6 minute read
Belajar Lagi
dua
Belajar Lagi
Kita sering kali merasa enggan belajar untuk mengetahui sesuatu yang baru kecuali jika kita didesak untuk melakukannya. Saya belajar lebih banyak dari para guru yang membuat otak saya berpikir dan bukan dari guru yang hanya meminta saya untuk menghafal teks atau catatan kuliah.
Kita merugikan diri sendiri jika bersikeras menolak untuk belajar kembali padahal kita perlu melakukannya. Terkadang, kita tidak menyukai keadaan yang memaksa kita untuk berubah. Kita lebih memilih untuk tetap tinggal dalam kenyamanan kita yang tenang. Namun itu bukan jalan menuju pertumbuhan.
Itu pun bukan jalan menuju pemuridan sejati. Jika kita ingin bertumbuh sebagai orang Kristen dalam pemahaman kita akan Allah, kita harus menghadapi kondisi-kondisi sulit yang
menghadang dan mengecewakan kita. Pengalaman hidup yang suram perlu ada untuk membuat jiwa kita semakin kuat.
Proses mengikut Yesus sebagai murid-Nya merupakan proses membuka diri untuk cara-cara baru dalam melihat kehidupan dan diri sendiri. Yesus adalah Sang Guru Agung. Kita mungkin berpikir bahwa Dia hanya menggunakan satu cara untuk menyampaikan pesan-Nya, tetapi Dia mengajar setiap orang dengan cara yang berbeda-beda.
Kita mungkin berasumsi bahwa Yesus hanya memilih murid-murid yang berpotensi baik untuk diajar oleh-Nya. Namun Dia memilih pria dan wanita yang justru diabaikan para guru lainnya. Salah seorang murid pilihan Sang Guru Agung adalah Maria Magdalena. Di antara para wanita yang disebut dalam Injil, mungkin Maria yang paling banyak bersama dengan Yesus.
Maria dari Magdala menyadari bahwa pemuridannya sebagai pengikut Yesus merupakan proses belajar yang terus berlangsung. Ia telah mempelajari banyak hal sepanjang perjalanannya bersama Yesus. Namun di salah satu peristiwa terakhir dalam Injil, ia sekali lagi belajar dan mempelajari sesuatu yang baru tentang arti menjadi seorang murid.
Meski namanya disebut 14 kali dalam kitab-kitab Injil, kita sesungguhnya hanya mengetahui empat hal mengenai Maria Magdalena. Dua hal pertama dapat dilihat di Lukas 8:1-3:
Yesus berjalan berkeliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa memberitakan Injil Kerajaan Allah. Kedua belas murid-Nya bersama-sama dengan Dia, dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat, Yohana isteri Khuza bendahara Herodes, Susana
dan banyak perempuan lain. Perempuanperempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.
Fakta pertama yang kita ketahui tentang Maria dari Magdala adalah Yesus mengusir tujuh roh jahat dari dirinya. Kita tidak tahu kapan atau di mana ini terjadi. Markus dan Lukas memberikan faktanya, tetapi tidak
menceritakan peristiwanya. Kita mengetahui dari namanya bahwa Maria berasal dari Magdala, sebuah kota yang jaraknya lima kilometer dari Kapernaum di daerah barat laut pesisir Danau Galilea. Wilayah tersebut sering dilalui Yesus dalam perjalanan pelayanan-Nya di Galilea. Pada satu waktu mereka bertemu dan mukjizat kelepasan pun dialami Maria.
Bagi Maria, apa artinya dilepaskan dari cengkeraman kuasa tujuh roh jahat? Kita tidak tahu berapa lama atau bagaimana caranya Maria disiksa oleh roh jahat tersebut.
Namun, kita mengetahui bahwa siapa pun orang yang kerasukan roh jahat pasti dikucilkan masyarakat. Sejumlah penderita mengalami hidupnya lebih mirip binatang daripada manusia, tinggal di gua, berkeliaran
Alkitab menceritakan bahwa Yesus Kristus membebaskan Maria Magdalena dari tujuh roh jahat (luk. 8:2). Begitu roh-roh jahat yang menyiksa Maria itu meninggalkannya, pastilah penderitaan mental parah yang dialaminya juga lenyap! Seperti orang tidak waras yang dibebaskan dari sepasukan besar roh jahat, rasa syukur Maria mendorongnya untuk tetap bersekutu erat dengan Yesus
(luk. 8:1-3, 26-39).
di pedesaan dan menakut-nakuti orang dengan wajah yang seram dan sorot mata yang liar. Orang-orang ini diciptakan Allah, tetapi sedang dihancurkan Iblis. Kita tidak tahu apa artinya bagi Maria ketika tujuh roh jahat merasukinya. Namun baginya, kelepasan itu tentu merupakan pembebasan yang mengubah hidupnya. Rohnya yang terbelenggu dimerdekakan. Anggota tubuhnya yang lumpuh dipulihkan. Wajahnya yang kaku pun kembali normal.
Hal kedua yang kita ketahui tentang Maria adalah bahwa ia menyusuri seluruh Galilea hingga ke Yudea bersama Yesus dan kedua belas murid-Nya. Jika Anda mengidap penyakit parah bertahun-tahun lamanya, kemudian menemukan dokter yang menyembuhkan Anda dari penyakit tersebut, rasanya Anda akan berusaha untuk sebisa mungkin terus dekat dengan si dokter. Maria Magdalena menjadi anggota tetap dalam kelompok pengikut Yesus.
Kebanyakan dari kita mungkin beranggapan bahwa Yesus dan para murid-Nya melakukan perjalanan hanya sebagai suatu kelompok khusus pria: Sang Juruselamat dan kedua belas pria yang nama-namanya mungkin kita hafalkan di Sekolah Minggu. Ada beberapa alasan kita beranggapan demikian.
Salah satunya, pada abad pertama di Israel, ada rabi-rabi yang mengajarkan bahwa pria yang bertakwa tidak boleh berbicara dengan wanita di muka umum. Bahkan, seorang Farisi tidak akan berbicara dengan ibunya jika mereka berpapasan di jalan. Budaya pemisahan ketat antara pria dan wanita pada budaya masa itu akan membuat guru mana pun yang mempunyai pengikut pria dan wanita dianggap melanggar tradisi dan ajarannya tidak akan didengar.
Terlebih lagi, hukum Taurat menegaskan bahwa wanita pada masa haidnya dianggap tidak tahir. Semua yang disentuhnya menjadi najis. Pada saat itu terjadi, wanita tersebut harus diasingkan agar tidak mencemari orang lain. Bagaimana mungkin Yesus dan dua belas murid-Nya mengambil risiko tercemar oleh para wanita yang berjalan bersama mereka?
Opini publik mengenai pengikut pria dan wanita yang berjalan bersama Yesus mungkin akan menimbulkan pertanyaan moral. Ketika kita memikirkan tentang Yesus dan muridmurid-Nya dalam Injil, mereka yang terlibat adalah para pria yang kita kenal—Petrus, Yakobus dan Yohanes, Andreas, Natanael, Bartolomeus, Yudas, dan yang lainnya. Bagaimana mungkin sekelompok wanita ini dapat ikut menjadi anggota kelompok murid Yesus tanpa menimbulkan pertanyaan?
Para penulis Injil tidak menjawab pertanyaan itu untuk kita. Yang kita ketahui
adalah, ketika musuh Yesus menuduh-Nya melanggar hari Sabat, meminum banyak anggur, dan bergaul akrab dengan pemungut cukai dan orang berdosa lainnya,
Sejumlah orang telah berusaha mengaitkan “wanita berdosa” yang tertulis di Lukas 7:37 dengan Maria Magdalena, yang disebut di Lukas 8:2. Meski kedua bagian ini tampil berurutan, tidak disebutkan dengan jelas bahwa kedua wanita tersebut merupakan orang yang sama. Yang bisa dipastikan adalah bahwa Maria Magdalena dibebaskan dari kuasa roh jahat dan ia adalah wanita kaya yang sanggup mendukung pelayanan Tuhan kita (luk. 8:1-3).
tidak sekalipun mereka menyinggung soal kebejatan seksual. Kita harus berasumsi bahwa para pria dan wanita itu melayani bersama melalui suatu cara yang tidak menimbulkan skandal.
Nama pertama yang disebut dari sekelompok wanita tersebut adalah Maria Magdalena. Kita tidak banyak tahu tentang latar belakangnya. Beberapa penafsir yakin bahwa ia berasal dari keluarga yang berada. Oleh karena itu, ia sanggup mendukung pelayanan Yesus dan para pengikut-Nya yang lain. Hal itu mungkin benar, mungkin tidak.
Anda mungkin pernah mendengar tentang pertunjukan musikal “Jesus Christ Superstar.” Dalam pertunjukan itu, Maria Magdalena digambarkan sebagai seorang wanita yang melakoni “pekerjaan tertua di dunia” yakni prostitusi. Namun dalam Alkitab, kita tidak menemukan dasar dari pendapat itu.
Mitos tentang Maria Magdalena ini dimulai pada abad ke-6 ketika Paus Gregorius mengaitkannya dengan wanita berdosa yang membasuh kaki Yesus dengan minyak wangi yang mahal harganya. Sejak itu, selama empat belas abad terakhir, banyak seniman yang melukiskan Maria Magdalena sebagai seorang pelacur yang menggoda. Banyak gereja menamakan wisma bagi para pelacur yang telah diselamatkan dengan nama Wisma Magdalena. Meski mitos ini beredar luas, Maria Magdalena bukanlah pelacur. Lebih dari itu, kita tidak memiliki bukti bahwa kerasukan roh jahat dapat membuat moral seseorang rusak. Kerasukan roh jahat tidaklah menghasilkan dosa.
Dua fakta pertama yang kita ketahui tentang Maria adalah Yesus mengusir tujuh roh jahat dari dirinya dan ia adalah anggota tetap dari kelompok yang melayani bersama-Nya.