Katalog Musem Dokumenter Merapi

Page 1

Museum Dokumenter Merapi Huntap Srodokan, Cangkringan, Sleman


Museum Dokumenter Merapi Museum Documenter Merapi

Huntap Srodokan, Cangkringan, Sleman Yogyakarta

Penulis

Fatchur Rohman

Editor

Fatchur Rohman

Kontributor

Totok Hartanto Lilik Rudiyanto

Fatchur Rohman Fotografer

Fatchur Rahman

Layout

Fatchur Rohman

Foto Sampul

Fatchur Rohman

didukung oleh:

Page 2 of 25


Museum Documenter Merapi

Awal Mulanya...

Inisiatif berdirinya museum dokumenter kebencanaan adalah

dengan adanya dokumen kebencanaan tentang kejadian yang pernah di alami dimasa lalu di Dusun Srodokan sebagai sebuah pembelajaran agar warga tetap 'eling lan waspodo', yang selama ini dokumen tentang Dusun tak pernah ada, seperti batu­batu besar yang di lontarkan dari letusan Merapi di tahun silam dan tidak ada 'getok tular' cerita dari orang tua. Jadi dengan adanya museum ini bisa untuk bercerita pada anak cucu kita sebagai generasi yang akan datang supaya resiko bencana kedepan dapat diminimalisir setelah melihat dokumentasi­dokumentasi yang telah di simpan di dalam museum. Museum ini digunakan untuk menyimpan barang­barang yang terdampak oleh erupsi tahun 2010 yang lalu, konsep sebenarnya ingin membangun museum dengan dokumentasi kejadian sebelum, sesudah dan setelah kejadian erupsi 2010, tetapi pengelola museum kesulitan dalam mencari foto­foto dan barang­barang yang terdampak diakibatkan oleh erupsi Merapi dan saat itu juga perangkat foto masih susah dan kurang familiar bagi warga lereng merapi sehingga foto yang terekam terbatas dan suasananyapun masih mencekam menyebabkan warga tak pernah punya pikian untuk mengabadikan, yang ada hanya berfikir bagaimana menyelamatkan diri dari bencana gunung berapi. Dinamai Museum Dokumenter Merapi dikarenakan lokasi rumah warga berada

Page 3 of 25


Museum Documenter Merapi dikawasan rawan bencana, dahulu sebelum erupsi tahun 2010 rumah warga berada pada di KRB I yaitu berpotensi terhadap ancaman lahar hujan yang terletak sekitar 13 km dari puncak merapi di bantaran sungai Gendol yang terancam oleh aktivitas gunung Merapi. Mahasiswa KKN mempunyai peranan penting membantu dalam pembentukan museum ini, selain itu beberapa pemuda dan warga sekitar museum juga terlibat. Barang barang museum terkumpul dari kesadaran warga sendiri dalam menggali dan mengmpulkan barang足barang dan peralatan rumah tangga yang tersisa di bekas rumahnya yang telah rusak dan tertimbun pasir erupsi Merapi. Hingga saat ini masih ada banyak rumah yang tertimbun pasir dan didalamnya terdapat barang足barang yang masih belum digali untuk dikumpulkan sebagai pelengkap museum merapi di Dusun lama. Yang terdokumentasi di museum ada ratusan foto dan peralatan dapur atau benda benda rumah tangga yang terbakar, kendaraan bermotor, audio dan diperkirakan jumlahnya akan selalu bertambah dikarenakan masih banyak barang足barang warga yang belum di gali dari Dusun lama. Harapan kedepan, museum ini dapat bermanfaat bagi masyarakat Dusun Srodokan, Gungan dan masyarakat umum sebagai tempat edukasi mitigasi bencana. Kedepan diaharapkan, pemerintah dapat membantu dalam proses mengembangkan museum tersebut. Museum ini diresmikan oleh Kepala Dusun pada tanggal 8 Februari 2016. Respon warga terhadap museum sangat bagus, mereka tertarik dan menginginkan agar museum dapat dikembangkan dan koleksi perlu ditambah lagi, dan warga juga antusias dengan kesadaran sendiri mengumpulkannya ke museum.museum, selain itu beberapa

Page 4 of 25


Picisan

Museum Documenter Merapi

P

icisan bagi warga lereng merapi kebanyakan digunakan untuk menumbuk bahan足bahan (kunir, kunyit, jahe) yang dibuat untuk jamu dan sebagai tempat pembuat adonan dari sisa足sisa nasi yang tidak habis untuk dibuat kerupuk 'lempeng'. Alat ini ditemukan dari rumah ibunya Pak Eko Suranto yang telah terbakar oleh awan panas dari gunung Merapi. Page 5 of 25


Museum Documenter Merapi

Cobek & Munthu P

eralatan dapur ini bagi orang desa diwilayah lereng merapi menggunakan alat ini sebagai pelembut bumbu dan membuat sambal. Cobek maupun munthu ada yang terbuat dari tanah dan batu, kadang cobek juga dinamakan layah. Cobek adalah alat yang digunakan sebagai alas untuk menumbuk bumbu agar halus. Munthu adalah alat yang digunakan untuk mengulek atau melembutkan bumbu sehingga ketika ditambahkan dengan sayur mudah tercampur dibandingkan dengan diiris atau dirajang. Cobek dan munthu merupakan pasangan alat yang wajib selalu ada di dapur. Bahan bumbu yang dilembutkan seperti palawija dan bahan penyedap rasa masakan (bawang merah, bawang putih, lombok, garam dan lain sebagainya) yang setiap harinya dikonsumsi oleh warga. Alat dapur ini diketemukan di rumah Pak Eko Suranto, sebagian besar rumahnya belum pernah di tambang sehingga barang足barang ini masih tertimbun pasir, hampir seluruh barang koleksi museum yang diketemukan berada di rumah pak Eko Suranto di Dusun Srodokan lama. Page 6 of 25


Picisan

Museum Documenter Merapi

P

iring sebagai alat makan bagi warga untuk kebutuhan sehari hari, tetapi cangkir tidak digunakan sebagai hiasan yang di letakkan di almari kaca. Sebagian cangkir ini warisan dari neneknya dimasa lalu, dan masih simpan. Kebanyakan cangkir ini yang terbuat dari keramik sudah tidak digunakan sebagai alat minum sehari足 hari dan sebelum tahun 2010 cangkir sudah tidak digunakan lagi. Page 7 of 25


Museum Documenter Merapi

Kompor Minyak k

ompor minyak ini jamak ditemui di rumah足rumah penduduk dan masih digunakan warga sebelum erupsi tahun 2010 sebagai alat masak sehari足hari, tetapi kebanyakan masyarakat menggunakan kayu bakar karena bahan baku kayu yang masih mudah dicari di hutan. Tetapi beberapa warga tertentu saja yang menggunakan gas elpiji. Penduduk mulai berhenti menggunakan kompor minyak setelah bahan baku minyak tanah susah ditemukan dan harganya melambung tinggi.

Page 8 of 25


Ceret

Museum Documenter Merapi

C

eret yang seperti ini dikhususkan untuk memasak air, kemudian setelah itu air mendidihnya dipindahkan ke thermos untuk membuat the maupun kopi yang menjadi minuman kesukaan warga lereng merapi. Dan hanya sebagian warga yang hanya memiliki ceret yang seperti ini. Ceret yang seperti ini biasanya warga menggunakannya di diatas kompor gas atau kompor minyak. Ceret ini bukan diperuntukkan bagi warga yang masih menggunakan kayu bakar. Page 9 of 25


K

etel ini ditemukan warga Gungan bernama Hendri saat lagi menambang pasir kemudian diserahkan ke museum untuk menambah koleksi. Hendri menambang pasir di kebun miliknya, saat menggali menemukan ketel tersebut. Ketel seperti ini digunakan hampir semua warga lereng merapi untuk menanak nasi dengan menggunakan kayu bakar. Sudah jamak jika warga lereng Merapi menggunakan kayu bakar sebagai tempat untuk memasak yang berada di dapur rumah dikarenakan lebih murah dan mudah.

Ketel

Museum Documenter Merapi

Page 10 of 25


Museum Documenter Merapi

Teko & Cangkir

T

eko dan cangkir dengan warna putih terbuat dari keramik sudah jarang sekali digunakan untuk tempat air minum, jikapun digunakan hanya pada waktu tertentu di hari足hari besar keagamaan seperti hari raya atau lebaran. Alat perkakas minum air ini biasanya digunakan untuk hiasan ruang tamu yang disimpan di rak atau almari kaca. Sirup dan teh yang biasa sebagai perpaduan yang cocok untuk mengisi teko dan ditemani oleh cangkir tersebut.

Page 11 of 25


Museum Documenter Merapi

Teflon & Enthong T

eflon yang seperti ini jarang di punyai oleh warga, hanya warga menengah keatas yang memilikinya. Alat ini digunakan untuk memasak masakan yang ringan dan sederhana seperti memasak telur. Penggorengan ini jarang digunakan karena manfaatnya dirasa kurang begitu maksimal karena kegunaannya sangat terbatas dan harganya juga mahal. Teflon ini memang tidak lengket saat dipakai untuk menggoreng tetapi tidak begitu familiar bagi warga karena bentuknya yang kecil sehingga saat digunakan untuk menggoreng tidak bisa sebanyak yang diinginkan. Enthong merupakan alat khusus dapur yang dipakai untuk mengambil nasi yang sudah matang. Jika warga ingin makan besar, enthong ini digunakan setiap harinya untuk mengambil nasi dari 'wakul' (tempat nasi) untuk di tuang kedalam piring. Page 12 of 25


Museum Documenter Merapi

Tutup Panci / Soblok

A

lat ini digunakan kebanyakan warga untuk merebus nasi, ketela dan lainnya. Warga suka membuat 'pecel' (masakan dari berbagai sayuran) menggunakan alat ini. Saat merebus warga menggunakan angsang sebagai tempat untuk mengukus bahan sayuran dan finishing dalam menanak nasi.

Page 13 of 25


Museum Documenter Merapi

Cething & Aluminium Magic Jar O

rang desa yang tinggal di lereng Merapi dahulu belum menggunakan peralatan ini (magic kom/penghangat nasi), lebih mengenal menggunakan dengan cething sebagai tempat penyimpan nasi yang sudah matang. Alat ini ada yang terbuat dari bambu, plastik dan aluminium. Peralatan dapur ini tak hanya untuk penyimpanan nasi saja tetapi dapat untuk menyimpan bahan makanan yang siap saji.

Page 14 of 25


Museum Documenter Merapi

Tulang Belulang Sapi

M

asyarakat desa di lereng merapi merupakan komunitas yang unik dan kompleks, memiliki pola hidup sederhana dengan sistem kekerabatan yang masih terjaga. Binatang ternak berupa sapi dan kambing merupakan andalan dan penopang sumber ekonomi, juga sebuah simbol sosial. Ternak yang ada di Dusun Srodokan hampir seluruhnya mati terkena awan panas saat letusan Merapi tahun 2010. Tahun demi tahun berlalu, warga berbenah dan menggali rumahnya untuk dibersihkan memulai kehiudpan yang baru. Saat itulah tulang belulang ternak peliharaan mereka ditemukan dan menjadi saksi keganasan Merapi. Binatang ternak bagi warga juga merupakan hal yang terpenting dalam kehidupannya juga sebagai bagian dari keluarganya. Sehingga disaat aktivitas merapi meningkat seperti tahun 2010, kebanyakan warga enggan untuk pindah atau mengungsi dikarenakan ternaknya tidak mendapatkan jaminan dari pemerintah soal barak pengungsian ternak yang tidak jelas, makanan ternak yang kurang memadai dan masih banyak faktor lain. Untuk itu, ternak memiliki makna yang dalam bagi sebagian masyarakat desa yang tinggal di Merapi, juga memiliki nilai ekonomis yang sangat berharga sehingga tak mengherankan jika masyarakat desa mempertahankan sekuat tenaga keberadaan binatang piaraan tersebut. Jika warga mengungsi dengan membawa ternak, mereka merasa tenang Page 15 of 25


Museum Documenter Merapi

Antena HT S

ebelum erupsi Merapi tahun 2010 antena Rig/HT dipasang di depan rumahnya Totok Hartanto yang tinggal di Dusun Srodokan diatas pohon mundhung untuk pemantauan informasi tentang kondisi gunung Merapi. Informasi足informasi dipantau melalui HT dapat kita dengarkan dan dipancar luaskan melalui antena ini agar warga mengetahui berita terkini soal aktivitas gunung Merapi. Rumah Totok Hartanto sempat dijadikan sebagai titik kumpul para pemu dan dan orang sepuh dalam mencari informasi tentang kejadian dan posko bantuan bencana erupsi Merapi tahun 2010. dalam situasi darurat saat letusan gunung Merapi, semua warga meninggalkan rumahnya untuk menuju ke pengungsian. Antena ini juga telah dilupakan oleh warga, tetapi saat warga kembali ke Dusun Srodokan antena ini masih tetap berdiri tegak diatas pohon dan bekasnya tidak terkena awan panas tetapi kondisi tanah dipenuhi lava pijar sehingga pohon mundhung tersebut mengalami kekeringan dan mati walaupun antenanya masih berdiri kokoh. Page 16 of 25


Museum Documenter Merapi

Pot Bersekam

P

ot ini diketemukan di rumah Mbah Saji, RT 1 Dusun Srodokan. Bagian atas pot terbakar tetapi sekam di bagian dalamnya masih utuh tetapi sekam di pinggirnya terlihat terbakar. Padahal pot tersebut tertimbun lava pijar yang menuju ke rumahnya Mbah Saji. Potnya pun juga begitu, yang bagian tepi pot plastiknya meleleh tetapi di bagian tengah dan bawahnya masih terlihat bagus. Padahal saat itu, hawa panas yang hebat terhembus di dusun ini berbarengan dengan lava pijar yang mengalir dalam tanah.

Page 17 of 25


D

ahulu untuk menaruh makanan khususnya rebusan ketela, enthik, dan dedaunan 'pecel misalnya. Baskom ini sering digunakan pada saat hajatan warga, seperti pernikahan, sunatan, orang meninggal dan peringatan足peringatan hari

Museum Documenter Merapi

Baskom

Page 18 of 25


Museum Documenter Merapi

Pot Bersekam

W

ajan ini ditemukan dirumah Eko, perabotan rumah tangga ini banyak digunakan disaat waktu hajatan, hari hari besar keagamaan, dan acara warga untuk membuat sayur, merebus lauk pauk karena wajannya berdiameter yang besar.

Page 19 of 25


Museum Documenter Merapi

Pot Bunga

P

ot ini ditemukan didalam rumah Almarhum Bapak Wasis, rumahnya tertimbun oleh pasir termasuk pot ini. Saat itu pot ini tidak digunakan untuk menanam bunga, pot ini tergolek meleleh dan tertimbun pasir yang berada dirumah. Page 20 of 25


Museum Documenter Merapi

Alat Ukur Curah Hujan

A

lat pengukur curah hujan sederhana ini di hibahkan dari PSMB UPN Yogya, untuk bisa mengetahui turunnya titik足titik air dari awan hingga sampai kepermukaan tanah. Penakar hujan ini tidak dapat mencatat sendiri (non recording), bentuknya sederhana terbuat dari seng plat setinggi kurang lebih 60cm, tetapi biasanya penakar hujan dipasang pada lapangan terbuka.

Page 21 of 25


Lori

Museum Documenter Merapi

L

ori ini dimiliki oleh Pak Supri, warga Srodokan. Lori ini digunakan warga untuk mengangkut barang足barang dan mengangkut material pasir Merapi yang masih sangat banyak yang menimbun rumahnya hingga diketinggian 6 meter.

Page 22 of 25


Alat Dapur

Museum Documenter Merapi

A

lat dapur, macam piring, pisau, mangkuk dan lainnya terkubur pasir eruspi Merapi yang menghujam di Dusun Srodokan setebal hingga kurang lebih 6 meter tingginya. Peralatan dapur ini masih tertempel oleh lapisan pasir vulkanik, menunjukkan kemurkaan Merapi saat itu. Dusun yang berjarak 14 kilometer ini beberapa rumahnya terpendam muntahan material gunung.

Page 23 of 25


Museum Documenter Merapi

T

ak pelak jika kita ke wilayah Cangkringan akan menemui dan melihat rumput setinggi orang dewasa untuk pakan ternak tiap pagi dan sore lalu lalang. Para penyabit rumput menggunakan sepeda motor sebagai alat angkutnya. Selain itu juga motor menjadi alat vital sebagai moda transportasi keseharian menuju pasar, mengantarkan anak sekolah dan aktivitas keseharian bagi warga lereng merapi. Motor ini tidak sempat diselamatkan dari panggangan awan panas yang meluluh lantakkan hampir seluruh Dusun di Srodokan yang dilaluinya.

Bangkai Motor

Page 24 of 25


Museum Dokumenter Merapi Huntap Srodokan, Cangkringan, Sleman Yogyakarta

P

embuatan katalog Museum Dokumenter ini di dukung penuh dan di produksi oleh WAU!Project. WAU! Project (the World Around Us) merupakan program sukarelawan dari komunitas para pehobi jalan足jalan yang ingin mendedikasikan diri mengajari bahasa inggris bagi anak足anak yang tinggal di lereng Merapi dengan cara yang menyenangkan dan ingin menumbuhkan rasa kepedulian lingkungan sekitarnya

didukung oleh:


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.