Lia Mulyanawati: Mewujudkan Perlindungan Anak Melalui Inklusi Sosial

Page 208

Cerpen Topik Empu

JIRAT Oka Rusmini

Aku mencoba berkaca pada urat daun bicara pada kesuntukan warna pohon rasa yang berair kubiarkan meninggalkan benih dua puluh jari-jariku menyentuh tanah pintalan itu menyumbat setiap suara yang kumuntahkan dari pikiran “pegang nafasku!” katamu: “perempuan hanya bisa memuntahkan dagingnya”… (Sajak “Percakapan”, Patiwangi, 2003)

PEREMPUAN itu menggulung rambutnya tinggi-tinggi, tengkuknya menghitam, keringat terus mengucur deras dari seluruh pori-pori tubuhnya. Matahari tak henti-henti memancarkan duri-durinya ke tubuh perempuan itu. Tanah terus dia cangkuli, seluruh persawahan itu terlihat seperti asing baginya. Perempuan itu memejamkan matanya sambil menarik nafasnya dalam-dalam, membayangkan pancuran masa kanak-kanak yang mengalir dari sulur-sulur otaknya.Kenangan pada harum air,wangi bunga padi, dan kegirangan mengusir burung-burung. Kemana saat ini sesaji harus dipersembahkan, ketika tanah tak lagi membukakan pintunya untuk ditanami benih.

*** NI LUH PUTU CANDI, begitu ibuku memberiku nama, aku perempuan! Sejak lahir, ibuku selalu menatapku penuh dengan tatapan aneh. Aku tidak pernah paham, apa arti tatapannya. Ibuku juga jarang menyentuhku, kadangkadang dia hanya duduk di pinggir pintu dapur memandangi aku bermain.

206


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.