5 minute read

Belajar dari Negeri Hindustan

“Belajar dari Negeri Hindustan”

Halo semuanya, perkenalkan nama saya Putri Winda Sari, sekarang saya sedang menempuh pendidikan M.A. in English di University of Lucknow, India melalui beasiswa ICCR (Indian Council for Cultural Relations).

Advertisement

Seperti sebuah keajaiban, disini saya mendapatkan kesempatan untuk memenuhi impian seorang gadis muda, yang dulu saya pikir mustahil. Melalui suka duka disini, saya belajar untuk mengenal diri saya lebih jauh, bertransformasi menjadi individu yang lebih mandiri. Semua ini mengingatkan saya bahwa kesuksesan selalu sepadan dengan apa yang kita usahakan. Sejak dulu, saya percaya bahwa apa yang kita peroleh bukan hanya tentang ‘keberuntungan’ namun, ada banyak keringat, doa, air mata serta usaha disana. Mempunyai mimpi untuk menempuh pendidikan di luar negeri sudah ada sejak saya berada pada semester pertama di Universitas Bandar Lampung (UBL), saat itu saya banyak mendengar pengalamanpengalaman menarik dan luar biasa dari dosen-dosen saya yang dulunya juga menempuh pendidikan di berbagai negara termasuk India. Mendengar banyak inspirasi

Penulis:

Nama: Putri Winda Sari Jurusan: M.A. in English - University of Lucknow

Instagram: @putriwindasr_

tentang kuliah di luar negeri membuat saya semakin giat belajar dan mempersiapkan segala persyaratan untuk bisa melanjutkan kuliah di luar negeri dengan beasiswa.

Selama berkuliah, saya pergunakan waktu sebaik mungkin untuk terus meng-explore diri dan menyeimbangkan antara kuliah, organisasi, prestasi, serta pengabdian masyarakat. Sejak bangku kuliah saya memang sudah aktif diberbagai organisasi serta komunitas, mengikuti berbagai perlombaan nasional dan juga aktif menjadi delegasi Indonesia untuk beberapa International Summit.

Semua itu saya persiapkan untuk mendaftar beasiswa ke luar negeri. Saya mencari sebanyak mungkin informasi perihal beasiswa luar negeri yang membuat saya sadar bahwa Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) saja tidak akan cukup untuk bisa meraih mimpi besar tersebut, selain IPK bagus saya juga harus mempunyai prestasi serta kemampuan soft skill yang cukup

Singkat cerita, saya lulus kuliah pada tahun 2018. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 saya mulai lebih fokus mendaftar beasiswa S2, ada 3 beasiswa yang saya coba saat itu mulai dari beasiswa dari benua eropa hingga benua asia. Dari 3 beasiswa tersebut, hanya satu beasiswa yang menerima saya yaitu beasiswa ICCR dan itu lah yang menjadi point penting kenapa saya berada di India saat ini, karena India adalah negara pertama yang menerima saya dan alhamdulillah saya bisa diterima di 3 universitas sekaligus di India yaitu: Aligarh Muslim University, EFLU University, dan University of Lucknow. Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya saya sempat mengalami 2 kali kegagalan saat mendaftar beasiswa dalam kurung waktu 4 bulan namun hal itu tidak menyurutkan semangat saya untuk bisa mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri. Saya terus berdoa dan melakukan yang terbaik untuk aplikasi beasiswa saya. Setiap mengalami kegagalan saya selalu menerapkan prinsip:

“Habiskan Kuota Gagal!” saya percaya bahwa jatah gagal saya akan habis dan suatu hari mimpi saya akan menjadi kenyataan. “Habiskan Kuota Gagal” selalu menjadi api semangat bagi saya ketika menghadapi kegagalan, karena kebanyakan dari kita akan menyerah ketika menghadapi kegagalan.

Padahal, tidak ada yang instan dalam proses menggapai mimpi itu sendiri, dimana akan banyak usaha, kerja keras, kegagalan bahkan air mata yang harus siap kita hadapi demi menggapai cita-cita. Mengalami beberapa kali kegagalan menjadikan saya pribadi yang lebih memaknai sebuah perjuangan dalam menggapai mimpi, membuat saya lebih kuat serta menyadari bahwa di depan sana mungkin saja ada tantangan dan rintangan yang jauh lebih besar dari itu.

Selanjutnya saya akan berbagi bagaimana cara memperoleh beasiswa ICCR. Beasiswa ICCR merupakan beasiswa: sebuah badan pemerintahan dibawah Ministry of Foreign Affairs, salah satu program ICCR adalah penyediaan beasiswa belajar di India untuk semua jenjang S1,S2, S3, dan Research untuk semua jurusan kecuali kedokteran (Medicine) dan kedokteran gigi (Dentistry) bagi mahasiswa asing di selutuh dunia. Beasiswa yang diberikan oleh ICCR bersifat full-scholarship. Kita hanya perlu membayar tiket pesawat menuju India. Beasiswa ICCR Scholarship ini mencakup:

1. Biaya Hidup (Living Allowance)

2. Uang Kuliah/SPP

3. Uang Sewa Rumah

4. Uang Buku/Contingent Grant 5. Biaya Penelitian atau Project

6. Biaya kesehatan (Medical Benefit)

7. Visa pelajar

8. Study tour

Beasiswa untuk tahun akademik 20192020 sudah dibuka sejak tanggal 1 Desember 2019 hingga 29 Februari 2020. Berkas apa saja yang dibutuhkan?

1. 2. 3. 4.

5. Pas photo latar belakang putih Passport yang masih berlaku Translate ijazah (SMA dan S1) Certificate of Physical fitness dari dokter Unique ID/KTP

Lalu pada bagian Translation Document bisa diisi dengan:

Academic qualification Mark Sheet Surat rekomendasi dari kampus atau kantor Toefl/IELTS Score

Perlu diingat bahwa semua dokumen yang disertakan harus dalam bahasa Inggris baik itu ijazah, surat rekomendasi, mark sheet, certificate of physical fitness, dll. Selanjutnya kita akan membahas tentang proses tahap seleksi untuk beasiswa ICCR ini. Pada tahun 2019 dan sebelumnya hanya ada 1 tahap yaitu hanya tahap berkas dan tidak ada tahap wawancara. Jadi, setelah summit berkas, sekitar 4-5 bulan pihak ICCR langsung menyeleksi dan mengumumkan daftar nama yang mendapatkan beasiswa ICCR tanpa ada tahap proses wawancara. Untuk tahapan proses bisa berubah-ubah sesuai keputusan dan ketentuan dari pihak ICCR. Setiap tahun tersedia 20 kuota bagi pelajar Indonesia untuk diberangkatkan ke India melalui beasiswa ini.

Dalam beasiswa ICCR ada 2 hal yang harus kita tulis yaitu yang pertama adalah motivation letter dan yang kedua adalah surat rekomendasi dari dosen/atasan tempat kita bekerja. Pertama, saya akan membagikan pengalaman saya dalam membuat motivation letter. What is motivation letter? Jadi Motivation letter adalah sebuah essay yang berisi tentang siapa kamu, apa tujuan hidup kamu, latar pendidikan, potensi apa yang kamu miliki, serta apa harapan yang kamu inginkan ketika kamu melanjutkan studi. Biasanya motivation letter digunakan untuk syarat pengajuan beasiswa di universitas dalam atau pun luar negeri. Isi motivation letter biasanya tidak bertele-tele dan tidak berlebihan, dalam membuat motivation letter pelamar disarankan untuk menjelaskan diri dan kelebihan secara singkat dan padat.

Selanjutnya kita akan membahas tentang surat rekomendasi, surat rekomendasi biasanya di tulis oleh dosen atau atasan tempat kita bekerja. Surat rekomendasi yang baik adalah surat yang bisa memberikan penilaian akademik secara mendalam tentang pelamar beasiswa, salah satu fungsinya yaitu menjelaskan keahlian dan kelebihan si pelamar beasiswa maka dari itu saya sarankan agar kalian meminta surat rekomendasi kepada seseorang yang sudah mengenal kalian secara akademik ataupun non akademik, tujuannya adalah supaya informasi yang diberikan clear. Pengalaman saya pribadi saat ingin mendapatkan surat rekomendasi adalah saya akan berkonsultasi langsung kepada pemberi surat rekomendasi, jarak antara deadline pun harus diperhatikan karena biasanya pemberi surat rekomendasi memiliki kesibukan-kesibukan harian. Beasiswa ICCR biasanya juga memiliki tes kemampuan writing, namun pada tahun 2019 writing test tidak dilaksanakan.

Hal yang perlu dicatat ketika mendaftar beasiswa ICCR adalah persiapkanlah aplikasi

This article is from: