PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Prakata Assalamualaikum wr. wb. Salam sejahtera untuk kita semua! Udara boleh dingin, tapi semangat tak boleh padam! Di bulan Februari ini, kembali kami hadirkan Buletin Interaksi yang akan menghangatkan kita semua. Semangat kebersamaan! Itulah semangat yang mengiringi kepengurusan 20132014. Semangat ini pulalah yang melandasi penerbitan Buletin Interaksi. Berbagai cerita, tips dan liputan menarik semoga bisa menjadi sahabat yang mengingatkan, menyemangati, dan menghibur perjuangan kita semua di Jepang. Terima kasih kami sampaikan kepada para kontributor pada edisi kali ini. Semoga tulisan dan kontribusi kawankawan berbuah kemanfaatan yang besar. Tim redaksi pun membuka diri terhadap kritik dan saran dari kawan-kawan semua untuk perbaikan Buletin Interaksi dan PPI Jepang di masa mendatang. PPIJ, Kita! Wassalamualaikum,
Pimpinan Redaksi: Chairul Akmal Editor: Dimas Andrianto Muhammad Rifqi Desainer: Hendro Mulyo Widiyanto Suksmandhira Harimurti Pengarah: Enrikko Hazemi Teuku Muhammad Roffi Kritik dan Saran: pengurus@ppijepang.org
Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
Halaman 1
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Rubrik - halaman Prakata - 1 Daftar Isi - 2 Kabar PPI Jepang : Perkenalan Pengurus Pusat PPI Jepang Periode 2013-2014 - 3 Sekilas PPI Dunia - 7 Laporan Penggalangan Dana Bencana - 9 Kabar Korda Komsat : Poco-Poco Menggoyang Kagawa - 10 Satu Tahun PPI Kanto 2012-2013 - 12 Opini : Idola, dari Panutan hingga Fanatisme - 14 Mengingat Pahlawan - 17 Hari Ibu: Sejarah Hari Ibu, Makna, dan Realita - 19 Selamat Hari Ibu! - 20 Serba-serbi : Pecinta Kucing, Harus Tahu Tashirojima! - 22 Bunga untuk Hari Ibu, Makanan Bergizi untuk Kualitas Hidup Ibu - 24 Panduan Jalan-Jalan ke Onsen - 26 Spesial : Wawancara Kepengurusan PPI Kanto Periode 2013-2014 - 28
Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
Halaman 2
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Kabar PPI Jepang
Perkenalan Pengurus Pusat PPI Jepang Periode 2013-2014 PPIJ, Kita! Begitulah semangat yang mengiringi lahirnya kepengurusan kali ini. Kongres di Beppu pada September 2013, menjadi saksi bagaimana semangat memiliki PPI Jepang disuarakan oleh setiap perwakilan korda yang hadir. Sinergi untuk maju! Mari berkenalan dengan pengurus pusat PPI Jepang 2013-2014‌
Ketua Umum Roffi (Teuku Muhammad Roffi) Korda: Kanto Program: Doktoral bidang elektronika The University of Electro-Communications, Tokyo Bertanggung jawab terhadap kegiatan pengurus pusat PPIJ dan koordinasi dengan seluruh koordinator daerah dan komisariat PPI Jepang
Sekretaris Umum Yudha (Adiyudha Sadono) Korda: Kanto Program: Master bidang fisika-elektronik Tokyo Institute of Technology Bertanggung jawab menggantikan ketua umum jika berhalangan, mengurusi administrasi PPI Jepang
Ketua Bidang 1 Rifqi (Muhammad Rifqi) Korda: Tohoku Program: Doktoral bidang ekonomi Tohoku University Bertanggung jawab menaungi biro IT, video, dan konten-publikasi
Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
Halaman 3
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Kabar PPI Jepang
Ketua Bidang 2 Ganes (Ganes Shukri) Korda: Kansai Program: Doktoral bidang fisika terapan Osaka University Bertanggung jawab menaungi biro kajian strategis, pemasaran-promosi, dan sosial
Ketua Biro IT Radian (Radian Furqan) Korda: Kanto Program: Master bidang teknik mesin-intelligent system The University of Electro-Communications, Tokyo Bertanggung jawab terhadap sistem informasi dan teknologi internal maupun eksternal PPI Jepang
Ketua Biro Video Anin (Anindya Pradipta) Korda: Kyushu-Okinawa Program: Sarjana bidang manajemen Ritsumeikan Asia Pasific University Bertanggung jawab memproduksi video-video positif dan inspiratif ala PPI Jepang.
Ketua Biro Konten-Publikasi Rikko (Enrikko Hazemi) Korda: Tohoku Program: Sarjana bidang sains Tohoku University Bertanggung jawab dalam penerbitan-penerbitan media PPI Jepang
Ketua Biro Khusus Penyelenggaraan Kongres Pram (Pramudita Satria Palar) Korda: Kanto Program: Doktoral bidang aeronautika & austronautika Tokyo University Bertanggung jawab dalam persiapan dan penyelenggaraan Kongres PPI Jepang sekaligus Simposium Internasional PPI Dunia Tokyo, September 2014
Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
Halaman 4
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Kabar PPI Jepang
Ketua Biro Kajian Strategis Abe (A. B. Naro Putra) Korda: Shikoku Program: Doktoral bidang applied bioresource science Ehime University Bertanggung jawab membentuk, mengelola, dan mempublikasikan gagasan-gagasan solutif PPI Jepang
Ketua Biro Pemasaran & Promosi Amil (Amil Ramdhan) Korda: Kanto Program: International MBA program Waseda University Bertanggung jawab atas kegiatan promosi kegiatan PPI Jepang dan aktifitas kerjasama PPI Jepang dengan pihak eksternal
Ketua Biro Sosial Rama (Ramadhona Saville) Korda: Kanto Program: Doktoral bidang International bio-business Tokyo University of Agriculture Bertanggung jawab merespon bencana alam/kemanusiaan di Indonesia maupun dunia, serta mengumpulkan informasi beasiswa di Jepang
Mau tau siapa saja yang terlibat dalam kepengurusan PPI Jepang periode 2013-2014 secara lengkap? Mari kita lihat bagan lengkap kepengurusan PPI Jepang 2013-2014 di halaman selanjutnya.
Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
Halaman 5
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Kabar PPI Jepang
bagan kepengurusan PPI Jepang 2013-2014 Ketua Umum Teuku Muhammad Roffi (Kanto)
Sekretaris Umum Adiyudha Sadono (Kanto)
Ketua 1 Muhammad Rifqi (Tohoku)
Biro Video Ketua: Anindya Pradipta (Kyushu)
Biro IT Ketua: Radian Furqon (Kanto)
Anggota: Yesaya Raditya (Kyushu) Fedri R. Rinawan (Kanto) Alice A. Josephine (Kyushu) Nurina Sevrina (Kyushu)
Anggota: Slamet Kristanto (Kanto) Ahmad Ridwan (Tohoku) Veri Ferdyansyah (Chubu) Muhammad Sakti (Kanto) Gatya Gumilang (Kyushu) Hendra Guntur (Kanto) Anshar Abdullah (Shikoku)
Sekretaris 1 Maureen (Kanto) Sekretaris 2 Anisa Mutamima (Kanto)
Biro Konten dan Publikasi Ketua: Enrikko Hazemi (Tohoku) Anggota: Alvin Mariogani (Kanto) Farah Fitriani (Kanto) Chairul Akmal (Tohoku) Suksmandhira Harimurti (Kanto) Rizki Amelia (Kanto) Dimas Andrianto (Shikoku) Irandi Pratomo (Chugoku) Hendro Mulyo W (Kanto) Ruben Sahistya A (Kanto)
Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
Bendahara 1 Nisrina Setyo D. (Kanto) Bendahara 2 Waya Fadini (Kanto)
Biro Pemasaran dan Promosi Ketua: Amil Ramadhan (Kanto) Anggota: Maulana Ichsan (Kanto) Sessy Nento (Kyushu) Riskina Juwita (Kanto) Doddy Juli I. (Hokkaido) Varinta Ghaniya (Kyushu) Mega Mutiara (Chubu) Jihan Tika A (Kyushu) Nesya Lukmandjaja (Kyushu)
Ketua 2 Ganes Shukri (Kansai)
Biro Kajian dan Strategis Ketua: A.B.Naro Putra (Shikoku) Anggota: Shofarul Wustoni (Kanto) Fadli Muhammad (Kanto) Nugroho Adi S. (Kanto) Anton Sumarpo (Tohoku) Firman Azhari (Kanto) M. Aulia Rachman (Kyushu) Kinanti Hantiana A. (Tohoku) M. Aulia Rachman (Kyushu)
Biro Sosial Ketua: Ramadhona Saville (Kanto) Anggota: Kadafy Ende S. (Kanto) Desi Utami (Hokkaido) Syahidah (Shikoku) Monica Elvina (Kyushu) Irna Farikhah (Kanto) Novena Chinthia (Kyushu)
Biro Khusus Persiapan Pormas dan Kongres Ketua: Pramudita Satria (Kanto) Anggota: Sefrizal Arga (Kyushu) Ilham Naharudinsyah (Kanto)
Halaman 6
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Kabar PPI Jepang
Sekilas PPI Dunia Teuku Muhammad Roffi University of Electro-Communications, Tokyo Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPIJ), Ketua Umum Pelajar Indonesia mendunia!
PPI Dunia (http://oisaa.net/) merupakan wadah kolaborasi antara perhimpunan-perhimpunan pelajar Indonesia di berbagai Negara di seluruh dunia. PPI Dunia atau dalam Bahasa Inggris disebut juga “Overseas Indonesian Students Association Alliance” (OISAA) dibentuk pada bulan Oktober tahun 2007 dalam Konferensi Internasional Pelajar Indonesia (KIPI) di Sydney, Australia dengan keanggotaan awal terdiri dari tujuh negara, yaitu PPI di Australia, Belanda, India, Jepang, Mesir, dan Singapura. Peresmian ini juga dihadiri oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam keberjalanannya, PPI Dunia berperan dalam pembentukan organisasiorganisasi seperti radio PPI Dunia (http:// radioppidunia.org/), komunitas buku inspiratif semut merah 75 (http://bit.ly/KeA0gg) dan turut serta dalam proses pembentukan Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (http://i4indonesia.info/).
Hingga saat ini terdapat sedikitnya 45 PPI negara yang bergabung dalam PPI Dunia. PPI dari berbagai negara tersebut mengelompokkan diri ke dalam tiga wilayah, yaitu wilayah AsiaOseania, wilayah Eropa-Amerika, dan wilayah Afrika-Timur Tengah. Dalam PPI Dunia, PPI negara-negara berkordinasi dalam kepemimpinan presidium Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
yang terdiri dari tiga PPI negara koordinator kawasan dan satu PPI negara koordinator umum. Sesuai hasil Simposium Internasional (SI) PPI Dunia 2013 lalu, posisi presidium PPI Dunia 2013-2014 dipegang oleh PPI Taiwan untuk kawasan Asia-Oseania, PPI Turki untuk kawasan Eropa-Amerika, dan PPI Tunisia untuk kawasan Afrika-Timur Tengah dengan koordinator presidium PPI Dunia adalah PPI Australia. PPI negara yang bersangkutan kemudian menunjuk perseorangan untuk menjadi pelaksana harian presidium PPI Dunia. Simposium Internasional PPI Dunia
Setiap tahunnya PPI Dunia berkumpul dalam Simposium Internasional (SI) PPI Dunia untuk membahas keorganisasian PPI Dunia, mengevaluasi kegiatan, berbagi ide, serta merumuskan solusi baik berupa gagasan maupun tindakan konkrit untuk Indonesia. Penentuan tuan rumah SI PPI Dunia tahun berikutnya dilakukan melalui sidang dalam SI PPI Dunia tahun berjalan. Berikut adalah tempat dan waktu pelaksanaan SI PPI Dunia dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir. • Oktober 2007: Sydney • Juli 2009: Den Haag
• London 2010: London
• Februari 2012: Malaysia
• Desember 2012 : New Delhi, India
• Desember 2013 : Bangkok, Thailand Halaman 7
Kabar PPI Jepang
SI PPI Dunia merupakan arena yang cukup penting dan strategis. Pada tahun 2012, delegasi PPI negara berkesempatan untuk bertemu dan berdiskusi dengan Presiden RI beserta kabinetnya yang kebetulan sedang mengadakan pertemuan bilateral RI-India. Pada tahun 2013, dua orang menteri kabinet juga turut menghadiri SI PPI Dunia. Selain itu, SI PPI Dunia juga merupakan ajang memperkenalkan budaya dan kearifan lokal di negara tuan rumah, sebuah pelajaran khas yang dimiliki oleh pelajar Indonesia di luar negeri yang seharusnya bisa menjadi poin penting pembelajaran bagi delegasi PPI negara. Dalam SI PPI Dunia di Bangkok Desember 2013 lalu PPI Jepang ditetapkan sebagai prioritas pertama tuan rumah SI PPI Dunia 2014, diikuti
Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
oleh PPI Maroko dan Permias Nasional. Ini adalah keberhasilan yang dinanti-nantikan setelah mengajukan diri dalam tiga kesempatan SI PPI Dunia. Dengan semangat menularkan kearifan lokal bangsa Jepang, SI PPI Dunia 2014 diagendakan untuk dilaksanakan pada September 2014 di Tokyo. Berkumpulnya pelajar-pelajar Indonesia dari berbagai negara di Tokyo pada 2014 diharapkan akan membawa warna baru baik bagi Indonesia maupun dunia pada umumnya. Kearifan lokal masing-masing negara berpadu dengan keagungan budaya nusantara diharapkan mampu memberi kontribusi global. Pada September 2014 ini, Tokyo akan menjadi saksi terciptanya gagasan dan karya hebat segenap pelajar dan insan Indonesia dari berbagai dunia!
Halaman 8
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Kabar PPI Jepang
Laporan Penggalangan Dana Bencana PPI Jepang 2013-2014 Luar biasa! Semangat berbagi dan kepedulian yang luar biasa untuk kita semua!
Berikut ini kami sampaikan status penggalangan dana yang selama ini dilaksanakan oleh PPI Jepang. Semoga bantuan yang kita kumpulkan dapat memberi manfaat bagi saudara-saudara kita yang sedang dirundung duka. 1. Sakitnya Saudara Nana Sutisna
• Keterangan : Saudara Nana Sutisna, Mahasiswa di Kyushu Institute Technology, anggota PPI Fukuoka, masuk Rumah sakit Iizuka Fukuoka dan memerlukan perawatan intensif dan lanjut. • Periode pengumpulan
• Jumlah terkumpul
: :
1 Okt-14 Okt 2013 48000yen
• Penyaluran : Setelah berkoordinasi dengan ketua komsat Fukuoka (sdr. Hendra Pachri) dan ketua koorda Kyushu Okinawa (sdr. Sito Cahyono), diketahui bahwa kebutuhan saudara Nana sudah tercukupi dengan bantuan lainnya. Saudara Nana Sutisna sepakat untuk mendonasikan kelebihan dana ini ke rekening dana belasungkawa PPI Jepang. (berdasarkan keterangan dari Hendra Pachri 12 Des) 2. Topan Haiyan Filipina
• Keterangan
:
Bencana Topan Haiyan di Filipina.
• Jumlah terkumpul
:
80000yen (33701.09 Philippine Peso)
• Periode pengumpulan • Penyaluran
: :
18 Nov-10 Des 2013
14 Des 2013 via PPI Filipina
(an Prismanda Dwiyoga Ibrahim) 3. Wafatnya ayahanda Farah Fitriani (biro Konten & Publikasi PPIJ 2013-2014) • Keterangan : -
• Periode pengumpulan
:
12 Jan-16 Feb 2014
• Penyaluran
:
20 Feb 2014
• Jumlah terkumpul
:
Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
11000yen
Halaman 9
Kabar Korda Komsat
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
POCO-POCO MENGGOYANG KAGAWA Syahidah - Kagawa University, Kagawa Jepang dan pesta, sepertinya hal ini sudah sangat dipahami oleh siapapun yang pernah tinggal atau berurusan dengan negara bergelar negeri matahari terbit ini. Walaupun bangsa Jepang terkenal dengan kedisiplinan dan etos kerjanya yang tidak main-main, namun mereka juga sangat doyan dengan pesta. Berbagai macam pesta hampir selalu diadakan di setiap bulan atau di setiap momen yang dianggap istimewa. Mungkin pesta ini dianggap sebagai sarana hiburan setelah mereka suntuk di tempat kerja atau di sekolah/kampus. Begitu pula yang kami alami sewaktu pertama kali menginjakkan kaki di negara ini sebagai mahasiswa baru di musim gugur tahun 2012. Waktu itu hanya ada kami berdua mahasiswa asal Indonesia. Kampus kami, Universitas Kagawa di Pulau Shikoku, mempunyai tradisi pesta penyambutan untuk mahasiswa internasional yang diadakan di akhir tahun. Pada pesta tersebut, mahasiswa internasional diberi kesempatan untuk menampilkan kesenian khas negaranya masing-masing, baik tarian maupun lagu. Hal yang mengecewakan adalah pada saat itu para mahasiswa asal Malaysia membawakan lagu Rasa Sayange. Oleh karena itu, kami bertekad akan harus melakukan sesuatu yang lebih baik pada masa yang akan datang untuk memperkenalkan budaya Indonesia di Jepang.
penampilan apa yang akan dipersembahkan pada acara tersebut. Pada tahun 2013, mahasiswa asal Indonesia bertambah satu orang sehingga jumlah kami menjadi tiga orang, dan untungnya kami bertiga berada di fakultas yang sama sehingga lebih mudah berkoordinasi. Akhirnya kami putuskan untuk menampilkan tarian dan lagu daerah, namun karena kami semua tidak pernah punya pengalaman dalam hal taritarian, maka kami memilih tarian modern yang mudah dipelajari dan cukup energik yaitu pocopoco. Sedangkan untuk lagunya, kami pilih Bengawan Solo dalam dua versi bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang, dengan pertimbangan yaitu lagu ini sangat populer di kalangan masyarakat Jepang. Di sela-sela penelitian dan kegiatan kampus lainnya yang super padat, kami menyempatkan untuk latihan sekedarnya. Pada waktu latihan, kami sedikit mengalami kendala pembagian suara untuk lagu Bengawan Solo, karena kami terdiri dari dua orang pria dan satu orang wanita. Konsep yang kami bawa adalah sepasang pria dan wanita berduet untuk menyanyikan Bengawan Solo dalam bahasa Indonesia, dan sepasang lainnya menyanyikan dalam bahasa Jepang. Untuk itu, maka kami butuh seorang wanita lagi di tim kami. Kami mencoba mengajak seorang rekan mahasiswi Jepang untuk Di akhir tahun 2013, kami mendapatkan bergabung, dan untungnya dia bersedia. Dengan undangan untuk hadir lagi dalam acara yang penuh semangat kami latihan walau hanya satu sama. Kami pun berunding untuk membahas jam sehari dan dua hari seminggu. Mondainai, Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
Halaman 10
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Kabar Korda Komsat kami tidak perduli walau suara kami fals dimanamana, toh kami bukannya mau ikut lomba nyanyi, yang penting kami mau memperkenalkan budaya Indonesia. Akhirnya hari H pun tiba. Dengan bermodalkan baju adat Sulawesi Selatan yang dipinjamkan oleh seorang teman Indonesia, kami pun siap untuk tampil semaksimal mungkin. Begitu tiba di hotel tempat pesta diadakan, pakaian kami sudah mengundang decak kagum dari para hadirin dan banyak yang penasaran bertanya mengenai pakaian kami atau sekedar meraba aksesoris kami yang berkilauan. Acara demi acara berlalu dan akhirnya tiba giliran kami untuk tampil. Dewa hajimemashou... Penampilan kami dibuka dengan alunan musik pengiring Bengawan Solo yang kental sekali nuansa ke-Indonesia-annya. Pertunjukan dimulai dengan menyanyikan lagu Bengawan Solo versi Bahasa Indonesia, lalu kemudian dilanjutkan dengan versi Bahasa Jepang. Sontak para hadirin yang umumnya adalah orang Jepang maju mendekati panggung meninggalkan makanan dan minuman mereka dan menghentikan obrolan masing-masing. Tidak sedikit hadirin yang ikut bernyanyi karena para dosen dan undangan yang sudah sepuh cukup paham dengan lagu Bengawan Solo yang lumayan akrab di telinga mereka. Begitu lagu Bengawan Solo berakhir, pertunjukan langsung disambung dengan hentakan musik poco-poco yang dinamis dan energik. Kami pun mulai menari dengan penuh semangat. Tanpa kami duga, pada bait kedua tarian kami para dosen dan hadirin lainnya spontan naik ke atas panggung untuk ikut menari. Akhirnya kami saling injak kaki karena gerakan mereka tidak karuan walaupun mereka berusaha keras mengikuti gerakan kami. Namun begitu, kami senang sekali dengan apresiasi mereka terhadap tarian kami, yang berarti bahwa tujuan kami tercapai dengan sempurna. Kami turut senang melihat mereka menikmati dan bahkan
Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
turut serta menari dalam pertunjukan kami, dimana pada penampilan mahasiswa dari negara lain sebelumnya tidak ada yang demikian. Kami berhasil tampil menghibur dan mempromosikan kesenian Indonesia. Dan yang paling penting, mahasiswa Indonesia di Kagawa bisa tampil ke permukaan walau hanya tiga orang.
Setelah penampilan kami selesai, kami banyak m e n e r i m a ucapan selamat baik dari hadirin maupun dari rekan mahasiswa yang berasal dari negara lain. Bahkan beberapa hari setelah acara tersebut, kami banyak menerima video rekaman penampilan kami dari beberapa orang yang hadir pada saat itu dan mengabadikan penampilan kami. Kami merasa puas dan yang jelas niat kami sudah terbayar lunas dengan poco-poco menggoyang Kagawa.
Kagawa, Januari 2014.
Halaman 11
Kabar Korda Komsat
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Satu Tahun PPI Kanto 2012 - 2013 Pramudita Satria Palar - Tokyo University Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Kanto, Ketua Umum 2012-2013 Sejak pemilihan ketua PPI Kanto untuk kepengurusan 2012/2013 yang dilaksanakan pada bulan Desember tahun 2012, pengurus PPI Kanto 2012/2013 telah mengadakan berbagai kegiatan yang juga diantaranya dilaksanakan secara bekerjasama dengan PPI-PPI komisariat yang ada di daerah Kanto. Kepengurusan PPI Kanto 2012/2013 sendiri resmi terbentuk bulan Februari tahun 2013 dan diketuai oleh Pramudita Satria Palar. Adapun divisi-divisi yang berada dalam struktur kepengurusan PPI Kanto adalah divisi pendidikan, kekeluargaan, dan olahraga yang berada di bawah Sekjen Internal dan divisi media, seni budaya, dan hubungan masyarakat yang berada di bawah naungan Sekjen Eksternal. Memang PPI Kanto telah berjalan tidak tepat satu tahun, tetapi perjalanan kepengurusan PPI Kanto telah dirasakan cukup untuk dapat dirangkum dalam satu artikel khusus untuk berbagi pengalaman mengenai apa yang telah kami jalani selama hampir satu tahun ini. Kegiatan-kegiatan tersebut utamanya mencakup kegiatan-kegiatan yang bersifat olahraga, budaya, dan juga pendidikan. Kegiatan olahraga yang telah diadakan antara lain adalah turnamen Badminton Nokodai Cup (Maret 2013) yang diadakan atas kerjasama dengan KBRI Tokyo dan PPI Tokyo University of Agriculture and Technology dan juga turnamen Futsal Tokodai Cup (April 2013) dengan PPI Tokyo Institute of Technology. Kedua kegiatan tersebut berjalan sukses dengan partisipasi baik dari mahasiswa Indonesia maupun mahasiswa luar negeri (untuk turnamen Badminton), Nokodai Cup sendiri adalah kegiatan yang pertama kali diadakan di Kanto dan akan dijadikan acara rutin per tahun. Selain kegiatan olahraga yang kami adakan dengan kerjasama dari PPI Komisariat daerah Kanto, PPI Kanto juga mengkoordinir partisipasi mahasiswa Indonesia di daerah Kanto untuk kegiatan-kegiatan olahraga yang diadakan organisasi lain seperti ASEAN Sport Festival (Februari 2013) dan Foreign Student Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
Futsal League (Februari 2013). Pada Agustus 2013, PPI Kanto juga mengadakan kegiatan berupa turnamen Voli dengan bekerjasama dengan KBRI dan juga para kenshusei (pen. Trainee) yang berasal dari Indonesia. Tujuan dari diadakannya acara ini tentunya adalah untuk mempererat hubungan kekeluargaan dan silaturahmi dari masyarakat Indonesia yang berada di Jepang. Untuk kegiatan yang bersifat budaya, PPI Kanto terlibat dalam kepanitiaan yang beranggotakan organisasi mahasiswa dari berbagai negara ASEAN di Jepang untuk acara ASEAN Festival yang diadakan oleh Asean Youth Network in Japan (Juli 2013). Selain itu PPI Kanto juga berpartisipasi dalam acara 21st Cross Cultural Communication Party di Setagaya (Maret 2013) dan juga mendukung partisipasi PPI Ibaraki di Indonesian Festival (Mei 2013). Untuk membekali mahasiswa-mahasiswi baru Indonesia yang mulai menjalankan program kuliah di Universitas Jepang bulan April 2013, PPI Kanto bekerjasama dengan PPI University of Tokyo mengadakan acara penyambutan mahasiswa baru PPI Kanto dengan menghadirkan pembicara Dr. Danardono Antono dan Dr. Muhammad Iqbal Djawad untuk memberikan arahan dan menceritakan pengalaman pembicara sebagai bekal mahasiswa-mahasiswi baru tersebut. Untuk kembali memberikan pengarahan dan penyambutan mahasiswa
Halaman 12
Kabar Korda Komsat
baru Indonesia yang datang ke Jepang bulan September 2013, PPI Kanto kembali mengadakan acara penyambutan mahasiswa baru dengan PPI GRIPS yang menghadirkan pembicara Teuku Muhammad Roffi (Ketua PPI Jepang 2013/2014) dan Prof. Didik J. Rachbini (Komite Ekonomi Nasional) yang diadakan di kampus GRIPS. Bekerja sama dengan Sekolah Republik Indonesia Tokyo, pada bulan Maret 2013 kami pun mengadakan Seminar Motivasi dan Beasiswa untuk memberikan pembekalan kepada siswa SRIT sebelum mereka melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Mendukung kegiatan PPI Jepang, PPI Jepang bekerjasama dengan PPI Kanto juga mengadakan acara “Nonton Bareng� dengan mengundang pembicara William Bratt Horton, staff pengajar di Waseda University pada bulan Juni 2013. Seminar motivasi dengan pembicara Aqua Dwipayana juga diadakan atas kerjasama antara KBRI dan PPI Kanto
Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
PPIJ, Kita untuk Indonesia! pada bulan Juni 2013. Acara terakhir yang kami adakan adalah kuliah umum mengenai korupsi di Indonesia yang diadakan bulan November 2013 di kampus pertanian University of Tokyo dengan menghadirkan pembicara Rimawan Pradiptyo Ph.D (Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM). Kegiatan-kegiatan tersebut utamanya berada dalam ranah divisi pendidikan dan divisi kekeluargaan dengan dukungan dari divisi media dalam hal publikasi. Pengurusan website dilakukan oleh divisi media dengan salah satu fitur baru yang ditambahkan adalah galeri dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan di lingkungan Kanto. Melihat kembali ke belakang dan juga ke depan, PPI Kanto sendiri mengucapkan terima kasih atas kerja keras dan kerjasama dari berbagai pihak selama satu tahun berjalannya kepengurusan PPI Kanto 2012/2013. Tentunya kepengurusan PPI Kanto 2012/2013 juga berjalan dengan berbagai macam kekurangan dan diharapkan kekurangan tersebut akan menjadi bahan umpan balik untuk meningkatkan kualitas layanan dan kegiatan PPI Kanto kepada warga Indonesia di Kanto ke depannya. Diharapkan juga agar ke depannya kerjasama dan komunikasi yang baik antar mahasiswa di dalam lingkup PPI Kanto dapat terus berjalan agar silaturahmi terus terjalin dan juga agar berbagai kegiatan positif yang telah dilaksanakan di lingkungan Kanto hingga sejauh ini dapat dilanjutkan.
Halaman 13
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Opini
Idola, Dari Panutan Hingga Fanatisme Gianluigi Grimaldi Maliyar - Faculty of Science, Tohoku University, Sendai Advanced Molecular Chemistry (Undergraduate)
Siapa dari kita yang tidak punya idola? Yah, pertanyaan saya nampaknya agak retoris. Mungkin dapat dikatakan semua orang di dunia ini punya idolanya masing-masing, siapapun mereka. Ada yang menjadikan orang tuanya sebagai idola, ada yang menjadikan sosok tokoh tertentu, baik tokoh sosial, agama, olahraga atau dunia hiburan sebagai idola, ada juga yang menjadikan sebuah komunitas sebagai idola, bermacam-macam lah. Kata 'idola' telah menempati posisi yang nyaman didengar dan wajar digunakan dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia saat ini. Tetapi, apakah kalian tahu apa arti dari kata 'idola' itu sendiri? Kata 'idola', atau 'idol', secara linguistik berasal dari kata Yunani ('eĂdolo'), " yang berarti 'gambar' atau 'bentuk', lalu diserap menjadi kosakata Latin Baru idolum, lalu menjadi kosakata Anglo French idle, sebelum akhirnya diserap ke bahasa Inggris menjadi kata yang resmi dikenal sejak abad ke13 Masehi, 'idol' atau 'idola'. Kamus MerriamWebster mendefiniskan kata 'idola', atau 'idol', dalam berbagai makna berikut: 1. a representation or symbol of an object of worship; broadly : a false god; 2. a: a likeness of something b: obsolete : PRETENDER, IMPOSTOR 3. a form or appearance visible but without substance 4. an object of extreme devotion ; also : IDEAL 2 5. a false conception : FALLACY Terlihat bahwa istilah 'idola' memiliki konotasi yang cukup miring disini. Dan seiring berlalunya waktu, kata ini mengalami ameliorasi (pen. penghalusan makna). Meskipun makna Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
substantifnya sebenarnya tak berubah, tetapi masyarakat sosial melunak terhadap penggunaan kata ini, dan saat ini kebanyakan orang memaknai kata idola sebagai 'tokoh yang dikagumi', 'panutan' atau 'pujaan'. Padahal jaman dahulu, orang Inggris sana menggunakan kata 'idol' untuk merujuk pada patung. Saya tidak akan bahas mengenai konspirasi paganisme disini. Tetapi, nyatanya, banyak sekali orang di dunia ini (termasuk Indonesia) yang memuja-memuji tokoh idolanya sedemikian rupa, mirip dengan tradisi pagan dimana orangorang memuja smbol-simbol dan 'idol' yang mereka yakini dapat memberi kebaikan kepada diri mereka. Sama dengan definisi asal kata ‘Idol’ yang ke-empat di atas. Kalau kata orang banyak jalan menuju Roma, karena saya bukan pengurus biro perjalanan ataupun duta negara, saya akan cukup bilang saja, banyak jalan menuju idola. Yang paling umum, dari kemampuannya di suatu/berbagai bidang tertentu, yang biasanya ditandai dengan kata-kata 'keren', 'menakjubkan' atau sejenisnya. Jalan lain menuju idola, bisa melalui kepribadian yang spesial, meskipun umumnya lebih sulit bagi golongan ini untuk menggapai status 'idola', itupun jika mereka memang mengincarnya. Dan yang paling mudah, dan sekaligus pula paling mudah membuat orang geleng-geleng rambut, jalan menuju idola dengan hanya mengandalkan atribut dirinya. Entah atribut dari penampilan, atribut dari darah, dan lainnya. Ketika seseorang dikategorikan sebagai idola, banyak orang berbondong-bondong ikut mengidolakannya, terkadang dengan alasan yang benar-benar sepele atau bahkan tanpa alasan sama sekali. Ada yang rela menyaksikan pertandingan sepakbola berjam-jam dan belajar memahami dunia sepakbola dengan diawali dari kekaguman akan salah satu pemainnya, yang biasanya dibarengi mengidolakan klub tempat bernaungnya si pemain atau negara asal Halaman 14
Opini
PPIJ, Kita untuk Indonesia! label idola yang bahkan belum tentu peduli akan nasib para penggemarnya.
"That idol, which you love so much, may be not love you back,"
sang pemain. Ada juga yang rela mempelajari dunia musik lebih jauh dari hasil kekagumannya terhadap seorang pemusik atau penyanyi, serta banyak lagi. Sampai saat ini, meskipun terkadang terasa sedikit mengganggu, namun selama semua itu mengarah ke tindakan yang positif, saya rasa masih tidak masalah. Masalah bermula ketika pengidolaan sudah mengarah ke fanatisme. Untuk konteks pengidolaan, titik fanatisme dimulai ketika seseorang mengidolakan sesuatu sedemikan rupa, hingga muncul pembenaran atas segala sikap dan perilaku sang tokoh idola, baik yang benar maupun tidak. Tak jarang, gaya hidup sang idola yang biasanya muda, kaya dan cantik atau tampan serta terkenal ini menjadi idaman bagi para penggilanya. Para pemuja idola sering membayangkan dirinya sebagai sang tokoh dan berlaku meniru sosok idolanya. Penampilan dan gaya hidup mulai dari model rambut, cara berdandan dan bahkan perilakunya dijiplak dan diikuti. Ketika sang idola melakukan kesalahan fatal dalam bersikap, seribu alasan dan pembenaran justru bukan datang dari mulut idola, tetapi dari para pendukung setianya, yang seolah telah dibutakan dari kenyataan. Seperti yang pernah dikatakan salah satu rekan saya, "Saya membenci fanatisme, karena ia membuat orang mengesampingkan logikanya." Saya pikir cukup mudah untuk membayangkan para remaja labil yang rela mengantri dan menunggu berjam-jam hanya demi bertemu, menonton aksi sang idola, atau sekadar melihatnya dari kejauhan. Beberapa bahkan rela tak makan, rela berkelahi, rela merusak nama baiknya sendiri, rela 'menggadaikan' nyawa mereka demi sebuah Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
Dan yang paling parah, fanatisme semacam ini tak hanya ditujukan kepada 'idola' berupa orang. Karena aslinya kata 'idola' atau 'idol' sendiri memang ditujukan untuk sesembahan, terutama patung, maka benda yang dijadikan 'sesembahan' oleh manusia masa kini sendiri banyak pula yang berupa benda tak hidup, meskipun memang secara konotatif. Jutaan orang sekarang 'menghamba' kepada uang, yaitu mereka yang menghabiskan segala usaha mereka, dan menghalalkan segala cara demi uang, yang tak lama kemudian menguap juga dari tangan mereka, pergi ke kantong para pedagang dan pengusaha. Banyak juga yang lain 'mengabdikan diri' pada kekuasaan, dan berbagai gemerlap harta dunia lainnya. Sekali lagi, ilusi seperti ini memang paling handal dalam mempengaruhi manusia sehingga ia mementingkan suatu hal yang sebenarnya tak penting baginya. Dan, setelah segala macam ocehan tentang idola, mungkin pada akhirnya saya harus menjawab pertanyaan 'sakral': 'Siapa idola saya?'. Sejak dulu saya tidak suka dilekatkan dengan sebuah identitas khusus, dan mengidolakan satu figur tertentu pasti akan memberikan saya identitas khusus itu secara otomatis. Saya tak pernah peduli akan identitas khusus, apapun itu, jika ia melekat begitu saja dan tak bisa saya otak-atik sesuai degan porsi yang tepat. Boleh saja kalau anda menyebutnya 'sok ekslusif', saya sendiri kadang merasa begitu. Tetapi tidak juga, lagipula apa pentingnya sebuah identitas khusus jika ia melekat begitu saja tanpa usaha untuk meraihnya, atau usaha untuk membuatnya wajar? Apa gunanya mengaku-ngaku mengidolakan seorang tokoh yang terkenal bijak, jika sifat kita sama saja? Kembali ke topik, dengan sikap saya yang netral (kadang mungkin terlalu dipaksakan netral), kecuali untuk fenomena sosial semacam ini, meskipun saya bisa menonton dan mengevaluasi kelebihan dan kekurangan dari suatu figur tanpa emosi berarti, saya cukup kelabakan ketika menjelaskannya ke orang lain, jika ada yang mau repot-repot bertanya. Tetapi, jika pada akhirnya saya ditanyai mengenai Halaman 15
Opini
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
idola ideal, inilah jawaban saya. Bagi saya kriteria seorang idola yang ideal tidak banyak, cukup tiga saja (banyak?). Ia haruslah sesosok figur yang tak membuat saya malu membicarakannya, atau bahkan membuat bangga, karena kontribusinya dalam kebaikan bersama dan kepribadiannya yang luar biasa. Ia juga haruslah sesosok figur yang mampu menginspirasi orang lain, baik lewat kata-kata maupun dengan tindakan, meskipun harus saya akui bahwa menginspirasi melalui tindakan nyata terbukti jauh lebih ampuh daripada sekadar berlalu-lalang di layar kaca, meskipun memang tak kalah mulia tujuannya. Dan yang saya rasa paling penting, ia juga haruslah sesosok figur yang membantu munculnya perkembangan positif dalam diri pengagumnya. Sebagaimana kita ketahui bersama, seseorang secara tak langsung akan menyerap nilai-nilai yang dia temui pada sosok yang ia kagumi. Tentu dengan ini, baik-buruknya nilai-nilai tersebut, secara mentah, bergantung kepada si figur idola. Kalau kata pepatah, orang yang berteman dengan penjual parfum, pasti akan terkena harumnya parfum jua. Singkatnya, saya lebih menyukai makna 'idola' ketika ia layak dikategorikan sebagai 'panutan', bukan sekadar 'cerdas' atau 'tampan'. Bagaimana dengan anda? Ingat, tetap jaga akal sehat supaya tidak dibutakan ilusi, apalagi hawa nafsu. Jangan sampai kita tidak bisa mengendalikan diri sendiri karena terjajah oleh keduanya..!
Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
Halaman 16
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Opini
Mengingat Pahlawan A.B. Naro Putra - Ehime University, Ehime Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPIJ), Biro Kajian Strategis Richter says, in the Island of Sumatra there is a kind of “Light-chafers,” large Fire-flies, which people stick upon spits, and illuminate the ways with at night. Persons of condition can thus travel with a pleasant radiance, which they much admire. Great honor to the Fire-flies! But— Kalimat-kalimat pembuka dalam tulisan ini saya salin dari buku yang berjudul “On Heroes, Hero-Worship, and The Heroic in History” karya Thomas Carlyle (1795-1881), seorang filsuf dan sejarawan berkebangsaan Skotlandia. Kumpulan kalimat itu digunakan oleh Carlyle untuk menutup Lecture V “The Hero as a man of letter” didalam bukunya tersebut. Sebuah penutup simbolis yang cukup menarik perhatian saya, karena ditutup dengan kata “But—”, sehingga bernada antiklimaks dan bernuansa antitesis. Kalimat-kalimat pembuka tersebut menyiratkan salah satu sudut pandang Carlyle tentang pahlawan. Bahwasanya pahlawan bukanlah sekedar seorang a man of letter (yang kerap kali) memberikan pencerahan luar biasa melalui tulisannya, akan tetapi berumur pendek dan ornamental. Maka seorang pahlawan tidaklah juga seperti kunang-kunang Sumatra itu. Kunang-kunang yang telah kehilangan kemerdekaannya dan ditundukan oleh suatu tujuan yang kadang sepele: menjadi objek permainan bagi orangorang yang hanya mencari kesenangan dan keuntungan pribadi. Atau sederhananya, nasib kunang-kunang tersebut dapat dideskripsikan
Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
oleh peribahasa “habis manis sepah dibuang”. Mengapa dibuang? Apakah nasib pahlawan akan selalu berakhir dengan dibuang? Dibuang karena diasingkan, atau dibuang karena terbuang oleh perilaku masyarakat yang mengalami dekadensi moral? Hidup di dunia (post-)modernis yang cenderung memuja hedonisme ini semakin memperparah skeptisisme masyarakat pada ortodoksi istilah-istilah kepahlawanan, misalnya revolusionis, puritan, dan/atau reformis. Media dan social media ikut membakar gelora eklektisme masyarakat. Gelora eklektisme yang cenderung membabi buta: lebih asyik menikmati sumber informasi yang anonim dan berbau gosip. Masyarakat kini berkembang kearah yang tidak menentu. Dan oleh karenanya, ditengah-tengah masyarakat seperti itu kepahlawanan adalah jalan sunyi. Jalan yang gelap bagi sebagian orang yang terbiasa dengan gemerlap kehidupan kota. Pahlawan seakan-akan telah menjadi mitos. Lantas, apa arti pahlawan bagi kita?
“Pahlawan adalah orang yang mimpinya kemerdekaan, bintang-bintangnya kepastian” kata Chairil Anwar dalam salah satu puisinya yang berjudul Prajurit Penjaga Malam. Mereka menjadi pahlawan karena mereka berani hidup. Mereka masuk menemu malam yang berwangi mimpi dan terlucut debu. Jalan kepahlawanan adalah jalan yang sepi bahkan sejak dimulainya sejarah kepahlawanan itu. Dari dulu sampai sekarang, selalu begitu. Seperti kata Taufiq Ismail di tahun 1966 –yang masih relevan dengan keadaan sekarang– karena perjuangan pada hari-hari ini adalah perjuangan yang dimulai dari sunyi.
Halaman 17
Opini
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Di momentum peringatan hari pahlawan 10 November 2013 ini, saya ingin mengajak diri saya dan rekan-rekan semua, para pelajar Indonesia di Jepang, untuk berkontemplasi dan mengambil hikmah dari nilai-nilai perjuangan yang telah dicontohkan oleh para pahlawan Indonesia dan meresapi konsekuensi yang mereka terima atas jalan perjuangan yang mereka tempuh. Kenali dan syukuri buah kontribusi mereka terhadap negeri, ambil semangat juang mereka, tiru keteguhan dan keberanian mereka. Siapkan diri kita agar tidak takut menempuh jalan kepahlawanan. Jalan yang sunyi, yang “sekali berarti sesudah itu mati�.
Selamat hari pahlawan!
Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
Halaman 18
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Opini
Hari Ibu: Sejarah Hari Ibu, Makna, dan Realita. Anton Sumarpo - Tohoku University, Sendai Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPIJ), Biro Kajian Strategis Hari Ibu diperingati dengan berbagai cara di seluruh dunia untuk menghargai para ibu dan berterima kasih atas segala kontribusi dan kasih sayang mereka. Makna ini tercetus pertama kali oleh Anna Jarvis, seorang aktivis sosial di Amerika Serikat pada awal abad 20 dan telah diadopsi oleh banyak negara dengan latar belakang yang berbeda-beda. Berawal dari meninggalnya sang ibu, Ann Maria Reeves Jarvis, Anna Jarvis menggalakkan kampanye untuk membuat hari yang khusus untuk ibu dan menjadikannya hari nasional. Hasil jerih payahnya terbayar pada tahun 1912 saat parlemen Amerika mendeklarasikan Hari Ibu sebagai hari libur nasional.
Sejarah hari ibu di Indonesia tak lepas dari sisi perjuangan para ibu itu sendiri. Bermula pada tahun 1928, sejumlah organisasi perempuan berkumpul dan melakukan Kongres Perempuan Pertama. Kongres yang dilangsungkan di Yogyakarta dan dihadiri oleh delegasi dari 30 organisasi perempuan dari 12 kota di Jawa dan Sumatra itu mendeklarasikan perjuangan melawan kolonialisme, memikirkan konsep negara-bangsa, dan sekaligus merupakan titik tolak kebangkitan nasional.
Para pejuang perempuan itu menuangkan pemikiran kritis dan upaya-upaya yang amat penting bagi kemajuan bangsa Indonesia khususnya kaum perempuan, sehingga makna hari ibu bagi bangsa Indonesia adalah sinonim dengan makna perjuangan itu sendiri. Aksi dan pemikiran kritis perempuan dalam menanggapi masalah bangsa sangat menonjol dan kesadaran untuk meningkatkan mutu pendidikan begitu kuat dalam upaya perbaikan mutu sumber daya manusia bangsa ini. Kalau kita membandingkan sejarah dan awal mula Hari Ibu dengan saat ini, telah Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
terjadi pergeseran makna yang cukup signifikan. Makna perjuangan terkesan sudah menghilang, diganti dengan pola hidup yang materialistik dan dan konsumtif. Pemikiran bahwa apa yang bisa dilakukan laki-laki juga harus bisa dilakukan perempuan berakibat pada persaingan antar gender yang egoistis, yang memunculkan kaum ibu-ibu yang lebih mengutamakan karir daripada keluarga, atau pemahaman yang keliru bahwa perempuan harus selalu diistimewakan telah memunculkan “ratu-ratu kecil” yang tidak gemar bekerja keras tetapi memiliki dependensi yang tinggi terhadap orang tua, suami, atau masyarakat di sekitarnya. Pembicaraan tentang ibu tidak bisa luput dari pembahasan mengenai keluarga dan anak. Berkaca dari banyaknya kasus yang ditimbulkan pelajar di Indonesia, alangkah baiknya jika dipupuk peran yang saling menopang antara ibu dan anak di dalam keluarga, yang sama pentingnya dengan keterikatan batin antara ibu dan anak. Totalitas dan kasih yang tulus untuk merawat anak sejak masa kandungan juga sangat penting untuk ditekankan di dalam pembentukan karakter anak sehingga efek buruk “salah asuh” dan “salah gaul” pada anak dapat terhindarkan. Peringatan Hari Ibu di Indonesia saat ini lebih kepada ungkapkan rasa sayang dan terima kasih kepada para ibu dan memuji keibuan para ibu. Kini, penghargaan batin yang sebenarnya penting itu telah tergantikan oleh kado-kado materialistik yang istimewa, kartu ucapan, atau bahkan para ibu yang telah melupakan perannya. Melihat hal ini, mungkin Miss Anna akan sangat kecewa melihat peringatan Hari Ibu yang dulu beliau perjuangkan sepanjang hidupnya saat ini telah teracuni oleh komersialisasi.
Halaman 19
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Opini
Selamat Hari Ibu! Kinanti Hantiyana Aliyah - Tohoku University, Sendai Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPIJ), Biro Kajian Strategis
Di balik setiap orang yang hebat pasti ada “dalang” yang membuatnya menjadi seperti ia sekarang, yang tidak lain tidak bukan adalah seorang Ibu. Mengapa Ibulah yang menjadi sosok yang pantas disandangkan sebagai “dalang” dalam pondasi hidup seseorang? Karena untuk mendapatkan posisi dalam kehidupan ini saja, Ibulah yang bersusah payah. Sang ibu mempertaruhkan nyawanya sendiri ketika melahirkan anaknya. Ketika bernapas pun masih susah, menangis pun tak mampu, sang ibu sudah harap-harap-cemas di balik layar. Sang ibu menunggu dengan sabar, mengharapkan yang terbaik untuk buah hatinya. Tangisan pertama, cegukan pertama, semua ia nanti, dimana detik demi detik terasa sangat menegangkan baginya. Tetesan air susu ibu yang menjadi asupan nutrisi pertama sejak resmi menjadi penghuni dunia ini pun merupakan tanda kasih sayang yang berlimpah dari seorang ibu, menyokong kehidupan dari seorang anak. Di dalam genggaman Ibu, tergantunglah seonggok kehidupan. Seorang Ibu yang kasihnya tak ternoda pun memilih untuk memelihara kehidupan kecil itu, walaupun sudah kepayahan dan keadaan membuat lebih mudah untuk menyerah. Bagaimana Ibu dan Ayah kita dipertemukan merupakan sebuah kisah dongeng yang sangat romantis namun benarbenar nyata. Kita merasakannya di setiap inci Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
tubuh kita, bagaimana kasih sayang mereka lah yang membentuk wujud kita saat ini. Ketidaksempurnaan kita, entah apakah kita terlahir mancung atau pesek, bermata besar atau kecil, montok atau kurus, putih atau hitam, mereka tetap menerima semua itu, dan dengan ikhlas mereka jadikan kita sebagai bagian dari mereka. Ibu mencintai tanpa syarat, tanpa batas, setulus-tulusnya. Sejelek-jeleknya kita terlahir di dunia ini, pasti orang tua kita tetap menjadi orang-orang yang mengagumi kita dan senantiasa bangga terhadap kita. Tak henti-hentinya syukur terucap atas kehadiran kita, sambil digantungkan harapan-harapan besar untuk kita nantinya.
Semua yang hidup adalah pemenang, karena dalam rahim Ibu pun terjadi kompetisi yang menentukan siapa yang akan lahir ke dunia ini. Sungguh kebetulan yang mendebarkan. Sedikit perubahan saja, maka kehidupan yang terjadi pun akan berbeda. Antara ada atau tiada dan di setiap langkah tersebut, pemeran pendukung yang tidak kalah penting dari pemeran utama (yaitu kita sendiri), adalah sang Ibu. Mengingat betapa rapuhnya diri kita sendiri harusnya menyadarkan kita bahwa betapa mulianya “prestasi” seorang Ibu yang berhasil merawat dan mendidik kita. Dimulai dari sakitnya menstruasi tiap bulan yang calon ibu alami dalam tahap pematangannya untuk menjadi seorang Ibu, dan ketika bersalin beliau
Halaman 20
Opini
pun mengalami sakit yang luar biasa. Semua itu beliau alami demi memenuhi kodratnya, yaitu untuk meneruskan keturunan.
Dari kecil koneksi yang terjalin dari kita dengan ibu kita sangatlah dekat. Tali pusar yang digunakan sebagai penghubung untuk transfer makanan merupakan contoh koneksi secara fisik yang nyata. Oleh karena itu, tidak heran bila kita dapat mempunyai semacam “kontak batin� dengan Ibu. Perjuangan ketika masa kehamilan juga bukan sesuatu yang mudah. Sang Ibu akan menjaga makanannya dan segala tindak tanduknya karena takut akan mempengaruhi si kecil. Semua makanan beliau kunyah dan sari makanan yang penuh nutrisi beliau beri kepada kita. Dari bayi sampai dewasa beliau senantiasa membimbing kita menjadi pribadi yang mandiri dan bermanfaat bagi banyak orang. Beliau mendoakan yang terbaik untuk kita dan senantiasa ada untuk kita saat dibutuhkan. Perjalanan panjang ditempuhnya bersama kita, memberi acuan yang benar sehingga kita tidak buta terhadap jalan yang salah. Seorang wanita yang profesinya “hanya� ibu rumah tangga juga bukanlah ibu yang tidak bekerja, karena pekerjaan rumah tangga bukanlah hal yang sederhana. Beliau dengan ikhlas mencuci piring, mencuci baju, membersihkan rumah, merawat anak, membuat daftar pengeluaran, menyisihkan tabungan, mengatur keuangan, melayani suami, menjalin kekerabatan baik dengan keluarga maupun teman, bersosialisasi, dan masih banyak lagi. Kadang tugas tersebut terlalu banyak dan masih harus ditambahkan dengan pekerjaan di kantor untuk memenuhi kebutuhan finansial dan lain sebagainya. Semuanya beliau lakukan dengan sabar, tanpa basa-basi dan keluhan. Senyum Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
yang lebar dan penuh arti selalu dilemparkannya.
Lalu bagaimana dengan kita sendiri? Apakah kita sudah memberikan yang terbaik untuk Ibu atau setidaknya mencoba untuk memberikan yang terbaik? Sebagai pelajar yang hidup jauh dari Ibu, apakah kita masih bisa membahagiakan beliau? Tujuan baik selalu menghantarkan hasil yang baik. Apabila kita mempunyai tujuan yang baik untuk sang Ibu, yakinlah bahwa tujuan tersebut dapat tercapai. Sebagai contoh, mimpimimpi kecil kita untuk membahagiakan sang Ibu seperti memberangkatkan beliau berhaji bagi yang Muslim, atau mengajaknya keliling dunia ke tempat-tempat indah yang akan terus ia ingat sampai akhir hayat merupakan beberapa contoh persembahan kita terhadap sang Ibu. Bagi yang tinggal jauh dengan ibu, jarak mungkin menjadi kendala dalam berkomunikasi dengan Ibu. Namun, alangkah indahnya jika kita tetap terus menjaga komunikasi dengan orang tua, walaupun sekedar lewat social media, karena bagaimanapun juga kita tidak akan pernah tahu umur seseorang, jadi kita tidak pernah tahu sampai kapan kita bisa berusaha membahagiakan Ibu sebelum tutup usia. Mari tanyakan pada diri sendiri apakah sudah maksimal usaha kita untuk membahagiakan Ibu kita, dan jangan biarkan Ibu kita dalam kesedihan karena hampa ditinggal buah hatinya. Saat mengekspresikan cinta kita kepada Ibu tidaklah hanya saat hari Ibu saja, tetapi juga harus terus menerus dilakukan di setiap kesempatan.
Halaman 21
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Serba - Serbi
PECINTA KUCING, HARUS TAHU TASHIROJIMA! Yuliana Hanami - Tohoku University, Sendai “Tashirojima? Apa nih? Pulau Kucing? Belum pernah denger deh kayaknya! Padahal masih daerah Tohoku gini, kok gak pernah tau ya?” Tanpa sengaja menemukan link tentang ‘pulau kucing’ di internet akhirnya mengantarkan saya berkesempatan bertemu kucing yang sangat banyak nan unyu di Tashirojima. Tashirojima adalah sebuah pulau kecil yang terletak di daerah Ishinomaki, salah satu kawasan di Prefektur Miyagi. Ini adalah surga para pecinta kucing. Konon katanya, jumlah populasi manusia yang didominasi oleh para manula di pulau ini kalah besar jumlahnya dibandingkan dengan populasi kucing-kucing unyu lho. Pastinya, pecinta kucing akan bahagia lahir dan batin bercengkrama mesra dengan para kucing di tempat ini. Pergi pagi-pagi buta dari Sendai
Berangkat ke Tashirojima dari tempat domisili di kota Sendai nyatanya tidak sulit karena terdapat beberapa alternatif untuk menyambangi para kucing yang sudah tak sabar ingin ditemui di sana. Bis dipilih karena tarif transportasi lebih murah ketimbang menggunakan kereta api JR. Pengguna bis dapat pergi menggunakan bis Miyakoh jadwal paling pagi jurusan Ishinomaki, yaitu jam 06.38, yang dijadwalkan tiba di Stasiun Ishinomaki sekitar pukul 08.10. Dengan membayar sebesar 1500 yen, biaya ini telah mencakup ongkos pulang-pergi SendaiIshinomaki. Dari stasiun Ishinomaki, kita bersiap menelusuri beberapa sudut kota kecil Ishinomaki ke arah pelabuhan sekitar 30 menit (tentu dengan bantuan googlemaps semua terasa mudah, bukan?). Belum! Tapi kita belum sampai ke tempat tujuan, kawan! Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
Di pelabuhan Ishinomaki ini, kita bergegas membeli tiket ferry sekali jalan untuk rute dengan tujuan akhir Ajishima seharga 1200 yen dengan keberangkatan jam 09.00. Jadwal ini adalah satu-satunya yang berangkat ke Pulau Tashirojima. Jangan khawatir, sebelum sampai ke Ajishima, ferry ini nantinya mampir sebentar ke Tashirojima, si pulau kucing, tempat dimana kita turun. Kapal ferry yang mengantarkan ke tempat tujuan ini berlayar selama kurang lebih 1,5 jam. Pulau Kucing!!!
Sampai di Tashirojima jam 10.30, ini artinya waktu bermain bersama kucing-kucing unyu kira-kira hanya sekitar 3 jam. Kenapa 3 jam saja? Kapal ferry yang akan membawa pulang kembali ke Ishinomaki hanya akan mampir kembali tepat pukul 13.17 di pelabuhan Tashirojima. Sebentar? Cukup kok, asalkan persiapan sebelum ke pulau kucing ini disiapkan dengan baik (tentu lagi-lagi dengan bantuan google). FYI, informasi tentang pulau ini ternyata mudah ditemukan di internet, lho, meskipun tempat ini belum terlalu terkenal.
Percayalah, di hampir seluruh penjuru pulau kucing ini, kucing ada dimana-mana. Entah dari mana mereka tiba-tiba muncul. Kucing-kucing di pulau ini rata-rata gemuk-gemuk, lho! Jadi ke-unyu-an mereka semakin menjadi, hihi. Mereka ini dipelihara secara liar oleh para penduduk pulau, diberi makan, bahkan di beberapa rumah penduduk ada yang menyediakan rumah kecil (baca: kandang) untuk tempat berteduhnya kucing-kucing tersebut. Halaman 22
Serba - Serbi Oh ya, setidaknya ada 2 tempat menarik yang bisa dikunjungi di sini, yaitu Manga Island dan Neko Jinja. Apa sih Manga Island?
Dari tempat Manga Island ini, hamparan lautan bisa terlihat dengan indah lho! Manga Island adalah bagian kecil dari pulau kucing yang berfungsi sebagai tempat kemping dan di atasnya dibangun beberapa rumah penginapan dengan konsep artistik bernuansa kucing. Tentu saja camping di sini hanya bisa dilakukan saat musim panas, dan untuk bisa masuk ke rumah penginapan bernuansa kucing tersebut harus
PENTING! Oh ya, ada beberapa hal penting yang harus diketahui para pecinta kucing yang berminat mengunjungi Pulau Tashirojima: 1. Tidak ada KOMBINI (apalagi warung gorengan). Disarankan bawa makan dan minum sendiri dari rumah. 2. WC umum berupa WC PORTABLE ada dimana-mana. Tapi, WC paling nyaman, wangi, dan bersih bisa ditemukan di Manga Island. 3. Tidak dianjurkan bagi para pengunjung memberikan MAKANAN kepada kucingkucing (boleh sih kalau tidak ketahuan penduduk). 4. Boleh bawa SISIR buat merapikan bulubulu si kucing satu persatu (bercanda sih, tapi boleh kalau lagi kurang kerjaan). 5. Ini penting gak ya, tapi menurut saya ini penting sih. Katanya bunyi kucing di Jepang ‘kan nyan nyan nyan, tapi setelah mampir ke pulau kucing pun, saya sih tetep keukeuh kalau bunyi kucing itu meong meong meong‌ Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
PPIJ, Kita untuk Indonesia! membayar sekitar 9000 yen (per 5-6 orang) yang dipesan dari jauh-jauh hari.
Apakah di Manga Island ini ada kucing berkeliaran? Kan sudah dibilang, kucing-kucing bertebaran dimanamana, kadang si kucing harus didekati, kadang malah kucingnya yang mendekati. Sekali lagi dipertegas ya, iya, ini surga banget buat para pecinta kucing, hehe.
Saking terlalu asyik bermain dengan kucing di Manga Island, jadilah Neko Jinja tidak sempat tersambangi. Yaaa, namanya Jinja, mungkin sudah terbayang penampakannya bagaimana. Lebih baik menghabiskan waktu yang berkualitas dengan para kucing kapanpun dan dimanapun bertemu dengan mereka, tanpa perlu ke Neko Jinja. Merasa puas setelah berkeliling bertemu kucing-kucing kesana kemari menelusuri sudut-sudut pemukiman di pulau kucing ini, akhirnya tiba waktunya berpisah dengan mereka. Pulang siang-siang terik dari Tashirojima
Untuk para pecinta kucing, mungkin detik-detik perpisahan inilah yang menyedihkan. Tapi bagaimana lagi, ferry untuk pulang sudah menunggu. Jam 13.17, ferry ini satu-satunya ferry yang membawa kembali pulang ke Ishinomaki. Di atas ferry, kembali merogoh kocek 1200 yen untuk biaya pulang. Sekitar 1,5 jam kemudian, tiba juga di pelabuhan Ishinomaki. Rute pulang dari pelabuhan menuju Stasiun Ishinomaki kurang lebih hampir sama dengan rute yang digunakan ketika berangkat. Di stasiun, kita bersiap kembali untuk perjalanan sekitar 1,5 jam menuju Sendai dengan memburu bis jam 16.00. Kira-kira jam 17.40, Sendai menyambut kepulangan kami dari serunya bermain selama tiga jam bersama kucing-kucing unyu di pulau kucing.
Halaman 23
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Serba - Serbi
Bunga untuk Hari Ibu, makanan bergizi untuk kualitas hidup Ibu:
Seperti Apa Karbohidrat yang baik untuk kesehatan? Fedri R. Rinawan - Chiba University, Chiba Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPIJ), Biro Kajian Strategis
Ibu, tidak hanya di tanggal 22 Desember, tapi Hari Ibu yang diperingati setiap tahunnya setiap saat. Bunga itu adalah bentuk perhatian di tanggal 22 Desember, mengingatkan kita kita untuk Ibu kita sendiri. Berapa umur Ibu akan luar biasanya perjuangan seorang Ibu yang kita saat ini? Sampai berapa umur Ibu kita? berjuang detik demi detik, nafas demi nafas Hanya Tuhan yang Maha Berkuasa yang antara hidup dan mati saat mengandung dan menentukan. Kita sebagai anak wajib berusaha melahirkan bayi ke dunia. Setelah melahirkan, agar makin bertambahnya umur Ibu, makin seorang Ibu tetap tak mengenal lelah untuk tetap berkualitas hidup Ibu. Makanan sehat menyusui, merawat, hingga sang bayi menjadi merupakan hal utama yang paling berpengaruh anak muda generasi penerus bangsa. Pernahkah pada kualitas kesehatan fisik seorang Ibu, dan terpikir oleh kita bagaimana tetesan keringat perhatian kita merupakan pelipur lara untuk dan air mata Ibu kita sendiri? Pernahkah kita kualitas kesehatan psikologis Ibu. Marilah kita barang sebentar saja memikirkan kesehatan Ibu memberikan perhatian pada Ibu kita sendiri kita sendiri? Pernahkah kita menghubungi Ibu dengan memperhatikan dan kita sendiri dan menanyakan, Pernahkah kita barang sebentar saja “Mah, Ibu, Ambu, Bunda, memikirkan kesehatan Ibu kita sendiri? mengingatkan makanannya. sehat? Sudah makan apa saja Pernahkah kita menghubungi Ibu kita Salah satu kunci makanan hari ini? Hati-hati Ibu jangan sendiri dan menanyakan, “Mah, Ibu, sehat terdapat pada jenis terlalu banyak makan gorengan Ambu, Bunda, sehat? dan porsi karbohidrat dan makanan manis-manis yang dikonsumsi. Masalah karena bila berlebihan bisa terbesar di Indonesia adalah porsi makanan menjadi timbunan lemak di pembuluh darah! Ibu yang terlalu banyak pada makanan jenis berat badan sekarang berapa? Hati-hati Mah, karbohidrat di banding lauk pauk seperti tahu kegemukan berisiko sakit Jantung lho Mah! tempe, daging, sayuran, dan buah. Karbohidrat Mamah hati-hati makanannya, supaya Mamah yang terlalu banyak akan diubah di dalam tetep sehat dan Ade bisa ketemu terus dengan tubuh menjadi timbunan lemak. Jika lemaknya Mamah, nanti Ade bawain makanan sehat ya tertimbun di bawah kulit, tubuh terlihat lebih Mah?� gemuk. Namun bagaimana jika timbunannya Jika kita benar menyayangi Ibu kita sendiri, mari kita berikan bunga untuk Hari Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
tidak bisa dilihat, misalnya tertimbun di dalam pembuluh darah koroner jantung? Bisa-bisa
Halaman 24
Serba - Serbi
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
yang terjadi adalah penyakit jantung koroner. Lalu jika lemaknya tertimbun di pembuluh darah otak? Bisa-bisa yang terjadi adalah penyakit stroke akibat penyumbatan oleh timbunan lemak.
Makanan jenis karbohidrat ada yang mudah terserap badan seperti roti tawar (makanan yang mengandung tepung terigu, maizena, kanji, dan gula putih) dan ada juga yang lama terserap contohnya roti gandum, nasi putih yang berwarna sedikit kekuningan karena tetap mengandung serat, nasi merah, talas, dan ubi. Mengkonsumsi karbohidrat yang lama terserap jauh lebih baik dibanding jenis yang mudah terserap. Jika karbohidratnya mudah terserap tubuh, tubuh akan meminta lagi dan lagi. Sering kita menyebutnya dengan kata “ngemil�, yang biasanya digunakan untuk mendeskripsikan kegiatan memakan karbohidrat jenis mudah terserap, semisal gorengan, keripik, cake, kuekue kering. Jenis-jenis makanan tersebut biasanya habis satu bungkus dalam satu kali duduk.
Kunci pengaturan porsi karbohidrat dalam satu piring makan adalah dengan membagi porsinya dengan tahu tempe, lauk pauk, daging dan sayuran. Di Indonesia, tahu dan tempe bisa didapat dengan lebih mudah dan murah dibandingkan daging dan lauk pauk. Kebun kecil di pekarangan belakang rumah dapat ditanami dengan berbagai macam sayuran hijau yang siap dipetik (yang tentunya lebih murah). Jika di komplek perumahan tidak sulit mendapatkan kesemua bahan itu dari penjual sayur yang lewat, kita bisa membeli bahan-bahan itu dengan mudah. Tapi pastikan kita membeli bahanbahan tersebut pagi-pagi, karena makin pagi kita membeli, makin segar pula sayuran dan lauk yang di dapat. Kunci yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan seluruh keluarga dalam menciptakan suasana rumah yang berisi makanan bergizi. Penerapan hal ini misalnya dengan anak-anak dari Ibu yang sudah bekerja menyediakan sayur-sayuran dan buah-buahan untuk memenuhi porsi gizi selain karbohidrat, atau dengan menanami pekarangan kecil dengan pohon sayuran dan buah-buahan. Indahnya perhatian anak-anak menjadi “bunga� tidak hanya di Hari Ibu, tetapi dapat terus menerus membuat kualitas hidup Ibu menjadi menyenangkan dan menyehatkan.
Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
Halaman 25
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Serba - Serbi
Panduan Jalan-Jalan Ke :
Onsen Dimas Andrianto - Kagawa University, Kagawa )Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPIJ Biro Konten dan Publikasi
Penghujung musim dingin segera tiba. Setelah selama sekitar 3 bulan meminimalisir aktivitas luar ruangan, sekarang waktunya untuk jalan-jalan mengenal Jepang lebih dekat. Nah, kalo habis dari yang dingin-dingin, enaknya cari sesuatu yang hangat. Selain memanjakan lidah dengan masakan hangat seperti mie udon atau campuran nabe, perlu juga lho memanjakan tubuh dengan berendam di air panas.
Umumnya rumah-rumah dan kamar kost di Jepang memiliki bak mandi yang dapat dipergunakan untuk berendam. Namun demikian banyak orang Jepang yang pergi ke pemandian umum dengan berbagai alasan, diantaranya ingin berendam di air panas yang alami, berendam di tempat yang lebih luas, atau hanya sekedar melepas penat dan bosan mandi di rumah. Aktivitas jalan-jalan untuk mengunjungi pemandian air panas disebut onsen ryoko dalam bahasa Jepang.
Sejak zaman dahulu pemandian air panas dipercaya memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit dan meningkatkan vitalitas tubuh. Selain itu pemandian air panas alami juga dipercaya bisa menyehatkan jiwa dan hati karena adanya interaksi antara tubuh dengan alam. Tapi, hal yang cukup mengganjal di sistem pemandian di Jepang yang umumnya adalah semua pengunjung onsen akan berendam bersama dengan hanya bermodal sehelai handuk kecil. Nah, tulisan ini akan memberikan tips tentang suasana pemandian air panas di Jepang.
Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
1. Kapan ya?
Pilih waktu yang tidak bertepatan dengan festival atau acara adat masyarakat Jepang, misalnya setelah tahun baru karena banyak orang ingin membersihkan diri untuk mengawali tahun yang baru, yang membuat onsen jadi penuh dengan orang. Pengunjung onsen juga umumnya akan membludak pada masa liburan seperti golden week. Pada hari kerja umumnya onsen sepi pengunjung sehingga menjadi waktu yang baik untuk pergi. Orang Jepang umumnya mandi pada sore atau malam hari setelah selesai beraktivitas, sehingga harus dipertimbangkan juga untuk menggunakan onsen pada pagi hari dengan harapan jumlah pengunjung akan lebih sedikit. 2. Kemana ya?
Jepang memiliki sekitar 2.500 tempat pemandian yang terdaftar. Apabila melihat peta digital, biasanya ditandai oleh kanji 暯 (yu yang berarti air panas) atau hiragana ゆ (yu). Pemandian ini ada yang terletak dalam ataupun di luar ruangan. Berdasarkan jenisnya, ada pemandian yang berdiri sendiri ataupun yang berada dalam hotel atau penginapan. Meskipun di Jepang banyak onsen-onsen yang sangat terkenal seperti Dogo Onsen di Prefektur Ehime, Takegawara Onsen di Prefektur Oita, Takagawara Onsen di Prefektur Gunma, namun ada baiknya kita tidak pergi ke onsen-onsen yang besar tersebut, karena umumnya tempat seperti
Halaman 26
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Serba - Serbi
itu tidak pernah sepi pengunjung. Sebaliknya, onsen yang terletak jauh di pedalaman juga kurang direkomendasikan untuk dikunjungi karena masih banyak yang memakai sistem tradisional dengan tempat yang terbuka, bahkan masih dapat ditemui tempat dimana pemandian pria dan wanita dicampur atau tanpa sekat. Pemandian yang tidak terlalu terkenal relatif lebih nyaman dikunjungi karena tidak terlalu ramai, bahkan jika beruntung kita bisa menjadi pengunjung satu-satunya dan berendam dengan leluasa. 3. Dengan siapa?
Paling nyaman pergi ke onsen bersamasama keluarga kemudian menyewa kazoku-buro atau kashikiri-buro onsen, tapi memang biaya yang diperlukan cukup mahal. Khusus buat yang jomblo, lebih baik kalo mau ke pemandian sendiri saja, biar lebih bebas. 4. Sistem pemandian umum di Jepang
Sistem pemandian umum di Jepang sangat berbeda dengan pemandian umum di Indonesia. Secara umum ada 3 ruangan di pemandian gaya Jepang. Ruangan pertama yaitu tempat untuk menyimpan pakaian. Di ruangan ini ada keranjang yang berisi 1 handuk besar untuk mengeringkan diri dan 1 handuk kecil untuk dibawa ke dalam ruangan berendam. Semua pakaian yang dikenakan harus dilepas dan dimasukkan ke keranjang yang ada. Selanjutnya yang boleh dibawa ke dalam tempat pemandian hanyalah handuk kecil yang disediakan. Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
Beberapa tempat memiliki loker yang bisa dikunci. Meskipun Jepang adalah negara yang relatif aman, namun ada baiknya memanfaatkan loker ini. Jika tidak tersedia loker, sebaiknya semua barang berharga dititipkan kepada petugas pemandian. Ruangan kedua adalah ruangan untuk membersihkan badan. Pada beberapa tempat ada yang membuat ruangan ini terpisah dari ruangan berendam, tapi ada pula yang disatukan dengan bak tempat berendam. Jika memungkinkan, kita bisa mencari yang tempat membersihkan badannya disekat atau dibuat model kubikal. Di ruangan ini terdapat shower dan ember kecil yang digunakan untuk membersihkan badan. Umumnya sampo dan sabun disediakan, tapi beberapa tempat akan memberikan potongan harga apabila kita membawa sampo dan sabun sendiri. Tempat ketiga adalah bak untuk berendam. Pastikan badan sudah benar-benar bersih dan tidak ada sabun yang tertinggal sebelum masuk ke bak supaya tidak mengotori bak berendam. Taruh handuk kecil di atas kepala atau di atas batu saat berendam agar handuk tersebut tidak mengotori air tempat berendam. Meskipun kolamnya cukup besar, tapi kita dilarang berenang di dalam bak. Kolam tersebut khusus untuk berendam saja.
Selamat berendam!
Halaman 27
Interview PPI Kanto
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Wawancara Kepengurusan PPI Kanto Periode 2013-2014 Ruben Abdulrachman - Waseda University, Tokyo Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPIJ), Biro Konten dan Publikasi Sore itu saya berbincang dengan Shofarul Wustoni, atau yang biasa dipanggil dengan sebutan Bro Toni. Saya telah mengenalnya sebagai seseorang yang mempunyai impian, bersemangat dan optimistis sejak sebelum menjadi ketua PPI Kanto. Sampai saat ini, interaksi kami hanya sebatas bermain futsal atau kegiatan kekeluargaan di PPI Komsat Waseda. Tak pernah terlintas di benak saya bahwa ia akan ikut ambil bagian dalam pergerakan untuk menjadi ketua PPI Korda Kanto. Kamis, 23 Januari 2014 pukul 3 sore, kami menyusun jadwal untuk ngobrol bareng alias wawancara. Bagi saya, wawancara kali ini menjadi sebuah momen yang terasa berbeda dari interaksi-interaksi sebelumnya dengan dirinya. Pada kesempatan tersebut, kami banyak berbagi tentang semangat dalam sebuah keyakinan bahwa impian Indonesia Jaya akan dapat terwujud suatu saat nanti.
Awalnya, saya hanya ingin mengulas tentang profil dirinya, namun Bro Toni meminta akan lebih baik jika momen wawancara ini lebih ditujukan untuk berkenalan dengan keluarga tim PPI Kanto 2014 yang baru saja terbentuk. Suatu permintaan yang sederhana, namun bagi saya terdapat suatu nilai dan terasa istimewa. Dengan begitu, mari kita simak bersama-sama hasil ngobrol bareng saya dengan bro Shofarul Wustoni ini.
• Q: Kalo ditanya apa motivasi kepemimpinan bro Toni dan tujuan utama dari tim Kanto satu tahun ke depan ini, jawabnya gimana ya bro? • A: Ditanya motivasi, jujur ini awal tahun ketiga saya berada di Jepang, dan 2 tahun sebelumnya saya memilih untuk diam dan menikmati “zona nyaman” dengan aktivitas rutin ngelab yang seperti kita tahu di Jepang begitu padat ya, hehe, di lain sisi mengikuti perkembangan Indonesia yang penuh dengan cerita, saya hanya bisa menjadi Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
penonton dan komentator. Kemudian ada suatu momen dan inspirasi dari seorang senior yang sedang studi di salah satu negara Eropa, bahwa PPI itu salah satu wadah yang tepat selain untuk mengaktualisasikan diri dan memperlebar jaringan, yang lebih penting lagi adalah sebuah keluarga yang dapat melatih kita menjadi “pelayan” dalam hal kebaikan dan kebermanfaatan. Serta motivasi utama lainnya karena S3 saya dibiayai oleh beasiswa pendidikan LPDP alias yang berasal dari uang rakyat, jadi ini semacam langkah kecil untuk balas budi saya ke Indonesia. Untuk tujuan utama tim Kanto sebetulnya sama seperti motto PPIJ yaitu mengenalkan dunia ke Indonesia dan mengenalkan Indonesia ke dunia. Tapi kami bersembilan (personil keluarga tim Kanto) coba membawanya dengan semangat baru. Kalo dari namanya sebagai PPI Korda atau koordinator daerah, kami lebih ingin bersifat sebagai suatu tim pengkolaborasi yang mengoordinir potensipotensi atau kegiatan dari PPI komsat atau komisariat, semacam supporting system lah. Impian kami bisa menjadi sebuah sebuah keluarga Kanto yang satu, yang akrab, serta mendorong potensi yang ada sehingga dapat meningkatkan eksistensi mahasiswa Indonesia ke orang Jepang khususnya, dan ke sesama mahasiswa internasional secara umumnya terutama rekan-rekan mahasiswa dari wilayah ASEAN. Untuk mengenalkan dunia dalam hal ini area Kanto Jepang ke Indonesianya, kami sedang membuat serial artikel pengenalan kampus di daerah Kanto, dan ke depannya juga artikel positif atau motivasi dari para pelajar Indonesia di Kanto ke sahabat-sahabat yang ada di Indonesia.
• Q: Menurut pandangan Bro Toni, Seperti apa dan seberapa besar sih kepentingan eksistensi tim PPI Kanto itu? • A: Sebetulnya jumlah PPI komsat di Jepang
Halaman 28
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Interview PPI Kanto
KEPENGURUSAN PPI KANTO PERIODE 2013 - 2014
Annisa Anindita Zein
Abdul Aziz Akhmaddireja
Fransisca Callista
Anjar Dimara Sakti
Nadhilah Dzikrina
Shofarul Wustoni
Mahdina Kartika
Riedha Melinda
Irna Farikhah Koordinator PPI Kanto: Sekjen Internal: Bidang Pendidikan: Bidang Media & Informasi: Bidang Desain & Kreasi: Sekretaris Tim: Manajer Keuangan: Manajer Olahraga & Seni: Sekjer Eksternal & Kajian:
kan ada sekitar 60an, sekitar sepertiganya itu ada di daerah Kanto alias 23 jumlah komisariat. Bisa dibilang merupakan korda dengan komsat terbanyak. Hal ini menandakan sebuah potensi pelajar Indonesia yang sangat besar, yang kalau kita bisa mengolaborasikannya bisa membawa manfaat yang luas, khususnya seperti mengenalkan Indonesia ini ke Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
Shofarul Wustoni (Toni) Annisa Anindita Zein (Dita) Mahdina Kartika Sari (Dina) Riedha Melinda (Riedha) Fransisca Callista (Sisca) Irna Farikhah (Irna) Nadhilah Dzikrina (Dhila) Abdul Aziz Akhmaddireja (Aziz) Anjar Dimara Sakti (Anjar)
rekan-rekan Jepang kita. Selain itu, area Kanto itu mencakup Tokyo yang kita tahu pusat perkotaan dengan berbagai fasilitas dan keunggulannya. Jadi ya IMHO tim Kanto sangat diperlukan eksistensinya dan dimohon dukungannya semoga bisa amanah yak.
• Q: Menurut bro Toni, apa itu sudah dilakukan Halaman 29
Interview PPI Kanto oleh kepengurusan PPI Kanto sebelumnya?
• A: Tentu sudah ada, cuma kami tim Kanto selain meneruskan, juga berusaha membawa dengan semangat “darah muda” yang lebih fokus lagi untuk berkoordinasi dan juga ke arah ajakan-ajakan berkolaborasi dengan komsat-komsat setempat. Kegiatan yang kecil sederhana, namun kita bisa mengemasnya menjadi sesuatu yang bisa mungkin memberi manfaat lebih luas. Ke depannya kami berusaha juga untuk lebih aktif dalam kegiatan yang bersifat mengenalkan Indonesia ke dunia, salah satunya mungkin lewat AYNJ (ASEAN Youth Network Japan), kan AYNJ itu juga fokus kegiatannya berada di Tokyo. Saya teringat salah satu nasihat atase pendidikan kita pak Iqbal, beliau berkata kita harus lebih memperkenalkan Indonesia ke dunia, khususnya kita ya kepada Jepang. Ini lho Indonesia. Jangan hanya berkegiatan dan berbicara tentang hal-hal negatif yang ada di Indonesia, it’s more than enough kalo bicara yang negatif-negatif. Selain itu semangat dan impian tim Kanto yang saat ini juga ingin lebih menebar informasi positif supaya makin banyak rekan-rekan anak bangsa yang bisa mencicipi studi di LN khususnya daerah Kanto, kita harus melihat bahwa dengan sekolah ke Luar Negeri, pasti ada suatu ilmu yang sangat berharga dari proses perantauan keluar negeri itu yaitu membuat pengalaman dan pemikiran menjadi lebih luas. Itu potensi yang tak ternilai, tentu jangan diliat sekedar jalan-jalan doang. Dan kita harus yakin, bahwa potensi-potensi yang ada diluar negeri itu langsung ga langsung juga menjadi katalis pergerakan kemajuan Indonesia sekarang atau suatu saat nanti. • Q: Ada banyak temen-temenku yang kuliah disini tapi ga mau balik lagi ke Indonesia, apa bro Toni punya solusi bagaimana mencegah hal itu? • A: Memang belum kondusif sih kalo kita melihat kembali ke Indonesia, tapi kalau kita hanya melihat saja terus ikut-ikutan komentar negatif dan ngambek ga mau balik, terus ga mau ikut ambil bagian merangkat rajutan impian Indonesia yang lebih baik ya susah. Mungkin PPI bisa berperan juga untuk menumbuhkan kesadaran membantu Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
PPIJ, Kita untuk Indonesia! Indonesia. Kalo saya sih sering dapat motivasinya dari nonton Anies Baswedan, kalo kita hanya melihat-lihat saja ya tidak akan bisa berubah. Terus pernah baca juga bahwa perubahan itu tidak bisa dibeli dengan lembaran uang, tapi bisa dibeli dengan keyakinan bersama untuk perubahan itu sendiri.
• Q: Yang turun tangan itu ya bro Toni.
• A: Iya khususnya untuk kita yang studi di luar negeri, kita bisa membantu Indonesia dengan cara memberikan performa studi yang semaksimal mungkin, selain bisa menjadi potensi yang pasti bermanfaat untuk bangsa suatu saat nanti juga bisa memberikan citra yang baik tentang Indonesia di mata dunia. Nah selain itu alangkah baiknya kalo kita mau turun dan partisipasi ke organisasiorganisasi Indonesia di luar negeri ini. Contohnya kalo pelajar ya ikut PPI-PPI ini. Kita juga sering meragukan kalo ikut berorganisasi-berorganisasi itu ga ada atau bahkan dikit lah manfaatnya. Kita seperti sudah memberikan garis batas dan persepsi yang kurang baik. Sebetulnya kan bicara manfaat itu bisa langsung ga langsung, dan bisa didapat kalo kita ikut bergerak dan merasakan, ya sulit dapat manfaat bila hanya menonton saja. Karena itu di tim Kanto saat ini, kami membuat program one day one sharing, bergantian tiap hari setiap orang berbagi informasi positif tentang apapun, jadi itu sudah menjadi nilai manfaat yang bisa dirasakan langsung dalam tim keluarga Kanto 2014.
• Q: Sip deh bro.. Sekarang aku pengen tanya nih pandangan bro Toni. kan Bro Toni udah pernah ngerasain tinggal di Jepang, menurut Bro Toni apa perbedaan paling menarik antara Indonesia dan Jepang
• A: Tentu yang paling bisa kita liat budaya masyarakatnya ya bro, gimana orang jepang itu disiplin pekerja keras, dan seterusnya. Kemudian juga teknologinya yang maju. Mungkin untuk saat ini sangat jauh berbeda dengan Indonesia. Namun ke depan kita yakin kan ya bahwa bisa seperti Jepang bahkan lebih baik tentunya, nah sebetulnya itu semua karunia terindah dari Tuhan kan ya bro, kita studi di luar negeri ini Halaman 30
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Interview PPI Kanto bisa merasakan bagaimana perbedaan hidup bertetangga dengan orang Jepang dengan segala budaya yang positif tentunya. Mudahmudahan nanti kita pas balik ke Indonesia akan konsisten menularkan yang positif itu ke Indonesia, bukan malah ikut merusak lagi.
• Q; Kalo dilihat dari Jepang dan Indonesia apa yang bisa menyebabkan berbeda? Apa memang pendidikannya?
• A; Intinya emang pendidikan ya. Kita belum bisa memperbaiki pendidikan kita kalo ga diperbaiki fasilitas-fasilitasnya. Lalu yang paling miris juga kalo berbicara tentang sistem pendidikan termasuk beberapa oknum pendidiknya. Terdapat oknum pendidik yang hanya mementingkan uang, dan pendidikan itu dijadikan ladang penghasil uang seperti soal ujian dijadikan penarik supaya ikut les atau bimbel, joki UAN, dan lain-lain. Terus di level universitas-universitas, masih banyak juga dosen yang menjadikan projekprojek penghasil uang itu dan melupakan tugas mengajar, masih banyak oknum yang memalsukan paper dan lain-lain hanya untuk naik jabatan, dst. Pendidikan bukan dijadikan utama atau prioritas. • Q: Kalo bicara soal UAN juga, saat ini masih banyak sekali yang mencontek dan lain-lain, apa pendapat bro Toni tentang ini? • A: iya banget, cerita UAN di Indonesia itu seperti apa ya.. (hening 5 detik) • Q: Lucu ya bro
• A: Sangat lucu. Yang paling miris ketika berita orang tua murid yang berusaha jujur malah diusir sama warga atau wali murid lainnya. Jadi sebetulnya ada sesuatu yang kurang benar di Indonesia ini. Kalo ada yg negatif aja dari pemerintah, pasti kita terus menerus menjelek-jelekkan pemerintah, tapi masyarakat kita mungkin termasuk saya kurang ada tradisi melihat diri sendiri. Dari hal kecil seperti korupsi waktu, dari orang-orang di pasar yang sering mempermainkan timbangan bahan pangan, mereka juga sebenarnya sudah melakukan korupsi, walau dalam hal kecil. Justru itulah yang mencerminkan pemimpin kita. Kita kurang melihat diri kita sendiri. Contoh lainnya adalah bagus memang ketika mahasiswa-mahasiswa demo dengan Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
sungguh-sungguh menyuarakan suara rakyat, tapi ketika mereka bolos, tawuran, dan sebagainya, mereka sedang melakukan hal yang bertolak-belakang.
• Q: Bener juga ya bro. Lalu apa ya kira2 pandangan anda terhadap Indonesia 10 tahun lagi?
• A: Ya pastinya semua akan lebih indah dan berubah bro. terus ada juga yang namanya bonus demografi pernah dengar? Bonus demografi Indonesia adalah ketika masyarakat produktif yang ada di Indonesia itu lebih banyak dibandingkan yang di bawah atau di atas masyarakat produktif itu. Lain dengan Jepang yang mempunyai demografi piramida terbalik dimana yang produktif lebih sedikit dari yang sudah tidak produktif, Indonesia mempunyai demografi yang seperti diamond, dimana paling banyak penduduknya berada di tingkat masyarakat produktif. Saya sangat optimis dengan hal ini dan mudah-mudahan bonus demografi ini akan bisa menjadi potensi. Yang penting menurut saya adalah kita mempunyai impian dan lebih bagus impian kolektif atau bersama, dan terus yakin mewudujkan impian itu. Kayak sumpah pemuda dulu, pemuda-pemuda yang bersama-sama berjanji menyatukan Indonesia pada tahun 1928 saja, baru 17 tahun setelah itu bisa memproklamasikan Indonesia. Jadi mewudujkan impian itu memang butuh proses, tidak ada yang instan, mie instan pun masih butuh diseduh kan bro. • Q: Tapi yang jelas ada mimpi ya bro • A: Yoi gan
• Q; Optimis ya berarti nih bro?
• A: Ya optimis lah, dan kita sebagai pelajar ya juga harus mengambil bagian. Pertama bisa dengan turut memberikan inspirasi dan berbagi wawasan dengan bidang keilmuan kita atau memotivasi rekan-rekan yang lain untuk studi lebih tinggi, dengan pendidikan, SDM Indonesia akan menjadi sebuah escalator perubahan. Terus yang kedua tadi harus punya banyak mimpi untuk Indonesia yang lebih baik dan ikut bergerak dong. • Q; Oke deeh, kalo saran dan kesan buat mahasiswa Indonesia yang lagi di Jepang
Halaman 31
PPIJ, Kita untuk Indonesia!
Interview PPI Kanto gimana bro? atau mungkin mahasiswa yang sudah balik ke Indonesia dari Jepang?
• A: Kalo yang udah balik ya semoga bisa menerapkan dan mentransfer pengalaman berharga di tanah samurai ini ke Indonesia. Karena ada anekdot dari dosen saya di bandung dulu, kalo orang Indonesia yang tinggal di Jepang itu pasti akan mengikuti tradisi orang Jepang, namun ketika sudah kembali ke Indonesia akan berubah lagi menjadi seperti orang Indonesia, hehe. Ya memang sulit sih tapi kita berharap langkahlangkah kecil menjadi loncatan besar untuk perubahan, kita harus punya tekat untuk itu. Untuk mahasiswa-mahasiswa Indonesia pilihan Tuhan yang lagi di Jepang, kalau boleh mengulang saran yang sudah umum yaitu memanfaatkan potensi dan fasilitas yang ada saat ini. Terus kita bisa berkembang agar bisa tidak terus-terusan melihat kekurangan dan memberikan batas dalam diri kita. Maksud saya, episode studi kita ini nampaknya terlalu sia-sia jika hanya diisi dengan aktivitas rutin lab dan kelas seperti saya 2 tahun yang lalu, ada sesuatu yang lain yang bisa kita eksplor, yuk gabung PPI,haha.
banyak orang tidak pernah bisa lari di bawah 10 detik. Namun ketika itu ada satu orang yang bisa lari dibawah 10 detik, banyak yang kemudian menyusul. Hanya pikiran kita yang sebenarnya membatasi kita untuk melakukan segala sesuatu.
• A; Iya ya.. Ya itu lah, di Indonesia itu orang pintar banyak, orang kreatif, banyak. Tapi apa coba yang ga ada di Indonesia? • Q: Apa ya bro?
• A: Inisiator, Indonesia sudah terlalu banyak orang yang jago ilmunya, jago dalam berkatakata baik orasi maupun tulisan, tapi masih sedikit yang bergerak konkret. Semoga kita nanti bisa jadi bagian yang konkret ini yak.
• Q: Saya jadi teringat para pemain olimpiade lari 100 meter itu bro. Ada saatnya dimana
• Q: Sip deh makasih banyak masbro.. Nah ini ada 10 pertanyaan singkat pilihan nih ya.. Pertanyaan Jawaban bro Toni Lebih suka musim panas atau musim dingin? Musim panas Lebih suka Slank atau JKT48? Slank lah Mikirin masa lalu/masa depan? Masa depan Lebih milih Jepang atau Indonesia? Indonesia Lebih milih keluarga atau karir? Keluarga Lebih milih liburan ke Bali atau Okinawa? Bali Lebih suka komodo atau kanguru? Kanguru sih Lebih tinggi rakyat atau wakil rakyat? Rakyat lah
Buletin Interaksi Edisi 21 - Februari 2014
Halaman 32
Š Persatuan Pelajar Indonesia di Jepang (PPIJ) Š Biro Konten dan Publikasi All rights reserved 2014
Enrikko Hazemi | Alvin Mariogani | Farah Fitriani | Chairul Akmal Suksmandhira Harimurti | Rizki Amelia | Dimas Andrianto Irandi Pratomo | Hendro Mulyo W | Ruben Sahistya A