Pesona Menawan Gunung Nglanggeran

Page 1

Pesona Menawan di Gunung Nglanggeran Yak kita menjejakkan kaki kembali di kawasan eksotis selatan kota Yogyakarta. Kota yang sangat menarik ini menyajikan banyak tempat dengan pemandangan yang luar biasa yang sangat wajib dikunjungi. Jika Anda pecinta alam, pasti mencintai gunung dan telah mendaki berbagai gunung. Gunung Nglanggeran adalah salah satu rekomendasi yang unik karena datarannya yang tidak seperti gunung biasa. Gunung Nglanggeran berupa deretan gunung batu raksasa dengan pemandangan eksotik serta bentuk dan nama yang unik dengan beragam cerita rakyat sebagai pengiringnya. Gunung-gunung tersebut biasanya dinamakan sesuai dengan bentuknya, seperti Gunung 5 Jari, Gunung Kelir, dan Gunung Wayang. Satu lagi wahana wisata di kawasan Gunung Api Purba, yaitu Embung Nglanggeran. Embung Nglanggeran letaknya berada di tenggara Gunung Api Purba Nglanggeran kira-kira berjarak 2 kilo meter dari Desa Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul, Yogyakarta. Koordinat GPS: S7째50'26.052" E110째32'41.964. Embung Nglanggeran Dikala akhir pekan ini (12/7/14), hati kami tertuju pada embung Nglanggeran menjadi tempat camping kami untuk menikmati sejuknya juga mensyukuri alam gunung ciptaan Sang Kuasa. Perjalananpun kami mulai, berangkat dari rumah Kiki di Potorono sekitar pukul 15:00 WIB bersama 8 orang lainnya, jalan menuju embung setelah masuk ke dusun di dekat gunung Nglanggeran, jalannya masih jalan cor semen, dilanjut jalan tanah yang hanya muat satu mobil dan dilalui hanya searah saja, karena jaln menuju keluar sudah di bangun oleh pemerintah setempat dan sudah bisa dilalui sehingga tidak ada lalu lalang mobil atau motor yang berbpapasan keluar. Jadi dapat dipastikan jalan tanah sepanjang kurang lebih 1 km menuju lokasi embung dari dusun Nglanggeran. Sebenrnya cuaca lagi kurang bagus, mendung berbalut rintik hujan menyertai kunjungan kami. Kawasan ini menjadi lebih nampak indah karena bentang pemandangan sejauh mata membelalak di kelilingi gunung batu besar dan cakrawala persawahan dan pemandangan kota Yogyakarta. Lahan parkir begitu luas dengan diselimuti paving blok dan beberapa fasilitas penunjang seperti tempat peristirahatan untuk menikmati suasana alam, beberapa toilet dan mushola sudah dilengkapi disini. Setelah kami parkirkan tunggangan kuda besi, kami berjalan menuju Embung sekaligus Taman Buah yang berada Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta merupakan Waduk yang berada di atas


Gunung dengan ketinggian 495 mdpl. Taman buah berada di sekitar Embung / Bendungan / Waduk kecil ini, dengan luas 40 Hektar, yang akan ditanami buah buahan seperti durian montong dan kelengkeng. Embung ini diresmikan oleh Sri Sultan HB X, pada tanggal 19 Februari 2013, dari penuturan setahu saya tanah yang dipakai adalah Sultan Ground, dan fungsi dari embung ini adalah untuk menampung air dari air hujan dan sumber Song Putri, yang tentu saja letaknya diatas embung ini, ajaibnya bahwa embung ini sebenarnya sudah di tempat yang tinggi, tapi ternyata masih ada mata air yang berada di ketinggian di utara embung ini, dan fungsi dari embung ini adalah untuk pengairan tanaman duren dan kelengkeng yang menjadi ciri khas tanaman buah Nglanggeran yang ditaman disekitar embung. Taman Buah yang dibangun di Desa Nglanggeran menggunakan dana Hibah APBD DIY senilai 1,4 Milyar, berada ditanah Sultan Ground (SG) seluas 20 Hektar. Infra struktur jalan dan beberapa fasilitas penunjang lain akan dibuat guna mendukung keberadaan kebun buah ini. Masyarakat Desa Nglanggeran sangat antusias dan mendukung karena akan sangat berhubungan dengan pengembangan kawasan ekowisata berwawasan lingkungan bebasis masyarakat yang sudah dirintis secara swadaya oleh masyarakat. Proses pelaksanaan pembuatan kebun buah didampingi yayasan obor tani. Wisata ini merupakan kawasan agrowisata kebun buah di sekitar Embung (tampungan air) dengan skala besar di dataran tinggi sekitar Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba. Lokasi ini berada dikawasan Gunung Pendem, di Dusun Nglanggeran Wetan, Desa Nglanggeran. Embung Nglanggeran merupakan salah satu tempat terbaik untuk menyaksikan sunset atau sunrise di langit Yogyakarta. Permukaan air telaga yang tersepuh bias mentari senja dan gugusan gunung api purba di sisi kanan akan menjadi orkestra cakrawala senja yang indah. Tempat ini sangat bagus untuk para pecinta fotografi, karena keindahan pemandangan pegunungan dan embung yg indah. Selain itu anda juga bisa mengabadikan momen sunset dengan latar hamparan air, sungguh sulit dicari ditempat lain. Keunggulan wisata ini selain menikmati buah, wisatawan yang berada dikawasan embung dan kebun buah ini bisa menyaksikan bentangan Gunung Api Purba dan Puncaknya secara jelas. Juga sudah dilengkapi camping ground yang berada diatas embung, hembusan angin sangat kuat di atas sehingga disarankan untuk mendirikan tendanya lebih mengarah kehutan.


Obyek wisata Embung Nglanggeran memang sangat ditunjang dengan atmosfer panorama nan memesona. Eksotika keindahan bisa dinikmati setiap saat dalam kondisi apapun baik panas maupun hujan, bahkan keindahan panorama sekitarnya sangat luar biasa kala dinikmati baik di saat sunrise maupun sunset. Dari sini pula kita bisa menikmati pemandangan yang asri dengan nuansa alam pegunungan, kota Wonosari yang tampak di bawah awan serta satu kawasan seperti kota menara yang terdiri dari belasan antena pemancar dan bts seluler dn mampu menawarkan nuansa unik terutama bila dilihat di malam hari berkat lampu-lampunya. Embung Nglanggeran juga menyuguhkan pemandangan yang cantik. Sebuah hamparan beningnya danau ada di depan mata, berpadu dengan hijaunya perbukitan dan berada di atas ketinggian. Sungguh indah dan mempesona.

perjalanan

menuju lokasi Embung Nglanggeran sangat memacu adrenalin. Karena anda harus melewati perkampungan, jalan yang menanjak dengan diapit tebing-tebing bebatuan tua. Mendaki gunung batu terjal, dengan jalur menantang, camping diatas gunung bertabur cahaya bintang dan bulan di saat purnama dan kerlip lampu kota bak berlian dari kejauhan, semua sensasi petualangan tersebut di dapatkan semuanya. Pemandanganya indah banget deh, tidak akan rugi deh setelah capek capek beberapa naik tangga. Mata yang bisa memandang jauh dengan jelas ke arah selatan. Memandang Karya Arsitektur sang Maha Pencipta, terlihat susunan Gunung Nglanggeran yang begitu gagah di arah barat. Begitulah kami menikmati alam dan melepas penat yang selalu menggelayuti di saat sibuk kerja. Dusun Telaga atau Dusun 7 KK Menurut ceritanya 7 kepala keluarga (KK) itu adalah mempunyai juru kuncinya sendiri, satu lokasi yang 7 KK itu masih 1 wilayah dengan Dusun Nglanggeran Wetan dimana Gunung Api Purba itu masih berada dalam wilayah Dusun Nglanggeran Wetan jadi bukan memisah tetapi masih 1 Rukun Tetangga (RT). Nama RT tersebut adalah Dusun Telogo, karena ada telaganya di areal tersebut yang menjadi penghidupan warga 7 KK tersebut. Jadi telaga yang ada di sana adalah Telaga Wungu dan Telaga Mardidho. Telaga Wungu adalah telaga mata air Comberan yang terdapat di Gunung Api Nglanggeran, Telaga Mardidho terdapat di dusun yang di tempati 7 KK tersebut.


Telaga Mardidho, secara mitos yang di yakini warga secara kasat mata memang ada berupa telaga ada airnya dan dimanfaatkan warga karena satu satunya sumber di puncak gunung di Dusun 7 KK tetapi sebetulnya gaib merupakan bekas mandi kuda sembraninya bidadari. Kalau di telaga Mardidho menurut cerita warga adalah bekas mandi kuda “sembrani� nya bidadari bahkan bekas tapak kudanya di batu di telaga masih ada, cuman menurut cerita dongeng bekas tapak kuda sembrani tersebut sudah dipindahkan ke keraton yogyakarta hingga saat ini. Menurut kepercayaan masyarakat tapak kuda itu lebih besar berbentuk tidak seperti layaknya kuda pada umumnya. Dan warga sempat mengabadikannya kedalam foto tetapi kami tidak bisa mendapati foto itu. Telaga Wungu/Comberan menurut cerita masyarakat merupakan telaga yang di pakai oleh bekas pemandiannya bidadari, dikarenakan sisa air mandinya bidadari makanya di sebut comberan (air sisa). Nah, untuk wanita tidak di sarankan mendaki gunung api purba atau malah menuju masuk di kawasan sumber mata air comberan saat mendapatkan haid/menstruasi karena akan menimbulkan jelaka bagi wanita tersebut. Sumber mata air comberan ini dimanfaatkan oleh satu warga yang berada di dekat puncak gunung dan pada malam selasa, jumat kliwon atau satu suro sering dipakai orang untuk tirakatan dan disini merupakan tempat yang paling sakral. Air dari gunung Nglanggeran/Gunung Wahyu sering diambil Abdi dalem dari Kraton Yogyakarta sebagai sarana mohon ketentraman dan keselamatan semua masyarakat DIY. Menurut keterangan warga yang mengurusi ekowisata Nglanggeran, Handoko, dari dulu hingga sekarang di dusun Telaga itu hanya diyakini oleh 7 KK yang menempati areal dusun tersebut yang pada awalnya dimungkinkan ada sebuah perjanjian antara juru kunci dusun Telaga dengan pihak Keraton Yogyakarta. Jika dilanggar aturannya dalam perjanjian yang disepakati itu oleh warga 7 KK tersebut yang menempati Dusun itu melebihi atau bahkan kurang dari 7 KK maka fatal akibatnya dapat berdampak meninggalnya korban pada salah satu warganya tetapi saat ini hanya warganya merasa tidak kerasan dirumah dan akhirnya pindah ke dusun lain asalkan diluar dusun Telaga tersebut. Jadi 7 kepala keluarga itu dimaksudkan bahwa jika ada salah satu warganya yang menikah harus tetap tinggal serumah dengan orang tuanya jika tidak maka harus keluar dari kawasan dusun tersebut. Dusun telaga tersebut di huni oleh sekitar 25 warga. Ketika ada anak dari salah satu kepala keluarga


menikah mendapatkan pasangan diluar warga dusun itu ataupun dengan tetangganya maka diharuskan tetap tinggal serumah dengan orang tuanya atau menantunya yang di dusun Telaga dan tidak di perbolehkan membuat KK baru. Akses menuju dusun 7 KK tersebut sebetulnya cukup mudah tetapi ada tanjakan jalan dengan kemiringan yang sangat tinggi menyulitkan kendaraan untuk masuk ke dusun tersebut, sehingga jika musim hujan masuk ke dusun di tempuh dengan tracking. Warga dan anak anak sekolah aktivitas interaksinya dengan masyarakat luar harus turun gunung dengan tracking, ada juga yang menggunakan motor. Masyarakat dusun Telaga kehiduannya bertani, bercocok tanam tergantung sesuai musim seperti ketela, palawija dan lain sebagainya, beternak dan berkebun. Juru kunci yang menaungi dusun Telaga namanya Mbah Rejo juga merupakan pembabat alas (pembuka dusun) atau 'bibit kawit' pertamakali di kawasan tersebut di huni dan sebagai tempat tinggal juga penghidupan. Juru kunci di Nglanggeran ada 3, juru kunci seluruh kawasan gunung api purba ada namanya Mbah Budi Utomo kemudian juru kunci di dusun 7 kk, dan juru kunci obat termas. Juru kunci ini bertugas khusus untukmelakukan ritual agar getah Termas dapat berkasiat menjadi obat dengan baik dikarenakan tidak bisa semua orang bebas untuk mengambilnya. Mitos pegunungan Nglanggeran dilingkari Naga Besar yang memiliki kesaktian menyembuhkan segala bentuk macam penyakit. Hingga saat ini terbukti dengan adanya pohon Termas yang bentuknya menjalar seperti ular yang dapat mengeluarkan air/getah obat. Paling sering obat tanaman Termas itu digunakan warga untuk mengobati penyakit kuning atau liver hingga saat ini. Gunung Api Purba atau Gunung Nglanggeran Berpetualang untuk mencintai alam bebas dapat dicurahkan di Kawasan Ekosistem Gunung Purba Nglanggeran, atau biasa disebut dengan Gunung Nglanggeran. Ada banyak alasan yang menjadikan tempat ini wajib untuk dikunjungi, salah satunya adalah kawasan pegunungan Baturagung, merupakan ekowisata yang unik dan langka, serta satu satunya yang ada di Indonesia. Selain dinamakan menjadi Gunung Nglanggeran, gunung ini dipercaya sebagai Gunung Wahyu karena gunung tersebut diyakini sarana tirakatan, berdoa, meditasi kemudian meminta sesuatu kepada Sang Pencipta untuk memperoleh wahyu atau


di kabulkan dari Sang Pencipta tersebut. Mendekati Gunung Nglanggeran, kita sudah disuguhi sebuah ngarai yang luas, dengan persawahan membentuk terasering di sekitarnya. Berada di tengah ngarai ini serasa tidak sedang di daerah Gunungkidul. Dikelilingi hijaunya tanaman padi, bukit-bukit tempat tower stasiun transmisi, dan Gunung Nglanggeran yang berdiri dengan tegap. Ada dua puncak gunung, yang pertama gunung dengan ketinggian sedang, sedangkan yang kedua adalah puncak Gunung Gede yang merupakan gunung tertinggi. Untuk mendakinya kita memerlukan waktu yang lumayan lamakarena lebih jauh dan medannya lumayan sulit. Namun keletihan akan terbayar lunas di saat menjejakkan kaki di puncak Gunung Gede. Pemandangan yang terlihat di puncak memang sangat mempesona. Nama Nglanggeran berasal dari kata Planggaran yang mempunyai makna setiap ada perilaku jahat pasti tertangkap/ketahuan. Ada juga yang menuturkan Gunung Nglanggeran berasal dari kata Langgeng artinya desa yang Aman dan Tentram. Selain sebutan Gunung Nglanggeran gunung yang tersusun dari banyak bebatuan ini disebut Gunung Wayang karena terdapat Gunung/bebatuan yang menyerupai tokoh pewayangan. Selain itu menurut kepercayaan adat jawa Gunung Nglanggeran dijaga oleh Kyi Ongko Wijoyo dan Punokawan. Punokawan dalam tokoh pewayangan tersebut diantaranya (gunungapipurba.com): 1. Kyai Semar 2. Kyai Nolo Gareng 3. Kyai Petruk 4. Kyai Bagong Tracking, jelajah wisata dan bekemah. Nuansa itulah yang sesungguhnya kami cari untuk mengunjungi gunung Nglanggeran untuk menikmati keindahan pemandangan, mencoba menaklukkan batu-batu besar untuk didaki, dan juga melepas kepenatan dan kebisingan kota. Gunung Nglanggeran terdiri dari banyak macam gunung didalamnya, yang memiliki nilai historis dan bentuk gunung yang memiliki nilai sejarah tinggi. Diantaranya adalah: 1. Gunung Kelir


Disebut Gunung Kelir karena bentuk dari gunung tersebut menyerupai kelir dan dipercaya ditempat tersebut merupakan tempat tinggal dari Ongko Wijoyo dan Punakawan. 2. Sumber Air Comberan. Sebuah mata air yang tidak pernah mengalami kekeringan di Puncak Gunung Nglanggeran. Juga terdapat tempat pemujaan untuk mendapatkan anugrah dari sang pencipta bagi mereka yang menyakini untuk bisa mencapai keinginan ( cita-cita ). Disamping sumber Comberan terdapat tempat pertapaan untuk melakukan kegiatan ritual “Prehatin�, biasanya pada harihari tertentu yang diyakini mempunyai nilai mistis akan berdatangan Wisatawan untuk melakukan ritual tersebut. Tempat ini digemari Wisatawan karena cuaca iklim yang sejuk dan terdapat Tangga Tataran yang dibuat pada zaman Jepang yang dulunya juga digunakan sebagai tempat persembunyian tentara Jepang. Air di Sumber Comberan diyakini dapat membuat awet muda jika digunakan untuk mencuci muka. 3. Gunung Gedhe Sesuai dengan sebutannya Gunung Gedhe adalah gunung terbesar diantara gunung-gunung lain. Merupakan puncak tertinggi dari Gunung Nglanggeran, para pendaki sering menggunakan tempat ini untuk tempat istirahat dan berkemah. Pemandangan yang luas akan terlihat dari puncak tertinggi karena posisi yang sangat strategis ditengah-tengah Gunung Nglanggeran. Akan menjadi tempat kegemaran para fotografer karena bisa mengabadikan keindahan ciptaan Tuhan YME dari berbagai sudut pandang. 4. Gunung Bongos Tempat untuk meletakkan Blencong dan gunung tersebut berwarna hitam menyerupai arang. 5. Gunung Blencong Gunung menyerupai Blencong dan sebagai penerangan/lampu Kyai Ongko Wijaya saat berkumpul dengan Punokawan. 6. Gunung Buchu Gunung yang bentuknya lancip dan gunung tersebut berasal dari Puncak Gunung Merapi yang dipindah oleh Punokawan, yang tujuannya dibawa ke Desa Kemadang Gunungkidul,


dengan dipikul oleh Punokawan memakai kayu jarak. Berhubung disitu terdapat sumber air yang besarnya sebesar �dandang� maka gunung tersebut tertanam ditempat yang namanya Sedandang. Bentuknya yang tinggi dan runcing Gunung Buchu digunakan untuk panjat tebing oleh pecinta alam, sampai saat ini pendaki yang berhasil menaklukkan masih bisa terhitung dengan jari. Baru 3 tim pendaki yang sukses menancapkan bendera di puncak Gunung Buchu. 7. Tlogo Wungu Hanya orang-orang tertentu yang dapat mengetahui keberadaannya, bagi orang yang benarbenar bersih dan menjalankan �Prihatin� akan mengetahui tlogo Wungu tersebut, terletak disebelah ujung timur Gunung Nglanggeran. Konon tempat ini sebagai pemandian Widodari. Jikalau bisa melihat keberadaan tlogo tersebut akan terdapat Tlundak emas, dan Canthing Emas. 8. Tlogo Mardhido Sebagai tempat pemandian Jaran Sembrani tunggangan Widodari. Konon terdapat bekas tapak kuda Sembrani yang membekas dibatu. 9. Talang kencono Sebagai talang air dari tlogo Mardhido sampai Jimatan Kota Gedhe Yogyakarta. 10. Pemean Gadhung Mitos dinamakan Pemean Gadhung karena batang gadhung tersebut ujungnya sampai dipuncak gunung Merapi. Tempat ini sekarang dihuni banyak monyet, kelelawar dan juga ular.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.