Lintas Merapi Sepanjang Masa

Page 1

1|Page


Tahun 2009 – Megajak kru dan anak kancing mendaki gunung Merapi dengan misi untuk melihat kondisi puncak garuda dan sisa kubah pada tahun 2006. Pendakian ini berguna untuk memberitahukan kondisi gunung kepada warga sidorejo. Selain itu untuk mengenalkan karakter gunung Merapi pada anak-anak agar mereka lebih mencintai dan bisa memahami bahwa hidup bersama Merapi banyak mendapatkan berkah. Dan anak-anak bisa mendapatkan pembelajaran tentang gunung berapi bahwa hidup untuk bersikap arif pada alam semesta. Bahwa gunung meletus itu adalah bukanlah bencana tetapi memang sebuah bentuk takdir alam, sehingga kita harus mengeanali ancamannya agar bisa bersikap jika terjadi letusan dan bisa kembali lagi untuk hidup harmonis bersama Merapi. Kegiatan ini dilakukan setiap 6 bulan sekali.

2|Page


2009 – Disalahsatu sekolah Muhammadiyah saya diminta oleh wali murid menceritakan tentang kondisi merapi terkini dan tindakan apa yang harus dilakukan jika terjadi letusan merapi. Beberapa dari peserta banyak yang hidup di lereng merapi tetapi anak-anaknya menempuh pendidikan yang lumayan jauh dari tempat tinggal mereka. Sukiman, menjalaskan pentingnya tindakan dini tentang mitigasi bencana bagi sekolah dalam menghadapi bencana erupsi. Pada akhirnya, pihak sekolah saat itu langsung bermitra dengan wali murid untuk menjadikan bangunan sekolah sebagai tempat evakuasi. Jika terjadi letusan merapi sewaktu-waktu, wali murid bisa dengan mudah mencari anaknya yang bersekolah sekaligus mengungsi di sekolah.

2009 – dengan inisiasi Sukiman bergerak dengan Lintas Merapi mengajak anak-anak kancing (Kelompok anak cinta lingkungan) turut serta menanam pohon untuk penghijauan di lereng merapi. Dengan tujuan untuk menanamkan anak kancing lebih mencintai hutan, sehingga dengan hutan yang masih lestari dapat meminimalisir kecepatan laju awan panas. Selain itu, anak kancing diajari menanam buah-buahan sebagai bahan pangan bagi kera merapi yang masih hidup di hutan.

2009 – Kerjabakti membangun jalur evakuasi di RT 27 RW 09 Sidorejo secara swadaya dari masyakarat dan dukungan dari JRF (Java Reconstruction Fund). Jalur ini diharapkan bisa memecah kepadatan laju evakuasi warga menuju desa yang lebih aman. Sebagian warga bisa mengevakuasi diri melalui RW Petung dan sebagian lagi bisa menuju ke RW Butuh. Gotong royong warga ini tak hanya memperbaiki jalur evakuasi tetapi juga memasang rambu-rambu jalur evakuasi yang berada di 71 titik di desa Balerante dan Desa Sidorejo secara swadaya. Pemasangan rambu evakuasi ini di pasang dari kawasan rawan bencana III hingga ke titik aman di Kecamatan Kemalang. 3|Page


11 Juni 2010 – Kunjungan Kepala BNPB Dr. Samsyul Ma’arif ke Lintas Merapi, untuk memberikan dukungan kegiatan apa yang telah di programkan oleh radio komunitas Lintas Merapi kepada masyarakat dalam membangun ketangguhan warga Deles mengahadi ancaman merapi. Lintas merapi mampu menjadi inisiator bagi warga untuk membangun gardu pandang, membangun radio dan sistem informasi kesiapsiagaan yang dapat dirasakan warga secara cepat sehingga BNPB sangat mempercayai pergerakan kegiatan yang bersinergi dengan warga langsung daripada pemerintah daerah. BNPB saat saat itu mengajak BPBD Prov Jateng dan stafnya untuk melihat langsung kegiatan yang dilakukan Lintas Merapi dengan warganya.

2010 – Dinaikkannya status merapi menjadi waspada oleh BPPTK, sejak itulah Lintas Merapi mengumumkan melalui radio tentang tindakan mitigasi bencana, salah satunya ronda bagi warga Sidorejo. Rakom juga mengadakan musyawarah desa untuk mensikapi status gunung yang mulai naik sehingga menyarankan untuk mendata aset warga (data penduduk, ternak, kendaraan), menentukan jalur evakuasi, menentukan tempt evakuasi ternak, dan mensepakati titik kumpul jika nanti warga mengevakuasi diri. Saat pendataan kendaraan warga ternyata tidak mencukupi untuk mengevakuasi ternak, maka warga mencari dukungan dana untuk menyewa kendaraan untuk evakuasi ternak. Kegiatan ronda yang dilakukan selama 24 jam secara bergiliran untuk memantau kondisi terkini merapi dilengkapi dengan peralatan speaker, HT, Megaphone, Kamera, laptop dan jaringan internet dan selalu melihat informasi dari televisi yang ditempatkan di pos pantau yang sering salah dalam menyampaikan informasi. Untuk itu, pos pantau langsung melakukan klarifikasi melalui alat komunikasi yang di pancarkan ke warga. 4 | P a langsung ge


2010 – Status Merapi dari waspada menjadi siaga. Merapi sudah melihatkan gejala kativitas vulkanik. Dengan adanya luncuran awan panas di tubuh gunung. Erupsi sering terjadi berkali-kali. Warga rentan sebagian sudah diungsikan ke lokasi aman. Yang tinggal di dusun Deles hanya tim siaga desa, koordinator pos ronda dan kru radio Lintas Merapi. Kegiatannya memantau kondisi merapi selama 24 jam dan memberikan informasi ke wakga saat itu juga melalui siaran radio. 2010 – Kondisi status merapi berubah dari siaga menjadi awas dan disusul letusan. Warga yang melakukan ronda menjadi panik dikarenakan ternaknya belum dievakuasi. Saat itu pemerintah dan aparatur negara tidak sigap menghadapi kondisi darurat seperti ini. Fasilitas kendaraan untuk evakuasi ternak dari pemerintah tidak ada sehingga warga melakukan koordinasi dengan pihak luar mengupayakan untuk mendapatkan bantuan kendaraan evakuasi ternak.

Abu vulkanik bercampur air hujan menutupi jalur evakuasi menjadi rawan kecelakaan karena jalanan licin. Warga segera meninggalkan kampung dan hewan ternak untuk diungsikan ke lokasi aman. Saat itu warga mendapat bantuan mobil untuk mengungsikan ternak dari pihak swasta hanya mebelikan bahan bakarnya saja. Merapi meletus semakin besar dalam hitungan jam. Setelah semua ternak diungsikan, wargapun segera mengosongkan kampung dari ancaman awan panas. Setelah 2 hari, tim siaga desa kembali melihat kampungnya yang didapati hutan dan tanaman sayur warga sudah terbakar habis. Pada akhirnya diputuskan untuk tetap tinggal di barak pengungsian menunggu situasi kembali normal. 5|Page


Cerita selanjutnya tentang pengungsian

6|Page


7|Page


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.