C O N T E N T S.
Omah Ayem
Lokasi : Tebing Breksi, Kab. Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta
Fungsi : Vacation House Luas : 10.400 m2
UNIQ Craft and Cafe
Lokasi : Jl. Cik Di Tiro No.34, Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yogya, DIY Fungsi : Adaptive Reuse Luas : 1.000 m2
D’Babadan Microlibrary and Co-Working Space
Lokasi : Babadan, Kec. Sewon, Kab. Bantul, DIY
Fungsi : Perpustakaan Luas : 750 m2
Bantul Exhibition and Cultural Center
Lokasi : Jalan Bantul, Km 6. Pendowoharjo, Sewon, Bantul, DIY Fungsi : Pusat Kebudayaan Luas : 4.000 m2
Pusat
Nata Lembur
Lokasi : Kp. Ancol, Desa Sindanggalih, Kabupaten Garut
Fungsi : Masjid dan Bale Wargi Luas : 823 m2
CK Rental Office and Creative Hub
75
Lokasi : Cengkareng, Kota Jakarta Barat, DKI Jakarta 11730
Fungsi : Rental Office Luas : 4.048 m2
Pameran Seni dan Kebudayaan Bantul
Lokasi : Jl. Parangtritis 6, Sewon, Bantul, DIY 55188
Fungsi : Pusat Pameran Seni dan Kebudayaan Luas : 2.000 m2
Lokasi : Embung Langensari, Yogyakarta, Indonesia.
Fungsi : Masjid dan Bale Wargi Luas : 130.000 m2
Langensari Healthy Park 97
OMAH AYEM
Lokasi : Tebing Breksi, Sleman, D.I Yogyakarta
Fungsi : Vacation House Luas : 10.400 m2
Rancangan ini mengambil konsep pedesaan modern untuk liburan. Omah Ayem Merupakan hunian sederhana didekat objek wisata yang masih alami dan mendorong dialog antara lingkungan buatan manusia dan kondisi alam. Hubungan ke site dirangkum melalui bentuk dan bahan bangunan, sensitivitas iklim dan pembingkaian pemandangan. Rancangan ini mempertimbangkan fungsi ruang, aktifitas pengguna dan kebutuhan ruang. Omah Ayem dengan keunggulan lahan kontur yang bervariasi yang jauh dari keramaian objek wisata Tebing Breksi yang akan memberikan kesan nyaman dan tenang. Rancangan ini menggunakan tangga dan ramp agar pengunjung lebih mudah mengakses Omah Ayem.
Analisis Site
Analisis Penyelesaian Masalah
Sintesis Kondisi Site
Analisis Bukaan
Analisis Bukaan
Sintesis Selubung Bangunan
Eksplorasi Perletakan Massa
Sintesis Perletakan Massa
Infrastruktur Air
Siteplan
Situasi
Massa Servis
Persepktif Interior dan Eksterior
Persepktif Interior dan Eksterior
Maket
UNIQ Craft and Cafe
Lokasi : Jl. Cik Di Tiro No.34, Terban, Kec. Gondokusuman, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55223
Fungsi : Adaptive Reuse Luas : 1.000 m2
Desain ini mengambil fungsi kuliner, craft, dan coworking. Fungsi kuliner yaitu menyediakan makanan dan minuman khas Jogja, fungsi craft sebagai display kerajinan dari kayu dan tanah liat, hal ini dapat untuk dijual belikan, fungsi coworking sebagai tempat untuk mengerjakan tugas maupun bersantai. Bangunan ini mengambil gaya arsitektur kontras yaitu dari segi material dan bentuk. Material ramah lingkungan seperti kayu sebagai second skin maupun pelapis ruang dalam dan bentuknya yang smooth berbeda dengan bangunan sekitar sehingga dapat menarik perhatian pengunjung. Berbagai eksplorasi untuk mencari alternatif yang dapat merespon bangunan eksisting ke baru terhadap lingkungan luar di daerah tersebut. Desain ini menggunakan tangga dan ramp agar pengunjung difabel dapat menggunakan fasilitas bangunan. Desain ini membuat kesan alami dengan menambahkan vegetasi dalam ruang, hal ini juga dapat membantu dalam pengendalian termal ruang.
Bangunan Eksisting
Bangunan eksisting yang di manfaatkan
Bangunan eksisting yang di manfaatkan
Bangunan eksisting yang di manfaatkan
Bangunan eksisting yang di manfaatkan
Program Ruang
Program Ruang
Situasi
Siteplan
Tampak
Tampak
D’Babadan Microlibrary and Co-Working Space
Lokasi : Babadan RT46, Pendowoharjo, Kec. Sewon, Kab. Bantul, D.I Yogyakarta 55185
Fungsi : Microlibrary and Co-Working Space
Luas : 750 m2
D’Babadan microlibrary and co-working space diambil dari lokasi site itu berada yaitu Babadan agar mudah diingat. D’Babadan juga berada di daerah pedesaan dengan masyarakat yang masih berprofesi sebagai petani sawah tradisional dan dekat dengan kawasan desa wisata gerabah Kasongan yang merupakan kerajinan tangan berbahan dasar tanah liat. Sesuai diskusi bersama klien, D’Babadan menggunakan konsep tradisional yaitu dengan pendekatan vernakular. Selain itu konsep diambil dari regionalism setempat sehingga terdapat koneksi antara
Site merupakan lahan persawahan yang terletak di kawasan pedesaan milik seorang klien dengan luas lahan 750 m2. Site ini terletak dekat dengan desa wisata atau lebih dikenal dengan sentra kerajinan gerabah Kasongan dengan bahan dasar dominan yaitu tanah liat. Site yang terletak masuk ke jalan desa dan tidak ditepi jalan utama yang hanya dapat diakses 1 mobil. Jarak site dengan pemukiman warga cukup dekat sehingga potensial site dapat dimanfaatkan oleh warga sekitar.
View yang dapat dimanfaatkan tidak banyak, hanya berupa persawahan warga sekitar dan perkebunan pohon jati. Desa wisata gerabah Kasongan merupakan kawasan wisata terdekat dari site, merupakan wisata gerabah kerajinan tangan bahan dasar tanah liat seperti guci, cowek, kendhil. Kerajinan ini termasuk seni kriya dari seni rupa tiga dimensi tradisional yang memanfaatkan ketrampilan tangan manusia dimana karya tersebut memperhatikan nilai estetika dan aspek fungsional.
Sempadan Jalan Lokal : 10 meter
KDB rendah : 5% - 20%
KLB maksimum : 10% - 40%
Tinggi bangunan rendah : 12 meter
Analisis Kondisi Site
Cahaya matahari di bagian utara rata rata kecil karena masih terhalang pepohonan jati. Cahaya matahari di bagian tengah tergolong besar karena langsung terpapar matahari. Cahaya matahari di bagian selatan rata rata kecil karena masih terhalang pepohonan eksisting.
Jika pagi pergerakan angin dari selatan ke utara, sebaliknya ketika siang-sore pergerakan angin dari utara ke selatan. Intensitas angin tidak terlalu besar dan tergolong dapat dimanfaatkan.
Kelembapan tertinggi ada di bagian utara karena dekat dengan anak sungai atau irigasi sawah Jenis tanah sawah yang dinilai dapat mengandung air yang besar.
Suhu tertinggi ada di bagian timur dan tengah karena bagian yang terpapar matahari paling banyak. Kurang vegetasi di bagian tengah karena site masih merupakan tanah persawahan.
Kebisingan tertinggi ada di bagian timur karena dekat dengan jalan lokal.
Jalan masuk hanya untuk 1 mobil. Jalan lokal cukup untuk 2 mobil.
Terdapat berbagai jenis pohon seperti pohon jambu, jeruk, nanas, kenikir, dan lain lain yang ditanam klien. Terdapat pohon eksisting seperti pohon jati.
Program Ruang
Potongan
Explode Axonometri
Bantul Exhibition and Cultural Center
Lokasi : Jalan Bantul, Km 6. Pendowoharjo, Sewon, Bantul, DIY
Fungsi : Pusat Kebudayaan
Luas : 4.000 m2
Dari analisis isu arsitektural maupun non-arsitektural yang terdapat pada site, maka diusulkan fungsi baru yaitu sentra exhibition, workshop, gallery aktivitas budaya dan industri kerajinan Bantul. Dengan adanya fungsi baru tersebut, diharapkan dapat meningkatkan sektor ekonomi terutama di daerah Bantul, dengan cara menyediakan fungsi komersil seperti gerai kerajinan yang diisi industri gerabah, batik, souvenir dan Pujasera yang mengangkat makanan maupun minuman khas daerah Bantul. Kemudian fungsi workshop untuk melihat dan mencoba proses pembuatan kerajinan secara langsung. Dengan adanya fungsi workshop dapat mendukung dan meningkatkan sektor pariwisata di DIY maupun Bantul khususnya. Kemudian desain taman sebagai area terbuka hijau untuk meningkatkan intensitas ruang terbuka hijau (RTH) serta mengurangi polusi gas beracun mengingat kondisi site yang berada di pinggir jalan utama (Jalan Bantul).
Konsep Arsitektural
Berdasarkan situasi disekitaran site proyek yang berada di Pendowoharjo, Sewon, Bantul, DIY sebagian besar rumah penduduk menggunakan jenis atap panggang. Sehingga terdapat perbedaan (kontras) tipologi atap antara bangunan rumah penduduk dengan rancangan yang mengadaptasi
Diambil dari motif batik yaitu batik gringsing dengan filosofi keseimbangan, kemakmuran, dan kesuburan. Batik gringsing khas Bantul digambarkan dengan sisik ikan, buketan bunga, dan daun. Gambaran motif tersebut direpresentasikan ke lansekap seperti bentuk sisik ikan yang digambarkan dengan bulat bulat yang direpresentasikan ke Ruang Terbuka Hijau maupun Taman, bentuk buketan bunga yang digambarkan dengan bunga (nek meh tok hubungke ro bunga wijayakusuma) yang direpresentasikan ke Plaza, dan bentuk daun yang direpresentasikan ke Ruang Terbuka Hijau sebagai solusi kurangnya ruang hijau di Kota Bantul.
Axonometri Lansekap
Struktur dan Selubung Bangunan
Axonometri Lansekap
Merancang bangunan dengan konsep hemat energi dengan bukaan secara void sebagai jalur sirkulasi udara. Selain itu pada bagian atap mengaplikasikan material kaca dan polikarbonat agar dapat memasukkan cahaya matahari secara optimal. Sehingga meminimalisir penggunaan penghawaan aktif seperti AC dan pencahayaan buatan di siang hari.
Konsep Hemat Energi
08.00 12.00 16.00
Melalui uji pencahayaan, terlihat bahwa ruangan pada bangunan eksibisi ini mendapatkan cahaya yang cukup optimal. Penggunaan material berupa kaca dan polikarbonat mampu memasukkan cahaya dengan baik. Ruangan yang didiesain tanpa adanya dinding dapat mengeluarkan udara panas dalam bangunan bila cahaya matahari yang masuk melalui material kaca bersamaan dengan radiasi matahari.
Penataan pada ruang yang terdapat pada lantai 1 dipertimbangkan berdasarkan intensitas pemakaian didalamnya. Untuk ruang-ruang yang berfungsi sebagai area publik terutama ruang pamer diletakkan di tengah agar mendapat daylighting dengan optimal. Begitu juga dengan area taman yang didesain secara outdoor sehingga elemen softscape berupa vegetasi tetap bisa mendapatkan sinar matahari.
Penataan ruang di lantai 2 juga sama dengan di lantai 1 dimana difungsikan penuh sebagai ruang pamer dan terdapat jembatan penghubung yang didesain agar tidak menghalangi jatuhnya cahaya matahari.
Exhibition
Tampak Timur Tampak Barat
Area Komersil
Tampak Utara
Tampak Selatan
Pujasera
Tampak Timur
Tampak Barat
Mushola
Tampak Barat
Tampak Timur
Tampak Barat
Workshop Handycraft
Tampak Timur
Tampak Barat
Amphitheater
Tampak Timur
Tampak Barat
Homestay
Tampak Timur
Tampak Barat
Rumah Seniman
Tampak Timur
Tampak Barat
| 2021
CK Rental Office and Creative Hub
Lokasi : Jl. Raya Daan Mogot No.48, RT.12/RW.13, Cengkareng Kecamatan Cengkareng, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11730
Fungsi : Rental Office Luas : 4.048 m2
Sebagai kawasan yang diperuntukkan untuk kawasan perdagangan dan jasa, kawasan Cengkareng, Jakarta Barat adalah salah satu kawasan yang dapat meningkatkan perdagangan dan jasa di DKI Jakarta. Banyaknya intensitas pekerja maupun perusahaan yang masih belum mempunyai bangunan layak dan kurangnya bangunan kantor sewa di daerah Cengkareng yang mana perlu adanya bangunan kantor sewa dan bangunan penunjang untuk mewadahi aktifitas pengguna. Selain menyediakan fungsi kantor sewa, rancangan tersebut mempertimbangkan potensi kawasan sebagai kota kreatif.
Potongan Bangunan
Potongan Bangunan
Tampak Bangunan
Tampak Bangunan
Tampak Bangunan
Tampak Bangunan
Lembur Masjid dan Bale Wargi | 2021
Nata Lembur
Lokasi : Kp. Ancol, Desa Sindanggalih, Kabupaten Garut Fungsi : Masjid dan Bale Wargi Luas : 823 m2
NATA LEMBUR masjid & bale wargi Berangkat dari tingkat hunian di Kabupaten Garut yang sudah mencapai kepada taraf yang memprihatinkan, maka perlu adanya lokalisasi untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang beragam. Dari femomena tersebut, perlu adanya rancangan khusus pada area yang berpotensi terjadinya aktivitas publik yaitu Masjid, Bale Wargi serta fungsi-fungsi parsial yang mendukung. Pada perencanaannya, desain ini memperhatikan 4 poin, yaitu harga material yang terjangkau, sustainable, struktur yang tahan gempa dan mengangkat lokalitas di daerah tersebut.
Transformasi Bale Wargi
Konsep Bale Wargi
Transformasi Masjid
Konsep Masjid
Langensari Healthy
Park
Langensari Healthy Park
Lokasi : Embung Langensari, Yogyakarta, Indonesia.
Fungsi : Masjid dan Bale Wargi Luas : 130.000 m2
LANGENSARI HEALTHY PARK mengambil lokasi di kawasan Langensari, Yogyakarta, Indonesia. Perancangan ini merupakan perancangan ulang dari fungsi yang sudah ada yaitu Embung Langensari. Hal yang mendasari perancangan ulang embung langensari adalah karena terdapat beberapa fungsi yang mati seperti pada area taman, kemudian desain jok terbengkalai, desain lansekap yang ada juga kurang tertata, dan tentunya desain yang ada belum mempertimbangkan pandemi Covid-19. . Selain itu, desain ini mengimplementasikan nilai-nilai budaya khususnya di wilayah Yogyakarta, dan tradisi arsitektur vernakularnya.
Analisis
Sunpath
Arah pancaran sinar matahari dari timur kawasan ke barat kawasan sehingga jumlah penyinaran matahari terbesar berada di kawasan barat. Sebagai tanggapan, jumlah vegetasi ditambahkan.
Windrose
Arah angin bertiup dari tenggara ke barat laut sehingga hembusan angin berada di bagian tenggara kawasan.
Noise
Kebisingan terbesar terletak di wilayah Timur dan Selatan akibat kebisingan kendaraan karena berbatasan langsung dengan jalan raya.
Pameran Seni dan Kebudayaan Bantul | 2022
Pusat Pameran Seni dan Kebudayaan Bantul
Lokasi : Jl. Parangtritis 6, Sewon, Bantul, DIY 55188
Fungsi : Pusat Pameran Seni dan Kebudayaan
Luas : 2.000 m2
Perkembangan jaman yang semakin maju menimbulkan arus globalisasi dan budaya baru yang menyebabkan keadaan perkotaan di Indonesia saat ini mengalami penurunan kultur. Bahaya yang berasal dari era modern dapat melunturkan identitas kota dan kultur setempat dan fenomena aglomerasi perkotaan yang menyebabkan hilangnya identitas kota. Arus perpindahan penduduk yang tinggal di perkotaan mengalami peningkatan pada beberapa tahun terakhir. Industrialisasi menjadi kekuatan utama dibalik arus urbanisasi perkotaan. Sentra industri yang berbasis pada kebudayaan dan pameran cenderung berlokasi didalam dan sekitar kota. Perebutan dan alih fungsi lahan yang terjadi di pusat-pusat kota menyebabkan pembangunan kota menyebar ke daerah sekitar kota yang mengakibatkan aglomerasi perkotaan. Kota Bantul yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta menjadikan beberapa wilayah Kabupaten Bantul sebagai wilayah sub-urban.
Pengguna dan Alur Pengguna
1. Pelaku Seni Rupa
Pelaku seni rupa adalah pengguna yang berperan sebagai pengembang kultur daerah dalam wujud ide-ide maupun karya seni rupa yang dibuat. Pelaku seni rupa terdiri dari budayawan dan seniman.
2. Penampil Budaya
Penampil budaya adalah pengguna yang berperan sebagai pengembang kultur daerah dalam wujud menampilkan pertunjukkan budaya.
3. Pengrajin
Pengrajin adalah pengguna yang berperan sebagai pembuat karya seni dari ide-ide seniman. Pengrajin terdiri dari pengrajin gerabah, kerajinan tangan, dan batik.
4. Pengunjung
Pengunjung adalah pengguna yang menyaksikan pertunjukkan maupun pameran seni budaya. Pengunjung juga dapat mengikuti seminar mengenai seni budaya maupun berkunjung untuk berwisata. Pengunjung ini terdiri dari anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua.
5. Penjual Oleh-Oleh
Penjual Oleh-Oleh adalah pengguna yang berperan sebagai pengembang kultur daerah dalam wujud menjual belikan barang atau produk kerajinan kepada pengunjung.
6. Penjual FnB
Penjual FnB adalah pengguna yang berperan sebagai penjual makanan dan minuman untuk mendukung aktifitas dalam site atau gedung.
7. Pengelola
Pengelola adalah pengguna berupa kelompok atau badan yang mengatur fasilitas maupun seluruh kegiatan yang diwadahi dalam bangunan pameran seni budaya dan kebudayaan. Pengelola ini juga memiliki hak perijinan terkait penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Analisis Tata Massa terhadap Angin
Menggunakan sistem ventilasi silang pada gubahan dengan orientasi panjang massa timur ke barat, sehingga dapat memanfaatkan hembusan angin lebih banyak pada bidang yang lebar. Hembusan angin paling dominan bertiup dari arah Selatan dan Tenggara karena Bantul berbatasan dengan laut Selatan. Kecepatan angin paling besar sekitar 19km/jam. Selain menggunakan ventilasi silang, dapat menggunakan konfigurasi massa yaitu susunan dan perletakan gubahan yang diatur sehingga hembusan angin dapat masuk melalui sela-sela gubahan, sehingga semua massa dapat menerima hembusan angin.
Analisis Tata Massa terhadap Matahari
Memplotting gubahan massa sisi terpendek menghadap arah timur dan barat untuk meminimalisiWr sisi terpanjang bangunan yang terpapar radiasi sinar matahari langsung sehingga menyebabkan hawa dalam bangunan menjadi panas. Hal ini juga berkaitan dengan pencahayaan alami yang didapat dari cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan pada bangunan saat di pagi hari. Batas timur site yang masih merupakan lahan kosong juga memengaruhi karena tidak ada bangunan tinggi, sehingga cahaya matahari pagi dapat dimanfaatkan dan radiasi matahari membutuhkan eksplorasi terhadap pengendalian radiasi matahari. Mengurangi bukaan pada sisi barat maupun penggunaan fasad bangunan.
Konsep Bentuk
Memaksimalkan potensi daerah Bantul maupun Yogyakarta dengan keanekaragaman budaya seperti rumah Jawa. Perpaduan antara arsitektur modern dengan arsitektur Jawa untuk memperoleh kebaruan dari arsitektur Jawa sehingga arsitektur Jawa dapat beradaptasi di era yang semakin modern. Disebutkan pada kajian tinjauan arsitektur Neo-Vernakular pada ideologi, prinsip, dan desain bahwa elemen arsitektur yang diterapkan dapat mengalami perubahan atau pembaruan yang lebih modern, melestarikan unsur-unsur lokal sehingga dapat dikembangkan menjadi lebih modern, dan desain yang lebih modern. Berikut eksplorasi tata bentuk dan tata ruang.
Tranformasi bentuk yang diambil dari bentuk atap rumah Jawa dengan menghilangkan atap bumbungan untuk mendapatkan perubahan bentuk. Bentuk atap yang dihasilkan dapat menyesuaikan terhadap bentuk massa.
Konsep Struktur
Elemen struktur pada arsitektur Jawa yang dikenal dengan saka guru dan sambungannya yang kokoh terhadap kondisi alam ditransformasikan menjadi lebih modern. Berikut merupakan tranformasi struktur bangunan.
Transformasi bentuk struktur bangunan yang diambil dari dasar struktur portal yang digabungkan dengan bentuk atap sehingga menghasilkan modular struktur atap berupa trapesium.
Portofolio Arsitektur
Konsep Selubung
Selubung bangunan pada arsitektur Jawa lebih banyak ornamen ornamen pada bangunannya, hal ini bertolak belakang dengan arsitektur modern yang mengedepankan aspek fungsionalitas dan tidak adanya ornamen berupa ukiran pada bangunan. Maka dari itu pada selubung bangunan ini menggunakan material ekspos, rancangan fasad yang bebas namun berkarakter daerah, dan terintegrasi dengan lingkungan sekitar.
Konsep Lansekap
Menurut GBCI pada tata lansekap tepat guna lahan bahwa area lansekap yang berupa vegetasi yang bebas dari bangunan yang berada di atas permukaan tanah seluas minimal 40%. Total luasan lahan untuk area hijau pada site sebesar 7600 m2.
Merancang RTH pada atap bangunan sebagai pemanfaatan ruang terbuka di atap sebagaimana yang terdapat pada kajian arsitektur modern. Hal ini dimanfaatkan sebagai sarana ruang duduk, kontrol iklim, dan penghijauan pada daerah setempat. Menambahkan skylight untuk cahaya matahari masuk ke dalam bangunan.
Penerapan Konsep Neo-Vernakular
Diambil dari motif batik yaitu batik gringsing dengan filosofi keseimbangan, kemakmuran, dan kesuburan. Batik gringsing khas Bantul digambarkan dengan sisik ikan, buketan bunga, dan daun. Gambaran motif tersebut direpresentasikan ke lansekap seperti bentuk sisik ikan yang digambarkan dengan bulat bulat yang direpresentasikan ke Ruang Terbuka Hijau maupun Taman, bentuk buketan bunga yang digambarkan dengan bunga yang direpresentasikan ke Plaza, dan bentuk daun yang direpresentasikan ke Ruang Terbuka Hijau.
Penerapan Konsep Neo-Vernakular
Diambil dari motif batik yaitu batik nitik dengan filosofi kebijaksanaan dan keseimbangan. Kebijaksanaan dalam menilai dan memimpin orang lain, sedangkan keseimbangan antara Tuhan, alam, dan manusia. Batik nitik berpola hias dengan bentuk bujur sangkar dan persegi. Hal ini dimaksudkan bahwa kebudayaan tidak lepas dari nilai nilai luhur yang harus dilestarikan dan menjaga Tuhan, alam, dan manusia.