A H MA A
KARENA
IS SW
A
IT R E C A Y N PU
Daftar Isi Salam Redaksi
03 12 21 25 26 PENA 29 BUD AYA 33
PER SM A
Laporan Utama Jam Malam: Antara Ada dan Tiada Simpang Siur rencana TPB Bagi Mahasiswa Baru 2016
Opini Empat Bulan Jalur Diganti, Rektorat Masih Mengevaluasi Kafe Bergengsi
Akademik Ajou Summer School 2016
Komik Siapa Kita?
Jatiangor Nongkrong Asik di Jatinangor
Komunitas Lokatebu dan Perpustakaan
Komunitas Feature Dibalik Indahnya Jembatan Cincin
1
38
Sinema
45
Sinema Pui si
Memahasiswakan Mahasiswa Lewat Film “GIE�
42
Komunitas Cerpen Wanita berkacamata yang Ditinggal Mat Seorang Lelaki Muda
Bertandang ke Rumahmu, Kubawakan Sebelangga Abu Empunya Siapa?
Salam Redaksi Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga kami dapat menyelesaikan majalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran redaksi yang telah bekerja dengan giat. Permohonan maaf kami sampaikan kepada semua pihak karena keterlambatan terbitnya majalah. Berbagai kendala yang hadir dalam proses pembuatan majalah ini, membuat majalah terbit tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, namun akhirnya dapat rampung juga. Dalam edisi kali ini, Pena Budaya mengangkat topik tentang “Mahasiswa� yang didalamnya berisikan seputar kehidupan mahasiswa serta kebijakankebijakan yang terjadi di lingkungan kampus yang menyangkut mahasiswa, khususnya di Fakultas Ilmu Budaya Unpad. Semoga majalah ini dapat memberikan informasi serta manfaat bagi setiap pembaca. Apabila terdapat kesalahan, kami berharap pembaca memberikan kritik serta sarannya agar kedepannya kami bisa lebih baik lagi. Terima kasih.
2
Laporan utama
MALAM JAM ANTARA ADA FIB DAN TIADA B
elakangan, persoalan ini naik ke permukaan. Pasalnya, pada awal semester genap tahun ini, beberapa mahasiswa yang ketika ditemui di area Student Centre FIB Unpad pada malam hari, didatangi oleh petugas keamanan FIB untuk dimintai identitas diri dalam upaya melakukan pendataan terkait mahasiswa yang menginap di sekretariatnya.Hal ini belum pernah terjadi pada semester-semester sebelumnya, sehingga menimbulkan pertanyaan di benak mahasiswa. Seorang narasumber yang juga pernah menginap pada tahun pertamanya berkuliah di FIB, mengaku kurang nyaman dengan adanya pendataan tersebut, seolah mahasiswa sudah dilarang untuk berkegiatan di kampus. Terlebih lagi, pendataan tersebut hanya dilakukan sesekali saja, yang kemudian hanya meninggalkan ketidakjelasan di kalangan mahasiswa. Lantas, apa kaitannya pendataan tersebut dengan persoalan mahasiswa yang menginap di kampus?
3
Secara kronologis, persoalan ini dimulai dari munculnya keluhan-keluhan dari beberapa pihak, terutama dosen, yang secara tidak sengaja menyaksikan mahasiswa sedang dalam keadaan baru bangun tidur pada pagi hari. Menurut beberapa saksi, hal itu sungguh bukan pemandangan yang patut dilihat di area kampus yang identik dengan tempat menuntut ilmu. Dari sini, pihak dekanat selaku pengelola Student Centre mulai menyusun sebuah tindak lanjut. Maka, mencuatlah persoalan ini ke permukaan, bahkan sudah sempat masuk ke dalam topik sebuah forum himpunan karena menimbulkan beberapa masalah lain. Dalam menghadapi persoalan ini, pihak dekanat tidak semerta-merta langsung mendatangi mahasiswa terkait. Menteri Hubungan Internal BEM Gama FIB, Aldila Putri Hakmi, menyatakan bahwa dekanat sempat mengadakan audiensi dengan BEM dan Lembaga Kemahasiswaan (LK) lainnya yang bertujuan untuk membahas persoalanpersoalan di FIB termasuk persoalan menginap ini untuk kemudian dapat diteruskan kepada masyarakat FIB. Akan tetapi, sampai sekarang masih banyak mahasiswa yang belum mengetahui informasi ini karena ada kemungkinan hasil audiensi tersebut tertutupi oleh isu lain yang lebih tinggi tingkat urgensinya. Manajer Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni, Inu Isnaeni Sidiq, menyatakan sejelas-jelasnya bahwa menginap di sekretariat itu diperbolehkan. Dengan catatan, alasan menginap adalah untuk kegiatan yang mendukung prestasi kemahasiswaan. Selain alasan tersebut, mahasiswa tidak diperbolehkan menginap di area Student Center. Pak Inu menekankan, apabila sekretariat dijadikan tempat tinggal atau pengganti rumah kos, itu seratus persen tidak diperbolehkan. Memang, sempat ada mahasiswa yang menginap di kampus karena tidak mempunyai kosan. Dalam hal ini, seorang mahasiswa mengatakan, “Dari yang lain-lain juga, himpunan itu harus tetep ada yang ngisi, ya sebagai tempat yang dimanfaatkan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan misalnya nggak ada duit, nggak bisa bayar kos, 'kan bisa ke sini (sekre)�. Ia juga menyebutkan bahwa sekre hima (kependekan dari sekretariat himpunan kemahasiswaan) adalah salah satu fasilitas untuk mahasiswa yang hendaknya dimanfaatkan untuk kegiatan apa pun.
5
Memang, sempat ada mahasiswa yang menginap di kampus karena tidak mempunyai kosan. Dalam hal ini, seorang mahasiswa mengatakan, “Dari yang lain-lain juga, himpunan itu harus tetep ada yang ngisi, ya sebagai tempat yang dimanfaatkan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan misalnya nggak ada duit, nggak bisa bayar kos, 'kan bisa ke sini (sekre)”. Ia juga menyebutkan bahwa sekre hima (kependekan dari sekretariat himpunan kemahasiswaan) adalah salah satu fasilitas untuk mahasiswa yang hendaknya dimanfaatkan untuk kegiatan apa pun. Hal tersebut menandakan ada perbedaan cara pandang antara pihak dekanat dengan mahasiswa terkait penggunaan Student Centre. Menanggapi perbedaan cara pandang ini, Pak Inu menjelaskan, pada dasarnya, fungsi sekre dan seluruh area Student Centre adalah untuk mendukung kegiatan mahasiswa yang hendaknya digunakan untuk kepentingan bersama, bukan untuk kepentingan pribadi seperti menginap untuk menghemat biaya kos, atau alasan-alasan lain yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan positif kemahasiswaan. “Terlepas dari –misalnya seorang mahasiswa itu kesusahan ekonomi, tidak bisa membayar kosan, 'kan itu bukan solusinya. Tentu saja kita harus membantu orang tersebut tanpa harus menabrak aturan-aturan yang berlaku,” jelas Pak Inu ketika ditemui di ruangan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni pada Kamis, 7 April 2016. Persoalan selanjutnya adalah terkait pendataan mahasiswa yang dilakukan oleh petugas keamanan. Untuk apa dan bagaimana tindak lanjut terhadap data-data tersebut? Sebenarnya, mengenai pendataan yang dilakukan terhadap mahasiswa yang menginap ini belum ketat karena belum ada SOP yang jelas dan tertulis. Itulah sebabnya mengapa perihal pendataan ini terasa tidak konsisten karena hanya dilakukan pada mingguminggu awal perkuliahan semester genap tahun ini. Aldila, Menteri Hubin BEM yang sempat mengikuti audiensi BEM-Dekanat pada beberapa waktu lalu juga mengaku belum mengetahui kejelasan tentang pendataan ini sehingga belum bisa memberikan informasi lebih lanjut kepada mahasiswa secara luas. “Tapi setelah kita tahu manfaatnya apa, nggak ada salahnya dong kalau kita yang proaktif laporan sendiri ke petugas keamanan, baik itu ada kegiatan atau terpaksa menginap di sekre,” ujarnya. Pak Inu kemudian menjelaskan bahwa tujuan pendataan tersebut adalah untuk alasan keamanan. Beliau pernah menerima laporan bahwa ada laptop mahasiswa yang hilang di salah satu sekre hima dan betapa terkejutnya Pak Inu ketika mengetahui bahwa di sekre hima lain telah kehilangan sampai empat buah laptop. Bukan hanya itu, mahasiswa yang menginap di kampus setiap hari pun bisa dirugikan.Pasalnya, ada yang menyatakan bahwa pencuri laptop itu orang dalam, karena mengetahui cara membuka-
6
- pintu sekre yang tentu saja hanya diketahui oleh para pengguna sekre tersebut. Kalau demikian kasusnya, mahasiswa yang menginap itu akan diasumsikan mengetahui seluruh keadaan sekre pada malam hari dan akan dibebankan banyak kecurigaan. Selain hal di atas, Pak Inu menyebutkan beberapa permasalahan lain yang bisa timbul dari adanya mahasiswa yang menginap secara terus menerus di sekre. Pertama, adanya mahasiswa yang “tinggal� di sekre akan mengganggu kelancaran kegiatan mahasiswa karena ada orang yang tinggal di sana sementara kepengurusan himpunan terus berganti. Pak Inu yakin, yang terus menerus tinggal di sekre itu bukan angkatan baru melainkan angkatan yang lebih atas. Bukan tidak mungkin hal tersebut akan menimbulkan keengganan dan keseganan bagi mahasiswa lain untuk berkegiatan di sekre. Kedua, biaya listrik akan bertambah. Pihak dekanat memperbolehkan jika listrik dipakai untuk kegiatan mahasiswa, tetapi jika digunakan untuk mahasiswa yang menginap, itu artinya listrik digunakan untuk kepentingan pribadi dan hal ini tidak bisa dibenarkan. Ketiga, ada kasus mengejutkan dan sangat aneh menurut Pak Inu, yakni ketika petugas kebersihan akan membersihkan area Student Centre malah harus meminta izin terlebih dahulu kepada mahasiswa yang tinggal di sana. Padahal, yang memiliki hak untuk mengelola itu adalah pihak dekanat. Selain itu, Pak Inu menyayangkan adanya ornamen-ornamen yang dirasa tidak perlu seperti penambahan kursi, terpal, dan lain-lain yang sifatnya seharusnya situasional tetapi malah dijadikan ornamen tambahan, bahkan ada yang menyimpan kasur dan televisi yang tidak lazim ada di sebuah sekretariat himpunan. Lantas apakah pihak dekanat telah menyusun rencana-rencana penanganan masalah ini? Ya, Pak Inu telah merencanakan beberapa konsep yang juga telah didiskusikan dengan para petinggi dekanat lain seperti Wakil Dekan I dan Wakil Dekan II. Pertama, mahasiswa yang menginap harus menitipkan KTM kepada petugas keamanan sedangkan untuk alumni bisa menitipkan KTP-nya. Menurut Pak Inu, hal ini adalah hal lumrah seperti sistem keamanan di perusahaan-perusahaan dan sistem ini sebenarnya pernah dipakai pada periode Dekan terdahulu dan berjalan dengan baik. Kedua, akan dipasang CCTV di setiap sudut krusial untuk memantau keamanan sekre agar jika terjadi kasus pencurian dapat diselidiki dengan mudah. Ketiga, kunci sekre harap dikoordinasikan dengan pihak dekanat. Selama ini, kunci sekre diganti-ganti oleh mahasiswa tanpa diberikan cadangannya kepada pihak dekanat. Padahal, sebagai langkah antisipasi kalau-kalau ada kejadian yang tidak diinginkan dan mahasiswa sedang tidak ada di sekre, pihak dekanat bisa segera mengatasinya karena memegang kunci cadangannya. Keempat, Pak Inu akan mengadakan dialog lagi dengan BEM terkait peraturan untuk mahasiswa yang menginap dan akan dibuat SOP yang bisa diterima oleh semua pihak. Tujuan dialog ini tentu saja bukan untuk mengatur, tetapi justru mengajak mahasiswa untuk-
7
-mencari solusinya bersama karena yang akan dikenakan peraturan adalah mahasiswa dan pihak dekanat sebagai pengelola juga tentunya punya tanggung jawab yang harus dilaksanakan dan hal ini membutuhkan kerja sama di antara kedua belah pihak. Apakah persoalan jam malam selesai sampai di sini? Masih ada lagi persoalan terkait jam malam yang juga sempat mencuat di kalangan mahasiswa, yakni batas waktu kegiatan. Perlu diketahui, aturan rektorat untuk batas waktu kegiatan mahasiswa adalah sampai pukul lima sore. Akan tetapi pembatasan ini akan membatasi pula kegiatan mahasiswa. Waktu selesai perkuliahan rata-rata pukul empat dan apa yang akan bisa dihasilkan dari kegiatan nonakademik yang hanya berlangsung satu jam per harinya? Oleh karena itu, sekitar satu-dua tahun yang lalu, oleh para P2K2M seluruh fakultas, disepakatilah batas waktu kegiatan mahasiswa adalah sampai pukul sembilan malam. Sebelumnya juga perlu diketahui mengapa rektorat membatasi kegiatan mahasiswa sampai pukul lima sore, karena itu adalah batas jam kerja para penjaga gedung. Melebihi itu, mereka tidak akan mendapat gaji lembur resmi dari pihak dekanat. Itu sebabnya jika ada kegiatan mahasiswa yang melebihi jam kerja para penjaga gedung, harus ada biaya yang dialokasikan untuk mengganti gaji lembur tersebut. Dalam hal ini, Pak Inu memberi saran kepada mahasiswa agar membangun komunikasi yang baik dengan para penjaga gedung tentang kepastian jam kegiatan dan berapa dana yang dimiliki panitia kegiatan untuk mengganti gaji lembur para penjaga. Selain itu, juga harus tepat waktu. Apabila pada surat izin kegiatan dinyatakan pukul sembilan malam acara selesai, hendaknya jangan melebihi itu karena para penjaga juga akan ragu untuk bekerja sama kembali di lain kesempatan. Di FIB, Pak Inu berharap memberi kewenangan kepada petugas keamanan untuk menegur mahasiswa jika ternyata acara berlangsung melewati jam yang dituliskan di surat izin, dan apabila masih belum dihentikan kegiatannya, petugas keamanan diperbolehkan untuk membubarkan kegiatan. Pak Inu menambahkan, jika ada mahasiswa yang protes ketika acaranya dibubarkan, dipersilakan menghadap langsung kepada Pak Inu. Terlebih lagi, belakangan ini banyak sekali kasus begal dan kejahatan lain yang terjadi di area kampus Unpad dan sekitarnya sehingga tidak bijaksana untuk mengadakan kegiatan sampai tengah malam. Terkait kegiatan mahasiswa, Pak Inu memberikan sedikit saran, selama ini banyak sekali mahasiswa yang menyelenggarakan acara musik. Bukan hal yang buruk-
8
-memang, tetapi alangkah baiknya jika kegiatan tersebut dikembangkan ke arah yang dapat membantu akademik, seperti mengangkat budaya, atau perlombaan dalam bidang bahasa dan sastra seperti pembacaan puisi yang menggunakan bahasa sesuai jurusan masing-masing. Hal tersebut dapat mengasah kemampuan mahasiswa dalam berbahasa. Jadi,sebenarnya mahasiswa diperbolehkan untuk menginap, asalkan alasannya untuk kegiatan mahasiswa, sedangkan untuk kegiatan lain di luar jam kuliah dibatasi sampai pukul sembilan malam. Apabila lebih dari jam sembilan,petugas akan memberikan teguran dan akan membubarkan acaranya jika mahasiswa tidak bisa diajak bekerja sama. Untuk solusi jangka panjang, Pak Inu akan menyusun SOP bersama BEM dan mahasiswa FIB. “Saya butuh bantuan dari semuanya, dari teman-teman mahasiswa, supaya memang kita bisa memperbaiki kesalahan-kesalahan yang selalu terulang dari tahun ke tahun,� ujar Pak Inu. Untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang ada, memang lebih baik saling bekerja sama dengan pikiran terbuka. Persoalan yang dimiliki mahasiswa hendaknya tidak dipandang sebagai kesalahan pihak luar saja, tetapi terbukalah pada kemungkinan bahwa kita sebagai mahasiswa juga bisa salah. Semoga dari persoalanpersoalan ini dapat ditemukan jalan keluar yang baik bagi semua pihak dan memberikan kita pelajaran untuk mengambil tindakan yang lebih bijak di masa depan.(NA)
9
S T
impang iur Rencana
TPB Unpad 2016
ahap Persiapan Bersama (TPB) menjadi bahasan menarik akhir-akhir ini. Banyak pertanyaan yang timbul dari adanya rencana Unpad untuk mengubah sistem pengajaran, khususnya bagi mahasiswa baru tahun 2016 mendatang. Ada beberapa hal baru dan menarik dalam metode pengajaran yang akan diterapkan pada mahasiswa angkatan 2016, yaitu dengan adanya mata kuliah umum dan program ekstrakurikuler yang akan diikuti oleh seluruh mahasiswa baru Unpad di semua fakultas. Beberapa hal dalam TPB menjadi sangat menarik untuk dibahas. TPB merupakan rencana untuk membuat rancangan kurikulum baru pada tahun 2016 yang bersangkutan dengan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), kegiatan kemahasiswaan, dsb. Selain adanya mata kuliah umum dan ekstrakurikuler, berdasarkan isu yang beredar, mahasiswa baru angkatan 2016 akan tinggal di asrama atau diasramakan selama satu semester.
10
Hal menarik lain, pada TPB ini yaitu sistem belajar yang akan diterapkan. Rencananya seluruh mahasiswa unpad akan mendapatkan kuliah umum dengan sistem belajar yang digabungkan atau dicampur dengan mahasiswa-mahasiswa dari berbagai fakultas dan jurusan. Program TPB yang disosialisasikan oleh pihak Unpad ini akan mencakup tiga tahapan, yaitu kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstrakurikuler. Cakupan tiga tahap tersebut, yaitu kegiatan kurikuler yang berupa perkuliahan bersama pada semester satu, kegiatan ko-kurikuler mencakup pengembangan karakter, dan ekstrakulikuler berupa perkuliahan bidang olahraga, seni, dan kreativitas. Kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakulikuler rencananya akan berlangsung hingga semester dua. Perkuliahan bersama, yaitu dengan diberikannya mata kuliah umum dan mata kuliah jurusan pada seluruh mahasiswa Unpad dari berbagai program studi rencananya akan dilaksanakan dari Senin sampai Kamis, sedangkan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler akan dilaksanakan pada Jumat dan Sabtu. Rencana TPB ini memang masih samar-samar. Tidak seluruh mahasiswa Unpad mengetahui dan mengerti akan rencana TPB ini. Namun, isu TPB sudah hangat dibicarakan dan didiskusikan oleh para mahasiswa yang aktif dalam organisasi dan kegiatan kemahasiswaan.Beberapa forum telah diadakan oleh para aktivis-aktivis kemahasiswaan dari berbagai fakultas untuk membahas Tahap Persiapan Bersama (TPB) ini. Hampir seluruh mahasiswa masih bertanya-tanya bagaima-na kelanjutan dari program baru yang direncanakan Unpad ini. Eman, salah satu mahasiwa prodi Imu Sejarah yang merupakan anggota BEM Gama FIB mengutarakan pendapatnya mengenai dampak dari TPB terhadap kegiatan bimbingan mahasiswa baru di jurusan seperti berikut: “Saya tidak setuju dengan akan adanya TPB. Dengan asumsi mabim jurusan akan dihilangkan. Jika ada, paling dilaksanakan pada maba semester dua, itu pun belum tentu efektif dilaksanakan.� Berita-berita yang bermunculan menyangkut TPB masih belum ada kejelasan. Hingga tulisan ini dibuat, pihak rektorat sendiri masih belum memberikan pengesahan pada rencana TPB ini berupa SK/Surat Keputusan, sehingga belum bisa dipastikan apakah TPB ini benar-benar akan diterapkan pada mahasiswa Unpad angkatan baru nanti atau tidak. Dengan adanya sistem pengajaran baru yang akan dirancang oleh Tahap Persiapan Bersama (TPB) ini, diharapkan tidak akan menjadi hambatan dan penghalang bagi Unpad dan khususnya para mahasiswa untuk terus berkarya dan meningkatkan prestasi. (SS)
11
Opini
jalur
diganti rektor masih
mengevaluasi
T
erhitung empat bulan dari masa uji coba dan sosialisasi mengenai perubahan jalur lalu lintas di dalam kampus Universitas Padjadjaran (Unpad) Jatinangor, yakni sejak dikeluarkannya Surat Edaran nomor 1316/UN6.WR4/TU/2016 pada 14 Januari 2016 lalu, jalur lalu lintas tersebut belum berubah. Padahal, dalam surat yang ditandatangani oleh Wakil Rektor Bidang Tata Kelola dan Sumber Daya, Dr. Sigid Suseno, SH., M.Hum., poin kedua tercantum bahwa masa uji coba dan sosialisasi tahap pertama dilaksanakan hanya dua minggu (tanggal 4 Januari hingga 18 Januari 2016). Pun pada tahap kedua hanya dilaksanakan selama dua minggu (1 Februari hingga 12 Februari 2016). Namun nyatanya, hingga saat ini jalur lalu lintas dalam kampus masih dipertahankan.
12
Setelah dikonďŹ rmasi kepada Bapak Dudung sebagai Kepala Sub Bagian Tata Usaha, mengenai masalah tersebut, dia menyebutkan bahwa kedua masa uji coba itu akan dievaluasi pada 6 April 2016 dengan mengundang jajaran mahasiswa yang diwakili oleh pengurus BEM Kema, BPM Kema, UKM, BEM fakultas, dan BPM fakultas. Seperti yang diketahui bersama bahwa jalur lalu lintas kampus yang baru, dimulai dari Gerbang Lama (Gerlam/Arah Selatan) sebagai pintu masuk, kemudian menuju bundaran Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP). Dari bundaran itu, pengendara bisa mengambil salah satu jalur: jalur kanan (arah timur) yang menuju gedung fakultas kelompok Sosial Humaniora (Soshum); dan jalur kiri (arah barat) yang menuju gedung fakultas kelompok Sains dan Teknologi (Saintek) serta gedung rektorat.
Sekilas, jalur tersebut memang terkesan adil dan makmur. Namun, jalur yang diubah dan lambatnya pemasangan rambu-rambu lalu lintas membuat pengendara baru (khususnya tamu) yang memasuki kawasan Unpad Jatinangor kebingungan untuk menjangkau tempat tujuan. Karena sulitnya jalur tersebut, pengendara baru masih saja banyak yang menerobos arus yang berlawanan arah Mengingat, beberapa titik jalan ditutup (entah apa pasalnya, padahal jalanan tersebut tidak rusak) dan beberapa lainnya menggunakan sistem jalan satu arah. Walaupun pihak rektorat beralasan bahwa ditutupnya beberapa spot jalanan (seperti di bundaran FKGFISIP dan bundaran Bale SantikaRektorat) dan pemberlakuan jalur satu arah di beberapa titik tersebut untuk mengurangi risiko tabrakan, hal itu tetap saja membuat jalanan yang telah dibuat seolah tak berguna dan eďŹ siensi waktu pun ternoda.
?? ?
13
Bicara mengenai adil dan eďŹ siensi waktu, maka mahasiswa kelompok Soshum merasa dikesampingkan, karena ketika mahasiswa kelompok Soshum hendak menuju ke gedung rektorat dan Asrama Padjadjaran 2, dari fakultasnya (terutama mahasiswa FIB dan Fikom yang menggunakan jasa angkutan gratis) harus rela turun di bundaran Bale SantikaRektorat untuk kemudian jalan kaki ke tempat tujuan atau, opsi lainnya mahasiswa Soshum harus menaiki angkutan gratis menuju Gerbang Lama untuk selanjutnya transit dan menaiki angkutan lain dengan tujuan gedung rektorat. Hal itu, tentu berbeda dengan mahasiswa Saintek yang bisa dengan mudah menggunakan jasa angkutan gratis menuju tempat-tempat strategis. Walaupun, ketika hal tersebut diadukan kepada pihak rektorat, mereka menolaknya dan menegaskan bahwa keputusan Rektor tidak bersifat membedabedakan atau mengistimewakan satu dari yang lainnya. Tetapi, tanggapan mahasiswa Soshum tetap saja memiliki pemahaman dan perspektif yang berbeda hingga banyak yang tidak setuju dengan jalur lalu lintas tersebut. Beberapa pihak—masyarakat umum sekitaran kampus—juga menanggapi perubahan jalur angkutan Unpad dan penutupan beberapa spot jalan untuk waktu tertentu, untuk kemudian membukanya di waktu yang lain. Hal itu, tentu membuat bingung pengendara dalam
14
-memilah jalur mana yang lebih eďŹ sien dan strategis untuk di lalui. Selain itu, penutupan beberapa spot jalan yang hanya menggunakan palang bambu dan rambu dilarang masuk tidak resmi (penulis katakan tidak resmi, mengingat rambu rambu tersebut dibuat tidak layak. Hanya menggunakan kaleng bekas rambu yang sudah tidak terpakai dan menutupnya dengan rambu dilarang masuk menggunakan bahan untuk baliho/banner) membuat kesan buruk terhadap sistem lalu lintas kampus pavorit Indonesia selama empat tahun berturut-turut ini. Di samping undangan pihak rektorat untuk evaluasi jalur pada 6 April 2016 dan keluhan mahasiswa atas perubahan jalur yang dinilai lebih rumit dari sebelumnya itu, pihak BEM Kema Unpad membagikan sebuah kuisioner untuk mahasiswa. Agar hal itu menjadi acuan untuk mengevaluasi jalur baru yang sudah berlaku. Selain itu, kuisioner juga dibuat untuk menampung aspirasi mahasiswa, tentang solusi yang harus disampaikan untuk mengatasi permasalahan lalu lintas di dalam kampus.. Kuisioner itu juga bisa dikatakan sebagai sebuah petisi mahasiswa untuk menggugat kebijakan baru mengenai jalur lalu lintas dalam kampus yang amburadul. Seperti dikutip dari akun line resmi 'Padjadjaran Care', hasil kuisioner tersebut
- inilah, sekiranya pihak rektorat mendukung pendapat mayoritas mahasiswa yang memang tidak menginginkan perubahan jalur lalu 88,6% dari 1546 tanggapan mahasiswa mengatakan bahwa mereka mengetahui jalur kendaraan yang baru. Artinya, masih tersisa 11,4% mahasiswa yang tidak tahu. Hal itu pun seharusnya menjadi bahan evaluasi pihak rektorat dalam hal sosialisasi jalur dan pendeskripsiannya agar mahasiswa tidak lagi bertanya-tanya mengenai keamburadulan lalu lintas kampus. Saat hal itu dikonďŹ rmsi ulang kepada Pak Dudung, dia mengatakan bahwa publikasi sudah sepenuhnya digencarkan dalam website resmi Universitas Padjadjaran. Hanya saja, mungkin mahasiswanya yang tidak memiliki sikap peduli terhadap kebijakan kampus. Menanggapi hal tersebut, tentu tidak bijak bagi pihak rektorat dalam menyalahkan sikap mahasiswa yang memang abai. Pun tak bisa dibenarkan pula jika mahasiswa mengkritik kelalaian pegawai rektorat tanpa landasan yang kuat. Maka dari itu, bagi kalangan berpendidikan seperti seluruh civitas akademika Unpad, agar jangan saling menyalahkan tanpa landasan. Melainkan mengoreksi dan memperbaiki perannya masing-masing agar tak ada lagi pihak yang saling menyalahkan satu sama lain. Selain itu, hasil kuisioner yang juga sangat serius untuk disoroti ialah mengenai pendapat mahasiswa mengenai jalur baru, karena 89,5% mahasiswa mengatakan tidak setuju. Atas dasar hal-
lintas—yang kita tahu—menjadi semakin rumit (untuk tidak dikatakan kacau). Selanjutnya, berbagai saran mahasiswa juga ditujukan kepada pihak rektorat. Di antaranya, agar dalam putusan perubahan jalur lalu lintas harus memerhatikan eďŹ siensi dan efektiďŹ tas segala aspek, seperti waktu, tenaga, BBM, dan jalur yang ada di kampus. Sehingga dapat mencapai tempat tujuan dengan cepat, tepat, dan hemat BBM. Tak hanya itu, mahasiswa juga meminta pihak rektorat untuk mengembalikan jalur kendaraan di kampus seperti tahun 2015. Responden umumnya berpendapat bahwa jalur kendaraan pada 2015 lebih ideal daripada tahun 2016. Yang tak kalah penting, mahasiswa juga meminta pihak rektorat untuk memperbaiki jembatan dan jalan yang rusak, karena setelah lebih dari 5 bulan jembatan rusak, belum ada perbaikan hingga kini. Untuk meredam api kecemburuan mahasiswa kelompok Soshum, muncul sebuah solusi yang apik, yakni menyediakan jalur baru yang bisa mengantarkan mahasiswa kelompok Soshum (FIB hingga Fikom) menuju rektorat dan Asrama Padjadjaran 2 ataupun sebaliknya tanpa menyita waktu lebih lama dan merumitkan pengguna jalan.
15
Atas saran-saran tersebut, pada Rabu 6 April 2016, pihak rektorat hanya bisa berjanji untuk melakukan hal yang terbaik. Mereka juga berencana untuk mempertimbangkan segala masukan dari mahasiswa. Untuk jalur lalu lintas, akan tetap dipertahankan seperti sekarang hingga beberapa bulan ke depan, sehingga mahasiswa diharapkan sabar untuk menunggu kebijakan selanjutnya dari rektor mengenai evaluasi jalur tersebut bersama pihak kepolisian dan dinas perhubungan. Namun, sejatinya yang dibutuhkan oleh mahasiswa bukanlah janji kosong para pejabat tinggi, namun realitas untuk mewujudkan janji dan ucapan mereka. Mahasiswa juga tak bisa menunggu kebijakan rektor dalam kurun waktu yang lama, karena masalah jalur lalu lintas ini sungguh serius dan memengaruhi aktiďŹ tas mahasiswa dalam kampus. Saran-saran yang telah diuraikan oleh para mahasiswa juga jangan dijadikan sebagai data dan formalitas saja, tetapi benar-benar dikaji dan dipertimbangkan. (Kevin Ridho Al Khudri & Rizkiya)
16
Kafe Bergengsi “Nongkrong di kafe yuk!â€? ajakan ini sering kita dengar di kalangan teman sebaya. Seperti yang disebutkan secara harďŹ ah dalam KBBI, kafe adalah: 1. Tempat minum kopi yang pengunjungnya dihibur dengan musik; 2. Tempat minum yang pengunjungnya dapat memesan minuman, seperti kopi, teh, bir, dan kue-kue; kedai kopi.
17
. Kafe bukan hal yang asing lagi di kalangan mahasiswa. Mulai dari hanya menongkrong (duduk santai) sambil mencicipi hidangan yang ditawarkan, hingga mengerjakan tugas kuliah dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di tempat tersebut. Tidak jarang pula bahwa di kalangan mahasiswa sendiri, tempat-tempat nyaman sering dijadikan untuk rapat organisasi. Terlebih jika karyawan di kafe tersebut ramah dan tidak keberatan bila konsumen berlama-lama di tempat. Kafe yang dikenal sebagai tempat penyedia berbagai macam kopi dan makanan ringan ini, rupanya tidak lagi menjadi tolok ukur konsumen untuk datang. Melihat persaingan ekonomi yang begitu ketat, beberapa kafe, khususnya di kalangan mahasiswa, berlomba-lomba untuk lebih unggul dari yang lainnya. Seperti dari segi menu yang ditawarkan dan fasilitas yang disediakan. Dewasa ini, berbagai kafe mulai bermunculan membawa menu baru, khas, dan unik agar memikat konsumen untuk sekadar datang dan masuk melihat-lihat. Bahkan, beberapa yang lainnya meramaikan kafe dengan fasilitas yang semakin dilengkapi sesuai kebutuhan konsumen. Mulai dari keunikan dekorasi atau desain dan konsep kafe, suasana yang nyaman, free-hospot atau wiďŹ , hingga terminal tambahan yang disediakan agar menarik para pelanggan. “Kafe kami melihat kebutuhan para mahasiswa, maka dari itu kami sediakan fasilitas seperti wiďŹ , stop kontak, dan buku-buku bacaan.â€? ujar Agung, manajer Kunst House, salah satu kafe di Jatinangor. Kafe tersebut ialah satu dari sekian banyak kafe yang ada di daerah pendidikan Jatinangor ini. Mengambil konsep 'Rumah Seni', Kunst House mendesain ruangan dengan berbagai ornamen seni. Saat ini, sudah menjadi sebuah keharusan bahwa diusungnya seni di dalam kafe akan berpengaruh kepada menu yang ditawarkan. Ketika sentuhan seni dihidangkan pada setiap menu, seperti plating yang unik dan gaya sajian yang menarik pada makanan akan menambah nafsu makan konsumen.
18
Akan tetapi, hal itu nyatanya tidak selalu membawa kabar baik bagi dunia mahasiswa, karena suasana kafe yang lebih dari cukup untuk menongkrong, fasilitas yang memanjakan diri, juga menu makanan yang didesain sedemikian rupa hingga terkadang menyerupai hidangan raja di istana, tentu hal itu juga didasari atas banderol harga yang terhitung di atas rata-rata bagi kantung mahasiswa. Tetapi anehnya, fakta bahwa harga menu yang dihidangkan tersebut mahal, tidak membuat kunjungan ke kafe-kafe itu berkurang. Malah terkesan selalu ramai setiap saat. Dewasa ini, mengapa mahasiswa lebih gemar mengantri panjang di kafe-kafe mahal hanya untuk membeli pizza simpel yang terbuat dari mie instan? Padahal jika saja mahasiswa tersebut membeli sebungkus mie instan dan sebutir telur dengan dilengkapi beberapa macam penyedap rasa, kemudian memasaknya di tempat kos, maka jadilah pizza simple, atau mahasiswa tersebut bisa saja memasan menu yang sama di warung nasi biasa. Hal itu tentu lebih menghemat uang, daripada harus menghabiskannya di kafe-kafe mewah yang menaruh harga selangit. Selain itu, pizza simpel yang dibuat di warung nasi biasa, bisa saja lebih nikmat dan memuaskan (dari segi rasa dan ukuran) daripada pizza simpel yang di buat di kafe-kafe mewah. Usut punya usut, nyatanya kebanyakan mahasiswa tidak memikirkan rasa dan ukuran menu yang dipesannya di kafe-kafe terhormat. Melainkan lebih kepada strata sosial dan rasa gengsi antara mahasiswa itu sendiri. Mereka tidak lagi mencari cita rasa makanan, tetapi dengan maraknya foto makanan di Instagram, update tempat yang dikunjungi pada path, menjadikan prestige bagi para mahasiswa. “Sangat disayangkan kalau datang ke kafe hanya karena gengsi, agar mendapat pengakuan anak gaul.� ujar Tanty Riyani, salah satu lulusan sekolah menengah kejuruan tata boga. Menurutnya, konsumen tidak lagi melihat cita rasa pada makanan, melainkan berlomba-lomba untuk mendapatkan gelar gaul dimata orang lain.
19
Sebagai penutup, mahasiswa memang tak ada salahnya mencoba mengunjungi kafekafe tersebut. Sekadar tahu atau menyeimbangkan pergaulan dengan teman sebayanya. Namun, jika cita rasa tak lagi dihiraukan, ukuran menu tak lagi dipermasalahkan, harga tak lagi dipertentangkan, asal bisa berfoto saja di hadapan menu makanan istimewanya, hal itu tentu akan menjadi problematika kehidupan mahasiswa. Mahasiswa tersebut tentu akan dinilai sebagai mahasiswa yang memiliki tingkat arogansi yang tinggi dan strata sosial yang berbeda dengan teman-teman lainnya. Jika hal itu masih tetap dilestarikan, kehidupan mahasiswa yang dirasa nikmat tanpa ada perih sangat disangsikan menghadapi kehidupan yang sesungguhnya dalam mencari uang. (SFH)
20
Akademik
Ajou International Summer
School
2016
S
tudent exchange kedengarannya adalah sesuatu yang keren. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan kenapa student exchange itu keren. Berdasar pada pengertiannya dalam bahasa Indonesia yang berarti pertukaran mahasiswa/pelajar. Student exchange merupakan program yang diselenggarakan oleh universitas atau pihak swasta untuk memberikan kesempatan kepada mahasiswa terpilih untuk belajar di luar negeri dalam jangka waktu tertentu. Program ini dilakukan bukan hanya pada satu ngera saja, akan tetapi program student exchange ini diadakan untuk kerjasama dengan berbagai negara. salah satu negara yang bekerjasama dalam program ini adalah Korea.
21
Siapa yang tidak mengenal Korea? Banyak orang yang ingin pergi ke negeri ginseng tersebut. keinginan tersebut pun lahir pada sebagian besar mahasiswa. Program student exchange Unpad ini merupakan program kerjasama yang dilakukan oleh Universitas Padjajaran Universitas Ajou yang terletak di kota Suwon. Universitas Ajou merupakan universitas riset terkemuka di Korea dan termasuk sepuluh Universitas terbaik yang ada di Korea Selatan . Salah satu program tahunan dari Universitas Ajou yaitu Ajou International Summer School (AISS). AISS sebuah studi jangka pendek yang memberikan banyak ilmu dan pengalaman di luar negeri, loka karya budaya, perjalanan, dan kegiatan sosial. Ia menawarkan kesempatan unik bagi siswa internasional untuk melihat dan mempelajari budaya dan tradisi Korea saat mengambil kuliah selama musim panas. Jumlah sks yang disarankan yaitu dua sks
Pada tahun ini, Ajou sudah membuka pendaftaran dari bulan Februari. Kegiatan ini dimulai pada tanggal 26 Juni 2015 hingga 30 Agistus 2016. Untuk tahun ini Unpad mengirimkan tujuh orang mahasiswa untuk berangkat mengikuti AISS 2016. Salah satu mahasiswa Unpad yang mengikuti program tersebut adalah dua mahasiswa FIB yang berhasil lolos seleksi, yaitu Rahmat Satria Harmi, SastraInggris 2013 dan Adinda Syifa Negara, Sastra Arab 2014 Awalnya liat info di website Unpad, terus nyoba-nyoba aja ikut seleksi dan sayang aja gak memanfaatkan kerjasama Unpad dengan universitas lainnya. Kalo misal kagak kuliah di Unpad, belum tentu ada kemungkinan exchange bukan?� papar Rahmat. Menurut Rahmat yang kami temui, ia memang sering mengikuti seleksi untuk student exchange yang pertama di Riyyko dan tahun 2014 di Korea Selatan, dan belum ada yang lolos seleksi. . Berbeda dengan Adinda Syifa Negara, yang memang sudah mentargetkan semenjak SMA, ketika masuk kuliah akan mengikuti student exchange. “Aku emang suka Korea sih dari SMA, jadi udah cari informasi Universitas mana aja di Korea yang mengadakan student exchange� kata gadis yang biasa disapa Ara .
22
Kami dari redaksi punya tips dan trik buat teman-teman yang tertarik buat ikut seleksi student exchange keluar negeri. Beberapa persyaratannya adalah sebagai berikut:
#1
Kuasai Bahasa Internasional Kuasai bahasa Internasional, karena kemanapun tujuan Negaranya seleksinya selalu menggunakan Bahasa Inggris.
Aktif Mencari Informasi Aktif mencari informasi di website Unpad, rajin membaca mading, dan mencari informasi melalui akun-akun media sosial. Sekarang ini infoinfo student exchange bisa didapat dari media sosial seperti facebook, line, dlsb. tapi harus berhati-hati juga ya dalam menyaring informasi lewat jejaring sosial.
#3
#2
Public Speaking
Kemampuan menjawab pertanyaan dengan lantang (public speaking). Kemampuan ini sangat diperlukan ketika proses seleksi, karena salah satu seleksinya yaitu FGD (Forum Group Discussion) yang menjadi penilaian dari juri.
23
Pengetahuan Umum yang Luas Pengetahuan umum yang luas, karena materi yang disiapkan untuk proses seleksi penerimaan student exchange ini mencakup global dan berita yang sedang hangat
#4
diperbincangkan. Jadi harus sering-sering update berita ya teman-teman.
#5
Kemampuan Dana Kemampuan dana. Biasanya Universitas yang dituju memiliki syarat-syarat tentang pendanaan, dan Universitas pun hanya membiayai beberapa saja.
Biasanya dari penilaian dari tingkat Universitas, mahasiswa yang lolos seleksi ada peringkatnya masing-masing, dan setiap peringkat diberi persenan yang berbeda dari Universitas. Untuk pengalaman yang sudah-sudah, biasanya mahasiswa yang mengikuti program student exchange ini bekerjasama dengan sponsor apapun untuk mendapat biaya tambahan saat berada di luar negeri. Bagaimana? Tertarik? Mari cari kesempatan mulai dari sekarang, persiapkan kemampuan diri, dapatkan pengalaman menakjubkan dan buatlah bangga kedua orang tuamu, almamatermu, dan jangan lupa kenalkan kamu berasal dari mana. Karena negeri kita ini patut dikenal oleh masyarakat dunia. Reporter: Karina Audia
24
Komik
25
Jatinangor 26
Nongkrong Asik
di Jatinangor
Presentasi, nugas, rapat adalah aktivitas yang tidak asing bagi mahasiswa. Kegiatan yang hampir setiap hari dilakukan oleh mahasiswa ini merupakan kewajiban yang tidak bisa ditinggalkan. Bayangkan, mahasiswa setiap hari dituntut untukmenjalani rutinitas yang sama dengan kegiatan-kegiatan yang terkadang menguras energi dan pikiran. Tidak jarang, kita sebagai mahasiswa merasa jenuh dengan keseharian yang itu-itu saja. Oleh karena itu, mahasiswa memerlukan kegiatan lain untuk merelaksasi diri dari kepenatan kegiatan sehari-hari. Nongkrong, satu istilah yang sudah familiar di telinga kita. Nongkrong bisa menjadi alternatif kegiatan untuk menghilangkan rasa penat setelah seharian kuliah. Kegiatan santai ini biasanya dilakukan mahasiswa di waktu senggang. Nongkrong bisa dilakukan di mana saja, mulai dari kafe atau resto, hingga warung kopi pinggir jalan.
Beragam tempat makan tersedia mulai dari resto dan kafe yang menjual beragam jenis makanan hingga warung-warung pinggir jalan yang selalu ramai pengunjung. Lantas, tempat-tempat nongkrong mana saja diJatinangor yang recomended untuk dicoba? Kali ini Pena Budaya akan memberikan 4 rekomendasi tempat makan sekaligus tempat nongkrong yang ada di Jatinangor.
Che.co Cafe and Resto Che.co Cafe dan Resto berada di Jln. Raya Jatinangor no. 83 (seberang Griya). Kamu bisa menemukan beragam pilihan makanan yang disajikan dengan gaya fushion, mulai dari western, asian, sampai masakan Indonesia lengkap tersedia di sini. Interior tempat makan ini memang di desain senyaman mungkin supaya pengunjung betah berlama-lama nongkrong di sini. Selain Checo, di Jatinangor ada beberapa pilihan kafe dan resto lainnya yang bisa kamu jadikan tempat nongkrong, seperti Comfie Cafe, Zie Cafe, Gusto Cafe and Resto, Wake Up, Ngopi Doeloe, Giggle Box, dan masih banyak lagi.
Balista Sushi & Tea Untuk kamu, pecinta makanan khas Jepang seperti sushi, takoyaki, okonomiyaki, atau ramen, bisa coba datang ke Balista Sushi & Tea. Terletak di Jln. Caringin no. 20, tempat ini asik banget untuk nongkrong bareng temen-temen kamu. Berbeda dengan tempat makan di Jatinangor yang rata-rata kecil dengan kapasitas sedikit, Balista Sushi & Tea memiliki area yang luas dengan fasilitas outdoor dan indooryang bisa menampung banyak orang Minuman dan makanan yang disajikan di sini dibandrol dengan harga mulai dari 5000 – 45.000 rupiah. Bagi mahasiswa, memang harganya lumayan menguras kantong, tetapi sepadan dengan kenyamanan tempat yang ditawarkan.
27
Warung Spesial Sambal (SS) Siapa dari kamu yang hobi makan makanan pedas? Kamu wajib banget cobain beragam sambal yang ada di Warung Spesial Sambal (SS). Untuk sampai di warung makan yang terkenal dengan varian sambalnya ini, kamu bisa naik kendaraan pribadi atau naik angkot rute Gede Bage-Majalaya karena jaraknya yang cukup jauh dari Unpad. Di tempat makan ini, kamu bisa menemukan lebih dari 20 varian sambal, seperti sambal terasi matang, sambal gobal-gabul, sambal lombok ijo, dan masih banyak lagi. Untuk makanannya, di sini lengkap tersedia mulai dari lauk (ayam, lele, bebek, ikan pindang, babat, dll,) sayur (lalapan, sayur asem, pecel, cah kangkung, dll.), serta buah-buahan. Dengan 20.000-30.000 rupiah kamu bisa kenyang menyantap beragam jenis makanan dan minuman yang ada di sini. Warung Spesial Sambal buka dari jam 10 pagi – 10 malam.Jika tidak inginWL (waiting list) danbisa mendapatkan suasana nyaman, sebaiknya hindari jam-jam sibuk seperti jam makan siang atau jam makan malam.
Pecel Lele Suroboyo Mau makan pecel lele sambil ngobrol-ngobrol santai bareng teman-teman? Kalian bisa coba datang ke Pecel Lele Suroboyo yang berada di pertigaan Jln. Jatinangor (sebelum Jatos). Tak perlu khawatir kalau kalian ingin berlama-lama nongkrong di sini karena tempatnya luas dan nyaman, tidak seperti warung pecel lele pada umumnya. Beragam menu khas warung pecel lele lengkap tersedia di sini. Harga yang ditawarkan juga cukup murah. Dengan 12.000 rupiah kamu sudah bisa mendapatkan pecel lele lengkap dengan nasi, sambal, dan lalapan.
28
Komunitas
loka
tebu dan perpustakaan
M
ahasiswa dengan segudang kreatiďŹ tas tak henti-hentinya menciptakan ide-ide atau kegiatan- kegiatan menarik. Tidak harus muluk, kegiatan-kegiatan yang dilakukan bisa diwujudkan secara sederhana, namun memiliki manfaat bagi orang banyak. Itulah yang coba dilakukan olehLokatebu, salah satu komunitas yang meramaikan khazanah pekomunitasandi Fakultas IlmuBudaya UniversitasPadjadjaran. Lalu, seperti apa sih, Lokatebu ini? Kali ini Pena Budaya berkesempatan untuk ngobrol bareng dengan tiga pendiri Lokatebu, yakni Kelana, AM, dan Rizqi. Kalo kamu penasaran dengan komunitas ini dan mau tahu keseruan kegiatan mereka, berikut rangkuman perbincangan Pena Budaya dengan Lokatebu.
29
KATA LOKA DAN TEBU Komunitas Lokatebu digagas oleh tiga mahasiswa Sastra Indonesia Unpad dari tiga generasi berbeda, yaitu Kelana Wisnu M.(2015), Al Mukhlishiddin (2012), dan Muhammad Rizqi (2014).Lokatebu adalah komunitas mahasiswa yang berkegiatan di bidang baca dan tulis-menulis. Lokatebu diambil dari kata loka (tempat) dan tebu. Tebu adalah sesuatu yang manis, namun untuk mendapatkan rasa manis itu, kita harus memerasnya terlebih dahulu. Dengan kata lain, filosofi dari nama Lokatebu adalah kita harus bekerja keras sebelum mendapatkan hasil yang maksimal.“Nah, kita tuh inginnya komunitas ini seperti itu. Kita berusaha mati- matian memeras diri kita untuk merasakan manisnya itu,” ungkap ketiga pendiri Lokatebu. DARI KUMPUL SANTAI HINGGA PERPUSTAKAAN Lalu, kegiatan Lokatebu itu apa saja? Banyak! Mulai dari mengadakan acara bedah puisi, menulis spontan, hingga mengadakan perpustakaan.“Menulis spontan itu maksudnya kita kumpul bareng, disitu kita nentuin satu topik terus kita nulis selama 15 menit, kemudian kita bacain,”jelas Al Mukhlishiddin atau yang biasa disapa AM. “Kalau ngumpul kita bahas semua hal, ya mungkin misalnya ada topik yang lagi hangat dibicarakan, kita juga membicarakan tetapi tidak dengan atmosfer yang mengerikan, kita bawa santai,” tambah Rizqi. Selain kegiatan-kegiatan tersebut, Lokatebu juga rutin menerbitkan zine setiap dua minggu sekali. Tema yang diangkat di setiap zine berbeda- beda. Salah satu topik yang pernah diangkat adalah tentang percintaan yang terinspirasi dari Cupatkai, “Derita Cinta Tiada Akhir”. “SEKALI DUDUK TAMAT” DAN “BACA SAMPAI AMBEIEN” Kalian sering lihat setiap hari Rabu ada yang rutin menggelar perpustakaan di Teras Abu? Ya, kegiatan perpustakaan ini merupakan salah satu kegiatan yang digagas Lokatebu.Alasandibalikhadirnyaperpus takaan ini karena anggota Lokatebu merasa perpustakaan konvensional biasanya tidak ada interaksi antara peminjam dengan pustakawan. Pembaca mencari buku yang diinginkan, kemudian meminjam untuk dibaca di rumah. Akhirnya, perpustakaan tidak akan mendapat apa-apa selain tambahan uang. Informasi yang didapatkan peminjam pun terbatas hanya berasal dari buku saja.“Kita ingin ada interaksi. Kita ingin ada timbal balik antara si peminjam dengan kitanya,” jelas tiga mahasiswa ini.
31
Buku-buku yang ada di Perpustakaan Lokatebu beragam. Rizqi menjelaskan jika buku-buku di perpustakaan ini dibagi menjadi dua kategori, “pembagian buku di kita ini ada dua. Yang pertama itu 'sekali duduk tamat' dan yang kedua itu 'baca sampai ambeien'”. Kategori pertama, “sekali duduk tamat”, adalah buku-buku ringan yang tidak memakan waktu lama untuk membacanya, misalnya komik. Sedangkan ketegori kedua, “baca sampai ambeien”, adalah buku-buku yang tebal dan perlu waktu lama untuk membacanya. MAU PINJAM BUKU? KAMI SIAP ANTAR! Bukan hanya bisa di baca di tempat, buku-buku yang ada di Perpustakaan Lokatebu ini bisa dipinjam dan dibawa pulang.Untuk sistem peminjamannya juga nggak ribet. Kalau kamu mau pinjam buku di sini, kamu bisa cek dulu katalog yang ada di official account Lokatebu, atau langsung datang pada hari Rabu saat perpustakaan di gelar. Kamu hanya perlu mengisi data diri dan yang paling penting, kamu bisa pinjam buku-buku ini tanpa dipungut biaya, alias gratis.Pelayanan lain yang menurut Pena Budaya paling asik adalah kalau kita ingin pinjam buku, tapi susah cari waktu untuk bertemu dengan Lokatebu, selama masih berdomisili di Jatinangor, mereka bisa mengantarkan buku yang akan dipinjam ke ke rumah atau tempat kost. LOKATEBU DI MEDIA SOSIAL Selain aktif dengan segudang kegiatan seru, Lokatebu juga aktif di media sosial. Komunitas ini rajin mengunggah video-video di youtube dengan konten yang beragam, seperti ulasan ringan dari pembaca, pembacaan puisi, atau liputan acara. Selain youtube, Lokatebu juga memanfaatkan media sosial soundcloud untuk mengunggah musikalisasi puisi dan rencananya akan mengunggah audio book. Kalau kamu suka memantau official account Lokatebu, pasti sudah tidak asing dengan beragam puisi dari sastrawan besar yang dipelesetkan menjadi candaan-candaan yang menghibur. Akun media sosial Lokatebu terbilang lengkap. Setelah tadi ada youtube, soundcloud, dan official line, Lokatebu juga memiliki blog, facebook, dan instagram. Nah, kalau kalian tertarik mengikuti keseruan Lokatebu, kalian bisa pantau terus akun-akun official yang dimiliki Lokatebu. Rasanya seru sekali berbincang dengan Lokatebu. Selain bisa menambah pengetahuan baru, Pena Budaya juga diajak tertawa dengan candaan-candaan yang sesekali dilontarkan selama wawancara.“Jadi, nanti kalau mahasiswa sudah datang di Lokatebu dan baca buku dan majalahnya, mereka tidak akan tuna wacana, terus tidak akan tuna humor, tapi mereka akan menjadi tuna realita,” ujar Kelana sambil tertawa. Web lokatebu.wordpress.com
Perpustakaan Lokatebu
32
@mkd2518o
Perpustakaan Lokatebu
lokatebu
Feature
dibalik indahnya jembatan
cincin
M
ungkin kalian yang tinggal atau indekos di daerah Jatinangor sudah tidak asing lagi dengan jembatan yang bernama Cincin. Jembatan yang bentuknya sangat unik tersebut terlihat indah
karena di kelilingi oleh persawahan yang begitu asri, tanpa lupa pula beberapa gunung yang terlihat hijau. Saya mengangkat certia ini menjadi sebuah tulisan bukan tanpa alasan. Mungkin kalian mengira kalau jembatan ini indah, namun ada beberapa mitos yang membuat saya terkejut. Hingga akhirnya saya termotivasi untuk mengangkatnya menjadi sebuah tulisan.
33
Jembatan Cincin terletak di daerah Jatinangor Kabupaten Sumedang, jembatan tersebut menghubungkan daerah Cikuda dan Cisaladah. Memiliki bentuk arsitektur khas Belanda, dengan bagian dinding jembatan melengkung-lengkung seperti cincin. Hal tersebut adalah alasan penamaan jembatan tersebut oleh warga sekitar. Sejarah Jembatan Cincin dimulai saat pembangunannya pada tahun 1918 hingga 1942. Jembatan tersebut dibangun pada saat Indonesia dijajah oleh Belanda. Alasan Belanda membangun Jembatan Cincin adalah untuk dijadikan rel kereta api. Sementara tujuan rel kereta akan dijadikan sebagai pengangkut hasil temuan berkebun oleh Belanda. Sangat mengenaskan memang, karena tanah di Jembatan Cincin ini diklaim paksa oleh Belanda, dan warga sekitar sebagai warga yang berada di bawah jajahan Belanda hanya bisa pasrah. Namun, warga sekitar memberi tuntutan Belanda untuk tidak mengganggu kompleks pemakaman yang sekarang terletak persis di bawah jembatan. Akhirnya pihak Belanda setuju, dan dibangunlah jembatan tersebut Di balik indahnya pemandangan Jembatan Cincin, tersimpan mitos-mitos yang beredar. Baik itu di kalangan warga sekitar atau pun di kalangan penduduk pendatang, seperti mahasiswa yang banyak tinggal di sekitar Jembatan Cincin. Mungkin saja satu alasan karena jembatan tersebut terletak di dekat pemakaman umum, hingga banyak misteri yang bermunculan. Seiring berjalannya waktu, mitos tersebut sampai ke telinga khalayak luas. Tidak lain karena mitos yang beredar pun sangat menarik dan patut untuk diketahui kebenarannya. Mitos yang pertama adalah adanya leluhur atau sesepuh yang bernama Mbah Jambrong. Masyarakat sekitar mempercayai bahwa Mbah Jambrong tidak hanya singgah di sekitar Jembatan Cincin, melainkan menjadi penunggu dan penjaga. Konon katanya, Mbah Jambrong adalah sesepuh yang pernah hidup pada zaman Belanda. Cerita beredar kalau Mbah Jambrong yang tinggal di daerah Jembatan Cincin mengetahui bagaimana pembangunan Jembatan Cincin yang menelan banyak korban jiwa. Mbah Jambrong pula adalah sosok yang disegani oleh masyarakat sekitar, ia juga dikenal sebagai pembela kebenaran.
Pada saat akan dibangunnya Jembatan Cincin, Mbah Jambrong ikut mempertahankan agar jembatan tersebut tidak jadi dibangun. Namun, dikarenakan saat itu Belanda menguasai Indonesia, maka Mbah Jambrong hanya bisa menerima keputusan Belanda seperti masyarakat lainnya. Ia tidak memberontak atau memerangi Belanda. Mbah Jambrong menjadi orang yang tetap tinggal di daerah tersebut hingga dia meninggal. Konon setelah meninggal Mbah Jambrong menjadi penunggu di Jembatan Cincin.
35
Mbah Jambrong tidak pernah mengganggu setiap orang yang melewati Jembatan Cincin, dia hanya akan mencelakai setiap orang yang melintas apabila orang tersebut mempunyai maksud yang buruk. Jika kita berniat buruk, Mbah Jambrong akan masuk ke tubuh kita, lalu menyuruh atau memengaruhi otak kita untuk bunuh diri. Sangat mengerikan sekali jika betul Mbah Jambrong bisa masuk ke pikiran kita. Begitulah cerita yang beredar mengenai Mbah yang sudah menjadi sesepuh Jembatan Cincin. Maka dari itu, jangan melintas di Jembatan Cincin dengan maksud yang tidak baik. Tidak hanya Mbah Jambrong, Jembatan Cincin yang indah tenyata memiliki banyak misteri. Misteri selanjutnya adalah adanya siluman yang sering menganggu setiap orang. Bagi orang yang melewati Jembatan Cincin, siluman tersebut dipercayai bisa berubah wujud. Entah itu menjadi binatang, seperti seekor anjing atau kucing. Atau menjadi seorang wanita yang memakai baju merah dengan rambut di kepang seperti gadis desa. Atau lain pula menjadi seorang kakek-kakek. Konon dulu sering sekali orang-orang yang melintasi Jembatan Cincin melihat penampakan siluman tersebut, katanya mereka melihat seekor kucing yang lama-lama mendekat, namun setelah mendekat kucing tersebut berubah wujud semakin besar dan menyerupai monster. Ada juga yang sering melihat kakek-kakek dengan pakaian lusuh sedang berdiri di ujung jembatan dekat jalan pemakaman umum yang bila kita melewatinya dia akan berkata bahwa dia adalah penjaga pemakaman umum, padahal pemakaman umum tersebut di ketahui tidak ada yang menjaga. Sungguh sangat mengerikan. Dua mitos mengenai Jembatan Cincin sudah membuktikan betapa mengerikannya jembatan yang terlihat indah tersebut. Tidak hanya itu, karena masih ada satu fakta lagi yang tidak kalah mengerikan, yaitu banyak orang yang membuang bayi di jembatan cincin. Diketahui pernah tiga kali ditemukan bayi yang sudah meninggal dunia berada di bawah jembatan, ada juga orang yang bunuh diri atau pun dibunuh di Jembatan Cincin. Seperti kejadian kurang lebih 8 tahun lalu, saat itu ditemukan sesosok mayat perempuan yang diketahui tinggal di daerah sekitar Jembatan Cincin, perempuan tersebut diduga diperkosa dan dibunuh oleh banyak orang.Keadaan mayat tersebut sangat mengerikan dengan banyaknya sayatan di sekujur tubuhnya. Kejadian tersebut sangat menghebohkan, hingga berdampak pada masyarakat jarang sekali melintasi Jembatan Cincin saat malam hari hingga beberapa bulan.
36
Terlepas dari benar tidaknya mitos dan cerita yang beredar, Jembatan Cincin tetaplah tempat bersejarah yang sudah selayaknya kita jaga dan lestarikan. Jangan takut melewati jembatan tersebut karena sekarang saat malam pun banyak lampu penerangan. Juga telah dibangun apartemen yang letaknya di sebelah Jembatan Cincin, sehingga Jembatan Cincin tidak sepi seperti beberapa tahun yang lalu. Jangan takut pula denagan mitos yang beredar. Kembali lagi pada diri kita sendiri ingin percaya atau tidak yang penting jangan ada maksud yang tidak baik bila kita melewati jembatan tersebut. Semoga dengan tulisan tentang Jembatan Cincin ini dapat menambah pengetahuan kalian sebagai pembaca, dan semoga bermanfaat. (TY)
37
Sinema
memahasiswakan
mahasiswa lewat film “gie�
oleh: m.febri ramadhan (ilmu sejarah 2013) Sutradara
: Riri Riza
Produser
: Mira Lesmana
Penulis
: Riri Riza
Distributor
: Sinemart Pictures
Tahun Rilis
: 2005
Pemain : Nicholas Saputra, Lukman Sardi, Indra Birowo, Sita Nursanti, Wulan Guritno Durasi
: 147 menit Memasuki milenium baru, tidak banyak ďŹ lm yang bercerita tentang mahasiswa.
Mahasiswa dalam arti sebenarnya.Mahasiswa yang kritis dan mempunyai kepekaaan terhadap permasalahan sosial, ekonomi, dan politik di negeri ini. Gie adalah salah satunya -
38
Film yang bercerita tentang tokoh utama yang bernama Soe Hok Gie ini, sedikit banyak memberi gambaran tentang kondisi mahasiswa di penghujung masa kekuasaan Orde Lama. Secara garis besar ďŹ lm ini bercerita tentang kehidupan Soe Hok Gie, mulai dari anak-anak hingga kematiannya. Ketika berada di sekolah dasar, Soe Hok Gie sudah digambarkan sebagai anak yang kritis dan selalu lantang mengemukakan ketidaksetujuannya terhadap sesuatu. Hal ini pun yang sempat menimbulkan masalah, ketika dia berbeda paham dengan salah satu gurunya yang kemudian menyebabkan nilainya dikurangi. Padahal nilai yang dia dapat awalnya cukup baik. Hingga pada akhirnya dia memutuskan untuk pindah sekolah. Selama aktif sebagai mahasiswa di Jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Indonesia, Soe Hok Gie aktif di kelompok pendaki gunung dan pecinta alam yang dibentuk oleh dia dan teman-temannya. Kelompok itu dinamai Mahasiswa Pecinta Alam atau Mapala. Mapala yang didirikan pada November 1964 menjadi satu wadah yang juga dimanfaatkan Soe Hok Gie untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti diskusi ďŹ lm dan diskusi tentang isu-isu kebijakan pemerintah pada saat itu. Soe Hok Gie yang memiliki hobi membaca, terutama buku-buku sastra dunia dan buku-buku yang membahas tentang idealisme-idealisme tokoh dunia, menjadi sangat aktif menulis di beberapa surat kabar. Tulisannya yang bernada perubahan banyak menarik perhatian orang-orang yang membacanya. Tidak terkecuali Sumitro, seorang tokoh sosialis yang pada saat itu sampai mengasingkan diri ke luar negeri karena manifesto politiknya-
39
-dianggap tidak sejalan dengan pemerintahan yang sedang berkuasa. Sumitro mengajak Soe Hok Gie untuk ikut berkampanye tentang gerakan bawah tanah. Lewat tulisan-tulisannya, Soe Hok Gie diharapkan bisa membangun opini publik tentang kecenderungan situasi politik saat itu. Salah satu hal yang diangkat dalam ďŹ lm ini adalah persaingan yang terjadi antara PKI dengan pihak militer. Soe Hok Gie menganggap hal ini sudah menjadi hal yang tidak wajar dan mengisyaratkan bahwa cepat atau lambat akan terjadi hal yang buruk di antara kedua kubu ini. Keberpihakan Soekarno pada PKI turut mengundang perhatiannya. Soe Hok Gie menganggap, sebagai seorang pemimpin tidak seharusnya Soekarno menunjukkan keberpihakan seperti itu. Soe Hok Gie yang kental dengan idealisme, pada awalnya sangat menjaga diri untuk tidak terlibat langsung dalam politik praktis. Namun, kondisi kampus yang mulai tidak stabil, yang dibuktikan oleh keterlibatan pihak fakultas untuk mendukung penguasa saat itu. Padahal menurutnya, sebagai lembaga pendidikan, kampus tidak selayaknya memihak kepada satu atau dua pihak. Maka dengan alasan itu, Soe Hok Gie menyarankan temannya yang sekaligus seniornya untuk maju dalam pemilihan ketua senat fakultas. Setelah saat itu, Soe Hok Gie mulai aktif dalam berbagai demonstrasi untuk menentang kebijakan pemerintah Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah kebijakan demokrasi terpimpin Soe Hok Gie menganggap sistem ini justru-
40
-mencederai hakikat demokrasi yang sebenarnya. Pengangkatan Presiden Soekarno sebagai presiden seumur hidup menurutnya menjadi bukti kediktatoran sang proklamator itu. Soe Hok Gie menganggap Soekarno dan seluruh pejuang pra kemerdekaan adalah hasil didikan Hindia Belanda, jadi sudah selayaknya diganti karena sudah tidak relevan untuk memimpin negeri ini lagi. Hingga pada akhirnya melalui peristiwa G30S, pemerintahan Orde Lama jatuh dan diambil alih oleh pihak militer. Ternyata hal ini pun tidak lantas membuat Soe Hok Gie senang. Menurutnya, pemerintahan yang dipegang oleh militer tidak ada bedanya dengan pemerintahan sebelumnya. Ditambah lagi orang-orang yang sebelumnya aktif turun ke jalan bersamanya, malah masuk ke pemerintahan dan tidak jarang dari mereka yang kehilangan idealismenya. Terlepas dari segala kepentingan politik, apa yang dilakukan oleh mahasiswa pada era Soe Hok Gie memberikan bukti bahwa mahasiswa sampai kapanpun akan selalu memiliki pengaruh yang besar dalam arus perpolitikan negeri ini. Bukti ini semakin kuat ketika sejarah berulang. Ketika reformasi yang di galang oleh hampir seluruh mahasiswa di Indonesia berhasil menggulingkan kekuasaan 32 tahun Soeharto. Mahasiswa dengan idealismenya ternyata mampu memberikan jawaban untuk permasalahan yang dialami bangsa ini Memang zamannya sudah berbeda. Namun, permasalahan dan isu-isu yang berkembang di negeri ini tetaplah sama. Korupsi, ketidaktransparanan, kesejahteraan, pembangunan yang tidak merata, dan masih banyak lagi.Apa yang paling bisa dicontoh dari sosok Soe Hok Gie adalah kepekaannya terhadap permasalahan-permasalahan itu. Sudah saatnya mahasiswa berlaku seperti layaknya mahasiswa Soe Hok Gie memang sudah tutup usia pada 16 Desember 1969, tepat satu hari sebelum hari ulang tahunnya di pendakian menuju puncak gunung Semeru. Namun, namanya sampai kapanpun akan selalu menjadi panutan bagi orang-orang yang mengidolakannya, mengidolakan pemikirannya. Semoga kita semua mahasiswa yang dituntut untuk cepat lulus, masih sempat memberikan sesuatu untuk negeri ini.
soe hok gie 1942-1969
41
Cerpen
Perempuan Berkacamata yang Ditinggal Mati Seorang Lelaki Muda Oleh: Robi Afrizan Saputra (Sastra Indonesia 2014)
S
ebenarnya, jika kisah-kisah pertemuan itu kembali dibuka lebar-lebar, tak akan sanggup hatinya menahan rindu. Tak akan sanggup jiwanya mengingat kembali masa-masa itu. Semua itu, ungkapnya pada suatu malam, biarlah tenggelam bersama mutiara. Biarkan terbang bersama burung-burung. Biarkan menyelinap di antara pohon-pohon. Biarkan melayang bersama awan. Biarkan pergi tanpa bunyi layaknya hujan di pagi hari. “Kau tahu apa rasanya rindu?� Ia tiba-tiba bertanya dan memalingkan wajah ke tepi sebuah jendela. Perempuan itu hanya melirik, kemudian menunduk dan membisu. Wajahnya datar. Mungkin ia juga merasakan apa yang sedang dirasakan oleh lelaki di tepi jendela itu. Namun ia tak bisa berbicara. Mulutnya seolah terkunci. Lidahnya kaku. Lisannya membisu. Suaranya pun membeku. “Kau tahu apa rasanya pergi tanpa kabar, hilang tanpa berita, dan lenyap tanpa suara?� Kembali lelaki itu bertanya dengan wajah yang tak biasa. Raut keningnya bergaris tiga. Seolah ia bertanya serius dan meminta sebuah jawaban.
43
Namun, perempuan berkacamata itu hanya melirik agak lama, kemudian menunduk saat lelaki itu kembali menatap matanya. Ia lagi-lagi bungkam. Sepertinya ia akan menjawab. Namun, pikirnya, jika dijawab pasti tak akan henti pembicaraan di sudut ruangan dekat jendela itu. Bisabisa mereka akan berdebat panjang hingga esok pagi. Lagi-lagi, perempuan itu masih memilih untuk membisu. “Kau tahu?” Singkat tanya lelaki muda.Perempuan itu seketika menggeleng. “Sebenarnya, jika kuceritakan hari ini, apakah kau sanggup untuk mendengarkannya?” Ia terlihat menimbang. Kemudian mengangguk. Lagi-lagi belum bersuara. “Jika aku ceritakan, apakah lisan kau akan berucap?”Ia mengangguk. “Baik, tapi tunggu sebentar.” Kemudian lelaki itu pergi ke belakang. Meninggalkan perempuan berkacamata yang duduk di tepi sebuah jendela sendirian. Ia mengambil sebuah mangkuk dan segelas kopi tanpa gula. “Coba kau lihat bulan purnama itu, Sayang” lelaki muda memegang pundak perempuan berkacamata yang masih membisu. Mengusap rambutnya yang hitam legam sebahu. Mereka sama-sama menatap langit malam. Perempuan berkacamata melihat sambil duduk di sebuah kursi tua sedangkan lelaki muda menatap dari sebuah tepi jendela. “Indah, bukan?” Puji lelaki pada purnama. Perempuan berkacamata sedikit tersenyum Kemudian wajahnya kembali-
44
datar. “Bagaimana mungkin aku akan bercerita sedangkan kau sama sekali tak bersuara!” Tetap saja. Sama seperti awalnya. Hanya mata perempuan berkacamata itu yang seolah ingin bersuara. Berbinar. Bersinar. Namun mulutnya tetap saja masih terkunci rapat. “Coba kau teguk dulu kopi ini. Spesial kuracik untukmu tanpa gula, Sayang.” Wajahnya memerah. Namun masih saja tak bersuara. Perempuan berkacamata itu pergi meninggalkan kursi tua dan berjalan tanpa pamit dari seorang lelaki muda di sebuah tepi jendela. Begitu pun dengan lelaki muda itu. Ia pergi tanpa pamit selamanya setelah perempuan berkacamata itu meninggalkannya. Bruk! Kaca itu pecah. Berderai dan berdarah.
Puisi
Bertandang e Rumahmu
Kubawakan sebalangga abu
Oleh: Riswanto (Sastra Indonesia 2015)
Dengan belanga berisi abu, kuhaturkan padamu persembahan Kubilang, Yang tersisa untuk keturunan, hanya ini. Kamu tersenyum prihatin Lalu tiba-tiba aku ingin buta, sebab tak ada yang bisa diperbaiki dari bumi yang diperkosa Sebab kamu seolah lupa, pada deru pembangkit belantara debu dan jejak-jejak roda dan mesin penggiling batu yang mengeluarkan tinja yang tak bau Dan deru itu tambah menderu, membuat suara dari jendela-jendela rumah kayu menjadi semacam bisikan arwah yang meminta sepetak tanah untuk menguburkan jenazah Tapi kini kubawa ke hadapanmu, sejumput abu meski kamu tak meminta. Sebab kamu tak menyangka mesin-mesin itu adalah krematorium yang menguapkan merah darah, juga meleburkan putih tulang juga jiwa-jiwa yang resah yang tak punya pengaduan Kuserahkan sejumput abu seremah tanah, padamu sebagai sisa-sisa kehidupan Terserah padamu, ingin ditabur di pantai atau di kali 01/04/2016
45
?
Empunya Siapa Oleh: Dzikry Maulana
(Sas a Indonesia 2015)
Takdir membantu menerka Untung aku tak terlahir diantartika atau juga di afrika Sejak dulu, aku bersyukur tak terlahir seperti mereka yang tinggal disana Ternyata rasa syukur tidak menyenangkan Malah berbanding terbalik dengan kenyataan Baiklah, Aku jelaskan ini
AKU : KAYA Samudera sekalipun, rela ku beli Lautanku, kolam susu tempat bayi-bayi menyusu dan tak pernah habis Alamku, Tempat burung-burung bergurau Yang bahkan dijadikan surau Tanahku, adalah bak sebuah anak gadis Terawat, indah dan masih perawan AKU: MASIH KAYA Lautan yang berlinang, kini telah dirampas demi utang Alam yang sangat ideal, kini telah dieksplor bangsa tak bermoral Tanah yang bahkan kutapak sudah diambil alih oleh bangsa tak beradab
46
sudah diambil alih oleh bangsa tak beradab AKU : MISKIN Saat ini, tinggal sisa sisa dahan Yang keropos di makan rayap Saat ini, tinggal sisa sisa lautan Yang bercucuran berganti keringat Saat ini, Andai aku terbang ke afrika atau antartika!
47
Suka? Pengen Tau Lebih Lanjut?
Temuin Kita di: www.penabudaya.com