slide traktus urogenital betina

Page 1

PATOLOGI SISTEMIK II ((KRP 442))

Patologi Alat Reproduksi p Prof. Bambang Pontjo Priosoeryanto, drh, MS, Ph.D., APVet. Dr Drh. Dr. Drh Eva Harlina, Harlina MSi., MSi APVet. APVet

Bagian Patologi

Departemen Klinik, Klinik Reproduksi & Patologi Fakultas Kedokteran Hewan - IPB Jalan Agatis, Kampus IPB Darmaga, BOGOR-16680.


ALAT KELAMIN BETINA Dibagi menjadi 2 : a. Primer

: Ovary  Ova dan Hormon

b. Sekunder

: Oviduct

 Uterus Cervix Vagina Vulva

c. Tambahan

: Kelenjar ambing Bagian Patologi, FKH-IPB



Alat reproduksi betina sangat berkaitan erat dengan HORMON

Kelenjar Pituitari • FSH : Merangsang folikel menjadi matang • LH : Corpus luteum (Ovulasi) • Prolactin Progesteron (Menghambat sel telur lain menjadi matang & persiapan uterus menerima ovum

Ovary • FSH : Folikel F lik l matang t  Estrogen  Berahi • Ovulasi dirangsang oleh estrogen Bagian Patologi, FKH-IPB


 Alat kelamin mamalia betina mengalami perubahan berirama yang disebut Siklus Estrus  Perubahan makroskopis Merah Bengkak Berlendir

3B

 Perubahan Mikroskopis  Biopsi

Bagian Patologi, FKH-IPB


ANOMALI ALAT KELAMIN BETINA 1.

Agenenis ovary, salpinx, salpinx uterus dan

vagina tidak terbentuk

2. Atresia At i & Stenosis St i Cervix C i pada sapi  akibat radang yang sembuh

Bagian Patologi, FKH-IPB


3.

At esia Vagina Hymenalis Atresia H menalis Lubang vagina berakhir sebagai

kantong buntu

Kausa : Hymen yang salah bentuk Hymen yang terlalu tebal

Bagian Patologi, FKH-IPB


ANOMALI


4. Hipoplasia biseksualis freemartin • •

Kembar lain jenis kelamin : Al t kelamin Alat k l i jantan j t tidak tid k berubah b b h

Alat kelamin luar betina seperti normal, tapi uterus tidak ada/sebesar lidi •

Ovary kecil

Penyebab: Peredaran darah janin saling berhubungan  jjantan berkembang g lebih dulu

Bagian Patologi, FKH-IPB


ANOMALI

A


5. Uterus duplex p • • •

Uterus terbagi dua

Uterus bicolis ((cervix ganda) g )

Kista bawaan  dinding serosa tanduk uterus

6. Hermafrodit •

Kedua ciri jantan & betina terdapat pada satu hewan

Punya testis & ovarium

Pembentukan kloaka/anus – vulva – vagina pada hewan besar betina  feces & urine keluar dari satu lubang, seperti pada unggas Bagian Patologi, FKH-IPB


ANOMALI


ANOMALI


ANOMALI

Clitoral enlargement, dog. Note the formation of a bifid scrotum vebtral to the vulva


OVARI


KELAINAN ENDOKRIN Cystic ovary Si tik folikuler Sistik f lik l ď ą Umum pada hewan sapi, babi dan anjing ď ą Mikroskopis: Sulit dibedakan dengan folikel normal yang mulai berkembang /mulai regresi ď ą Umumnya tidak mengandung ovum dan dilapisi oleh beberapa lapis epitel /oleh lapisan granulosa normal atau yang mengalami degenerasi Bagian Patologi, FKH-IPB


ANOMALI


ANOMALI


• Sistik lutein/sistik corpora lutea  Beda dengan sistik folikuler dari dinding ki kistanya yang luteinized l i i d (mengandung ( d banyak lemak dan dipenuhi granulosa luteal cell serta sedikit theca luteal cell  Patogenesis: Belum diketahui, diduga akibat kib t fungsi f i pituitary it it yang abnormal b l

• Sistik Endometrial Berkembang dari jaringan ectopic endometrium Bagian Patologi, FKH-IPB


ANOMALI OVARI


•

Sistik Inclusion - Berkembang dari bagian kecil permukaan ovary pada lapis epitel akibat ovulasi - Sistiknya kecil & dilapisi oleh selapis epitel pipih - Umum pada hewan dewasa

•

Sistik Dermoid

- Berkaitan dengan tumor teratoma yang t j di di ovarii terjadi - Mudah didiagnosis karena adanya rambut (umumnya dalam cyst terdapat rambut) Bagian Patologi, FKH-IPB


•

Sistik Parovarian Pa o a ian - Umum pada sapi

- Menempel M l pada d mesovari/mesosalpinx i/ l i - Cyst dilapisi oleh epitel kuboid, epitel pipih atau epitel kolumnar sederhana -

Berkembang dari segmen vestigial embryonic y yyang g berdilatasi wolffian body -

-

Disebut juga sistik hydatid dari Morgagni

Pada herbivora dapat p dirancukan dengan g sistik dari Taenia hydatigena ďƒ¨ bedanya ada scolex pada cacing Taenia hydatigena

Bagian Patologi, FKH-IPB


ANOMALI OVARI


TUMOR-TUMOR TUMOR TUMOR OVARI Dapat berasal dari : - Epitel p p permukaan - Elemen granulosa & Theca cell dari folikel - Primordial germ cells - Stroma/ Pengikat Bagian Patologi, FKH-IPB


1. Epitel Permukaan Termasuk jjenis : - Adenoma - Adenokarsinoma - Cyst Adenoma - Cyst y adenokarsinoma

Bagian Patologi, FKH-IPB

Umum pada anjing j g


Cyst-adenoma & Cyst-adenokarsinoma 1. Terdiri dari rongga kecil s/d besar yang dilapisi oleh selapis sel epitel 2. Jenis sel epitel - Kuboid atau panjang - Kolumnar 3. Larutan/cairan siste : Sereus/albuminous atau gabungan mucin dari sel Goblet 4. Bentuk lain dapat berupa papillary yang mengarah ke lumen siste dan disebut : papillary atau papilliferous cyst-adenoma/ adenocarcinoma 5. Tipe ini cenderung menjadi malignan & sering diikuti dengan adanya Peritoneal implantasi Bagian Patologi, FKH-IPB


• Tipe tumor lain yang kadang ditemukan adalah solid adenoma/ adenokarsinoma • HP: Terdiri dari sel-sel epitel kuboid yang pendek dengan susunan/pola CORD, TUBUL-TUBUL, KUMPULAN/GUMPALAN KECIL & ASINER serta LEMBARAN yang MERATA Bagian Patologi, FKH-IPB


2. Granulosa cell Tumor 1. Berasal dari granulosa & Theca窶田ell pada ovari 2. Umum terjadi pada semua hewan & sangat sering pada sapii & k kuda d HP : Terdiri dari sejumlah massa sel epitel dengan bentuk bulat, inti di tengah & sitoplasma yang jelas. Bentuk/ gambaran lain yang bisa ditemui adalah : 1. Berisi cairan 2. Bulat dengan ruangan kosong & mirip dengan Grafian folikel. 3 ATAU dapat berbentuk ROSETTE (Sejumlah kecil sel 3. berkelompok secara radial pada ruang kosong, umumnya terbentuk massa spherical eosinofilik yang kecil yang disebut Call-Exner Body.

Bagian Patologi, FKH-IPB


PA 1. Granulosa cell tumor biasanya b b t k bulat berbentuk b l t & berkapsul b k l halus dengan berat dapat mencapai beberapa kg serta melekat pada ovari 2 Bidang sa 2. sayatan atan berwarna be a na kekuningan/yellowish

Bagian Patologi, FKH-IPB


TUMOR OVARI


TUMOR OVARI

Multiple fluid-filled cyst and solid areas have caused the dramatic ovarian enlargement. Granulosa cell tumors are part of the group of neoplasms known as gonadal stromal tumors.


TUMOR OVARI


TUMOR OVARI


TUMOR OVARI


UTERUS


UTERUS •

A Anomali li Kongenital K i l - Sering pada sapi & babi - Jenisnya : - Agenesis - Hypoplasia - Uterus unicornis /hemi uterus ďƒ¨ satu tanduk uterus t tid tidakk ada d

Bagian Patologi, FKH-IPB


ANOMALI UTERUS


• Hipertrofi & Hiperplasia - Hipertrofi  akibat stimulasi hormonal yang berkepanjangan progesteron  pseudo-pregnancy

- Hipertrofi pada myometrium & endometrium - Kelenjar pada endometrium menjadi: dilatasi  biasanya terbentuk sistik yang disebut sistik g glandular hiperplasia/ p p sistik endometrial hiperplasia

Bagian Patologi, FKH-IPB


ANOMALI MAYOR


• Torsio Uteri - Biasa terjadi pada uterus yang bunting atau pada d pyometra t ďƒ¨ yang berisi b i i

- Pada tempat pemutaran terjadi cincin anemis, biasanya di caudal cervix - Biasanya disertai keluarnya cairan dan darah pada lumen uterus & rongga perut ďƒ¨ peritonitis - Biasanya torsio ini diikuti dengan robeknya alat penggantung

Bagian Patologi, FKH-IPB


Ruptura Uteri o Umumnya terjadi akibat trauma, namun dapat juga karena kontraksi yang hebat, o Misal : jika cervix tetap tertutup ketika akan partus. o Jika tidak ada infeksi sekunder  akan lekas sembuh b h o Jika berlanjut  menyebabkan peritonitis •

Metrorhagia o Perdarahan setelah hewan partus o Jika perdarahan hebat  hewan dapat mati karena kehabisan darah Bagian Patologi, FKH-IPB


RADANG PADA UTERUS Terminologi peradangan pada uterus secara keseluruhan disebut METRITIS Yang lebih ringan & mengenai lapisan mukosa k disebut di b t ENDOMETRITIS Bagian Patologi, FKH-IPB


PEMBAGIAN RADANG UTERUS ENDOMETRITIS

Radang dangkal pada lapisan mukosa dan propria mukosa (uterus tidak punya sub-mukosa)

METRITIS

Radang meluas hingga lapisan muskularis

PERIMETRITIS

Mengenai lapisan serosa dan subserosa

PARAMETRITIS

Peradangan bukan saja pada uterus tapi juga alat penggantungnya Bagian Patologi, FKH-IPB


PYOMETRA PADA ANJING ENDOMETRITIS

Mudah terjadi sesudah hewan berahi

Ada pengaruh hormonal :  Estrogen  leukosit berkurang  kekebalan lokal menurun  kuman-kuman normal menjadi patogen  misal E. coli Secara Eksperimental telah dibuktikan pada babi, marmot dan anjing dengan suntikan estrogen be kali kali berkali-kali Bagian Patologi, FKH-IPB


GAMBARAN PA PYOMETRA  Kedua tanduk uterus terlihat berisi dan mencolok  Selaput lendir kasar & dinding menebal, jika sudah parah dinding menipis dan mukosa licin gundul nekrotik hebat

Bagian Patologi, FKH-IPB


GAMBARAN HP PYOMETRA •

Epitel penutup pada beberapa tempat meninggi/liferasi

• • •

Sel-sel berdegenerasi Erosi/Ulkus Infiltrasi sel sel-sel sel radang bundar termasuk sel plasma, eosinofilik, leukosit polimorf Endapan fibrin pada lumen Sel-sel otot biasanya membengkak karena degenerasi hyalin Pembendungan g

• • •

Endometritis kronis dapat kembali menjadi akut yang biasanya bersifat LETHAL  Eksarsebasi Akut Bagian Patologi, FKH-IPB


RADANG UTERUS


RADANG UTERUS


NON RADANG UTERUS


NON RADANG UTERUS


NON RADANG UTERUS


NON RADANG UTERUS


NEOPLASMA Pada UTERUS U US & S SERVIKS S 1.Polyps Suatu massa yang kasar ďƒ¨ terdiri dari kelenjar endometrial yang dilapisi oleh epitel kolumnar dan jaringan ikat Tumor yang jarang, jarang ditemukan pada kucing, rodensia dan manusia

Bagian Patologi, FKH-IPB


NON RADANG UTERUS


2 Adenokarsinoma 2.

- Umum pada sapi dan kelinci - Pada sapi sering terjadi pada sapi tua - Tumor dari sel epitel - Berbentuk suatu massa pada tanduk uterus - HP: Sel-sel tumor disertai dengan jaringan fibroblas dan sel tumor biasa dalam satu paket yang terlihat padat/solid atau b b t k glandular berbentuk l d l - Umum terjadi metastasis ke limfoglandula regional/general g /g - Tumor biasanya multiple - Pada kelinci dapat dirangsang dengan pemberian estrogen Bagian Patologi, FKH-IPB


3. Karsinoma pada Serviks Sangat jarang pada hewan, tetapi sering pada manusia Tipikal Squamous metaplasia

4. Leiomyoma e o yo a & Leiomyosarkoma e o yosa o a Lebih sering pada manusia dibanding pada hewan Sudah dilaporkan pada anjing, sapi, domba, kucing, rodensia & satwa primata Bagian Patologi, FKH-IPB


5. Chorioepithelioma p atau Choriocarcinoma/Syncytioma 1. Tidak umum terjadi pada manusia 2. Sangat jarang terjadi pada hewan 3. Terjadi dari villi yang tetap melekat pada jaringan induk setelah lahir/abortus 4. Jaringan chorionic ini tetap hidup melalui absorbsi nutrisi dari jaringan sekitar & berproliferasi dengan lambat dengan membentuk suatu siste yang disebut Hydatiform mole Bagian Patologi, FKH-IPB


6 Tumor Metastasis 6. Tidak lazim terjadi pada uterus/ serviks, kecuali pada malignan lymphoma sapi yang dapat berbentuk nodul-nodul atau difuse/merata

Bagian Patologi, FKH-IPB


UTERUS


PLASENTA DAN FETUS


Retensi Secundinae akibat infeksi

- Brucella abortus - Trichomonas fetus disebabkan oleh plasentitis kronika ďƒ¨ terbentuk jaringan ikat yang menyebabkan khorion sulit lepas dari endometrium

Bagian Patologi, FKH-IPB


PLASENTITIS


PLASENTITIS


PLASENTITIS


PLASENTITIS


TOXOPLASMOSIS


PLASENTITIS


FAILURE OF PREGNANCY


FAILURE OF PREGNANCY


FAILURE OF PREGNANCY


FAILURE OF PREGNANCY


VIRAL DISEASES


VIRAL DISEASES


NON INFECTIOUS DISEASES


NON INFECTIOUS DISEASES


HYDROAMNIONS AND HYDRALLANTOIS


VULVA & VAGINA


VULVA & VAGINA 1.

Prolaps vagina

• Pembendungan • Radang lokal pada bagian vagina yang keluar

Bagian Patologi, FKH-IPB


2 Vaginitis 2. • Terutama terjadi setelah partus • Berbahaya, dapat meluas menjadi endometritis • Radang perivaginal luka-2 2 • Biasanya disertai nekrosa & luka mempermudah infeksi & phlegmon perivaginal  meluas menjadi peritonitis  Jaringan fib i di belakang fibrin b l k rongga perutt & leher l h rahim hi • Hewan mati akibat peritonitis & resorpsi t k i yang dihasilkan toksin dih ilk Bagian Patologi, FKH-IPB


3. TBC vagina • Dapat ditemukan pada sapi • Seringnya TBC uterus

• TBC vestibulum terlihat sebagai tuberkel-tuberkel dan ulkus yang

berdinding tebal  berisi jaringan kering

berkeju/perkejuan

Bagian Patologi, FKH-IPB


Vaginitis, Cervicitis & Endometritis yang Vaginitis disertai plasentitis ditemukan pada sapi-sapi yang terinfeksi oleh : 1.

Brucella abortus

2 2.

Vibrio fetus

3.

Trichomonas fetus

ďƒ¨karena plasentitis yang bersifat sero-fibrinopurulenta hingga nekrotik ďƒ¨ khorion dapat terlepas dari endometrium ďƒ¨ janin abortus

Trichomonas fetus menyebabkan pyometra Bagian Patologi, FKH-IPB


RADANG SPESIFIK 1. Vaginitis granulosa infectiousa • Kemandulan K d l • Penyebabnya Streptococcus • Pars vestibulare vagina tampak merah akut, mukosa tebal & berbutir-butir terutama disekitar klitoris • Secara mikroskopis, butir-butir tsb terdiri dari folikel y yang g bengkak g karena p pembentukan giant limfosit • Perubahan yang sama dapat terlihat pada mukosa k penis i & preputium ti sapii pemacek k Bagian Patologi, FKH-IPB


2. Vaginitis vesiculosum coitale • Pembentukan gelembung-gelembung halus di dalam & disekitar vagina • Infeksius  virus • Gelembung-gelembung Gelembung gelembung pada awalnya berisi cairan bening  menjadi keruh  pecah  luka-luka  sembuh kurang lebih setelah 2 mg • Luka-luka dapat menyebar ke ambing/lipatan paha • Dapat menyebabkan mandul • Penyebaran oleh jantan & pada jantan terinfeksi tampak exanthema pada mukosa preputium Bagian Patologi, FKH-IPB


VULVA & VAGINA


VULVA & VAGINA


VULVA & VAGINA


VULVA & VAGINA


VULVA & VAGINA


NEOPLASMA PADA VAGINA & VULVA • Sangat jarang, kecuali pada fibro-papilloma sapi & CTVT • Squamous cell carcinoma pada vulva kadang-kadang dapat dijumpai pada domba • Tumor jenis lain yaitu Leiomyoma atau campuran fibro-leiomyoma • Lemak perivaginal menonjol ke dalam vagina karena dindingnya robek pada saat partus pertama t  pada d sapii yang beranak b k untuk t k kedua kalinya Bagian Patologi, FKH-IPB


VULVA & VAGINA


VULVA & VAGINA


PATOLOGI SISTEMIK II ((KRP 442))

Patologi P t l i A bi Ambing P f B Prof. Bambang b P Pontjo j P Priosoeryanto, i d drh, h MS MS, Ph Ph.D., D APV APVet.

Bagian Patologi

Departemen Klinik, Klinik Reproduksi & Patologi Fakultas Kedokteran Hewan – IPB Jalan Agatis Kampus IPB Darmaga, BOGOR-16680.


ANATOMI AMBING Puting susu SAPI : 1 lubang BABI : > 1 lubang Pada dinding puting & dinding saluran susu besar terdapat banyak jaringan kenyal untuk mempermudah pengeluaran susu Sisterna/ cystern berperan penting pada terjadinya j y MASTITIS ďƒ¨ karena merupakan p GUDANG PENAMPUNG SUSU dari saluransaluran susu Bagian Patologi, FKH-IPB


Pada permulaan laktasi ambing memperlihatkan vaskularisasi yang luar biasa meningkat Ambing hewan tua lebih banyak jaringan interstitium daripada parenkhim. Pada babi sering ambing dan lemak subkutis berwarna coklat karena pigmen ďƒ¨ yang dapat berada di luar atau di dalam sel-sel epitel ďƒ¨ mungkin pigmen melanin Ambing termasuk KELENJAR KULIT Bagian Patologi, FKH-IPB


Pada permulaan laktasi dapat ditemukan :

• •

Edema peri & intra mammary Susu terkadang bercampur sedikit darah  terutama pada hewan dengan jumlah susu banyak y

Jadi jika dalam ambing terdapat banyak darah, maka hal ini menunjukkan hiperemi radang atau hi hiperemi i pembendungan b d

Hiperemi ini hanya berarti bila pada pemeriksaan bidang sayatan ada perbedaan antara satu kwartir dengan yang lainnya.

Bagian Patologi, FKH-IPB


MASTITIS Radang yang sangat penting Ka sa : Kausa  Trauma  Toksin T k i  Mikroba bakteri seperti : Mikrokokus, Streptokokus E. Streptokokus, E coli coli, Corynebacterium

tuberculosa, Actinomyces bovis, Actinobacillus lignieresi, Micrococcus ascoformans, dlsb.

 Retensio secundinae & endometritis dapat b l k sebagai berlaku b sumber b infeksi. f k Bagian Patologi, FKH-IPB


 Trauma : - Ditendang hewan sekandang - Terinjak hewan sekandang - Sapi jatuh  M Mastitis titi toksik t k ik  endometritis d t iti  degenerasi epitel  kuman APATOGEN menjadi PATOGEN  Mastitis laktogen/ g /g galaktogen g  kuman tiba di ambing melalui saluran puting

Bagian Patologi, FKH-IPB


PATOGENESIS  Tidak selamanya jelas  Percobaan : infeksi Streptokokus via saluran puting  MASTITIS  P Per os setelah t l h 3 minggu i diberikan dib ik 200 ml/hari l/h i biakan streptokokus, GAMPANG terjadi MASTITIS  Jalan darah/hematogen, jika agen penyebab jjumlahnya y banyak y sekali.

Bagian Patologi, FKH-IPB


BENTUK PERADANGAN Mastitis KATARALIS - Yang paling ringan - Terdapat radang dan degenerasi pada parenkim/ epitel dari saluran susu yang besar Mastitis PARENKHIMATOSA - Radang meluas mel as hingga asini pembentuk pembent k susu s s Mastitis INTERSTITIALIS - Radang hanya pada jaringan interstitium -Misal: Mastitis TBC ďƒ¨ interstitium berubah, tapi parenkim ki masih ih normall Bagian Patologi, FKH-IPB


GEJALA KLINIS 1. Perubahan susu • Tapi pada TBC terutama pada permulaan penyakit tidak tampak • Jangan tertukar dengan kolostrum yang berwarna kekuningan  dikira susu bercampur dengan eksudat nanah • Beda antara kolostrum & mastitis : Kolostrum dikeluarkan oleh keempat kwartir susu sapi M titi tidak/dapat Mastitis tid k/d t dikeluarkan dik l k oleh l h keempat k t kwartir k ti 2. Bengkak g dan merah 3. MIKROSKOPIS, pada susu mastitis kataralis : ada sel-sel radang, sel epitel, penambahan NaCl, gula & Fosfat Bagian Patologi, FKH-IPB


PEMERIKSAAN PA Setelah dilihat adanya :

Bengkak, Merah, Konsistensi, dlsb  Lakukan sayatan pada ambing : Ambing yang MASTITIS MUDAH SEKALI DISAYAT karena telah HILANG KEKENYALANNYA

Bidang sayatan TIDAK ADA YANG MENONJOL,

yang akan terlihat adalah jika bidang sayatan dilekukkan terlihat jaringan PARENKIM LEBIH TINGGI LETAKNYA daripada jar ikat interlobuler interlobuler.

Peradangan g pada p umumnya y TIDAK MENGENAI semua Kwartir

Bagian Patologi, FKH-IPB


PEMBAGIAN MASTITIS SECARA PA 1 GALAKTOFORITIS 1. Radang sisterna + saluran susu yang besar 2. MASTITIS yang SEBENARNYA ialah radang ambing pada jaringan –jaringan yang lebih dalam, yaitu : a. Mastitis KATARALIS Radang pada saluran susu yang halus b. Mastitis PARENKIMATOSA Radang g jaringan j g parenkima p pembentuk p susu Bagian Patologi, FKH-IPB


c. Mastitis PHLEGMONOSA R d Radang terutama t t meluas l dalam d l jaringan j i ikat, ik t sama dengan Mastitis Interstitialis d Mastiti PURULENTA / APOSTEMOSA d. Disertai pembentukan abses-abses e. Mastitis e ast t s NEKROTIKAN O Memperlihatkan regresi yang luar biasa disertai dengan nekrosis kering (nekrosa koagulasi) f Mastitis f. M titi INDURATIVA Jaringan kelenjar diganti oleh jaringan ikat, akibatnya sekresi susu terhenti,, ambing g MENGERAS,, dapat p terjadi j pada tingkat kwartir g. Mastitis SPESIFIK Peradangan oleh TBC atau aktinomikosis Bagian Patologi, FKH-IPB









HISTOPATOLOGI BERBAGAI BENTUK MASTITIS Mastitis KATARALIS & PARENKIMATOSA

 Terlihat ada peruntuhan, deskuamasi dan regresi jaringan epitel

 Pembendungan pada pembuluh-2 darah dalam jjaringan g interstitium

 Infiltrasi sel-sel radang polimorf ke dalam lumen alveoli

 DIAGNOSA, Mastitis KATARALIS biasanya hanya dapat dilakukan dengan jalan mikroskopik kecuali jika sangat parah mikroskopik, Bagian Patologi, FKH-IPB


Mastitis PHLEGMONOSA/ INTERSTITIALIS

 Diagnosa mikroskopik lebih mudah  Peradangan terutama pada jaringan interstitium

 Edema, Ed sell radang d (dalam (d l lumen l terlihat t lih t sedikit)

 Epitel E it l dapat d t bertahan b t h lama l  Perubahan susu terjadi setelah proses b j l lama berjalan l

Bagian Patologi, FKH-IPB


Mastitis PURULENTA

 Terlihat adanya abses-2  Kehilangan kelenjar-kelenjar kelenjar kelenjar karena menggumpal

dan hancur membentuk abses  Umumnya disekitar abses terjadi kapsulasi oleh jaringan ikat  Susu berkurang, banyak parenkima diganti oleh j i jaringan ikat ik t  Dalam stadium akut sebelum ada kapsel, eksudat dapat keluar melalui lubang-lubang lubang lubang pada dinding ambing

Bagian Patologi, FKH-IPB


 Karena timbunan nanah dalam sisterna

saluran susu membesar dan berlubang, seolah-olah seolah olah ambing berupa kantong berisi nanah

 Kausa : Bakteri PYOGENES / Staphylococcus

 Terjadi Te jadi sekali-sekali sekali sekali pada sapi yang ang

dikeringkan, babi dan anjing

 Hewan penderita bisa mati karena sepsis

Bagian Patologi, FKH-IPB


Mastitis NEKROTIKAN

 HP hampir menyerupai Mastitis PURULENTA, tapi 

lebih parah Selain nekrosa terdapat juga perdarahan  namanya : Mastitis HEMORAGIKA NEKROTIKAN

 Nekrosa ambing dimulai sebagai mastitis

hemoragika & umumnya sangat parah dan fatal f

 Bila hewan mempunyai resistensi/ bertahan yang

cukup k ti tinggi, i bagian b i nekrosa k dapat d t dibatasi dib t i oleh l h jaringan granulasi & akhirnya bisa lepas sebagai SEQUESTER, tapi umumnya dikeluarkan bersama kulitnya Bagian Patologi, FKH-IPB


Mastitis KRONIS & INDURATIF

 Biasanya Bi sebagai b i lanjutan l j t dari d i yang akut k t  Yang mudah kena adalah kwartir yang kering  Peradangan terutama mengenai jaringan parenkima  Pada bidang sayatan, kwartir yang sakit tak terlihat adanya d jaringan kelenjar k l yang terletak l k lebih l b h tinggi

 Pada waktu LAKTASI ambing terlihat LEBIH

KECIL daripada yang lainnya, lainnya sedangkan pada waktu KERING, ambing terlihat lebih BESAR

 Palpasi  KONSISTENSI MENINGKAT  Mudah disayat, pada bidang sayatan banyak pengganti gg parenkima p yang y g hilang g tenunan ikat p Bagian Patologi, FKH-IPB


Mastitis INTERSTITIALIS

Kelainan terutama pada jaringan interstitium, meski bagian parenkima juga tidak pernah luput dari perubahan

Contoh yang bagus dari bentuk ini adalah MASTITIS TUBERKULOSA, yang dibagi dalam :

a. Mastitis TBC MILIARIS  Tuberkel milier tersebar rata di seluruh interstitium ambing

Pada stadium awal pembentukan susu tidak terganggu meski telah banyak mengandung kuman TBC

Limfoglandula mammaria juga terkena proses TBC ini

Bagian Patologi, FKH-IPB


b. Mastitis TBC KRONIKA

• • • •

Bersifat lobuler & diseminata Bentuk inilah yang paling sering Permukaan ambing sering tidak rata TBC sering dimulai dengan radang tersendiri, lambat laun meluas, bersatu dan tambah meluas lagi

• Umumnya perkejuan tidak nampak • Jaringan beraspek keputih-putihan keputih putihan

Bagian Patologi, FKH-IPB


Lanjutan Mastitis TBC KRONIKA

• Saluran susu yang besar biasanya ikut

terserang, dindingnya menebal, mukosanya tidak rata oleh erosi

• Lumen berisi eksudat kering mengandung kuman TBC

• Lgl regional ikut bengkak, tampak perkejuan yang jelas.

• Bentuk B t k TBC miliaris ili i & kronika k ik biasanya bi bersifat b if t produktif/ proliferatif

Bagian Patologi, FKH-IPB


c. Mastitis CASEOSA

• Bentuk ini adalah eksudatif • Umumnya sebagian besar kwartir kena • Kwartir K a ti yang ang kena: kena bengkak, bengkak padat padat, mudah m dah •

disayat Dalam sayatan tampak massa nekrotik nekrotikkoagulatif = (perkejuan) terkadang aspeknya seperti INFARK ANEMIS

Bagian Patologi, FKH-IPB


L j t Mastitis Lanjutan M titi Caseosa C

• • • •

Gambaran G b llobuler b l ambing bi rusak k Terlihat perdarahan pada bidang sayatan & perifer if Fibrin & leukosit banyak terlihat pada b i yang beradang bagian b d Semua jaringan bengkak, disusul koag lasi nekrosa koagulasi nek osa secara seca a cepat yang ang ada daerah demarkasinya. Bagian Patologi, FKH-IPB


d. Mastitis Oleh Kuman Brucella

• Kuman tiba secara hematogen dalam • • • •

jaringan kelenjar Menimbulkan reaksi pada jaringan ikat & pembuluh darah p Mobilisasi sel-sel (RES, Limfosit, Sel Plasma & Sel Mast) Sel-sel di atas memberikan corak Mastitis Interstitialis Lalu menyusul perubahan pada parenkim  Atrofi Parenkima karena tekanan septa jaringan ikat yang makin meluas Bagian Patologi, FKH-IPB


e Mastitis Oleh Kuman Brucella e.

• Lalu l menyusull perubahan b h pada d parenkim k  Atrofi Parenkima karena tekanan septa jaringan ikat yang makin meluas

• Jaringan parenkim yang atropik lalu menghilang & diganti oleh jaringan proliferasi yang banyak y berisi p pembuluh darah  maka terbentuklah suatu jaringan granulasi

Bagian Patologi, FKH-IPB


Mastitis Actinomycoses

•

Dapat terjadi sekali-sekali pada sapi, tapi l bih sering lebih i pada d babi b bi

•

Infeksi terjadi melalui luka-luka yang terdapat pada kulit ambing

•

Merupakan p granulosa dalam 3 bentuk : g

Bagian Patologi, FKH-IPB


a. Mastitis Actinomycose Disseminata

• • •

Berbentuk sarang-sarang milier hingga sebesar biji jagung tersebar disebagian atau seluruh ambing Aspek sangat menyerupai tuberkel Sarang-sarang yang besar (noduli) berisi nanah yang kehijauan dan berisi jamur

Bagian Patologi, FKH-IPB


b. Mastitis Actinomycose Nekrotikan

• Biasanya sebagian kwartir ambing sapi atau babi mengeras & besar

• Bidang sayatan banyak jaringan ikat yang

mengandung sarang-sarang kuning kehijauan, konsistensi lunak & menonjol

• Besar sarang tidak sama • Bila Bil sarang ditekan di k keluar k l eksudat k d kuning k i kehijauan

Bagian Patologi, FKH-IPB


b. Mastitis Actinomycose Fungosa

•

Sarang ini menembus kulit dan membentuk benjolan-2 granuloma yang menyerupaii jamur j

Bagian Patologi, FKH-IPB


PATOLOGI SISTEMIK II (KRP 442)

Tumor Ambing Prof Bambang Pontjo Priosoeryanto, Prof. Priosoeryanto drh, drh MS, MS Ph.D., Ph D APVet. APVet

Bagian g Patologi g

Departemen Klinik, Reproduksi & Patologi Fakultas Kedokteran Hewan – IPB Jalan Agatis Kampus IPB Darmaga, BOGOR-16680.


T Tumor A Ambing bi

• • • •

Tumor ambing menempati urutan ke 2 terbanyak setelah tumor kulit Sangat umum pada anjing 25 – 30% merupakan tumor pada anjing betina 65% tumor ambing adalah Benign Mixed Tumor (BMT) dan 25% tumor ganas

Bagian Patologi, FKH-IPB


Tumor Ambing Lanjutan

• • • •

Jarang pada anjing kurang dari 2 tahun I id meningkat Insiden i k t pada d usia i 6 tahun t h Komparasi terjadinya tumor pada anjing & manusia: i 6 tahun t h & 40 tahun t h  anjing ji 2 thn = manusia 24 thn S ti 2 thn Setiap th anjing ji = 4 tahun t h manusia i

Bagian Patologi, FKH-IPB


Klasifikasi Tumor Ambing 1. Tumor Benign : - Adenoma - Benign Mixed Tumor (BMT) - Fibroadenoma Bagian - Myoepithelioma

dari BMT

2. Tumor Malignant : - Carcinoma - Malignant Mixed Tumor (MMT) - Malignant Myoepithelioma Fibroma, Fibrosarcoma, Lipoma dll, juga dapat terjadi pada ambing p g Bagian Patologi, FKH-IPB


1. ADENOMA - Adenoma - Duct D t papilloma ill - Fibroadenoma dari pericanalicular & i t intracanalicular li l

Bagian Patologi, FKH-IPB


Gambaran Patologi Anatomi (PA) • Papillary adenoma : soliter/ multiple dalam 1 atau lebih kelenjar ambing/ kwartir, berukuran sampai 4 cm • Bulat/ lonjong • Berbatas B b t jjelas l • Berkapsul • Biasa Bi ditemukan di k pada d teat / saluran-2 l 2 yang besar • Lunak, Lunak dapat berbentuk siste • Lobulasi, berwarna keputihan setelahdisayat Bagian Patologi, FKH-IPB


Gambaran Histopatologi (HP)

• Berkembang dalam lobulus dari alveoli • Intraluminal papil dalam duktus yang berdilatasi & terpisah oleh septa yang tipis

• Jika septa tipis tsb robek  single cyst dengan intraluminal papili  cystdenoma

• Sel epitel yang melapisi duktus adalah single/ multilayer, pipih & atrofi simple kuboidal/ kolumnar

Bagian Patologi, FKH-IPB


G Gambaran b Histopatologi Hi t t l i (HP) Lanjutan L j t

Lumen umumnya berisi cairan asidofilik yang homogen & terkadang juga darah

Dalam beberapa p kasus sel myoepitel y p seperti/ p / menyerupai sel fibroblas memperlihatkan proliferasi yang sangat ekstensif dengan suatu t b bentuk t k massa poliploid li l id & terkadang t k d mengisi lumen duktus

Sel myoepitel ini dapat bermetaplasia & berubah menjadi sel chondromucin & tulang rawan  BMT Bagian Patologi, FKH-IPB


2. BENIGN MIXED TUMOR

• Selnya merupakan derivat dari lebih satu jenis sel germ & terdiri dari berbagai jenis jaringan seperti : - Sel epitel - Jaringan J i ikat ik t fibrous fib - Tulang rawan - Tulang - Proliferasi myoepitel y p neoplastik p

• Kontroversi terhadap asal tulang dan tulang rawan pada tumor ambing

Bagian Patologi, FKH-IPB


3 HIPOTESA MENGENAI ASAL TULANG/ TULANG RAWAN : 1. Tulang rawan berasal dari sel epitel / stroma yang bermetaplasia 2. Benar-benar berasal dari epitel / stroma yang tidak bermetaplasia 3. Berasal dari metaplasia sel myoepitel Bagian Patologi, FKH-IPB


Gambaran Patologi Anatomi (PA)

• • • •

Ukuran bervariasi : diameter 2 mm – 20 cm Umumnya bertulang rawan/ tulang S lid lobulated Solid, l b l d & berwarna b putih ih keabu-abuan k b b Daerah yang lunak kemerahan & spongy/ b berongga yang mengandung d cyst & berisi b cairan seperti madu kental berwarna keruh

Bagian Patologi, FKH-IPB


Gambaran Patologi Anatomi (PA) Lanjutan

• • •

Tumor umumnya di teat / puting

Jika terjadi pertulangan  keras & sulit di disayat t

Bentuk tumor lonjong & spherik Berkapsul & bebas bergerak di bawah kulit

Bagian Patologi, FKH-IPB


Gambaran Histopatologi (HP)

• Terdiri dari berbagai jenis sel • Yang terpenting adanya tulang / tulang rawan sebagai kriteria utama

• Myoepitel sebagai suatu massa yang terlihat seperti gumpalan fibrous sel dan banyak ruangan intersel

• Masssa myoepitel masuk diantara stroma

menyebabkan distorsi hebat dari elemenelemen elemen sel epitel

Bagian Patologi, FKH-IPB


Gambaran Histopatologi (HP) Lanjutan L j

Terkadang ditemukan nekrotik area dengan infiltrasi neutrofil & sel mononukleus kl

• •

Hyalinisasi & Kalsifikasi sering dijumpai Beberapa kejadian memperlihatkan adanya timbunan kolesterol  cholesterol h l l cleft l f

Bagian Patologi, FKH-IPB


3. CARCINOMA Klasifikasi : 1 Adenocarcinoma: glandular pattern 1. 2. Papillary carc.

: intraductal papillary

3. Chirrhous carc. : infiltrating sel tumor pada jaringan stroma produktif 4. Solid carc.

: massa lobuler dengan minimal pola glandular

5 Squamous 5. S carc. : adanya d squamous metaplasia t l i dari sel epitel

Bagian Patologi, FKH-IPB


Gambaran Patologi Anatomi (PA)

• Tumbuh cepat dan doubling size dalam beberapa minggu

• Invasiff llokal k l pada d jaringan sekitar k • Adhesi pada kulit & fascia / otot & sulit be ge ak (unmoveable bergerak ( nmo eable freely) f eel )

• Umumnya menginvasi limfoglandula lokal kulit & glandula dalam daerah yang sama

• Diameter 8 cm (rata-rata 2 – 20 cm) Bagian Patologi, FKH-IPB


Gambaran Patologi Anatomi (PA) Lanjutan

• • • • •

Massa tumor : bulat, lonjong, fungiform, dlsb Menempati sebagian besar ambing Tidak berbatas jelas, tidak berkapsul & infiltratif Lunak/ keras, bidang sayatan terlihat difus/ lobulasi dari suatu jaringan homogenous, b berwarna putih tih keabu-abuan k b b Gambaran PA tergantung dari jenis carcinomanya

Bagian Patologi, FKH-IPB






Division of Veterinary Pathology Department of Veterinary Clinic Clinic, Reproduction & Pathology (KRP), Faculty y of Veterinary y Medicine, Bogor Agricultural University (IPB) Prof. Drh. Bambang Pontjo Priosoeryanto, MS., Ph.D., APVet. Drh. Agus Setiyono, MS., Ph.D.,A PVet. y MS., Ph.D.,A PVet. Drh. Ekowati Handharyani, Dr. Drh. Sri Estuningsih, MSi., APVet. Dr. Drh. Eva Harlina, MSi., APVet. Drh. Dewi Ratih Agungpriyono, Ph.D., APVet. Dr. Drh. Wiwin Winarsih, MSi., APVet. Drh. Vetnizah Juniantito Drh Mawar Subangkit Drh. Drh. Hernomoadi Huminto, MVS., APVet.

Always listen to good advice...


Terima Kasih Thank You Kamsa Hapnida (Korea) Arigatou Gozaimasu (Jepang) Vielen Dank (Jerman)

Mr. Healthy Bull

Mabuhay (Filipina) Cam En (Vietnam) Khorp Khun Krub (Thai) Or Kun Bart (Cambodia) Bagian Patologi, FKH-IPB


APVI


Avoid bad habits habits... ... Lab. Patologi,FKH-IPB


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.