Tak sedikitpun hilang dalam memori saya bagaimana cerahnya matahari saat saya menginjakkan kaki pertama kali di Belanda. Kehangatan cahaya mentari yang diselingi dengan sejuknya hembusan angin memperkenalkan diri ini dengan lingkungan Belanda yang sangat asri dan tertata rapi. Jejak itu terpatri jelas di akhir Juni 2009, ketika saya masih menjadi mahasiswa sarjana di salah satu universitas di Indonesia. Kesempatan berharga tersebut datang saat saya membantu rekan-rekan pelajar Indonesia dari berbagai belahan dunia untuk menyelenggarakan Simposium Internasional PPI Dunia yang memang baru pertama kali diadakan di tahun itu. Menginap di asrama Sekolah Indonesia Nederland, Wassenaar, dan tumplek blek dengan puluhan pelajar Indonesia dari Benua Afrika hingga Benua Australia menyadarkan saya betapa kebhinekaan para pelajar Indonesia tetap ada walaupun berada di luar Indonesia. Tidak hanya kebhinekaan dalam arti kebudayaan, melainkan juga dari cara pikir, cara pandang, hingga cara bertindak. Namun kebhinekaan dalam berpikir, memandang, dan bertindak tidaklah menjadi kendala karena memang mereka hadir tidak untuk mendebatkan kebhinekaan itu, tapi bergerak dan bekerja bersama untuk mencapai kesuksesan bersama. Di situ juga saya mengenal PPI Belanda dan tentu saja para pelajarnya. Sangat unik. Tidak pernah sekalipun saya bertemu dengan teman-teman sebelumnya, tapi entah mengapa, ketika kami beraktivitas bersama, seakan kami sudah kenal dan berjabat erat sejak lama. Sepuluh hari di Belanda, sudah cukup meyakinkan saya bahwa PPI Belanda memang memiliki karakteristik kebersamaan dan kekeluargaan yang sangat erat yang ditopang dari kebhinekaan yang ada. Di tahun 2013, saya kembali ke Belanda dan menjadi salah satu mahasiswa Indonesia di Belanda. Tak disangka, rasa kekeluargaan itu masih jelas terpancar dari berbagai interaksi yang ada. Perbedaan cara pikir, cara pandang, dan cara tindak tetap ada tanpa mengurangi kehangatan akan sebuah keluarga besar. Di sini kebhinekaan PPI Belanda memperkuat posisi PPI Belanda itu sendiri. Kuatnya posisi PPI Belanda ini yang tetap harus ditingkatkan baik secara internal hingga eksternal. PPI Belanda saat ini tidak hanya dimiliki oleh para anggotanya saja, tapi ada pula pihak-pihak lain yang juga memiliki rasa kepemilikan positif terhadap PPI Belanda. Sehingga kami semua berkewajiban untuk meneruskan budaya positif ini. Di samping itu, tentu saja kami juga wajib untuk menyebarkan budaya positif ini kepada khalayak ramai agar inspirasi kepemilikan ini tetap terjaga dan tersiar luas. Seminimal mungkin, kami berusaha untuk mengajak teman-teman untuk mengetahui lebih dalam apa saja yang kami peroleh di Belanda, apa yang kami lakukan di Belanda, hingga apa yang kami hasilkan selama beraktivitas di Belanda. Semoga informasi yang kami sampaikan melalui situs ppibelanda.org dapat membantu rekan-rekan dalam mengetahui dan memahami lebih jauh mengenai kami, PPI Belanda. Karena kami percaya, PPI Belanda bukan hanya milik saya saja, bukan hanya milik anda saja. Karena PPI Belanda Milik Semua Salam hangat dari Belanda Willy Sakareza Sekretaris Jenderal PPI Belanda 2013/3014