1 minute read

PROPERTY MINDGAMES

Ali Tranghanda C E O Indonesia Property Watch

Advertisement

PROPERTI TERKOREKSI, SALAH SIAPA?

“Investasi properti tidak terlepas dari timing dan momentum saat pembelian”

Saat ini harga properti khususnya hunian di pasar sekunder banyak yang mengalami koreksi harga. Apakah harga properti jatuh? Sebelum kita menjawab ada baiknya kita simak apa yang sebenarnya terjadi pada pergerakan harga properti. Harga properti mengalami kenaikan luar biasa pada kurun waktu 2009 sampai 2013 sampai mencapai 60 persen per tahun bahkan ada yang naik berlipat-lipat.

Sebagai contoh, saya membeli rumah seharga Rp 2,3 miliar pada tahun 2010 di salah satu perumahan. Dua tahun kemudian, dengan tipe dan lokasi yang tidak terlalu berbeda, pengembang menjualnya dengan harga Rp 3,7 miliar atau lebih kurang 30 persen per tahun. Nah, cukup tinggi bukan? Namun bila saya menjual rumah saya pada tahun tersebut ternyata di pasar sekunder harga rumah saya paling tinggi ditawar seharga Rp 3,1 miliar. Artinya perbedaan harga primer yang dijual pengembang dengan harga sekunder mencapai hampir 20 persen selisihnya. Dan inilah indikasi bahwa di lokasi tersebut harga yang ditawarkan sudah over value. Yang luar biasa dengan harga yang sudah cukup tinggi tersebut, masih ada konsumen yang membelinya dengan anggapan harga pasti akan terus naik, dimana sebenarnya mereka melupakan ada faktor siklus properti dan indikasi over value yang diabaikan.

Setelah beberapa tahun berlalu harga properti yang mereka beli saat over value tidak kunjung naik bahkan terkoreksi. Bahkan koreksi itu sangat terasa pada tahun 2020 saat kondisi pandemi seperti saat ini. Apakah harga properti menjadi jatuh? Bila kita amati lebih lanjut, ternyata harga rumah saat ini dengan penawaran ‘hanya’ Rp3,1 miliar masih mengalami kenaikan dibandingkan ketika saya membeli pertama kali pada tahun 2009. Bila sudah terlanjur membeli saat over value dengan harga terkoreksi saat ini, ada baiknya properti tersebut tidak dijual (hold) sampai melihat kondisi siklus properti ke depan dengan harapan mengurangi koreksi harga atau bahkan kenaikan lebih tinggi lagi.

Inilah pentingnya menentukan momentum pembelian pada investasi properti. Ketika harga properti terkoreksi, tentunya tidak selalu properti yang menjadi kambing hitam, namun kurang tepatnya pembeli menentukan momen pembelian yang juga harus kita perhatikan. Selamat berinvestasi properti. ●

This article is from: