Menguncir anjing PUNYA anjing lucu berambut panjang? Bantu dia untuk menyibakkan bulunya yang kelewat panjang dan mengganggu matanya. Caranya, coba dikuncir saja. Selain bebas gangguan, akan membuatnya tampak lebih cute. Baca Halaman 8
Rabu 30 September 2015
PRO
Pontianak Post Business Edition
Kelezatan Usaha MENU Bebek Pasokan
Luar Daerah
Bebek Sangan
D
i Pontianak, terdapat beberapa rumah makan yang menjadikan olahan bebek sebagai menu andalan. Diantaranya RM Bebek & Ayam Goreng Pak Ndut, Bebek Goreng H. Slamet, juga Bebek Bejo yang cukup diminati. Sejak tahun 2010 menyediakan menu andalan dari olahan bebek, kini RM Bebek & Ayam Goreng Pak Ndut di Jalan Sultan Abdurahman memiliki pelanggan setia yang kerap berkunjung untuk memanjakan lidahnya. Bisnis ini cukup menjanjikan, terlebih omzet yang didapat lebih dari 200 juta setiap bulannya. Manager di Pak Ndut, M. Farid Riza (40 th) mengungkapkan dalam satu hari bebek yang digunakan mencapai lebih dari 50 ekor hari biasa. Akan semakin banyak mendekati hari libur. “Satu hari omzetnya jika sepi Rp 7 - 8 juta. Kalau ramai tembus Rp 13 – 18 juta,” tambahnya. Usaha ini sendiri memang membeli franchise seharga Rp 125 juta. Bebek didatangkan langsung dari Solo. Salah satu alasannya, selain ukuran lebih besar, pasokan bebek lokal belum bisa memenuhi kebutuhan. “Peternak bebek disini khan masih langka, meski begitu kami tetap menerima pemasok bebek lokal, hanya saja khan tidak bisa bergantung sepenuhnya dari bebek sini
Andalkan
Lokal
BAGI sebagian orang, menu bebek belum terlalu familiar di lidah. Namun bagi sebagian lainnya, olahan bebek justru menjadi favorit. Tak heranlah bila dari hari ke hari, menu bebek mulai tersaji di sejumlah tempat penjual makanan, mulai dari pedagang kaki lima hingga hotel berbintang. Dan olahanbebek pun menjadi peluang bisnis yang bisa meraup keuntungan lumayan.
Bebek Goreng
Oleh : Marsita Riandini
saja,” ucapnya. Meskipun mengandalkan bebek dari Solo, diselingi bebek lokal tak membuat pelanggan kecewa. Terpenting bagaimana menjaga kualitas, baik dari segi rasa maupun pelayanan kepada pelanggan. Hanya saja kalau bebek yang didatangkan dari Jawa lebih besar ukurannya di banding bebek lokal. “Terpenting itu jaga kualitas rasa dan kebersihan tempat. Seenak apapun makanannya bisa tak nyaman kalau tempatnya tidak bersih. Selain itu juga memberikan aneka menu olahan bebek,” ulasnya. Tak hanya dagingnya saja yang bisa mendatangkan keuntungan, kepala, leher dan kaki bebek pun bisa diolah untuk mendapatkan penghasilan tambahan. “Kaki, kepala, dan lehernya itu kita olah menjadi sup goreng dan itu cukup diminati,” ungkap dia. Kondisi ekonomi yang tak stabil dan cuaca kurang bersahabat juga berpengaruh pada pendapatan. Meskipun tak begitu signifikan. “Berpengaruh juga, terutama pasokan bebek, karena transportasi yang terganggu,” pungkasnya. * *
B
ERBEDA dengan olahan bebek ala Pak Ndut, di Bebek Goreng H. Slamet yang beralamat di Jalan Sutan Syarif Abdurahman Pontianak ini lebih memilih menggunakan bebek lokal untuk memanjakan lidah para pengunjung. Jika dihitung, rata-rata omzetnya bisa mencapai lebih dari Rp 200 juta perbulan. Tak hanya di tempat saja, pengunjung juga bisa memesan dalam jumlah banyak dengan jasa kiriman. “Kenapa pilih bebek, sebab penjual olahan bebek disini khan masih kurang. Apalagi orang Pontianak itu khan memang suka kuliner,” timpalnya. Menurut Rohman (24 tahun), Kepala Outlet bahwa penggunaan bebek lokal sejauh ini masih bisa memenuhi kebutuhannya, meskipun sempat beberapa kali kesulitan pasokan. “Kami memang ada satu pemasok utama. Jadi dia yang mengumpulkan bebek-bebek dari peternak lain. Ada beberapa lokasi tempat kami membeli, seperti di Singkawang,
Selakau, Kakap, juga ada di Siantan,” timpalnya yang mengatakan satu hari, bisa menggunakan 50 ekor bebek dengan ukuran 1,5 kilogram. Satu ekor harganya 60 ribuan. Sejak tahun 2012, kini RM. Bebek Goreng H. Slamet yang merupakan franchise dari Solo ini sudah memiliki satu cabang, letaknya di Parit Haji Husin II yang baru soft opening beberapa hari lalu. “Karena ini franchise jadi tidak sulit buat kami untuk memasarkannya, sebab orang sudah pada tahu,” beritahunya. Menyikapi persaingan, lanjut dia tidak ada yang harus dikhawatirkan. Sebab setiap tempat memiliki ciri khas tersendiri. “Kami selalu menjaga kualitas, mulai dari rasa sampai kesegaran dari bebek itu sendiri. Ke khasan dari olahan bebek disini selain gurih, tidak amis, juga dalamnya itu empuk. Selain goreng kami juga menyediakan menu bakar dan remuk untuk variasi menu saja, meskipun andalannya tetap yang goreng,” jelas dia yang menyebutkan kisaran harganya dari Rp 28.500 sampai 33.000 untuk satu porsi. ** FOTO-FOTO: MARSITA RIANDINI/ DESAIN: MUHAMAR FIRMANSYAH