Buletin Interaksi PPI Jepang Maret 2015

Page 1

PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

Buletin Interaksi Mar 2015

1


INTERaksi

PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

Redaksi Pimpinan Redaksi Jihan Tika Aryani

Penulis

Wentika Putri Kusuma Asih Anindya Pradipta Nugroho Fransisca Callista Kinanti Hantiyana Aliyah Anna Dwi Handayani Muhammad Rifqi Fadhila Sanaz Arumdhati

Desainer

Fransisca Devina Rio Rahman Hadi

Pengarah

Adiyudha Sadono Muhammad Salman Al Farisi

Kritik dan Saran

interaksi@ppijepang.org

Buletin Interaksi Mar 2015

2


INTERaksi

PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

Prakata

Salam sinergi!

Pada musim semi kali ini, Interaksi kembali hadir menyapa pembaca sekalian, guna menyajikan informasi dan kisah-kisah terkait kehidupan mahasiswa Indonesia di Jepang. Tidak hanya liputan tentang kegiatan bernuansa tanah air saja, kesempatan untuk mengenal lebih dekat negeri matahari pun bisa pembaca nikmati di edisi kali ini. Kiranya, dengan berbagai macam artikel yang ada, Interaksi dapat membantu pembaca update berita-berita baru mengenai PPI Jepang sekaligus menambah wawasan secara umum. Akhir kata, redaksi berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu penerbitan buletin edisi kali ini. Redaksi dengan senang hati menerima kritik, saran, juga pujian demi kualitas yang lebih baik di masa depan. Selamat membaca!

Buletin Interaksi Mar 2015

3


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

daftar isi

Daftar Isi Redaksi 2 Prakata 3 Daftar Isi 4

Kabar PPIJ

Pengurus Baru PPIJ 2014-2015 5

Kabar Korda Komsat

Ski dan Snowboard di Kitashiga, Komaruyama, Nagano 11 Malam Budaya PPI Hokaido 15 Piala Indonesia Tohoku 2014 20 GATOT 24

Serba-Serbi

Bahasa Asing di Jepang 28 Yuki Matsuri 35 Selamat datang, Haru! 39 Pentingkah Pengetahuan Mengenai ASEAN Community? 42 Sponsor 46

Buletin Interaksi Mar 2015

4


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

Buletin Interaksi Mar 2015

Kabar PPIJ Panitia

5


Kita Untuk Indonesia! PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

Buletin Interaksi Feb Mar2015 2015

Panitia Panitia

6


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

Buletin Interaksi Mar 2015

Panitia

7


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

Buletin BuletinInteraksi InteraksiMar Mar2015 2015

Panitia

88


PPIJ,sinergi sinergiUntuk UntukIndonesia! Indonesia! PPIJ,

Buletin Interaksi Mar 2015

Panitia Panitia

9


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

Buletin Interaksi Mar 2015

10


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

kabar korda komsat

Kegiatan Ski dan Snowboard PPI Tokodai Ski dan Snowboard di Kitashiga, Komaruyama, Nagano Musim dingin di Jepang tak lengkap rasanya jika tidak mencoba olahraga yang bersentuhan langsung dengan alam pegunungan yang diselimuti salju tebal. Di awal tahun 2015 ini, PPI Tokodai melaksanakan kegiatan ski dan snowboard yang rutin diselenggarakan tiap tahunnya. Pada tahun ini kegiatan berlangsung pada tanggal 23-25 Januari 2015 di Kitashiga ski resort area, Seperti yang telah diketahui bahwa di daerah Nagano terdapat banyak area untuk bermain ski, seperti Hakuba, Shikagoen dan masih banyak lagi. Dikarenakan banyaknya peserta yang pemula, maka panitia menentukan daerah ini sebagai tempat diadakannya kegiatan tersebut. Sebanyak 39 peserta menempuh perjalanan menggunakan bus selama kurang lebih 7 jam dari Terminal bus Ikebukuro, Tokyo. Setelah sampai di tempat tujuan, kami mulai bergegas untuk melakukan kegiatan selanjutnya, yaitu menuju ke area ski dan snowboard yang terletak tidak lebih dari 3 menit dari penginapan. Namun sebelumnya para peserta menggunakan perlengkapan ski dan snowboard masing-masing yang telah disewa di tempat penyewaan yang berada di area penginapan.

Buletin Interaksi Mar 2015

11


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

kabar korda komsat

Menurut Firman Bagja Juangsa sebagai ketua pelaksana, kegiatan ini bertujuan untuk memfasilitasi kegiatan olahraga di daerah bersalju bagi mahasiswa Indonesia. Lebih lanjut, kegiatan ini sangat jarang dilakukan oleh para mahasiswa Indonesia karena kita berasal dari negara tropis yang tidak bersalju. Selain itu, kegiatan ini juga dilakukan agar terjalin kebersamaan antar peserta khususnya diantara mahasiswa PPI Tokodai sendiri, tambah Firman.

Kegiatan ski dan snowboard dimulai pada Sabtu pagi, dimana peserta dibagi menjadi 2 kelompok beranggotakan total 8 peserta ski dan 31 peserta snowboard. Kebanyakan dari peserta adalah para pemula, sehingga untuk hari pertama di lokasi kegiatan dimulai dengan latihan dasar menjaga keseimbangan diatas papan luncur dan papan ski. Antusiasme peserta sangat tinggi sehingga tidak memerlukan waktu yang terlalu lama untuk melakukan latihan dasar, bagaimana cara memakai sepatu dan papan luncur, serta berjalan dengan salah satu kaki masih terkait pada papan luncur. Setelah dilakukan latihan dasar, para peserta menuju area ski yang lebih tinggi untuk latihan meluncur. Para peserta snowboard tidak banyak yang mengalami kesulitan untuk berdiri dari posisi duduk, namun ada juga yang menghadapi sedikit kesulitan karena untuk berdiri dengan posisi badan tetap diatas papan tanpa meluncur memerlukan sedikit trik. Walaupun banyak yang terjatuh, baik dari jatuh posisi duduk maupun tersungkur, peserta saling menyemangati untuk bisa menikmati bermain ski dan snowboard.

Buletin Interaksi Mar 2015

12


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

kabar korda komsat Bagi yang merasa memiliki peningkatan kemampuan berluncur, mereka mencoba untuk memulai meluncur dari tempat yang lebih tinggi atau mencoba teknik bermain lainnya. Selain menikmati permainan ski dan snowboard di area penginapan terdapat tempat pemandian air panas atau onsen. Akan tetapi tempat ini kurang memberikan kenyamanan bagi sebagian peserta karena tidak terbiasa mandi di pemandian umum ala jepang. Hal tersebut tidak merubah sedikitpun semangat peserta untuk terus berlatih agar bisa meluncur mulus dan mengurangi intensitas terjatuh di area ski. Walaupun banyak yang mengeluhkan badan pegal-pegal, tetap saja di hari

terakhir kegiatan semangat peserta tidak pudar sama sekali untuk bermain ski dan snowboard. Selain bermain ski dan snowboard, panitia juga mengadakan kegiatan keakraban. Permainan yang dipilih adalah yang membutuhkan kerjasama dan strategi jitu untuk memenangkannya, yaitu permainan werewolf. Permainan terlama dilaksanakan hingga 7 malam, menyisakan hanya 4 dari lebih dari 12 peserta yang mengikutinya, yang akhirnya dimenangkan oleh vampir yang diperankan oleh saudari Syifa. Dari awal kepulangan peserta hingga bus tiba di Shinjuku, permainan babak kedua belum terselesaikan dan peserta bertambah banyak dari babak sebelumnya. Pasca kegiatan ini banyak peserta yang mengatakan ingin mencoba lagi bermain ski dan snowboard di kemudian hari.

Wentika Putri Kusuma Asih Buletin Interaksi Mar 2015

13


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

Buletin Interaksi Mar 2015

14


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

kabar korda komsat

Behind the Scene “Malam Budaya 2014� PPI Hokkaido Cinta tanah air dan nasionalisme, dua hal yang sering menjadi poin perseteruan ketika membicarakan pilihan mahasiswa Indonesia untuk mengenyam pendidikan di dalam negeri atau di luar negeri. Kedua pendapat memiliki dasarnya masing-masing, titik tengahnya hanyalah saling toleransi dengan pilihan masing-masing, dan yang menjadi poin utama adalah bagaimana cara masing-masing kita untuk menunjukkan merah putih kita. Lagu Indonesia Raya ataupun pengibaran Sang Saka Merah Putih merupakan prosesi yang membosankan untuk sebagian besar pelajar Indonesia. Kebiasaan pelaksanaannya yang terpadu dengan Upacara bendera setiap hari senin dibawah terik matahari dan panjangnya sambutan para guru menjadikan prosesi ini kehilangan kekhidmatannya. Namun akan berbeda nilainya bagi atlet nasional, air mata selalu menitik bagi mereka. Ketika pengibaran bendera dan pemutaran lagu kebangsaan memiliki sentimentalitas tersendiri, simbol supremasi yang mereka perjuangkan dengan keringat dan air mata. Ada pendapat yang mengatakan bahwa cukup sulit memperkenalkan diri sebagai orang Indonesia. Berbeda dengan orang Jerman atau orang Amerika misalnya, tingkat kepercayaan diri sudah memancar ketika mereka menyebutkan Negara asal mereka. Stigma dan reputasi positif Negara mereka sudah memberikan suntikan rasa percaya diri yang akan tercermin pada cara mereka berjabat tangan. Di sisi lain, menjadi orang Indonesia belum mampu memberikan efek yang sama pada semua orang. Dimulai dari tidak semua orang tahu tentang Indonesia, dan beberapa reputasi negatif Negara kita di dunia Internasional. Kalimat tambahan seperti “Anda tahu pulau Bali, pulau Bali berada di Indonesia� merupakan bantuan yang sering digunakan untuk menjelaskan. Namun jika sudah menyentuh acara kebudayaan, orang Indonesia jelas memiliki pilihan yang tak terbatas. Budaya, sebuah harta karun bagi Negara Indonesia. Bahasa, adat istiadat, baju daerah, tarian, lagu, alat musik, bahkan keanekaragaman wajah manusia Indonesia itu sendiri. Sebagai mahasiswa Indonesia yang memilih untuk melanjutkan studi ke luar negeri, menjadi duta budaya amatir merupakan tugas kita. Menjadi orang Indonesia merupakan alasan yang dianggap cukup bagi mahasiswa internasional yang lain untuk menjadikan kita sebagai narasumber atau mencari klarifikasi dan konfirmasi mengenai Indonesia. Hal ini terkadang membuat kita menyadari betapa kayanya negeri kita, dan betapa kita belum mengenal Indonesia terlalu dalam.

Buletin Buletin Interaksi Interaksi Mar Mar 2015 2015

15


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

kabar korda komsat

Hal ini juga berlaku untuk urusan budaya, agenda kebudayaan merupakan acara rutin semua mahasiswa Internasional, baik festival budaya Internasional maupun acara kebudayaan yang dilakukan oleh persatuan pelajar tiap Negara. Undangan untuk berpartisipasi sebagai penampil menjadi sebuah hal rutin meskipun sebagian besar dari kami tidak pernah belajar kesenian daerah secara mendalam. Kesempatan besar juga datang kepada kami, PPI Hokkaido, pada tahun lalu. Agenda rutin dua-tahuanan PPI Hokkaido, Malam Budaya Indonesia, jatuh pada tahun 2014. Pertunjukan budaya Indonesia dan sajian makanan Indonesia merupakan agenda wajib untuk Malam Budaya PPIH. Untuk Malam Budaya kali ini, kami ingin menampilkan konsep yang berbeda. Pada Malam Budaya sebelum-sebelumnya, tarian, lagu, dan alat musik ditampilkan sebagai rangkaian acara yang terpisah dan mandiri. Namun tahun 2014 lalu, kami ingin menampilkan seluruh budaya Indonesia, tarian, lagu, alat musik, puisi, dalam sebuah rangkaian cerita rakyat yang utuh dan harmoni. Sentimentalisasi atas pengibaran bendera merah putih atau pemutaran lagu Indonesia Raya pun menjadi idealisme kami untuk disertakan dalam acara ini. Pilihan cerita rakyat jatuh pada “Legenda Roro Jonggrang dan 1000 Candi�. Konsep drama musikal dan sendratari menjadi pilihan kami untuk menyatukan berbagai kesenian yang ingin kami tampilkan. Tarian Bali, tarian Jawa, angklung, sampai musik dangdut pun kami tampilkan. Drama ini kami sajikan dengan tiga bahasa, Bahasa Inggris dan Jepang untuk narasi pada setiap adegan, dan Bahasa Indonesia untuk dialog. Kendala bahasa jelas menjadi pengaruh besar dalam diterima tidaknya suatu pertunjukkan drama, maka dari itu kami mencoba meminimalisir dialog dan menggambarkan adegan cerita dalam sebuah tarian. Tarian perang, tarian raja, tarian pembangunan candi dan tarian memanggil fajar pun menjadi tarian kontemporer yang dikembangkan dari tarian daerah yang ada. Dengan bantuan seorang penari jawa yang tinggal di Hokkaido, dan kerjasama teman-teman yang memiliki latar belakang tari, pencak silat, dan kegemaran dalam menonton kethoprak menjadi modal pas-pasan yang kami berdayakan untuk membuat tari kontemporer tersebut. Tata lampu dan tata suara menjadi alat bantu untuk menggiring emosi penonton ketika dialog digunakan. Persiapan kami dimulai dengan pembuatan konsep acara dan pemetaan sumber daya yang ada (pemain, panitia, kostum, alat musik), tim konseptor beranggotakan PH PPIH, PH PPIS, OC Malam Budaya, dan beberapa senior yang sudah pernah mengikuti malam budaya sebelumnya. Konsep awal merupakan usulan dari Ketua Malam Budaya tahun ini, Naufal Rospriandana, dari konsep tersebut, bentuk acara konkret mulai dibuat. Fadhila Sanaz diberi amanah untuk menjadi sutradara malam budaya 2014. Dengan keterbatasan pengetahuan dari klub teater dan editor film sewaktu SMA, pengembangan

Buletin Interaksi Mar 2015

16


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

kabar korda komsat

konsep mulai dilakukan. Dari cerita Roro Jonggrang, naskah mulai dibuat. Tata panggung, tata lampu, blocking pemain, gambaran kostum, property, perpindaha adegan, penyatuan semua unsur kesenian diturunkan dari naskah. Tantangan terbesar kami adalah jadwal latihan dan pembuatan property. Mengingat kami semua memang pelajar, dari jadwal percobaan dan kuliah. Latihan pada akhir pekan atau diatas jam Sembilan malam menjadi harga mati. Kami biasa latihan secara terpisah pada hari biasa lalu latian terpadu pada akhir pekan. Belum dengan masalah properti. Pekerjaan yang satu ini membuat kami benar-benar merindukan Indonesia, berbagai pelayanan, fasilitas, serta berbagai penyedia jasa kreatif membuat segala permasalahan kami menjadi hal sepele. Tetapi ini memang di Jepang, dari backdrop, setting panggung, hingga property pendukung drama harus kami buat sendiri. Beberapa bantuan juga kami minta dari pihak lain. Beberapa teman kami harus berurusan dengan beacukai karena bawaan yang begitu banyak untuk acara ini. Support dari KBRI untuk backdrop dan pinjaman angklung dari Korda Tohoku. Belum lagi teman-teman di Indonesia yang membantu mengurus souvenir dari Indonesia. Malam Budaya kali ini memang cukup menguras tenaga kami. Untuk memasak konsumsi, semua ibu-ibu pun harus turun tangan. Target kami 300 kotak bentou untuk konsumsi pengunjung dan panitia. Dari belanja sampai pengepakan, benar-benar sebuah kerja keras. Dikarenakan keterbatasan tenaga untuk menyediakan konsumsi inilah kami terpaksa harus membatasi penjualan tiket. Giatnya teman-teman menjual tiket dan pergerakan sie humas hingga ke radio dan koran membuat tingginya permintaan tiket. Pada H-7, kami dengan berat hati harus menolak permintaan tiket dari teman-teman. Kesalahpahaman dan kelelahan jelas hal yang tidak bisa dihindari demi terwujudnya sebuah acara. Kelelahan dan kesabaran beberapa orang sampai harus ditekan sampai batasnya. Mungkin karena sebenarnya kami membutuhkan lebih banyak sumber daya manusia dari yang kami punya. Kendala seperti tata lampu yang tidak berjalan sebagaimana direncanakan, pemain yang lupa dengan dialog, bahkan beberapa teman sampai kehilangan dialognya karena yang lain terlalu terburu-buru memotong. Jika ditilik dari kata sempurna, acara ini jauh dari kata sempurna. Tapi ketika mendengar respon penonton yang ikut menikmati alur emosi drama dan penutupan dengan bendera merah putih yang kami kibarkan membuat kami merasa bahwa kerja keras kami cukup terbayar. Mengingat kami menyampaikan dialog dengan bahasa Indonesia dengan bantuan sound effect untuk menggiring emosi penonton, melihat perasaan dan cerita kami tersampaikan merupakan kebahagiaan yang luar biasa.

Buletin Interaksi Mar 2015

17


kabar korda komsat

PPIJ, sinergi Untuk Indonesia! BERIKUT ADA SEDIKIT KESAN DARI TEMAN-TEMAN PANITIA

Yudistira Wahyu Kurnia (Ketua PPI Hokkaido)

Alhamdulillah kendati masih jauh dari sempurna, Malam Budaya 2014 terbilang sukses. Konsep yang cukup berbeda tahun ini mampu menyedot perhatian masyarakat jepang dan mahasiswa internasional, tiket yang terjual habis menjadi obat lelah tersendiri bagi panitia. Kesadaran kami sebagai diaspora lah yang menjadikan pengalaman berharga ini menjadi ada.

Desi Utami (Sie Humas)

Malam Budaya Indonesi 2014 berhasil menggoyang banyak tempat, tidak hanya Sapporo, tetapi atmosfer “panas dan hebohnya� acara ini juga sampai seantero Jepang, maupun Indonesia. Karena cinta kita ada, karena budaya kita kaya! Makin ngehits dah PPI Hokkaido.

Oriyama (Mahasiswa Jepang, Hokkaido University)

I joined Sapporo-Angklung team and drama of Roro Jonggrang. I enjoyed the night very much and I got many Indonesian friends and help them throw this event.

Obara (Mahasiswa Jepang, Hokkaido University)

I knew that there is traditional musical instrument Angklung, but I could not image its sounds. Now I know Angklung’s sound is very pretty. I am glad that I could join as player.

Jamal Musa Holle (Sie Ticketing)

Awalnya takut kekurangan pengunjung karena kesulitan menjual tiket diawal. Tapi mendekati hari H, antusisme peminat Malam Budaya meningkat drastis hingga melebihi seat yang disediakan. Tidak disangka kami sampai harus menolak pengunjung.

Fadhila Sanaz (Sutradara)

Sebuah pengalaman yang luar biasa untuk dikenang, tetapi terlalu gila untuk diulang lagi.

Fadhila Sanaz Arumdhati Buletin Interaksi Mar 2015

18


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

Buletin Interaksi Mar 2015

19


kabar korda komsat

PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

Piala Indonesia Tohoku 2014 (Marumori, Miyagi-ken) Acara yang bertujuan sebagai ajang silaturahmi antar warga Indonesia yang di tinggal di daerah Tohoku (bagian utara pulau Honshu), kami mengadakan sebuah turnamen futsal bertajuk Piala Indonesia Tohoku 2014. Turnamen ini diadakan pada tanggal 23 November 2014 di gymnasium asrama warga Indonesia di kota Marumori (masih di perfektur Miyagi). Turnamen ini direspon dengan sangat baik oleh warga Indonesia di Tohoku, baik yang sedang belajar maupun bekerja sebagai trainee (kenshuusei). Tercatat ada 8 tim yang berpartisipasi dan berasal dari 6 kota antara lain: Marumori (sebagai tuan rumah), Sendai, Yoshioka, Ogawara-Shiogama, Kitakami, dan Fukushima. Tim Sendai diwakilkan oleh para mahasiswa Tohoku University, pada turnamen kali ini mendelegasikan 2 tim yaitu Garuda dan Bhinneka. Target kami tidak berlebihan, mengingat para lawan kami adalah para trainee yang sangat tangguh dan bermain dengan sangat ciamik. Kapten kami (bung Hesky) menargetkan hal yang sepertinya cukup realistis, yaitu “tidak menjadi juru kunci grup�.

Setelah sempat tertunda cukup lama, turnamen resmi dibuka pada pukul 10.30 JST. Upacara pembukaan diisi dengan perkenalan masing-masing tim, kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari ketua panitia (Ajie) dan ketua PPI Sendai (Fuad) sebagai co-organizer. Setelah sambutan disampaikan dengan penuh semangat, seluruh tim menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan menatap bendera merah putih yang terbentang di panggung.

Buletin Interaksi Mar 2015

20


kabar korda komsat

PPIJ, sinergi Untuk Indonesia! Perjalanan Tim Garuda

Tim Garuda beranggotakan Muhammad Rifqi, Enrikko Hazemi, Muhammad Salman, Rahmat Hadi Saputro, Oscar Radyan Danar, Hamzah Fauzi, Riyan Achmad Budiman, dan Torikin. Garuda tergabung di grup A bersama tim Yoshioka A, Marumori, dan Shiogama-Ogawara. Pertandingan pertama Garuda mendapat mimpi buruk karena harus takluk 1-6 dari Yoshioka A. Belajar dari kekalahan telak tersebut Garuda berhasil memperbaiki strategi dan bermain lebih baik, pada pertandingan kedua tim Garuda melawan tuan rumah Marumori. Sangat disayangkan karena Garuda harus menelan pil pahit kekalahan 0-2 dari tuan rumah yang terlihat jauh lebih menguasai medan. Di pertandingan terakhir, akhirnya Garuda berhasil memetik kemenangan tipis 1-0 atas Shiogama-Ogawara setelah berjuang penuh semangat sepanjang pertandingan.

Kiri-kanan: Tim Garuda dan Tim Bhinneka

Perjalanan Tim Bhinneka Tim Bhinneka diwakilkan oleh Muttaqin Yasin, Ahmad Ridwan, Ari Rejeki, Hesky Hasdeo, Chairul Akmal, Fuad Ikhwanda, Syahril Siregar, dan Muhammad Rais. Di turnamen ini Bhinneka mengalami nasib yang lebih baik dibandingkan tim Garuda. Bhinneka harus menelan pil pahit yaitu kekalahan yang sama seperti Garuda di pertandingan pertama dengan dibantai 1-6 oleh Kitakami, akan tetapi Bhinneka berhasil menahan imbang Yoshioka B 1-1 pada pertandingan kedua.

Buletin Interaksi Mar 2015

21


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

kabar korda komsat

Setelah itu, pada pertandingan terakhir grup B Bhinneka berhasil menang tipis 3-2 atas Fukushima. Dengan hasil ini Bhinneka melaju ke babak semifinal untuk bertemu Yoshioka A sebagai juara grup A. Setelah perjuangan keras sepanjang pertandingan dan balas-membalas gol, akhirnya Bhinneka harus mengakui keunggulan Yoshioka A dengan skor 2-3. Kemudian tim Yoshioka A bertemu dengan tuan rumah Marumori di final dan berhasil meraih gelar juara Piala Indonesia Tohoku 2014 setelah melalui pertarungan adu penalti yang sangat sengit. Secara umum, tujuan utama turnamen Piala Indonesia Tohoku 2014 ini tercapai, yaitu menjalin silaturahmi antar warga Indonesia yang tinggal di Tohoku. Diharapkan turnamen seperti ini akan diadakan secara rutin ke depannya, supaya silaturahmi yang terjalin tetap erat dan tidak terputus. Otsukaresamadeshita!

Muhammad Rifqi PPI Sendai

Buletin Interaksi Mar 2015

22


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

Buletin Interaksi Mar 2015

Culture is our identity.

23


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

kabar korda komsat

GATOT Upaya melestarikan budaya bangsa takkan pernah terlupakan bagi mahasiswa Indonesia di Ritsumeikan Asia Pacific University, Jepang. Tergabung dalam organisasi mahasiswa Indonesia yang disebut APUIna, para mahasiswa terus berlatih dan mengikuti eventevent yang diselenggarakan pihak universitas maupun pemerintah setempat yang bertujuan untuk memperkenalkan keindahan dan kehangatan budaya Indonesia kepada warga asing. Mulai dari sanggar musik, drama, dan juga tarian, mahasiswa Indonesia di APU sangat antusias mengikutinya. Biasanya pada akhir liburan musim semi ataupun musim panas, banyak event di kota kecil Beppu yang diisi dengan sajian seni budaya dari APUIna. Tak hanya di kota kecil Beppu, APUIna juga pernah tampil pada event seni budaya Indonesia di kota tetangga, Oita, bahkan di kota terpadat di Jepang, Tokyo. Pada akhir 2014, sanggar tari APUIna membentuk divisi baru bernama GATOT KACA. GATOT sendiri adalah singakatan dari sangGAr Tari Orang Tampan. Divisi yang dibentuk untuk menyalurkan bakat tari khusus kaum Adam ini sedang sibuk persiapan untuk mengisi acara budaya tahunan terbesar sepanjang sejarah APU yang disebut Indonesian Week. Setiap minggu, anggota GATOT menyisihkan waktunya kurang lebih 3 jam untuk berlatih tarian-tarian maskulin asli Indonesia. Salah satu tarian yang sangat diminati adalah kuda lumping. Tidak tanggung-tanggung, mulai dari kostum yang melekat pada badan penari, kuda lumping, hingga pernak-pernik kecil langsung mereka datangkan dari Indonesia. Untuk koreografinya

sendiri, para anggota GATOT merancang tariannya agar lebih mudah dimengerti oleh orang asing.

Buletin Interaksi Mar 2015

24


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

kabar korda komsat

Yang terpenting dari tarian kuda lumping adalah, para penari bisa menyampaikan inti pesan yang tersirat pada setiap gerakan tarian. Seperti yang kita tahu, tarian kuda lumping bukanlah tarian penghibur biasa, melainkan sebuah ritual tradisional yang berbau mistis. Oleh karena itu, GATOT bekerja sama dengan teman-teman di komunitas APUIna untuk menyajikan tarian kuda lumping dipadukan dengan drama, sehingga pesan yang riil dapat tersampaikan kepada para penonton internasional. Tidak seperti tari saman atau tari bali yang sangat populer di kalangan warga mancanegara, popularitas tari kuda lumping di mata orang asing masih terbilang rendah. Hampir semua Diaspora Indonesia di seluruh dunia pernah menampilkan tarian saman atau tari bali di negara tempat tinggalnya, namun sangatlah sedikit yang pernah menonton atau menampilkan tarian kuda lumping, salah satu alasannya mungkin karena sejak dahulu masih sedikit yang membawa tarian ini ke luar negeri, sehingga tidak ada tenaga pengajar yang bisa melanjutkan dan mengajarkan tarian ini kepada generasi diaspora mendatang.

Buletin Interaksi Mar 2015

25


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

kabar korda komsat

Di APU sendiri, tahun ini adalah tahun ketiga di mana kuda lumping akan menjadi salah satu tarian utama pada acara Indonesian Week. Sebelumnya, kata-kata kuda lumping pun nyaris tak terdengar. Di kalangan warga negara Indonesia di Jepang pun, penampilan tarian kuda lumping hampir tidak pernah terlihat. Bagaimana tidak, ketika kami menanyakan kesediaan kostum tari kuda lumping kepada KBRI dan KJRI di Jepang, tiada satupun yang memiliki. Anggota GATOT sangat optimis dalam memperkenalkan salah satu budaya Indonesia yang masih relatif kurang populer di mata orang asing ini. Mudah-mudahan, tarian maskulin ini bisa lebih populer di masa yang akan datang. GATOT juga mengajak para Diaspora Indonesia di Jepang dan negara-negara lain untuk melestarikan tarian kuda lumping di negara tempat tinggalnya. Agar tidak hanya tari saman atau tari bali yang bisa mewakili tarian Indonesia di luar negeri, para kaum adam juga dapat membawakan tari kuda lumping untuk menambah daftar tarian nusantara yang sangat diminati oleh warga mancanegara.

Anindya Pradipta Nugroho Buletin Interaksi Mar 2015

26


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

The one that

Unites Us

Buletin Interaksi Mar 2015

27


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

serba-serbi

Belajar Bahasa Asing di Jepang Jepang sedang gencar-gencarnya mempersiapkan diri untuk era globalisasi yang sebenarnya sudah dimulai dari tahun-tahun silam. Sebagai gaijin, tentunya usaha Jepang dalam persiapan tersebut dapat berimbas positif, sebut saja perihal beasiswa dan lapangan kerja di instansi-instansi Jepang. Lowongan beasiswa yang ditawarkan baik dari pemerintah maupun perusahaan Jepang bahkan dari organisasi mandiri spesialis beasiswa untuk mahasiswa asing di Jepang semakin banyak dan bervariasi, mulai dari yang diperuntukkan bagi jenjang universitas, program exchange student, dan sebagainya. Tidak sedikit juga program-program pemerintah Jepang yang dibuka untuk memperlebar pintu globalisasi Jepang, seperti Global 30 dan Super Global Universities. Lowongan bekerja di Jepang pun tak kalah banyaknya, mulai bermunculan job fair yang membidik orang asing yang capable untuk kerja di perusahaan Jepang. Tidak sedikit juga lowongan pariwisata Jepang yang mempekerjakan orang asing sebagai guide berbahasa Inggris agar pengunjung mancanegara dapat menikmati Jepang dalam bahasa Inggris, mengingat tidak semua turis dapat berbahasa Jepang dengan baik. Tidak hanya itu, toleransi terhadap budaya dan kegiatan beragama orang asing juga meningkat, contohnya untuk umat Muslim, sekarang lebih mudah menemukan tempat beribadah dan makanan halal walaupun jangkauannya masih sebatas kota-kota besar. Begitu banyaknya usaha Jepang menarik orang asing untuk lebih mengenal Jepang, bagaimana dengan persiapan warga Jepang untuk lebih mendunia? Salah satu usaha yang paling mendasar dari orang Jepang untuk lebih mengglobal adalah mempelajari Bahasa Inggris yang merupakan bahasa Internasional. Mulai dari mengikuti kelas Bahasa Inggris yang disediakan institusi pendidikan formal sampai mengikuti bimbingan belajar Bahasa Inggris non-formal. Ketika saya pertama kali sampai di Jepang untuk melanjutkan pendidikan S1, saya tidak bisa sama sekali Bahasa Jepang dan karena kegiatan belajar-mengajar disini memakai Bahasa Inggris, tidak ada tuntutan untuk menguasai Bahasa Jepang. Namun untuk kegiatan sehari-hari dan bersosialisasi dengan orang Jepang, saya “terpaksa� untuk bisa berbahasa Jepang. Mengetahui kebutuhan mendasar akan berbahasa Jepang, universitas saya mengadakan kelas Nihongo untuk mahasiswanya.

Buletin Interaksi Mar 2015

28 28


PPIJ, PPIJ, sinergi sinergi Untuk Untuk Indonesia! Indonesia!

serba-serbi

Suatu hari dalam kelas Nihongo saya, sensei mengadakan joint class dengan kelas Eigo yang diambil mahasiswa Jepang. Aktivitas tersebut terdiri dari dua sesi, yang pertama adalah percakapan dalam Bahasa Jepang yang diinisiasi dengan pertanyaan dari kelas Nihongo dan sesi kedua adalah sesi percakapan dalam Bahasa Inggris yang dinisiasi dengan pertanyaan dari kelss Eigo. Satu orang dari kelas Nihongo dipasangkan dengan satu orang dari kelas Eigo. Walaupun kegiatan berjalan menyenangkan, namun tetap saja seperti ada yang mengganjal. Terasa kesulitan yang nyata ketika mahasiswa kelas Eigo menyampaikan pertanyaannya walaupun pertanyaannya sebenarnya mudah. Kesulitan juga terasa ketika menuliskan jawaban dialog. Padahal warga Jepang belajar Bahasa Inggris dari shougakusei atau chuugakusei, namun tetap saja untuk mahasiswa yang sepatutnya sudah menjalani pelajaran Bahasa Inggris bertahun-tahun, kesulitan untuk hal-hal dasar ini dinilai tidak pantas lagi. Terlebih sensei kelas Eigo tersebut adalah native speaker. Entah mungkin karena orang Jepang mempunyai sifat pemalu dan cenderung tertutup atau memang metode penyampaian pelajaran Bahasa Inggris yang tidak mengedepankan penggunaan, orang Jepang atau setidaknya mahasiswa di universitas saya masih kurang sadar akan pentingnya berbahasa Inggris secara praktik. Keluhan demi keluhan perihal tersebut tidak sedikit mengalir dari sesama gaijin di Jepang dan dengan keterbatasan ini sudah bulat benarnya bahwa tidak bisa hanya mengandalkan Bahasa Inggris. Saya yakin, mengenai teori dan grammar, orang Jepang sangat mahir. Ketika mereka stuck dengan bahasa tubuh untuk berkomunikasi, cara selanjutnya adalah menuliskannya dalam secarik kertas. Untuk mencoba mendalami pembelajaran Bahasa Inggris di Jepang, saya melakukan part-time job di sebuah bimbingan belajar Bahasa Inggris yang mempunyai reputasi cukup bagus. Disana, saya hanya mendengarkan para murid membaca teks sesuai dengan levelnya dan menghitung seberapa cepat mereka dapat membacanya. Sebelumnya, murid mengerjakan soal yang terdapat dalam teks tersebut, lalu mendengarkan rekaman oleh English native speakers dan melatihnya sendiri. Selama mendengarkan murid, tidak jarang murid berhenti karena lupa pronunciation-nya atau saya mendapati kesalahan mendasar dalam pengucapan mereka. Kesalahan tersebut menjadi tanggung jawab saya untuk membenarkan dan sering karena pembenaran tersebut waktu membaca menjadi sangat longgar dan pada akhirnya murid menampakkan perasaan kurang puas dengan durasi pembacaan. Walaupun begitu, tidak sedikit murid yang dapat dengan baik membaca teks dan sudah mencapai level tinggi sekitar SMA walaupun ia masih SD. Keterampilan membaca dan menjawab soal Bahasa Inggris tidak menjamin akan kemahiran berbicara dalam Bahasa Inggris.

Buletin Interaksi Mar 2015

29 29


PPIJ, PPIJ, sinergi sinergi Untuk Untuk Indonesia! Indonesia!

serba-serbi

Sebelum atau sesudah membacakan teks, saya biasa memberikan 2-3 pertanyaan dasar yang sudah mereka pelajari, namun sebagian besar dari murid tetap tidak bisa menjawabnya dan akhirnya pertanyaan harus diterjemahkan ke Bahasa Jepang dan jawabannya saya terjemahkan ke Bahasa Inggris untuk mereka gunakan di kemudian hari. Memang bukan hal yang mudah untuk beradaptasi dengan Bahasa yang asing apalagi jarang digunakan, lalu bagaimana orang Jepang mempelajari bahasa lain selain Bahasa Inggris? Untuk mengetahuinya, saya melakukan “eksperimen� pribadi yang mungkin dapat pembaca terapkan. Di universitas saya, mahasiswa tahun pertama sebagian besar mengambil satu mata pelajaran bahasa asing yang menggunakan bahasa pengantar yaitu Bahasa Jepang. Pilihan bahasa asing pun bermacam-macam diantaranya bahasa Prancis, bahasa Jerman, bahasa Korea, bahasa Spanyol, bahasa Cina dan lain-lain. Mahasiswa bebas memilih kelas mana yang mereka inginkan. Walaupun sebenarnya saya tidak harus mengambil kelas bahasa asing, saya tertarik dan mengambil kelas Prancis dikarenakan mempunyai pengalaman dalam belajar bahasa Prancis. Tidak hanya datang dan belajar saya pun mencoba untuk mengambil kredit kelas tersebut; saya harus menghadapi segala tes dan kewajiban untuk aktif berpartisipasi. Strategi ini saya ambil selain untuk mengetahui bagaimana orang Jepang mempelajari bahasa yang sebelumnya tidak ia kenal, namun juga untuk belajar bahasa Jepang, semacam reversal process dengan asumsi saya karena mahasiswanya baru mulai belajar, maka bahasa Jepang yang digunakan juga masih bisa saya mengerti. Enam bulan belajar dalam kelas tersebut, yang merupakan kelas kecil sekitar 5 orang Jepang dan 2 orang Cina diajar oleh sensei orang Jepang, merupakan pengalaman yang berharga, walaupun agak membosankan. Kelas ini diadakan 2 kali seminggu, satu kali untuk kelas grammar dan satu kali untuk kelas conversation. Untuk kelas grammar, kelas begitu terasa cepat dan progresnya juga sangat cepat, lebih cepat daripada kelas bahasa asing di Indonesia. Enam bulan untuk 20 bab dan setiap 5 bab dilaksanakan matome tesuto untuk mengetahui pemahaman murid dan kemudian dibahas bersama-sama, tes pun dikoreksi oleh murid sendiri yang dituntut untuk membawa pena merah. Sensei juga memberikan banyak latihan grammar untuk meningkatkan pemahaman dalam variasi soal. Soal yang keluar di tes grammar juga merupakan soal-soal yang sudah dikerjakan di latihan. Hal ini menurut saya ada bagus dan ada jeleknya.

Buletin Interaksi Mar 2015

30 30


PPIJ, PPIJ, sinergi sinergi Untuk Untuk Indonesia! Indonesia!

serba-serbi

Bagusnya adalah murid bisa memprediksi soal dan mengerjakan dengan pengetahuan yang mereka sudah ketahui, tidak ada unsur tidak adil “tidak-bisa-karena-tidak-tahu�, karena yang diajarkan sensei adalah yang keluar di tes. Jeleknya adalah murid akan cenderung menghapal soal, namun kejelekkan ini tampaknya berhasil diminimalisir dengan pengeluaran soal yang serupa namun tak sama. Bahasa Jepang yang digunakan dalam bahasa pengantar, di luar dugaan, sangat jauh dari bahasa yang digunakan untuk belajar bahasa Jepang. Dalam pengajaran, tipe grammar bahasa Prancis direferensikan semuanya dalam bahasa Jepang dan tidak jarang pengetahuan tentang tipe tersebut sangat krusial dalam menjawab pertanyaan, sehingga untuk dapat mengikuti pelajaran dengan baik banyak technical terms bahasa Jepang dalam pengajaran bahasa yang harus diketahui. Sedikit mengecewakan di kelas conversation, saya hanya mendapatkan pelajaran dimana sensei menyuruh kita membuka buku, mendengarkan rekaman dialog yang ada di buku dan membacanya bersama-sama. Setiap kalimat, sensei akan bertanya pada kelas arti dialog tersebut secara giliran. Level dialog pun berbeda jauh dengan yang ada di kelas grammar, jauh lebih advanced. Cara baca juga tidak diajarkan secara menyeluruh sehingga tidak jarang di akhir kelas mahasiswa hanya bisa membaca dan menulis. Latihan percakapan tersendat-sendat dan sangat sedikit, tidak ada unsur kreativitas sama sekali karena murid tidak diberikan kesempatan mengeksplor atau membuat sendiri percakapan dalam bahasa tersebut. Soal untuk kelas conversation hanya dua kali yaitu mid-term test dan final test. Tipe soal yang sama disajikan dalam dua tes tersebut yaitu dialog yang ada di buku, sama persis, dihapus beberapa kalimat dan murid harus mengisi kekosongan tersebut. Selain itu banyak juga soal terjemahkan ke bahasa Jepang atau sebaliknya. Lalu, beberapa soal dari latihan di buku dan dari sekian banyak hanya maksimal dua pertanyaan sehari-hari. Keterampilan berbicara dan penerapan bahasa tidak sama sekali dinilai di kelas percakapan. Dengan mengetahui keadaan seperti ini, saya ragu akan keberhasilan penerapan kelas bahasa asing seperti ini. Walaupun begitu grammar-oriented, setidaknya masih ada hal yang positif bisa diambil dari kelas ini. Kedua sensei pengajar di kelas ini menunjukkan level of interest yang tinggi dalam hal yang beliau ajarkan maupun hal mengenai budaya dalam bahasa. Dengan menunjukkan semangat seperti ini menurut saya, akan jadi lebih mudah menarik murid untuk memahami pelajaran dan mengaplikasinya. Bahkan apabila murid mempunyai level of interest yang sama, akan menjadi motivasi tersendiri untuk menggali lebih dalam.

Buletin Interaksi Mar 2015

31 31


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia! PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

serba-serbi

Belajar bahasa asing di Jepang memang penuh “kejutan� dan secara tidak langsung keberadaan gaijin di Jepang mempengaruhi kegiatan belajar bahasa asing yang berujung kepada persiapan globalisasi di Jepang. Sebagai agen perubahan, mari kita tanamkan bahwa Indonesia juga negara yang dapat berlaku sebagai katalis untuk kehidupan global yang lebih baik dan saling mendukung.

Kinanti Hantiyana Aliyah Buletin Interaksi Mar 2015

32 32


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia! PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

serba-serbi

Sumber: http://www.uni.international.mext.go.jp/ http://www.mext.go.jp/b_menu/houdou/26/09/__icsFiles/afieldfile/2014/10/07/1352218_02.pdf

Buletin Interaksi Mar 2015

33 33


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

Yuki

Good Bye

Buletin Interaksi Mar 2015

34


serba-serbi

PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

Yuki Matsuri Hokkaido adalah prefektur yang terletak di penghujung utara negeri sakura. Ibukotanya adalah Sapporo. Keistimewaan dari prefektur ini adalah saljunya. Berbeda dengan prefektur lain, musim dingin di Hokkaido memiliki durasi yang lebih panjang dan temperature yang juga sangat ekstrim, bisa mencapai – 20 °C. Suhu maksimumnya pun hanya mencapai – 3 °C pada puncak musim dingin.

Pada saat musim dingin, Festival salju merupakan festival terbesar yang disajikan di prefektur ini. Dalam bahasa Jepang, festival salju disebut Yuki Matsuri. Yuki Matsuri merupakan festival rutin tahunan yang diselenggarakan selama 1 minggu. Setiap tahun festival ini menarik kurang lebih 2 juta wisatawan dari seluruh Jepang bahkan luar negeri, mencari penginapan adalah hal yang sangat sulit pada periode pelaksanaan Yuki Matsuri, Stasiun Sapporo pun sampai membuka penitipan koper khusus. Pelaksanaan Yuki Matsuri 2015 kali ini bertempat di 3 tempat sekaligus, Taman Oodori, Suzukino, dan Tsudome Sakaemachi. Di Suzukino patung es dengan desain yang rumit dipajang disepanjang ruas jalan yang ditutup khusus untuk acara ini. Di Tsudomu, berbagai wahana permainan dibuat dengan salju; seluncuran salju setinggi 10 meter, flying fox, Snowcycling, dan Snowboat yang ditarik oleh snowmobile. Sedangkan Taman Oodori merupakan venue utamanya. Disini semua patung dibuat dari bahan salju. Eksibisinya dibagi menjadi 3 bagian. Eksibisi utama, perlombaan pahat salju antar negara, dan perlombaan pahat salju bebas amatir. Eksibisi utama merupakan yang terbesar, berukuran mencapai kurang lebih 30 x 30 m dengan tinggi 15 m. Eksibisi ini dibuat oleh delegasi dari perusahaan/organisasi besar seperti perusahaan televisi lokal hokkaido ataupun organisasi pemerintah. Pada tahun ini terdapat 5 eksibisi utama; Star Wars, Alice in Wonderland, Manila Cathedral, Pintu utama Grand Shrine Kasuga, dan Keluarga Sasae-san (anime).

Buletin Interaksi Mar 2015

35


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

serba-serbi

Pada eksibisi utama ini bukan hanya ukuran yang menjadi keistimewaannya, namun setelah matahari terbenam, patung-patung ini akan menjadi layar 3D untuk pertunjukan lampu maupun video yang menceritakan objek patung tersebut. Sedangkan pada eksibisi yang dilombakan secara profesional, ukuran patung yang dibuat memiliki ukuran lebih kecil. Para delegasi antar negara beri sebuah blok salju dengan ukuran 3 x 3 m. Eksibisi ini dikelompokkan menjadi satu pada salah satu ujung Taman Oodori, untuk kemudahan penilaian. Opening ceremony perlombaan ini diadakan tanggal 4 Februari 2015, sekaligus dimulainya proses pemahatan oleh masing-masing tim, waktu pembuatan dilaksakan selama 3 x 24 jam, hingga tanggal 7 februari. Penilaian dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 8 Februari.Pada tahun ini perwakilan dari 12 negara mengikuti perlombaan ini; Australia, Sister cities Daejeon (Korea), Finland, Hawaii, Italy, Malaysia, New zealand, Poland, Sister cities Portland (USA), Singapore, Thailand, dan tentu saja yang paling penting Indonesia. Pada tahun ini PPI Hokkaido berkesempatan mendampingi Perwakilan Honorary Consulate Indonesia dari Kita Gas untuk memberi semangat delegasi dari Indonesia. Bapak I Nyoman Sungada, Bapak Giri Subagio, and Bapak Sapto Hudoyo merupakan Pemahat Makanan yang berada dibawah Culinary Artist Association (CAA). Bidang mereka tidak hanya terbatas pada salju atau pun es, tetapi juga mencakup buah, coklat, bahkan butter. Ada banyak perlombaan tingkat internacional yang biasa mereka ikuti, Yuki Matsuri hanya salah satu agenda tahunan mereka. Meskipun perlombaan ini merupakan ajang bertaraf internacional, ternyata kesulitannya bukan sekedar perlombaan itu sendiri tetapi juga konsistensi partisipasi setiap negara. Panitia penyelenggara Snow Festival tidak sembarangan menerima peserta perwakilan sebuah negara, Negara yang mendaftar untuk berpartisipasi harus memastikan mereka mampu mengirimkan perwakilannya setiap tahun, jika tidak negara tersebut akan didiskualifikasi keikutsertaannya ditahun berikutnya. Hal ini juga menimpa delegasi Indonesia pada tahun lalu, dikarenakan permasalahan pendanaan, Indonesia tidak mampu mengirimkan delegasinya tahun lalu. Sampai saat ini, pendanaan memang dilakukan secara mandiri dengan bantuan para sponsor, bisa dikatakan bidang ini belum tersentuh perhatian dari pemerintah Indonesia. Dengan ketidakikutsertaannya tahun lalu, sesuai peraturan penyelenggara, semestinya delegasi Indonesia tidak diperbolehkan berkompetisi tahun ini, namun dengan bantuan beberapa relasi dari pihak Jepang, tahun ini Indonesia bisa ikut berkompetisi.

Buletin Interaksi Mar 2015

36


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

serba-serbi

Pada tahun ini Bapak Nyoman dan kawan-kawan membawa tema nyanyian alam. Mereka mempresentasikan dengan 4 ekor katak yang bermain gamelan. Terinspirasi dari nyanyian katak dikala hujan, Bapak Nyoman ingin menampilkan bukan sekedar sisi budaya saja, tetapi juga unsur lucu dan menggemaskan. Namun sayang, tahun ini Indonesia belum menjadi juara. Thailand dikukuhkan sebagai juara tahun ini, dengan Finlandia sebagai runner up, diikuti oleh Korea, Polandia, dan Italia di tempat ke 3,4, dan 5. Musim dingin kali ini cukup berat untuk acara Yuki Matsuri. Tidak seperti Sapporo biasanya, musim dingin kali ini bisa dibilang cukup hangat. Suhu terendah tahun ini hanya mencapai – 10 °C, rerata suhu pun masih diatas 0 °C. Kondisi ini memang relatif lebih nyaman untuk dijalani, tetapi jelas bukan kondisi yang ideal untuk eksibisi outdoor patung salju. Beberapa patung es di Suzukino harus dihancurkan sebelum acara selesai, dikarenakan bentuknya sudah dianggap tidal layak lagi. Pada saat itu suhu mencapai 4 °C pada malam hari. Kondisi yang cukup tidak bersahabat ini juga berdampak pada patung salju buatan delegasi Indonesia. Terjadi kerusakan pada bagian kendang gamelannya, bagian ini rubuh karena naiknya temperature mengurangi kekuatan struktur patung saljunya. Sangat disayangkan, ketika kondisi yang relatif lebih nyaman membuat orang mampu lebih lama menikmati Yuki Matsuri merupakan kondisi yang sangat tidak ideal untuk Yuki Matsuri itu sendiri.

Fadhila Sanaz Arumdhati Buletin Interaksi Mar 2015

37


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

Haru Welcome

Buletin Interaksi Mar 2015

38


PPIJ, PPIJ, sinergi sinergi Untuk Untuk Indonesia! Indonesia!

serba-serbi

Selamat Datang Haru!

(*haru: musim semi)

Musim semi telah tiba! Hooray! Saatnya menggantung down jacket dan mengucapkan selamat tinggal pada hari-hari bersuhu 1 digit. Hari-hari dengan pemanas ruangan –yang selalu berakhir tragis dengan datangnya tagihan listrik yang membludak di akhir bulan– akan segera berakhir. Selamat tinggal, Fuyu (musim dingin)! Dan‌ selamat datang, Haru!

Seperti apakah musim semi di Jepang? Suasana musim semi di Jepang tergambar dengan apik dalam manga dan anime bergenre ‘slice of life’. Fan anime tentu tidak asing dengan adegan si pemeran utama yang memasuki sekolah baru di mana pohon-pohon sakura berjejer di sepanjang jalan. Ya, seperti itulah kira-kira gambaran musim semi di Jepang. Berbeda dengan Indonesia yang memulai tahun ajaran pada bulan Juli, tahun ajaran baru di Jepang dimulai pada bulan April. Pada minggu pertama bulan April, sekolah-sekolah di Jepang, mulai dari sekolah dasar sampai universitas, akan menyelenggarakan upacara penerimaan siswa baru. Pada saat yang sama, sakura, bunga yang hanya mekar selama 10 hari dalam setahun, akan mekar. Begitulah, kenapa adegan hari pertama sekolah si pemeran utama dalam anime selalu berlatar belakang pink. Pada musim semi, bukan hanya suhu yang menghangat dan kuncup-kuncup bunga sakura yang mulai bermekaran yang bisa kita nikmati, pemandangan kota yang berubah pun menarik untuk dilihat. Orang-orang mulai menanggalkan baju musim dinginnya yang berwarna kelam dan menggantinya dengan baju musim semi yang lebih berwarna. Tokotoko mulai memajang fashion musim semi mereka. Spring 2015, begitu katanya. Membaca papan iklan itu, muncul kesan kalau ada hal

Mar 2015 Buletin Interaksi Mar2015

39


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

serba-serbi

berbeda yang ditawarkan di musim semi tahun ini. Tapi, bagi orang awam yang tidak mengerti fashion seperti saya, setelah melewati empat musim semi di sini, rasanya tidak ada yang berubah: baju-baju berwarna pastel yang sama, corak bunga yang sama. Baju-baju yang terpajang di sana tidak satu pun yang berakhir di lemari saya. Maklum, sebagian besar baju saya sekarang didapat dari sale besar-besaran yang berlangsung setiap bulan Juli dan Januari, jadi isi lemari kebanyakan baju musim panas dan musim dingin. Berbicara tentang sale, menurut kamu, benda apa yang sedang di-sale besar-besaran di bulan Maret ini? Jangan heran! Jawabannya adalah jas. Kenapa? Hal ini berhubungan dengan proses penerimaan karyawan baru di Jepang. Berbeda dengan di Indonesia, proses job hunting (shuukatsu) di Jepang dimulai satu tahun sebelum lulus universitas. Perbedaan inilah yang membuat orang tua saya bingung ketika saya menjelaskan bahwa sekarang saya sedang mencari pekerjaan di Jepang. “Lho, bukannya kamu lulus tahun depan, ya?’’ Di tahun-tahun sebelumnya, shuukatsu dimulai lebih awal, yaitu dari bulan Desember. Sejak tahun ini, jadwal shuukatsu diundur dan dimulai dari bulan Maret. Dalam shuukatsu, mahasiswa membutuhkan jas untuk dipakai saat menghadiri seminar dan wawancara. Begitulah, kenapa banyak sale dan paket khusus pelajar yang ditawarkan toko-toko penjual jas di bulan Maret. Selain toko pakaian, toko-toko lain pun mulai menawarkan barang-barang bertema haru. Misalnya, toko taiyaki (jajanan kue berbentuk ikan) kesukaan saya mulai menjajakan menu baru bertema sakura. Taiyaki biasanya berisi kacang merah dan cream. Tapi, saat ini mulai bermunculan rasa baru, seperti coklat dan ubi. Lalu, apakah ini artinya menu baru musim semi ini rasa sakura? Tidak. Saya yakin sekali yang saya makan itu masih kacang merah, well, yang berwarna pink. Bukan hanya jajanan tradisional seperti taiyaki, cemilan seperti keripik dan coklat bertema sakura pun mulai bermunculan di bulan Maret. Seperti apa rasanya? Hmm, rasanya seperti coklat tapi berwarna pink. Berbicara tentang jajanan ‘rasa sakura’ mengingatkan saya untuk memetik beberapa bunga sakura untuk dicicipi saat acara hanami bulan depan. Berbicara soal hanami (piknik di bawah pohon sakura), bagi yang ingin melihat sakura tahun ini, jangan lupa mencari tahu kapan bunga sakura mekar di tempat yang akan kamu kunjungi. Waktu mekar bunga sakura berbeda setiap tahunnya dan tergantung pada daerah tumbuhnya. Jangan sampai melewatkan keindahan sakura yang hanya bisa dinikmati sebentar saja dalam setahun! Selamat ber-hanami dan semoga sukses menyambut satu tahun baru ke depan!

Buletin Interaksi Mar 2015

4040


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

serba-serbi

P.S. Jadwal mekar bunga sakura bisa dilihat di http://www.jnto.go.jp/sakura/eng/

Anna Dwi Handayani Buletin Interaksi Mar 2015

4141


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

The World and

US

Buletin Interaksi Mar 2015

42


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

serba-serbi

Pentingkah Pengetahuan Mengenai ASEAN Community? Sekilas pandang ASEAN Community Belakangan ini banyak kita dengar dan lihat kampanye tentang ASEAN Community. Tidak hanya di negara-negara ASEAN seperti Indonesia, Thailand, Vietnam, Singapura, Malaysia, dan sebagainya, sebagai mahasiswa yang belajar di Jepang, aku juga sering mendengar kegiatan ASEAN Community. Ditambah lagi gencarnya berita dan laman yang membahas ASEAN di jejaring sosial. Belakangan ini aku menjadi semakin penasaran dengan hal-hal yang terjadi di ASEAN, terutama perkembangan ASEAN Community itu sendiri. Sebenarnya apa sih ASEAN Community itu? Sampai saat ini, pastinya sudah banyak yang mendengar kabar-kabar mengenai pembukaan ASEAN Community pada akhir 2015. ASEAN Community sebenarnya terdiri dari beberapa bagian, yaitu ASEAN Political-Security Community (APSC), ASEAN Economic Community (AEC), dan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC) (asean.org, 2014). Tujuan ASEAN Community itu sendiri adalah untuk mengkolaborasikan potensi-potensi yang dimiliki oleh negara anggotanya untuk saling memenuhi kebutuhan. Sebagai contoh, Brunei dan Singapura adalah produsen minyak terbesar di antara negara-negara ASEAN. Dalam hal ini, Brunei dan Singapura bisa memproduksi minyak dan menjualnya kepada negara-negara ASEAN. Jadi, negara-negara ASEAN tidak harus membeli minyak dari luar ASEAN lagi karena produksi minyak di Brunei dan Singapura bisa memenuhi kebutuhan minyak untuk negara-negara ASEAN. Begitu juga dengan Indonesia dan Thailand yang memiliki lahan luas untuk bercocok tanam kebutuhan pokok seperti beras. Beras hasil produksi Indonesia dan Thailand bisa dijual kepada negara-negara ASEAN. Hasil dari penjualan tersebut dapat digunakan untuk pembangunan negara masing-masing. Tidak hanya jual-beli alias sektor ekonomi saja yang diusung oleh ASEAN Community, sektor politik dan keamanan juga turut serta dibuka untuk membantu negara-negara ASEAN dalam menghadapi masalah politik dan keamanan demi ketentraman kerjasama antar negara ASEAN.

Buletin Interaksi Mar 2015

4343


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

serba-serbi

Selain itu, pada sektor sosial dan budaya, ASEAN Community juga berperan dalam menyebarluaskan pengetahuan warisan budaya masing-masing negara agar masyarakat ASEAN dapat saling menghormati budaya negara-negara di Asia Tenggara dan dapat terus melestarikan budaya masing-masing negaranya. ASEAN Community di mata pelajar Indonesia di Jepang Sebagai pelajar Indonesia yang sedang menuntut ilmu di negeri matahari terbit, kami belajar di kampus yang memiliki pelajar yang berasal dari 80 negara atau lebih. Setiap harinya aku menemukan keunikan baru dari perbedaan budaya yang kami alami. Aku sering membanding-bandingkan budaya Indonesia dengan budaya Jepang, dan negara lainnya. Uniknya, karena rasa penasaran dan terus membandingkan budaya negara temantemanku, aku menemukan bahwa negara-negara di Asia Tenggara ternyata tak hanya memiliki kesamaan sebagai anggota ASEAN dan lokasi negara yang berdekatan, budaya kami pun mirip. Bila ditelusuri lebih dalam, saat aku bertanya kepada teman dari Thailand, Malaysia, Brunei, Myanmar, dan lainnya, sejarah yang mereka pelajari di sekolah mengenai awal berdirinya negara-negara di Asia Tenggara dan cerita mengenai kerajaan-kerajaan yang ada di Asia Tenggara, mereka mempelajari hal yang sama dengan kita pelajar Indonesia. Kebetulan saat ini aku mendalami ilmu manajemen internasional. Aku belajar mengenai perkembangan ekonomi dunia, cara-cara memberantas kemiskinan di negara berkembang, cara suatu perusahaan membangun anak perusahaannya di luar negeri, dan sebagainya. Hal itu juga berhubungan dengan budaya dan sejarah negara masing-masing karena manajemen selalu berhubungan dengan sosok manusia yang tingkah lakunya banyak dipengaruhi oleh kebiasaan atau budaya luhur di mana ia dibesarkan. Rasa penasaranku itu mengarah pada performa negara-negara di Asia Tenggara, apakah latar belakang sejarah yang cukup dekat menyebabkan tingkah lakunya juga memiliki banyak kemiripan. Di sinilah aku mulai menyadari bahwa, pentingnya pengetahuan mengenai ASEAN Community bagi warga Indonesia, terutama para pelajar yang masih duduk di bangku sekolah. Dibukanya ASEAN Community bisa menjadi suatu peluang bagi Indonesia untuk menjadi lebih maju atau juga bisa malah menjadi bumerang kalau kualitas sumber daya manusia kita belum mampu berkompetisi. Dengan menanamkan pengetahuan mendalam mengenai ASEAN Community kepada para pelajar di Indonesia, mereka bisa mempelajari peluang-peluang baru yang bisa dilakukan demi kemajuan negara. Aku yakin para pemuda Indonesia bisa semakin cermat dan kreatif dalam membangun bangsa.

Buletin Interaksi Mar 2015

4444


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

serba-serbi

Aku melihat bahwa teman-teman dari negara tetangga seperti Singapu-ra, Malaysia, Thailand, dan Vietnam mempunyai pola pikir yang cukup kreatif dalam menyelesaikan suatu masalah. Mereka bisa melihat ban-yak peluang dari sudut pandang berbeda karena saat mereka masih menduduki bangku sekolah, mereka banyak belajar mengenai ke-budayaan negara lain yang memiliki banyak perbedaan. Suatu kreatifitas akan muncul apabila kita mempelajari berbagai perbedaan dan sudut pan-dang, sehingga akan memberi inspirasi untuk bisa melontarkan suatu ide yang benar-benar baru. Hal tersebutlah yang membawa mereka menjadi sosok yang kompetitif dan unik, dan membawa diri mereka menjadi sosok yang ‘maju.’ Ini telah dibuktikan oleh Thailand, salah sa-tu negara yang mempelopori OVOP (One Village One Product), dan saat ini sedang dikem-bangkan di Indonesia untuk mendukung pemasaran produk-produk lokal. Jadi, tunggu apalagi Indonesia? Jangan sampai terlambat untuk menyematkan penge-tahuan mengenai ASEAN Community di kegiatan belajar mengajar di Indonesia. Peluang yang terbuka lebar di depan mata bisa menjadi bumerang hanya karena kurangnya penge-tahuan kita terhadap kondisi di lapangan.

Anindya Pradipta Nugroho Buletin Interaksi Mar 2015

4545


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

Buletin Interaksi Mar 2015 Feb 2015

sponsor

46


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia!

see you on the next issue!

Buletin Interaksi Mar 2015

47


PPIJ, sinergi Untuk Indonesia! PPIJ, Kita Untuk Indonesia!

sponsor

Buletin Interaksi ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak sponsor yang telah mendukung

Buletin Interaksi Mar 2015

48


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.