �dak akan terjadi gangguan pada jalan raya bahkan bisa menyebabkan kemacetan jika salah dalam memilih entrance maupun extrance.

Respon : Dengan orientasi matahari dari sisi �mur dan barat, dan juga orientasi bangunan yang telah didapatkan dari analisa orientasi maka untuk sisi �mur dan barat yang secara langsung menghadap matahari maka harus mengurangi bukaan pada sisi tersebut, atau bisa juga dengan mensiasa� dengan menggunakan sun shiding dimana yang masuk kedalam bangunan hanya cahaya matahari tanpa kalor sehingga bangunan �dak kepanasan karena terpapar matahari langsung dikarenakan akan lebih banyak menggunakan energi dan menjadikan bangunan �dak green.

Arah Angin

angin berhembus secara umum dari utara menuju ke arah selatan dalam tapak

Respon : Memperbanyak bukaan bangunan pada sisi utara dan selatan bangunan dengan tujuan untuk memberikan aliran udara alami dalam bangunan guna untuk mensirkulasi dan mengurangi pemanasan yang berlebihan dalam bangunan yang disebabkan oleh radiasi panas matahari.


LANDASAN RENCANA

UNIVERSAL DESAIN

Permen PU 14/PRT/A /2017

Permen PU 30/PRT/A /2006


A. Hubungan Horizontal Antar Ruang / Antar Bangunan 1. PINTU

Pintuuntukkamarhotel

Mall :

• Lebar Pintu pada entrance mall ( automatic double swing ) 250 cm • Lebar Pintu pada setiap tenance (automatic double swing) 150 cm • Menggunakan sesor passive infrared

Hotel :

• Lebar pintu pada entrance mall ( automatic double swing ) 250 cm • Lebar pintu pada setiap kamar ( single door ) 100 cm • Automatic double swing menggunakan sensor passive infrared

Pintuuntukkamarhotel

Sumber : Peraturan Menteri pekerjaan umum Nomor: 30/PRT/M/2006


A. Hubungan Horizontal Antar Ruang / Antar Bangunan 2. SELASAR

Mall :

• Lebar selasar 800 cm ( di setiap sisi entrance mall ) • Penggunaan material penutup lantai yang tidak licin ( asas kenyamanan dan keamanan ) • Terdapat ceramic tactile serta jalur khusus penyandang disabilitas ( asas kemudahan )

Hotel :

• Lebar selasar 400 cm ( pada kedua sisi hotel ) • Penggunaan material penutup lantai yang tidak licin ( asas kenyamanan dan keamanan ) • Terdapat ceramic tactile serta jalur khusus penyandang disabilitas ( asas kemudahan )

3. KORIDOR

Hotel :

• Memiliki koridor dengan lebar 400 cm • Koridor di batasi oleh 2 dinding ( dinding massif kamar dan dinding transparan berupa kaca yang terhubung dengan taman di setiap lantai. • Dilengkapi dengan tactile serta dinding berbeda kontur pada sisi dindingnya ( untuk penyandang disabilitas ) • Diterangi oleh pencahayaan alami dan buatan (lampu) • Jalur koridor berada di tengah tanpa belokan


A. Hubungan Horizontal Antar Ruang / Antar Bangunan 4. JALUR PEDESTRIAN Jalur Pedestrian

adalah jalur untuk pejalan kaki, diletakkan mengikuti jalur sirkulasi, kendaraan yang dimulai dari pintu masuk yang berguna untuk memudahkan, memberikan kelancaran, kenyamanan, dan keamanan pejalan kaki menuju tempat tertentu yang di inginkan • Jalur pedestrian terdapat pada sisi selatan, timur dan utara site berbentuk trotoar. • Lebar pedestrian bersih 1,6 meter • Material keramik kasar dilengkapi paving blok sebagai penunjuk jalan tunanetra

Sumber : Peraturan Menteri pekerjaan umum Nomor: 30/PRT/M/2006


A. Hubungan Horizontal Antar Ruang / Antar Bangunan 5. JALUR PEMANDU Persyaratan ideal Permen PU 30/PRT/M/2006

Jalur Pemandu digunakan sebagai jalur untuk sirkulasi penyandang disabilitas netra termasuk penyandang gangguan penglihatan yang hanya mampu melihat Sebagian dengan kemampuan low vision yang dimiliiki.

• Jalur pemandu ini diletakkan pada jalur pedestrian, interior mall serta hotel baik dari pintu masuk / keluar.

Sumber : Peraturan Menteri pekerjaan umum Nomor: 30/PRT/M/2006


B. Hubungan Vertikal Antar Ruang / Antar Bangunan 1. ELEVATOR AKSESIBEL

Elevator atau lift aksesibel

merupakan alat transportasi vertical yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang dengan mempertimbangkan kemudahan bagi pengguna berkebutuhan khusus ( tuna netra dan pemakai kursi roda ) Persyaratan ideal berdasarkan perman PU 30/PRT/M/2006 : 1. Toleransi perbedaan muka lantai bangunan dengan muka lift minimal 1,25 cm 2. Disediakan ruang perantara atau lobby lift dengan lebar minimal 185 cm 3. Lift dilengkapi dengan tombol berupa huruf braille, indicator tuna netra, dan layer secara visual menunjukkan posisi lift harus disediakan diatas panel control diatas pintu lift 4. Ukuran bersih lift minimal 140 x 140 cm 5. Waktu minimum bagi pintu lift untuk tetap terbuka adalah 3 detik

Sumber : Peraturan Menteri pekerjaan umum Nomor: 30/PRT/M/2006


B. Hubungan Vertikal Antar Ruang / Antar Bangunan 2. ESKALATOR Eskalator merupakan

salah satu transportasi vertikal berupa conveyor untuk mengangkut orang, yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti jalur yang berupa rel atau rantai yang digerakkan oleh motor dengan kemiringan 35 derajat.

Eskalator

menjadi alat transportasi vertical pertama yang disediakan untuk pengguna tanpa kebutuhan khusus di dalam mall yang diletakkan pada atrium dan juga alat transportasi vertical dari basement menuju ground level mall.

3. STAIRWAY LIFT Lift Tangga

adalah alat mekanis elektrik untuk membantu pergerakan vertical dalam dan luat bangunan yang digunakan untuk penyandang disabilitas secara individu sebagai pengganti ramp Persyaratan ideal berdasarkan perman PU 30/PRT/M/2006 : 1. Toleransi perbedaan muka lantai bangunan dengan tempat duduk lift tangga maksimal 60cm 2. Lebar tempat duduk minimal 40 cm 3. Perletakan tombol mudah dilihat dan dioperasiakan dilengkapi dengan huruf braile

Sumber : Peraturan Menteri pekerjaan umum Nomor: 30/PRT/M/2006


C. Sarana Evakuasi 1. AKSES EXIT -

Terdapat Pintu Darutat di pada sudut Mall dan Hotel Pintu terbuat dari bahan material tahan api Bukaan pintu berjarak 150 cm dari anak tangga Lebar bersih koridor menuju pintu darurat 250 cm Pintu mudah dikenali karena menggunakan warna merah

2. EXIT -

Berupa tangga darurat Tangga darurat berbentu U Lebar anak tangga 130 cm dengan handrail setinggi 80 cm Tersedia bordes Tangga dilindungi oleh dinding shearwall atau dinding tahan api

3. PELEPASAN EXIT - Pintu keluar ( tangga darurat ) menuju lantai 1 ( Ground Floor ) - Pintu keluar langsung menuju Lansekap ( luar bangunan ) - Tidak ada hambatan setelah keluar dari pintu darurat

Sumber : Peraturan Menteri pekerjaan umum Nomor: 26/PRT/m/2008


D. SARANA PRASARANA PEMANFAATAN GEDUNG 1. TOILET Fasilitas sanitasi yang aksesiebel untuk semua orang, termasuk penyandang cacat dan lansia pada bangunan atau fasilitas umum lainnya. Persyaratan ideal berdasarkan perman PU 30/PRT/M/2006 : 1. Toilet aksesibel harus dilengkapi dengan tampilan rambu/symbol dengan system cetak timbul “penyandang cacat” pada bagian luarnya 2. Toilet atau kamar mandi harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan keluar pengguna kursi roda. 3. Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian pengguna kursi. 4. Bahan lantai tidak licin 5. Pintu harus mudah dibuka dan ditutup untuk memudahkan pengguna kursi roda.

Sumber : Peraturan Menteri pekerjaan umum Nomor: 30/PRT/M/2006


D. SARANA PRASARANA PEMANFAATAN GEDUNG 2. TEMPAT WUDHLU

2. TEMPAT WUDHLU DUDUK UNTUK LANSIA DAN PENGGUNA KURUK

TEMPAT WUDHLU RAMAH LANSIA DAN DIFABEL Fasilitas tempat wudhlu diiterapkan terutama pada mall yang terpisah antara pemakai tempat wudhlu pria dan wanita. Tempat wudhlu yang disediakan terdiri dari tempat wudhlu normal, pemakai roda dan lansia / duduk . 1. TEMPAT WUDHLU NORMAL

Tempat wudhlu lansia dan pengguna kuruk dilengkapi dengan tempat untuk duduk dan juga bebas dari penghalang. Dan juga dilengkapi handrail pada dinding untuk membantu memberikan akses menuju tempat duduk pada area wudhlu. 3. TEMPAT WUDHLU DUDUK UNTUK LANSIA DAN PENGGUNA KURUK Tempat wudhlu untuk pemakai kursi roda diberikan akses yang bebas dari hambatan, sehingga mudah menuju tempat air yang disediakan.

Sumber : Peraturan Menteri pekerjaan umum Nomor: 30/PRT/M/2006


D. SARANA PRASARANA PEMANFAATAN GEDUNG 3. KAMAR MANDI Fasilitas kamar mandi di sediakan hotel dengan menerapkan penggunaan Lansia dan penyandang disabilitas pada bagian kamar yang telah di tentukan. PANCURAN Merupakan fasilitas kamar mandi dengan pancuran (shower) yang bisa digunakan oleh semua orang, khususnya pengguna kursi roda Persyaratan : - Bilik pancuran harus memiliki tempat duduk yang lebar dengan ketinggian yang disesuaian caraperilaku memindahkan badan pengguna kursi roda - Bilik harus mempunyai handrail - Bilik dilengkapi tombol alarm pemberi tanda jika terjadi keadaan darurat - Menggunakan pintu bukaan keluar - Menggunakan kran dengan system pengungkit.

Sumber : Peraturan Menteri pekerjaan umum Nomor: 30/PRT/M/2006


D. SARANA PRASARANA PEMANFAATAN GEDUNG WASTAFEL Merupakan fasilitas kamar mandi dan toilet untuk cuci tangan, cuci muka, berkumur, gosok gigi. Persyaratan : - Wastafel harus dipasang sedemikian sehingga tinggi permukaan dan lebar depannya dapat dimanfaatkan oleh pengguna kursi roda dengan baik. - Ruang gerak bebas yang cukup harus disediakan di depan wastafel - wastafel harus memiliki ruang gerak di bawahnya sehingga tidak menghalangi lutut dan kaki pengguna kursi roda. - Pemasangan ketinggian cermin diperhitungkan terhadap pengguna kursi roda. - menggunakan kran dengan sistem pengungkit.

Sumber : Peraturan Menteri pekerjaan umum Nomor: 30/PRT/M/2006


IMPLEMENTASI UNIVERSAL DESAIN

IMPLEMENTASI UNIVERSAL DESAIN


IMPLEMENTASI FITUR UNIVERSAL DESAIN 1. JALUR PEDESTRIAN

KETERANGAN : Jalur Pedestrian Dengan Jalur Pemandu TOLERANCE FOR ERROR Dengan pemberian pembatas pada jalan

PERCEPTIBLE INFORMATION Pemberian Guiding blok untuk mempermudah jalan penyandang tunanetra SIZE AND SPACE FOR APROACH AND USE Dengan lebar jalan 3 meter agar aksesibilitas pengguna lebih leluasa dan tidak terjadi tabrakan

Jalan Pedestrian yang akan dirancang memiliki lebar 3 meter yang dilengkapi dengan jalur pemandu, jalur pembatas pinggir trotoar dengan jalan raya, dan juga disediakan tempat duduk sebagai tempat istirahat pejalan kaki. Sehingga, jalur pedestrian ini dapat digunakan untuk pejalan kaki normal maupun penyandang disabilitas dan tunanetra


IMPLEMENTASI FITUR UNIVERSAL DESAIN 2. Lift Aksesibel Entrance SIRKULASI DALAM BANGUNAN Hotel pandaw a timur

Lift hotel

Hotel pandaw a barat

Lift hotel

pandaw a mall barat

pandaw a mall timur

eskalator menuju dan dari lantai atas

lift mall

drop off hotel timur eskalator menuju basement

eskalator menuju dan dari lantai atas drop off hotel barat

drop off main entrancedrop off main entrance mall barat mall timur

LOW PHYSICAL EFFORT Pemakaian hidrolic lift pada entrance untuk pemakai kursi roda dan bisa juga digunakan untuk lansir PERCEPTIBLE INFORMATION Dilengkapi keterangan yang jelas dan terdapat huruf braille pada tombol untuk naik dan turun lift.

Drop off mall timur

TOLERANCE FOR ERROR Lebih menghindari kecelakaan terpeleset dll disbanding ketika memakai ramp. SIMPLE AND INTUITIVE USE Desain Lift sederhana dan mudah untuk digunakan semua orang


IMPLEMENTASI FITUR UNIVERSAL DESAIN 3. Lift Aksesibel Mall SIRKULASI DALAM BANGUNAN Hotel pandaw a timur

Lift hotel

Hotel pandaw a barat

Lift hotel

pandaw a mall barat

pandaw a mall timur

eskalator menuju dan dari lantai atas

lift mall

drop off hotel timur eskalator menuju basement

KETERANGAN : Jalur Pedestrian Dengan Jalur Pemandu

eskalator menuju dan dari lantai atas drop off hotel barat

drop off main entrancedrop off main entrance mall barat mall timur

Drop off mall timur

SIZE AND SPACE FOR APROACH AND USE Ukuran lift 2,5x2 meter sehingga aman digunakan untuk pengguna kursi roda

SIMPLE AND INTUITIVE USE Desain Lift sederhana dan mudah untuk digunakan semua orang

PERCEPTIBLE INFORMATION Dilengkapi keterangan yang jelas dan terdapat huruf braille pada tombol untuk naik dan turun lift.

TOLERANCE FOR ERROR Penggunaan lift dilengkapi dengan audio informasi untuk mempermudah penyandang tunanentra .


IMPLEMENTASI FITUR UNIVERSAL DESAIN 4. SIGNAGE SYSTEM SIRKULASI DALAM BANGUNAN Hotel pandaw a timur

Lift hotel

Hotel pandaw a barat

Lift hotel

pandaw a mall barat

pandaw a mall timur

eskalator menuju dan dari lantai atas

lift mall

drop off hotel timur eskalator menuju basement

eskalator menuju dan dari lantai atas drop off hotel barat

drop off main entrancedrop off main entrance mall barat mall timur

KETERANGAN : Main entrance Hotel Main entrance

Drop off mall timur

PERCEPTIBLE INFORMATION Peletakan pintu lebih menjorok ke dalam untuk mendapatkan kesan point of interest untuk lebih mudah mengetahui posisi entrance pada bangunan PERCEPTIBEL INFORMATION Disediakan Papan informasi diletakkan pada setiap main entrance untuk mempermudah pengunjung mencari informasi tujuan dengan lebih mudah

EQUITABLE USE Disediakan beragam papan informasi, dari digital yang dilengkapi dengan fitur suara, papan informasi braille untuk penyandang tunanentra, dan papan informasi cetak untuk mempermudah lansia memahami informasi.


IMPLEMENTASI FITUR UNIVERSAL DESAIN 5. Sirkulasi Horizontal

8m

INTERIOR MALL SIZE AND SPACE FOR APPROACH AND USE Pada koridor mall memiliki lebar 8 meter dimana bisa digunakan untuk orang berlalu lalang dengan leluasa tanpa adanya tabrakan antar pengunjung. Pada area koridor hotel dengan lebar 3,5 meter dimaksudkan untuk memiliki pencahayaan alami serta memaksimalkan view karena koridor bersebelahan dengan roof garden, serta saat dibuat sirkulasi tidak terjadi saling bertabrakan TOLERANCE FOR EROR Dengan mempertimbangkan faktor keselamatan pada masa pandemic covid-19 ini pemerintah aktif menerapkan menjaga jarak, sehingga dengan space yang lebar bisa meminimalisir sentuhan

INTERIOR KAMAR HOTEL


IMPLEMENTASI FITUR UNIVERSAL DESAIN 6. Kamar Hotel

80 cm

RAILING

RAILING

45 cm

KAMAR MANDI DIFABLE & LANSIA

TOLERANCE FOR ERROR Penambahan railing pada koridor, serta interior kamar mandi khusus di kamar lansia dan difabel untuk memudahkan dan membantu berjalan lansia dan penyandang difabel lainnya SIZE AND SPACE FOR APPROACH AND USE Dengan pemakaian ukuran standar pada furniture, kamar serta kamar mandi sehingga mempermudah lansia dan difabel melakukan aktifitas dengan aman dan nyaman

KAMAR MANDI NORMAL

LOW PHYSICAL EFFORT Penataan layout kamar serta kamar mandi dibuat luas untuk mempermudah akses jangkauan atau mobilitas pengguna kursi roda

KAMAR TIDUR DELUXE


IMPLEMENTASI FITUR UNIVERSAL DESAIN 7. TOILET MALL

DIFABLE TOILET

PRESPEKTIF INTERIOR

WASTAFEL

-

Adanya perbedaan ketinggian wastafel normal dengan wastafel difable pemakai kursi roda Luas kamar mandi difable 5 m2. Penempatan railing pada kamar mandi difabel Lebar pintu masuk kamar mandi 1 meter.

TOILET MALL

SIZE AND SPACE FOR APPROACH AND USE - Ukuran toilet difabel dengan luas 5 m2 untuk mempermudah pergerakan dan gerak pemakai kursi roda saat menggunakan toilet. - Wastafel khusus difable memiliki ketinggian yang lebih rendah untuk memudahkan penggunaan - Ukuran pintu 1 meter. TOLERANCE FOR ERROR - Pemakaian railing aluminium untuk kamar mandi difable - Pencahayaan dibuat terang dari Lorong sampai ke toilet - Tidak membuat perbedaan pile lantai pada toilet LOW PHYSICAL EFFORT - Penggunaan kran otomatis pada semua wastafel


MATUR SUWUN !!!


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.