Buletin "ULTIMATUM" Edisi VI

Page 1

ISYARAT TERSIRAT Edisi VI/Oktober/2019



SUSUNAN PENGURUS Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatNya sehingga Ultimatum kali ini dapat diterbitkan. Semangat serta gagasan ide s e g e n a p p e n g u r u s L P M N OV U M F H U N S diharapkan terus berkembang dan menjadi manfaat bagi para pembaca. Ultimatum kali ini mengusung tema mengenai “Teman Tuli.” Selain karena memperingati Hari Bahasa Isyarat Internasional yang dilaksanakan pada tanggal 29 September 2019, tema ini diangkat atas dasar urgensi mengenai penyebaran bahasa isyarat demi keberlangsungan hak bagi teman tuli. Maka dari itu, Ultimatum kali ini memuat beberapa rubrik yang berkenaan dengan tema. Opini mengenai hukum yang menaungi teman tuli kami bagikan dalam rubrik “Payung Hukum.” Kami juga menghadirkan kisah inspiratif dari teman tuli yang kami hadirkan dalam rubrik “Persona.” Selain itu, k a m i m e n g h a d i r k a n Fo t o J u r n a l i s t i k g u n a membangun suasana pembaca. Kami juga menghadirkan beberapa rubrik ringan untuk dibaca seperti (Bukan) Rahasia Negara, Sepatah Kebenaran, Resensi, dan Kode Rahasia. Semoga Ultimatum kali ini dapat menginspirasi dan mematik semangat serta gagasan kreatif para pembaca. Kami selalu terbuka terhadap kritik dan saran guna meningkatkan kualitas kami. Akhir kata, kami ucapkan selamat membaca!

PEMIMPIN UMUM Taufiqulhidayat Khair BENDAHARA UMUM

SEKRETARIS UMUM Sonia Damayanti S

Novena Larasati

WAKIL SEKRETARIS UMUM 1. Pricellia Griselda P. G 2. Lintang Astika N 3. Azalia Deselta

PIMPINAN PERUSAHAAN Andini Indriawati KEPALA DIVISI PRODUKSI & DISTRIBUSI Tyara Devy P

KEPALA DIVISI NIAGA & DISTRIBUSI Dinda Nisa El S

Staff Divisi 1. Armeraliesty Kusuma M 2. Aditya Kurniawan 3. Gracella Ferlinska N. R

1. Alfian Ghaffar 2. Tiara Anindhitia 3. Irfan Ali Arrafii

Daftar Isi

2

Payung Hukum

3

Bukan Rahasia Negara

5

Foto Jurnalistik

6

Persona

7

Persona

9

Sepatah Kebenaran

10

Resensi Film

11

Kode Rahasia

12

Staff Divisi

PIMPINAN PENELITIAN & PENGEMBANGAN Amalia Rahma H KEPALA DIVISI DISKUSI & PENELITIAN Ghirindra Chandra M

Daftar Isi

WAKIL BENDAHARA UMUM Neiska Aranafta N

KEPALA DIVISI P S D M Genies Wisnu P

Staff Divisi 1. Alfin Ramadhan 2. Vera Rahayu 3. Obed Joshua S

Staff Divisi 1. Laras Iga M 2. Jimmy Aldeo 3. Dytia Shafa F

PIMPINAN REDAKSI Chiara Sabrina A KEPALA DIVISI NEWSLETTER Bidari Aufa S KEPALA DIVISI MAJALAH Annisa Fianni S Redaktur Pelaksana 1. Ahmad Muflih S 2. Amalia Tiara G 3. Devina Datri N 4. Dias Rahmadanti 5. Diva Lufiana P 6. Melita Amelia

KEPALA DIVISI ULTIMATUM Fatma Fitrianuari F KEPALA DIVISI ONLINE & ARTISTIK Cucut Fatma Mutia L

Tim Online & Artistik 1. Akbar Rosyad S 2. Hasna Nur Adila A 3. Kharisma Salsa Bila

EDISI VI | OKTOBER | 2019

2


Sumber: Tim Lensa LPM NOVUM

AKSES INFORMASI BAGI TEMAN TULI DALAM USAHA PENYETARAAN HAK Oleh : Tiara Aninditia

I

nformasi merupakan dasar pergerakan bangsa dalam mengarungi derasnya arus globalisasi. Sejalan dengan peribahasa “Ilmu adalah jendela dunia” maka informasi adalah penyokongnya. Diimbangi dengan perkembangan teknologi yang pesat, hanya dalam sekejap seseorang dapat dengan mudah mengakses berbagai informasi di segala penjuru dunia tanpa terbatas ruang dan waktu. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28F secara tegas menyatakan bahwa, “Setiap warga negara Indonesia berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,

3

EDISI VI | OKTOBER | 2019

mengolah dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala saluran yang ada.” Hal ini menunjukan bahwa pemerintah telah menjamin dengan tegas hak-hak individu untuk memperoleh informasi yang luas. Poin yang perlu digarisbawahi adalah hak tersebut berlaku bagi setiap warga negara Indonesia tanpa terkecuali. Namun, pada kenyataannya masih terdapat golongan tertentu yang haknya sering kali terabaikan, mereka adalah teman tuli. Tidak jarang para teman tuli kesulitan dalam memperoleh dan memahami informasi yang disiarkan dalam saluran televisi, yang acap kali luput dalam memberikan aksesibilitas berupa kolom bahasa isyarat bagi teman tuli untuk


“

isyarat yang umumnya digunakan para teman tuli di Indonesia dengan ukuran dan tampilan siaran yang layak. Selain itu, aksesibilitas penyiaran bagi teman tuli juga bisa diwujudkan dengan penggunaan closed captions. Closed caption ialah menuliskan bahasa lisan serta suara tertentu untuk orangorang tuli berupa suara musik, bunyi klakson, tepuk tangan, orang berteriak, dan sebagainya. Hal ini dapat dimulai dengan mengahadirkan closed caption dalam siaran berita di televisi nasional. Pemerintah juga diharapkan mampu mendorong produksi film nasional untuk menggunakan closed caption. Ke w a j i b a n t e r s e b u t d i j a d i k a n sebagai bagian terpadu dalam syarat pengajuan izin siaran televisi serta dievaluasi oleh pemerintah secara berkala dan konsisten. Selain itu, harus ada bentuk sanksi nyata yang diberikan pemerintah guna menjamin berjalannya UndangUndang Penyiaran agar tercapainya kesetaraan hak bagi teman dengar maupun teman tuli yang sedari dulu terabaikan. Seiring berjalannya waktu, kebijakan yang semula diprioritaskan pada program informasi dan berita dapat diperluas untuk berbagai acara pertelevisian hingga hiburan. Dengan begitu, melalui pemenuhan hak tersebut para teman tuli dapat turut merasakan apa yang teman dengar sudah rasakan selama ini. Harapannya di masa yang akan datang, teman tuli dapat mengakses informasi yang layak dan sesuai dengan hak-hak yang melekat dalam dirinya.

“

mendapatkan informasi dan pengetahuan. Padahal, bangsa Indonesia telah meratifikasi Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD) atau Perjanjian Dunia tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas melalui UndangUndang Nomor 19 Tahun 2011. Melalui ratifikasi tersebut maka muncul kewajiban negara Indonesia atas aksesibilitas bagi penyandang disabilitas. Berdasarkan kewajiban negara tersebut, maka isi siaran pun masuk dalam cakupan hak teman tuli. Sehingga negara wajib memastikan penyiaran informasi yang memadai bagi teman tuli. Kurangnya kepedulian pemerintah terhadap hak-hak teman tuli dalam memperoleh informasi sejalan dengan tabunya sanksi yang diberikan pemerintah terhadap pihak stasiun televisi yang tak acuh akan kewajiban mereka. Bahkan sampai sekarang tidak ada sanksi atau teguran yang tegas apabila saluran televisi tidak memberikan aksesibilitas yang sesuai. Tentu saja hal ini membutuhkan penanganan khusus dari pemerintah guna menciptakan payung hukum yang efektif agar dapat meminimalisir kesenjangan informasi yang semakin berlanjut bagi teman tuli. Pemerintah bersama lembaga legislatif seharusnya mampu membarui UU Penyiaran sehingga dapat melindungi, menghormati serta memenuhi hak asasi manusia termasuk hak teman tuli sebagai bentuk payung hukun yang nyata. Pemenuhan kewajiban ini bisa diwujudkan dengan mewajibkan setiap saluran pertelevisian menyediaan aksesibilitas siaran dengan menghadirkan juru bahasa yang menguasai BISINDO, yaitu bahasa

EDISI VI | OKTOBER | 2019

4


(

)

Yang menunggangi BEM FH UNS adalah Musholla FH.

K

E T

N

I

K

L e m b a h Te k n i k termasuk lembah yang tidak ada curam-curamnya.

50 DARI 12783619 MAHASISWA F A K U LTA S H U K U M U N S MERASA GERAM SETELAH MENGETAHUI RAHASIA INI!

Jalan di belakang UNS yang gak bisa berenang, surya tenggelam.

S

Gas air mata, tidak terbuat dari kesedihan.

5

EDISI VI | OKTOBER | 2019

U

R YA


Sumber: Tim Lensa LPM NOVUM

EDISI VI | OKTOBER | 2019

6


ASA DALAM BAHASA Oleh : Obed Joshua

“

“

B

ahasa merupakan salah satu sarana untuk berkomunikasi antar manusia. Ada beragam bahasa yang tercipta di muka bumi ini. Mengingat pentingnya bahasa, maka dari itu semua daerah dan beragam manusia memiliki bahasa yang khas. Segala jenis ekspresi dan perasaan juga dituangkan dalam bahasa. Bahasa sangat dibutuhkan mulai dari aktivitas sehari-hari di rumah sampai ke lingkungan luar. Di luar semua itu, ada kondisi yang memungkinkan seseorang tidak bisa melakukan interaksi layaknya banyak orang. Salah satunya adalah mereka yang menyandang tunarungu dan tunawicara. Tunarungu ialah istilah medis untuk seseorang yang mengalami hambatan dalam pendengarannya. Sedangkan tunawicara merupakan kondisi seseorang yang memiliki hambatan dalam berbicara. Walaupun telah terdapat istilah medis, mereka lebih suka apabila disapa dengan sebutan teman tuli. Dalam kehidupan sehari-hari, teman tuli mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang-orang

7

EDISI VI | OKTOBER | 2019

Sumber : Puput Lestari

sekitar. Hal ini dikarenakan keterbatasan penggunaan atau pengetahuan bahasa m a s y a r a k a t s e k i t a r. Te m a n t u l i menggunakan bahasa isyarat, sedangkan teman dengar menggunakan komunikasi verbal. Bahasa isyarat merupakan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerak bibir serta bahasa tubuh, termasuk ekspresi wajah, pandangan mata, dan gerak tubuh. Selain itu, bahasa isyarat adalah gerakangerakan yang sudah disepakati maknanya dan digunakan untuk bertukar informasi. Bila kamu dan temanmu sudah menyepakati gerakan tertentu yang memiliki sebuah makna, artinya kalian memiliki bahasa isyarat di antara kalian sendiri. Dengan begitu bahasa isyarat bisa digunakan oleh semua orang, tidak


acara Hari Bahasa Isyarat Internasional (HBII) yang diselenggarakan oleh Gerkatin Solo. Puput memiliki keinginan untuk menyadarkan masyarakat serta memberi edukasi tentang bahasa isyarat. Puput juga berharap, HBII dapat membantu ia dan teman-temannya dalam menyebarkan bahasa isyarat sehingga ia dan teman tuli lainnya dapat berkomunikasi dengan teman dengar. Melalui Gerkatin, Puput mendapatkan banyak manfaat setelah mengikuti berbagai kegiatan dan proses yang ada di dalamnya, salah satunya pengalaman berharga bersama teman tuli lainnya. Ia berharap, kelak ilmu serta pengalaman yang ia dapat berguna untuk masa depan, keluarga, dan anggota–anggota Gerkatin lainnya. Di balik keterbatasannya, Puput memiliki cita–cita yang sangat mulia. Ia ingin menjadi guru untuk anak–anak tuli. Ia ingin memberikan masa depan yang lebih baik bagi mereka. Besar harapan Puput melalui Gerkatin, bahasa isyarat dapat dikuasai oleh banyak teman dengar sehingga di kemudian hari tidak ada lagi teman tuli yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan mendapatkan informasi sesuai dengan hak-haknya.

terbatas hanya untuk teman tuli dan tunawicara saja. Pada kenyataannya masyarakat masih kurang kesadaran akan penguasaan bahasa isyarat itu sendiri. Seringkali ketika teman dengar bertemu teman tuli dan tunawicara, mereka mengalami kesulitan saat berkomunikasi satu sama lain. Melihat keadaan seperti itu, maka ada seorang teman tuli bernama Puput Lestari atau biasa dipanggil Puput. Puput adalah seorang pelajar yang bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB-B) Yayasan Rehabilitasi Tuna Rungu dan Wicara (YRTRW) Surakarta. Ia merupakan salah satu teman tuli yang tergerak hatinya untuk menyadarkan masyarakat betapa pentingnya bahasa isyarat. Untuk mewadahi niatnya tersebut, ia mengikuti organisasi yang bernama Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin). Gerkatin itu sendiri terdiri dari anggota yang memiliki latar belakang b e r b e d a – b e d a m u l a i d a r i p e l a j a r, mahasiswa, hingga pekerja. Mereka semua berangkat dari niat yang sama yaitu menyadarkan masyarakat luas akan pentingnya bahasa isyarat dengan mengadakan pelatihan bahasa isyarat untuk masyarakat umum. Bersama Gerkatin, Puput melakukan berbagai macam hal yang berkaitan dengan bahasa isyarat. Puput sudah mengikuti Gerkatin ini selama 3 bulan. Sebenarnya niat Puput untuk mengikuti Gerkatin sangatlah sederhana. Ia tertarik untuk mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Gerkatin. Menurutnya, kegiatankegiatan tersebut dapat berguna di masa depan. Selain itu, ia juga bertekad untuk menyebarluaskan bahasa isyarat melalui

EDISI VI | OKTOBER | 2019

8


LAHIR DENGAN TAKDIR, BERSYUKUR DENGAN BERBAUR Oleh : Laras Iga

“

“

K

eterbatasan bukanlah suatu penghalang untuk melanjutkan hidup bagi Aprilian Bima Purnata atau yang akrab disapa dengan panggilan Bima. Bima terlahir dan besar sebagai seorang tuli. Tak ada sesuatu yang tampak berbeda dari Bima, ia bersyukur atas takdir yang diberikan Tuhan kepadanya, dalam bentuk apapun. Pada 9 April 1995, Bima lahir di dunia ini dengan takdir Tuhan sebagai seororang tuli. Takdir tak dapat mendengar suara angin, air, dan suara orang yang dia cintai, ibu dan ayahnya. Terlahir sebagai seorang tuli sempat membuat Bima bersedih cukup lama. Ia mengurung diri dan menjadi orang yang tertutup setelah dia sadar akan kenyataan bahwa ia terlahir dengan pendengaran berbeda. Tidak seperti anak kecil kebanyakan, Bima hanya terdiam tak mengerti apa yang dibicarakan teman-temannya. Orang tua Bima awalnya tidak mengizinkannya untuk keluar rumah karena alasan keselamatan Bima. Hal itu dilakukan karena mereka sangat khawatir dengan sikap atau perlakuan tidak mengenakkan yang mungkin dilakukan oleh orang-orang di sekitar Bima. O r a n g t u a B i m a b a r u memperbolehkannya keluar dari rumah untuk bermain saat Bima duduk di bangku kelas 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Saat bermain, Bima seringkali mendapat cemoohan

9

EDISI VI | OKTOBER | 2019

Sumber: Aprilian Bima Purnata

dari teman-temannya. Meski dihujani banyak cemoohan dan kalimat tidak mengenakkan lainnya, Bima memiliki pemikiran dan prinsip yang kuat, bahwa menjadi tuli adalah takdir Tuhan yang harus ia terima dan syukuri. Hal tersebut membuat Bima mampu mengabaikan cemoohan dan menjalankan hidup dengan sebaik-baiknya. Meski Bima terlahir berbeda, hal itu tidak menghambat aktivitas Bima sehari-hari. Ia membuktikannya pada tahun 2015, yakni saat Bima berhasil diterima untuk melanjutkan sekolahnya di jenjang perguruan tinggi. Ia diterima di Universitas Sebelas Maret dan mengambil Program Studi Seni Murni. Tuhan memang adil, walaupun Bima terlahir tuli, dia mempunyai kelebihan yaitu keterampilan menggambar. Bima memiliki banyak prestasi melalui karya seninya. Ia mengekspresikan diri dan ide pikirannya melalui wujud dua dimensi. Semangatnya untuk membuktikan bahwa ia tak jauh berbeda dengan teman-teman yang lain


“

“

membuatnya terdorong untuk menjadi pribadi yang produktif. Saat kuliah pun Bima masih sering diejek oleh teman-temannya. Ia juga seringkali mendapat kesulitan dalam memahami materi perkuliahan dikarenakan terbatasnya pengetahuan dosen akan Bahasa Isyarat. Di sisi lain, Bima juga memiliki teman-teman yang selalu mendukung dan membantunya untuk memahami materi perkuliahan dari dosen dengan menggunakan bahasa isyarat. Temanteman Bima tersebut memintanya untuk mengajarkan mereka bahasa isyarat sehingga mereka bisa berkomunikasi dan membantu Bima. Di kampus, ia jarang terlibat dalam kegiatan kelompok atau kegiatan kampus lainnya. Bukan karena tak ingin, Bima seringkali tidak dapat memahami apa yang teman dengar bicarakan atau diskusikan. Hal ini membuat Bima terdorong untuk menyebarkan dan mengajarkan bahasa isyarat kepada teman dengar secara umum. Ia tak ingin apa yang ia alami atau rasakan, juga dirasakan oleh teman tuli lainnya. Ia ingin teman tuli dapat memahami apa yang teman dengar pahami. Ia ingin teman tuli berbaur dan berbagi sama seperti teman dengar lainnya. 9 tahun yang lalu, Bima diajak oleh temannya untuk mengikuti Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia (Gerkatin). Gerkatin merupakan salah satu organisasi tuli yang berlokasi di Solo. Banyak hal yang ia

“

“

dapatkan sejak mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Gerkatin. Teman baru dan motivasi baru yang ia dapatkan di Gerkatin membuat Bima semakin bersyukur kepada Tuhan. Melalui kegiatan di Gerkatin, Bima mendapat motivasi bahwa ia harus tetap bahagia bersama teman tuli dan sukses sesuai cara masing-masing. Takdir yang diberikan pada seseorang tidak menjadikan seseorang itu harus berhenti dalam setiap aktivitas dan mengurung diri, kita harus percaya bahwa Tuhan mempunyai rencana di balik itu semua. Bima berharap kegiatan-kegiatan Gerkatin Solo dan Deaf Volunteer Organization (DVO) di Car Free Day Solo, dapat mengajarkan dan menyebarkan Bahasa Isyarat kepada masyarakat. Hal itu dilakukan karena terkadang teman tuli merasa tidak percaya diri akan anggapan orang bahwa teman tuli tidak punya potensi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Gerkatin diharapkan dapat menunjukan bahwa teman tuli tetap bisa berbaur dan bersosialisasi dengan lingkungannya.

EDISI VI | OKTOBER | 2019

10


3

1

2

1

4

5

3

4

6

6

5

MENDATAR 1. 4. 5.

Bahasa yang digunakan oleh teman tuli Telah berkekuatan hukum tetap Lokasi keadilan di FH UNS

Foto dan upload jawaban kalian di story instagram kalian! Jangan lupa tag @LPMNOVUMFHUNS ya! Ada hadiah menarik bagi 10 pemenang tercepat!

11

2

EDISI VI | OKTOBER | 2019

MENURUN 2. 3. 6.

Memiliki hambatan dalam pendengaran Bentuk komunikasi nonverbal dengan gerak tubuh Bukti baru dalam hukum


THE SHAPE OF WATER (2017)

Oleh : Amalia Rahma H

Cerita ini memiliki latar belakang konflik Amerika dan Uni Soviet. Amerika pada saat itu menemukan objek berbentuk seperti manusia dengan sisik di sekujur tubuhnya, sepasang insang, tangan berselaput dan kuku yang tajam. Amerika menggunakan objek ini sebagai maneuver untuk melawan Uni Soviet. Objek ini bersifat agresif, sangat cerdas, dan tidak dapat berkomunikasi secara lisan. Hal inilah yang membuat Elisa, pemeran utama yang terlahir tuli, jatuh hati, lantaran memiliki hal yang sama. Situasi yang menegangkan dapat dirasa melalui ketegasan gerakan tangan yang menyentak dan ekspresi wajah tanpa gerakan bibir. Meski sedikit sulit untuk memahami kisah cinta antara Elisa dan objek tersebut, akting yang mengaggumkan dan cerita yang berbeda dari kebanyakan film drama, membuat film ini layak untuk dilihat.

The Shape of Water merupakan film drama fantasi yang disutradarai oleh Guillermo del Toro, film yang berdurasi 123 menit ini mulai ditayangkan perdana pada festival film di Venesia tanggal 31 Agustus 2017 dan rilis pada 22 Desember 2017.

The Shape of Water disambut baik. Ragam penghargaan diboyongnya. Film ini mendapatkan 7 nominasi di Golden Globe. Kabar baik lainnya, The Shape Of Water juga jadi favorit Academy Awards, karena memboyong 13 nominasi dalam Oscar tahun 2018.

EDISI VI | OKTOBER | 2019

12


Dari: aku yg sedikit pernah

Dari: aku kalo lewat dan negur

terbutakan

temenku yang salah satu dari kalian

Untuk:

Untuk:

maba maba polos yg ingin berkembang

mas mas penghuni pos parkiran fh uns

Pesan:

Pesan:

Assalamualaikum. Jangan ketipu iming2 self-improvement tapi ujung

ojo dibisik-bisik toh mas, aku ga suka dijulidin:(

ujungnya dijadiin budak. Wassalamualaikum

Dari: dedek pemalu sebelahmu

Untuk:

Untuk:

mas mas kece sampingku kemaren

siapapun yang berwenang

Pesan:

Pesan:

mas jomblo gak? Boleh kenalan? Aku

KENAPASIH KANTIN FH GAADA RAOS

kalo dah deket ga malu lagi ko mas,

ECHO???????

malah malu-maluin ehe

13

Dari: aku yang lapar

EDISI VI | OKTOBER | 2019


LEDAK (Lembar Demokrasi Kampus) Newsletter LEDAK terbit sebulan sekali dengan menghadirkan berita-berita hangat, teraktual dan terpercaya seputar kampus Universitas Sebelas Maret dan Fakultas.

BINGKAI (Bingkisan Gambar Berita Terkini) Poster BINGKAI terbit sebulan sekali dengan berpacu pada berita-berita hangat Nasional dan Kota Solo yang di visualisasikan ke dalam foto atau gambar ilustrasi.

Majalah NOVUM Majalah NOVUM terbit sekali selama satu periode kepengurusan dengan berpacu pada berita-berita hangat Nasional dan Kota Solo.


LEMBAGA PERS MAHASISWA

NOVUM

Sepatah Kebenaran Nurani Keadilan


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.