Laporan Perancangan Studio Arsitektur 7

Page 1

hinggacaraberfikir,metoda desaindankeberhasilandesainsesuaidenganpendekatanini.Pen-

perluadanyabangunankantorsewadanbangunanpenunjanguntukmewadahiaktifitaspeng

aspek aspek seperti keselamatan dan keamanan, kesehatan dan kenyamanan ruang, efisiensi energi,perencanaansite,konservasiair,materialdanlimbah,teknologidanaffordability. ABSTRAK

punyaijasakareng,SebagaiintensitasIsubangunanUrgensiStudioDesainArsitektur3adalahpenekananperancanganKantorsewabesertafungsipendukung.Kantorsewamerupakantempat,ruang,ataugedungyangdipergunakanuntuktujuan-tujuanadministrasimaupunperniagaan/bisnisolehorganisasiatauperusahaantertentudengancaramenyewa.greenarchitecturepadakondisisaatinimengalamipergeseran.Menurunnyapergerakandanmanufaktursertadenyutekonomiternyataberdampakpadaperubahanfenomenadanisuyanglekatdengangreenarchitecture.kawasanyangdiperuntukkanuntukkawasanperdagangandanjasa,kawasanCengJakartaBaratadalahsalahsatukawasanyangdapatmeningkatkanperdagangandandiDKIJakarta.Banyaknyaintensitaspekerjamaupunperusahaanyangmasihbelummem-bangunanlayakdankurangnyabangunankantorsewadidaerahCengkarengyangmana

inimenyebabkankarengkarengguna.Selainmenyediakanfungsikantorsewa,rancangantersebutmempertimbangkanpotensikawasansebagaikotakreatif.Dalamusahamerealisasikanrancangankantorsewadanbangunanpenunjang,kawasancengyangmerupakankawasanyangberbatasandenganJakartaPusatmenyebabkanCeng-menjadikawasanurban-suburban.Banyaknyapembangunankotadanarusurbanisasilahanhijaudanpencemaranlingkunganmenjadimasalahyangcukupserius.Haljugaberakibatpadatingginyakarbonyangdikeluarkansehinggamunculmasalahrumahkaca,pemanasanglobal,danurbanheatisland.Desainberdasarkanpadadesainberbasiskinerjabangunan(PerformancedBasedDesign).Sesaiancaraetapantargetkinerjabangunanyangakandicapaisertapenetapanindicatorkeberhasilansertapengukurandiawalmenjadikeharusan.Dilanjutkanpengembanganidegagasanpenyelepersoalandesainuntukmencapaiindikatordesainsertamewujudkandalamdesainyangkomprehensifsebagaimanivestasijawabanpersoalandesaindilakukandenganterukur.Adapun

Latar ReferensiProsedurPerformanceKajianKajianKajianKajianSasaranTujuanRumusanBelakangMasalahPerancanganPerancanganGreenbuildingPendekatanTipologiPresedenBasedDesignDesain BAB PendahuluanI210121314333540545657 Program ResponEksplorasiFloorPropertyIntensitasRekayasaRuangSiteSiteSizePlanEksplorasiRespon BAB EksplorasiII KonseptualGagasan59626365666770 TampakPotonganDenahSiteplanSituasiAksonometri BAB SkematikIII Desain 868378777673 IsiDaftar Architectural Design Studio 31III Pandu Dewanata 18512077 DAFTAR ISI Printscreen simulasi ASD Printscreen solar tool Printscreen OTTV Printscreen Resist Printscreen Velux Printscreen EDGE Printscreen WAC BAB PengujianIV Gagasan Desain 97969594939291 Indoor Health and Comfort Eficiency Energy Appropriate Site Developement Water Conservation Fire EksplorasiStructuresSafety BAB PengembanganV Desain 11311111010710510399 Gambar Desain BAB GambarVI Desain 135 Hasil Uji Kinerja Desain BAB VII Hasil Uji Kinerja Desain 181

PENDAHULUANI

EkonomiKreatifLATARBELAKANG

BelakangLatar Architectural Design Studio 32 Pandu Dewanata 18512077

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, gerak cepat menggali potensi pelaku ekonomi kreatif DKI Jakarta, khususnya di Jakarta Barat, menghadirkan produk-produk ekonomi kreatif unggulan dan berdaya saing. Menurutnya kesempatan pengembangan kewirausahaan program pengembangan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif Indonesia juga perlu dikembangkan di ibu kota. Dijelaskan DKI Jakarta memiliki deretan usaha kreatif namun banyak yang belum dikembangkan. Khususnya Jakarta Barat, memiliki keunikan daya tarik yang dapat menjadi potensi. Sehingga dapat terus dimaksimalkan untuk menggerakkan ekonomi dan menciptakan lapangan kerja. Di Jakarta menyusul anjloknya harga sewa perkantoran. Perlambatan ekonomi nasional dituding sebagai penyebab utama yang melemahkan kinerja industri properti di Ibu Kota.

BelakangLatar Architectural Design Studio 3 3Pandu Dewanata18512077

LATARRuangTerbukaHijauBELAKANG

Ketua Panitia Khusus (Pansus) Banjir DPRD DKI Jakarta Zita Anjani melihat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tidak mencantumkan anggaran untuk membuka Ruang Terbuka Hijau (RTH) publik di Jakarta. Padahal saat ini, luas RTH publik di Ibu Kota hanya 9,98 persen. Sedangkan target RTH di Jakarta sebesar 30 persen. “Pansus Banjir melihat dalam program prioritas penanggulangan ban jir jangka panjang, tidak tercantum anggaran untuk membuka Ruang Terbuka Hijau Publik Baru di Ibu Kota,” kata Zita dalam publikasi mengenai rekomendasi Pansus Banjir di Gedung DPRD DKI Jakarta, Rabu (23/12/2020).

KrisisAirLATAR

Kepadatan penduduk DKI Jakarta menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh pemerintah, dalam hal ini pemerintah daerah dalam upayanya memenuhi kubutuhan barang dan jasa warganya. Padatnya penduduk DKI Jakarta ternyata mempengaruhi tata kelola sumber daya alam di DKI Jakarta, termasuk sumber daya air bersih. Jumlah penduduk DKI Jakarta selalu mengalami pening katan dari tahun ke tahun, berdasarkan data terbaru dari Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Administrasi DKI Jakarta pada bulan Januari 2011, jumlah penduduk DKI Jakarta sudah mencapai 8.525.243 jiwa. Banyaknya jumlah penduduk DKI Jakarta ternyata memberikan dampak kepada lingkungan. Salah satu dampak negatif yang tidak bisa dielakan lagi adalah adanya kerusakan lingkungan. Salah satu kerusakan lingkungan yang terjadi adalah penurunan tanah yang terjadi di beberapa daerah di DKI Jakarta akibat pengeksploitasian air tanah yang berlebihan. Hal ini selaras dengan yang diungkapkan oleh Peni Susanti, Kepala Biro Pengelolaan Lingkungan Hidup DKI Jakarta, bahwa akibat pemakaian air tanah yang ber lebihan banyak terjadi kerusakan di beberapa daerah di DKI Jakarta. Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan berlarut-larut sehingga kerusakan lingkungan tidak akan semakin parah lagi.

BelakangLatar Architectural Design Studio 34 Pandu Dewanata 18512077

BELAKANG

BelakangLatar Architectural Design Studio 3 5Pandu Dewanata18512077 LATAR BELAKANG

Jakarta adalah kota terbesar dan terpadat di Indonesia. Fokus utama pembangunan kota Jakarta adalah peningkatan kegiatan ekonomi dan kesejahteraan penduduk. Berbagai bentuk pembangunan fisik, memiliki dampak positif dan negatif.

Jakarta sebagai ibu kota Indonesia memiliki fungsi penting sebagai rumah bagi lebih dari tiga belas juta penduduk. Jakarta memi liki peran sebagai pusat perekonomian negara sekaligus pemerintah pusat menyebabkan tingginya migrasi masuk ke Jakarta. Kondisi pembangunan Jakarta dari waktu ke waktu sangat mempengaruhi dinamika kondisi demografi dengan dampak yang dapat diidentifikasi adalah perubahan penggunaan lahan. UrbanSprawl

BelakangLatar Architectural Design Studio 36 Pandu Dewanata 18512077 Akibat pandemi Covid-19 perekonomian Kota Jakarta Barat mengalami penurunan dan kesenjangan sosial akibat urbanisasi. Da lam hal ini dengan potensi Kota Jakarta Barat dengan budaya yang beranekaragam dibutuhkan bangunan pendukung seperti Creative Hub. AnnexBuildingLATARBELAKANG

DKI Jakarta dengan tingkat emisi CO2 yang mencapai 84,95% menyebabkan terjadinya pulau bahang kota (urban heat island). Untuk mengatasi masalah urban heat island, karakteristiknya harus diketahui. Analisis kecenderungan suhu permukaan dilaku kan dengan membandingkan sebaran spasial suhu permukaan tahun 2006 dengan tahun 2010. Analisis urban heat island berdasarkan pada koordinat geografis juga dilakukan. Suhu permukaan yang tinggi mencapai >34o C terjadi di dalam kota dan menurun mengarah ke daerah suburban. Suhu permukaan yan tinggi terjadi pada area dengan tingkat pembangunan tinggi. Prioritas untuk mengatasi urban heat island perlu di pusatkan di daerah dengan suhu permukaan tinggi. Dengan kondisi Jakarta seperti ini, permasalahan mengenai lingkungan berasal dari munculnya efek pemanasan yang terjadi saat ini. Menurut berbagai ahli, efek ini disebabkan oleh 2 faktor, yaitu : kepadatan penduduk, dimana angkanya melebihi 9000 jiwa/km2 dan tingginya perkembangan kota yang semakin tidak terkontrol dari tahun ke tahun dengan IPM (indeks pembangunan manusia) sebesar 77,36 poin. Akibat dari efek ini adalah akan munculnya gelombang panas (heat-wave) dan peningkatan pemakaian listrik yang mendukung naiknya indeks GHG (green house gases) pada kota Jakarta. Meningkatnya arus listrik yang terpakai sebagai akibat langsung dari panasnya suhu luar ruang yang secara otomatis mempengaruhi suhu dalam ruang, serta akan berimbas pada besarnya biaya operasional maupun overhead.

Lapisan bawah ozon yang berbahaya jangan disamakan dengan lapisan ozon yang berguna di stratosfer untuk melindungi bumi dari sinar ultraviolet matahari yang berbahaya. Ozon di bagian permukaan tanah merupakan polutan dengan beberapa pengaruh yang merugikan kesehatan. Sumber utama nitrogen oksida dan hidrokarbon adalah kendaraan bermotor. Hidrokarbon dan nitrogen oksida bereaksi terhadap sinar matahari pada hari yang cerah untuk membentuk lapisan bawah ozon, yaitu komponen utama dari asapEnergi kimia dalam bahan bakar fosil diubah menjadi energi panas, mekanik, atau listrik melalui pembakaran. Dengan demikian pembangkit listrik, kendaraan bermotor, dan kompor, pabrik-pabrik adalah penyebab utama terjadinya polusi udara. Polutan yang dike luarkan biasanya dikelompokan menjadi hidrokarbon (HC), nitrogen oksida (NOx), dan karbon monoksida (CO). Polutan yang dihasilkan pada pembakaran fosil merupakan faktor terbesar terjadinya asap, hujan asam dan pemanasan global dan perubahan iklim. Ini dapat diatasi dengan memanfaatkan energi terbarukan seperti tenaga surya, energi angin, gelombang air laut untuk menciptakan langit biru. Selain itu, ozon dapat menyebabkan iritasi pada mata dan merusak kantung udara pada paru-paru, dimana oksigen dan karbon dioksida bertukar, yang pada akhirnya menyebabkan pengerasan pada jaringan lunak dan kenyal. Hal itu juga dapat menyebabkan sesak napas, kelelahan, sakit kepala, mual, dan memperburuk masalah pernapasan seperti asma.

Tingginya konsentrasi Ozon di duga di sebabkan dampak dari kemacetan pada pagi dan siang hari yang terjadi di Jakarta sehingga menghasilkan konsentrasi NO2 yang terbawa oleh angin yang bertiup ke arah Selatan. Akibat kemarau panjang sehingga menyebabkan peningkatan radiasi sinar matahari dan suhu udara, maka akan membentuk O3 (Ozon).

BelakangLatar Architectural Design Studio 3 7Pandu Dewanata18512077

LATAR BELAKANG

OzoneDepletion

UrbanHeatIsland

Perubahan iklim global terjadi karena penggunaan yang berlebihan dari bahan bakar fosil seperti batu bara, produk minyak bumi, dan gas alam di pembangkit tenaga listrik, transportasi, bangunan, dan pabrik.

Kaca memungkinkan radiasi matahari untuk masuk secara bebas, tetapi menghalangi radiasi inframerah yang dipancarkan oleh permukaan interior. Ini menyebabkan peningkatan suhu pada interior sebagai akibat dari penumpukan energi panas di dalam mobil. Efek pemanasan ini dikenal sebagai efek rumah kaca, karena efek ini digunakan terutama di rumah kaca.

BelakangLatar Architectural Design Studio 38 Pandu Dewanata 18512077

Efek rumah kaca juga dialami oleh bumi dalam skala besar. Permukaan bumi, yang menghangat pada siang hari karena adanya penyerapan energi surya, dan mendingin pada malam hari dengan memancarkan sebagian energinya ke ruang angkasa berupa radia si infra merah. Karbon dioksida, uap air, dan sisa dari beberapa gas lainnya seperti metana dan nitrogen oksida menyelimuti bumi dan membuat bumi tetap hangat pada malam hari dengan cara menghalangi panas yang terpancar dari bumi

GreenHouseEffectLATARBELAKANG

(2) Kecamatan Kebon Jeruk dengan luas 7,51 kilometer persegi;

(3) Kecamatan Palmerah dengan luas 7,51 kilometer persegi;

(5) Kecamatan Tambora dengan luas 5,40 kilometer persegi;

AdministrasiWilayah

(1) Kecamatan Kembangan dengan luas 24,16 kilometer persegi;

(6) Kecamatan Taman Sari dengan luass 7,73 kilometer persegi; (7) Kecamatan Cengkareng dengan luas 26,54 kilometer persegi; dan (8) Kecamatan Kalideres dengan luas 30,23 kilometer persegi (BPS Jakarta Barat, 2016).

(4) Kecamatan Grogol Petamburan dengan luas 9.99 kilometer persegi;

Topografi Jakarta Barat bervariasi, namun sebagian besar berada pada dataran rendah dengan kemiringan antara 0-2% dan ket inggian rata-rata sekitar 7 meter di atas permukaan air laut. Adapun iklim yang menyelimutinya sama seperti daerah lainnya di Indone sia, yaitu tropis yang ditandai oleh adanya dua musim, penghujan dan kemarau. Musim penghujan biasanya dimulai pada Oktober--Ma ret, sedangkan musim kemarau biasanya dimulai pada bulan April--September. Curah hujannya rata-rata 920,1 milimeter pertahun. Sedangkan, temperaturnya rata-rata berkisar 25,30 Celcius (BPS Jakarta Barat, 2016). Tata Ruang Wilayah Kota Jakarta Barat 2010-2030 Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Cengkareng 2030

BelakangLatar Architectural Design Studio 3 9Pandu Dewanata18512077 LATAR BELAKANG

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1978, Jakarta Barat merupakan satu dari lima kota administratif di wilayah Provinsi DKI Jakarta (barat.jakarta.go.id). Wilayah yang memiliki kedudukan setingkat dengan Kotamadya Tingkat II ini sebelah utara berbatasan dengan Kota Administrasi Jakarta Utara, sebelah selatan dengan Kota Administrasi Jakarta Selatan, sebelah barat dengan Kota Tangerang di Provinsi Banten, dan sebelah timur berbatasan dengan Kota Administrasi Jakarta Pusat (id.wikipedia.org). Kota yang luas wilayahnya sekitar 129,54 kilometer persegi dengan titik koordinat 106°22'42"-106°58'18" Bujur Timur dan 5°19'12"-6°23'54" terdiri atas 8 kecamatan. Ke-8 Kecamatan itu beserta luasnya adalah sebagai berikut :

Rencana

MasalahRumusan Architectural Design Studio 310 Pandu Dewanata 18512077 RUMUSAN MASALAH LatarBackgroundBelakang Masalah Non-ArchitecturalNon-ArsitekturalProblem PenggunaankurangnyaTingginyaolehPermasalahanmenyebabkanAkibatkurangnyatingginyadanMeningkatnyadiMeningkatnyaArusurbanisasiyangterusmeningkatjugadiikutidenganpertambahankepadatanpendudukdansaranaprasaranayangbelumlayakUrbanSprawlkepadatanpendudukberakibatalihfungsilahanmenjabangunanyangmenyebabkanberkurangnyaRuangTerbukaHijauRuangTerbukaHijaukepadatanpendudukkurangnyaRTHberakibatpadaproduksisampahdanresapanairberakibatkrisisairbersihKrisisAirBersihpandemiCovid-19yangpenurunanekonomidanpotensiKotaJakartapadasektorekonomikreatifKotaKreatifUHIyangdisebabkansuhupermukaanyangtinggikarenatingginyapembangunandikota.UrbanHeatIslandkonsentrasiNO2dariasapkendaraan,kemaraupanjangdanpenghijauan,danberbagaipolutandikotaJakartaOzoneDepletionkacayangberlebihpadabangunandikotaJakartamenimbulkanpemanasanbumisertaperubahaniklimglobaldisebabkanbahanbakarhinggagasalamdaripabrikGreenhouseEffect Masalah ArchitecturalArsitekturalProblem Arus urbanisasi/urban sprawl yangUrbantinggiSprawl Alih fungsi lahan menjadi bangunan TingginyaTingginyaarusKurangnyaberakibatpadakurangnyaRuangTerbukaHujauRuangTerbukaHijaudaerahresapan[RTH]danurbanisasimenyebabkankrisisairbersihKrisisAirBersihPenurunanekonomidanpotensiKotaJakartapadasektorekonomikreatifKotaKreatifsuhupermukaanefekpembangunankotayangtinggiUrbanHeatIslandproduksiasapdangasmenyebabkanpenipisanlapisanozonOzoneDepletionEfekrumahkacadanperubahanIklimglobalGreenhouseEffect02010304050607 Pengaruh urbanisasi pada penggu MeningkatnyaMeningkatnyaMeningkatnyaKurangnyaKurangnyanaanlahanyangmembuatkebutuhanakanlahanhijaumenjadiberkurangUrbanSprawlKurangnyaRuangTerbukaHijauRuangTerbukaHijauRTH/lahanhijauyangdapatdigunakanuntukresapanairsehinggapersediaanairtanahmenurunKrisisAirBersihfungsibangunanuntukmewadahipelakuekonomikreatifKotaKreatifurgensipengadaanbangunanbarudiperkotaandenganstandarbangunanhijauUrbanHeatIslandurgensipengadaanbangunanbarudanruanghijaudiperkotaandenganstandarbangunanhijauOzoneDepletionurgensipengadaanbangunanbarudiperkotaandenganstandarmaterialdengannilaialbedorendahGreenhouseEffect02010304050607

MasalahRumusan Architectural Design Studio 3 11Pandu Dewanata18512077 RUMUSAN MASALAH Rumusan Masalah Formulation of the Problem Bagaimana menghasilkan sebuah desain Rental Office di Kawasan Jakarta Barat yang sesuai dengan kebutuhan fasili tas ekonomi kreatif dengan menerapkan pendekatanekologiarsitekturyangmempertimbangkankondisieksistingdanlingkungansekitardenganmenekankanpadaaspekAppropriateSiteDevelopment, Energy Efficiency and Conservation, dan Water Conservation Bagaimana merancang Rental Office menggunakan konsep bangunan hijau namun tetap memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan bangu nan? VariableVariabel ASD ASD P, ASD 1 ASD 2, ASD 3 ASD 4, ASD 5 ASD 6, ASD 7 EEC EEC P1, EEC P2 EEC C1, EEC C2 EEC 2, EEC 3 EECWAC4 WAC P1, WAC P2 WAC 3, WAC 4 WAC 5 IHC IHC P, IHC 1 IHC 2, IHC 3 IHC MRCMRC4P,MRC 1 MRC 4, MRC 6 SSSS Bagaimana merancang Rental Office dengan pendekatan green building pada aspek Appropriate Site Develop ment, Energy Efficiency and Conser vation, dan Water Conservation yang dapat berdampak baik bagi lingkun gan?

PerancanganTujuan Architectural Design Studio 312 Pandu Dewanata 18512077 TUJUAN RANCANGAN Merancang Rental Office dengan pendekatan perfomance based design dan ekologi arsitektur untuk mewadahi perusahaan baru yang memaksimalkan ruang terbuka hi jau sekaligus sebagai konservasi air dengan memperhatikan kesehatan, keamanan, dan keselamatan bangunan.

PerancanganSasaran Architectural Design Studio 3 13Pandu Dewanata18512077 SASARAN RANCANGAN

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 314 Pandu Dewanata 18512077 KAJIAN GREEN BUILDING

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 3 15Pandu Dewanata18512077 ASDP PARAMETER Mempunyai area lanskap terdiri dari elemen softscape dan hardscape INDIKATOR Untuk konstruksi baru, luas areanya adalah minimum 10% dari luas total lahan ALAT PENILAIAN ASD-P PENGUJIAN Perhitungan luas minimum lanskap yang terdiri dari softscape dan hardscape Site berupa lahan kosong bervegetasi tidak terta ta. Terdapat elemen hard scape berupa pagar yang mengelilingi site. Status la han merupakan hak gunaJl.bangunanRayaDaan Mogot No.48, RT.12/RW.13, Cengkareng Tim., Kecamatan Cengka reng, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Ja karta 11730 Luas Tapak : 3800 m2 Luas Area Hijau : 20% x 3600 m2 760 m2 ASDP PARAMETER 1. Pemilihan vegetasi sesuai Permendagri No 1 tahun 2007 Pasal 13 (2a) 2. Jenis tanaman mempertimbangkan Peraturan Menteri PU No. 5/PRT/M/2008 mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pasal 2.3.1 tentang Kriteria Vegetasi untuk Peka rangan. INDIKATOR 50% lahan tertutupi lusan pohon ukuran kecil, ukuran se dang, ukuran besar, perdu setengah pohon, perdu, semak dalam ukuran dewasa ALAT PENILAIAN ASD-P PENGUJIAN Perhitungan luas lanskap yang tertutup tajuk vegetasi PROSEDUR PENILAIAN Siteplan > perhitungan penggunaan lahan > penyusunan pada tabel proporsi penggunaan lahan > melakukan perbandingan persentase penggunaan lahan Luas Tapak : 3800 m2 Luas Area Vegetasi : 50% x 3800 m2 1900 m2 Vegetasi site berupa per du dan semak semak yang masih tumbuh liar di area site KAJIAN GREEN BUILDING

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 316 Pandu Dewanata 18512077 ASD1 PARAMETER 1. Terhubung dengan jaringan infrastruktur kota 2. Building Codes INDIKATOR Terhubung 8 fasilitas sarana prasarana kota ALAT PENILAIAN ASD-1 PENGUJIAN Melakukan cek lokasi dengan RTRW dan pengamatan melalui citra satelit ASD2 PARAMETER Terhubung dengan fasilitas umum kota INDIKATOR Terhubung 11 fasilitas umum kota dengan jarak 1500m dari site ALAT PENILAIAN ASD-2 PENGUJIAN Peninjauan lokasi menggunakan google earth dan citra satelit untuk mencari dan mengukur jarak fasilitas umum terdekat KLB7 KDB75%35%KDH10 GSBm Lokasi berada di tengah kota Jakarta Barat sehingga sudah terdapat fasil itas infrastruktur kota KONTEKSPENILAIAN Jangkauan fasilitas umum dan fasilitas kesehatan cukup mudah karena loka si berada di tengah kota Jakarta Barat PROSEDUR PENILAIAN Melakukan pengukuran jarak menggunakan tools meas urment pada google earth > pengisian tabel pencapaian keterjangkauan sarana pras arana kota STRATEGI DESAIN Integrasi sarana publik ter hubung ke area site pada bangunan/rancangan KAJIAN GREEN BUILDING

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 3 17Pandu Dewanata18512077 ASD3 PARAMETER Terhubung ke halte INDIKATOR Terdapat halte ALAT PENILAIAN ASD-3 PENGUJIAN Peninjauan lokasi menggunakan google maps dan citra satelit untuk mencari dan mengukur jarak fasilitas halte bus terdekat ASD4 PARAMETER Penggunaan sepeda pada site INDIKATOR Menyediakan parkir sepeda per 20 pengguna unit dan maksimal 100 ALAT PENILAIAN ASD-4 PENGUJIAN Perhitungan area yang dibutuhkan untuk parkir sepeda dan pengecekan melalui data arsitek 1 PROSEDUR PENILAIAN Melakukan pengukuran jarak menggunakan tools measurment pada google maps > pengisian tabel pencapaian keterjangkauan sarana prasarana kota > mengambil gambar melalui 3D google maps untuk melihat lokasi halte PENILAIAN KONTEKS Jangkauan fasilitas umum halte terdekat di Rawa Buaya, Jalan AA, RW.2, Cengkareng Barat, Cengkareng, Kota Jakarta Barat, 11730 dengan jarak 1900m dari site. PENILAIAN KONTEKS Kondisi eksisting tapak dekat dengan pedestrian dan belum terdapat jalur sepeda. Maka akan disediakan lahan parkir sepeda (max 100) serta pem buatan jalur sepeda Luas Tapak : 3800 m2 Luas Area Parkir Sepeda : 100 x 0,6 m2 60 m2 STRATEGI DESAIN Mengintegrasikan halte busway dengan site den gan menyediakan shuttle bus di bagian selatan site KAJIAN GREEN BUILDING

Penggunaan vegetasi di sekitar pendestrian rata rata se dang-tinggi, selain untuk penghijauan, digunakan untuk perlindungan dari terpaan angin kencang maupun angin dari kendaraan yang lalu lalang

penggunaan vegetasi dilingkup kota dapat melindungi

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 318 Pandu Dewanata 18512077 ASD5 PARAMETER Memaksimalkan area lahan untuk lahan hijau serta memanfaatkan elemen air eksisting (terdapat kolam/ tambak) INDIKATOR Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari bangunna tanaman (hardscape) yang terletak di atas permukiman tanah seluas minimal 40% luas total lahan ALAT PENILAIAN ASD-5 PENGUJIAN Perhitungan area yang dibutuhkan untuk luas area hijau

PARAMETER

angin kencang maupun angin dari kendaraan yang lewat ALAT

INDIKATOR Sirkulasi dari terpaan PENILAIAN

ASD-6 PENGUJIAN Analisis terhadap keadaan intensitas kendaraan yang le wat maupun arah angin PENILAIAN KONTEKS Vegetasi site berupa perdu liar yang me menuhi seluruh site STRATEGI DESAIN Merancang roof garden/ vertical garden yang juga dapat merespon termal Luas Tapak : 3800 m2 Luas Area Vegetasi : 40% x 3800 m2 1520 m2 PENILAIAN KONTEKS Menggunakan area hijau pada bangunan maupun tapak untuk mengurangi urban heat island STRATEGI DESAIN Merancang taman atap/ taman vertikal serta pemilihan material yang sesuai dengan ketentuan nilai albedo (minimum 0,3) KAJIAN GREEN BUILDING

ASD6

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 3 19Pandu Dewanata18512077 ASD7 PARAMETER Upaya managemen air hujan INDIKATOR 100% air hujan dikelola di site sehingga tidak ke drainase kota ALAT PENILAIAN ASD-7 PENGUJIAN Perhitungan volume air hujan yang dikelola di tapak dari data curah hujan di Jakarta Barat EECP1 PARAMETER Pemantauan energi INDIKATOR Penggunaan kWh meter untuk mengukur konsumsi en ergi ALAT PENILAIAN EEC P1 PENGUJIAN Perhitungan jumlah kWh meter yang dibutuhkan PENILAIAN KONTEKS Terdapat data mengenai iklim kota Jakarta Barat tahun 20162020 STRATEGI DESAIN Managemen limpasan air hujan untuk dimanfaatkan di dalam site agar tidak ke drainase kota V limpasan air hujan [L] = c x I x A c = Nilai koefisien limpasan [runoff] air hujan I = Intensitas curah hujan [mm/hari] A = Luas area [m2] Persentase penanganan = volume penanganan/beban volume limpasan x 100% PENILAIAN KONTEKS Tingginya suhu di Jakarta Barat karena Greenhouse Effect dan Ur bahn Heat Island STRATEGI DESAIN Merancang ruang dan menggunakan teknologi kWh meter pada rancangan KAJIAN GREEN BUILDING

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 320 Pandu Dewanata 18512077 EECC1 PARAMETER Selubung bangnan yang baik INDIKATOR Menggunakan selubung hasil perhitungan OTTV ALAT PENILAIAN EEC C1 PENGUJIAN Perhitungan OTTV selubung bangunan dengan SNI EECP2 PARAMETER Merancang selubung yang mampu memaksimalkan pencahayaan alami dan nilai OTTV rendah INDIKATOR Penggunaan material dengan albedo rendah pada selubung ALAT PENILAIAN EEC P2 PENGUJIAN Perhitungan OTTV selubung bangunan dengan SNI PENILAIAN KONTEKS Kondisi tapak yang memiliki bentang terpanjang menghadap sisi utara selatan berpotensi mendukung adanya perancangan pasif pada bangunan STRATEGI DESAIN Merancang selubung bangunan sesuai perhitungan OTTV PROSEDUR PENILAIAN Dokumen modelling bangunan 3d > masukkan data bangunan pada software > membuat pembanding dengan desain baseline > analisis data > perhitungan OTTV PENILAIAN KONTEKS Kondisi tapak yang memiliki bentang terpanjang menghadap sisi utara selatan berpotensi mendukung adanya perancangan pasif pada bangunan STRATEGI DESAIN Merancang selubung bangunan sesuai perhitungan OTTV dan dapat merancang selubung dengan green roof maupun vertical garden. Upaya memperkecil nilai OTTV : 1. Memilih materi al penutup dengan nilai absobtansi radia si matahari yang kecil 2. Penggunaan mate rial dengan nilai resist ensi termal yang tinggi 3. Memperkecil tormatamukaan5.peneduh/shading4.MenggunakanWWRMemperkecilluasperpadasisiarahanginyangfakradiasinyarendah KAJIAN GREEN BUILDING

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 3 21Pandu Dewanata18512077 EECC2 PARAMETER Konservasi energi pada sistem pencahayaan INDIKATOR Penggunaan teknologi lampu sensor infrared dan den gan daya pencahayaan lebih hemat sebesar 15% ALAT PENILAIAN EEC C2 PENGUJIAN Persentase pencahayaan lebih hemat sebesar 15% EEC2 PARAMETER Sistem pencahayaan buatan yang optimal sesuai den gan persyaratan (minimal 300 lux) INDIKATOR Menggunakan pencahayaan alami dimana 30% luas lan tai yang digunakan untuk bekerja (60 m2/ lantai bangu nan tower) mendapakatkan intensitas cahaya minimal 300 lux ALAT PENILAIAN EEC 2 PENGUJIAN Uji intensitas cahaya menggunakan software velux PENILAIAN KONTEKS Tingginya suhu di Jakarta Barat karena Greenhouse Effect dan Ur bahn Heat Island STRATEGI DESAIN Merancang ruang dengan intensitas cahaya minimal 300 lux KAJIAN GREEN BUILDING

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 322 Pandu Dewanata 18512077 PENILAIAN KONTEKS Menyediakan ruang WC, tangga, koridor, dan lobi lift ventilasi ala mi maupun mekanik STRATEGI DESAIN Merancang ruang maupun zona untuk meletakkan ventilasi alami maupun mekanik EEC3 PARAMETER Ventilasi alami dan mekanik di ruang publik INDIKATOR Tidak mengkondisikan (tidak menyediakan AC) ruang WC, tangga, koridor, dan lobi lift, serta melengkapi ru angan tersebut dengan ventilasi alami ataupun mekanik ALAT PENILAIAN EEC 3 PENGUJIAN Perhitungan kebutuhan exhaust fan untuk ruang publik EEC4 PARAMETER Tidak menggunakan AC pada ruang servis INDIKATOR Tidak menggunakan sistem tata udara berupa AC pada ruang WC, tangga, koridor, dan lobi lift ALAT PENILAIAN EEC 4 PENGUJIAN Melakukan uji penghawaan melalui software autodesk flow design PENILAIAN KONTEKS Tingginya suhu di Jakarta Barat karena Greenhouse Effect dan Ur bahn Heat Island STRATEGI DESAIN Merancang ruang dengan ventilasi untuk mengeluarkan panas KAJIAN GREEN BUILDING

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 3 23Pandu Dewanata18512077 WACP1 PARAMETER Memiliki akses pemantauan penggunaan air INDIKATOR Bangunan memiliki alat meteran air yang tersebar pada sistem konsumsi sumber PDAM. Monitor keluaran air daur ulang dan meteran pada tambahan pengeluaran air bersih apabila daur ulang tidak mencukup ALAT PENILAIAN WAC P1 PENGUJIAN Melakukan pengecekan ketersediaan infrastruktur pada dokumen 2D rencana infrastruktur air bersih WACP2 PARAMETER Mengetahui kapasitas penggunaan air pada bangunan INDIKATOR Mengisi tabel worksheet air standar GBCI ALAT PENILAIAN WAC P2 PENGUJIAN Melakukan perhitungan perkiraan jumlah konsumsi air dan mengisi worksheet GBCI PENILAIAN KONTEKS Adanya krisis air di kota Jakarta Barat akibat tingginya kebutuhan air bersih STRATEGI DESAIN Merancang ruang transportasi air vertikal maupun horizontal Stasiun Pompa Terdekat [205m dari PENILAIANsite] KONTEKS Belum terdapat upaya menghitung penggu naan air dengan work sheet GBCI KAJIAN GREEN BUILDING

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 324 Pandu Dewanata 18512077 WAC3 PARAMETER Penggunaan air bekas pakai untuk kebutuhan didalam dan diluar gedung INDIKATOR Pemanfaatan grey water untuk sistem flushing dan cool ing tower ALAT PENILAIAN WAC 3 PENGUJIAN Perhitungan sesuai dengan kebutuhan sanitair WAC4 PARAMETER Menggunakan sumber air alternatif INDIKATOR Penggunaan air bekas wudu, air kondensasi AC, air hujan ALAT PENILAIAN WAC 4 PENGUJIAN Perhitungan volume air bekas wudhu, air kondensasi AC dan air hujan PENILAIAN KONTEKS Belum terdapat upaya menghitung kebutuhan sanitair STRATEGI DESAIN Merancang instalasi jalur pemanfaatan sumber air alternative pada rancangan melalui pendekatanKebutuhanteknologiair bersih = jumlah pengguna x standar Debit limbah air = kebutuhan air bersih x 80% Grey water = debit limbah air x 75% KAJIAN GREEN BUILDING

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 3 25Pandu Dewanata18512077 WAC5 PARAMETER Menggunakan air hujan untuk kebutuhan sumber air pada site INDIKATOR Menyediakan sistem tangkap air hujan untuk menam pung 50% dari rata-rata intensitas curah hujan selama 10 tahun terakhir ALAT PENILAIAN WAC 5 PENGUJIAN Perhitungan sesuai dengan kebutuhan sanitair PENILAIAN KONTEKS Adanya krisis air di kota Jakarta Barat akibat ting ginya kebutuhan air bersih untuk memenuhi air site maupun gedung STRATEGI DESAIN Merancang ruang untuk teknologi inovasi pengo lahan air di Eropa [waste water treatment] Vertical Flow Wetland Horizontal Flow Wetland Free Water Surface Wetland MRCP PARAMETER Penggunaan material albedo rendah/ramah ozone INDIKATOR Tidak menggunakan CFC pada refrigerant dan halon se bagai pemadam kebakaran ALAT PENILAIAN MRC P PENGUJIAN Melakukan validasi jenis infrastruktur pada dokumen 2D rencana infrastruktur penghawaan dan sistem kebakaran PENILAIAN KONTEKS Adanya efek UHI di kota Jakar ta Barat yang yang dikarena adanya penipisan ozon STRATEGI DESAIN Mengurangi penggunaan CFC pada refrigerant dan halon VDimana:=Volume air yang dapat ditampung (m3) A = Luas areal penangkap air hujan (m2) R = Curah hujan daerah tersebut (mm/bulan) (Median) C = Koefisien pengaliran atap V = A x R x C KAJIAN GREEN BUILDING

KAJIAN GREEN BUILDING

STRATEGI DESAIN Menggunakan material [bahkan alat elektronik] sisa yang bisa di gunakan kembali seperti pengunaan bukaan, puing-puing, dll. Kayu bersertifikat yaitu kayu yang telah melalui proses tertentu. misalnya saat menebang kayu tersebut, pihak penebang telah melakukan penanaman 100 bibit baru. contohnya yaitu laminated wood PENILAIAN KONTEKS Masih menggunakan kayu dari toko terdekat tanpa mengetahui sertifikat legal kayu tersebut STRATEGI DESAIN Menggunakan wood plas tic composite dengan stan dar sertifikat sesuai regu lasi

MRC1 PARAMETER Menggunakan material bekas INDIKATOR 10% dari total biaya material menggunakan material bekas ALAT PENILAIAN MRC 1 PENGUJIAN Perhitungan jumlah biaya yang menggunakan material bekas

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 326 Pandu Dewanata 18512077

MRC4 PARAMETER Menggunakan kayu bersertifikat INDIKATOR 10% dari total biaya kayu merupakan kayu bersertifikat legal sesuai peraturan ALAT PENILAIAN MRC 4 PENGUJIAN Perhitungan volume dan jumlah biaya kayu bersertifikat

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 3 27Pandu Dewanata18512077 MRC6 PARAMETER Mengurangi jejak karbon dari moda transport material INDIKATOR Material berada dalam radius 1000 km dari site dan min imal bernilai 50% dari total biaya material ALAT PENILAIAN MRC 6 PENGUJIAN Perhitungan biaya material regional yang digunakan PENILAIAN KONTEKS Terdapat beberapa toko bangunan dalam radius 3-30 km dari site STRATEGI DESAIN Menggunakan material/ bahan bangunan yang tidak terlalu jauh dari site dengan jangkauan tertentu IHCP PARAMETER Menjaga kualitas udara dalam ruang INDIKATOR Potensi introduksi udara luar minimal sesuai dengan Standar ASHRAE 62.1-2007 atau Standar SHRAE edisi terbaru ALAT PENILAIAN IHC P PENGUJIAN Perhitungan introduksi udara luar pada ruangan PENILAIAN KONTEKS Indeks kualitas udara di kota Jakarta Barat yang tergolong buruk namun pada site masih dap at ditingkatkan dengan adanya vegetasi eksisting STRATEGI DESAIN Menyiapkan sistem con trol fresh air intake pada rancangan KAJIAN GREEN BUILDING

PENILAIAN KONTEKS Kadar polutan gas di kota Jakarta Barat termasuk dalam kategori buruk. Namun, hal tersebut dapat ditingkatkan lagi melalui peran cangan gedung yang sehat dan ramah terhadap lingkungan

IHC1 PARAMETER Ruangan dengan kepadatan tinggi, yaitu dilengkapi dengan instalasi sensor gas karbondioksida (CO2) yang memiliki mekanisme untuk mengatur jumlah ventilasi udara luar INDIKATOR Ruangan dengan kepadatan tinggi, yaitu <2.3 m2 per orang dilengkapi dengan instalasi sensor gas karbondi oksida [CO2] yang memiliki mekanisme untuk mengatur jumlah ventilasi udara luar sehingga konsentrasi CO2 di dalam ruangan tidak lebih dari 1000 ppm, sensor dileta kan 1,5 m diatas lantai ALAT PENILAIAN IHC 1 PENGUJIAN Pengukuran jarak pemasangan sensor melalui gambar potongan rancangan dengan menunjukkan instalasi yang dimaksud

IHC2 PARAMETER Pemasangan tanda dengan maksud untuk meminimali sir tercemarnya asap rokok terhadap pengguna gedung serta permukaan material interior INDIKATOR Pemasangan tanda dengan maksud untuk meminimalisir tercemarnya asap rokok pada gedung. Apabila tersedia, bangunan/ area merokok diluar gedung, minimal berada pada jarak 5m dari pintu masuk, outdoor air intake, dan bukaan jendela

ALAT PENILAIAN IHC 2 PENGUJIAN Pengukuran jarak pemasangan sensor melalui gambar denah rancangan dengan menunjukkan tanda/ ruangan yang dikhususkan untuk area merokok

STRATEGI DESAIN Merancang typicall installation AHU System pada rancangan un tuk maintain seberapa besar jumlah CO2 pada bangunan

STRATEGI DESAIN Pemasangan tanda dilarang merokok di beberapa titik bangunan

Kadar polutan gas di kota Jakarta Barat termasuk dalam kategori buruk. Namun, hal tersebut dapat ditingkatkan lagi melalui peran cangan gedung yang sehat dan ramah terhadap lingkungan

KAJIAN GREEN BUILDING

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 328 Pandu Dewanata 18512077

PENILAIAN KONTEKS

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 3 29Pandu Dewanata18512077 IHC3 PARAMETER Mengurangi polusi udara akibat polutan kimia pada ma terial INDIKATOR Menggunakan cat dan dengan kadar VOC rendah ALAT PENILAIAN IHC 3 PENGUJIAN Melakukan jenis cat dan produk coating pada tabel daft ar material PENILAIAN KONTEKS Tingginya polusi udara di kota Jakarta Barat dan lokasi site yang terletak di pinggir jalan utama STRATEGI DESAIN Menggunakan cat dan dengan kadar VOC ren dah IHC4 PARAMETER Mempertimbangkan bukaan agar memungkinkan peng guna dapat melihat pemandangan keluar INDIKATOR 75% dari net lettable area (NLA) menghadap langsung ke pemandangan luar yang dibatasi bukaan transparan bila ditarik suatu garis lurus ALAT PENILAIAN IHC 4 PENGUJIAN Perhitungan persentase/ software Isovist STRATEGI DESAIN Merancang bukaan pada fasad rancangan yang memungkinkan terlihatnya pemandangan keluar serta mempertimbangkan layout ruang agar pengguna dapat melihat pemandangan keluar bangu nan dengan baik KAJIAN GREEN BUILDING

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 330 Pandu Dewanata 18512077 SS- PARAMETER Memiliki struktur yang kuat sesuai kondisi tapak INDIKATOR Jenis struktur dan material yang digunakan ALAT PENILAIAN SS PENGUJIAN Melakukan penilaian struktur melalui software Resist dan worksheet terkait STRATEGI DESAIN Merancang highrise building dengan bangunan tower [typical] dan penggunaan material beton bertulang. ah-di-jakarta-rawan-gempa#:~:berita/55451/struktur-tanhttps://www.antaranews.com/karta-sangat-rawan-gempaal/18/02/28/p4unjw330-bmkg-jaita/nasional/jabodetabek-nasionhttps://www.republika.co.id/ber Eko%20Yulianto%20PhD.kata%20pakar%20LIPI%2C%209,yang%20tinggi%2C%20Gempa%20Jumat%2C%20di%20Jakarta%20Rawan%20text=Struktur%20Tanah%20 SS- PARAMETER Memiliki akses pemadam kebakaran INDIKATOR Jalur evakuasi dilengkapi material tahan api dan PER MEN PU no 26/PRT/M/2008 ALAT PENILAIAN PERMEN PU no 26/PRT/M/2008 PENGUJIAN Melakukan perhitungan dimensi jalur sirkulasi mobil pe madam kebakaran PENILAIAN KONTEKS Perlu rancangan yang mengutamakan keamanan dan kese lamatan bangunan maupun pengguna dari bahaya kebakaran STRATEGI DESAIN Merancang ruang, akses, dan sistem keamanan dan keselamatan bangunan untuk menunjang kegiatan pengguna KAJIAN GREEN BUILDING

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 3 31Pandu Dewanata18512077 SS- PARAMETER Memiliki sistem aktif dan pasif pencegah kebakaran INDIKATOR Sistem aktif penanganan kebakaran sesuai PERMEN PU no 26/PRT/M/2008 ALAT PENILAIAN PERMEN PU no 26/PRT/M/2008 PENGUJIAN Melakukan uji kelengkapan infrastruktur aktif bangunan PENILAIAN KONTEKS Tingginya tingkat kebakaran di kota Jakarta Barat STRATEGI DESAIN Menyediakan zona ruang atau menentukan perletakan sprinkler, APAR, detector, pompa pemadam kebakaran SPRINKLER POMPA PEMADAM KEBAKARAN KAJIANDETECTORAPARKEBAKARANGREENBUILDING

BuildingGreenKajian Architectural Design Studio 332 Pandu Dewanata 18512077 SS- PARAMETER Memiliki sarana penyelamatan evakuasi kebakaran INDIKATOR Sarana penyelamatan evakuasi kebakaran sesuai PER MEN PU no 26/PRT/M/2008 ALAT PENILAIAN PERMEN PU no 26/PRT/M/2008 PENGUJIAN Melakukan uji kelengkapan infrastruktur sarana penyelamatan evakuasi kebakaran KAJIAN GREEN BUILDING

4. Kerja sama antara manusia dengan alam sekitarnya demi kes elamatan kedua belah pihak.

Ekologi Ilmu yang mempelajari tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungannya Arsitektur Ekologi Pembangunan berwawasan lingkungan, dimana memanfaatkan potensi alam semaksimal mungkin Ekologi Arsitektur merupakan sebuah konsep yang memadukan ilmu lingkungan dan ilmu arsitektur. Ekologi Arsitektur memiliki orientasi utama pada model pembangunan yang memperhatikan keseimbangan lingkungan alam dan lingkungan buatan yang har monis antara lingkungan, manusia dan bangunan (Yuliani, 2013).

PENDEKATAN EKOLOGI ARSITEKTUR a. Fluctuation Bangunan di-design dan dianggap sebagai tempat bertemunya berbagai budaya dan proses berinteraksi b. Stratification Organisasi bangunan memungkinkan untuk terjadinya interaksi antar level yang berbeda dari pengguna bangunan c. Interdependence Ada hubungan yang kuat antara site dengan bangunan. Bangu nan dirancang dengan memperhatikan tapak.

PRINSIP EKOLOGI ARSITEKTUR

Menciptakan sebuah bangunan atau lingkungan binaan yang menggunakan energi, air dan sumber daya lain seefisien mung kin, melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produk tivitas pengguna serta mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan.

TUJUAN EKOLOGI ARSITEKTUR

PresedenKajian Architectural Design Studio 3 33Pandu Dewanata18512077

Heinz Frick menekankan bahwa eko-arsitektur adalah konsep berarsitektur yang : 1. Holistis, berhubungan dengan sistem keseluruhan, sebagai suatu kesatuan yang lebih penting daripada sekedar kumpulan 2.bagian.Memanfaatkan pengalaman manusia (tradisi dalam pemban gunan) dan pengalaman lingkungan alam terhadap manusia. 3. Pembangunan sebagai proses dan bukan sebagai kenyataan tertentu yang statis

KONSEP EKOLOGI ARSITEKTUR

Desain Ekologis (Eco design) adalah penerapan Teori Ekologi Arsi tektur terhadap perencanaan dan perancangan suatu bangunan. Desain Ekologis (Eco design) diartikan oleh Sim Van Dar Ryn dan Stewart Cohen sebagai, “Segala bentuk dari desain yang memi nimalisasi dampak kerusakan lingkungan dengan cara menginte grasikan (desain) dengan proses kehidupan”. Terdapat lima prin sip Eco-design yang diajukan oleh Sim Van Dar Ryn dan Stewart Cohen : 1. Solusi yang tumbuh dari tempat/tapak, 2. Desain penuh informasi perhitungan ekologis, 3. Mendesain dengan alam, 4. Semua orang adalah desainer, 5. Memperlihatkan alam.

APA ITU DESAIN EKOLOGIS ?

Desain ekologis menciptakan bangunan hijau yang menurut Brenda dan Robert Vale (1996), akan memiliki prinsip-prinsip se bagai berikut; 1. Hemat energi Menjalankan secara operasional suatu bangunan dengan sedikit mungkin menggunakan sumber energi yang sudah sangat lang ka atau membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkannya W/m² untuk tower, 45 W/m² untuk podium EEI : 200 kWh/m2/year

OTTVkembali.:35

KAJIAN PENDEKATAN

• Menggunakan bahan lokal dan embodied energi kecil

• Menghindari bahan yang berbahaya (logam berat : chlor)

ASPEK

8. Kesinambungan dengan alam (Connecting with Nature)

Melalui pendekatan Green architecture dan Bioclimatic design, bangunan menyesuaikan dan beradaptasi dengan iklim, lingkun gan dan keadaan sekeliling baik saat perencanaan, pembangu nan dan pengoperasian.

5. Aspek ruang, meliputi zonasi, tata ruang, dan fungsinya

7. Pemahaman terhadap kondisi setempat (Understanding Place)

PresedenKajian Architectural Design Studio 334 Pandu Dewanata 18512077

• Bahan yang digunakan mudah diperbaiki ataupun diganti

• Orientasi bangunan

4. Memperhatikan pengguna bangunan Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua peng guna bangunan dan memenuhi kebutuhan, kesehatan dan ken yamanan pengguna bangunan.

• Luas bukaan dan letak bukaan • Cross ventilation • Eksternal shading

• Material yang dipakai tahan lama dan sebisa mungkin bisa di daur ulang

3. Aspek sumber-sumber energi dan pemanfaatannya bagi ke hidupan sehari hari

9. Pemberdayaan masyarakat sekitar (Embracing Co-creative Design Processes) EKOLOGI ARSITEKTUR KAJIAN PENDEKATAN

3. Menanggapi keadaan tapak pada bangunan Perencanaan mengacu pada interaksi antara bangunan dan ta pak. Hal ini dimaksudkan keberadaan bangunan, baik dari segi konstruksi, bentuk dan pengoperasian bangunan tidak merusak lingkungan sekitar. Sehingga, jika nanti bangunan sudah tidak terpakai, tapak asli masih ada dan tidak banyak berubah.

2. Memanfaatkan kondisi dan sumber energi alami

5. Meminimalkan sumber daya baru Suatu bangunan seharusnya dirancang dengan mengoptimalkan material yang ada dan tidak berbahaya bagi ekosistem dengan meminimalkan penggunaan material baru, di mana pada akh ir umur bangunan dapat digunakan kembali untuk membentuk tatanan arsitektur lain.

1. Aspek struktur dan konstruksi

2. Aspek bahan bangunan

6. Pemahaman terhadap sosial budaya masyarakat (Understand ing People)

4. Aspek manajemen limbah (utilitas)

6. Holistik Suatu bangunan harus memiliki pemikiran yang menyatakan bahwa sistem alam semesta, baik yang bersifat fisik, kimiawi, hayati, sosial, ekonomi, mental-psikis dan kebahasaan serta se gala kelengkapannya harus dipandang sebagai sesuatu yang utuh dan bukan merupakan kesatuan dari bagian-bagian yang terpisah.

KantorSewa

Klasifikasi Berdasarkan Peruntukan

KAJIAN TIPOLOGI

1. Tenant owned office building Direncanakan dan dibangun oleh pemilik yang biasanya tergan tung dalam yayasan atau intitusi untuk digunakan oleh perusa haan yang dibawahi. 2. Investasi Didesain dan dibangun oleh suatu perusahaan yang biasanya adalah pengembang yang disewakan kepada penyewa.

1. Single tenancy building Bangunan kantor yang disewakan kepada satu penyewa/ perusa haan dengan jangka waktu tertentu

3. Multi tenancy floor Satu lantai kantor yang disewa oleh beberapa penyewa. Luas ruang yang disewakan tidak termasuk fasilitas umum seperti: Lift, Elevator, ruang mesin, dll

2. Single tenancy floor Luas kotor ruang satu lantai bangunan dikurangi ruang-ruang fasilitas antara lain:elevator umum, ruang mesin, dan tangga umum disewakan kepada satu penyewa/perusahaan

Klasifikasi Menurut Layoutnya [Backman, 2008] Hierarchical plan a. Layout ini dibagi beberapa lapisan zona yakni : core, inner, dan outer. Pada tiap lapisan zona ini diperuntukan untuk beberapa fungsi privat dan komunal. b. Pada Hierarchical Plan ini, lapisan inner ring diisi oleh unit-unit kerja yang disusun berkelompok. Sementara bagian outer diisi oleh unit/ruang kerja privat serta ruang meeting. c. Sistem layout seperti ini cocok untuk kantor dengan single ten ant yang menyewa satu bangunan atau satu lantai

SewaKantorTipologiKajian Architectural Design Studio 3 35Pandu Dewanata18512077 Kantor sewa merupakan tempat, ruang, atau gedung yang diper gunakan untuk tujuan-tujuan administrasi maupun perniagaan/ bisnis oleh organisasi atau perusahaan tertentu dengan cara menyewa.

Klasifikasi Berdasarkan Penyewanya

Inverted-Hierarchical plan a. Mirip dengan Hierarchical Plan namun lapisan zona inner dan outer diisi oleh fungsi yang berkebalikan dengan Hierarchical Plan. Lapisan outer diisi oleh unit-unit kerja yang disusun berkelompok. Sementara bagian inner diisi oleh unit/ruang kerja privat serta ruang meeting. b. Sistem layout seperti ini cocok untuk kantor dengan multi- ten ant yang menyewa satu bangunan atau satu lantai. c. Kelebihan dari sistem ini adalah para pekerja dapat lebih pro duktif karena mampu mendapat pecahayaan alami serta penga wasan oleh pihak atasan terhadap bawahan menjadi lebih mudah.

3. Spekulatif Direncanakan dan dibangun oleh perusahaan untuk disewakan secara spekulatif kepada yang berminat.

Non-Hierarchical plan Jenis sistem layout ini lebih mengedepankan worker-oriented dan letak privat space lebih menyebar san tidak terpusat pada satu titik. Layout ini lebih terkenal dalam lingkungan kreatif profesional produktifitas dan kemudahan berkolaborasi b. Sistem layout seperti ini cocok untuk kantor dengan single atau pun multi tenant yang menyewa satu bangunan atau satu lantai. Multi-tenant Sistem layout ini menjelaskan pembagian dan pemisahan ruang untuk lantai yang disewa oleh lebih dari satu tenant

SewaKantorTipologiKajian Architectural Design Studio 336 Pandu Dewanata 18512077

KAJIAN TIPOLOGI

a.

karena meningkatkan

SewaKantorTipologiKajian Architectural Design Studio 3 37Pandu Dewanata18512077 a. Konfigurasi core bangunan b. Lantai (bentuk dan ukurannya) c. Tinggi antar lantai d. Sistem selimut bangunan e. Sistem mekanikal dan transportasi vertikal f. Sistem struktur Prinsip Perancangan Kantor Sewa [Kohn dan Katz, 2002] Luas lantai yang dilingkupi oleh dinding atau kulit luar bangunan yang beratap, sirkulasi vertikal dan area servis yang berada dalam core. Gross Floor Area (GFA), Building Area, Construction Area KAJIAN TIPOLOGI

SewaKantorTipologiKajian Architectural Design Studio 338 Pandu Dewanata 18512077 a. GFA dikurangi pelubangan vertikal (major vertical penetration) termasuk di da lamnya lubang elevator, dan tangga. b. Area ini juga termasuk kolom, dinding dalam. c. Bagian terluar diukur dari as kolom struktur dan dinding terluar. Rentable Area a. Adalah area yang berada diantara dari as dinding terluar hingga koridor sirku lasi bersama. b. Yang tidak dihitung dari usable ini adalah ruang2 servis/ inti bangunan dan sirku lasi bersama. c. Area yang tidak dihitung dalam usable area digolongkan sebagai Floor Common Area Usable Area KAJIAN TIPOLOGI

FungsionalKAJIAN TIPOLOGI

SewaKantorTipologiKajian Architectural Design Studio 3 39Pandu Dewanata18512077

Karakteristik Penyewa Hubungan

KAJIAN PRESEDEN SBFTower Fungsi : Kantor Lokasi : Shenzhen Shi, China Arsitek : Hans Hollein & Christoph Monschein Tahun : 2018 Jumlah : 42 Lantai Luas : 80.500 m² Berdasarkan sketsa awal yang digambar oleh Hans Hollein pada masanya di Chicago, bagaimana seharusnya gedung pencakar langit di masa depan, itu menjadi pernyataan dominan di dalam ge dung-gedung tinggi, dalam posisi sudut yang terbuka dari cluster. Menara perkantoran memiliki posisi strategis dalam tekstur kota. Berdekatan dengan Balai Kota dan poros Utara-Selatan utamanya, dan terletak di Shen Nan Avenue yang berorientasi Timur-Barat, ia memiliki posisi terdepan di kuartal pusat di Shenzhen

PresedenKajian Architectural Design Studio 3 41Pandu Dewanata18512077 KAJIAN PRESEDEN

Bangunan menara dalam denah berbentuk bujur sangkar seder hana berukuran 45 m x 45 m, dengan 42 lantai dan tinggi kes eluruhan 200 m dan memiliki luas lantai total 80.500 m² di atas tanah. Bangunan sekitar sebagian membingkai menara di zona dasar, di mana area pintu masuk, aula bisnis umum, dan restoran kelas atas.

Bangunan menara dengan taman vertikal yang terintegrasi den gan arsitektur sehingga memberikan menara dengan penampi lan yang sangat berbeda karena gaya kerja alternatif dan keber lanjutan. Secara vertikal menara adalah struktur berlapis yang menampilkan dua zona berbeda masing-masing 5 hingga 6 lantai yang berulang secara bergantian 3 dan 4 kali. Satu zona tersebut memiliki 6 lantai identik dengan perimeter luar persegi. Tetapi zona lain dari 5 lantai sangat kompleks dalam penampilan luarnya.

Setiap lantai tampaknya berbeda, setback dan kantilever yang menjangkau jauh saling bertukar di sepanjang garis fasad imajiner dan ditumbuhi tanaman. Tingkat taman langit ini juga memiliki keuntungan bahwa penampilan luarnya yang serbaguna sangat fleksibel dan dapat dengan mudah menjawab situasi individu. Pintu masuk utama terletak di utara dengan drive tertutup. Bahan yang digunakan adalah permukaan elegan dari batu dan kayu, kaca, dan logam.

PresedenKajian Architectural Design Studio 342 Pandu Dewanata 18512077 KAJIAN PRESEDEN Merancang core bangunan yang diletakkan ditengah bangunan. Core bangunan diisi dengan ruang ruang transportasi vertikal seperti lift dan tangga dan shaft shaft. Merancang ruang hijau seperti pada bangunan SBF Tower yang membagi bangunannya menjadi 3-4 zona dan disetiap pergantian zona lantai terdapat ruang hijau. Selain ruang hijau, hal yang dapat dipelajari adalah adanya kan tilever dan setback yang digunakan untuk memaksimalkan view.

KAJIAN PRESEDEN 512West22ndStreetOfficeBuilding Fungsi : Kantor Lokasi : New York, Unites States Arsitek : Cookfox Architects Tahun : 2019 Jumlah : 42 Lantai Luas : 172000 ft² Sebuah gedung perkantoran Chelsea yang berbatasan dengan High Line, terinspirasi oleh kedekatannya dengan ruang publik yang ditanami dan prinsip-prinsip desain biofilik. Lokasinya menyediakan koneksi visual dan fisik langsung ke alam di High Line dan pemandangan Sungai Hudson di luarnya. Dirancang untuk mencapai sertifikasi LEED Gold dan mendorong lingkungan kantor yang terhubung dengan alam, 512 West 22nd Street menetapkan standar kesehatan dan produktivitas baru di tempat kerja modern. Struktur bangunan mengingatkan pada infrastruktur bersejarah dan bangu nan gudang di lingkungan tersebut, dan desain kontemporer yang tajam yang mendefinisikan Chelsea barat. Material itas dan bentuknya menggunakan estetika High Line, dengan jendela yang terinspirasi selempang industri, dan fasad terakota antrasit, seng, dan granit.

PresedenKajian Architectural Design Studio 344 Pandu Dewanata 18512077

Bangunan ini mencakup pilihan ruang untuk penggunaan penye wa dan memiliki taman pemandangan lanskap yang terlihat saat mendekati tepi lift. Ruang kantor di atas telah dirancang untuk menciptakan lingkungan profesional yang mendukung kese jahteraan karyawan. Lantai besar yang dipenuhi cahaya dengan sistem distribusi udara di atas kepala yang canggih dapat disesuaikan untuk berbagai pengguna, dirancang untuk kenyamanan dan kinerja tinggi, dengan udara luar yang sangat terfilter dan kontrol bangunan berkinerja tinggi

KAJIAN PRESEDEN Profil terakota khusus berputar dan terbuka di tepi bangunan yang melengkung, dan lengkungan kaca di sudut-sudutnya, menampil kan jendela yang dapat dioperasikan yang menawarkan kontrol lebih langsung terhadap lingkungan dan akses ke udara luar ke pada penghuninya.

PresedenKajian Architectural Design Studio 3 45Pandu Dewanata18512077 KAJIAN PRESEDEN

Mengambil isyarat dari koridor hijau dinamis High Line yang dija lin dengan artistik yang menghubungkan infrastruktur perkotaan di sekitarnya, 512 West 22nd Street memiliki lebih dari 15.000 ft² ruang terbuka untuk digunakan oleh penghuni. Terletak bersebe lahan dengan bagian "Chelsea Thicket" dari High Line, teras berlanskap dipotong menjadi profil bangunan di setiap lantai, mengintegrasikan alam ke dalam tempat kerja dan menawarkan pemandangan dari pohon-pohon yang berdekatan dan ruang yang ditanami. Area luar hanya dihuni oleh spesies asli, menghubungkan penyewa dengan sejarah tanah alami tersebut. Di sepanjang High Line, teras bertingkat dari tingkat dua hingga empat dirancang untuk sirkulasi luar ruangan, acara, dan penggu naan lain oleh penyewa. Di lantai dua dan tiga, cabang-cabang semak bertemu dengan overhang di atas, menyatu menjadi kano pi. Naik ke teras lantai empat dan naik di atas garis pohon membu ka pemandangan ke kota dan Sungai Hudson di luar.

KAJIAN PRESEDENPolyInternationalPlaza Fungsi : Kantor Lokasi : Chaoyang Qu, China Arsitek : Skidmore, Owings & Merrill Tahun : 2016 Jumlah : 32 Lantai Luas : 116000 m² Bangunan ini terdiri dari satu menara utama dan dua menara pendukung yang lebih kecil. Jejak elips dari tiga me nara membebaskan bangunan dari rigidgeometry dari struktur perkotaan yang berdampingan, memungkinkan lanskap

Sistem struktural exoskeleton membentuk selubung termal luar di sekitar ruang kantor, yang tertutup dalam selubung interior kaca kedua. Ini menciptakan area komunal yang terang yang mengakomodasi pertemuan dan mendorong interaksi sosial, sam bil membangun hubungan fisik dan visual antar lantai. Desain struktural bentang panjang tidak hanya membuka interior, menciptakan lingkungan kerja tanpa kolom, tetapi juga menggunakan pendekatan arsitektur/mekanik yang sangat berkelanjutan untuk mengatasi tantangan iklim dan kualitas udara khusus di Beijing.

Terinspirasi oleh lentera kertas Cina, desain eksterior menara uta ma dibentuk oleh pola diagrid yang berkesinambungan, dengan segi seperti permata yang berkilau saat memantulkan langit.

PresedenKajian Architectural Design Studio 3 47Pandu Dewanata18512077 KAJIAN PRESEDEN

KAJIAN PRESEDEN BogorCreativeHub Fungsi : Community Lokasi : Bogor, Indonesia Arsitek : Local Architecture Bureau Tahun : 2021 Jumlah : 1 Lantai Luas : 1600 m² Creative Hub ini bertujuan sebagai ruang kolektif kegiatan yang bertindak sebagai platform terbuka untuk pertukaran, spontan, latihan informal & ruang inspirasi. Bangunan ini berdiri di atas lahan seluas 1,3 Ha dengan bangunan eksisting berusia 200 tahun yang dibangun pada masa kolonial Belanda, menyisakan ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan sebagai kegiatan santai dan tambahan. Kompleks ini meluas ke lingkungan yang lebih besar dari Taman Hutan Raya Bogor Istana Kepresidenan Indonesia, membuatnya sangat menonjol namun hati-hati dalam bahasa desain.

Pengalaman di seluruh bangunan membawa pengunjung ke ko lom berulang, menggabungkan teras di dalam area luar ke taman. Sensasi ruang terbuka tertutup terus menerus melalui teras, menyediakan lingkungan yang inklusif antara pendidikan, rekreasi & pertunjukan luar ruangan. Bangunan itu sendiri men inggalkan ruang dalam skema, seperti alun-alun terbuka ke ban gunan bersejarah, dan untuk mengembangkan kreativitas melalui ruang sosial, informal, dan program khusus.

Konsepnya adalah mempertahankan gedung ini sebagai kan vas kosong bagi semangat kreatif untuk mengisi dan mengaktifkannya dengan warna & jiwa mereka. Taman di antara ban gunan tua itu sendiri menjadi panggung terbuka.

PresedenKajian Architectural Design Studio 3 49Pandu Dewanata18512077 KAJIAN PRESEDEN

Creative Hub dirancang sebagai sebuah bangunan tunggal, dengan aksesibilitas dari segala arah, menghubungkan semua ruang terbuka sebagai kompleks kegiatan terbuka dan meluas ke taman. Bentuk C disusun dengan menghadap pohon-pohon besar yang ada dan bangunan tua seperti menutupi dan mengisi tepi kompleks. Program di dalam (auditorium – ruang kelas –Galeri) menempati geometri yang berbeda di bawah atap melengkung tunggal yang mencerminkan ekspresi dominan de sain tropis. Semua program dikelilingi oleh teras terbuka yang memperbesar ruang sebagai ruang komunal dan aksesibilitas.

PresedenKajian Architectural Design Studio 350 Pandu Dewanata 18512077 Pertunjukan dapat menghadap ke alun-alun umum yang besar atau sebagai ruang yang luas dari program di dalam. Grand design mengatur seluruh kompleks sebagai katalis sebagai publik dan seterbuka mungkin untuk pengunjung. KAJIAN PRESEDEN

WuhanCreativeSpace Fungsi : Cultural Center Lokasi : Wuhan, China Arsitek : Office for Urban Renewal Tahun : 2021 Jumlah : 1 Lantai Luas : 4703 m² Bangunan ini adalah asrama Perusahaan Besi dan Baja Wuhan (WISCO), dibangun dengan gaya Rusia 70 tahun yang lalu. Bangunan sasaran adalah SD No.3 asli dan terletak di poros tengah masyarakat. Melalui berbagai strategi desain seperti arsitektur, interior, lansekap, dan pameran, para arsitek bersama-sama mencoba menyampaikan pandangan pembaruan organik, pandangan sejarah, dan pandangan manusia. KAJIAN PRESEDEN

KAJIAN PRESEDEN

PresedenKajian Architectural Design Studio 352 Pandu Dewanata 18512077 Desain ini secara khusus mempertahankan empat metasequoia di sisi selatan bangunan, dan menciptakan rasa visual “hutan metasequoia” dan menyampaikan konsep ekologi yang dalam, dengan memanfaatkan lokasi pohon tersebut melalui bahan yang sangat reflektif dan menggunakan bahan yang sangat reflektif.

Desain interior keseluruhan didasarkan pada konsep menjaga skala spasial asli sebanyak mungkin. Untuk mencapai tujuan sep erti itu, persyaratan yang sangat tinggi ditempatkan pada desain elektromekanis. Gaya desain interior secara keseluruhan mengek splorasi dialog antara kekasaran sejarah dan keindahan mode, menunjukkan ketegangan artistik yang unik. Elevasi utara mempertahankan tampilan asli bangunan bersejarah sebanyak mungkin, dan menunjukkan jejak berbagai periode seja rah sebanyak mungkin, termasuk batu bata merah tahun 1950an, batu cuci batu tahun 70-an, ubin keramik tahun 90-an, dan jaring baja kontemporer. Jaring baja tidak hanya menempatkan lapisan “pakaian baru” pada bangunan, tetapi juga memungkin kan orang secara samar-samar melihat keanggunan sebelumnya melalui jaring. “Mahkota Honggang” di atap sangat ikonik. Perta ma, menyoroti sifat “merah” Kota Honggang; Kedua, memberikan penghormatan kepada Jembatan Sungai Yangtze Wuhan, karya perwakilan WISCO 70 tahun yang lalu, Ketiga, desain menganut konsep “struktur dekoratif”, yang tidak dirancang secara berlebi han, tetapi juga dapat menunjukkan pencapaian teknologi manu faktur presisi Wuhan saat ini. Lanskap pintu masuk pertama turun dan kemudian naik. Suasa na yang diciptakan oleh “yesterday’s eaves” memberi orang ilu si bahwa mereka sedang berjalan di atas padang rumput ketika mereka masih anak-anak dan bermain-main dengan kucing dan awan di atap merah. Ubin kaca yang diganti sebagian membang kitkan kenangan pergi ke rumah dan membuka ubin ketika masih anak-anak. Ini unik jika dipadukan dengan pencahayaan yang bercahaya. Pintu masuk utama bangunan didesain ulang dengan bata merah. Di satu sisi, bahan-bahan lama digunakan untuk menunjukkan kehangatan sejarah; Di sisi lain, berbagai teknik ubin baru dicoba untuk mengekspresikan konsep desain kontemporer. Banyak struktur arsitektur inovatif tersembunyi di ubin bergerigi dan gudang hujan berbentuk busur.

PresedenKajian Architectural Design Studio 3 53Pandu Dewanata18512077 Tangga spiral dengan tema “Honggang Spirit” adalah jiwa dari desain interior, juga merupakan pos pemeriksaan yang tak hen ti-hentinya bagi wisatawan. Sebagai tangga spiral yang terhubu ng secara vertikal, sisinya dibungkus dengan pelat baja merah. Dalam dua bulan, desain telah mengalami empat kali revisi ren cana. Sistem struktur baru dan desain busur kontinu dari atas ke bawah menunjukkan efek lincah dari semangat Honggang. KAJIAN PRESEDEN

DesignBasedPerformance Architectural Design Studio 354 Pandu Dewanata 18512077 PERFORMANCE BASED DESIGN

DesignBasedPerformance Architectural Design Studio 3 55Pandu Dewanata18512077 PERFORMANCE BASED DESIGN

DesignProsedur Architectural Design Studio 356 Pandu Dewanata 18512077 PROSEDUR DESAIN

PERMEN PU No.26/PRT/M/2008. 2008. “Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan.” PERMEN PU No.26/PRT/M/2008: 5. SNI 03-7065-2005, Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing SNI 6390:2011, Konservasi Energi Sistem Tata Udara Bangunan SNIGedung03-1746-2000,

Matthews, J. A. (2014). Landscape Management. In En cyclopedia of Environmental Change (Vol. 6). https://doi. PEMPROV,org/10.4135/9781446247501.n2211JAKARTA.2012.5Pemprov

DKI Panduan Pengguna Bangunan Gedung Hijau Jakarta.

Jakarta Provincial Government. (2016). Jakarta Green Building User Guide : Lighting System (Vol.3). http://greenbuilding.jakarta.go.id/ Green, Jakarta, and Building User. 4 ELECTRICITY & Vertical

Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sa rana Jalan ke Luar Untuk Penyelamatan Terhadap Bahaya Keba karan pada Bangunan Gedung

Jakarta Provincial Government. (2016). Jakarta Green Building User Guide : Water Effieciency (Vol.5). http://greenbuilding.jakarta.go.id/

DKI Jakarta No. 20 Tahun 2013 tentang Sumur Resapan IQAir. (2021, 10 November). Air Quality In Jakarta. Diperoleh 10 November 2021, dari https://www.iqair.com/indonesia/jakarta

REFERENSI

BPS. 2020. Badan Pusat Statistik Jakarta Barat Pengamatan Un sur Iklim Di Stasiun Pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi Dan Geofisika 2019. Jakarta Provincial Government. (2016). Jakarta Green Building User Guide : Building Envelope (Vol.1). http://greenbuilding.jakarta.go.id/

PerGub Prov DKI Jakarta No. 122 Th 2005, Tentang Pengolahan Air Limbah Domestik di Prov DKI Jakarta PerGub

Referensi Architectural Design Studio 3 57Pandu Dewanata18512077

EKSPLORASIIIKONSEPTUALGAGASAN

RuangProgram Architectural Design Studio 3 59Pandu Dewanata18512077 PROGRAM RUANG

RuangProgram Architectural Design Studio 360 Pandu Dewanata 18512077 PROGRAM RUANG

RuangProgram Architectural Design Studio 3 61Pandu Dewanata18512077 PROGRAM RUANG

SiteRekayasa Architectural Design Studio 362 Pandu Dewanata 18512077 REKAYASA SITE Pemberian pedestrian dengan vegetasi sebagai peneduh guna mencapai variabel ASD parameter iklimSirkulasimikro.kendaraan d a l a m b a n g u n a n memutari bangunan guna memper mudah jalur mobil pemad am kebakaran saat terjadi bencana. Perancangan area hijau yang terbebas dari b a n g u n a n m a u p u n p e r k e r a s a n g u n a mencapai RTH 40% dari site.

SiteIntensitas Architectural Design Studio 3 63Pandu Dewanata18512077 LOKASI SITE Jl. Raya Daan Mogot No.48, RT.12/RW.13, Cengkareng Tim., Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Ja karta 11730 PERUNTUKAN Perkantoran, Perdagangan, dan Jasa Luas4048m2Site INTENSITAS SITE KDH30%KLB7 KDB70% 10 GSBm

Menurut IQAir, kualitas udara di Jakarta berkisar 67 hingga 80 an bahkan sampai 150. Hal ini mem buat Jakarta termasuk dalam kate gori sedang dan tidak sehat. Arah angin yang paling besar dari arah utara ka rena posisi site yang leb ih dekat dengan pesisir laut utara Jakarta.

SiteIntensitas Architectural Design Studio 364 Pandu Dewanata 18512077 INTENSITAS

SITE

Menurut BMKG, dari tahun ke tahun, keadaan iklim seperti cu rah hujan, kecepatan angin, dan penyinaran matahari mengalami kenaikan intensitas.

SizeProperty Architectural Design Studio 3 65Pandu Dewanata18512077 PROPERTY SIZE

PlanFloor Architectural Design Studio 366 Pandu Dewanata 18512077 FLOOR PLAN

AnalisisAnalisis Architectural Design Studio 3 67Pandu Dewanata18512077 ANALISIS ANALISIS Perletakan gu bahan massa yang hadapnanmukabangunankanpertimbangmemperaturandanbangumengjalan [Selatan]. ASDP PARAMETER Mempunyai area lanskap terdiri dari elemen softscape dan hardscape INDIKATOR Untuk konstruksi baru, luas areanya adalah minimum 10% dari luas total lahan ALAT PENILAIAN ASD-P PENGUJIAN Perhitungan luas minimum lanskap yang terdiri dari softscape dan programpertimbanganbentuksagubahanbahdanMengurangihardscapemenambagianmasmengikutisitedanruang. Menambah ba gian dari gu bahan massa dan tur.dilatasipakanLbentukmassaahantower.podium,massaperletakanannex,danPemisgubahankarenamassayangmerubentukstruk Plotting gu bahan massa tower yang mengikuti se bagian bentuk podium dan site trolviewpertimbangandengandankoniklim. Luas Tapak : 3600 m2 Luas Area Hijau : 20% x 3800 m2 760 m2 Maka luasan total yang digunakan un tuk penghijauan sebesar 760 m2 Luas Tapak = 3800 m2 Luas Area Vegetasi = 50% x 760 m2 = 380 m2 Maka luasan total yang digunakan untuk area vegetasi dihitung dari tajuk sebesar 380 m2

ASDP PARAMETER 1. Pemilihan vegetasi sesuai Permendagri No 1 tahun 2007 Pasal 13 (2a) 2. Jenis tanaman mempertimbangkan Peraturan Menteri PU No. 5/PRT/M/2008 mengenai Ruang Terbuka Hijau (RTH) Pasal 2.3.1 tentang Kriteria Vegetasi untuk Peka rangan. INDIKATOR 50% lahan tertutupi lusan pohon ukuran kecil, ukuran se dang, ukuran besar, perdu setengah pohon, perdu, semak dalam ukuran dewasa ALAT PENILAIAN ASD-P PENGUJIAN Perhitungan luas lanskap yang tertutup tajuk vegetasi

AnalisisAnalisis Architectural Design Studio 368 Pandu Dewanata 18512077 Eksplorasi Jenis Vegetasi Pohon Ketapang Kencana Pohon Kiara/Pokok Payung Pohon Tanjung Chinensis Fan Palm Rumput Gajah Mini/Besar Rumput Jepang Rumput Manila Rumput Babat ANALISIS ANALISIS

area

dan membutuhkan 15 bus tipe medium.

sekitar 355 orang menetap

dari

Jumlah

yang

program

ASD5 PARAMETER Memaksimalkan area lahan untuk lahan hijau serta memanfaatkan elemen air eksisting (terdapat kolam/ tambak) INDIKATOR Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari bangunna tanaman (hardscape) yang terletak di atas permukiman tanah seluas minimal 40% luas total lahan ALAT PENILAIAN ASD-5 PENGUJIAN Perhitungan area yang dibutuhkan untuk luas area hijau

pengecekan melalui data arsitek

AnalisisAnalisis Architectural Design Studio 3 69Pandu Dewanata18512077

ANALISIS ANALISIS

ASD4 PARAMETER Penggunaan sepeda pada INDIKATOR Menyediakan parkir sepeda 20 pengguna dan maksimal ALAT PENILAIAN ASD-4 PENGUJIAN Perhitungan yang dibutuhkan untuk parkir sepeda dan 1

per

100

unit

site

ge

ASD3 PARAMETER Terhubung ke halte INDIKATOR Terdapat halte ALAT PENILAIAN ASD-3 PENGUJIAN Peninjauan lokasi menggunakan google maps dan citra satelit untuk mencari dan mengukur jarak fasilitas halte bus terdekat penghuni dihitung dari ruang sudah dibuat. Dilihat tabel tersebut dalam dung

AnalisisAnalisis Architectural Design Studio 370 Pandu Dewanata 18512077 ASD6 PARAMETER Penggunaan vegetasi di sekitar pendestrian rata rata se dang-tinggi, selain untuk penghijauan, digunakan untuk perlindungan dari terpaan angin kencang maupun angin dari kendaraan yang lalu lalang INDIKATOR Sirkulasi penggunaan vegetasi dilingkup kota dapat melindungi dari terpaan angin kencang maupun angin dari kendaraan yang lewat ALAT PENILAIAN ASD-6 PENGUJIAN Analisis terhadap keadaan intensitas kendaraan yang le wat maupun arah angin ASD7 PARAMETER Upaya managemen air hujan INDIKATOR 100% air hujan dikelola di site sehingga tidak ke drainase kota ALAT PENILAIAN ASD-7 PENGUJIAN Perhitungan volume air hujan yang dikelola di tapak dari data curah hujan di Jakarta Barat ANALISIS ANALISIS

AnalisisAnalisis Architectural Design Studio 3 71Pandu Dewanata18512077 ANALISIS ANALISIS

SKEMATIKIII DESAIN

DesainSkematik Architectural Design Studio 3 73Pandu Dewanata18512077 AKSONOMETRI KONFIGURASIMASSA

DesainSkematik Architectural Design Studio 374 Pandu Dewanata 18512077 AKSONOMETRI KONFIGURASI RUANG

DesainSkematik Architectural Design Studio 3 75Pandu Dewanata18512077 AKSONOMETRI SISTEM STRUKTUR

DesainSkematik Architectural Design Studio 376 Pandu Dewanata 18512077 SITUASISITUASI

DesainSkematik Architectural Design Studio 3 77Pandu Dewanata18512077 SITEPLAN

DesainSkematik Architectural Design Studio 378 Pandu Dewanata 18512077 DENAH BASEMENT

DesainSkematik Architectural Design Studio 3 79Pandu Dewanata18512077 DENAH GROUNDFLOOR

DesainSkematik Architectural Design Studio 380 Pandu Dewanata 18512077 DENAH 1ST FLOOR

DesainSkematik Architectural Design Studio 3 81Pandu Dewanata18512077 DENAH TYPICAL FLOOR

DesainSkematik Architectural Design Studio 382 Pandu Dewanata 18512077 DENAH ROOF PLAN

DesainSkematik Architectural Design Studio 3 83Pandu Dewanata18512077 POTONGAN A-A

DesainSkematik Architectural Design Studio 384 Pandu Dewanata 18512077 POTONGAN B-B

DesainSkematik Architectural Design Studio 3 85Pandu Dewanata18512077 POTONGAN C-C

DesainSkematik Architectural Design Studio 386 Pandu Dewanata 18512077 TAMPAK BARAT

DesainSkematik Architectural Design Studio 3 87Pandu Dewanata18512077 TAMPAK SELATAN

DesainSkematik Architectural Design Studio 388 Pandu Dewanata 18512077 TAMPAK TIMUR

DesainSkematik Architectural Design Studio 3 89Pandu Dewanata18512077 TAMPAK UTARA

PENGUJIANIVGAGASANDESAIN

DesainGagasanPengujian Architectural Design Studio 3 91Pandu Dewanata18512077 PRINTSCREEN UJI ASD

DesainGagasanPengujian Architectural Design Studio 392 Pandu Dewanata 18512077 PRINTSCREEN UJI SOLAR TOOL

DesainGagasanPengujian Architectural Design Studio 3 93Pandu Dewanata18512077 PRINTSCREEN UJI OTTV

DesainGagasanPengujian Architectural Design Studio 394 Pandu Dewanata 18512077 PRINTSCREEN UJI RESIST PRINTSCREEN UJI SOLAR TOOL

DesainGagasanPengujian Architectural Design Studio 3 95Pandu Dewanata18512077 PRINTSCREEN UJI VELUX PRINTSCREEN UJI OTTV

DesainGagasanPengujian Architectural Design Studio 396 Pandu Dewanata 18512077 PRINTSCREEN UJI EDGE

DesainGagasanPengujian Architectural Design Studio 3 97Pandu Dewanata18512077 PRINTSCREEN UJI WAC

PENGEMBANGANVDESAIN

Jika dibandingkan antara pipa cahaya dengan lampu konvensional, pipa cahaya ini memiliki banyak kel ebihan yang mana salah satunya selain menghemat penggunaan energi listrik mampu membuat lingkun gan sekitar menjadi sehat karena karbon yang di hasilkan dari bangunan akan berkurang

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 99Pandu Dewanata18512077

LIGHTING QUALITY CONTROL AND ADVANCED TECHNOLOGY

Denah Kantor Awal Denah Kantor AkhirPada alternatif 1 desain awal belum terdapat ino vasi teknologi pada sistem pencahayaan bangunan, namun pada alternatif 2 menggunakan teknologi pipa cahaya sebagai alternatif pencahayaan siang hari pada bangunan kantor. Teknologi pipa cahaya di pasang pada atap bangu nan yang di distribusikan menggunakan pipa melalui shaft khusus ke seluruh ruangan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif. Pipa cahaya ini lebih efisien untuk bangunan dib andingkan lampu penerangan konvensional dalam bidang penghematan energi listrik pada bangunan.

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3100 Pandu Dewanata 18512077 Rencana Plafon Typical FloorTampak Barat Bangunan Pada alternatif desain perancangan akustik, pemilihan material peredam kebisingan seperti keramik fiber yang di aplikasikan pada lantai ruangan, adapun material PET (Polyethylene Terephthalate) yang terbuat dari ba han plastik daur ulang sehingga leb ih ramah terhadap lingkungan. Rencana Lantai Typical Floor ACOUSTICAL QUALITY CONTROL AND ADVANCED TECHNOLOGY

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 101Pandu Dewanata18512077 Menggunakan alternatif 3 horizontal shading dan 4 vertikal shading sebagai kontrol termal radiasi matahari. VIEW AND THERMAL QUALITY CONTROL AND ADVANCED TECHNOLOGY

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3102 Pandu Dewanata 18512077 Menggunakan sistem tata udara gedung AC VRF/VRV, karena memiliki kelebihan yaitu, hemat listrik, sistem kombinasi outdoor dengan multi indoor, space saving dalam penempatan outdoor unit AC, perawatan lebih mudah, adanya backup kompresor, dan ramah lingkun gan. VENTILATION QUALITY CONTROL AND ADVANCED TECHNOLOGY

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 103Pandu Dewanata18512077 EFISIENSI ENERGI

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3104 Pandu Dewanata 18512077 EFISIENSI ENERGI

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 105Pandu Dewanata18512077 RENCANA LANSEKAP

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3106 Pandu Dewanata 18512077 Veritkal Garden GREEN ROOF AND VERTICAL GARDEN

Alternatif rencana pengelolaan air hujan pada lansekap dan renca na drainase sanitasi serta sumur resapan air hujan. Menggunakan teknologi khusus wetland untuk mendaur ulang air hujan.

RENCANA PENGELOLAANHUJANAIR

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 107Pandu Dewanata18512077

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3108 Pandu Dewanata 18512077 KONSERVASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 109Pandu Dewanata18512077 RUANG ELEVATOR

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3110 Pandu Dewanata 18512077 KESELAMATAN KEBAKARAN DAN SKENARIO EVAKUASI

PEMBAGIAN BLOG MASSA

1. Dua atau beberapa gedung yang dilatasi akan mempunyai waktu getar alami yang berbe da, sehingga akan menyebabkan benturan antar gedung,

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 111Pandu Dewanata18512077

2. Ketidak efektifan dalam pe masangan interior, seperti : pla fond, keramik, dll

6. Pemisah bangunan induk den gan bangunan sayap.

Karena bangunan berbentuk L, maka dilakukan pemisahan struk tur pada bangunan setiap panjang bangunan 30 meter.

7. Bangunan yang memiliki kele mahan geometris. 8. Bangunan yang memiliki pan jang >30m. 9. Bangunan yang berdiri diatas tanah yang kurang rata. 10. Bangunan yang ada didaerah 11.gempa.Bangunan yang mempunyai bentuk denah bangunan L, T, Z, O, H, dan U. Dilatasi Konsol

4. Dilatasi bangunan biasanya dit erapkan pada : 5. Bangunan yang mempunyai tinggi berbeda – beda. ( pertemuan antara bangunan yang rendah dengan yang tinggi ).

3. Perlunya konstruksi khusus (ba lok korbel).

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3112 Pandu Dewanata 18512077 Menggunakan bantalan pada bawah genset untuk meredam getaran genset RUANG MEKANIKAL ELEKTRIKAL POMPA DAN GENSET

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 113Pandu Dewanata18512077

Menggunakan karakteristik tata letak inti bangunan ditengah karena berpengaruh pada aspek aspek sesuai pada tabel yang sudah cukup bahkan sangat baik. Namun untuk aspek pencahayaan alami diang gap kurang sekali. Meletakkan ruang ruang servis yang tidak terlalu butuh pencahayaan alami dan ja rang untuk diakses banyak pengguna menjadi alter natif solusi untuk inti bangunan ditengah.

PenentuanIntiBangunanPENGEMBANGANDESAIN

Kolom dan balok sistem rangka baja atau konstruksi beton sitecast sangat cocok untuk rigid frame . Sendi kaku diperlukan pada beberapa atau semua kolom untuk koneksi balok. Ketika frame menguatkan kerangka atau dinding geser digunakan untuk stabilitas lateral, kolom dan balok dapat berg abung, sambungan seperti sambungan engsel biasanya digu nakan dalam koneksi fleksibel dilas yang digunakan dalam beton pracetak baja dan struktur kayu .

Sistem Dinding dan Pelat

2. Dinding bisa sepanjang apapun tetapi diperlukan pendukung untuk menahan slab.

Elemen Penahan-Lateral Load

Kolom dan Balok Sistem

Elemen Penahan-Vertical Load

Menggunakan konstruksi Shear Wall karena konstruksi dinding yang kokoh untuk menahan penerapan gaya lateral. Dapat Terbuat dari berbagai material struktur dan ukuran berikasar dari bagian kecil yang tersusun oleh panel-panel atau beton massive dan baja dalam bentuk core untuk bangunan bertingkat tinggi.

PENGEMBANGAN DESAIN

Lateral dan Sistem Struktur

3. Dinding dan sistem pelat dapat dikombinasikan dengan sistem kolom untuk membuat area terbuka yang lebih besar. Aplikasi Sistem Struktur untuk Stabilitas Lateral

Kolom dan balok sistem terdiri dari kolom vertikal, memben tang balok utama horizontal dan balok serta slab membentang an tara balok.Dibandingkan dengan kolom dan pelat sistem, kolom dan ba lok sistem juga praktis pada rentang yang lebih besar.

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3114 Pandu Dewanata 18512077

1. Jarak antara dinding sama dengan rentang slab.

Struktur Stabilitas

PENGEMBANGAN DESAIN

Meminimalkan waktu konstruksi untuk bangunan berlantai 4-20. Jika komponen struktural adalah prefabrikasi, pemasangan di Site berlangsung cepat. Menggunakan precast concrate, conventional steel frame, dan sitecast concrate system.

Memungkinkan untuk perubahan bangunan dari waktu ke waktu Mempertimbangkan bentang pendek one way sistem yang memungkinkan modifikasi struktural mudah seperti, convensional steel frame, any wood system, sitecast concrate one way solid slab, precast concrate solid or hollow core slab.

Konfigurasi Struktural Gedung tinggi

Meminimalkan ketebalan lantai untuk mengurangi beban bangunan Sistem lantai tertipis yang beton tanpa tulang rusuk, sebaiknya pratekan seperti,sitecast concrate two way flat plat or flate slab, precast prestressed hollow core or solid slab, posttensioned one way solid Slab.

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 115Pandu Dewanata18512077

Meminimalkan area oleh kolom atau bearing wall. Mempertimbangkan untuk menggunakan sistem struktur bentang lebar seperti, heavy wood trusses, Glue Laminated Wood beam, Glue laminated wood arches, conventional steel frame, steel trusses, suspended system, shells.

Meminimalkan waktu konstruksi untuk bangunan berlantai 30 atau lebih Memilih sistem yang kuat, ringan, prefabrikasi, dan mudah untuk merakit seperti, steel frame, system precast and sitecast.

Meminimalkan waktu pemasangan di site Mempertimbangkan prefabrikasi, atau komponen modular, seperti single story rigid steel frame, convensional steel frame, precast concrate system, heavy timber Frame.

ConventionalConventionalConfigurationConfiguration

menstabilkan elemen yang digunakan di gedung-gedung ber tingkat rendah dapat diperpanjang untuk digunakan dalam membangun hingga sebanyak 20 sampai 25 lantai. Dinding geser dan Rigid Frame yang men stabilkan elemen paling umum digunakan bangu nan tinggi ini. Menggunakan sistem rangka kaku sebagai satu-satunya cara untuk mencapai sta bilitas lateral mungkin layak dalam membangun hingga 15-20 lantai. Core StructureStrukturinti merupakan sistem yang paling umum digunakan untuk menstabilkan bangunan tinggi. dalam struktur ini, unsur diintegrasikan ke dalam core vertikal yang berfungsi sebagai sirkulasi vertical dan sistem mekanik di bangu nan tinggi. Dalam konstruksi beton dinding Core sudah dimaksudkan untuk memasukkan sistem bangunan lainnya yang juga bertindak sebagai dinding geser, dalam banyak kasus dalam kon struksi baja, struktur inti biasanya dirancang se bagai braced frame.

Meminimalkan kebutuhan diagonal bracing or shear walls Memilih sistem yang efesien secara ekonomi membentuk sendi kaku seperti, steel frame dengan sambungan kaku di las, single story rigid steel frame.

Meminimalkan beban mati pada pondasi bangunan. Mempertimbangkan system struktur ringan atau bentang pendek seperti, berbagai steel system, dan berbagai wood system.

Kriteria Struktur Bentuk sangat Tidak Beraturan Memilih sistem dengan lantai yang sederhana dan atap framing yang fabrikasi sebagian besar dikerjakan di site. Seperti Sitecast Concrate dengan Slab sistem tanpa balok atau ribs, platform frame.Light gauge steel farming, penempatan kolom yang menyimpang dari grid biasa Menggunakan sistem yang tidak terdapat balok atau balok anak di lantai dan atap struktur seperti, sitecast concrate two way flat plate atau flat slab, atau metal space frame.

Kriteria Desain untuk Memilih Sistem Struktur

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3116 Pandu Dewanata 18512077 GridBangunan Menentukan grid atau modul struktur dengan 8 x 6. Hal ini dengan mempertimbang kan fungsi, dan zona basement yaitu parkir. Menerapkan sistem rangka melintang dua arah. PENGEMBANGAN DESAIN

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 117Pandu Dewanata18512077 Parkir Mengikuti grid atau modul struktur yaitu 8 x 6 dapat di maksimalkan untuk sirku lasi parkir 2 jalur maupun ruang parkir yang berisi 3 mobil per modul. Untuk fungsi kantor, rasio parkir per 1 mobil adalah per 100 m2 PENGEMBANGAN DESAIN

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3118 Pandu Dewanata 18512077 PENGEMBANGAN DESAIN Parkir Dimensi Parkir Ketentuan Parkir Basement 1. Setiap lantai parkir harus dilengkapi sirkulasi vertikal [tangga] dengan radius pe layanan 40m 2. Untuk parkir lebih dari 20 mobil disediakan ruang tunggu/ kantin supir 2 x 3 m2 3. Luas parkir tidak dihitung KLB selama tidak melebihi 50% dari luas KLB yang ditetapkan

1. Dua atau beberapa gedung yang dilatasi akan mempunyai waktu getar alami yang berbeda, sehingga akan menyebabkan benturan antar gedung,

4. Dilatasi bangunan biasanya diterapkan pada :

DilatasiStruktur

10. Bangunan yang ada didaerah gempa.

8. Bangunan yang memiliki panjang >30m.

7. Bangunan yang memiliki kelemahan geometris.

2. Ketidak efektifan dalam pemasangan interior, seperti : plafond, keramik, dll

Dilatasi dengan konsol Dengan sistem ini jarak kolom dapat dipertahankan sama. Um umnya dipergunakan pada ban gunan yang menggunakan ma terial prefabrikasi.

MasalahU. Dilatasi Pada Bangunan Karena bangunan melebihi 30m dan bentuk denah bangunan L, maka bangunan mengalami dilatasi, maka dari itu pemisahan struk tur pada bangunan dengan sistem dilatasi dengan konsol.

9. Bangunan yang berdiri diatas tanah yang kurang rata.

5. Bangunan yang mempunyai tinggi berbeda – beda. ( pertemuan antara bangunan yang rendah dengan yang tinggi ).

Dilatasi adalah sebuah sambungan atau pemisahan pada bangunan karena sesuatu hal memiliki sistim struktur berbeda. Hal ini dilakukan agar pada saat terjadinya beban (gaya ver tikal dan horizontal, seperti pergeseran tanah atau gempa bumi) pada bangunan tidak menimbulkan keretakan atau putusnya sis tem struktur bangunan tersebut. Ditalasi berfungsi menghindari ternyadinya ketertakan atau putusnya sistem struktur bangunan apabila terjadi be ban pada bangunan akan berpotensi mengalami benturan. Benturan pada elemen struktur dapat menyebabkan keruntuhan pada bangunan akibat rusaknya elemen struktur yang terbentur. Penyelesaian masalah benturan secara konvensional ada lah dengan menggunakan dilatasi sebagai jarak antar bangunan sedemikian sehingga benturan tidak terjadi bila terjadi gempa.

Dilatasi dengan 2 Kolom Dilatasi dengan 2 kolom bi asanya digunakan untuk bangunan yang bentuknya memanjang (linier).Dengan adanya dilatasi maka jarak kolom akan menjadi pendek Dilatasi dengan balok kantilever Dilatasi juga bisa dilakukan den gan struktur balok kantilever. Bentang balok kantilever maksi mal 1/3 dari bentang balok induk. Pada lokasi dilatasi bentang ko lom dirubah ( diperkecil ) menjadi 2/3 bentang kolom yang lain. Dilatasi dengan balok gerber Sistem ini dipergunakan apabi la diinginkan jarak kolom tetap sama.Sistem ini memiliki kelema han apabila ada beban horizontal yang cukup besar ( akibat gempa bumi ) akan berakibat fatal ( lep as dan jatuh ).

11. Bangunan yang mempunyai bentuk denah bangunan L, T, Z, O, H, dan

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 119Pandu Dewanata18512077

PENGEMBANGAN DESAIN

3. Perlunya konstruksi khusus (balok korbel).

6. Pemisah bangunan induk dengan bangunan sayap.

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3120 Pandu Dewanata 18512077 PENGEMBANGAN DESAIN Material Bentang Praktis Kisaran untuk Sistem Struktur

2. Memompa tanah bekas pengeboran ke atas permukaan tanah.

Substruktur

2. Melakukan pengeboran tanah dengan mesin pengeboran tiang 3.pancang.Melakukan pemancangan pondasi dengan mesin pondasi tiang Pondasipancang.tiang pancang beton pada prinsipnya terdiri dari : pon dasi tiang pancangbeton cor di tempat dan tiang pancang beton sistem

1. Melakukan test “ boring” untuk menentukan kedalaman tanah keras dan klasifikasi panjang tiang pancang, sesuai pembebanan yang telah diperhitungkan.

PondasifabrikasiTiang

4. Pengecoran adukan beton setelah selesai sampai di atas per mukaan

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 121Pandu Dewanata18512077

3. Mengisi lubang bekas pengeboran dengan adukan beton, den gan sistemdipompakandan desakan/tekanan.

Menggunakan pondasi tiang pancang karena lebih kuat, mengu rangi galian tanah, merupakan pondasi dengan kekuatan, dan lebih tahan lama. Namun pondasi tiang pancang mempunyai kekurangan yaitu berat maksimal yang sangat tebal, proses pem buatan lebih lama, dan sulitnya proses pembuatan.

PENGEMBANGAN DESAIN

Pancang Beton

Pondasitanah,tiang pancang beton cor ditempat

1. Melakukan pemboran tanah sesuai kedalam yang ditentukan dengan memasukkanbesi tulangan beton.

3.mensi.Gaya-gaya luar yang bekerja pada struktur

3. Bentuk space-frame ini dikembangkan dari pola grid dua lapis (double-layer grids), dengan batang-batang yang menghubung kan titik-titik grid secara tiga dimensional (Frick, 1998).

1. Struktur tiga dimensi yang mencakup sistem diikat dalam dua arah, di mana anggota berada dalam ketegangan atau kompresi saja. Space-frame memiliki koneksi terjepit dan kaku (Hardi, 2003)

4.prancis.Serta

2. Sistem konstruksi berupa komposisi dari batang batang yang berdiri sendiri, memikul gaya tekan dan gaya tarik yang sentris dan dikaitkan satu sama lain dengan sistem keruangan/ tiga di mensi (Siswoyo, 2008)

4. tersebut dialihkan ke tumpuan melalui perilaku aksial juga memanfaatkan perilaku lentur maupun geser.

2. Space frame banyak di gunakan pada gedung gedung tinggi maupun gedung bentang lebar.

2. Bentuk struktur apapun dengan dasar susunan segitiga akan menghasilkan struktur yang stabil dan kaku (rigid).

menara,

2. Elemen-elemen disambung satu sama lain dengan sistem 3 di

PENGEMBANGAN DESAIN

lebar. Kelebihan : 1. Efisien dalam kuantitas pemakaian bahan baja 2. Mampu dipakai pada atap bentang lebar tanpa kolom tengah 3. Pemasangan relatif cepat dan praktis 4. Perawatan mudah 5. Ukuran lebih presisi (pengerjaan dengan mesin) 6. Tampilan struktur bagus diekspose 7. Sangat 1.KekuranganawetBiayamahal, karena bahan yang digunakan banyak 2. Harus menggunakan penghitungan & teknologi

Struktur Rangka Space Frame 1. Aplikasi digunakan pada struktur bangunan, atap, jembatan, kubah, kanopi, dsb.

3. Contoh penggunaan space frame pada menara eifel di paris banyak di gunakan pada bangunanbangunan stadi on-stadion yang menggunakan berbentang tinggi

StrukturAtap

dalam pembuatannya

3. Bentuk segitiga dapat menahan gaya-gaya eksternal dari berb agai vektor arah sehingga efisien dalam menahan tegangan tekuk (buckling), sangat efisien dan teratur apabila sistem sambungan memiliki kemiringan vektor 45-60 derajat

4. Struktur space-frame tidak membedakan antara batang utama (mayor) dan batang pendukung (minor).

5. Penahanan gaya aksial (tarik maupun tekan diharapkan tidak melentur

5. Space truss disebut juga space frame. Tersusun dari rangkaian atau penggabungan segitiga sehingga membentuk prisma atau

6.tetrahedronPadatiap bidangnya dibagi menjadi bentuk segitiga agar lebihkokohPrinsip Struktur Rangka Space Frame

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3122 Pandu Dewanata 18512077

rangka baja

Konstruksi yang dirancang untuk menumpu beban dan bi asanya berupa struktur yang dikekang/disambung jepit penuh dan stasioner. Rangka batang terdiri dari batang-batang lurus yang berhubungan pada titik-titik kumpul, yang terletak di setiap ujung batang. Oleh karena itu batang-batang ini merupakan batang dengan dua gaya yaitu batang yang mengalami dua gaya sama besar dan berlawanan arah. Dua gaya tersebut merupakan gaya aksial berupa gaya tarik atau gaya tekan. Rangka Batang [Truss]

1. Terdiri dari komposisi elemen-elemen batang lurus dan berdiri sendiri, sehingga memikul salah satu dari gaya tekan/tarik sentris.

1. Penyusunan elemen-elemen menjadi himpunan segitiga yang membentuk komposisi lengkap dan stabil.

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 123Pandu Dewanata18512077 SistemTransportasiGedung PENGEMBANGAN DESAIN

14. Dilarang menggunakan tangga melingkar (tangga spiral) sebagai tangga kebakaran.

PENGEMBANGAN DESAIN

6. Huruf identifikasi jalur tangga harus ditempatkan pada bagian atas dari penandaan dengan tinggi minimum 2,5 cm dan harus memenuhi ketentuan tentang “karakter huruf”.

16. Tangga kebakaran harus dilengkapi pegangan (hand rail) yang kuat setinggi 1,10 m dan mempunyai lebar injakan anak tangga minimal 28 cm dan tinggi maksimal anak tangga 20 cm.

Penyebaran api untuk bahan finis in terior pada dinding, langit-langit dan lantai harus dibatasi sampai kelas A atau kelas B dalam ruang tertutup untuk eksit sesuai ket entuan yang berlaku untuk bahan finis inte rior dinding, lantai, dan langit-langit.

4. Diletakkan di dalam ruang terlindungi di tempat mendekati 1,5 m di atas bordes lantai dalam satu posisi yang mudah terlihat jika pintu dalam posisi terbuka atau tertutup seka

11. Rungan memiliki udara tekan dapat pula menggunakan pressure fan guna menambah tekanan pada udara di dalam ruang.

18. Jarak pencapaian ke tangga kebakaran dari setiap titik dalam ruang efektif, maksimal 25 m apabila tidak dilengkapi dengan spinkler dan maksimal 40 m apabila dilengkapi dengan spinkler.

8. Diletakkan di dalam ruangan tangga kebakaran yang mana di dalam dan di luarnya diberi lampu emergency otomatis yang dapat menunjukkan arah keluar.

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3124 Pandu Dewanata 18512077

13. Ukuran lebar tangga dihitung sesuai kapasitas penghuni gedung.

12. Pintu terbuat dari besi yang tahan api yang dapat dibuka ke arah dalam ruang tangga, namun untuk pintu paling atas dan bawah bukaan ke arah luar. Lebih penting lagi, pintu keluar tangga kebakaran yang berada di paling dasar harus ter hubung langsung dengan udara luar.

1. Setiap tingkatan harus menunjukkan tingkatan lantai, misalnya “Lantai 1, Lantai 2,” dan

2.seterusnya.Memberikan informasi lantai teratas dan ke bawah dari ruang tangga yang terlindung.

3. Menunjukkan tingkat lantai dari dan ke arah eksit pelepasan.

7. Angka level lantai harus ditempatkan di tengah-tengah penandaan dengan tinggi ang ka minimum 12,5 cm.

9. Jelas tangganya pun harus terbuat dari bahan material yang kuat terhadap kebakaran dalam waktu tertentu.

5.lipun.Diberikan tulisan jalur “EXIT” pada dinding ataupun pintu dan harus terpasang kuat.

17. Tangga kebakaran terbuka yang terletak diluar bangunan harus berjarak minimal 1 m dari bukaan dinding yang berdekatan dengan tangga kebakaran tersebut.

Sarana jalan ke luar harus dirancang dan dijaga untuk mendapatkan tinggi ruan gan seperti yang ditentuk an di dalam stan dar ini dan harus sedikitnya 2,3 m dengan bagian tonjolan dari langit-langit sedikitnya 2 m tinggi nominal di atas lantai finis. Ting gi ruangan di atas tangga minimal 2 m dan diukur vertikal dari ujung anak tangga ke bi dang sejajar dengan kemiringan tangga. Pada bangunan yang sudah ada tingginya langit-langit tidak kurang dari 2,1 m dari lantai dengan tanpa penonjolan di bawah 2 m tinggi nominal dari lantai.

10. Letaknya di dalam ruangan yang kedap api berdinding cukup tebal dan minimum tidak bisa ikut terbakar dalam waktu dekat, sehingga dapat menjadi jalur evakuasi.

15. Tangga kebakaran dan bordes harus memiliki lebar minimal 1,20 m dan tidak boleh menjepit ke arah bawah.

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 125Pandu Dewanata18512077 Menggunakan zona lift yang berbeda dari basement ke ground floor dan groundfloor ke lantai 1 karena pemisahan sirkulasi ver tikal antara pengguna karyawan dan pengguna umum. Lift juga dibagi menjadi lift barang, karyawan, dan servis. PENGEMBANGAN DESAIN

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3126 Pandu Dewanata 18512077 PENGEMBANGAN DESAIN SistemTataUdaraGedung Menggunakan sistem tata udara gedung jenis VRF/VRV karena AC VRV atau VRF telah mengaplikasikan teknologi ozone free. Artinya, tidak seperti jenis pendingin udara konvensional yang mampu merusak lapisan ozon. Pendingin uara jenis VRV sangat ramah lingkungan dan tidak menyebabkan kerusakan ozon yang dapat memicu pemanasan global.

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 127Pandu Dewanata18512077 SistemElektrikal Menggunakan sistem elektrikal dengan menyediakan ruang ruang genset dan panel untuk mendukung aktifitas didalam gedung. PENGEMBANGAN DESAIN

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3128 Pandu Dewanata 18512077 SistemExhaust Instalasi Exhaust Toilet Publik PERHITUNGAN VOLUME TIMBULAN SAMPAH Luas lantai : 10 m2/orang PENGEMBANGAN DESAIN

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 129Pandu Dewanata18512077 SistemPengolahanSampah PENGEMBANGAN DESAIN

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3130 Pandu Dewanata 18512077 SistemProteksiKebakaranPENGEMBANGANDESAIN

GWT [Ground Water Tank] : -Kebutuhan air bersih = 175 m3/hari -Cadangan air pemadam kebakaran [PK] : = 1x s/d 1,5 volume air bersih Air PK = 1,5 x 175 m3 = 262,5 -Kapasitas GWT = 175 + 262,5 = 437,5 m3 RWT [Raw Water Tank] Umumnya 30% dari GWT 30% x 437,5 m3 = 131,25 m3

m3

Asumsi

:

dari volume air bersih 20%

x 50

= 35 m3

x

hari : 3500

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 131Pandu Dewanata18512077

Sumber : SNI 03-7065-2005, Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing PerGub Prov DKI Jakarta No. 122 Th 2005, Tentang Pengolahan Air Limbah Domestik di Prov DKI JakartaKebutuhan Air Bersih / orang liter/orang/hari 175000 liter/hari 175 m3/hari Roof Tank Umumnya 15-20% x 175 m3/hari

SistemAirBersih

=

Kebutuhan Sanitair Kapasitas Tangki : Kebutuhan Air Bersih : 3500 orang Kebutuhan Air Bersih/hari : 3500 x 100 liter/ =orang/hari350000liter

Kebutuhan Tanam + Kebocoran 20% : 20% x 350000 liter = 70000 liter Kebutuhan Air/hari = 420000 liter Kebutuhan Air/jam = 420000/8 jam = 52500 liter/jam Volume Tangki VR = Qd - [Qs x t] VR = 420000 liter - [52500 liter/jam x 2/3 x 8 jam] VR = 420000 - 280000 VR = 140000 liter atau 140 m3 Menggunakan Sistem Down Feed untuk sistem air bersih pada bangunan.

PENGEMBANGAN DESAIN

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3132 Pandu Dewanata 18512077 PENGEMBANGAN DESAIN SistemAirPanas Sumber : SNI 03-7065-2005, Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 133Pandu Dewanata18512077 PENGEMBANGAN DESAIN SistemAirKotordanAirBekas PerGub Prov DKI Jakarta No. 122 Th 2005, Tentang Pengolahan Air Limbah Domestik di Prov DKI Jakarta Pegawai Kantor : 3500 orang Debit air limbah/hari : 3500 orang x 40 liter/orang/hari = 140000 liter/hari Volume Sewage Treatment Plant [STP] : 140 m3/hari Volume Grease Trap, asumsi 5% 5% x 140 m3 = 7 m3 Menggunakan sistem jarin gan air kotor Two Pipe Sys tem karena sudah langsung dipisahkan antara air kotor dan air bekas, sehingga air bekas bisa saja untuk dimanfaatkan kembali.

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3134 Pandu Dewanata 18512077 PENGEMBANGAN DESAIN SistemAirHujan PerGub DKI Jakarta No. 20 Tahun 2013 tentang Sumur ResapanLuasLahan 4048 m2 Area Tadah : Luas Bangunan : 2016 m2 Luas Perkerasan Kedap Air : 500 m2 Luas Area Tadah : 2016 + 500 = 2516 m2 Volume Sumur Resapan [SR] 2516 m2 / 25 = 100,64 m3 Volume Kolam Resapan [KR] 4048 m2 x 1% = 40,48 m2 Volume = 40,48 x 1 m = 40,48 m3 Volume Bak Penampung [BP] 4048 m2 x 0,05 m3 = 202,4 m3 Total Volume Air Hujan yang dapat di Tampung : 100,64 + 40,48 + 202,4 = 343,52 m3

GAMBARVIDESAIN

DesainGambar Architectural Design Studio 3136 Pandu Dewanata 18512077 SITUASI

DesainGambar Architectural Design Studio 3 137Pandu Dewanata18512077 SITEPLAN

DesainGambar Architectural Design Studio 3138 Pandu Dewanata 18512077 BASEMENT

DesainGambar Architectural Design Studio 3 139Pandu Dewanata18512077 GROUNDFLOOR

DesainGambar Architectural Design Studio 3140 Pandu Dewanata 18512077 1ST FLOOR

DesainGambar Architectural Design Studio 3 141Pandu Dewanata18512077 TYPICAL FLOOR

DesainGambar Architectural Design Studio 3142 Pandu Dewanata 18512077 ROOF FLOOR

DesainGambar Architectural Design Studio 3 143Pandu Dewanata18512077 POTONGAN A-A

DesainGambar Architectural Design Studio 3144 Pandu Dewanata 18512077 POTONGAN B-B

DesainGambar Architectural Design Studio 3 145Pandu Dewanata18512077 POTONGAN C-C

DesainGambar Architectural Design Studio 3146 Pandu Dewanata 18512077 TAMPAK BARAT

DesainGambar Architectural Design Studio 3 147Pandu Dewanata18512077 TAMPAK SELATAN

DesainGambar Architectural Design Studio 3148 Pandu Dewanata 18512077 TAMPAK TIMUR

DesainGambar Architectural Design Studio 3 149Pandu Dewanata18512077 TAMPAK UTARA

DesainGambar Architectural Design Studio 3150 Pandu Dewanata 18512077 RENCANA KOLOM BALOK

DesainGambar Architectural Design Studio 3 151Pandu Dewanata18512077 RENCANA KOLOM BALOK

DesainGambar Architectural Design Studio 3152 Pandu Dewanata 18512077 RENCANA KOLOM BALOK

DesainGambar Architectural Design Studio 3 153Pandu Dewanata18512077 RENCANA PLAFON

DesainGambar Architectural Design Studio 3154 Pandu Dewanata 18512077 RENCANA PLAFON

DesainGambar Architectural Design Studio 3 155Pandu Dewanata18512077 RENCANA PLAFON

DesainGambar Architectural Design Studio 3156 Pandu Dewanata 18512077 RENCANA LANTAI

DesainGambar Architectural Design Studio 3 157Pandu Dewanata18512077 RENCANA LANTAI

DesainGambar Architectural Design Studio 3158 Pandu Dewanata 18512077 RENCANA LANTAI

DesainGambar Architectural Design Studio 3 159Pandu Dewanata18512077 RENCANA LANTAI

DesainGambar Architectural Design Studio 3160 Pandu Dewanata 18512077 RENCANA LANTAI

DesainGambar Architectural Design Studio 3 161Pandu Dewanata18512077 RENCANA HVAC

DesainGambar Architectural Design Studio 3162 Pandu Dewanata 18512077 RENCANA HVAC

DesainGambar Architectural Design Studio 3 163Pandu Dewanata18512077 RENCANA AIR BERSIHKOTORDAN

DesainGambar Architectural Design Studio 3164 Pandu Dewanata 18512077 RENCANA AIR BERSIH DAN KOTOR

DesainGambar Architectural Design Studio 3 165Pandu Dewanata18512077 RENCANA AIR BERSIHKOTORDAN

DesainGambar Architectural Design Studio 3166 Pandu Dewanata 18512077 RENCANA AIR BERSIH DAN KOTOR

DesainGambar Architectural Design Studio 3 167Pandu Dewanata18512077 RENCANA TEKNOLOGI ATAP DAN DETAIL

DesainGambar Architectural Design Studio 3168 Pandu Dewanata 18512077 RENCANA KEBAKARANKESELAMATANDANEVAKUASI

DesainGambar Architectural Design Studio 3 169Pandu Dewanata18512077 RENCANA KESELAMATAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI

DesainGambar Architectural Design Studio 3170 Pandu Dewanata 18512077 RENCANA KEBAKARANKESELAMATANDANEVAKUASI

DesainGambar Architectural Design Studio 3 171Pandu Dewanata18512077 RENCANA KESELAMATAN KEBAKARAN DAN EVAKUASI

DesainGambar Architectural Design Studio 3172 Pandu Dewanata 18512077 RENCANA TITIK LAMPU DAN ELEKTRIKAL

DesainGambar Architectural Design Studio 3 173Pandu Dewanata18512077 RENCANA TITIK LAMPU ELEKTRIKALDAN

DesainGambar Architectural Design Studio 3174 Pandu Dewanata 18512077 RENCANA TITIK LAMPU DAN ELEKTRIKAL

DesainGambar Architectural Design Studio 3 175Pandu Dewanata18512077 RENCANA TITIK LAMPU ELEKTRIKALDAN

DesainGambar Architectural Design Studio 3176 Pandu Dewanata 18512077 RENCANA DRAINASELANSEKAPDANSANITASI

DesainGambar Architectural Design Studio 3 177Pandu Dewanata18512077 RENCANA DAN DETAIL RUANG POMPA

DesainGambar Architectural Design Studio 3178 Pandu Dewanata 18512077 RENCANA DAN DETAIL RUANG GENSET

DesainGambar Architectural Design Studio 3 179Pandu Dewanata18512077 RENCANA DAN DETAIL RUANG TRANSFORMATOR

DesainGambar Architectural Design Studio 3180 Pandu Dewanata 18512077 RENCANA PLAFON DAN HVAC

VII HASIL UJI DESAINKINERJA

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3182 Pandu Dewanata 18512077 HASIL UJI KINERJA DESAIN PengujianASD KESIMPULAN :

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3 183Pandu Dewanata18512077 HASIL UJI KINERJA DESAIN PengujianASD

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3184 Pandu Dewanata 18512077 HASIL UJI KINERJA DESAIN PengujianEfisiensiEnergi UJI SOLAR TOOL Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Pengujian 21 Maret Pukul Fasad10:00Timur Pengujian 1 Mencoba untuk menggunakan 1 shading pada fasad bangu nan, namun pada jam 10:00 hingga jam 11:00 belum terna ungi oleh shading.

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3 185Pandu Dewanata18512077 HASIL UJI KINERJA DESAIN PengujianEfisiensiEnergi UJI SOLAR TOOL Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Pengujian 21 Maret Pukul Fasad10:00Timur Pengujian 2 Mencoba untuk menggunakan 2 shading pada fasad bangu nan. Mulai pukul 10:00 hingga pukul 13:00 sudah ternaungi oleh shading. Shading ini dit erapkan pada fasad bagian Timur.

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3186 Pandu Dewanata 18512077 PengujianEfisiensiEnergi UJI SOLAR TOOL Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Pengujian 21 Maret Pukul Fasad15:00Barat Pengujian 1 Mencoba untuk menggunakan 1 shading pada fasad bangu nan, namun pada jam 17:00 hingga jam 18:00 belum terna ungi oleh shading. HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3 187Pandu Dewanata18512077 PengujianEfisiensiEnergi UJI SOLAR TOOL Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Pengujian 21 Maret Pukul Fasad15:00Barat Pengujian 2 Mencoba untuk meng gunakan 3 shading dengan angle 20 de rajat dan 4 sirip pada fasad bangunan. Shad ing dan sirip ini diterap kan pada fasad bagian Barat. HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3188 Pandu Dewanata 18512077 PengujianEfisiensiEnergi UJI SOLAR TOOL Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Pengujian 21 Juni Pukul Fasad10:00Timur Pengujian 1 Mencoba untuk menggunakan 1 shading pada fasad bangu nan, namun belum semuanya ternaungi oleh shading. HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3 189Pandu Dewanata18512077 PengujianEfisiensiEnergi UJI SOLAR TOOL Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Pengujian 21 Juni Pukul Fasad10:00Timur Pengujian 2 Mencoba untuk meng gunakan 1 shading dengan angle 20 de rajat dan 3 sirip pada fasad bangunan. Shad ing dan sirip ini diterap kan pada fasad bagian Timur. HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3190 Pandu Dewanata 18512077 PengujianEfisiensiEnergi UJI SOLAR TOOL Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Pengujian 21 Juni Pukul Fasad15:00Barat Pengujian 1 Mencoba untuk meng gunakan 1 shading dan 3 sirip pada fasad ban gunan. Shading dan sirip ini diterapkan pada fasad bagian Barat. HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3 191Pandu Dewanata18512077 PengujianEfisiensiEnergi UJI SOLAR TOOL Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Pengujian 21 Juni Pukul Fasad15:00Barat Pengujian 2 Mencoba untuk meng gunakan 3 shading dengan angle 20 de rajat dan 4 sirip pada fasad bangunan. Shad ing dan sirip ini diterap kan pada fasad bagian Barat. HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3192 Pandu Dewanata 18512077 PengujianEfisiensiEnergi UJI SOLAR TOOL Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Pengujian 21 Desember Pukul Fasad10:00Timur Pengujian 1 Mencoba untuk menggunakan 1 shading pada fasad bangu nan, namun belum semuanya ternaungi oleh shading. HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3 193Pandu Dewanata18512077 PengujianEfisiensiEnergi UJI SOLAR TOOL Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Pengujian 21 Desember Pukul Fasad10:00Timur Pengujian 2 Mencoba untuk menggunakan 3 shading pada fasad bangunan. Shading ini diterapkan pada fasad bagian Timur. HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3194 Pandu Dewanata 18512077 PengujianEfisiensiEnergi UJI SOLAR TOOL Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Pengujian 21 Desember Pukul Fasad15:00Barat Pengujian 1 Mencoba untuk meng gunakan 3 shading dan 4 sirip pada fasad ban gunan. Shading dan sirip ini diterapkan pada fasad bagian Barat. HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3 195Pandu Dewanata18512077 PengujianEfisiensiEnergi UJI SOLAR TOOL Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Pengujian 21 Desember Pukul Fasad15:00Barat Pengujian 2 Mencoba untuk meng gunakan 3 shading dengan angle 20 de rajat dan 4 sirip pada fasad bangunan. Shad ing dan sirip ini diterap kan pada fasad bagian Barat. HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3196 Pandu Dewanata 18512077 PengujianEfisiensiEnergi UJI SOLAR TOOL Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Pengujian 21 Desember Pukul Fasad10:00Selatan Pengujian 1 Mencoba untuk mengu ji fasad Selatan pada bulan Desember, ka rena bulan Maret dan Juni matahari melewati tepat di atas SelatankaningfasadingMenggunakanbangunan.2shaddan3sirippadabangunan.Shaddansiripiniditerappadafasadbagian HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3 197Pandu Dewanata18512077 PengujianEfisiensiEnergi UJI OTTV Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Material : Indoflot Clear 5 mm Double Glazing Low-e Argon Double Glazing Low-e Argon Improved HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3198 Pandu Dewanata 18512077 PengujianEfisiensiEnergi Intermediate 21 Desember Pukul 12:00 Intermediate 21 Juni Pukul 12:00 Intermediate 21 Maret Pukul 12:00 Intermediate 21 Desember Pukul 15:00 Intermediate 21 Juni Pukul 15:00 Intermediate 21 Maret Pukul 15:00 Pengujian matahari semua bulan pada pukul 12:00 masih terasa panas saat ditengah ruangan Pengujian matahari semua bulan pada pukul 15:00 terasa tidak panas saat ditengah ruangan UJI VELUX Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Sisi grid 6 Sisi grid 8 HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3 199Pandu Dewanata18512077 UJIPengujianSafetyRVSDANRESIST Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Material : C2 Concrete Shear Wall Menggunakan RVS Moderate Seismicity Risk HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3200 Pandu Dewanata 18512077 UJIPengujianSafetyRVSDANRESIST Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Material : C2 Concrete Shear Wall Menggunakan RVS Moderate Seismicity Risk dan Resist Pengujian 1 FloorPlanBuilding EarthquakeWind 3D Model Lateral Structure X Lateral Structure Y Result Result HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainKInerjaUjiHasil Architectural Design Studio 3 201Pandu Dewanata18512077 UJIPengujianSafetyRVSDANRESIST Cengkareng, Jakarta Barat Latitude : +7:00Longtitude-6.2:106.7Bangkok Material : C2 Concrete Shear Wall Menggunakan RVS Moderate Seismicity Risk dan Resist Pengujian 2 FloorPlanBuilding EarthquakeWind 3D Model Lateral Structure X Lateral Structure Y Result Result HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3202 Pandu Dewanata 18512077 HASIL UJI KINERJA DESAIN PengujianWAC

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 203Pandu Dewanata18512077 HASIL UJI KINERJA DESAIN PengujianWAC

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3204 Pandu Dewanata 18512077 PengujianEDGEHASILUJIKINERJA DESAIN HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3 205Pandu Dewanata18512077 PengujianEDGE HASIL UJI KINERJA DESAIN HASIL UJI KINERJA DESAIN

DesainPengembangan Architectural Design Studio 3206 Pandu Dewanata 18512077 HASIL UJI KINERJA DESAIN KESIMPULAN

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.